• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN

STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL

BELAJAR IPS SISWA KELAS V

I Wayan Yoga Sentana Utama1 , I Nyoman Murda2, Made Sumantri3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: Yoga.sentana@yahoo.co.id {NyomanMurda.MadeSumantri}@undiksha.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model Pembelajaran Kooperatif berstrategi Think-Talk-Write (TTW) dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester ganjil di SD Gugus V Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan design Post-test Only Control Design.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 47 orang, yang berasal dari SDN 1 Pupuan Kecamatan Tegallalang sebagai kelompok eksperimen dan SDN 2 Pupuan Kecamatan Tegallalang sebagai kelompok kontrol. Data tentang hasil belajar IPS dikumpulkan dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda, yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini dilihat dari perbedaan rata-rata skor siswa antara kelompok eksperimen (20,59) dengan kelompok kontrol (17,4). Bedasarkan analisis data thitung > ttabel dengan db 45 dan t.s 5%, ini berarti Ha dalam

penelitian ini diterima. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran think talk write dengan siswa yang belajar menggunakan model konvensional di Gugus V Kecamatan Tegallalang tahun pelajaran 2013/2014.

Kata kunci: stratgi think-talk-write, hasil belajar.

ABSTRACT

This study aims to determine the differences in learning outcomes between students who are taught using cooperative learning models through Think-Talk-Write (TTW) strategy and students taught with conventional learning models in the first semester of the fifth grade students in Elementary school Force V, Tegallantang district, Gianyar regency. This study included a quasi-experimental research design with Post-test Only Control Design. The sample in this study amounted to 47 people, who came from SDN 1 Pupuan District of Tegallantang as the experimental group and SDN 2 Pupuan District of Tegallantang as a control group. IPS data on learning outcomes was collected using a multiple-choice objective test, which is then analyzed using the t test. The results showed that there were differences in learning outcomes between the experimental group and the control group. It is seen from the difference in the average scores of students between the experimental groups (20.59) in the control group (17.4). Based on data analysis of t> t table with 45 db and ts 5%, this means that Ha in this study received. So, there is a

(2)

take learning through talk think learning model that students learn to write by using conventional models in the V cluster of Tegallantang District in academic year 2013/2014.

Keywords: Strategy think-talk-write, learning outcomes

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu penunjang proses pembangunan, hal ini sejalan dengan pernyataan Tirtarahardja. Tirtarahardja (2005: 129) menyatakan “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang”, berdasarkan pendapat tersebut, pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran di dalam kelas.

Melihat kenyataan tersebut maka sudah sepatutnnya pendidikan mendapat perhatian terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah ditempuh berbagai upaya oleh pemerintah, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menyempurnakan kurikulum, kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004 yang kembali mengalami revisi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP, diharapkan terjadinya perubahan dari proses pembelajaran yang cenderung pasif, teoritis, dan berpusat kepada guru (teacher center) menjadi pembelajaran aktif, kreatif, dan produktif yang mengacu pada permasalahan

kontekstual dan berpusat pada siswa (student centered). Tugas dan peranan guru tidak lagi sebagai pemberi informasi (transmission of knowledge), tetapi sebagai pendorong belajar agar siswa dapat menemukan kembali dan mengkonstruksi pengetahuanya sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru, dikatakan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih tergolong rendah sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan dan perpaduan (Ischak:2003:1.36). Hal ini dapat dilihat juga pada hasil pencatatan dokumen yang telah dilakukan, yaitu diketahui ternyata hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang maksimal, nilai yang diperoleh siswa masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah, dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel. 1.1 Hasil Pencatatan Dokumen, Obsevasi, dan Wawancara

No. Sekolah Rata-rata skor siswa KKM

1 SD No 1 Pupuan 45,9 60

2 SD No 2 Pupuan 44 60

3 SD No 3 Pupuan 46,4 60

4 SD No 4 Pupuan 46,1 60

Sumber: Guru kelas V SD gugus V Kecamatan Tegallalang Berdasarkan hasil pencatatan

dokumen dan disajikan pada Tabel.1,1 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS siswa masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa permasalahan yang dihadapi siswa. Adapun permasalahan yang diduga sebagai penyebab pencapaian hasil belajar siswa

belum optimal yaitu kurangnnya ketertarikan siswa pada mata pelajaran IPS, guru yang masih memfokuskan pembelajaran IPS pada upaya menuangkan pengetahuan tentang materi IPS sebanyak mungkin kepada siswa melalui ceramah, siswa tidak aktif untuk menemukan,mengkonstruksi

(3)

menjelaskan materi guru belum memanfaatkan media yang ada Untuk mengatasi permasalahan tersebut dianjurkan guru memperluas dan memperlihatkan semangat yang tinggi dengan menyajikan bahan pembelajaran dalam bentuk baru.Suasana yang diharapkan siswa yaitu agar siswa dapat berpikir, berbicara dan menulis, ini erat kaitannya dengan salah satu strategi pembelajaran yaitu strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write). TTW adalah salah satu strategi yang menggunakan alur berpikir, berbicara dan menulis siswa terlibat aktif dalam proses pebelajaran, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menyenangkan bagi siswa. Sehingga hasil belajar siswa meningkat khususnya pada mata pelajaran IPS.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Think Talk Write

(TTW) terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 SD di Gugus V Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang akan kaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif berstrategi Think-Talk-Write

(TTW) dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional?

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif berstrategi Think-Talk-Write

(TTW) dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

METODE

Penelitian ini tergolong kedalam penelitian “kuasi eksperimen”. Penelitian

eksperimen merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji keefektifan suatu teori/konsep/model dengan cara menerapkan (treatment) pada suatu kelompok subjek penelitian dengan menggunakan kelompok pembanding yang biasa disebut kelompok kontrol (Agung, 2011). Sedangkan Sukardi (2009: 16) berpendapat “kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai eksperimen yang mendekati eksperimen semu”. Bentuk penelitian kuasi eksperimen banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia, di mana mereka tidak boleh dibedakan antara yang satu dengan yang lain seperti misalnya mendapat perlakuan karena berstatus sebagai grup kontrol. Jadi kuasi eksperimen adalah pemberian perlakuan (treatment) pada subjek, dengan tidak membeda-bedakan subjek yang akan diteliti.

Agung (2011:45), mengemukakan populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian. Sedangkan Sudjana (dalam Agung, 2011:45), menyatakan populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Sedangkan menurut Sukardi (2009:53), populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir penelitian.

Populasi penelitian ini adalah seperti yang disajikan pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Populasi (SD di Gugus V Kecamatan Tegallalang)

No. SD Jenis Kelamin Jumlah Siswa

L P

1 SD Negeri 1 Pupuan 10 12 22

(4)

3 SD Negeri 3 Pupuan 9 16 25

4 SD Negeri 4 Pupuan 17 10 27

Jumlah 45 54 99

Untuk mengetahui apakah kemampuan siswa kelas V masing-masing SD setara atau belum, maka peneliti menggunakan nilai ulangan tengah semester dan mencari rata-rata masing dan terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan dengan menggunakan analisis varians satu jalur (ANAVA A).

Berdasarkan hasil analisis dengan ANAVA A pada taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai Fhit sebesar 0.53 sedangkan

nilai Ftab pada dbantar = 3 dan dbdal = 95 yaitu

diperoleh Ftabel sebesar 2,70. Dengan

demikian, maka terlihat Fhit < Ftab, sehingga

H1 ditolak dan H0 Diterima. Dari pernyataan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan hasil belajar ulangan tengah semester kelas V SD mata pelajaran IPS di SD No. 1 Pupuan, SD No. 2 Pupuan, SD No. 3 Pupuan dan SD No. 4 Pupuan, Kecamatan Tegallang adalah ditolak. Jadi tidak terdapat perbedaan hasil belajar ulangan tengah semester kelas V di SD No. 1 Pupuan, SD No. 2 Pupuan, SD No. 3 Pupuan dan SD No. 4 Pupuan, Kecamatan Tegallang. Dengan kata lain, hasil belajar IPS siswa kelas V SD di Gugus V Kecamatan Tegallang adalah setara.

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini cukup banyak, maka dalam penelitian digunakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan prosedur tertentu, untuk diukur karakteristiknya dan dianggap mewakili populasi. Sukardi (2009: 54) menyatakan ”sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih untuk sumber data”. Salah satu syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah bahwa sampel harus diambil dari bagian populasi.

Dalam pemilihan sampel untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, digunakan teknik Random Sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi secara acak. Dalam hal ini sekolah yang diambil secara acak adalah SD Negeri 1

Pupuan sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri 2 Pupuan sebagai kelompok kontrol.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Pupuan dan SD Negeri 2 Pupuan. Untuk mengumpulkan data tersebut, dalam penelitian ini digunakan tes hasil belajar.

Tes hasil belajar yaitu tes yang menilai sampai dimana hasil belajar yang dicapai siswa, setelah mereka menjalani perbuatan belajar dalam waktu tertentu. Jadi tes ini dilalukan setelah siswa mengalami proses belajar, dan bahan yang dijadikan soal tes tidak keluar dari bahan yang telah dipelajari oleh siswa. Tes hasil belajar ini diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri 1 Pupuan dan SD Negeri 2 Pupuan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada posttest. Selanjutnya kelompok eksperimen dibelajarkan dengan model pembelajaran TTW (think, talk, write) dan kelompok kontrol dibelajarkan dengan model konvensional.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar pada ranah kognitif. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar adalah tes pilihan ganda. Menurut Sudjana (2004:48), “soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat”.

Dalam penelitian ini digunakan tes pilihan ganda berjumlah 30 butir soal. Soal-soal tersebut terlebih dahulu akan diujicobakan. Tes pilihan ganda ini diberikan empat alternatif jawaban (a, b, c, dan d). Setiap soal yang dijawab benar oleh siswa diberikan skor 1 (jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban) dan skor 0 untuk siswa yang menjawab salah. Skor 0 merupakan skor minimal ideal dan skor 30 merupakan skor maksimal ideal tes hasil belajar. Setelah instrumen tersusun, agar instrumen itu memenuhi syarat instrumen yang baik, maka dilakukan uji validitas butir,

(5)

uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda. Sebelum menganalisis data yang telah diperoleh, data tersebut perlu dianalisis menggunakan uji prasyarat guna mengetahui apakah data tersebut cocok dianalisis menggunakan ANAVA A atau menggunakan uji yang lain. Uji prasyarat yang dimaksud adalah uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas.

Sesuai dengan hipotesis penelitian atau hipotesis alternatif (Ha) yang telah diajukan, maka dapat dirumuskan hipotesis nol (H0) yang secara statistik sebagai berikut.

Hipotesis satu

Ho : µ1 = µ2: yaitu tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TTW (think, talk, write) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Melawan

Ha : µ1 ≠ µ2 : yaitu terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TTW (think, talk, write) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil belajar IPS diperoleh dengan cara memberikan post-test kepada siswa baik kepada kelas eksperimen maupun kepada kelas kontrol. Jumlah siswa yang mengikuti tes pada kelas eksperimen adalah 22 siswa. tes yang diberikan berjumlah 30 soal dengan tipe soal piihan ganda. Data hasil post-test IPS kelas eksperimen secara lengkap disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Skor Hasil Post-test Kelas Eksperimen

10 18 21 24 26

11 19 22 24 27

15 20 22 25

16 20 23 25

17 21 23 25

Sebelum menyajikan data dalam tabel distribusi frekuensi, terlebih dahulu harus menentukan banyak kelas interval, rentangan skor dan panjang kelas.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diketahui rentangan skor = 17. Karena rentangan skor lebih dari 15 (R ≥ 15) maka data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berkelompok.

4.2 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

No. Interval Nilai Tengah (X) F Fk fX

1 10-13 11.5 2 1 23 2 14-17 15.5 3 5 46.5 3 18-21 19.5 6 11 117 4 22-25 23.5 9 20 211.5 5 26-29 27.5 2 22 55 Jumlah 97.5 22 453

Analisis data dilanjutkan dengan menghitung mean, median, modus dan standar deviasi.

Apabila mean, median dan modus sudah diketahui, selanjutnya data disajikan daam

(6)

polygon.

Gambar 4.1 Grafik Juling Negatif pada Kelas Eksperimen

Berdasarkan grafik yang telah disajikan, diketahui nilai modus = 22,70, median = 21,50 dan mean = 20,59. Karena nilai Mo > Md > M (22,70> 21,50 > 20,59),

sehingga merupakan grafik juling negatif artinya skor cenderung tinggi.

Jumlah siswa yang mengikuti tes pada kelas kontrol adalah 25 siswa.tes yang diberikan berjumlah 30 soal dengan tipe soal piihan ganda. Data hasil post-test IPS kelas kontrol secara lengkap disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Skor Hasil Post-test Kelas Kontrol

9 15 16 19 22

11 16 16 19 23

12 16 18 20 23

13 16 18 20 23

14 16 19 21 24

Sebelum menyajikan data dalam tabel distribusi frekuensi, terlebih dahulu harus menentukan banyak kelas interval, rentangan skor dan panjang kelas. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah

dilakukan, diketahui rentangan skor = 15. Karena rentangan skor lebih dari 15 (R ≥ 15) maka data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berkelompok.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

No. Interval Nilai

Tengah (X) f Fk fX 1 8-10 9 1 1 9 2 11-13 12 3 4 36 3 14-16 15 8 12 120 4 17-19 18 5 17 90 5 20-22 21 4 21 84 6 23-25 24 4 25 96 Jumlah 99 25 435

Analisis data dilanjutkan dengan menghitung mean, median, modus dan standar deviasi 0 2 4 6 8 10

F

re

k

u

en

si

Interval

mmM=20,5 9 MMMd=21,50 MMMo=22,70

(7)

Apabila mean, median dan modus sudah diketahui, selanjutnya data disajikan dalam

bentuk grafik polygon.

Gambar 4.2 Grafik Juling Positif pada Kelas Kontrol

Berdasarkan grafik yang telah disajikan, diketahui nilai modus = 15,37, median = 16,74 dan mean = 17,4. Karena nilai Mo <

Md < M (13,37< 16,74 < 17,4), sehingga merupakan grafik juling positif artinya skor cenderung rendah. Analisis standar deviasi dilakukan pada kedua kelompok sampel yaitu eksperimen dan kontrol. Hasil perhitungan standar deviasi terlampir pada lampiran 10. Secara ringkas analisis standar deviasi dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Analisis Standar Deviasi

No. Kelompok Sampel ∑(X-M)2 n-1 SD

1 Kelas Eksperimen 518,16 21 4,79

2 Kelas Kontrol 382,80 24 3,99

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui standar deviasi untuk kelas eksperimen adalah 4,79 dan standar deviasi untuk kelas kontrol adalah 3,99.

Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji- t

Data Kelompok N

X

s2 thit ttab (t.s. 5%)

Hasil belajar Eksperimen 22 20,59 21,29

2,54 2,00 Kontrol 25 17,4 15,92

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui thit

sebesar 2,54 sedangkan, ttab dengan db = 45

dan taraf signifikansi 5% adalah 2,00. Hal ini berarti, thit lebih besar dari ttab (thit> ttab),

sehingga H0 ditolak dan H¬1 diterima.

Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

think talk write dengan siswa yang belajar

0 2 4 6 8 10

F

re

k

u

en

si

Interval

Md=16,74 MMMo=15,37 MMM=17,4

(8)

menggunakan model konvensional di Gugus V Kecamatan Tegallalang tahun pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan diketahui, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran think talk write

dengan siswa yang belajar menggunakan model konvensional di Gugus V Kecamatan Tegallalang tahun pelajaran 2013/2014. Perbedaan hasil belajar dapat diketahui berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh siswa. Skor rata-rata siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran think talk write

lebih tinggi yaitu 20,59. Sedangkan skor rata-rata siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional lebih rendah yaitu 17,4. Selain itu, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, diketahui nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan

ttabel yaitu thitung = 2,54 dan ttabel = 2,00. Jadi,

terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar dengan think talk write

dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Adanya perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran think

talk write dengan model pembelajaran

konvensional disebabkan adanya perbedaan perlakuan yang diberikan kepada siswa. Siswa kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran think talk write.

Strategi pembelajaran think talk write yang diberikan pada kelas eksperimen merupakan salah satu strategi pembelajan kooperatif, Mellyirzal (2008) menyatakan ada tiga tahapan-tahapan dalam strategi pembalajaran tink-talk-write yaitu berpikir (think), berbicara (talk), dan menulis (write). sedangkan siswa kelas kontrol diberikan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional Berdasarkan uraian tersebut, diketahui pemberian perlakuan yang berbeda akan menyebabkan dampak yang berbeda pula. Dengan model pembelajaran

think talk write siswa akan menjadi lebih aktif

karena siswa diberikan LKS untuk dikerjakan secara kelompok, adanya interaksi multi

arah yaitu dari guru ke siswa dan dari siswa ke siswa. Dengan demikian, hasil belajar IPS siswa yang belajar dengan model pembelajaran think talk write lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Implikasi yang ditimbulkan pada proses pembelajaran di kelas akibat dari penerapan strategi pembelajaran think

talk write adalah sebagai berikut (1)

penelitian ini membuktikan bahwa secara umum penerapan strategi pembelajaran

think talk write lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional dalam peningkatan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran dengan strategi think talk write siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, suasana lebih menyenangkan, (2) siswa termotivasi belajar dikelas karena guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pengetahuannya dan saling berbagi (sharing) pengetahuan dengan siswa lainnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis hipotesis yang dilakukan, dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran think talk write dengan model pembelajaran konvensional pada siswa Kelas V SD di Gugus V Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini diketahui berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh oleh siswa. Skor rata-rata siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran think talk write

lebih tinggi yaitu 20,59, sedangkan skor rata-rata siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional yaitu 17,4. Selain itu, berdasarkan hasil analisis hipotesis diperoleh thitung> ttabel (2,54> 2,000)

sehingga dinyatakan terjadi pengaruh yang signifikan.

DAFTAR RUJUKAN

Achmadi, Abu. 2001. Metodologi Penelitian.

(9)

Agung, Gede. 2011. Penelitian

Konvensional: Eksperimental dan

Non Eksperimental. Singaraja: Undiksha

---, 2010. Statistika Inferensial.

Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Singaraja. Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan. Cetakan

Ketujuh.. Jakarta: Bumi Aksara. Baharudin, H. & Wahyuni, E. N. 2008. Teori

Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Depdikbud, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.

---, 1995. Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Edisi ke-2. Jakarta: Balai

Pustaka.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri

Pendiddikan Nsional Replubik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Depdiknas.

Hendy. 2009. “Model Pembelajaran Think Talk Write”. Tersedia pada http://hendy07.wordpress.com/2009 /04/29/model-pembelajaraan-ttw-think-talk-write. (diakses pada tanggal 10 maret 2013)

Hidayati, dkk. 2010. Pengembangan

Pendidikan IPS SD. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Ibrahim dan Nana Syahodin. 1993.

Penerapan pengajaran. Depdikbud.

Ischak, dkk. 2003. Pendidikan IPS SD 2003.

Jakarta: Unipersitas Jakarta.

Jelantik, Ketut. 2009. “Pengertian Hasil Belajar”. Tersedia pada

http://pgri1amlapura.co.cc/?p=37 (diakses tanggal 16 Maret 2013) Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam

Pendidikan. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha Press.

---. 2009. Statistik Dasar dan Lanjut (Teknik Analisis Data Kuantitatif.

Singaraja: Undiksha

---, 2007. Statistik Terapan (Teknik

Analisis Data Kuantitatif). Singaraja:

IKIP Negeri Singaraja..

Mellyirzal. 2008.

http://mellyirzal.blogspot.com/2008/1 2/strategi-pembelajaran-think-talk-write.html (diakses pada tanggal 15 April 2013)

Muhibbin, Syah. 1997. Psikologi Belajar.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nurkancana, Wayan & Sunartana. 1990.

Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:

Usaha Nasional.

Rasana, Raka. IDP. 2009. Model-model

Pembelajaran. Fakultas Ilmu

Pendidikan. Universitas pendidian Ganesha.

Rusyan, Tabrani.1993. Pendidikan dalam

Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Bina Budaya

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung: Kencana

Predana

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil

Proses Belajar-Mengajar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi

Pembelajaran Kontenporer.

Bandung: UPI.

Sukardi. 2009. Metodelogi Penelitian

Pendidikan: Kompetensi dan

(10)

Suliastini, Ni Nyoman. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV Semester I SD No 5 Banyuning Kabupaten Buleleng

Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi

(tidak diterbitkan) Singaraja: Undiksha

Suwiyadnyani, Ni Ketut. 2011. Penerapan Strategi Think Talk Write untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV

Semester 1 SD No 3 Kapal

Kecamatan Mengwi Kabupaten

Badung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Skripsi (tidak diterbitkan) Singaraja: Undiksha

Syafriani, Dewi. 2004. “Pembelajaran Kooperatif”. Tersedia pada http://www.geogle.com (diakses pada 14 maret 2013)

Taneo, Silvester Petrus. 2009. Kajian IPS

SD 3 SKS. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005.

Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Tjandra, Made, dkk. 2005. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah

Dasar. Singaraja: Jurusan

Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan IKIPN Singaraja.

Univesitas Pendidikan Ganesha Singaraja. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi/

Gambar

Gambar 4.1 Grafik Juling Negatif pada Kelas  Eksperimen
Gambar 4.2 Grafik Juling Positif pada Kelas  Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat analgesik yang paling banyak digunakan pada ibu pasca melahirkan normal yaitu asam mefenamat tablet dan pasca

Penggunaan Laserpunktur untuk Sinkronisasi Estrus pada Fase Luteal pada Kambing Peranakan Etawa (PE) [Thesis]. Universitas

Halim (2012:232) menyatakan bahwaProduk Bersama (Joint Products) yaitu beberapa produk yang dihasilkan dari suatu rangkaian atau seri proses produksi secara

Under laboratory conditions, juvenile Colossoma macropomum (Cuvier) can attain growth rates up to 52-55 g kg-&#34;&#34; day-' (Gtinther &amp; Boza 1993; Van der

Menurut Sugiyono (2009 : 207), statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan dalam melakukan analisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

Laporan awal CT akan dikirimkan pada anggota Tim Pelaksana EITI pada pertengahan Agustus 2017 untuk mendapatkan masukan dalam seminggu atau 2 minggu. Draft final

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pusat dan tinggi rata-rata wilayah kecamatan se – Kabupaten Banyumas melalui aplikasi sistem koordinat bola dengan bantuan

System Development Life Cycle – merupakan kumpulan dari berbagai modul ilmu pengetahuan yang ter- kait dengan pengembangan sebuah sistem atau entitas komputasi (sistem