• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS GENETIK DAN MOLEKULER ADAPTASI KEDELAI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH BERDASARKAN KARAKTER MORFO-FISIOLOGI DAUN KISMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS GENETIK DAN MOLEKULER ADAPTASI KEDELAI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH BERDASARKAN KARAKTER MORFO-FISIOLOGI DAUN KISMAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GENETIK DAN MOLEKULER ADAPTASI

KEDELAI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA

RENDAH BERDASARKAN KARAKTER

MORFO-FISIOLOGI DAUN

KISMAN

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

(2)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi “Analisis Genetik dan Molekuler Adaptasi Kedelai terhadap Intensitas Cahaya Rendah berdasarkan Karakter Morfo-fisiologi Daun” adalah karya saya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Juli 2007

Kisman

(3)

ABSTRACT

KISMAN. Genetic and Molecular Analyses of Soybean Adaptation to Low Light Intensity based on Leaf Morpho-physiological Characters. Supervised by DIDY SOPANDIE, SOBIR, TRIKOESOEMANINGTYAS, and NURUL KHUMAIDA

In order to increase soybean production in Indonesia, developing soybean as intercrop under estate crops or agroforestry systems are required. The main problem, however, is low light intensity due to neighbour shade. Therefore, low light intensity tolerance genotypes or varieties of soybean are needed. Development of new low light intensity tolerance varieties of soybean, however, is still very slow. The reason is that very little understanding on the comprehensive mechanism of soybean tolerance to low light intensity condition in such of the aspect of morpho-physiology, genetics, and molecular. The main objective of this study was to obtain the comprehensive knowledge on the mechanism of adaptation through morpho-physiological, genetic and molecular approaches to strengthen the breeding efforts in developing new low light intensity tolerance variety of soybean.

This study was comprised in four topics of research. (1) Response of leaf morpho-physiological characters, conducted using two tolerant genotypes (Ceneng, Pangrango) and two sensitive genotypes (Godek, Slamet) under various treatments of light intensity. (2) Genetic analysis of adaptation of soybean to low light intensity based on leaf morpho-physiological characters, conducted using tolerant genotype of Ceneng and sensitive genotype of Godek under 50% shade. (3) Analysis of full length sequence of low light intensity adaptation related genes (JJ3), conducted using bioinformatics tools. (4) Analysis of gene expression of

the low light intensity adaptation related genes, carried out using the method of RT-PCR to the tolerant genotype of Ceneng and sensitive genotype of Godek under various treatments of light intensity.

The results of this study revealed that: leaf morpho-physiological characters (leaf area, specific leaf weight, chlorophyll content) were highly correlated to adaptation of soybean to low light intensity. The character of leaf area might be used as selection criterion for improvement of adaptation of soybean to low light intensity since additively heritable, high broad sense heritability, and highly positive correlated to yield. Full length sequence of JJ3 with the size of 841 bp on

nucleotides homologue to gene psaD photosystem I (PSI) subunit. The genes of JJ3, CAB, phyB, and ATHB-2 could not be used for DNA genome marker because

they were expressed in both shade tolerance and sensitive genotypes of soybean. Increase of leaf area to efficiently light capture was assumed to be controlled and related to the genes corresponding with phyB. The character of chlorophyll

content is not appropriate marker for selection of soybean lines since the genes controlling the character were isoepistatic mode of action. The character, however, could be used to screen the tolerant or sensitive genotypes for parental candidates.

Keywords: soybean, low light intensity, genetic analyses, molecular analyses, morphological characters, physiological characters

(4)

RINGKASAN

KISMAN. Analisis Genetik dan Molekuler Adaptasi Kedelai terhadap Intensitas Cahaya Rendah berdasarkan Karakter Morfo-fisiologi Daun. Dibimbing oleh DIDY SOPANDIE, SOBIR, TRIKOESOEMANINGTYAS, dan NURUL KHUMAIDA

Pengembangan kedelai sebagai tanaman sela di bawah tegakan tanaman perkebunan, lingkungan agroforestri, atau tumpang sari dengan tanaman pangan lain merupakan alternatif andalan untuk meningkatkan produksi kedelai nasional yang masih sangat rendah. Kendala utama pengembangan kedelai sebagai tanaman sela adalah intensitas cahaya rendah akibat naungan. Untuk itu diperlukan genotipe atau varietas baru kedelai yang toleran terhadap intensitas cahaya rendah. Sejauh ini upaya pemuliaan untuk mendapatkan genotipe atau varietas baru toleran intensitas cahaya rendah masih belum berkembang dengan baik karena belum tersedianya informasi lengkap mekanisme adaptasi di bidang morfo-fisiologi, genetik, dan molekuler bagi perakitan varietas toleran naungan. Untuk mendukung upaya perakitan varietas kedelai toleran intensitas cahaya rendah, diperlukan pengetahuan komprehensif tentang mekanisme adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah baik dari aspek morfo-fisiologi, genetika dan molekuler.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman komprehensif tentang mekanisme adaptasi kedelai terhadap cekaman intensitas cahaya rendah melalui pendekatan morfo-fisiologi, genetik dan molekuler yang dibutuhkan bagi perakitan varietas untuk adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (i) memperoleh karakter morfo-fisiologi daun sebagai penciri adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah, (ii) melakukan pendugaan parameter genetik adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah berdasarkan morfo-fisiologi daun, (iii) melakukan karakterisasi sekuen lengkap, gen yang terkait dengan adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah (JJ3), dan (iv) memperoleh

informasi pola ekspresi gen-gen yang terkait adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah (JJ3, CAB, phyB, dan ATHB)

Penelitian dilakukan dalam empat percobaan: (1) respon karakter morfo-fisiologi daun, penciri adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah, (2) analisis genetik adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah berdasarkan morfo-fisiologi daun, (3) analisis sekuen lengkap gen-gen yang terkait adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah (JJ3), dan(4) analisis ekspresi gen-gen

yang terkait adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah.

Percobaan respon morfo-fisiologi daun dilakukan dengan rancangan petak terpisah, tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas faktor genotipe dan intensitas cahaya rendah. Faktor genotipe terdiri atas dua genotipe toleran (Ceneng, Pangrango) dan dua genotipe peka (Godek, Slamet). Faktor intensitas cahaya rendah terdiri atas: L0 = cahaya 100% (kontrol), L1 = 5 hari naungan 50% (setelah tanaman berumur 21 HST), L2 = 5 hari gelap total (setelah tanaman berumur 21 HST), L3 = 3 hari naungan 50% + 5 hari cahaya 100% (setelah tanaman berumur 18 HST), dan L4 = 3 hari naungan 50% + 3 hari cahaya 100% + 5 hari gelap total (setelah tanaman berumur 15 HST). Karakter morfo-fisiologi daun yang menjadi penciri adaptasi

(5)

kedelai terhadap intensitas cahaya rendah dilanjutkan dengan analisis genetik menggunakan tetua toleran Ceneng, tetua peka Godek, populasi F1 persilangan

Ceneng x Godek, dan populasi F2 hasil selfing F1. Populasi tersebut ditanam di

bawah paranet 50% dan disusun dengan rancangan acak kelompok dengan 2 ulangan. Analisis genetik karakter morfo-fisiologi daun, penciri adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah meliputi: pendugaan koefisien korelasi, heritabilitas arti luas, jumlah gen (effective factor), dan aksi gen. Analisis

molekuler untuk analisis sekuen lengkap gen terkait adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah dilakukan menggunakan jasa bioinformatika, sedangkan analisis ekspresi JJ3, CAB, phyB, dan ATHB yang terkait adaptasi kedelai

terhadap intensitas cahaya rendah dilakukan menggunakan metode RT-PCR terhadap genotipe toleran Ceneng dan genotipe peka Godek yang diberikan beberapa perlakuan intensitas cahaya: cahaya penuh (kontrol), lima hari naungan menggunakan paranet 50%, dan lima hari gelap total.

Analisis respon morfo-fisiologi daun menunjukkan bahwa kedelai toleran naungan memiliki daun lebih luas dan lebih tipis dibanding kedelai peka naungan pada kondisi intensitas cahaya rendah. Pada kondisi intensitas cahaya rendah, kedelai toleran naungan memiliki kandungan klorofil lebih tinggi dan rasio klorofil a/b lebih rendah dibanding genotipe peka. Karakter morfo-fisiologi daun (luas daun, bobot daun spesifik, kandungan klorofil, rasio klorofil a/b) dapat dijadikan sebagai penciri adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah.

Analisis genetik adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah berdasarkan morfo-fisiologi daun menunjukkan bahwa: adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah terkait erat dengan karakter morfo-fisiologi daun seperti luas daun, bobot daun spesifik, dan kandungan klorofil. Karakter hasil dikendalikan sekurang-kurangnya 6 gen minor, aksi gen dominan parsial, dan

nilai heritabilitas arti luas (h2bs) tinggi (68%). Karakter luas daun dan bobot daun

spesifik masing-masing dikendalikan sekurang-kurangnya 4 dan 5 gen minor, aksi

gen aditif, dan nilai heritabilitas arti luas (h2bs) tinggi dan sedang (63%, 48%).

Adaptasi berdasarkan karakter klorofil a, klorofil b, dan klorofil total masing-masing dikendalikan 2 gen mayor, aksi gen isoepistasis, dan nilai heritabilitas arti luas (h2

bs) tinggi (78%, 84%, 86%). Adaptasi berdasarkan karakter rasio klorofil

a/b dikendalikan 2 gen mayor, aksi gen dominan dan resesif epistasis, dan nilai heritabilitas arti luas (h2

bs) tinggi (70%).

Analisis sekuen lengkap gen yang terkait adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah (JJ3) menunjukkan bahwa: sekuen lengkap cDNA JJ3

memiliki coding sequence (CDS) dengan panjang 633 bp yang menghasilkan 210

asam amino, memiliki 136 asam amino spesifik dan terkonservasi mulai dari asam amino ke 77 sampai ke 210 yang homolog dengan protein PsaD PSI subunit, fungsinya terkait dengan transport elektron fotosintesis pada pusat reaksi fotosistem I. cDNA JJ3 yang diperoleh pada tanaman kedelai mempunyai fungsi

yang sama dengan gen psaD yang terdapat pada tanaman tembakau kayu

(Nicotiana sylvestris), padi (Oryza sativa), tomat (Lycopersicon esculentum),

barley (Hordeum vulgare), bayam(Spinacia oleracea), Arabidopsis (Arabidopsis thaliana), dan kentang (Solanum tuberosum). Sekuen lengkap cDNA JJ3 telah

terdaftar pada public database di GenBank dengan nama gmpsaD dengan nomor

(6)

Analisis ekspresi gen-gen yang terkait adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah menunjukkan bahwa: pada kedelai toleran naungan, ekspresi JJ3, phyB, dan ATHB-2 dapat dideteksi pada kondisi intensitas cahaya rendah, akan

tetapi pada genotipe peka naungan kurang terdeteksi bahkan ada yang tidak terdeteksi. Pada kedelai toleran naungan, gen CAB-3 terekspresi cukup kuat pada

kondisi naungan 50%, akan tetapi pada kedelai peka naungan terekspresi lemah. Pola ekspresi JJ3, CAB-3, phyB, dan ATHB-2 terutama pada kedelai toleran dapat

menjelaskan secara molekuler mekanisme penghindaran (avoidance) dan toleransi

(tolerance) adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah. Pada kondisi

naungan 50%, ekspresi gen CAB-3 dan phyB berpotensi dijadikan sebagai marka

untuk skrining kedelai toleran naungan.

Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakter morfo-fisiologi daun (luas daun, bobot daun spesifik, kandungan klorofil) terkait erat dengan adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah. Karakter luas daun dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi dalam pengembangan kedelai toleran naungan karena secara genetik karakter tersebut dikendalikan oleh gen dengan aksi aditif, mempunyai nilai heritabilitas arti luas yang tinggi, dan berkorelasi tinggi dengan hasil. Sekuen lengkap cDNA JJ3 yang memiliki panjang 841 basa

nukleotida homolog dengan gen psaD fotosistem I (PSI) subunit. JJ3, CAB-3, phyB, dan ATHB-2 terekspresi pada genotipe toleran maupun genotipe peka

naungan, sehingga gen-gen tersebut pada tingkat DNA genom tidak dapat dijadikan sebagai marka untuk membedakan genotipe toleran dan genotipe peka. Peningkatan luas daun untuk penangkapan cahaya yang efisien merupakan bentuk mekanisme avoidance yang diduga terkait dengan peningkatan ekspresi gen-gen

yang berhubungan dengan fitokrom-B (phyB). Karakter kandungan klorofil tidak

efektif dijadikan sebagai marka untuk seleksi galur karena gen-gen yang mengendalikannya bersifat isoepistasis, akan tetapi karakter tersebut dapat digunakan untuk skrining genotipe toleran atau peka untuk calon tetua.

Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa kedelai Ceneng dapat dianjurkan dalam pengembangan kedelai sebagai tanaman sela di bawah tegakan perkebunan atau hutan tanaman industri (HTI) yang masih berumur 2-3 tahun, atau tumpangsari dengan tanaman pangan semusim yang berpotensi menaungi. Dalam perbaikan adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah, karakter luas daun dapat dijadikan sebagai salah satu kriteria seleksi. Seleksi menggunakan marka molekuler atau MAS sebaiknya dikembangkan dari gen-gen yang terkait dengan penangkapan cahaya melalui teknik CAPS (cleavage amplified polymorphic sequence) atau SCAR (sequence characterized amplified region).

Diperlukan analisis kandungan gibberellin dan aspek molekulernya untuk dapat lebih memahami mekanisme adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah. Selain itu diperlukan analisis molekuler gen-gen penting lain seperti CAO yang

mengubah klorofil a menjadi klorofil b yang berperan dalam mekanisme adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah. Diperlukan juga pengamatan terhadap kemungkinan perubahan kualitas cahaya di bawah paranet maupun di sekitar kanopi tanaman kedelai.

Kata kunci: kedelai, adaptasi, intensitas cahaya rendah,analisis genetik, analisis molekuler, karakter morfo-fisiologi

(7)

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam

bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

(8)

ANALISIS GENETIK DAN MOLEKULER ADAPTASI

KEDELAI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA

RENDAH BERDASARKAN KARAKTER

MORFO-FISIOLOGI DAUN

KISMAN

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada

Program Studi Agronomi

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

(9)

Penguji pada Ujian Tertutup: Dr. Ir. Utut Widyastuti S, M.Si Penguji pada Ujian Terbuka: 1. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, M.S 2. Dr. Ir. Novianti Sunarlim

(10)

Judul Disertasi : Analisis Genetik dan Molekuler Adaptasi Kedelai terhadap Intensitas Cahaya Rendah Berdasarkan Karakter Morfo-fisiologi Daun

Nama : Kisman

NIM : A361030061

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. Dr. Ir. Sobir, M.Si.

Ketua Anggota

Dr. Ir. Trikoesoemaningtyas, M.Sc. Dr. Ir. Nurul Khumaida, M.Si.

Anggota Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Agronomi Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Satriyas Ilyas, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S. Tanggal Ujian: 05 Juni 2007 Tanggal Lulus: ………

(11)

Makin memperkuat keimanan dan keyakinan saya bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini, dari hal yang paling kecil hingga yang paling dahsyat, semua dalam segala keberaturan, keseimbangan, dan saling bermakna satu sama lain.

AL-QUR’AN:

Surat FUSHSHILAT ayat 53 ”Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di

segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka

bahwa AlQur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”.

Surat AL AN’AAM ayat 99 ”Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”.

Surat AR RAHMAN ayat 33-34 ”Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.

Kupersembahkan kepada: Kedua orang-tuaku, Istri dan anak-anakku, Guru-guruku, Persada Indonesia

(12)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penelitian serta penulisan disertasi yang berjudul “Analisis Genetik dan Molekuler Adaptasi Kedelai terhadap Intensitas Cahaya Rendah berdasarkan Karakter Morfo-fisiologi Daun”.

Dalam penyelesaian disertasi ini penulis banyak mendapat bimbingan, arahan, dan koreksi kostruktif terutama dari komisi pembimbing. Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan perhargaan yang sebesarnya dan setulusnya penulis sampaikan kepada komisi pembimbing: Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr (Ketua), Dr. Ir. Sobir, MSi, Dr. Ir. Trikoesoemaningtyas, MSc, dan Dr. Ir. Nurul Khumaida, MSi (masing-masing Anggota).

Penelitian disertasi ini sebagian besar didanai oleh Hibah Penelitian Tim Pascasarjana (HPTP) 2004-2006, karenanya penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr selaku Ketua Peneliti HPTP dan Dr. Ir. Trikoesoemaningtyas, MSc dan Dr. Ir. Nurul Khumaida, MSi (masing-masing sebagai Anggota Peneliti) yang telah bersedia menerima penulis bergabung dalam penelitian HPTP. Secara khusus penulis juga ingin sampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Tetsuo Takano yang telah mengijinkan dan memberikan fasilitas kepada penulis untuk melakukan sebagian penelitian molekuler di lab Tolerance Mechanism, ANESC, Universitas Tokyo. Terima

kasih juga kepada rekan-rekan selama bersama-sama di HPTP: Dr. Ir. La Muhuria, MS; Ir. Imam Widodo, MS; Desta Wirnas, SP, MSi; Ir. Kartika Ning Tyas, MSi; dan Tri Lestari, SP, MSi atas kebersamaan dan kerjasama yang baik.

Penghargaan yang setinggi-tingginya juga penulis sampaikan kepada: 1. Dirjen Dikti yang telah memberikan beasiswa melalui program Technological

and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP) ADB Loan No

1792-INO.

2. Rektor Universitas Mataram yang telah memberikan izin tugas belajar.

3. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram yang telah memberikan kesempatan dan dorongan untuk melanjutkan pendidikan S3 di IPB.

4. Staf pengajar di Program Studi Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Mataram yang telah bersama-sama bekerja keras menyusun proposal untuk mendapatkan dana TPSDP Loan No 1792-INO.

5. Rektor Institut Pertanian Bogor, Dekan dan Ketua Program Studi Agronomi Sekolah Pascasarjana IPB yang telah menerima penulis untuk melanjutkan studi di IPB, begitu juga saran dan masukan konstruktif yang diberikan kepada penulis sehingga disertasi ini menjadi lebih baik.

6. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya MSc (selaku penguji luar komisi pada ujian komprehensif), Ibu Dr. Ir. Utut Widiastuti S. MSi (selaku penguji luar komisi pada ujian tertutup), Ibu Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, M.S. dan Dr. Ir. Novianti Sunarlim (selaku penguji luar komisi pada ujian terbuka) yang dengan sangat cermat telah memberikan saran dan masukan konstruktif sehingga disertasi ini menjadi lebih baik.

7. Kepala beserta staf dan teknisi lab Research Group on Crop Improvement

(13)

(Mulya, Pepy, Firdaus, dan rekan-rekan) atas kerjasama dan kebersamaan serta bantuan yang diberikan.

8. Kepala dan staf Kebun Percobaan Balai Besar Bioteksnologi dan Sumberdaya Genetik Cikemeuh Cimanggu (Drajat, Pur, dan rekan-rekan) atas kerjasama dan bantuan yang diberikan.

9. Ayahanda H. Makbul (alm) dan Ibunda Inaq Gadung dan Inaq Siun(alm), ayah dan ibu mertua H. Mohammad Ali (alm) dan Hj. Halimah (alm) atas kasih sayang dan doanya.

10.Saudara-saudara tercinta di Kawo, di Kelayu dan di Mataram atas segala dorongan dan doa.

11.Istri tercinta Ir. Hj. Ulayati Ali dan anak-anak tersayang Febrian Humaidi Sukmana, Suprayanti Martia Dewi, dan Muhammad Halim Suhartawan atas segala doa, dorongan, dan kesabaran serta kebersamaan dalam penantian. 12.Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan disertasi ini yang

tidak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga disertasi ini dapat bermanfaat. Amin Amin Ya Rabbal Alamin.

Bogor, Juli 2007 Kisman

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Kawo, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada 31 Desember 1961, merupakan putra ketiga dengan enam bersaudara dari ayahanda Tarap alias Amaq Siun alias H. Makbul (alm) dan ibunda Tiasih alias Inaq Gadung. Pada 1 Mei 1985 penulis menikah dengan Ir. Hj. Ulayati Ali dan dikaruniai tiga anak yaitu Febrian Humaidi Sukmana, Suprayanti Martia Dewi, dan Muhammad Halim Suhartawan.

Pada 1981 penulis sebagai mahasiswa S1 di Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Mataram dan menyelesaikan studi pada Oktober 1986. Mulai Juli 1996 penulis mengikuti pendidikan S2 pada Departemen Plant Sciences Fakultas Pertanian Universitas Saskatchewan Kanada dan selesai pada

Oktober 1998. Selanjutnya, sejak Agustus 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa S3 di Program Studi Agronomi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dan mendapatkan gelar Doktor pada Juni 2007. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia dalam bentuk bantuan proyek TPSDP ADB Loan No. 1792-INO.

Penulis adalah staf pengajar pada Program Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram di provinsi Nusa Tenggara Barat mulai tahun 1988 sampai sekarang.

Selama mengikuti program S3, penulis menjadi anggota Perhimpunan Pemuliaan Indonesia (Peripi) dan Perhimpunan Bioinformatika Indonesia (PBI). Beberapa karya ilmiah yang merupakan bagian dari disertasi ini yang telah dipublikasikan antara lain: Fisiologi dan Molekuler Efisiensi Penggunaan Intensitas Cahaya Rendah pada Kedelai Toleran Naungan telah dipresentasikan pada Kongres III dan Seminar Nasional Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia di Universitas Brawijaya Malang pada 12-13 Agustus 2005. Respon Molekuler Tanaman Kedelai terhadap Cekaman Intensitas Cahaya Rendah: Analisis Ekspresi Gen ATHB dan CAB telah dipresentasikan pada Seminar

Nasional Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman pada 2 Agustus 2006 di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor di Bogor. Artikel yang berjudul Analisis Ekspresi Gen-gen yang Terkait ‘Shade Avoidance’ pada Kedelai Toleran Naungan

telah diterbitkan pada jurnal AGROTEKSOS vol. 16 no 3 Oktober 2006 dan Karakter Morfo-fisiologi Daun, Penciri Adaptasi Kedelai terhadap Intensitas Cahaya Rendah diterbitkan pada jurnal BULETIN AGRONOMI vol. XXXV no. 2 Agustus 2007 (in press).

(15)

DAFTAR SINGKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM DISERTASI A2 : uji normalitas Anderson-Darling

ATHB : gen Arabidopsis thaliana homeobox

bb : berat basah daun

BDS : berat daun spesifik

BLAST : Basic Local Aligment Search Tool BNT : beda nyata terkecil

bp : base pair

CAB : gen chlorophyll a/b binding protein

cDNA : complementary deoxyribonucleic acid

CDS coding sequence

cm : centi meter

DAP : days after planting

DNA : deoxyribonucleic acid

dNTP : deoxynucleotide-5’-triphosphate

EDTA : ethylen diamine tetra acetic acid F1 : generasi pertama hasil persilangan

F2 : generasi kedua selfing

g : gram

GSP : gene specific primer

h2 : heritabilitas

h2

bs : heritabilitas arti luas

ha : hektar

hp : nisbah potensi

HST : hari setelah tanam

kb : kilo base

kg : kilo gram

LI : low irradiance, intesitas cahaya rendah

LiCl : lithium chloride

M : molar

mg : mili gram

ml : mili liter

mM : mili molar

mRNA : messenger RNA

MST : minggu setelah tanam

N2 : nitrogen

NCBI : National Center for Biotechnology Information

oC : degree celcius

ORF : open reading frame

p : probabilitas

P1 : tetua 1

P2 : tetua 2

phyB : gen phytochrome B

poly-A : poly-adenine

PSI : photosystem I

(16)

r : koefesien korelasi R : FR : red : far red

RACE : Rapid Amplification of cDNA Ends RACE-PCR : Rapid Amplification of cDNA Ends-PCR

RNA : ribonucleic acid

RNase H : ribonuclease inhibitor rpm : rotation per minute

RT-M-MLV : Reverse Transcriptase - Moloney-Murine Leukimia Virus RT-PCR : Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction SDS : sodium dodecyl sulphate

TAE : tris acetate EDTA

TE : tris EDTA U : unit μg : mikro gram μl : mikro liter μM : mikro molar σ2 : varians

σF1 : standar deviasi generasi F1

σF2 : standar deviasi generasi F2

(17)

xiv DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ………... DAFTAR GAMBAR ……… DAFTAR LAMPIRAN ………... 1. PENDAHULUAN………... xvii xix xxi 1 Latar Belakang ………... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ………... Manfaat Penelitian ... Hipotesis... Ruang Lingkup Penelitian ...

1 4 5 5 5 6 2. TINJAUAN PUSTAKA ………... 8 Fotosintesis pada Kondisi Intensitas Cahaya Rendah …………... 8

PAR dan Fotosintesis ………... Pembentukan Klorofil..………... Pengaruh Intensitas Cahaya Rendah terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman ………

8 10 13 Mekanisme Adaptasi Tanaman terhadap Intensitas Cahaya Rendah .. 14

Perubahan Anatomi dan Morfologi ………..….………... Perubahan Kandungan Klorofil Daun ……...………... Perubahan Fisiologi dan Biokimia ……….………... Perubahan Struktur Kloroplas ...

16 16 17 18 Struktur Kloroplas dan Mekanisme Transport Elektron…..………… 19 Struktur Kloroplas………. Mekanisme Transport Elektron………. Fotosistem II (PSII)………... Fotosistem I (PSI) ………. 19 21 22 25 Gen-gen Fotosintesis yang Terkait Adaptasi Tanaman terhadap Intensitas Cahaya Rendah ………... 29

Gen-gen Fotosintetik Inti …..………... Gen-gen Fotosintetik Kloroplas ………... Prinsip Kontrol Redoks pada Ekspresi Gen Fotosintetik …….. Ekspresi Gen-gen Terkait Adaptasi Tanaman terhadap Intensitas Cahaya Rendah ……….

29 30 30 35 Analisis Genetik Adaptasi Tanaman………....

Pendugaan Jumlah Gen Pengendali………... Aksi Gen………. Pendugaan Nilai Heritabilitas……….

37 37 39 42 3. RESPON KARAKTER MORFO-FISIOLOGI DAUN, PENCIRI

ADAPTASI KEDELAI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH... 44

(18)

xv Abstrak ... Abstract ... PENDAHULUAN... Latar Belakang... Tujuan ... ... BAHAN DAN METODE ... Bahan Tanaman ... Persiapan Tanaman ... Pengamatan ... Analisis Data ... HASIL DAN PEMBAHASAN... Luas Daun dan Bobot Daun Spesifik ... Kandungan Klorofil Daun ... KESIMPULAN ... 44 45 46 46 48 48 48 48 49 50 50 50 55 64 4. ANALISIS GENETIK ADAPTASI KEDELAI TERHADAP

INTENSITAS CAHAYA RENDAH BERDASARKAN KARAKTER MORFO-FISIOLOGI DAUN... 65 Abstrak ... Abstract ... PENDAHULUAN ... Latar Belakang... Tujuan ... BAHAN DAN METODE ... Bahan Tanaman ... Pengamatan ... Analisis Data ... HASIL DAN PEMBAHASAN... Hasil dan Morfo-fisiologi Daun pada Tetua Toleran dan Peka Naungan... Korelasi Karakter Morfo-fisiologi Daun dengan Hasil pada Populasi F2...

Pola Pewarisan Sifat Adaptasi Kedelai berdasarkan Morfo- fisiologi Daun... Pendugaan Jumlah Gen dan Tipe Aksi Gen Pengendali Adaptasi.. Pendugaan Nilai Heritabilitas Arti Luas... KESIMPULAN... 65 66 67 67 68 69 69 69 70 75 75 76 78 83 86 89 5. ANALISIS SEKUEN LENGKAP GEN YANG TERKAIT

ADAPTASI KEDELAI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH……… 90 Abstrak ... Abstract ... PENDAHULUAN ... Latar Belakang ... Tujuan ... BAHAN DAN METODE ... Bahan ... 90 91 92 92 94 94 94

(19)

xvi Analisis Sekuen Lengkap cDNA JJ3... HASIL DAN PEMBAHASAN... Sekuen Lengkap (full length) JJ3... Analisis struktur sekuen lengkap JJ3………. Analisis Homologi Sekuen Lengkap JJ3... KESIMPULAN ... 95 95 95 96 100 106 6. ANALISIS EKSPRESI GEN-GEN YANG TERKAIT ADAPTASI

KEDELAI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA RENDAH... 107

Abstrak ... Abstract ... PENDAHULUAN ... Latar Belakang ... Tujuan ... BAHAN DAN METODE ... Bahan Tanaman... Analisis Ekspresi Gen... HASIL DAN PEMBAHASAN... Analisis Ekspresi JJ3 dan CAB-3... Analisis Ekspresi Gen phyB dan ATHB-2………... KESIMPULAN... 107 108 109 109 110 111 111 111 114 115 119 121 7. PEMBAHASAN UMUM ………... 122

8. KESIMPULAN DAN SARAN.………...………... 129

DAFTAR PUSTAKA ………... 131

(20)

xvii

DAFTAR TABEL

No. Halaman 1. Diskripsi subunit protein pada fotosistem 1 (PSI) ……..………….... 27

2. Klasifikasi derajat dominansi berdasarkan nilai potensi rasio... 40

3. Rata-rata luas daun (cm2) dari berbagai intensitas cahaya rendah pada masing-masing genotipe kedelai…………... 52

4. Respon bobot daun spesifik (mg/cm2) masing-masing genotipe kedelai pada berbagai perlakuan intensitas cahaya ... 54

5. Repon kandungan klorofil a genotipe kedelai terhadap berbagai perlakuan intensitas cahaya... 56

6. Repon kandungan klorofil b genotipe kedelai terhadap berbagai perlakuan intensitas cahaya ..………..

58

7. Repon kandungan klorofil total dan rasio klorofil a/b genotipe kedelai terhadap berbagai perlakuan intensitas cahaya ..………

59

8. Repon kandungan rasio klorofil a/b genotipe kedelai terhadap berbagai perlakuan intensitas cahaya …..………... 61

9. Nisbah fenotipe karakter yang terkait adaptasi terhadap suatu cekaman yang dikendalikan oleh gen mayor pada populasi bersegregasi F2 ………... 74

10. Keragaan karakter hasil dan morfo-fisiologi daun tetua toleran (Ceneng) dan peka (Godek) pada kondisi naungan 50%... 75

11. Koefesien korelasi fenotipik karakter morfo-fisiologi daun dan hasil pada populasi F2 hasil persilangan tetua toleran Ceneng dengan

tetua peka (Godek) ………. 76

12. Nilai rata-rata fenotipe, kemenjuluran (skewness), nilai normalitas, dan probabilitas karakter morfo-fisiologi pada populasi F2………… 79

13. Pendugaan jumlah gen minor (effective factor) dan tipe aksi gen yang mengendalikan karakter-karakter dengan pola sebaran kontinu dan mengikuti kurva normal pada populasi F2……….... 83

14. Pendugaan jumlah gen mayor dan tipe aksi gen yang mengendalikan karakter-karakter klorofil pada populasi F2 ……….. 85

(21)

xviii 15. Nilai duga heritabilitas arti luas karakter-karakter yang terkait

dengan adaptasi kedelai terhadap intensitas cahaya rendah….……... 87

16. Matriks tingkat homologi (%) sekuen lengkap basa nukleotida dan asam amino JJ3 dengan tanaman lain………. 101

17. Tingkat homologi cDNA JJ3 dengan gen psaD beberapa spesies tanaman lain menggunakan domain terkonservasi sekuen basa nukleotida dan asam amino………. 102

18. Diskripsi GSP (gene specific primer) yang digunakan untuk analisis ekspresi gen-gen yang terkait adaptasi kedelai terhadap cekaman intensitas cahaya rendah ………. 113

(22)

xix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Bagan alir penelitian ……….. 7

2. Spektrum cahaya yang dapat diserap oleh pigmen tanaman, biasa disebut photosynthetically active radiation (PAR) ……… 9

3. Lintasan reaksi pembentukan klorofil a dan klorofil b yang melibatkan gen-gen fotosintesis (A) dan struktur kimia klorofil a dan klorofil b (B)……… 11

4. Model mekanisme penghindaran (avoidance) (A) dan mekanisme toleransi (tolerance) (B) untuk adaptasi tanaman terhadap intensitas cahaya rendah………. 15

5. Skema bangun kloroplas. Kloroplas merupakan organel

semi-otonom pada sel tanaman. ……….. 20

6. Skema rantai transport elektron fotosintetik pada PS II dan PS I…... 21

7. Diagram skematik pusat reaksi PSII ... 24

8. Struktur keseluruhan PSI……… 28

9. Model redox control pada ekspresi gen fotosintesis pada bakteri, alga dan tanaman tingkat tinggi………... 33

10. Model sintesis, prosesing, transport, dan protein PSII intrinsik dan ekstrinsik ……… 36

11. Histogram rata-rata luas daun genotipe kedelai pada masing-masing intensitas cahaya rendah………. 51

12. Histogram rata-rata bobot daun spesifik (BDS) genotipe kedelai pada masing-masing perlakuan intensitas cahaya. ……… 53

13. Histogram rata-rata klorofil a genotipe kedelai pada masing-masing perlakuan intensitas cahaya ..………. 56 14. Histogram rata-rata klorofil b genotipe kedelai pada masing-masing

perlakuan intensitas cahaya..……….. 58

15. Histogram rata-rata klorofil total genotipe kedelai pada

masing-masing perlakuan intensitas cahaya.………...…. 59

(23)

masing-xx masing perlakuan intensitas cahaya……… 60

17. Histogram fenotipe karakter hasil per tanaman pada populasi F2

dengan kurva normal sebagai pembanding………. 79

18. Histogram fenotipe karakter luas daun pada populasi F2 dengan

kurva normal sebagai pembanding………. 80

19. Histogram fenotipe karakter bobot daun spesifik pada populasi F2

dengan kurva normal sebagai pembanding………. 80

20. Histogram fenotipe karakter klorofil a pada populasi F2 dengan

kurva normal sebagai pembanding………. 81

21. Histogram fenotipe karakter klorofil b pada populasi F2 dengan

kurva normal sebagai pembanding………. 81

22. Histogram fenotipe karakter klorofil total pada populasi F2 dengan

kurva normal sebagai pembanding………. 82

23. Histogram fenotipe karakter rasio klorofil a/b pada populasi F2

dengan kurva normal sebagai pembanding……… 82

24. (A). Sekuen lengkap basa nukleotida JJ3 hasil pemanjangan menggunakan metode PCR-RACE. (B). Asam amino hasil translasi dari sekuen lengkap basa nukleotida JJ3... 96

25. (A) Estimasi struktur sekuen lengkap JJ3, (B) Prediksi sekuen pengkodean, CDS lengkap, dan (C) prediksi sekuen peptida, (D) domain terkonservasi (conserved domain) berwarna merah dan yang tidak terkonservasi (domain beragam) berwarna hitam………. 97

26. Open reading frame (ORF) atau coding sequence dari sekuen lengkap JJ3. Sekuen yang ditulis dengan huruf kecil merupakan CDS JJ3 dan huruf kapital merupakan deduksi asam amino... 98

27. Sebagian hasil pensejajaran (multi-alignment) sekuen basa nukleotida cDNA JJ3 dengan spesies tanaman lain menggunakan progran clustalW. ………... 103

28. Hasil pensejajaran sekuen lengkap asam amino cDNA JJ3 dengan tanaman tingkat tinggi lain. ………... 104

29. Filogenetik cDNA JJ3 dengan gen psaD pada beberapa tanaman berdasarkan urutan asam amino……….. 105

30. Pola ekspresi JJ3 dan CAB-3 pada kedelai toleran naungan (Ceneng) dan peka naungan (Godek) (A) serta kuantifikasi ekspresi

(24)

xxi masing-masing gen (B). Hasil elektroforesis 1% agarose. Gen

ß-actin sebagai internal standar (house keeping gene)………... 115

31. Pola ekspresi gen PhyB dan ATHB-2 pada kedelai toleran naungan (Ceneng) dan peka naungan (Godek) (A) serta kuantifikasi ekspresi masing-masing gen (B). Hasil elektroforesis 1% agarose. Gen

(25)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kandungan klorofil (mg/g berat basah sampel) ...………... 144

2. Penampilan warna daun beberapa genotipe kedelai pada berbagai intensitas cahaya rendah……….. 145

3. Diskripsi varietas Pangrango……….. 146

4. Diskripsi varietas Pangrango..………... 147

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian ini menunjukkan semua variabel independen dalam hal ini, paparan rokok, anemia, KEK dan kualitas ANC merupakan faktor risiko yang signifikan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui harga mempunyai pengaruh terhadap minat beli Smartphone Samsung pada konsumen di Delta Cell Matahari Singosaren

Perancangan system informasi pengolahan data peserta kerja praktek di kantor kesbang kabupaten bekasi sudah terkomputerisasi dan menggunakan database untuk

 menggambarkan situasi dan kondisi yang ada di sekitar sekolah, meliputi lingkungan fisik, sosial dan psikologis yang mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran.

Dan yang terakhir merupakan interleaved boost converter penelitian kali ini dilakukan dengan cara paralel dua buah boost konverter dengan sebuah kontrol hal ini

yang berbahan baku dari kalakai adalah keripik daun kalakai. Keripik kalakai imur merupakan salah satu produk oleh-oleh khas Kota Palangka Raya yang banyak digemari

Pemanfaatan tanah sulfat masam sebagai media pada sistem lahan basah buatan berdasarkan pada penelitian Ramdhani (2007) menunjukan bahwa Purun Tikus (eleocharis