• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AKSESIBILITAS TERHADAP NILAI LAHAN DAN SISTEM KEGIATAN DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH AKSESIBILITAS TERHADAP NILAI LAHAN DAN SISTEM KEGIATAN DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKSI

Aksesibilitas adalah alat untuk mengukur potensial dalam melakukan perjalanan selain untuk menghitung jumlah perjalanan itu sendiri. Ukuran ini menggabungkan sebaran geografis tata guna lahan dengan kualitas sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya.

Tingkat aksesibilitas di Kota Semarang tidak sama antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Dalam kajian per kecamatan, tingkat aksesibilitas suatu kecamatan dapat dipengaruhi beberapa hal diantaranya faktor jarak terhadap pusat kota (Central Business District/CBD), tingkat kenyamanan yang dipengaruhi topografi, dan pengaruh dari sistem transportasinya, yaitu ketersediaan sarana dan prasarana transportasi.

Tingkat aksesibilitas akan mempengaruhi nilai lahan suatu wilayah. Dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi, maka nilai lahannya akan cenderung naik. Perubahan nilai lahan ini akan merubah pola sistem kegiatannya.

Sistem kegiatan yang dipengaruhi tingkat aksesibilitas tersebut akan mempengaruhi pola pergerakan dari penduduk Kota Semarang yang jumlahnya hampir 14 juta jiwa ini. Dengan menggolongkan penduduknya menjadi 3 kelas ekonomi penduduk, yaitu kelas menengah kebawah, kelas menengah, dan menengah keatas, pola pergerakan penduduk dapat diidentifikasi dan dianalisa. Melalui home interview, identifikasi pola pergerakan penduduk ini dilakukan berdasarkan tingkat pendapatan, tujuan perjalanan utama, jarak tempuh perjalanan, jenis pekerjaan, penggunaan moda, kepemilikan kendaraan roda dua, dan kepemilikan kendaraan roda empat.

(2)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Pokok Permasalahan ... I-2 1.3. Maksud dan Tujuan ... I-3 1.4. Pembatasan Masalah ... I-4 1.5. Hipotesis ... I-4 1.6. Lokasi Studi ... I-5 1.7. Sistematika Penulisan ... I-7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Transportasi ... II-1 2.2. Sistem Transportasi-Tata

(3)

Perencanaan Transportasi ... II-8 2.5.1. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan ... II-9 2.5.2. Sebaran Pergerakan ... II-11 2.5.3. Pilihan Moda Transportasi ... II-12 2.5.4. Pilihan Rute ... II-12 2.6. Peubah Penentu Bangkitan Lalu Lintas ... II-12 2.6.1. Maksud Perjalanan ... II-13

2.6.2. Penghasilan Keluarga ... II-13 2.6.3. Pemilikan Kendaraan ... II-13 2.6.4. Guna Lahan di Tempat Asal ... II-13 2.6.5. Jarak Dari Pusat Kegiatan Kota ... II-13 2.6.6. Jauh Perjalanan ... II-14 2.6.7. Modal Perjalanan ... II-14 2.6.8. Penggunaan Perjalanan ... II-14

2.6.9. Guna Lahan di Tempat Tujuan ... II-14 2.6.10 Saat ... II-14 2.7. Jaringan Transportasi ... II-15 2.8. Nilai Lahan ... II-17 2.9. Perkembangan Kota ... II-19 2.10. Metode Analisis ... II-20 2.10.1. Metode Analisis Statistik Deskriptif ... II-20 2.10.2. Metode Analisis Statistik Inferensi ... II-20 2.11. Metode Sampel ... II-21 2.12. Metode Survei ... II-22

2.12.1. Metode Survei Wawancara

Rumah Tangga( Home Interview /HI) ... II-23 2.12.2. Metode Survei Asal-Tujuan

(Origin-Destination Survey)

(4)

viii

BAB III METODOLOGI

3.1 Pendekatan Penelitian ... III-1 3.2 Uraian Langkah-Langkah Pengerjaan Penelitian ... III-2

3.2.1. Latar Belakang Penelitian ... III-2 3.2.2. Teknik Survey ... III-2 3.2.3. Pengumpulan Data ... III-3 3.2.4. Rekapitulasi Data ... III-4 3.2.5. Analisa Data... III-4 3.2.6. Kesimpulan dan Saran ... III-5 3.3 Hasil Analisa ... III-5

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Tinjauan Umum ... IV-1 4.2 Identifikasi Sistem Jaringan Jalan ... IV-3 4.3 Identifikasi Kepadatan Penduduk Kota Semarang ... IV-3 4.4 Identifikasi Sistem Kegiatan Kota Semarang ... IV-4 4.5 Identifikasi Karakteristik

Antara CBD-Kecamatan Tugu ... IV-5 4.5.1. Karakteristik Harga Lahan

Antara CBD-Kecamatan Tugu ... IV-7 4.5.2. Pola Hubungan Harga Lahan

dengan Jarak Antara CBD-Kecamatan Tugu ... IV-8 4.6 Identifikasi karakteristik

Antara CBD-Kecamatan Mijen ... IV-8 4.6.1. Karakteristik Harga Lahan

Antara CBD-Kecamatan Mijen ... IV-8 4.6.2. Pola Hubungan Harga Lahan

dengan Jarak Antara CBD Kecamatan Mijen ... IV-10 4.7 Identifikasi Karakteristik Antara

(5)

4.7.1. Karakteristik Harga Lahan

Antara CBD-Kecamatan Gunung Pati ... IV-11 4.7.2. Pola Hubungan Harga Lahan dengan Jarak

Antara CBD-Kecamatan Gunung Pati ... IV-12 4.8 Identifikasi Karakteristik Antara

CBD-Kecamatan Banyumanik ... IV-12 4.8.1. Karakteristik Harga Lahan Antara

CBD-Kecamatan Banyumanik ... IV-12 4.8.2. Pola Hubungan Harga Lahan dengan

Jarak Antara CBD-Kecamatan Banyumanik ... IV-13 4.9 Identifikasi Karakteristik Antara

CBD-Kecamatan Tembalang ... IV-14 4.9.1. Karakteristik Harga Lahan

Antara CBD-Kecamatan Tembalang ... IV-14 4.9.2. Pola Hubungan Harga Lahan dengan Jarak

Antara CBD-Kecamatan Tembalang ... IV-15 4.10 Identifikasi Karakteristik Antara

CBD-Kecamatan Pedurungan ... IV-16 4.10.1. Karakteristik Harga Lahan Antara

CBD-Kecamatan Pedurungan ... IV-16 4.10.2. Pola Hubungan Harga Lahan dengan Jarak Antara

CBD-Kecamatan Pedurungan ... IV-17 4.11 Identifikasi Karakteristik Antara

CBD-Kecamatan Genuk ... IV-18 4.11.1. Karakteristik Harga Lahan Antara

CBD-Kecamatan Genuk ... IV-18 4.11.2. Pola Hubungan Harga Lahan dengan Jarak Antara

CBD-Kecamatan Genuk ... IV-19 4.12 Identifikasi Karakteristik Antara

(6)

x CBD-Kecamatan Semarang Utara ... IV-20 14.12.2. Pola Hubungan Harga Lahan dengan Jarak Antara

CBD-Kecamatan Semarang Utara ... IV-21 4.13 Identifikasi Karakteristik Penduduk

Kota Semarang ... IV-22 4.13.1Tingkat Pendapatan dalam

Rumah Tangga ... IV-22 4.13.2Tujuan Perjalanan Utama ... IV-23 4.13.3Jenis Pekerjaan Anggota Keluarga ... IV-23 4.13.4Jarak dari Rumah ke Lokasi Tujuan

Perjalanan Utama ... IV-24 4.13.5Moda yang Digunakan dalam Perjalanan ... IV-25 4.13.6Tingkat Kepemilikan ... IV-26 4.13.7Tingkat Kepemilikan Kendaraan

Roda Empat ... IV-27 4.14 Identifikasi Pergerakan dan Sebaran ... IV-28

4.14.1Identifikasi Pergerakan dan Persebaran Penduduk Kelas Menengah Kebawah ... IV-28 4.14.2Identifikasi Pergerakan dan Persebaran Penduduk

Kelas Menengah ... IV-32 4.14.3Identifikasi Pergerakan dan Persebaran Penduduk

Kelas Menengah Keatas ... IV-35 4.15 Tingkat Aksesibilitas Kota Semarang ... IV-37 4.15.1 Intensitas Guna Lahan (Ldj) ... IV-37

4.15.2 Faktor Jarak (tij)

Daerah Asal(i) ke Tujuan(j) ... IV-38 4.15.3. Besaran Tingkat Aksesibilitas

(7)

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Pola Nilai Lahan Kota Semarang ... V-1 5.2 Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Pola Nilai Lahan

Kota Semarang ... V-7 5.3 Pola Nilai Lahan dan Sistem Kegiatan

Kota Semarang ... V-9 5.3.1 Pola Nilai Lahan dan Sistem Kegiatan

CBD-Kecamatan Tugu ... V-9 5.3.2 Pola Nilai Lahan dan Sistem Kegiatan

CBD-Kecamatan Mijen ... V-13 5.3.3 Pola Nilai Lahan dan Sistem Kegiatan

CBD-Kecamatan Banyumanik ... V-18 5.3.4 Pola Nilai Lahan dan Sistem Kegiatan

CBD-Kecamatan Tembalang ... V-22 5.3.5 Pola Nilai Lahan dan Sistem Kegiatan

CBD-Kecamatan Pedurungan ... V-25 5.3.6 Pola Nilai Lahan dan Sistem Kegiatan

CBD-Kecamatan Genuk ... V-28 5.3.7 Pola Nilai Lahan dan Sistem Kegiatan

CBD-Kecamatan Semarang Utara ... V-31 5.3.8 Pola Nilai Lahan dan Sistem Kegiatan

CBD-Kecamatan Gunung Pati ... V-31 5.4 Pengaruh Tingkat Aksesibilitas terhadap Nilai Lahan dan

Sistem Kegiatn di Kota Semarang ... V-37 5.5 Pola Pergerakan Penduduk Kota Semarang ... V-39

5.5.1 Pola Pergerakan Transportasi Penduduk Kelas Menegah Kebawah Kota Semarang ... V-40 5.5.2 Pola Pergerakan Transportasi Penduduk Kelas

Menegah Kota Semarang ... V-44 5.5.3 Pola Pergerakan Transportasi Penduduk Kelas

(8)

xii

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ... VI-1 6.2 Saran ... VI-4 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Transportasi Makro ... II-1 Gambar 2.2 Sistem Perangkutan ... II-3 Gambar 2.3 Konsep Aksesibilitas ... II-5 Gambar 2.4 Bagan Alir Model/Konsep Perencanaan Transportasi

4 Tahap ... II-9 Gambar 2.5 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan ... II-10 Gambar 2.6 Hubungan antara ”Land Value” dengan Jarak

ke Pusat Kota ... II-18 Gambar 4.1 Peta Jaringan Jalan ... IV-2 Gambar 4.2 Tata Guna Lahan Kota semarang ... IV-6 Gambar 4.3 Grafik Pola Hubungan Harga Lahan dengan Antara

CBD – Kecamatan Tugu ... IV-8 Gambar 4.4 Grafik Pola Hubungan Harga Lahan dengan Antara

CBD – Kecamatan Mijen ... IV-10 Gambar 4.5 Grafik Pola Hubungan Harga Lahan dengan Antara

CBD – Kecamatan Gunung Pati ... IV-12 Gambar 4.6 Grafik Pola Hubungan Harga Lahan dengan Antara

CBD – Kecamatan Banyumanik ... IV-14

Gambar 4.7 Grafik Pola Hubungan Harga Lahan dengan Antara

CBD – Kecamatan Tembalang ... IV-16 Gambar 4.8 Grafik Pola Hubungan Harga Lahan dengan Antara

CBD – Kecamatan Pedurungan ... IV-18 Gambar 4.9 Grafik Pola Hubungan Harga Lahan dengan Antara

CBD – Kecamatan Genuk ... IV-20 Gambar 4.10 Grafik Pola Hubungan Harga Lahan dengan Antara

CBD – Kecamatan Semarang Utara ... IV-21 Gambar 4.11 Pola Pergerakan Penduduk Kelas Menengah Kebawah Kota

(10)

xiv Gambar 4.12 Pola Pergerakan Penduduk Kelas Menengah Kota

Semarang ... IV-41 Gambar 4.13 Pola Pergerakan Penduduk Kelas Menengah Keatas Kota

Semarang ... IV-42 Gambar 4.14 Faktor Jarak Daerah Asal (i) ke Daerah Tujuan (j) ... IV-45 Gambar 5.1 Grafik Hubungan Nilai Lahan dengan Jarak terhadap CBD di

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II pada Pembelajaran Membaca Memindai dalam Materi Menemukan Informasi

Penyelenggaraan ibadah haji khusus yaitu Pasal 2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus pada ayat

[r]

Dari pembahasan mengenai konservasi sumber daya air Kali Beringin, hubungannya perencanaan tata guna lahan di daerah Semarang, khususnya di DAS Beringin maka perlu

Untuk tingkat pendidikan di Bursa Lowongan kerja terbuka ini dari Tingkat SLTP sampai dengan. Sarjana//Lowongan pekerjaan yang di tawarkan tercatat sebanyak 4.703/terbagi

Parompa sadun biasanya diucapkan paroppa adalah kain tenun tradisional sub suku batak Angkola.Kain ini berukuran kurang lebih 100 x 200 cm, dihiasi dengan manik – manik dan rumbai

Selesai mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep, strategi dan implementasi pembelajaran bola basket yang meliputi sejarah

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai strategi pengembangan organisasi klub-klub softball di Kota Bandung dengan melihat dari tiga aspek yaitu manajemen klub