• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II RONA WILAYAH PESISIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II RONA WILAYAH PESISIR"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

RONA WILAYAH PESISIR 2.1 Geo-Administrasi

Luas wilayah Kelurahan Nunhila adalah 0,37 km2. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke kecamatan 6,25 km. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke Ibu Kota Kupang 10,25 km.

Wilayah Kelurahan Nunhila yang berada di wilayah Kecamatan Alak, Kota Kupang berbatasan dengan:

 Sebelah Utara : Teluk Kupang  Sebelah Selatan : Kelurahan Fatufeto  Sebelah Barat : Kelurahan Nunbaun Delha  Sebelah Timur : Kelurahan Fatufeto

Jumlah RT/RW yang berada di wilayah Kelurahan Nunhila terdiri atas 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT.

Kondisi batimetri perairan di Kelurahan Nunhila cenderung landai. Pada jarak 100 m dari garis pantai, kedalaman dasar laut 9 meter. Pada jarak 0,56 mil dari garis pantai, kedalaman perairan sekitar 50 meter.

Suhu perairan pesisir Kelurahan Nunhila berada pada kisaran umum suhu perairan tropis (26,30C). Tidak ada pencemaran termal di Kelurahan Nunhila.

Salinitas laut di pesisir Kelurahan Nunhila menunjukkan ciri khas perairan laut (340/00). Pengukuran yang dilakukan pada akhir Bulan September 2015 (musim

kemarau) menyebabkan pengaruh air tawar sangat rendah terhadap laut. Akibatnya salinitas perairan pesisir cenderung tinggi.

Kecerahan perairan laut di pesisir Kelurahan Nunhila pada jarak sekitar 100-200 meter dari garis pantai umumnya sesuai dengan baku mutu air laut untuk biota air laut (7 m). Namun bila dibandingkan dengan nilai kekeruhan (0,00 NTU), maka kondisi perairan di lokasi kajian menunjukkan kualitas perairan yang masih baik berdasarkan Kep.Men.LH No.51/2004 untuk wisata bahari dan biota air laut. Tingkat kekeruhan belum melewati ambang batas baku mutu kualitas air bagi kelayakan hidup biota perairan yaitu maksimal 5 NTU.

(2)

Sebagaimana nilai kekeruhan, nilai partikel padatan terlarut (Total Suspended

Solid/TSS) sebesar 16,3 mg/l menunjukkan bahwa kondisi perairan pesisir di Kelurahan

Nunhila masih layak untuk mendukung kehidupan biota perairan berdasarkan Kep.Men.LH No.51/2004 untuk wisata bahari dan biota air laut. Nilai TSS di bawah 20 mg/l menunjukkan perairan yang masih baik.

Nilai pH di Kelurahan Nunhila menunjukkan ciri khas perairan laut karena nilai pH mencapai 8,25. Untuk konsentrasi oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) di perairan pesisir Kelurahan Nunhila menunjukkan kondisi perairan yang masih baik (6,88 mg/l). Syarat perairan laut yang layak bagi kehidupan organisme harus memiliki nilai oksigen terlarut minimal 5 mg/l

Batas baku mutu perairan laut yang layak bagi kehidupan organisme laut berdasarkan kandungan unsur hara menurut Kep.Men.LH No.51/2004 untuk wisata bahari dan biota air laut yaitu maksimum 0,008 mg/l untuk nitrat, 0,3 mg/l untuk amonia, dan 0,015 mg/l untuk fosfat. Di Kelurahan Nunhila konsentrasi nitrat sebesar 0,006 mg/l, amoniak 0,009 mg/l, dan orthofosfat 0,416 mg/l. Dilihat dari sisi konsentrasi orthofosfat, Kelurahan Nunhila telah mengalami pencemaran perairan.

Klorin merupakan salah satu bahan dasar yang digunakan sebagai desinfektan dan pemutih pakaian. Meskipun pemakaian klorin memberikan dampak yang baik sebagi desinfektan dan pemutih pakaian, namun konsentrasi klorin yang berlebih dapat memberi efek toksik, malformasi, bahkan lethal (mematikan) terhadap organisme lain yang bukan sasaran, seperti ikan dan organisme bentik. Beberapa penelitian menunjukkan efek mematikan dari keberadaan klorin bagi mikroorganisme dari 0,25 mg/l, 1,5 mg/l, dan 0,75-0,90 mg/l pada suhu lebih tinggi dari 25-300C (GESAMP, 1984). Nilai klorin yang masih cukup rendah di perairan pesisir Kelurahan Nunhila sebesar 0,13 mg/l untuk Cl total dan 0,21 mg/l untuk Cl bebas menunjukkan masih rendahnya pemakaian berbagai merek cairan pemutih pakaian berbahan dasar klorin.

(3)

2.2 Kondisi Sosial Budaya 2.2.1 Kependudukan

Masyarakat Kelurahan Nunhila terdiri atas beberapa suku/kelompok etnis yang masing-masing memiliki pola interaksi yang khas, yakni: suku Timor, suku Rote, suku Bugis, suku Sabu, suku Alor, suku Jawa, masyarakat asal NTB serta daerah lain di Indosnesia. Dari beragam suku dan budaya masyarakat, suku/etnis Timor dan Rote merupakan masyarakat asli dari Kelurahan Nunhila. Adapun jumlah Penduduk Kelurahan Nunhila dapat dilihat pada Tabel 2.3.1.

Tabel 2.3. 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Nunhila Menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 5 125 90 215 6 – 10 143 118 261 11 – 15 127 113 240 16 – 20 115 121 236 21 – 25 131 182 313 26 – 30 155 125 280 31 – 35 126 104 230 36 – 40 107 104 211 41 – 45 84 85 169 46 – 50 84 89 173 51 – 55 61 56 117 56 – 60 39 47 86 60 ke atas 5 18 23 Jumlah 1,302 1,252 2,554

Sumber: Kota Kupang Dalam Angka 2014.

2.2.2 Budaya

Pada masyarakat di Kelurahan Nunhila, kebhinekaan ras, agama, dan etnis merupakan bagian dari kehidupan bermasyarakat. Di Kelurahan Nunhila terdapat masyarakat dari suku Rote, Flores, Alor, Sabu, Timor, Sulawesi (Bugis/Buton), Jawa, Bali serta daerah- daerah lain di Indonesia. Dari beragam suku dan Budaya yang ada dalam masyarakat Kelurahan Nunhila, ada 4 etnis daerah yang dominan, yakni Rote dengan sebutan Rumah Tujuh, Buton/Bugis dengan sebutan Namosain Tengah, Solor Flotim dengan sebutan Kampung Meleset, serta Timor Namosain dengan sebutan Osmok.

(4)

2.3 Aktivitas Ekonomi Masyarakat

Berdasarkan data Kota Kupang Dalam Angka 2014, masyarakat Nunhila memiliki pekerjaan atau mata pencaharian yang didominasi oleh swasta sebanyak 243 orang dengan jenis usaha yang bervariasi. Bahkan ada pula masyarakat yang belum atau tidak bekerja sebanyak 891 orang. Sedangkan masyarakat petani/nelayan sebanyak 162 orang. Nelayan di Kelurahan Nunhila tergolong nelayan tangkap dan pemasaran. Nelayan tangkap didominasi oleh kaum laki -laki, sementara di bidang pemasaran terdiri atas laki-laki dan perempuan. Penghasilan sebagai nelayan tangkap tergantung dari hasil tangkapan yang diperoleh dan juga musim penangkapan, sedangkan bidang pemasaran biasanya tergantung dari modal usaha dalam membeli ikan mentah/segar yang akan mereka jual.

Tabel 2.3.2. Jumlah Penduduk Kelurahan Nunhila Menurut Pekerjaan/Mata Pencaharian

Pekerjaan/Profesi Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

PNS 111 65 176 TNI 1 - 1 Polri 13 2 15 Guru 6 9 15 Dosen 1 2 3 Dokter - - - Mantri/bidan - 2 2 Petani/nelayan 119 43 162 Pendeta 3 1 4 Pengacara 1 - 1 Pengemudi 26 1 27 Montir/Tukang Service 21 1 22 Pensiunan PNS 44 24 68 Pensiunan Polri 8 - 8 Wiraswasta 119 61 180 Swasta 172 71 243 Pelajar/Mahasiswa 344 392 736

Belum / Tidak Bekerja 313 578 891

Jumlah 1,302 1,252 2,554

Sumber: Kota Kupang Dalam Angka 2014.

(5)

penduduk Kelurahan Nunhila berprofesi sebagai swasta yaitu sebanyak 243 orang, wiraswasta sebanyak 180 orang dan PNS sebanyak 176 orang.

2.4 Potensi Sumberdaya Alam dan Jasa Lingkungan 2.4.1 Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove tidak ditemukan di Kelurahan Nunhila.

2.4.2 Ekosistem Terumbu Karang

Kelurahan Nunhila merupakan salah satu kelurahan di kota Kupang yang memiliki ekosistem terumbu karang dengan 15.80 ha.

2.4.3 Ekosistem Lamun

(6)

BAB III

PERENCANAAN PENGELOLAAN

3.1 Isu-isu Prioritas Pengelolaan Pesisir dan Laut Aspek SDA dan Lingkungan

a. Perlindungan terhadap kerusakan ekosistem Laut

b. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan pantai c. Kurang hijaunya wilayah pesisir Nunhila

d. Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan: ambil pasir dan batu karang, makameting, pukat di posing.

Aspek Sosial-Budaya

a. Kebiasaan buang sampah, bangkai dan kotoran hewan di laut b. Kebiasaan maka meting

c. Kurangnya perawatan tanaman di tepi pantai, sehingga tanaman tidak tumbuh dengan baik atau mati

Aspek Sosial-Ekonomi

a. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) b. Pengangguran yang tinggi

c. Rendahnya modal usaha

Aspek Kelembagaan

a. Kota Kupang telah memiliki Koperasi Bahari Sejahtera. Keterlibatan masyarakat pesisir dalam aktivitas koperasi tersebut sangat penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir

b. Belum adanya peraturan pengelolaan pesisir di tingkat kelurahan

c. Lemahnya pengawasan masyarakat terhadap aktivitas yang merusak di pesisir

3.2 Strategi Pengelolaan Aspek SDA dan Lingkungan Tujuan:

(7)

a. Membentuk masyarakat yang sadar hukum

b. Mencegah terjadinya kerusakan wilayah perairan yang disebabkan oleh aktivitas manusia

c. Menjaga kebersihan pantai dan biota perairan d. Mencegah terjadinya pencemaran wilayah pesisir e. Menjaga kelestarian dan keindahan wilayah pesisir f. Menjaga pantai dari erosi dan abrasi

Strategi:

a. Membuat kesepakatan lintas kelurahan tentang perlindungan pesisir pantai b. Menerapkan berbagai peraturan Wali Kota Kupang tentang perlindungan

pantai dan laut

c. Membuat program kampanye-kampanye tentang menjaga biota laut dan kebersihan pantai

d. Rehabilitasi ekosistem laut

e. Pelatihan pemantauan ekosistem terumbu karang berbasis masyarakat

f. Penambahan tempat pembuangan sampah dan optimalisasi tempat pembuangan sampah yang sudah ada

g. Penanaman ketapang dan cemara laut, santigi, dan beringin Indikator:

a. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kelestarian ekosistem laut dan kebersihan wilayah pesisir

b. Terbentuknya kepedulian kelompok masyarakat di wilayah pesisir

c. Semakin berkurangnya ekosistem yang rusak serta lingkungan pantai yang semakin bersih dan asri

d. Pantai menjadi indah dan bisa menjadi kawasan ekowisata e. Pasir pantai stabil dan tidak tergerus

Aspek Sosial-Budaya Tujuan:

a. Menghasilkan ketetapan bersama antar lembaga dalam mengatur masalah sampah di pesisir

(8)

b. Menghasilkan kesepakatan untuk membuat aturan dalam kebiasaan maka meting maksimal 2 kali setahun

c. Menghasilkan kesepakatan untuk membuat aturan dalam hal perawatan tanaman yang ditanam di pesisir pantai

d. Restrukturisasi pemukiman di wilayah pesisir agar terlihat rapi dan tertata dengan baik

Strategi:

a. Bersama lembaga yang ada di Kelurahan Nunhila menetapkan kesepakatan/ regulasi untuk mengatur masalah sampah di pesisir

b. Membuat peraturan atau kesepakatan setingkat kelurahan terkait kegiatan makameting (diatur waktunya 2x setahun)

c. Mengusulkan, menyiapkan, dan mengimplementasikan materi pelajaran tentang pengelolaan wilayah pesisir dalam kurikulum muatan lokal SD

d. Membuat peraturan atau kesepakatan setingkat kelurahan terkait penanaman tanaman di tepi pantai, kesepakatan bersama masyarakat dengan pemerintah termasuk mencari model-model untuk pemeliharaannya

e. Perawatan pohon di pesisir secara bergiliran (rolling) dan terjadwal Indikator:

a. Terbentuknya peraturan atau kesepakatan yang terdokumentasikan dengan baik berkaitan dengan pengelolaan sampah, makameting, dan penghijauan pantai di tingkat kelurahan

b. Semakin bersihnya lingkungan di wilayah pesisir

c. Menurun hingga hilangnya kebiasaan masyarakat pesisir melakukan makameting

d. Timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan merawat tanaman yang ditanam di pesisir pantai, sehingga kawasan pesisir terlihat bersih, aman dan asri.

e. Diterimanya usul untuk memasukkan materi pengelolaan wilayah pesisir pada kurikulum tingkat SD

(9)

Tujuan :

a. Meningkatkan keterampilan masyarakat pesisir dalam pengelolaan wiayah pesisir

b. Menciptakan lapangan pekerjaan berbasis pesisir dan kelautan

c. Meningkatkan hasil tangkapan nelayan dan pendapatan masyarakat di wilayah pesisir

Strategi:

a. Pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat pesisir dan ekowisata b. Pelatihan lapangan kerja, kewirausahan berbasis pesisir dan kelautan

c. Penambahan modal : penangkapan dan bisnis, pemasaran, kuliner untuk mendukung ekowisata, terutama pada lokasi Batu Kepala Nunhila

Indikator :

a. Bertambahnya angka partisipatif tenaga kerja

b. Meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir

Aspek Kelembagaan Tujuan:

a. Menghasilkan suatu kesepakatan/regulasi yang melibatkan semua pemangku kepentingan berkaitan dengan pengelolaan pesisir

b. Mempermudah pengawasan terhadap pemanfaatan wilayah pesisir c. Memfasilitasi lembaga simpan pinjam bagi masyarakat pesisir Strategi:

a. Membuat peraturan/kesepakatan tingkat kelurahan, seperti lembaga-lembaga di kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, DPL, SDA

b. Melibatkan/membentuk kelompok masyarakat/optimalisasi peran untuk pengendalian lingkungan pantai

c. Melibatkan masyarakat pesisir dalam Koperasi Bahari Sejahtera di Kota Kupang Indikator:

a. Dikeluarkannya aturan tentang pengelolaan wilayah pesisir, pengawasan hingga sanksi

(10)

b. Terbentuknya kelompok masyarakat yang mengelola kawasan pesisir dan kelompok masyarakat yang mengawasi segala aktivitas di kawasan pesisir c. Bertambahnya keterlibatan masyarakat pesisir dalam kegiatan Koperasi Bahari

(11)

3.3 Rencana Aksi

Tabel 2.3.3. Matriks Rencana Aksi Kelurahan Nunhila

Issue Prioritas Program Kegiatan Pelaksana

Waktu Pelaksanaan (tahun) Pemb iayaa

n 2016 2017 2018 2019 2020

Isu Sumberdaya Alam dan Lingkungan: a. Perlindungan terhadap kerusakan ekosistem Laut b. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan pantai c. Kurang hijaunya wilayah pesisir Nunhila. d. Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan: ambil pasir dan batu karang, makameting, pukat di posing Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Sempadan Pantai a. Membuat kesepakatan lintas kelurahan tentang perlindungan pesisir pantai b. Menerapkan berbagai peraturan Wali Kota Kupang tentang perlindungan pantai dan laut c. Membuat program kampanye-kampanye tentang menjaga biota laut dan kebersihan pantai d. Rehabilitasi Ekosistem Pesisir (terumbu karang) e. Pelatihan pemantauan ekosistem terumbu karang berbasis DKP Kota Kupang, CCDP-IFAD, BLHD Kota Kupang, BKSDA NTT, NGOs, dan Perguruan Tinggi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ APBD, APBN , dan Dana Hibah

(12)

Issue Prioritas Program Kegiatan Pelaksana

Waktu Pelaksanaan (tahun) Pemb iayaa n 2016 2017 2018 2019 2020 masyarakat f. Penambahan tempat pembuangan sampah dan optimalisasi tempat pembuangan sampah yang sudah ada

g. Penanaman ketapang dan cemara laut, santigi, beringin

Isu Sosial Budaya:

a. Kebiasaan buang sampah, bangkai dan kotoran hewan di laut b. Kebiasaan maka meting c. Kurangnya perawatan tanaman di tepi pantai, sehingga tanaman tidak tumbuh dengan baik atau mati

Penyadaran

Masyarakat Tentang Fungsi dan Manfaat Ekosistem Pesisir dan Hutan Pantai

a. Pembuatan nota kesepahaman tentang larangan pembuangan sampah, pengambilan karang, pengambilan pasir, penebangan pohon, makameting, dan kegiatan penghijauan di kawasan pesisir b. Mengusulkan, menyiapkan, dan implementasi materi pelajaran tentang pengelolaan wilayah pesisir dalam DKP Kota Kupang, CCDP-IFAD, BAPPEDA Kota Kupang, dan Lembaga Adat √ √ √ √ √ APBD, APBN , dan Dana Hibah

(13)

Issue Prioritas Program Kegiatan Pelaksana

Waktu Pelaksanaan (tahun) Pemb iayaa n 2016 2017 2018 2019 2020 kurikulum muatan lokal SD c. Pengaturan perawatan pohon di pesisir secara

bergiliran (rolling) dan terjadwal

Isu Sosial Ekonomi:

a. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia

b. Pengangguran yang tinggi c. Rendahnya modal usaha a. Peningkatan SDM dan Modal Usaha o Pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat pesisir dan ekowisata o Pelatihan lapangan kerja, kewirausahan berbasis pesisir dan kelautan o Penguatan kelembagaan kelompok penerima bantuan o Penambahan modal : penangkapan dan bisnis, pemasaran, kuliner untuk mendukung ekowisata, spesifik DKP Propinsi, DKP Kota Kupang, CCDP-IFAD, Dinas PU Kota Kupang, Dinas Perindustrian , BAPPEDA Kota Kupang, dan Lembaga Adat √ √ √ √ APBD, APBN , dan Dana Hibah

(14)

Issue Prioritas Program Kegiatan Pelaksana

Waktu Pelaksanaan (tahun) Pemb iayaa

n 2016 2017 2018 2019 2020

pada lokasi Batu Kepala Nunhila o Pengembangan

kawasan Batu Kepala menjadi ekowisata √ Isu Kelembagaan: a. Belum optimal kepedulian kelembagaan sosial masyarayarakat terhadap kebersihan dan pengelolaan lingkungan b. Keberadaan koperasi Bahari Sejahtera di Kota Kupang a. Optimalisasi peran kelembagaan sosial masyarayarakat terhadap kebersihan dan pengelolaan lingkungan b. Pelibatan masyarakat pesisir sebagai anggota koperasi Bahari Sejahtera a. Membuat peraturan/kesepaka tan tingkat kelurahan, seperti lembaga-lembaga di kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, DPL, SDA b. Melibatkan/membe ntuk kelompok masyarakat/optimal isasi peran untuk pengendalian lingkungan pantai c. Perekrutan masyarakat pesisir menjadi anggota Koperasi Bahari Sejahtera di Kota Kupang DKP Propinsi, DKP Kota Kupang, dan CCDP-IFAD √ √ √ √ √ √ √ √ √

(15)

3.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dari pelaksanaan rencana pengelolaan ini dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah kelurahan untuk menilai kegiatan dan hasil capaian dari setiap kegiatan. Proses dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini telah diintegrasikan dalam dokumen rencana pembangunan dan pengelolaan. Review tahunan dilaksanakan oleh masyarakat dengan atau tanpa bantuan atau dukungan pemerintah setempat, dan dilaksanakan sebelum siklus pendanaan tahun anggaran berikutnya dimulai sebagai masukan bagi rencana kegiatan tahunan berikutnya.

Berdasarkan rencana pengelolaan ini maka akan dibuat rencana aksi tahunan oleh badan pengelola dimana penentuan prioritas kegiatan dan rencananya ditetapkan dan disetujui oleh masyarakat desa secara transparan dan terbuka yang dikoordinasi oleh badan pengelola, sedangkan petunjuk, kebijakan dan bantuan teknis serta dananya diperoleh dari pemerintah daerah (dinas dan instansi yang berkepentingan), APBD/APBN langsung, LSM, perguruan tinggi dan donatur, serta dari pendapatan dan usaha yang sah dari desa maupun lewat swadaya masyarakat.

Dalam memantau pelaksanaan kegiatan dalam rencana pengelolaan perlu dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan oleh pemerintah kelurahan dan Badan Pengelola, satu tahun sekali dan melaporkan hasilnya dalam suatu rapat musyawarah desa.

(16)

Tabel 2.3.4. Rencana Monitoring dan Evaluasi No. Rencana Monitoring Tujuan Monitoring dan

Evaluasi

Hasil Yang Diharapkan Indikator Waktu Pelaksa√naan

2016 2017 2018 2019 2020

1

Laporan keuangan, penerimaan dan pembelanjaan

Untuk Mengetahui Realisasi keuangan dan Fisik yang disesuaikan dengan target

Tertatanya manajemen keuangan

Penyampaian laporan

keuangan tiap bulan √ √ √ √ √

2 Laporan kegiatan

a. Menhetahui Sejauh mana rencana Pengelolaan sudah dilaksanakan. b. Mengetahui Kelemahan

dan kekurangan dari rencana pengelolaandan untuk mengadakan perbaikan selanjutnya. c. Sejauh mana tujuan telah

tercapai dan keinginan masyarakat telah terpenuhi

1. Diketahui jenis kegiatan dan lokasi kegiatan yang telah dilaksanakan 2. Mengetahui waktu

pelaksanaan dan berakhir suatu kegiatan 3. Diketahui komponen

dari suatu kegiatan

1. Adanya TOR dan RAB 2. Adanya Matrik pelaksanaan kegiatan 3. Laporan kemajuan √ √ √ √ √

3 Laporan hasil yang dicapai

a. Mengetahui efektifitas dari kegiatan yang dipilih dan dilaksanakan. b. Mengetahui ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan c. Mengetahui prosentase /tingkat keberhasilan suatu kegiatan. 1. Diketahui tingkat keberhasilan 2. Di ketahui permasalahan dan langkah tindak lanjut yang telah dilkasanakan

1. Laporan akhir 2. Laporan pelaksanaan kegiatan 3. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan √ √ √ √ √

(17)

.

BAB IV LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Profil Kelurahan Nunhila

(18)

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan (Lokasi Kegiatan : Pondok Informasi IFAD Kelurahan Nunhila)

(19)
(20)
(21)

Presentasi Hasil Diskusi Kelompok dalam kegiatan Konsultasi Publik Kelurahan Nunhila

(22)

Daftar Pustaka

Gesamp 1984. Thermal discharge in the environment. Report of studies GESAMP (24): 44 pp [MENLH] Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 51/2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta: MENLH Profil Kelurahan Nunbaun Sabu. 2013.

Gambar

Tabel 2.3. 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Nunhila Menurut Kelompok Umur  Kelompok Umur (Tahun) Jumlah  Penduduk
Tabel 2.3.3. Matriks Rencana Aksi Kelurahan Nunhila
Tabel 2.3.4. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja (RENJA) tahun lalu dan capaian RENSTRA Dinas Pendidikan merupakan kajian terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja (RENJA) Tahun

 Pelaksanaan kegiatan pengelolaan ketatausahan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kebijakan perencanaan, pelaksanaan dan hasil rencana

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Tersedianya data dan informasi capaian kinerja pembangunan daerah tahun 2013 P1 B Terlaksananya evaluasi hasil pelaksanaan

dari supervise dan monitoring dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas seluruh komponen pengelolaan lembaga mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta menilai

Rencana program dan kegiatan prioritas daerah disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana dan capaian kinerja yang direncanakan

1) Pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di Direktorat Jenderal Pajak yang ada di wilayah wewenangnya. 2) Pengamanan rencana kerja dan rencana penerimaan di

12) Melakukan penyiapan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang Akademik dan Kemahasiswaan; 13) Membuat prosedur kerja Seksi Akademik dan Kemahasiswaan; 14)

Pedoman Monitoring dan Evaluasi AIK___ 14 Menyusun rencana kegiatan monitoring dan evaluasi pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan terkait pelaksanaan pendidikan Al-Islam dan