PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MADRASAH IBTIDAIYAH AR-RASYID RANTAU PANJANG
DUSUN SUKA MAJU DESA TELUK KABUNG KECAMATAN GAUNG
OLEH :
NANA INDRIANA
NIRM.1209.16.07881
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN - RIAU 1442 H/2020
iii NOTA PEMBIMBING
Hal : Skripsi a.n Sdr. NANA INDRIANA
Kepada Yth. Ketua STAI Auliaurrasyidin di-
Tembilahan Assalamualaikum Wr, Wb
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya terhadap skripsi saudara :
Nama : NANA INDRIANA NIRM : 1209.16.07881 Program : SI (Strata Satu) Jurusan : PGMI
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul : PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH
IBTIDAIYAH AR-RASYID RANTAU PANJANGDESA TELUK KABUNG KECAMATAN GAUNG
Dengan ini saya menilai skripsi tersebut dapat disetujui untuk diajukan pada sidang Munaqasah Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan.
iv
Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : NANA INDRIANA NIRM : 1209.16.07881 PEKERJAAN : MAHASISWA AGAMA : ISLAM Menyatakan Bahwa :
1. Skripsi Yang berjudul “PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH AR-RASYID RANTAU PANJANG DESA TELUK KABUNG KECAMATAN GAUNG”
merupakan hasil karya saya yng digunakan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd)di Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan.
3. Jika dikemudian hari terbukti, bahwa karya saya ini bukan hasil saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahn.
Tembilahan, 06 Juli 2020
NANA INDRIANA NIRM :1209.16.07881
vii
اَذِإَو ۗ ْمِهِسُفْنَأِب اَم اوُرِ يَغُي ٰىَّتَح ٍم ْوَقِب اَم ُرِ يَغُي َلَ َ َّاللَّ َّنِإ
...
ْمُهَل اَمَو ۚ ُهَل َّدَرَم َلََف اًءوُس ٍم ْوَقِب ُ َّاللَّ َداَرَأ
ْنِم ِهِنوُد ْنِم
ٍلاَو
ۗ
Artinya :...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S Ar-Ra’ad Ayat 11).
viii
Karya Ini
Dipersembahkan untuk
Kedua orang tua saya tercinta, mereka adalah sosok yang pengasih, penyabar,
serta pemaaf dan juga penyayang yang selalu mendoakan saya disetiap doanya
senantiasa mengajarkan anak-anaknya untuk selalu dekat dengan sang pencipta
alam semesta (ALLAH).
Saudara-saudara saya tersayang kakak,abang,dan adik saya,
sahabat, dan teman teman seperjuangan yang senantiasa
membantu saya ketika saya susah maupun senang.
Para orang-orang yang ikut serta
membantu saya menyelesaikan karya
ini.Semoga karya ini menjadi awal
ix
HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH AR-RASYID RANTAU PANJANG DESA TELUK KABUNG KECAMATAN GAUNG
Gaya belajar merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam melaksanakan tugas belajarnya baik dirumah, masyarakat, maupun sekolah. Ketika seseorang dalam proses belajar sudah menemukan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya maka akan memudahkan anak untuk memahami materi yang disampaikan guru. Hasil belajar tetap menjadi tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar. Hasil belajar yang baik dapat mencerminkan gaya belajar yang baik karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar yang baik bagi dirinya akan membantu siswa dalam belajar sehingga hasil belajar akan maksimal.
Metode penelitian ini yakni kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas tinggi disekolah Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan rumus regresi sederhana.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan, bahwa pengaruh Gaya Belajar Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ar-rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung, Terdapat pengaruh dikarenakan Fhitung > Ftabel 10,21 > 4,20, maka dalam penelitian ini Ho
ditolak dan Ha signifikan.
x
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, Amin.
Pebulis skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Judul yang penulis ajukan adalah “PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH AR-RASYID RANTAU PANJANG DESA TELUK KABUNG KECAMATAN GAUNG”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karna itu oleh kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat dan dengan senantiasa mengharapkan rahmat dan ridho Allah SWT. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga dan orangtua punulis yang selalu mendoakan penulis serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
xi
1. Bapak H. Kursani, S.Pd,I. Selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan.
2. Bapak Syarufudin, M.pd.I Selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan dan sekaligus dosen pembimbing selama ini membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini, dengan kesabaran dan keikhlasanya meluangkan waktu dan pikiran, perhatian dan serta arahan kepada penulis. 3. Ibu Dr. Masriani,S.Ag.,M.Pd.I. selaku ketua prodi
jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan.
4. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan.
5. Pimpinan dan karyawan TU dan Perpustakan STAI Ailiaurrasyidin Tembilahan.
6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung beserta mejlis Guru yang membantu penulis selama melakukan riset di sekolah tersebut.
xii
oleh Allah SWT dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua dan sekaligus dapat menambah ilmu kita. Amin Ya Rabbal Alamin
Tembilahan,06 Juli 2020 Penulis
NANA INDRIANA NIRM 1209.16.07881
xiii
HALAMAN JUDUL I
PEGESAN TIM MUNAQASAH II
PENGESAHAN PEMBIMBING III
SURAT PERNYATAAN VI
MOTTO PENULIS VII
PERSEMBAHAN VIII
ABSTRAK IX
KATA PENGANTAR X
DAFTAR ISI XIII
DAFTAR TABEL XV
DAFTAR LAMPIRAN XVIII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Alasan Memilih Judul 5
C. Penegasan Istilah 5
D. Permasalahan 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Belajar 12
B. Gaya Belajar 16
C. Hasil Belajar 32
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Hasil Belajar 40
E. Penelitian Yang Relevan 43
F. Konsep Operasional 44
xiv
A. Jenis Penelitian 53
B. Tempat Penelitian 54
C. Subjek dan Objek Penelitian 54
D. Populasi dan Sampel 55
E. Teknik Pengumpulan Data 56
F. Teknik Analisa Data 58
BAB IV PENYAJIAN DATA
A. Dokumentasi 62
B. Penyajian Data Hasil Penelitian 69 C. Pembahasan Data Hasil Penelitian 88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 98
B. Saran-Saran 99
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Lampiran I (Instrumen Penelitian) - Lampiran II (Data Hasil Penelitian) - Lampiran III (Surat Izin Peneliti) - Lampiran IV (Surat Selesai Peneliti)
- Lampiran V (SK Penetapan Judul Skripsi/Pembimbing) - Lampiran VI (Dokumentasi)
xv
IV.1 : Keadaan Guru Di MI Ar-Rasyid Rantau
Panjang Desa Teluk Kabung Kec.Gaung 65 IV.2 : Keadaan siswa Di MI Ar-Rasyid Rantau
Panjang Desa Teluk Kabung Kec.Gaung 66 IV.3 : Data Sarana Dan Prasaran Di MI ar-rasyid
Rantau Panjang Desa Teluk Kabung
Kec.Gaung 69
IV.4 : Hasil Angket Variabel X Saya Termasuk
Orang Yang Rapi 71
IV.5 : Hasil Angket Variabel X Saya Berbicara
Dengan Cepat 71
IV.6 : Hasil Angket Variabel X Saya Lebih
Mudah Mengingat Dengan Cara Melihat 72 IV.7 : Hasil Angket Variabel X Saya Lebih Suka
Membaca dari pada dibacakan 72
IV.8 : Hasil Angket Variabel X Saya lebih mudah mengingat apa yang dilihat bukan
yang didengar 73
IV. 9 : Hasil Angket Variabel X Saya lebih suka
seni rupa daripada seni musik 73
IV. 10 : Hasil Angket Variabel X Saya lebih
mementingkan penampilan 74
IV. 11 : Hasil Angket Variabel X Saya teliti
terhadap detail 75
IV. 12 : Hasil Angket Variabel X Saya termasuk orang yang perencana dan pengatur jangka
xvi
wajahnya tapi lupa namanya 76
IV. 14 : Hasil Angket Variabel X Jika saya belajar IPA saya lebih mudah memahami dengan
cara melihat 76
IV. 15 : Hasil Angket Variabel X Saya termasuk
orang yang teratur 77
IV. 16 : Hasil Angket Variabel X Saat membaca buku saya menelusuri tiap-tiap kata dengan
jari telunjuk 78
IV. 17 : Hasil Angket Variabel X pada saat persentase saya mementingkan
penampilan saya 78
IV. 18 : Hasil Angket Variabel X Saya lebih suka
membaca dari pada bermain 79
IV. 19 : Hasil Angket Variabel X saya lebih suka
membaca dari pada mendengar cerita 79 IV. 20 : Hasil Angket Variabel X saya lebih suka
seni lukis dari pada seni musik 80
IV. 21 : Hasil Angket Variabel X saya lebih suka membaca daripada mendengar penjelasan
dari guru 81
IV. 22 : Hasil Angket Variabel X Saya suka
membaca daripada menulis 81
IV. 23 : Hasil Angket Variabel X saya membaca
dengan cepat 82
IV. 24 : Rekapitulasi hasil angket gaya belajar
Visual 83
IV. 25 : Variabel Y Hasil belajar siswa mata
xvii
IV. 27 : Tabel penolong untuk menghitung angka
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya belajar merupakan proses kompleks dan terjadi pada semua orang, berlangsung seumur hidup, ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang tersebut dan hasil didapat bersifat permanen. Dalam proses belajar siswa membutuhkan suatu cara yang dianggapnya cocok atau nyaman dengan apa yang dijalaninya selama proses belajar tersebut.
Gaya belajar merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam proses belajar siswa untuk mewujudkan pembelajaran yang diharapkan. Seperti halnya yang dijelaskan oleh James and Gander berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan, dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari.1
1Nur Ghufron & Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian Teoritik,
Tidak semua orang mempunyai gaya belajar yang sama, sekalipun bila mereka bersekolah disekolah atau bahkan duduk dikelas yang sama. Bahwa kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatanya. Ada yang cepat, sedang, dan adapula yang sangat lambat. Karenanya, mereka sering kali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Sebagaian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya dipapan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Akan tetapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara penyampaian nya secara lisan dan mereka menderngarkan untuk bisa memahaminya.
Dari sebagian siswa yang suka belajar dengan cara guru menuliskan segalanya dipapan tulis termasuk kedalam gaya belajar visual. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara melihat, jika peserta didik didalam kelas maka peserta didik tersebut lebih suka membaca buku dan memperhatikan ilustrasi yang di tampilkan oleh
guru maka peserta didik tersebut tergolong individu yang menyukai belajar dengan gaya visual. Dalam proses belajar mengajar ditentukan standarisasi atau indikator-indikator tertentu sesuai apa yang ingin dicapai oleh pendidik. Indikator tersebut menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan mampu untuk dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kemampuan yang telah dicantumkan dalam tujuan pembelajaran tersebut mencakup tujuan akhir pembelajaran yang harus dicapai siswa yang dapat dilihat dari hasil belajarnya.2
Hasil belajar masih tetap menjadi tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar. Hasil belajar yang baik dapat mencerminkan gaya belajar yang baik karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar yang baik bagi dirinya akan membantu siswa dalam belajar sehingga hasil belajar yang dihasilkan akan maksimal.
2Zaiful Rosyid dkk, Prestasi Belajar , (Malang : Literasi
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada tanggal 20 Maret 2019 di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung. peneliti mendapati siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran, siswa kurang mendengarkan penjelasan dari gurunya, siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa kurang aktif, siswa yang bermain sama teman sebangkunya pada saat proses pembelajaran berlangsung, yang pada akhirnya berdampak pada hasil belajar mereka. Siswa juga sering kesulitan menyesuaikan cara belajar mereka dengan cara mengajar guru disekolah. Hal tersebut dapat mempengaruhi gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti melakukan penelitian dengan judul“PENGARUH GAYA BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MADRASAH IBTIDAIYAH AR-RASYID RANTAU PANJANG DESA TELUK KABUNGKECAMATAN GAUNG”.
B. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan memilih judul ini adalah :
1. Penulis ingin menyelesaikan problem tentang gaya belajar siswa dan hasil belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung.
2. Adanya buku-buku yang memuat teori-teori sebagai referensi yang diperlukan dalam penelitian ini.
3. Sejauh pengamatan penulis masalah ini belum pernah diteliti di Madrasah Ibtidaiyah Ar-rasyid Rantau panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung.
4. Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program SI di Sekolah Tinggi Agama Islam.
C. Penegasan Istilah
Penegasan istilah yang dipakai dalam judul, dan untuk menghindari dari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan istilah dari dari beberapa istilah dalam penulisan ini, yaitu :
1. Pengaruh
Pengaruh menurut Kamus Bahasa Indonesia, adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu seperti orang dan benda yang ikut membentuk watak,kepercayaan, atau perbuatan seseorang.3 Sedangkan yang dimaksud dengan pengaruh dalam penelitian ini adalah sesuatu yang timbul dari gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kec.Gaung.
2. Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkosentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persefsi yang berbeda. Gaya bersifat individual bagi setiap orang dan untuk membedakan orang yang satu dengan orang lain. Dengan demikian secara umum gaya belajar diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan-kepercayaan,
pilihan-3W.J.S Poerwasrminta, Kamus Bahasa Indonesia, ( Jakarta :
pilihan, dan prilaku-prilaku yang digunakan oleh individu untuk membantu dalam belajar mereka dalam suatu situasi yang telah dikondisikan.4
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya pencapaian tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar, didalam hasil belajar tersebut mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.5
D. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan identifikasi variabelnya latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut:
4M.Nur Ghufron & Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian
Teoritik, ( Jogjakarta : Pustaka Pelajar, 2914), hlm. 42.
5Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (
a. Adanya perbedaan gaya belajar setiap peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung b. Kurangnya perhatian siswa pada proses
pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung
c. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung
d. Hasil belajar siswa yang masih rendah di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung
e. Guru mengajar tidak sesuai dengan gaya belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung
f. Guru kurang memperhatikan gaya belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung 2. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup dan masalah yang muncul seperti peneliti kemukakan diatas
untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penulisan ini, maka peneliti membatasi masalah pada : “Pengaruh Gaya Belajar SiswaSecara visual Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Tinggi Pada Mata Pelajaran Ipa Di Madrasah Ibtidaiyah Ar-rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung”.
3. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gaya belajar secara visual terhadap hasil belajar Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kec Gaung
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi gaya belajar secara visual terhadap hasil belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kec Gaung
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah,yaitu : a. Untuk mengetahui gaya belajar secara visual
Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung.
b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gaya belajarsecara visualterhadap hasil belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kec Gaung.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis
Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan tentang gaya belajar siswa secara visual dan pengaruhnya terhadap hasil belajar.
b. Manfaat Praktis 1) Bagi Sekolah
Sebagai bahan informasi kepada kepala sekolah agar memberikan perhatiannya kepada guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2) Bagi guru
Sebagai upaya menambah wawasan dan pengetahuan guru tentang pentingnya gaya belajar siswa, dan kepada guru agar menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan gaya belajar siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajarnya.
3) Bagi siswa
Sebagai motivasi dan daya tarik untuk dapat lebih giat dan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
4) Peneliti
Untuk memperoleh pengalaman secara langsung dalam mengetahui gaya belajar atau cara belajar siswa agar dapat
mengimplementasikan suatu model
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu belajar. Seperti dikemukakan oleh Mouly, belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Pendapat serupa dikemukakan oleh Kimble dan Garmezi bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil pengalaman.1
1Nana Sudjana, Cara BelajarsiswaAktifDalam Proses
BelajarMengajar, ( Bandung : PenerbitSinarBaruAlgensindo, 2010),
Dengan demikian belajar pada dasarnya dalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Sedangkan yang dimaksud dengan pengalamandalam proses belajar tidak lain ialah intraksi antara individu dengan lingkunganya.2
Mustaqim dan wahib menyatakan beberapa pemahaman mengenai belajar sebagai berikut : 1) Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan
antara perangsang dan reaksi.
2) Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai kondisi atau situasi disekitar kita.
3) Belajar adalah usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru.
4) Belajar adalah suatu proses aktif, bukan hanya aktifitas yang nampak (seperti gerakan badan), akan tetapi aktifitas mental, (seperti Proses berfikir, mengingat, dan sebagainya).
Berdasarkan uraian diatas pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan didalam kepribadian manusia sebagai hasil dari pengalaman atau intraksi antara individu dengan lingkungan. Perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.3
2. Prinsif-prinsif belajar
Belajar yang efektif bisa terjadi jika prinsif-prinsif belajar dapat diterapkan dengan baik. Prinsif-prinsif belajar dalam proses pembelajaran adalah :
1) Hal apapun yang dipelajari peserta didik, maka peserta didik tersebut harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorang pun yang dapat memaksa peserta didik untuk
mengikuti kegiatan belajar yang
diinginkannya.
3EuisKarwati&DonniJuniPriansa, ManajemenKelas,( Bandung :
2) Setiap peserta didik belajar berdasarkan tempo atau kecepatanya masing-masing, sehingga terdapat berbagai variasi tempo atau kecepatan belajar yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Dengan demikian tempo dan kecepatan belajar yang dimiliki peserta didik itu disesuaikan dengan umur dan kemampuan pengembangan diri yang dimiliki oleh peserta didik.
3) Peserta didik akan belajar dengan lebih banyak apabila setiap langkah dalam belajar segera diberikan penguatan sehingga ia akan terus termotavasi untuk mempelajarinya.
4) Penguasaan terhadap setiap langkah-langkah pembelajaran akan memungkinkan peserta didik untuk belajar secara lebih berarti atau bermakna.
5) Apabila peserta didik diberikan tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan dan keinginannya, maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar
dan kemampuan mengingat yang dimilikinya akan lebih baik.4
B. Gaya Belajar
Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Kalaupun ada kesamaan, dan memang banyak yang sama cara belajarnya.5 Tapi tidak semua orang mempunyai gaya belajar yang sama, sekalipun mereka bersekolah atau bahkan duduk dikelas yang sama. Bahwa kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan adapula yang sangat lambat. Karenanya mereka sering kali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Menurut Nasution (2008) para peneliti kemudian mengklasifikasi adanya gaya belajar siswa sesuai kategori-kategori sebagai berikut :
1. Tiap siswa belajar menurut cara sendiri yang kemudian sering disebut gaya belajar.
2. Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu.
4Ibid.,hlm. 192.
5SudarwanDanim&H.Khairil, PsikologiPendidikan,( Bandung :
3. Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar dapat mempertinggi efektivitas belajar.6
1. Definisi Gaya Belajar
Secara bahasa, istilah gaya dalam bahasa inggris disebut style, yang berarti corak mode atau gaya.menurut Brown (2000), gaya adalah istilah yang merujuk pada kecendrungan atau preferensi yang konsisten dan bertahan lama dalam diri seseorang.7
Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan untuk membedakan orang yang satu dengan orang lain. Dengan demikian secara umum gaya belajar diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan-kepercayaan, pilihan-pilihan, dan prilaku-prilaku yang digunakan oleh individu untuk membantu dalam belajar
6NurGhufron&RiniRisnawati, Gaya belajarKajianTeoritik, (
Yogyakarta : PustakaBelajar, 2014), hlm. 38-39.
7Desmita, PsikologiPerkembanganPesertaDidik, (Bandung : PT
mereka dalam suatu situasi yang telah dikondisikan. Gaya belajar dapat secara mudah digambarkan sebagaimana orang-orang memahami dan memngingat informasi. Namun ternyata secara teoritis berisi dengan berbagai variasi tentang tema ini yang pemahaman cukup rumit. Brown (1998), memberi beberapa difinisi yang digunakan beberapa peneliti sebagai berikut :
James and Gardner (1995) berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efesien dalam memproses, menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari. Merriam dan Caffarella (1991) mendefinisikan gaya belajar yang populer didalam pendidikan orang dewasa, yaitu karakteristik individu mengenai cara dalam memproses informasi, merasa, dan bertindak dalam situasi-situasi belajar. Reichman mengacu pada gaya belajar sebagai himpunan dari prilaku-prilaku dan sikap-sikap tertentu yang berhubungan dengan situasi belajar.8
2. Macam-Macam Gaya Belajar
Perbedaan gaya belajar menjadi pokok bahasan yang hampir selalu ada dalam pembahasan tentang belajar. perbedaan gaya belajar pada siswa merupakan sesuatu yang dapat menjelaskan perbedaan-perbedaan individu siswa dalam proses belajar meskipun dalam kondisi dan proses pembelajaran yang sama. Scott, Dunn, Beaudry, dan Klavas sebagaimana disebutkan Sugiyono dan Hariyanto (2011) dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar menjelaskan bahwa penting bagi seorang guru untuk mengetahui gaya belajar siswa dan memadukan gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa.9
Michael Grinder, pengaran buku: “Righiting
the Education Conveyor Belt” telah mengajarkan
gaya-gaya belajar dan mengajar kepada banyak guru. Berdasarkan penelitianya, Michael Grinder menyatakan beberapa gaya belajar peserta didik, yaitu :
9MuhammadIrham & Novan Ardi Wiyani,Psikologi Pendidikan Teori
dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. ( Jakarta : Ar-Ruzz Media,
1) Visual
Visual menurut kamus bahasa indonesia berarti dapat dilihat dengan mata. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara melihat. Jika peserta didik didalam kelas, maka peserta didik tersebut lebih suka membaca buku dan memperhatikan ilustrasi yang ditampilkan oleh guru, maka peserta didik tersebut tergolong individu yang menyukai belajar dengan gaya visual. Selain itu peserta didik yang menyukai gaya belajar suka membuat catatan-catatan yang sangat baik dan rapi.
Ciri-ciri gaya belajar visual adalah : a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan cepat
c. Lebih mudah mengingat dengan cara melihat d. Lebih suka membaca daripada dibacakan
e. Mengingat apa yang dilihat, bukan yang didengar
g. Mementingkan penampilan,baik dalam penampilan maupun persentase
h. Teliti terhadap detail
i. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik10
2) Auditorial
Auditorial berasal dari kata audioyang berarti sesuatu yang berhubungan dengan pendengaranya. Gaya belajar auditorial merupakan gaya belajar dengan cara mendengar. Jika peserta didik dikelas, maka ia lebih suka mendengar apa yang dikatakan oleh guru. peserta didik auditorial biasanya terfokus pada satu masalah dalam suatu waktu, mudah kehilangan konsentrasi ketika ada suara-suara ribut disekitarnya.
Ciri-ciri gaya belajar auditorial, antara lain :
a. Mudah mengingat dari apa yang didengarkan b. Mudah terganggu oleh keributan
c. Suka berbica, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
10EuisKarwati&DonniJuniPriansa, ManajemenKelas , (Bandung :
d. Bisamengulangiapayangdi dengarkanya e. Senang membaca keras dan mendengarkan f. Lebih suka musik dari pada seni
g. Sering berbica sendiri ketika sedang belajar
3) Kenestetik
Kenestetik berasal dari kata kinetik yang berarti gerak. Gaya belajar kenestetik adalah gaya belajar dengan gaya bergerak, bekerja, dan menyentuh (praktik langsung). Jika peserta didik tersebut belajar dikelas, maka ia akan aktif bertanya dan berdiskusi dengan temanya.
Ciri peserta didik yang bergaya kenestetik adalah :
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menghafal dengan cara berjalan atau melihat
c. Belajar dengan memanipulasi dan praktek d. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak
bergerak.
e. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
f. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
g. Menanggapi perhatian fisik
h. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
i. Banyak menggunkan isyarat tubuh
Honey dan Mumford (1986), dimana mereka berhasil mengidentifikasi empat gaya belajar, seperti berikut ini :
a. Gaya Aktivis, belajar dengan menikmati pengalaman itu sendiri.
b. Gaya Reflektor, belajar dengan cara menghabiskan banyak waktu.
c. Gaya Teoritisian, belajar dengan cara membuat koneksi atau merumuskan gagasan abstrak dari pengalaman.
d. Gaya Pragmatis, belajar dengan menikmati kegiatan belajar yang hasilnya langsung dapat dimanfaatkan.11
11SudarwanDanim&Khairi, PsikologiPendidikan( Bandung :
Menurut Horney dalam Sugihartono dkk (2007), terdapat beberapa model atau pendekatan gaya belajar sebagai berikut :
a. Modalitas Belajar
Menurut model ini individu dalam belajar hanya memilih bagaimana cara belajar, apakah dengan cara melihat,mendengar,menyentuh/membentuk,atau melakukan aktivitas fisik saja terhadap apa yang sedang dipelajari.
b. Belajar sosial
Menurut model ini, dalam proses belajar individu akan melakukan aktivitas belajarnya melalui aktivitas belajar sendirian, belajar berdua, belajar kelompok dengan teman sebaya, belajar bersama-sama dengan kelompok atau komonitas tertentu, belajar dengan bantuan guru, atau bentuk-bentuk kombinasi belajar lainya.
c. Lingkungan Belajar
Menurut model ini, individu memiliki kecendrungan untuk memilih-milih terhadap situasi dan kondisi lingkungan tempat ia belajar.
d. Emosi Belajar
Menurut model ini, tipe-tipe lingkungan belajar yang berbeda, dan aktivitas selama proses pembelajaran akan memengaruhi motivasi, ketahanan, atau tanggung jawab individu dalam belajar.
e. Belajar Global dan Analitik
Menurut model ini, model pembelajaran wholist global merupakan pendekatan belajar yang mana individu memilih belajar dengan mengategorikan secara luas, mengamati secara komprehensif, dan berorientasi pada kelompok.12
Richard M. Felder dan Barbara A. Solomon (2009) mengemukakan beberapa jenis gaya belajar siswa sepeerti berikut ini :
1. Pelajar Aktif dan Reflektif
Dilihat dari sisi gaya belajar, siswa ada yang bergaya aktif dan ada pula yang reflektif. Perbedaan keduanya disajikan berikut ini.
12Muhammad Irham & Novan Ardi Wiyani, Psikologi Pendidikan
Teori dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran, (Jogjakarta : Ar-Ruz
a. Pelajar aktif cenderung selalu aktif berusaha mempertahankan dan memahami keterangan terbaik dengan melakukanya sendiri. Dia pun sangat aktif membahas, menerapkan, menjelaskan kepada atau melakukan inisiasi untuk melibatkan teman-temanya. Pelajar reflektif lebih suka berfikir secara diam-diam terlebih dahulu tentang hal-hal atau fokus yang sedang dihadapinya.
b. Pelajar aktif memulai kerja dengan pertanyaan, “mari kitra coba dan melihat cara kerjanya”. Pelajar reflektif memulai kerja dengan pertanyaan, “mari kita pikirkan terlebih dahulu.”
c. Pelajar aktif cenderung lebih menyukai kerja kelompok, sebaliknya pelajar reflektif lebih suka bekerja sendirian.
d. Duduk mendengarkan ceramah tanpa melakukan aktivitas fisik apapun, tapi mencatat sulit bagi kedua jenis belajar, tetapi sangat sulit untuk pelajar yang aktif.
2. Pelajar Intuitif dan Sensorik
Siswa dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu siswa intuitif dan siswa sensorik. Baik siswa intuitif maupun sensorik, keduanya merupakan cara utama dalam menangkap, memahami, dan merepleksi atas subtansi pembelajaran. Keduanya tidak untuk dinilai mana yang baik atau mana yang jelek, melaikan sebatas kebiasan belajar.
a. Pelajar sensorik cenderung menyukai fakta-fakta pembelajaran, pelajar intuitif biasanya lebih memilih menemukan kemungkinan dan hubungan.
b. Pelajar sensorik sering memecahkan masalah dengan metode kerja yang ketat dan kompleks, tidak menyukai cara kerja dengan “kejutan”; pelajar intuitif tidak menyukai “inovasi” dan pengulangan.
c. Pelajar sensorik sangat tidak suka mengerjakan materi ujian yang tidak secara eksplesit diajarkan dikelas, sebaliknya pelajar intuitif relatif terbuka menerima bahan ujian, sungguhpun belum tercakup secara eksplisit di kelas.
d. Pelajar sensorik cenderung bersabar dengan detail hafalan maupun fakta-fakta dan melakukan pekerjaan dilaboratorium, sebaliknya pelajar intuitif mungkin lebih menyenangi konsep-konsep baru dan sering kali lebih nyaman dengan abstraksi dan formulasi matematis.
e. Pelajar sensorik cenderung lebih praktis dan berhati-hati dibandingkan dan pelajar intuitif; sebaliknya pelajar intuitif cenderung bekerja lebih cepat dan lebih inovatif dibandingkan dengan pelajar sendorik.
f. Pelajar sendorik tidak suka dengan program yang tidak memiliki hubungan nyata dengan dunia; sebaliknya pelajar intuitif tidak suka program melibatkan banyak menghafal dan perhitungan rutin.
3. Pelajar Visual dan Verbal
Dari persepektif intraksi antara siswa dengan objek atau bentuk sajian, pelajar dikategorikan menjadi dua, yaitu pelajar yang lebih menyukai sajian materi secara visual dan yang lebih menyukai sajian materi secara
verbal. Pelajar visual terbaik dalam mengingat apa yang mereka lihat, seperti foto, diagram, bagan alur, garis waktu, film, dan demonstrasi. Pembelajar verbal mendapatkan informasi dan pengetahuan lebih banyak dari kata-kata dan penjelasan, baik tertulis maupun lisan. Setiap orang belajar lebih banyak ketika informasi disajikan baik secara visual maupun verbal. Pelajar visual sangat cepat jenuh jika hanya mendengarkan ceramah, membaca buku atau jurnal. Pelajar verbal sangat cepat jenuh jika hanya disodori gambar, bagan, grafik, atau bentuk fisik lainya. Disekolah atau perguruan tinggi metode ceramah, penugasan, membaca, dan sejenisnya amat lazim. Sayangnya, kebanyakan siswa merupakan manusia visual. Berarti sebagian besar siswa tidak mendapatkan sebanyak yang mereka lakukan jika persentase visual lebih banyak digunakan dikelas. Siswa yang baik mampu memproses informasi yang disajikan, baik secara visual maupun verbal.
4. Pelajar Sekuensial dan Global
Dilihat dari cara belajar menyerap ilmu, pelajar atau siswa dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu siswa yang belajar secara sekuensial dan siswa yang belajar secara gelobal. Siswa sekuensial cenderung berfikir runtut, sebaliknya siswa global cenderung berpikir acak atau lateral. Gaya belajar semacam ini tidak untuk dinilai mana yang baik dan mana yang buruk, melaikan sebatas cara belajar atau cara memulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran.
a. Pelajar sekuensial cenderung memperoleh pemahaman dalam langkah-langkah berurutan atau linier. Mereka menikmati setiap langkah-langkah atau urutan penjelasan secara logis. Pelajar global cenderung belajar dalam lompatan besar, menyerap material pelajaran hampir secara acak tanpa melihat keterhubungan, dan kemudian tiba-tiba mendapatkanya.
b. Pelajar sekuensial cenderung mengikuti jalur tahapan-tahapan yang rijid dan logis dalam mencari solusi; sebaliknya pelajar global
dapat memecahkan masalah yang kompleks dengan cepat atau membuat sesuatu bersama-sama dengan cara baru setelah mereka memahami gambaran umum, tapi mereka mungkin mengalami kesulitan menjelaskan bagaimana melakukanya.
c. Pelajar sekuensial mungkin tidak sepenuhnya memahami urutan materi tetapi mereka tetap dapat melakukan sesuatu dengan itu, misalnya, memecahkan masalah pekerjaan rumah atau mengerjakan tes, karena mereka dapat memahami potongan-potongan pengetahuan dan pengalaman yang terhubung secara logis; sebaliknya pelajar global sangat mungkin tidak memiliki kemampuan berpikir yang berurutan secara baik, karena itu mungkin mengalami kesulitan yang serius sampai dengan mampu memiliki gambaran secara umum. d. Pelajar sekuensial mungkin tahu banyak
tentang aspek-aspek spesifik dari subjek, namun bukan tidak mungkin mereka akan mengalami kesulitan berkaitan dengan aspek yang berbeda dari subjek yang sama atau subjek yang berbeda; sebaliknya bagi pelajar
global, sangat mungkin setelah mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman, mereka masih kabur tentang rincian subyek.13
C. Hasil Belajar
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang istrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.14
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar. Sudjana 2004, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf atau simbol tertentu
13SudarwanDanim&Khairi,psikologi pendidikan( Bandung :
Alfabeta, 2011), hlm.114-117.
14WinaSanjaya, Media KomonikasiPembelajaran, (Jakarta
yang disepakati oleh pihak penyelenggaraan pendidikan.15 Syah (2008), mengungkapkan bahwa hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dalam proses belajar peserta didik.16 Hasil belajar yang hakikatnya perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil dari proses belajar yang efektif dengan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang nantinya menjadi tolak ukur dalam menentukan prestasi belajar siswa. Dengan pembelajaran yang efektif akan membentuk dan menghasilkan siswa yang mempunyai dasar keterampilan, kompetensi dengan gagasan sesuai dengan karakter mereka masing-masing.
Hasil belajar menurut Bloom et al. Menggolongkan hasil belajar itu menjadi tiga bagian yaitu : aspek kognitif (pengetahuan), Afektif (sikap), dan Psikomotorik (keterampilan).
15Moh.ZaifulRosyiddkk, PrestasiBelajar, (Malang :Literasi
Nusantara, 2019), hlm. 12.
16EuisKarwati&DonniJuniPriansa, ManajemenKelas, (Bandung
1. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada kaitanya dengan ingatan, kemampuan berfikir, atau intelektual. Pada kategori ini hasil belajar terdiri dari enam tingkatan yang sifatnya hierarkis. Keenam hasil belajar ranah kognitif ini meliputi : 1) pengetahuan, 2) pemahaman, 3) aplikasi, 4) analisis, 5) sintesis, 6) evaluasi.17
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan di antaranya :
a) Mendefinisikan, memberikan,memberi nama, b) Menyusun daftar
c) Mencocokkan d) Menyebutkan
17Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik, (Bandung :
e) Membuat garis besar f) Menyatakan
g) Memilih18
2) Pemahaman (comprehension)
Kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.19 Yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkan tanpa harus menghubungkanya dengan hal-hal lain.
Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga, yaitu menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi.
18Elis Ratnawulan & Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung
: CV Pustaka Setia, 2015), hlm. 63.
19Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT
Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya : a) Mengubah b) Mempertahankan c) Membedakan d) Memperkirakan e) Menjelaskan f) Menyimpulkan g) Memberi contoh h) Meramalkan i) meningkatkan 3) Penerapan (application)
Penerapan (application) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya :
a) Mengubah b) Menghitung
c) Mendemonstrasikan d) Mengungkapkan
f) Menjalankan g) Memanipulasi h) Menghubungkan i) Menunjukkan j) Memecahkan k) Menggunakan 4) Analisis (analysis)
Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.
Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu analisis unsur, analisis hubunga,
dan analisis prinsip-prinsip yang
terorganisasi.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan di antaranya :
a) Mengurai
b) Membuat diagram c) Memisah-misahkan
e) Membuat garis besar f) Menghubungkan
g) Merinci
5) Sintesisi (synthesis)
Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya : a) Menggolongkan b) Menggabungkan c) Memodifikasi d) Menghimpun e) Merencanakan f) Merekontruksikan g) Menyusun h) Membangkitkan 6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan,
pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.
Hal penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta didik mampu mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi sesuatu.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya : a) Menilai b) Membandingkan c) Mempertentangkan d) Mengeritik e) Membeda-bedakan f) Mempertimbangkan kebenaran g) Menyokong h) Menafsirkan i) Menduga.20
20Elis Ratnawulan & Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya pencapaian tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Faktor-faktor hasil belajar menurut Munadi (2008) meliputi faktor internal dan eksternal yaitu :
a. Faktor Internal 1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat memengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.
2) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ),
perhatian, minat, bakat, motif,
motivasi,kognitif dan nalar siswa. b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. faktor lingkungan ini meliputi fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban, dan lain-lain. Belajar pada tengah hari diruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan diruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.
2) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru.21
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil intraksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :
1. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal inimeliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2. Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan
21Rusman, BelajardanPembelajaranBerbasisKomputer, ( Bandung :
keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berprilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.22
E. Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Tanta (2010), yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Matakuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih”. Persamaan penelitian ini yaitu membahas tentang Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar, sedangkan perbedaanya terletak pada subjek penelitian. Pada penelitian tanta meneliti Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa, sementara penelitian yang peneliti lakukan
22Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar,
Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa.
2. Akhmad Suyono (2018), yang berjudul “Pengaruh Gaya belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Akutansi Kelas XI IPS SMA N 3 Tapung Tahun Ajaran 2017/2018”. Persamaan penelitian ini yaitu membahas tentang Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar, sedangkan perbedaanya terletak pada subjek penelitian. Pada penelitian Akhmad Suyono meneliti Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA, sementara penelitian yang peneliti lakukan Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyah.
F. Konsep Operasional
Konsep operasional adalah konsep yang dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti.23
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel x dan variabel y. Variabel x dari
23BurahanBungin, MetodologiPenelitianKuantitatif, (Jakarta
penelitian ini adalah gaya belajar siswa, variabel y adalah hasil belajar siswa.
Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda.
1. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara melihat. Jika peserta didik didalam kelas, maka peserta didik tersebut lebih suka membaca buku dan memperhatikan ilustrasi yang ditampilkan oleh guru, maka peserta didik tersebut tergolong individu yang menyukai belajar dengan gaya visual. Selain itu peserta didik yang menyukai gaya belajar suka membuat catatan-catatan yang sangat baik dan rapi.
indikator gaya belajar visual adalah : 1) Rapi dan teratur
2) Berbicara dengan cepat
3) Lebih mudah mengingat dengan cara melihat 4) Lebih suka membaca daripada dibacakan
5) Mengingat apa yang dilihat, bukan yan didengar
6) Lebih suka seni dari pada musik
7) Mementingkan penampilan,baik dalam penampilan maupun persentase
8) Teliti terhadap detail
9) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar.
2. Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada kaitanya dengan ingatan, kemampuan berfikir, atau intelektual. Pada kategori ini hasil belajar terdiri dari enam tingkatan yang sifatnya hierarkis.
Indikator hasil belajar ranah kognitif 1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan di antaranya : a) Mendefinisikan,memberi nama, b) Menyusun daftar c) Mencocokkan d) Menyebutkan
e) Membuat garis besar f) Menyatakan
g) Memilih
2) Pemahaman (comprehension)
Kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkan tanpa harus menghubungkanya dengan hal-hal lain.
Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga, yaitu menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya : a) Mengubah b) Mempertahankan c) Membedakan d) Memperkirakan e) Menjelaskan f) Menyimpulkan g) Memberi contoh h) Meramalkan i) meningkatkan 3) Penerapan (application)
Penerapan (application) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya :
a) Mengubah b) Menghitung
c) Mendemonstrasikan d) Mengungkapkan
f) Menjalankan g) Memanipulasi h) Menghubungkan i) Menunjukkan j) Memecahkan k) Menggunakan 4) Analisis (analysis)
Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.
Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu analisis unsur, analisis hubunga,
dan analisis prinsip-prinsip yang
terorganisasi.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan di antaranya :
a) Mengurai
b) Membuat diagram c) Memisah-misahkan
e) Membuat garis besar f) Menghubungkan
g) Merinci
5) Sintesisi (synthesis)
Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya : a) Menggolongkan b) Menggabungkan c) Memodifikasi d) Menghimpun e) Merencanakan f) Merekontruksikan g) Menyusun h) Membangkitkan 6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan,
pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.
Hal penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta didik mampu mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi sesuatu.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya : a) Menilai b) Membandingkan c) Mempertentangkan d) Mengeritik e) Membeda-bedakan f) Mempertimbangkan kebenaran g) Menyokong h) Menafsirkan i) Menduga.
G. Asiumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi Penelitian
Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.
2. Hipotesis
Hipotesis yaitu simpulan teoritis sementara dalam penelitian, atau biasa daktakan jawaban yang sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis yang dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenaranya, dari suatu penelitian yang harus diuji kebenaranya melalui jalan riset. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah yang membutuhkan pembuktian atau diuji kebenaranya. Dari gambaran diatas dapat diajukan hipotesis nya sebagai berikut :
H1 :Gaya belajar siswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. H0 :Gaya belajar siswa tidak berpengaruh
53 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statiska.
Dalam penelitian kuantitatif, realitas dipandang sebagai suatu yang konkret. Dan dapat diamati dengan panca indra, dapat dikategorikan berubah, dan dapat diverifikasi. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat menentukan beberapa variabel dari obyek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrument untuk mengukurnya.1
Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel ini diukur (biasanya dengan instrument penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Laporan akhir penelitian
1Beni Ahmad saebani, MetodologiPenelitian, (Bandunng:
umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan, kesimpulan serta saran-saran.2
B. Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Ar-rasyid Rantau PanjangDesa Teluk Kabung Kecamatan Gaung.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam Penelitian ini pada tanggal 21 Januari 2020 sampai pada tanggal 28 April 2020.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV,V,VI yang berjumlah 30 orangdi Madrasah Ibtidaiyah Ar-rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung.
2. Objek Penelitian
Objek adalah sesuatu yang menjadi sasaran untuk diteliti. Objek dalam penelitian ini
2Juliansyah Nor, MetodologiPenelitianSkripsi, Tesis, Dan
adalah pengaruh gaya belajar siswa secara visual terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Ipa di Madrasah Ibtidaiyah Ar-rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.3
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas tinggi yang termasuk gaya belajar visual yang berjumlah 30 orang Di Madarasah Ibtidaiyah Ar-rasyid Rantau Panjang Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4
3Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D,
(Bandung : Alfabeta,2017), hlm. 80.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Sampling jenuh teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.5
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.6 Adapun responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas tinggi di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyid Desa Teluk Kabung Kec.Gaung.
2. Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
5Ibid., hlm.85. 6Ibid., hlm. 142
mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok.7
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Nilai tes diambil dari hasil raport siswa pada semester sebelumnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian,meliputi buku-buku yang
relevan,pengaturan-pengaturan, laporan kegiatan,foto-foto, film dan dokumentar data yang relevan dalam penelitian.8
Dalam penelitian ini dokumentasi yang dicari adalah data guru, data siswa, untuk mengetahui profil sekolah Madrasah Ibtidaiyah Ar-rasyidDesa Teluk Kabung Kecamatan Gaung.
7Riduan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung :Alfabeta, 2015),
hlm. 76.
8Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus regresi sederhana. Tekni ini digunakan untuk meramalkan variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisa karena didasari oleh hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat.
Untuk mendapat kriteria persentase skor dapat dilihat dari ukuran standar kategori sebagai berikut: 81 – 100% = Sangat Baik 61 – 80% = Baik 41 – 60% = Cukup Baik 21 – 40% = Kurang Baik 0 – 20% = Tidak Baik
Persamaan umum regresi linier: 𝑌̂ = 𝑎 + 𝑏X
Keterangan :
Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a : Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).
b : arah atau koefisiensi regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
X : Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.9
Langkah 1 = membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Langkah 2 = membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik
Langkah 3 = membuat tabel penolong untuk menghitung
angka statistik
Langkah 4 = memasukkan angka-angka statistik dari
tabel penolong dengan rumus :
𝑎 =
∑ 𝑌−𝑏.∑ 𝑋𝑛
b =
𝑛.∑ XY− .∑ X.∑ Y 𝑛.∑.𝑋2−(∑ 𝑋)2
9Ridwan, Pengantar Statistik Sosial, (Bandung : Alfabeta,
Langkah 5 = mencari jumlah kuadrat residu (JKReg (a)
dengan rumus :
JKReg (a) =(∑ 𝒀)² 𝒏
Langkah 6 = mencari jumlah kuadrat regresi JKReg
(b/a) dengan rumus :
JKReg g (b/a) = b.∑ 𝑿𝒀−(∑ 𝑿).(∑ 𝒀)
𝒏
Langkah 7 = mencari jumlah kuadrat residu (JKRes)
dengan rumus :
JKRes =∑ 𝒀² − 𝑱𝑲𝒓𝒆𝒈 [𝒃/𝒂] − 𝑱𝑲𝒓𝒆[𝒂]
Langkah 8 = mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi
JKReg (a) dengan rumus :
JKReg (a) = Jkreg (a)
Langkah 9 = mencari rata-ratajumlah kuadrat regresi
JKReg [𝑏/𝑎] dengan rumus :
JKReg [𝒃/𝒂] = JKReg [b/a]
Langkah 10 = mencari rata-rata jumlah kuadrat residu
JKRes = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 𝑛−2
F
hitung = 𝑱𝑲𝑹𝒆𝒈 𝒈 (𝒃/𝒂)𝑱𝑲𝑹𝒆𝒔
Kaidah Pengujian Signifikansi :
Jika Fhitung>Ftabel maka Tolak Ho artinya signifikan dan,
Fhitung<Ftabel terima Ho artinya tidak signifikan dengan taraf signifikan : a = 0,01 atau a = 0,05. Carilah nilai Ftabel dengan rumus :
Ftabel = F {(𝟏 − 𝒂) (𝒅𝒌𝑹𝒆𝒈 [𝒃/𝒂]}, (dk Res) Langkah 12 = Membuat Kesimpulan.10