DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN...
...
...
... 1
1
BAB
BAB II
II TINJAUAN
TINJAUAN TEORITIS
TEORITIS
...
...
...
.. 2
2
A.
A. PengPengertian ertian KardiotKardiotokogokografi rafi ... ... 33 B.
B. Cara Cara PemerikPemeriksaan saan ... .. 33 C.
C. IndikaIndikasi si PemerikPemeriksaan saan ... ... 44 D.
D. Kontra Kontra IndikaIndikasi ...si ... ... 55 E.
E. TekhnTekhnik ik pemerpemeriksaan iksaan ... .. 55
BAB
BAB
III P
III PENUTUP
ENUTUP /
/ KESIMP
KESIMPULAN
ULAN
...10
...10
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kesejahteraan janin intrauterin dan intrapartum merupakan kesatuan yang memerlukan perhatian serius.Karena penyebab yang kurang jelas, dapat terjadi kematian janin intrauterin secara mendadak.terdapat beberapa faktor yang
“memelihara” janin didalam uterus sehinga janin tersebut bertumbuh kembang secara optimal. Dengan demikian, pada saat persalinan, dapat tercapai well born baby dan well health mother.
Dengan diketahuinya kehamilan beresiko tinggi untuk janin, tes untuk
menentukan kesejahteraan janin harus dimulai setelah kehamilan minggu ke 30. Dalam 10 tahun lalu, tes biofisik untuk menentukan kesejahteraan janin telah menggantikantes bio kimia. Tes ini adalah :
- Perhitungan pergerakan janin ( tendangan janin) - Kardiotokograf
- Pemeriksaan ultrasonografi serial
- Bentuk gelombang kecepatan aliran doppler
Tidak satupun tes ini mempunyai nilai tes prediksi positif yang tinggi, namun masing-masing mempunyai nilai prediksi prediksi negatif yang tinggi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Kardiotokografi
Pada prinsipnya kardiotokografi berfungsi sebagai pengevaluasi kondisi janin dengan merekam pola denyut jantung janin dan memantau efek kontraksi uterus.Atau secara pengertian bisa dikatakan kardiotokografi adalah : Suatu instrumen elektronik yang dirancang untuk mendeteksi kecepatan denyut jantung janin (KDJ) secara serentak dan mengukur intensitas dan lama nya kontraksi uterus ( KU).
Kardiotokografi didasarkan pada asumsi bahwa janin yang sehat akan lebih aktif dari pada janin yang ‘beresiko’ dan jantungnya akan berespon terhadap kontraksi uterus dengan berdetak lebih cepat.
B. Cara Pemeriksaan
Ada 2 metode pemeriksaan kardiotokografi : - Metode Eksternal
Dilakukan dengan memasangkan sensor bertekanan ( pressure sensor) di pasangkan pada bdomen wanita, dengan posisi duduk setengah berbaring ( bukan terlentang lurus karena dapat menghasilkan temuan yang keliru)dihubungkan ke ultrasound
- Metode Internal
Pencatatan langsung dengan cara lain bisa dilakukan, setelah ketuban pecah dengan menggunakan slang bertekanan yang dimasukkan kerongga amnion melalui vagina.
Pengamatan janin secara langsung ataupun internal hanya mungkin setelah ketuban pecah dan servik agak dilatasi.
Perekaman yang segera dan terus menerus frekwensi denyut jantung janin, khususnya dalam hubungan nya dengan kontraksi uterus,memberikan suatu penilaian terhadap kesejahteraan janin. Perubahan pada frekwensi jantung janin merupakan petunjuk paling awal dari insufisiensi uteroplasenter atau kompresi tali pusat. Jika kontraksi spontan tidak terjadi pada 30 menit, dapat dirangsang dengan merangsang puting susu. Variasi denyut jantung yang
berkaitan dengan kontraksi dicatat. Jika janin letargik, ia dapat dirangsang untuk bergerak dengan melakukan ketukan pada uterus secara lembut.
C. Indikasi
Pada kehamilan normal, pemeriksaan CTG pada umumnya bisa di abaikan. Pada persalinan normal, pemeriksaan ini dilakukan pada kala I, dengan pencatatan secara intermiten selama 20 menit dengan interval setiap setengah jam. Bila grafiknya abnormal atau adanya resiko yang baru terlihat, perlu
dilakukan pencatatan terus menerus.
Indikasi pemeriksaan CTG sebelum dan selama persalinan (menurut Berg, 1988) :
1. Indikasi Absolut
No Indikasi Waktu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Post maturitas >7 hari Insufisiensi placenta
Hipertonus, imaturitas janin Kontraksi terlampau dini Berisiko persalinan prematur Diabetes
Kehamilan ganda Inkompatibilitas Rh Plasenta letak rendah Plasenta previa
Perdarahan trimester ke dua
Setelah mengalami trauma / kecelakaan
Setiap hari Beberapa kali/hari Setiap 4 hari Beberapa kali/hari Setiap 2 hari Setiap 1-2 hari Setiap 4 hari
Setiap hari s/d setiapminggu Beberapakali /hari
Setiap 4 hari Setiap 4 hari
Diulang setiap hari/setiap 4 hari
2. Indikasi Relatif
No Indikasi Waktu
1
2 3 4
Usia ibu dibawah 18 tahun, diatas 40 tahun
Riwayan kehamilan dengan komplikasi Oligohidramnion, polihidramnion Gerakan janin terasa berkurang
Setiap 2 hari
Setiap 2-4 hari Setiap 2-4 hari Setiap hari
Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi pemeriksaan CTG terhadap ibu maupun janin.
E. Tekhnik pemeriksaan
1. PERSIAPAN PASIEN
a. Persetujuan tindak medik ( Informed Consent ) : menjelaskan indikasi, cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak
medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan).
b. Kosongkan kandung kencing.
c. Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
d. Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.
e. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan punktum maksimum DJJ
f. Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera setelah kontraksi berakhir..
g. Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah punktum maksimum.
h. Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang
dirasakan oleh ibu selama perekaman CTG.
i. Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.
j. Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang ingin dicapai).
k. Lakukan pencetakkan hasil rekaman KTG.
l. Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
m. Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali alat pada tempatnya.
n. Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
o. Berikan hasil rekaman KTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik membantu membacakan hasil interpretasi komputer secara lengkap kepada dokter. PARAMEDIK (BIDAN) DILARANG MEMBERIKAN INTERPRETASI HASIL CTG KEPADA PASIEN.
2.Evaluasi / pembacaan hasil CTG
- Normal
Pola normal menunjukkan bahwa janin tidak mempunyai risiko mati dalam 7-10 hari berikutnya. Janin ini disebut reaktif.Frekwensi denyut jantung janin normal adalah antara 110 dan 160 denyut permenit dengan
variabilitas batas dasar normal antara 5-15 denyut permenit. Selama pola ini persisten sepanjang persalinan, prognosis neonatus baik.
- Suboptimal
Jika di dapati pola suboptimal,resiko janin sedikit meningkat dan tes harus diulang dalam3-4 hari.
- Deselerasi
pola deselerasi menunjukkan bahwa tes harus diulang keesokan harinya, kecuali jika kondisi-kondisi untuk melahirkan sudah memungkinkan, sehinggapersalinan harus di induksi.
- Preterminal
Pola preterminal menunjukkan bahwa janin mempunyai resiko kematian didalam uterus yang tinggi dan harus dilahirkan segera.
Satu masalah dengan kardiotokografi adalah bahwa pola yang normal
meramalkan bahwa janin tidak dalamkeadaan yang bahaya, dan pola abnormal tidak memberikan prediksi yang akurat terhadap bahaya janin.
PENUTUP / KESIMPULAN
Kesejahteraan janin intrauterin dan intrapartum merupakan kesatuan yang memerlukan perhatian serius.Karena penyebab yang kurang jelas, dapat terjadi kematian janin intrauterin secara mendadak.terdapat beberapa faktor yang
“memelihara” janin didalam uterus sehinga janin tersebut bertumbuh kembang secara optimal. Dengan demikian, pada saat persalinan, dapat tercapai well born baby dan well health mother.
Pada prinsipnya kardiotokografi berfungsi sebagai pengevaluasi kondisi janin dengan merekam pola denyut jantung janin dan memantau efek kontraksi uterus.Atau secara pengertian bisa dikatakan kardiotokografi adalah : Suatu instrumen elektronik yang dirancang untuk mendeteksi kecepatan denyut jantung janin (KDJ) secara serentak dan mengukur intensitas dan lama nya kontraksi uterus ( KU).
Kardiotokografi didasarkan pada asumsi bahwa janin yang sehat akan lebih aktif dari pada janin yang ‘beresiko’ dan jantungnya akan berespon terhadap kontraksi uterus dengan berdetak lebih cepat.
Daftar Pustaka
1. Manuaba, I Bagus Gde.Prof.dr.Sp.PG.Manuaba I.A Chandranita.Dr.Sp.OG.dr.I.B.G. Fajar Manuaba, Sp.OG, Pengantar Kuliah Obstetri ,Jakarta EGC 2007
2. Rabe, Thomas. Buku Saku Ilmu Kebidanan , Jakarta hypokrates 2002
3. Liewer llyn, Derek.Jones.Dasar – dasar Obstetri dan Ginekologi( Fundamental of Obstetrics and gynaecology).Jakarta: Hypokrates 2001
4. M.D Taber Ben – Zion. Kapita Selekta, Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, Kedokteran EGC 1994.