• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA RESORT METRO BEKASI LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) POLRES METRO BEKASI TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA RESORT METRO BEKASI LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) POLRES METRO BEKASI TAHUN 2016"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LKIP)

POLRES METRO BEKASI TAHUN 2016

Cikarang, Februari 2017

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA

(2)

DAFTAR ISI

BAB URAIAN HALAMAN

I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1

B. ORGANISASI 1

C. RENCANA STRATEGI POLRES METRO BEKASI 2

II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. PENETAPAN KINERJA POLRES METRO BEKASI

13

III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI TA.2014 15

B. AKUNTABILITAS KEUANGAN 40

IV PENUTUP

A. KESIMPULAN 42

LAMPIRAN-LAMPIRAN

- FORMULIR RENCANA STRATEGI (RENSTRA) - FORMULIR PENGUKURAN KINERJA

- STRUKTUR ORGANISASI - DOKUMEN PENDUKUNG

(3)

BAB I

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Tahun 2016 merupakan tahun kedua dari Renstra Polres Metro Bekasi Tahun 2015-2019 serta dimulainya tahapan ketiga Grand Strategi Polri "Strive For Exellence" (mencapai keunggulan) yaitu dengan melanjutkan pelayanan masyarakat yang prima dan kebulatan sinergi polisional yang produktif dengan didukung Almatsus Polri berbasis teknologi Kepolisian guna menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan nasional.

Polres Metro Bekasi selaku aparatur negara yang mengemban fungsi keamanan dan ketertiban, ditunjuk untuk tetap dapat menjamin terpeliharanya situasi dan kondisi kamtibmas dengan memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan kepada masyarakat dan penegakan hukum serta dapat menunjang terselenggaranya kegiatan Pemerintah Kabupaten Bekasi dan kegiatan rutin warganya.

Polres Metro Bekasi sebagai bagian dari pelaksana operasional Polda Metro Jaya, merupakan daerah perbatasan dan pintu gerbang langsung wilayah DKI Jakarta dengan potensi jalur penghubung fisik jalan Tol Jakarta-Cikampek, jalur Pantura dan jalan-jalan yang menjadikan mobilitas penduduk semakin kompleks dan majemuk serta identik dengan aktifitas kehidupan. Wilayah DKI termasuk dengan segala aspek kerawanan Kamtibmas yang terjadi.

Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam hal ini Polres Metro Bekasi merupakan instansi/lembaga pemerintahan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya diperlukan pertanggungjawaban untuk menjawab, menerangkan kinerja dan tindakan institusi kepada pihak yang memiliki hak untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan serta hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Rencana Kinerja Tahunan, perlu dilakukan analisis dan evaluasi terhadap seluruh aspek menajerial dan sumber daya yang disusun dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Polres Metro Bekasi TA.2016 dengan berpedoman pada Renstra, Renja, RKA–KL dan DIPA TA. 2016 sehingga nantinya dapat dijadikan bahan masukan, koreksi dan perbaikan serta pembanding dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan berikutnya, serta sekaligus sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas Polres Metro Bekasi kepada pimpinan dan masyarakat.

B. ORGANISASI

Struktur organisasi Polres Metro Bekasi mengacu kepada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor, Susunan organisasi Polres Metro Bekasi terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan :

a. Kepala Kepolisian Resort Metro Bekasi; b. Wakil Kepala Kepolisian Resort Metro Bekasi. 2. Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan :

a. Bagian Operasi; b. Bagian Perencanaan;

(5)

c. Bagian Sumber Daya; d. Seksi Pengawasan;

e. Seksi Profesi dan Pengamanan; f. Seksi Keuangan;

g. Seksi Umum.

3. Unsur Pelaksana Tugas Pokok :

a. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT); b. Satuan Intelijen Keamanan (Intelkam);

c. Satuan Reserse Kriminal (Reskrim); d. Satuan Reserse Narkoba (Resnarkoba); e. Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas); f. Satuan Samapta Bhayangkara (Sabhara); g. Satuan Lalu Lintas (Lantas);

h. Satuan Tahanan dan Barang Bukti (Tahti). 4. Unsur Pendukung.

a. Seksi Teknologi Informasi Kepolisian (Tipol). 5. Unsur Pelaksana Tugas Kewilayahan

a. Kepolisian Sektor (Polsek);

b. Kepolisian Sub Sektor (Polsubsektor).

C. RENCANA STRATEGI POLRES METRO BEKASI

Rencana Strategis Polres Metro Bekasi, disusun dalam dokumen sistem perencanaan strategis jangka menengah yaitu Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019 sesuai Keputusan Kapolresta Bekasi Nomor : Kep/33/VI/2015 tanggal 22 Juni 2015, yang diharapkan menunjang keberhasilan pencapaian kinerja dan sesuai dengan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor : Perkap /17/VI/2012 tanggal 26 Juli 2012 tentang Sistem Perencanaan Starategis Kepolisian Negara Republik Indonesia.

1. Visi Polres Metro Bekasi

Terwujudnya Polres Metro Bekasi yang makin profesional, unggul dan dipercaya masyarakat guna memantabkan Kamtibmas di wilayah Hukum Polres metro Bekasi dalam rangka mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan kepribadian yang berlandaskan gotong royong.

2. Misi Polres Metro Bekasi

a. mewujudkan kecintaan dan kepercayaan publik (trust building) melalui perlindungan, pengayoman, dan pelayanan sampai lini terdepan, melalui konsep “Polres Besar-Polsek Kuat.”;

b. mewujudkan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia Polri yang profesional dan unggul yang menjunjung etika dan sendi-sendi HAM;

c. meningkatkan kesejahteraan personel Polri (well motivated and welfare);

d. mewujudkan intelijen Polri yang profesional dan kompeten untuk memastikan dukungan yang handal bagi keamanan, melalui kegiatan deteksi aksi, deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini secara cepat akurat dan efektif guna pengambilan keputusan yang tepat pada kebijakan keamanan;

e. mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui strategi Polmas serta membangun sinergi polisional yang proaktif dengan instansi terkait;

f. mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, menjunjung tinggi HAM dan anti KKN; LKIP POLRES METRO BEKASI TA.2016 2

(6)

g. mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas;

h. mewujudkan keamanan, keselamatan dan ketertiban di wilayah perairan laut dan danau untuk mendukung visi pembangunan wilayah kemaritiman;

i. mewujudkan teknologi komunikasi dan informasi Kepolisian secara berkelanjutan yang terintegrasi guna mengoptimalkan kinerja Polri;

j. mewujudkan anggota Polri yang kompeten yang dibuktikan dengan sertifikasi kecakapan profesi.

3. Tujuan Polres Metro Bekasi.

a. terwujudnya organisasi Polri yang Good Governance dan Clean Government;

b. terwujudnya revolusi mental personel Polri berupa perubahan mind set dan culture set sejalan reformasi birokrasi Polri;

c. terwujudnya rasa aman dan nyaman di masyarakat dalam aktivitas kehidupan sehari-hari; d. terwujudnya Polri yang profesional, bermoral, modern, unggul dan dipercaya masyarakat; e. terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN yang mampu

memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat serta tercapainya keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum bagi masyarakat.

4. Sasaran Strategis Polres Metro Bekasi Tahun 2015-2019 :

a. Terwujudnya peningkatan pelayanan Prima Kepolisian, dengan indikator : 1) persentase penurunan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri; 2) Persepsi masyarakat terhadap pelayanan Polri.

b. Terwujudnya situasi dan kondisi yang kondusif sehingga menurunnya gangguan Kamtibmas, dengan indikator :

1) persentase potensi gangguan tidak menjadi gangguan nyata; 2) persentase penurunan daerah rawan gangguan kamtibmas; 3) Persentase unjuk rasa yang tidak anarkis;

4) Persentase penurunnya tindak pidana;

5) Persentase penyampaian SP2HP yang tepat waktu;

6) Persentase penurunan pelanggaran lalu lintas yang dapat menimbulkan laka lantas; 7) Persentase penurunan angka kematian korban laka lantas;

8) Persentase penurunan Laka lantas.

c. Terwujudnya Aparatur Polres Metro Bekasi yang bersih dan bebas dari KKN, dengan indikator :

- Persentase penurunan pelanggaran disiplin dan etika profesi yang dilakukan oleh personel Polri dan PNS.

5. Arah Kebijakan Polres Metro Bekasi.

a. Arah kebijakan Polres Metro Bekasi dalam rangka pencapaian sasaran strategis terwujudnya peningkatan pelayanan prima Kepolisian, yaitu :

1) membangun dan mengembangkan sarana prasarana yang berbasis teknologi dan informasi dalam rangka sebaran pelayanan Kamtibmas dan penegakan hukum.

Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah pembangunan sarana prasarana berbasis teknologi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kepolisian. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

(7)

a) mengajukan usulan tentang pengadaan alat materiil khusus (Almatsus) Polri ke Polda Metro Jaya guna memenuhi kebutuhan Polres Metro Bekasi;

b) melaksanakan lelang pengadaan barang dan jasa secara elektronik yang diselenggarakan Polda Metro Jaya dengan memanfaatkan sistem LPSE yang didahului studi kelayakan;

c) mengajukan usulan secara berjenjang ke Polda Metro Jaya terkait pembangunan pusat informasi keamanan nasional yang terintegrasi ke Mabes Polri.

2) membantu proses rekruitment personel Polri dengan mempertimbangkan kebijakan minimal zero growth.

Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah proporsi alokasi antar jenis belanja dapat semakin berimbang. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) melaksanakan sosialisasi rekruitmen yang proaktif ke masyarakat untuk memperoleh animo pendaftaran calon Polisi yang yang tinggi sehingga secara tidak langsung menciptakan daya saing kualitas peserta;

b) mensukseskan program rekruitmen anggota Polri untuk mencapai minimum

zero growth dengan mempertahankan jumlah personel yang ada ditambah

kebutuhan pengembangan organisasi serta mempertimbangkan Program Pengarusutamaan Gender (PUG);

c) rasionalisasi dan realokasi personel Polri dari tingkat Polres ke Polsek dan Polsubsektor untuk tugas pelayanan;

d) mengajukan usulan penambahan personel PNS Polri sesuai dengan kompetensi yang diperlukan selama lima tahun;

e) mengoptimalkan penggunaan database postur Polri sesuai kondisi saat ini dan kedepan, yang akan digunakan sebagai acuan atau landasan kebijakan minimal

zero growth Polri.

3) percepatan peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM serta modernisasi teknologi Kepolisian sebagai bagian dari penerapan reformasi Polri.

Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah meningkatnya kapasitas dan kapabilitas SDM serta modernisasi teknologi Kepolisian. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut diatas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah:

a) melanjutkan program kerjasama dengan bank pemerintah berkaitan dengan aplikasi e-KTA;

b) optimalisasi penggunaan database dalam pembinaan personel Polri melalui teknologi informasi, khususnya dalam usulan penambahan personel, usulan personel yang mengikuti pelatihan dan mutasi personel;

c) mengajukan usulan secara berjenjang tentang sistem uji kompetensi jabatan di Polres Metro Bekasi;

d) mengoptimalkan peran Dewan Pertimbangan Karier (DPK) assessment dalam rangka assessment pembinaan karier personel di Polres Metro Bekasi;

e) melaksanakan lelang jabatan secara terbuka bagi personel yang berpangkat AKP (kecuali Kapolsek) ke bawah sebagai bentuk transparansi proses mutasi dan kompetensi personel;

f) mengusulkan personel yang memiliki kompetensi di bidang teknologi informasi, teknologi kepolisian dan modernisasi teknologi lainnya untuk mengikuti program latihan yang telah di jadwalkan oleh Polda Metro Jaya.

(8)

4) meningkatkan profesionalisme anggota Polri melalui pendidikan dan pelatihan fungsi.

Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah meningkatnya profesionalisme anggota Polri. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah:

a) mengadakan pembinaan dan pelatihan fungsi kepolisian secara mandiri kepada personel Polres Metro Bekasi yang melingkupi pelayanan, penguasaan teknologi dan hukum dilandasi Kode Etik Polri dalam rangka mencapai kesempurnaan (strive for excellence);

b) mengajukan personel Polri dan PNS Polres Metro Bekasi untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan kejuruan sesuai dengan program pelatihan dan pendidikan dari Polda Metro Jaya pendidikan, pelatihan dan kursus guna meningkatkan profesionalisme Polri;

c) melaksanakan Revolusi Mental, khususnya dalam rangka mengembangkan budaya anti korupsi internal Polri, diantaranya dengan memberikan pelatihan dan pembinaan bagi personel yang ditetapkan sebagai agen-agen perubahan sebagai role medels budaya anti korupsi di masing-masing fungsi dan Polsek. 5) melaksanakan standar pelayanan prima pada tingkat Polsek dan Polres dengan

melengkapi sesuai Daftar Susunan Personel dan Peralatan (DSPP).

Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah terwujudnya standar pelayanan prima pada tingkat Polsek dan Polres. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) menyusun kebutuhan sarana prasarana yang dilaksanakan secara bottom up berdasarkan kondisi geografis wilayah dan tantangan tugas;

b) mengajukan usulan pemenuhan sarana pendukung pelayanan yang memadai, sehingga tercipta proses pelayanan yang nyaman dan representatif;

c) mengajukan usulan dalam rangka membangun sistem survey tentang kepuasan masyarakat yang baku dan berbasis komputer.

6) membangun hukum Kepolisian sebagai elemen Prolegnas bidang Kepolisian serta memfungsikan sebagai pusat informasi hukum Kepolisian bagi pelaksana tugas Polri di lapangan.

Kebijakan dalam program ini adalah penguatan instrumen regulasi pendukung Tupoksi Polri. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) mengajukan usulan secara berjenjang tentang evaluasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Tupoksi Polri;

b) melaksanakan penyusunan, sinkronisasi dan evaluasi serta revisi/perbaikan terhadap produk hukum Polres Metro Bekasi khususnya Standar Operasional Prosedur (SOP) masing-masing fungsi kepolisian.

7) peningkatan kesejahteraan personel Polri dalam rangka meningkatkan profesionalisme. Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah meningkatnya kesejahteraan personel Polri. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) mengajukan usulan secara berjenjang ke Polda Metro Jaya tentang peningkatan penerimaan tunjangan kinerja yang proporsional;

(9)

b) pendataan dan resgistrasi dalam rangka meningkatkan jaminan kesehatan bagi pegawai Polri melalui kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dan Kementerian Kesehatan guna pelayanan kesehatan serta BPJS Ketenagakerjaan dalam rangka pemanfaatan Faskes Polri untuk pelayanan pesertanya;

c) mengajukan usulan secara berjenjang ke Polda Metro Jaya dalam rangka meningkatkan fasilitas kesehatan Poliklinik Polres Metro Bekasi;

d) mengajukan usulan secara berjenjang ke Polda Metro Jaya dalam rangka pembangunan perumahan dinas bagi pegawai Polri;

e) memberikan keterampilan khusus kepada pegawai Polri yang akan memasuki masa pensiun.

8) pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada unit-unit pelayanan masyarakat, khususnya dalam rangka mengantisipasi kegiatan KEA ASEAN 2015.

Kebijakan program ini adalah terwujudnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) melaksanakan kerjasama dan pengembangan secara teknis dengan Kementerian/Lembaga terkait melalui pemanfaatan database kependudukan dan database informasi kriminal guna meningkatkan sistem informasi kriminal terpadu dengan Criminal Justice System (CJS) dan pelayanan SKCK secara

online dalam mengantisipasi ASEAN Community 2015;

b) melaksanakan koordinasi secara berjenjang dengan National Traffic Management Centre (NTMC) sebagai pusat Komando Kendali Komunikasi dan Informasi (K3I) bidang lalu lintas yang terkoneksi dengan instansi terkait serta melanjutkan pengembangan Regional Traffic Management Centre (RTMC) dan Traffic Management Center (TMC) dengan yang terkoneksi.

9) membangun sistem teknologi informasi dan komunikasi secara terpadu mulai dari Polres sampai dengan Polsek.

Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah terbangunnya sistem komunikasi terpadu mulai dari Polres dan Polsek. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) menggelar jaringan komunikasi data dan suara sampai dengan tingkat Polsek untuk mendukung sistem pelaporan Kamtibmas;

b) mengajukan usulan tentang pengembangan sistem komunikasi perkantoran berbasis elektronik untuk mendukung koordinasi dengan satuan tingkat atas, satuan fungsi dan satuan kewilayahan secara efektif dan efisien;

c) mengajukan usulan tentang pengembangan sistem komunikasi radio untuk mendukung operasi Kepolisian dengan mempertimbangkan kondisi geografis, keamanan serta karakter penggunaan di setiap fungsi dan wilayah.

10) optimalisasi pelayanan masyarakat yang prima melalui penggelaran personel dan peralatan Polri yang berbasis teknologi.

Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah terwujudnya pelayanan prima Polri berbasis teknologi. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah : a) meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui pelaksanaan quick wins dan

quick response;

(10)

b) memenuhi kebutuhan personel dan sarana prasarana pada titik-titik pelayanan Polri termasuk penempatan 2 (dua) Polwan pada 1 (satu) Polsek dalam rangka percepatan Program Pengarusutamaan Gender (PUG);

c) membangun budaya pelayanan dan membuka ruang partisipasi publik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi;

d) meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat berbasis teknologi;

e) mengajukan usulan secara berjenjang ke Polda Metro Jaya dalam rangka pengadaan peralatan pelayanan publik yang mengedepankan prinsip First In

First Out (FIFO), sehingga dapat menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU).

11) penguatan bidang kehumasan melalui implementasi keterbukaan informasi publik guna mewujudkan kepercayaan masyarakat.

Kebijakan program ini adalah implementasi keterbukaan informasi publik oleh Polri kepada masyarakat. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut diatas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah: a) meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polri dan soliditas

kesatuan melalui penerangan Internal dan eksternal;

b) membangun kemitraan melalui kerjasama dengan stakeholders terkait maupun media massa (media elektronik, media cetak dan media online);

c) membangun dan mengembangkan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) melalui Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PID) yang berbasis teknologi guna mewujudkan layanan informasi publik yang profesional, transparan dan akuntabel;

d) mengintensifkan penggunaan media sosial untuk membangun citra Polri yang positif;

e) mengoptimalkan peran Website Polres Metro Bekasi dalam rangka memberikan informasi kepada publik tentang pelayanan kepolisian dan pengaduan masyarakat.

b. Arah kebijakan Polres Metro Bekasi dalam rangka pencapaian sasaran strategis terbangunnya terwujudnya situasi dan kondisi yang kondusif sehingga menurunnya gangguan Kamtibmas, yaitu :

1) mengoptimalkan peran Polsek wilayah pesisir dengan didukung sarana yang tersedia yang dapat menjangkau wilayah perairan Polres Metro Bekasi dalam rangka mendukung poros maritim.

Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah meningkatnya peran satuan Polsek wilayah pesisir dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kepolisian. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) meningkatkan kemampuan personel Polsek wilayah pesisir dengan melaksanakan pembinaan dan pelatihan secara mandiri dalam rangka patroli perairan;

b) mengusulkan personel yang mengikuti pelatihan dalam rangka patroli perairan untuk meningkatkan profesionalisme petugas kepolisian;

c) mengajukan usulan tentang peningkatan dukungan anggaran khususnya anggaran operasional, kebutuhan BBM kendaraan patroli perairan dan biaya pemeliharaan serta perawatan kendaraan patroli perairan;

d) meningkatkan keamanan perairan melalui penguatan Polsek Pesisir dalam mengatasi kamtibmas wilayah dan penanggulangan bencana alam;

e) mengajukan usulan secara berjenjang dalam rangka pembentukan Satuan Kepolisian Perairan di tingkat Polres Metro Bekasi yang bertujuan untuk

(11)

harkamtibmas dan penegakan hukum, wilayah perairan di wilayah hukum Polres Metro Bekasi.

2) mengoptimalkan pengelolaan keamanan dalam negeri terhadap segenap warga negara dan penciptaan rasa aman masyarakat.

Kebijakan program ini adalah optimalisasi pengelolaan keamanan dalam negeri. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) meningkatkan kemampuan penanganan konflik sosial (konflik horizontal) dengan mengutamakan pencegahan dan memberikan perlindungan terhadap kelompok minoritas dan kelompok rentan;

b) membangun dan memberdayakan pengamanan swakarsa serta meningkatkan pelibatan komponen publik.

3) mempersiapkan seluruh satuan wilayah dalam rangka pengamanan Pemilukada, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden tahun 2019.

Kebijakan program ini adalah pengamanan Pemilukada, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden tahun 2019. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) meningkatkan kemampuan personel dan satuan dalam rangka menghadapi pengamanan Pemilu dan Pemilukada;

b) menyusun alokasi anggaran, meningkatkan kemampuan personel dan satuan serta sarana prasarana dalam rangka menghadapi Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden tahun 2019.

4) memperkuat kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini) yang didukung personel, anggaran dan teknologi intelijen yang memadai dalam rangka mengeliminir setiap potensi gangguan dan gejolak sosial.

Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah penguatan kemampuan fungsi intelijen Polri. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) meningkatkan peran dan fungsi intelijen keamanan Polri yang mampu memberikan informasi dan saran tindak secara rahasia, cepat dan akurat guna mendukung tugas pokok Polri dari tingkat Polres Metro Bekasi sampai dengan tingkat Polsek yang didukung personel, anggaran dan teknologi yang memadai; b) membangun sistem pelayanan secara online dalam rangka penerbitan SKCK,

perizinan/pemberitahuan kegiatan masyarakat dan pendataan perizinan di bidang senjata api non organik Polri/TNI dan bahan peledak komersial.

5) melanjutkan pemantapan pelaksanaan pemolisian masyarakat (community policing) dengan Bhabinkamtibmas dan kelompok kesadaran masyarakat tentang Kamtibmas.

Kebijakan program ini adalah pemantapan pelaksanaan Polmas dalam tugas dan fungsi Kepolisian. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) menguatkan program Polmas dengan penggelaran satu polisi (Bhabinkamtibmas) satu kelurahan/desa, untuk melakukan sambang, deteksi, memperoleh informasi, mediasi dalam pencegahan dini permasalahan Kamtibmas;

(12)

b) meningkatkan pelayanan masyarakat dengan mengembangkan Polmas perairan untuk menjangkau seluruh komunitas guna mendukung upaya memelihara dan memantapkan Kamtibmas dengan memperkuat fungsi maritim; c) menghadirkan anggota Polri di tengah-tengah masyarakat saat dibutuhkan dan

di setiap kegiatan masyarakat.

6) meningkatkan peran sebagai Pusat Kendali, Koordinasi, Komunikasi dan Informasi (K3I).

Kebijakan program ini adalah meningkatnya pusat kendali, koordinasi, komunikasi dan informasi. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah : a) mengembangkan Traffic Management Center (TMC) Polres Metro Bekasi yang

terintegrasi;

b) memantapkan sistem online data pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang terintegrasi;

c) pemantauan arus lalu lintas sebagai data dasar evaluasi dan pengkajian trouble

spot dan black spot dalam mengurangi titik-titik lokasi rawan kemacetan dan

rawan kecelakaan lalu lintas.

7) meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan.

Kebijakan program ini adalah menurunnya tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah: a) melakukan kajian black spot kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan pada

daerah rawan kecelakaan lalu lintas;

b) penanganan kecelakaan lalu lintas menonjol dengan pemanfaatan teknologi

Traffic Accident Analysis;

c) melaksanakan program tentang road safety/safety ridding. 8) membangun budaya tertib lalu lintas dan angkutan jalan.

Kebijakan program ini adalah kesadaran dalam mematuhi tata tertib lalu lintas dan angkutan jalan. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang dilakukan adalah :

a) membangun sistem edukasi berbasis teknologi (e-edukasi) yang dapat diakses oleh publik dan pemangku kepentingan;

b) menggelar operasi kepolisian di bidang lalu lintas secara tematis;

c) melaksanakan kampanye keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan (implementasi Inpres Nomor 4 tahun 2013);

d) melaksanakan Dikmas lantas yang sistematis dan efektif.

9) meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang Regident pengemudi dan kendaraan bermotor berbasis teknologi.

Kebijakan program ini adalah meningkatnya pelayanan publik di bidang regident pengemudi dan kendaraan bermotor berbasis teknologi. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

- penggelaran Satpas online;

(13)

10) pemantapan fungsi pencegahan dan penegakan hukum terhadap 4 (empat) jenis kejahatan yang meliputi kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap kekayaan negara, dan kejahatan yang berimplikasi kontinjensi yang disertai pengadaan sarana dan prasarananya.

Kebijakan program ini adalah pemantapan penegakan hukum di bidang kejahatan konvensional, transnasional, kekayaan negara dan kejahatan kontinjensi. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) meningkatkan kegiatan pre-emtif dan preventif dengan mengutamakan tindakan proaktif guna meminimalisir terjadinya gangguan Kamtibmas;

b) meningkatkan pengungkapan kasus-kasus menonjol yang meresahkan masyarakat, meliputi kejahatan konvensional (kejahatan jalanan/premanisme, perjudian, kejahatan dengan kekerasan), kejahatan transnational (cyber crime, narkoba, human trafficking, arms smuggling, terorisme), kejahatan yang merugikan kekayaan negara (korupsi, illegal logging, illegal fishing, illegal

mining) dan kejahatan yang berimplikasi kontijensi (konflik sosial, demo

anarkis);

c) meningkatkan kemampuan pencegahan kejahatan melalui penguatan kegiatan fungsi intelijen, Binmas dan Sabhara;

d) meningkatkan kemampuan penyidikan bagi personel Polsek melalui pemenuhan peralatan berdasarkan standar scientific criminal investigation;

e) mengintensifkan pemberantasan terhadap 4 jenis kejahatan dengan prioritas pemberantasan korupsi, pembalakan liar (illegal logging), pencurian ikan (illegal

fishing), penambangan liar (illegal mining), kejahatan perbankan, kejahatan

pencucian uang, pemberantasan narkoba dan penegakan hukum lingkungan termasuk kejahatan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta kelompok marginal;

f) meningkatkan kemampuan Polri dalam penanganan terorisme melalui kegiatan pembinaan, penyuluhan dan pelatihan dalam rangka pencegahan dan deradikalisasi dan bekerjasama dengan instansi terkait;

g) meningkatkan kemampuan Polri dalam rangka penanganan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Dalam hal Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), Polres Metro Bekasi bekerjasama dengan instansi terkait;

h) guna menunjang kegiatan pencegahan dan penegakan hukum, dibutuhkan pemenuhan sarana prasarana yang memadai.

11) membangun kemampuan operasional dalam penanganan gangguan keamanan secara langsung dan cepat, khususnya unjuk rasa, konflik sosial dan bencana alam.

Kebijakan program ini adalah kemampuan operasional secara cepat dalam penanganan keamanan. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah : a) mengoptimalkan kekuatan Sat Sabhara untuk setiap saat siap digerakkan

dengan mempergunakan sarana dan prasarana yang memadai;

b) melaksanakan pembinaan dan pelatihan terkait penanganan unjuk rasa, negosiator, pemetaan konflik sosial dan penanganan SAR terbatas;

c) menjalin komunikasi dengan instansi terkait tentang penanganan unjuk rasa, konflik sosial dan penanganan SAR terbatas;

d) meningkatkan pergerakan dengan mobilitas cepat melalui dukungan dan pengadaan sarana prasarana.

(14)

12) membangun kemampuan penyidikan berstandar investigasi pidana yang ilmiah (Scientific Criminal Investigation-SCI) dari tingkat Polres sampai tingkat Polsek.

Kebijakan program ini adalah meningkatnya kemampuan penyidikan berstandar penyidikan pidana secara ilmiah (Scientific Criminal Investigation-SCI). Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan diprioritaskan adalah :

a) meningkatkan kemampuan penyidik Polres Metro Bekasi dalam pengolahan Tempat Kejadian Perkara (Crime Scene Investigation-CSI) guna mengungkap tindak pidana secara ilmiah;

b) meningkatkan sarana prasarana penyidikan yang memenuhi standar investigasi tindak pidana secara ilmiah (Scientific Criminal Investigation-SCI).

c. Arah kebijakan Polres Metro Bekasi dalam rangka pencapaian sasaran strategis terwujudnya aparatur Polres Metro Bekasi yang bersih dan bebas dari KKN, yaitu :

1) mewujudkan tata kelola organisasi Polri yang bersih, transparan dan akuntabel untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

Kebijakan yang dihasilkan dari program ini adalah terwujudnya organisasi Polri yang bersih, transparan dan akuntabel. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut di atas, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) mendorong dan mendukung program peningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM melalui rekruitmen personel Polri yang bebas dari KKN, transparan, akuntabel dan humanis dengan melibatkan pengawasan internal dan eksternal serta penanaman nilai-nilai profesionalisme dan budaya anti korupsi di lembaga pendidikan dalam rangka internal trust dan public trust;

b) melanjutkan Reformasi Birokrasi Polri, melakukan evaluasi dan penilaian manajemen kinerja pada seluruh Satker;

c) meningkatkan integritas anggota Polri dan membangun budaya anti korupsi dalam rangka revolusi mental anggota Polri.

2) Mendukung optimalisasi kegiatan pengawasan dan pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) guna mewujudkan aparat Polri yang profesional dan akuntabel serta menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara maksimal guna mencegah terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Kebijakan program ini adalah optimalisasi fungsi pengawasan internal Polri. Untuk mewujudkan pencapaian arah kebijakan tersebut, maka strategi pembangunan Polres Metro Bekasi yang akan dilakukan adalah :

a) pembentukan Tim Internal Anti Korupsi;

b) melaksanakan supervisi secara efektif dan berkala baik dilakukan oleh satfung atau pengemban fungsi pengawasan dalam rangka pelaksanaan tupoksi dan pelayanan kepolisian;

c) mengoptimalkan koordinasi dan kerjasama internal dan eksternal pengemban fungsi pengawasan;

d) meningkatkan disiplin, ketertiban dan perilaku anggota Polri melalui penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri.

6. Program dan Kegiatan Polres Metro Bekasi

Program Polres Metro Bekasi T.A. 2016 terdiri dari 9 (sembilan) Program dan 19 (sembilanbelas) kegiatan, pada hakikatnya merupakan implementasi dari Visi, Misi, Tujuan,

(15)

Sasaran dan Kebijakan serta penjabaran dari tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Polri dengan masing-masing program sebagai berikut :

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Polri; b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kepolisian;

c. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Polri; d. Program Pendidikan dan Latihan Aparatur Polri;

e. Program Pengembangan Strategi Keamanan dan Ketertiban; f. Program Pemberdayaan Potensi Keamanan;

g. Program Pemeliharaan Kamtibmas;

h. Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana; i. Program Pengembangan Hukum Kepolisian.

7. Permasalahan

a. pelayanan Polri kepada masyarakat belum sepenuhnya tergelar hingga komunitas– komunitas terkecil yang didukung dengan pelayanan kamtibmas prima mengakibatkan masyarakat belum sepenuhnya mendukung pelaksanaan tugas Polri selaku pelindung, pengayom dan pelayan dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban yang pada gilirannya masyarakat patuh hukum masih minim;

b. kinerja Polri dalam memberikan pelayanan Kamtibmas prima di era demokratisasi dan keterbukaan informasi dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap Polri. Oleh karena itu peraturan perundangan yang mendukung pelaksananan tupoksi Polri harus terus dilakukan penyempurnaan. Dalam rangka peningkatan kinerja Polri diperlukan perubahan mind set dan cultur set serta konsep kesejahteraan personel Polri menuju kinerja organisasi Polri lebih baik;

c. penyusunan kompetensi anggota Polres Metro Bekasi belum dapat memenuhi harapan masyarakat sehingga perlu ditingkatkan kompetensi menuju Polri yang profesional yang pada gilirannya dapat dirasakan keberadaan Polri di tengah–tengah masyarakat melalui pelayanan secara mudah, responsif tidak diskriminasi dan beresiko tinggi khususnya terhadap korban akibat tindak kejahatan agar proses penegakan hukum dapat berjalan secara objektif;

d. peralatan Polri berbasis teknologi dalam menghadapi berbagai trend kejahatan yang berkembang dengan semakin canggihnya kejahatan, belum tergelar hingga komunitas– komunitas pelayanan terdepan sehingga memerlukan suatu kemampuan peralatan yang sebanding dalam melakukan deteksi terhadap kejahatan berdimensi baru tersebut;

e. dengan strategi pelayanan kamtibmas, digelar sebaran pelayanan sedekat–dekatnya dengan masyarakat sehingga pemenuhan kebutuhan personel diorientasikan pada pemenuhan titik–titik sebaran pelayanan di tengah masyarakat. Oleh karena itu sekalipun rasio indeks tercapai tetapi belum seimbang dengan jumlah titik sebaran pelayanan;

f. Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) masih ada yang belum efektif apabila disandingkan dengan Analisa Beban Kerja (ABK), HTCK, serta struktur program dan anggaran yang ada sekarang ini belum sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku; g. kerjasama antara Polres Metro Bekasi dengan instansi terkait dalam bentuk Sinergi

Polisional (Spindep) masih belum optimal disebabkan kerjasama selama ini berjalan secara parsial (fungsi masing-masing);

h. eskalasi keamanan dalam negeri menjelang Pemilukada serentak dan PilpresTahun 2019 yang diakibatkan dinamika politik memerlukan perhatian khusus Polres Metro Bekasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban guna terselenggaranya Pemilu yang aman dan kondusif.

(16)

BAB II

PERENCANAAN

DAN

(17)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PENETAPAN KINERJA POLRES METRO BEKASI

Berdasarkan surat edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja dan Peraturan Kapolri Nomor : Perkap/11/III/2012 tanggal 1 Maret 2012 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Tingkat Satker di lingkungan Polri. Dimana penetapan kinerja adalah pernyataan komitmen yang mem-presentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam kurun waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.

Tujuan khusus Penetapan Kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata, komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian baik keberhasilan maupun kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment).

Polres Metro Bekasi telah membuat Penetapan Kinerja TA. 2016 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsinya, Penetapan Kinerja ini merupakan tolak ukur akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran 2016. Penetapan Kinerja Polres Metro Bekasi TA. 2016 disusun dengan berdasarkan pada rencana kinerja TA. 2016 yang telah ditetapkan, sehingga secara substantial Penetapan Kinerja TA. 2016 tidak ada perbedaan dengan rencana Kinerja TA. 2016.

Penetapan Kinerja memuat Rencana Kinerja pada tahun bersangkutan tentang Program dan Kegiatan dalam mencapai sasaran pada tahun tersebut dan Indikator Kinerja Keberhasilan dalam pencapaiannya sesuai dengan sasaran-sasaran strategis Polres Metro Bekasi yang akan dicapai tahun 2016, termasuk indikator dan targetnya, sebagaimana terdapat dalam Penetapan Kinerja Polres Metro Bekasi Tahun 2016.

Tabel 2.1

Target indikator kinerja Tahun 2016

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

1 2 3 4

1. Terwujudnya peningkatan pelayanan Prima

Kepolisian.

a. persentase penurunan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri b. persepsi masyarakat terhadap

Pelayanan Polri.

16 %

B

(18)

1 2 3 4

2. Terwujudnya situasi dan kondisi yang kondusif sehingga menurunnya gangguan Kamtibmas.

a. persentase potensi gangguan tidak menjadi gangguan nyata;

b. persentase penurunan daerah rawan gangguan kamtibmas

c. persentase unjuk rasa yang tidak anarkis

d. persentase penurunnya tindak pidana e. persentase penyampaian SP2HP yang

tepat waktu;

f. persentase penurunan pelanggaran lalu lintas yang dapat menimbulkan laka lantas;

g. persentase penurunan angka kematian korban laka lantas; h. persentase penurunan laka lantas

83 % 5 % 80 % 7 % 80 % 1 % 2 % 0,5 % 3. Terwujudnya Aparatur

Polres Metro Bekasi yang bersih dan bebas dari KKN

Persentase penurunan pelanggaran disiplin dan etika profesi yang dilakukan oleh personel Polri dan PNS.

3,57 %

(19)

BAB III

AKUNTABILITAS

KINERJA

(20)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Polres Metro Bekasi Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam uraian sebagai berikut :

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 17 tahun 2012 tanggal 26 Juli 2012 tentang Sistem Perencanaan Strategis Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Peraturan Kapolri Nomor 18 Tahun 2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Penyusunan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, maka Polri dalam hal ini Polres Metro Bekasi telah menyusun Perencanaan Strategis yang selanjutnya disebut Renstra yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, kendala dan ancaman yang ada atau mungkin timbul serta indikator kinerja utama yang merupakan tolak ukur keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Oleh sebab itu sebagai langkah yang rasional untuk menilai keberhasilan pelaksanaan kinerja organisasi cukup dilaporkan beberapa indikator kinerja sebagai kriteria keberhasilan kinerja suatu organisasi, yang disebut dengan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators), dimana capaian indikator kinerja utama ini secara proporsional dan akuntabel yang dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana suatu organisasi dapat mencapai kinerjanya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta peran yang dipertanggungjawabkan kepada organisasi.

Indikator Kinerja Utama yang dirumuskan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada berbagai pihak untuk kepentingan tentang hasil Capaian Indikator Kinerja Utama yang diwujudkan oleh Polri, kedepan Polri secara konsisten dan kontiniu melakukan review terhadap indikator kinerja utama ini agar selalu dapat menggambarkan kesesuaian dengan harapan masyarakat tentang capaian indikator kinerja utama Polri.

Pengukuran capaian kinerja T.A. 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara rencana capaian kinerja (target) dengan realisasi dari pada rencana capaian kinerja (target), sasaran strategis, Indikator Kinerja dan target serta realisasi dapat dilihat dalam tabel Pengukuran Kinerja TA. 2016 dibawah ini :

Tabel 3.1

Capaian indikator kinerja Tahun 2016

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %

1 2 3 4 5 6 1. Terwujudnya peningkatan pelayanan Prima Kepolisian a. persentase penurunan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri.

16 % - 8 % - 50 %

b. persepsi masyarakat terhadap

pelayanan kepolisian B B 100 %

(21)

1 2 3 4 5 6

2. Terwujudnya situasi dan kondisi yang kondusif terbebas dari gangguan kamtibmas

a. persentase potensi gangguan tidak menjadi gangguan nyata;

83% 70,15 % 84,52 %

b. persentase penurunan daerah rawan gangguan kamtibmas.

5% 6,3 % 133 %

c. persentase unjuk rasa yang

tidak anarkis 80 % 100 % 125 %

d. persentase penurunan tindak

pidana 7% - 22,7 % - 325 %

e. persentase penyampaian

SP2HP yang tepat waktu 80 % 67,5 % 84,4 % f. persentase penurunan

pelanggaran lalulintas yang dapat menimbulkan laka lantas;

1% -33,05 % - 3.308%

g. persentase penurunan angka

kematian korban laka lantas. 2% 33,7 % 1.400 %

h. persentase penurunan laka

lantas 0,5% 12,11 % 2.120 %

3. Terwujudnya aparatur Polres Metro Bekasi yang bersih dan bebas dari KKN

a. persentase penurunan pelanggaran disiplin dan etika profesi yang dilakukan oleh personel Polri dan PNS

3,57% - 21,6 % - 400 %

Hasil evaluasi dan analisis capaian kinerja setiap sasaran, pembandingan data kinerja, faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran, hambatan atau kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Berikut ini penjelasan capaian IKU untuk setiap sasaran Strategis adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya peningkatan pelayanan Prima Kepolisian :

a. Persentase penurunan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri.

Tabel 3.2

Capaian indikator kinerja 1.a

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Persentase penurunan pengaduan

masyarakat terhadap pelayanan Polri. 16% - 8 % -50 %

(22)

Penurunan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri merupakan bentuk tolak ukur kepada Kepolisian dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polri. Target IKU 1.a ditentukan dari Jumlah laporan pengaduan masyarakat terhadap pelayananan Kepolisian yang diterima Polres Metro Bekasi sesuai dengan dokumen jangka Menengah dan jangka pendek yang telah ditetapkan.

Pada tahun 2015 sebanyak 16 Laporan pengaduan. Dengan target penurunan sebesar 1 % (2 Laporan). Sedangkan pada tahun 2016 Polres Metro Bekasi mendapat pengadauan masyarakat sebanyak 17 laporan pengaduan dari masyarakat. Sehingga pencapaian target mengalami kenaikan 1 laporan. Hal ini membuat pencapaian kinerja tidak tercapai sesuai dengan target yang diharapkan sebagaimana terlampir grafik 3.1.

Grafik 3.1

Pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri.

Belum tercapainya penurunan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri, bukan berarti menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada Kepolisian. Seluruh laporan pengaduan masyarakat masih harus dibuktikan kebenarannya melalui proses penyelidikan dan penyidikan oleh Seksi Propam dan Seksi Pengawasan Polres Metro Bekasi. Data pengaduan yang masuk di Polres Metro Bekasi pada tahun 2016 sebanyak 17 pengaduan. Dari seluruh pengaduan yang masuk di Polres Metro Bekasi setelah dilakukan proses penyelidikan dan penyidikan oleh seksi Propam terdapat 12 pengaduan yang tidak terbukti melakukan pelanggaran, sedangkan 5 pengaduan terbukti melakukan pelanggaran sesuai dengan pengaduan masyarakat.

Grafik 3.2

Penanganan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri.

15,5 16 16,5 17 TA. 2015 TA. 2016 16 17 TA. 2015 TA. 2016 1 4 5 6 12 12 0 5 10 15

TA.2014 TA. 2015 TA. 2016

TERBUKTI TDK TERBUKTI

(23)

Tabel 3.3

Perbandingan Capaian Kinerja 1.a Tahun ini dengan Tahun lalu dan tahun terakhir

Perbandingan antara target dan realisasi kinerja persentase penurunan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri pada tahun 2015 dan 2016 tidak tercapai sesuai dengan target. Pada tahun 2015 pengaduan dari masyarakat sebanyak 16 pengaduan/komplin sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 17 pengaduan. Belum tercapainya target yang diharapkan oleh Polres Metro Bekasi pada tahun 2015 dan 2016, untuk tahun kedepan penurunan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri menjadi target yang mungkin di kedepankan dalam menjadikan polri yang profesional.

Tabel 3.4

Perbandingan realisasi kinerja 1.a sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah.

2015 2016 2017 2018 2019

Target 14% 16% 20 % 25 % 33 %

Realisasi (- 129 %) - 8 % - - -

Capaian (- 921 %) - 50 % - - -

Tabel 3.4 merupakan realisasi kinerja 1.a sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi. Ini merupakan tahun kedua dalam Renstra Polres Metro Bekasi Tahun 2015-2019 serta dimulainya tahapan ketiga Grand Strategi Polri "Strive For Exellence" (mencapai keunggulan). Pada tahun 2015 dan 2016 Polres Metro Bekasi belum bisa memberikan hasil capaian kinerja sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian pelaksanaan tahun 2016 masih lebih baik dibandingkan pelaksanaan pada tahun 2015.

Dalam hal ini Polres Metro Bekasi telah melakukan upaya-upaya kegiatan yang menunjang IKU 1.a untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polri. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Polres Metro Bekasi adalah sebagai berikut :

1) Melakukan pengawasan terhadap anggota yang melaksanakan tugas melalui setiap kegiatan yang dilakukan oleh Polres Metro Bekasi.

2) Melakukan pembekalan sosialisasi peraturan tentang tupoksi setiap masing fungsi. 3) Mengoptimalkan fungsi kehumasan untuk memberikan informasi kepada masyarakat. 4) Melakukan press release dalam setiap kasus yang ditangani oleh Polres Metro Bekasi. 5) Mengoptimalkan kegiatan Bhabinkamtibmas dengan door to door ke masyarakat dalam

menampung setiap permasalahan di masyarakat. b. Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kepolisian

Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kepolisian merupakan bentuk tolak ukur kepada kepolisian dalam pelayanan kepolisian khususnya pelayanan publik sesuai dengan Keputusan MENPAN nomor: Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan tentang indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah. Target IKU 1.b di tentukan dari indeks kepuasan masyarakat, dengan melakukan survei kepada pengguna layanan di kepolisian. Dengan target sesuai dengan dokumen jangka menengah dan jangka pendek yang telah ditetapkan.

2015 2016

Target 14% 16%

Realisasi (- 129 %) - 8 %

Capaian (- 921 %) - 50 %

(24)

Tabel 3.5

Capaian indikator kinerja 1.b

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

persepsi masyarakat terhadap

pelayanan kepolisian B B 100%

Pada tahun 2016 untuk mendapatkan Indeks Kepuasan Masyarakat diperoleh melalui survei kepuasan masyarakat secara terbuka. Polres Metro Bekasi melakukan survei pelayanan ke Satpas SIM dan Pelayanan SKCK dengan standar yang ditetapkan oleh Polres Metro Bekasi yaitu 2,51 S.D 3,25 / (62,51 – 81,25) dengan kriteria B (baik). Dapat diambil rata-rata indeks kepuasan masyarakat sebesar 80,86 atau B (baik). Adapun data dapat dilihat pada tabel 3.6. di bawah ini.

Tabel 3.6

NILAI UNIT PELAYANAN SIM, SKCK dan SPKT

NO SATFUNG / POLSEK PELAYANAN

JUMLAH

RESPONDEN % RESPONDEN NILAI IKM PER UNIT

SIM SKCK SPKT SIM SKCK SPKT SIM SKCK SPKT RATA-NILAI

RATA

1 POLRES BEKASI 622 40 37 100 3,19 6,11 78,56 83,87 79,16 80,53

2 POLSEK TAMBUN 148 234 11,80 38,61 78,40 77,00 77,70

3 POLSEK CIKARANG BARAT 90 17 7,18 2,81 79,24 73,82 76,53

4 POLSEK CIKARANG 63 27 5,02 4,46 80,52 80,86 80,69

5 POLSEK CIKARANG TIMUR 19 24 1,52 3,96 87,63 82,83 85,23

6 POLSEK CIKARANG

SELATAN 23 23 1,83 3,80 85,82 77,41 81,62

7 POLSEK BABELAN 49 24 3,91 3,96 84,00 87,05 85,53

8 POLSEK SETU 35 43 2,79 7,10 89,51 88,96 89,24

9 POLSEK CIBARUSAH 18 22 1,44 3,63 78,59 81,65 80,12

10 POLSEK SERANG BARU 20 10 1,59 1,65 86,89 81,65 84,27

11 POLSEK CIKARANG PUSAT 10 35 0,80 5,78 96,03 81,85 88,94

12 POLSEK SUKATANI 25 17 1,99 2,81 81,08 79,88 80,48 13 POLSEK TAMBELANG 18 15 1,44 2,48 83,52 74,91 79,22 14 POLSEK KEDUNG WARINGIN 17 10 1,36 1,65 81,75 85,20 83,48 15 POLSEK PEBAYURAN 12 11 0,96 1,82 78,10 81,81 79,96 16 POLSEK TARUMAJAYA 25 37 1,99 6,11 82,50 84,34 83,42

17 POLSEK CABANG BUNGIN 10 10 0,80 1,65 83,96 75,97 79,97

18 POLSEK MUARA

GEMBONG 10 10 0,80 1,65 76,86 79,88 78,37

JUMLAH 622 632 606 100 100 100

NILAI IKM 78,56 83,24 80,79 80,86

Kriteria yang digunakan dalam menilai persepsi pelayanan sebagai berikut :  A ( 81,26 – 100,00) = Sangat Baik

 B ( 62,51 – 81,25) = Baik  C ( 43,76 -62,50) = Cukup  D ( 25 – 43,75) = Tidak Baik

(25)

Dalam indikator ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya. Bagi masyarakat, Indeks Kepuasan Masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang bersangkutan. Dengan sasaran survei yaitu masyarakat yang sedang dan telah menerima pelayanan, survei harus memenuhi 14 unsur Indeks Kepuasan Masyarakat sebagaimana berikut :

1) Prosedur Pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

2) Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;

3) Kejelasan Petugas Pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan dan kewenangan serta tanggung jawabnya); 4) Kedisiplinan Petugas Pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan

pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku; 5) Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab

petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;

6) Kemampuan Petugas Pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;

7) Kecepatan Pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

8) Keadilan Mendapatkan Pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;

9) Kesopanan dan Keramahan Petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan, ramah, saling menghargai dan menghormati;

10) Kewajaran Biaya Pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

11) Kepastian Biaya Pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;

12) Kepastian Jadwal Pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

13) Kenyamanan Lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;

14) Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

(26)

Grafik 3.3

NILAI RATA-RATA UNSUR INDIKATOR KEPUASAN MASYARAKAT

Tabel 3.7

Perbandingan Capaian Kinerja 1.b Tahun ini dengan Tahun lalu dan tahun terakhir

Perbandingan antara target dan realisasi kinerja Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kepolisian pada tahun 2015 dan 2016 tercapai dengan baik. Peningkatan capaian kinerja indeks kepuasan Masyarakat naik dari 80,13 menjadi 80,86. Tercapainya target yang diharapkan oleh Polres Metro Bekasi pada tahun 2015 dan 2016 dapat menjadikan acuan untuk tahun kedepan agar mencapai target yang diharapkan.

Tabel 3.8

Perbandingan realisasi kinerja 1.b sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah.

2015 2016 2017 2018 2019

Target B B B B B

Realisasi B B - - -

Capaian 100 % 100 % - - -

Tabel 3.8 merupakan realisasi kinerja 1.b sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi. Ini merupakan tahun kedua dalam Renstra Polres Metro Bekasi Tahun 2015-2019 serta dimulainya tahapan ketiga Grand Strategi Polri "Strive For Exellence" (mencapai keunggulan). Sampai dengan tahun 2016 Polres Metro Bekasi telah berhasil mencapai realisasi sesuai dengan target, bahkan pada tahun ini Polres Metro Bekasi mampu mendapat indeks kepuasan masyarakat

Prosedur pelayanan; 3,17 Persyaratan Pelayanan; 3,26 Kejelasan petugas pelayanan; 3,29 Kedisiplinan petugas pelayanan; 3,28 Tanggung jawab petugas pelayanan; 3,30 Kemampuan petugas pelayanan; 3,35 Kecepatan pelayanan; 3,25 Keadilan mendapatkan pelayanan; 3,21 Kesopanan dan keramahan petugas; 3,31 Kewajaran biaya pelayanan; 3,27 Kepastian biaya pelayanan; 3,36 Kepastian jadwal pelayanan; 3,38 Kenyamanan lingkungan; 3,32 Keamanan Pelayanan; 3,39 2015 2016 Target B B Realisasi B B Capaian 100 % 100 %

(27)

sebesar 80,86 (baik) melebihi nilai tahun yang lalu. target jangka menengah yang ditetapkan bisa dilakukan dengan baik pada tahun 2015 dan 2016. Diharapkan untuk 3 tahun kedepan Polres Metro Bekasi mampu meningkatkan capaian kinerja.

Grafik 3.3 merupakan nilai rata-rata 14 unsur Indeks kepuasan masyarakat hasil survei yang dilakukan secara internal oleh Polres Metro Bekasi. Dari 14 unsur IKM diatas nilai tertinggi terdapat pada unsur kepastian jadwal pelayanan dengan nilai 3,39, sedangkan nilai terendah pada unsur prosedur pelayanan dengan nilai 3,17. Dalam hal ini secara keseluruhan Polres Metro Bekasi mampu mencapai keberhasilan IKU 1.b sesuai dengan target yang telah ditentukan. Keberhasilan ini disebabkan sebagai berikut :

1) Keterbukaan informasi tentang prosedur pelayanan. 2) Ruang Pelayanan yang memadai.

3) Proses Pelayanan yang cepat.

4) Pengawasan secara internal oleh Fungsi Propam sehingga tidak terjadi penyimpangan pelayanan.

5) Keterbukaan biaya administrasi pelayanan.

6) Kemampuan personil dalam pelayanan kepada masyarakat.

2. Terwujudnya situasi dan kondisi yang kondusif sehingga menurunnya ganguan Kamtibmas. a. Persentase Potensi gangguan tidak menjadi nyata.

Tabel 3.9

Capaian indikator kinerja 2.a

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Persentase Potensi gangguan tidak

menjadi nyata 83% 70,14% 84,57 %

Potensi gangguan adalah situasi/kondisi yang merupakan akar masalah dan/atau faktor stimulan/pencetus yang berkorelasi erat terhadap timbulnya ambang gangguan atau gangguan kamtibmas. Ambang gangguan adalah suatu situasi/kondisi kamtibmas yang apabila tidak dilakukan tindakan kepolisian, dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan nyata. Gangguan nyata adalah gangguan berupa kejahatan, pelanggaran hukum atau bencana yang dapat menimbulkan kerugian harta benda, jiwa-raga maupun kehormatan. Target IKU 2.a di tentukan dari Jumlah perkiraan yang ditindak lanjuti menjadi potensi gangguan nyata (infosus) sehingga dapat ditentukan jumlah potensi ganguan yang tidak menjadi nyata (perkiraan yang tidak ditindak lanjuti menjadi infosus) sesuai dengan dokumen jangka menengah dan jangka pendek yang telah ditetapkan.

(28)

Grafik 3.4

DATA POTENSI GANGGUAN

Dapat di analisa bahwa di tahun 2016 potensi gangguan yang terjadi di wilayah hukum Polres Metro Bekasi sebanyak 211 Perkiraan Intelijen, target potensi gangguan yang tidak menjadi gangguan nyata sebesar 175 Perkiraan Intelijen, atau sebesar 83% dari jumlah potensi gangguan. Adapun pada tahun 2016 potensi gangguan yang menjadi nyata sebanyak 63 infosus atau sebsesar 29,86%, sehingga potensi gangguan tidak menjadi gangguan nyata di wilayah hukum Polres Metro Bekasi sebanyak 148 Perkiraan Intelijen, atau sebesar 70,14% dari jumlah potensi gangguan. Sehingga dapat ditentukan pencapaian kinerjanya yaitu 84,57%.

Tabel 3.10

Perbandingan Capaian Kinerja 2.a Tahun ini dengan Tahun lalu dan tahun terakhir

Perbandingan antara target dan realisasi kinerja persentase potensi gangguan tidak menjadi gangguan kamtibmas pada tahun 2015 dan 2016 tercapai sesuai dengan target pada tabel 3.10. Pada tahun 2015 realisasi sebesar 65 % dari target 85 % sedangkan pada tahun 2016 realisasi sebesar 70,14 % dari target 83 %. Tercapainya target yang diharapkan oleh Polres Metro Bekasi pada tahun 2016 menjadikan ini sebagai target untuk tahun ke depan agar tercapai sesuai dengan target yang diharapkan.

Tabel 3.11

Perbandingan realisasi kinerja 2.a sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah.

2015 2016 2017 2018 2019

Target 85 % 83 % 76 % 80 % 79 %

Realisasi 65 % 70,14 % - - -

Capaian 81 % 84,57 % - - -

Tabel 3.11 merupakan realisasi kinerja 2.a sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi. Ini merupakan tahun kedua dalam Renstra Polres Metro Bekasi Tahun 2015-2019 serta

63; 30%

148; 70%

GANGGUAN MENJADI NYATA GANGGUAN TDK MENJADI NYATA

2015 2016

Target 85 % 83 %

Realisasi 65 % 70,14 %

Capaian 81 % 84,57 %

(29)

dimulainya tahapan ketiga Grand Strategi Polri "Strive For Exellence" (mencapai keunggulan). Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2016 capaian kinerja 2.a menjadi capaian tertinggi sebesar 84,57 %, dan target jangka menengah yang ditetapkan bisa dilakukan dengan baik yaitu tahun 2015 dan 2016. Diharapkan untuk 3 tahun kedepan Polres Metro Bekasi mampu meningkatkan capaian kinerja.

Keberhasilan Polres Metro Bekasi dalam pencapaian IKU 2.a, merupakan suatu capaian yang baik. Keberhasilan ini disebabkan sebagai berikut :

1) Penyebaran anggota Intel yang tepat sasaran.

2) Kegiatan deteksi yang dilakukan mampu mengurangi potensi gangguan keamanan. 3) Pembentukan dan pembinaan jaringan informasi intelkam mampu membantu Polres

Metro Bekasi dalam pemberian info secara tepat dan akurat.

4) Penggelaran pasukan patroli mampu meredam segala bentuk kegiatan yang bisa menjadikan potensi ganguan.

5) Penggelaran Bhabinkamtibmas di setiap desa dalam melakukan pencegahan dini permasalahan kamtibmas.

b. Persentase penurunan daerah rawan gangguan kamtibmas.

Tabel 3.12

Capaian indikator kinerja 2.b

Persentase penurunan daerah rawan gangguan kamtibmas

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Persentase penurunan daerah rawan

gangguan kamtibmas 5% 6,3% 133%

Penurunan daerah rawan gangguan kamtibmas merupakan bentuk tolak ukur kepada Kepolisian dalam meningkatkan rasa aman teerhadap masyarakat. Target IKU 1.a di tentukan dari Jumlah daerah rawan yang ada di wilayah hukum Polres Metro Bekasi sesuai dengan dokumen jangka menengah dan jangka pendek yang telah ditetapkan.

Daerah rawan gangguan kamtibmas di Polres Metro Bekasi untuk Tahun 2015 sebanyak 63 titik hot spot, dengan target penurunan sebanyak 3 % (3 titik hot spot) dan sedangkan untuk tahun 2016 sebanyak 59 titik hot spot dengan penurunan sebanyak 4 titik hot spot (6,3%). Adapun capaian yang diperoleh Polres Metro Bekasi sebesar 133 %. Dengan rincian titik hot spot sebagai berikut :

Tabel 3.13

Tabel Data Hot Spot di wilayah Polres Metro Bekasi

NO POLSEK TITIK HOT SPOT KET

TAHUN 2015 TAHUN 2016 1 TAMBUN 8 5 2 CIKARANG BARAT 9 8 3 CIKARANG 16 14 4 CIKARANG TIMUR 2 1 5 CIKARANG SELATAN 8 9 6 KEDUNG WARINGIN 1 - 7 SERANG BARU 1 2

(30)

NO POLSEK TITIK HOT SPOT KET TAHUN 2015 TAHUN 2016 8 CIKARANG PUSAT 4 5 9 CIBARUSAH 2 1 10 SETU 2 3 11 TARUMAJAYA 2 2 12 BABELAN 4 5 13 TAMBELANG 1 1 14 MUARA GEMBONG - - 15 CABANG BUNGIN 1 1 16 SUKATANI 1 1 17 PEBAYURAN 1 1 JUMLAH 63 59

Penurunan daerah rawan gangguan kamtibmas secara keseluruhan berhasil dilakukan oleh Polres Metro Bekasi. Penurunan tersebut tidak luput dari peran serta Polri serta kerjasama dengan masyarakat dalam menanggulangi kriminalitas di wilayah Kabupaten Bekasi. Pada tahun 2015 terdapat 63 lokasi daerah rawan, sedangkan untuk tahun 2016 terdapat 59 daerah rawan. Penurunan 4 lokasi daerah rawan gangguan kamtibmas merupakan bukti bahwa Polres Metro Bekasi mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat serta memerangi kriminalitas di wilayah kabupaten Bekasi.

Grafik 3.5

4 JENIS KASUS TAHUN 2016

Grafik 3.5 di atas merupakan data kriminalitas 4 jenis kasus yaitu anirat, curas, curat dan curanmor. Untuk kasus anirat paling banyak terdapat di daerah Tambun dengan jumlah kasus sebesar 10 kasus, untuk kasus curat paling banyak terdapat di daerah Tambun dengan jumlah kasus sebesar 20 kasus, untuk kasus Curas paling banyak terdapat di daerah Cikarang Selatan dengan jumlah kasus sebesar 23 kasus dan untuk kasus Curanmor paling banyak terdapat di daerah Tambun dengan jumlah kasus sebesar 18 kasus.

0 5 10 15 20 25 ANIRAT CURAT CURAS CURANMOR

(31)

Tabel 3.14

Perbandingan Capaian Kinerja 2.b Tahun ini dengan Tahun lalu dan tahun terakhir

Perbandingan antara target dan realisasi kinerja persentase penurunan daerah rawan ganguan kamtibmas pada tahun 2015 dan 2016 tercapai sesuai dengan target pada tabel 3.14. Pada tahun 2015 realisasi sebesar 5 % dari target 5 % sedangkan pada tahun 2016 realisasi sebesar 6,3 % dari target 5 %. Tercapainya target yang diharapkan oleh Polres Metro Bekasi pada 2016 merupakan bentuk keseriusan Polres Metro Bekasi dalam mempersempit ruang gerak para pelaku kejahatan.

Tabel 3.15

Perbandingan realisasi kinerja 2.b sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah.

2015 2016 2017 2018 2019

Target 5 % 5 % 3 % 3 % 3 %

Realisasi 5 % 6,3 % - - -

Capaian 100 % 133 % - - -

Tabel 3.15 merupakan realisasi kinerja 2.b sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi. Ini merupakan tahun kedua dalam Renstra Polres Metro Bekasi Tahun 2015-2019 serta dimulainya tahapan ketiga Grand Strategi Polri "Strive For Exellence" (mencapai keunggulan). Sehingga untuk tahun 2015 dan 2016 pencapaian kinerja berhasil di capai oleh Polres Metro Bekasi. Keseriusan Polres Metro Bekasi dalam menurunkan daerah rawan terus dilakukan, dapat dilihat dari hasil capaian setiap tahunnya selalu mendapatkan hasil capaian yang positif. Target jangka menengah yang ditetapkan bisa dilakukan dengan baik yaitu pada tahun 2015 dan 2016. Diharapkan untuk 3 tahun kedepan Polres Metro Bekasi mampu meningkatkan capaian kinerja.

Keberhasilan Polres Metro Bekasi dalam pencapaian IKU 2.b, merupakan suatu capaian yang baik. Keberhasilan ini disebabkan sebagai berikut :

1) Pemetaan anggota unit patroli di daerah rawan gangguan.

2) Pembentukan dan pembinaan jaringan informasi intelkam mampu membantu Polres Metro Bekasi dalam pemberian info secara tepat dan akurat.

3) pemberdayaan pengamanan swakarsa dalam meningkatkan sistem pengamanan di wilayah.

4) Melakukan penggelaran Operasi mandiri kewilayahan yang di titik beratkan didaerah rawan ganguan.

5) Memberikan himbauan kepada masyarakat melalui spanduk kamtibmas.

2015 2016

Target 5 % 5 %

Realisasi 5 % 6,3 %

Capaian 100 % 133 %

(32)

c.

d. Persentase unjuk rasa yang tidak anarkis.

Tabel 3.16

Capaian indikator kinerja 2.c

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Persentase unjuk rasa yang tidak

anarkis 80 % 100 % 125 %

Berdasarkan perkap Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan, Pengamanan dan Pengamanan Perkara Penyampaian Pendapat di muka umum pada pasal 19 huruf e dijelaskan “ penyampaian pendapat di muka umum yang anarkis/yang disertai tindak pidana atau kejahatan terhadap ketertiban umum, kejahatan yang membahayakan keamanan umum bagi orang atau barang, dan kejahatan terhadap penguasa umum (misalnya : merusak pagar, merusak fasilitas umum/pribadi, sweeping, menghadang dan merusak kendaraan umum/pribadi/dinas, melakukan pembakaran, membawa dan/atau menggunakan bom molotof, melakukan tindakan kekerasan/penganiayaan, penyandraan, dan tindak pidana lainnya

Dari Tabel tersebut di atas dapat dianalisa bahwa tahun 2016 terdapat 44 kegiatan unjuk rasa di wilayah Polres Metro Bekasi. Dari seluruh aksi unjuk rasa yang terjadi pada tahun 2016, Polres Metro Bekasi menetapkan target sebesar 80 % (35 kegiatan) untuk Aksi unjukrasa yang tidak anarkis. Dari data yang diterima oleh Sat Sabhara Polres Metro Bekasi untuk aksi unjuk rasa yang tidak anarkis pada tahun 2016 sebanyak 44 kegiatan atau sebesar 100%. Sehingga Polres Metro Bekasi memperoleh capaian kinerja sebesar 125%.

Grafik 3.6

Grafik unjuk rasa yang anarkis dan tidak anarkis

Dari tahun 2014 s/d 2016 terdapat penurunan terhadap kegiatan aksi unjuk rasa yang anarkis. Penurunan ini sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keamanan di wilayah Polres Metro Bekasi. Kegiatan unjuk rasa yang terjadi di wilayah Kabupaten Bekasi banyak didominasi oleh aksi unjuk rasa buruh namun ada beberapa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh LSM. Kegiatan aksi unjuk rasa banyak didominasi masalah ekonomi. Berikut ini grafik aksi unjuk rasa berdasarkan ke kelompok aksi unjuk rasa.

1 0 0 70 77 44 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2014 2015 2016 anarkis tidak anarkis

(33)

Grafik 3.7

Kelompok masa aksi unjukrasa tahun 2016

Tabel 3.17

Perbandingan Capaian Kinerja 2.cTahun ini dengan Tahun lalu dan tahun terakhir

Perbandingan antara target dan realisasi kinerja persentase unjuk rasa yang tidak anarkis pada tahun 2015 dan 2016 tercapai sesuai dengan target pada tabel 3.17. Pada tahun 2015 realisasi sebesar 100 % dari target 80 % sedangkan pada tahun 2016 realisasi sebesar 100 % dari target 80 %, tercapainya target yang diharapkan oleh Polres Metro Bekasi pada tahun 2016 merupakan keberhasilan dalam pelaksanaan pencapaian indikator kinerja utama.

Tabel 3.18

Perbandingan realisasi kinerja 2.c sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah.

2015 2016 2017 2018 2019

Target 80 % 80 % 75 % 80 % 80 %

Realisasi 100 % 100 % - - -

Capaian 125 % 125 % - - -

Tabel 3.18 merupakan realisasi kinerja 2.c sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi. Ini merupakan tahun kedua dalam Renstra Polres Metro Bekasi Tahun 2015-2019 serta dimulainya tahapan ketiga Grand Strategi Polri "Strive For Exellence" (mencapai keunggulan). Sehingga untuk tahun 2015 dan 2016 pencapaian kinerja berhasil di capai oleh Polres Metro Bekasi. Keseriusan Polres Metro Bekasi dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat di buktikan dalam memberikan pengamanan yang mengedepankan preemtif sehingga mampu menekan angka aksi unjuk rasa yang anarkis, tidak hanya itu kita juga mampu menekan angka aksi unjuk rasa di wilayah Polres Metro Bekasi. hasil capaian setiap tahunnya selalu mendapatkan hasil capaian yang positif. Diharapkan capaian hasil kinerja ini bisa menjadi acuan di tahun berikutnya.

KARYAWAN; 26 LSM; 9 MASYARAKAT; 2 INSTANSI PEMERINTAH; 4 INSTANSI LAINNYA; 3 2015 2016 Target 80 % 80 % Realisasi 100 % 100 % Capaian 125 % 125 %

Gambar

Grafik 3.3 merupakan nilai rata-rata 14 unsur Indeks kepuasan masyarakat hasil survei  yang dilakukan secara internal oleh Polres Metro  Bekasi
Tabel Data Hot Spot di wilayah Polres Metro Bekasi
Grafik 3.5 di atas merupakan data kriminalitas 4 jenis kasus yaitu anirat, curas, curat  dan curanmor
Tabel 3.18 merupakan  realisasi kinerja  2.c  sampai dengan tahun ini dengan target  jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diskusi: bahwa Ho ditiolak dan HI diterima artinya ada terapi musik klasik terhadap tingkat stress dalam menyusun tugas akhir pada mahasiswa tingkat akhir

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi pemerintah, mengamanatkan agar setiap entitas pelaporan wajib dan menyajikan laporan

Data Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Tata Cara Menyikat Gigi Dengan Benar Pada Siswa/I Kelas IVB Di SD Negeri Baru 08 Pagi Jakarta Timur bahwa dari 30

Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan: Hasil penilai kinerja Guru ini sangat dipengaruhi oleh penilaian Kepala sekolah, Penilaian Siswa, Pendidikan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa penelitian ini diperoleh bahwa proses mikroprosesor 8 bit pada FPGA Xilinx Spartan 3 XC3S200FT256 dengan menggunakan VHDL dapat

Pendekatan kedua adalah dengan menggunakan metode transfer matriks, yang juga bisa digunakan untuk menyelesaikan persamaan mode-tergandeng dari kisi- kisi tak seragam.. Metode ini

Penyiapan rencana dan program kegiatan pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, penerapan dan penegakkan Perda dan Peraturan

Terdapat 44,44% dari subyek yang diteliti memiliki kemampuan penalaran matematika rendah yang mengindikasikan subyek tersebut belum mencapai kompetensi yang