• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, PROMOSI DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN ES MAREM DI SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, PROMOSI DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN ES MAREM DI SEMARANG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, PROMOSI DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN ES MAREM DI SEMARANG

DWI PUJI ANGGRAINI

Progam Study Manajemen – S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro Semarang

URL : http//dinus.ac.id/

Email : 211200901726@mhs.dinus.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the effect of brand image, product quality, promotion and location on customer loyalty. The population in this study is that consumers ES MAREM in some outlets Semarang. Samples taken as many as 105 customers. The type of data used primary data. Methods of data collection using questionnaires and analysis techniques used are multiple regression. The results showed that : 1 ). Brand image positive and significant effect on customer loyalty. 2 ). Product quality positive and significant effect on customer loyalty. 3 ). Promotion positive and significant effect on customer loyalty. 4 ). Location positive and significant effect on customer loyalty

Keywords : Brand Image, Quality Products, Promotios, Location, Consumer Loyalty

PENDAHULUAN

Di Kota Semarang banyak ditawarkan berbagai makanan dan minuman yang dijual oleh para pedagang kaki lima. Salah satu minuman yang saat ini digemari oleh sebagian besar konsumen adalah Es Marem. Bagi sebagian besar masyarakat Semarang, Merk Es Marem tentu bukan hal asing di telinga masyarakat, khususnya warga Semarang. Selain rasanya yang nikmat, minuman yang diciptakan sejak tahun 1974 oleh Bapak Soeharto telah dikenal sebagai salah satu minuman khas Semarang.Es marem ditawarkan dengan sajian, cincau, kolang-kaling, manisan tape oven, yangghun, kelapa muda, santan, kacang, cokelat, susu, alpokat, jeruk, dll melalui beberapa menu yang dapat dipilih oleh konsumen. Dengan banyaknya kombinasi atau campuran rasa dan buah yang ada di dalamnya serta ditambah dengan sentuhan resep rahasia pada sirup yang hanya dimiliki oleh pemilik menjadikan es marem sebagai minuman khas Semarang yang menarik, nikmat dan digemari oleh banyak orang.

Namun demikian, semakin lama persaingan dalam perdagangan es marem, berdampak pada penjualan ES MAREM di Semarang, karena banyaknya pedagang lain yang membuka usaha es campur yang sepintas isinya hampir sama dengan es marem.

Berdasarkan data, rata-rata penjualan ES MAREM di Semarang mengalami peningkatan Rp. 509.866.100 atau 26,36%. Namun demikian, pada bulan Agustus –

(2)

November 2014 terjadi kecenderungan yang menurun, dikarenakan faktor cuaca. Sementara pada bulan Juli 2014 penjualannya mengalami peningkatan yang signifikan karena bertepatan dengan akhir puasa Ramadhan dan awal Syawal, sehingga banyak konsumen yang melakukan pembelian. Selain bulan tersebut, pembelian konsumen cenderung menurun yang menunjukkan bahwa loyalitas konsumen juga mengalami penurunan.

Loyalitas konsumen merupakan pembelian ulang suatu merek secara konsisten oleh konsumen (Tjiptono,2011:485). Loyalitas merupakan kesetiaan konsumen terhadap suatu produk atau merek tertentu. Dalam konteks bisnis, loyalitas merupakan kesediaan konsumen untuk terus berlangganan pada sebuah perusahaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang dan jasanya secara berulang-ulang dan lebih baik lagi secara ekslusif, dan dengan suka rela merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada teman-teman dan rekan-rekannya (Lovelock dan Wright,2007:133). Biasanya loyalitas konsumen akan berlanjut hanya sepanjang konsumen merasakan bahwa ia menerima nilai yang lebih baik (termasuk kualitas yang lebih tinggi dalam kaitannya dengan harga) dibandingkan dengan yang diperoleh dari penyedia jasa lain. Jika perusahaan pertama tersebut melakukan sesuatu yang mengecewakan konsumen atau jika pesaing mulai menawarkan nilai yang jauh lebih baik, risikonya adalah bahwa konsumen tersebut akan berpindah ke merek lain atau konsumen tidak loyal terhadap produk yang lama (Lovelock dan Wright,2007: 134).

Banyak faktor dapat mempengaruhi loyalitas konsumen. Menurut Lamidi (2007), Wahyuni (2008), Supandi (2009), Wijayanti dan Sumekar (2009), Yonaldi (2011), Dewi, dkk (2012), Mei (2012), Pramudyo (2012), Lumintang (2013), Selang (2013) serta Wijayanto, dkk (2013), citra merek, kualitas produk, promosi dan lokasi merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh citra merek, kualitas produk, promosi dan lokasi terhadap loyalitas konsumen es marem di Semarang.

TINJAUAN PUSTAKA

Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen adalah keputusan konsumen untuk suka rela terus berlangganan dengan perusahaan tertentu dalam jangka waktu yang lama (Lovelock dan Wright,2007:133). Definisi lain loyalitas konsumen adalah kesediaan konsumen untuk menggunakan produk perusahaan dalam jangka panjang (Lovelock, et all,2010:76). Menurut Tjiptono (2011:485), loyalitas konsumen adalah pembelian ulang suatu merek secara konsisten oleh konsumen.

Loyalitas merupakan istilah kuno yang secara tradisional telah digunakan untuk melukiskan kesetiaan konsumen terhadap suatu produk atau merek tertentu. Dalam konteks bisnis, loyalitas merupakan kesediaan konsumen untuk terus berlangganan pada sebuah perusahaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang dan jasanya secara berulang-ulang dan lebih baik lagi secara ekslusif, dan dengan suka rela merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada teman-teman dan rekan-rekannya (Lovelock dan Wright,2007: 133).

(3)

kaitannya dengan harga) dibandingkan dengan dapat diperoleh dengan beralih ke penyedia jasa lain. Jika perusahaan pertama tersebut melakukan sesuatu yang mengecewakan konsumen atau jika pesaing mulai menawarkan nilai yang jauh lebih baik, risikonya adalah bahwa konsumen tersebut akan berpindah ke merek lain (Lovelock dan Wright,2007:134).

Citra Merek

Citra merek adalah persepsi yang ada di benak konsumen yang bertahan lama tentang suatu merek (Schiffman dan Kanuk,2008:157). Menurut Suryani (2013:86), citra merek adalah segala hal yang terkait dengan merek yang ada di benak konsumen atau kesan konsumen tentang suatu merek.

Citra mempunyai peran besar dalam mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Ketika konsumen tidak mempunyai informasi yang lengkap tentang produk, maka konsumen akan menggunakan citra merek sebagai dasar memilih produk (Suryani,2013:85). Citra merupakan persepsi konsumen terhadap merek secara menyeluruh ini dibentuk oleh informasi yang diterima dan pengalaman konsumen atas merek tersebut. Apa yang muncul ketika konsumen ditanya tentang citra suatu merek, maka konsumen akan mengungkapkan kesan dan keyakinannya terhadap merek tertentu (Suryani,2013:86).

Konsumen pada umumnya memiliki persepsi yang positif terhadap merek pioner (merek pertama pada satu kategori produk), bahkan meskipun merek berikutnya muncul. Setelah itu juga terdapat korelasi yang positif antara citra merek pioner dengan citra diri ideal individu. Persepsi yang positif terhadap merek pioner ini akan mengarah pada intensi pembelian yang positif (Suryani,2013:85).

Kualitas Produk

Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen (Cannon, dkk,2008:286). Definisi lain kualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau diimplikasikan (Kotler dan Amstrong,2008:272). Menurut Kotler dan Keller (2009:143), kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Tantangan paling besar dihadapi oleh setiap perusahaan adalah masalah pengembangan produk. Pengembangan produk dapat dilakukan oleh personalia dalam perusahaan dengan cara mengembangkan produk yang sudah ada. Di samping itu juga dapat menyewa para peneliti guna menciptakan produk baru dengan model-model yang sesuai. Perusahaan yang tidak mengadakan atau tidak mampu menciptakan produk baru akan menghadapi resiko seperti penurunan volume penjualan, karena munculnya pesaing yang lebih kreatif, adanya perubahan selera konsumen, munculnya teknologi baru dalam proses produksi (Cannon,dkk, 2008: 285).

(4)

Promosi

Promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain untuk mempengaruhi sikap dan perilaku (Cannon, dkk, 2008:69). Konsep lain promosi adalah komunikasi perusahaan kepada konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan dalam usaha untuk membangun hubungan yang menguntungkan (Kotler dan Amstrong, 2008:116). Tjiptono (2008:219) mendeskripsikan promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kotler dan Keller (2009:172) mendeskripsikan promosi adalah sarana dimana perusahaan berusaha informasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Sedangkan menurut Ginting (2012:10), promosi adalah semua kegiatan perusahaan produsen untuk meningkatkan mutu produknya dan membujuk/merayu konsumen agar membeli produknya.

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tiadk yakin bahwa produk itu akan berguna, maka tidak akan pernah membelinya (Tjiptono,2008:219).

Lokasi

Lokasi adalah tempat atau berdirinya perusahaan atau tempat usaha (Peter dan Olson,2014:268). Deskripsi lain lokasi adalah keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan (Ratnasari dan Aksa,2011:55).

Lokasi fasilitas jasa seringkali tetap merupakan faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa. Secara garis besar, ada dua kemungkinan pertimbangan dalam hal lokasi fasilitas jasa (Tjiptono,2011:190).

Meskipun bukan bagian lingkungan internal, lokasi adalah aspek penting dari strategi distribusi. Lokasi yang bagus memudahkan akses ke tujuan, menarik banyak pelanggan, dan dapat mengubah pola pembelian pelanggan secara signifikan. Ketika outlet pengecer dengan tawaran berbagai produk serupa bermunculan, bahkan sedikit saja perbedaan lokasi dapat berdampak signifikan pada pangsa pasar dan tingkat laba. Selain itu, keputusan mengenai lokasi mewakili komitmen keuangan jangka panjang, maka wajarlah jika perubahan ke lokasi yang buruk akan sulit dan berbiaya besar (Peter dan Olson,2014:268).

Penelitian Terdahulu 1. Lamidi (2007)

(5)

2. Wahyuni (2008)

a. Harga berpengaruh terhadap Kepuasan

b. Kualitas Produk tidak berpengaruh terhadap Kepuasan c. Kepuasan berpengaruh terhadap Loyalitas

d. Harga dan Kualitas Produk tidak berpengaruh terhadap Loyalitas 3. Supandi (2009)

a. Kualitas Produk, Harga dan Distribusi berpengaruh Loyalitas Konsumen b. Promosi tidak berpengaruh Loyalitas Konsumen

4. Wijayanti dan Sumekar (2009)

a. Produk, Harga, Promosi, Proses dan Bukti Fisik berpengaruh terhadap Loyalitas b. Lokasi dan orang tidak berpengaruh terhadap Loyalitas

5. Yonaldi (2011)

Produk, Harga, Promosi dan Dsitribusi berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen 6. Dewi, dkk (2012)

Iklan, Citra Merek dan Kepuasan Konsumen berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen

7. Mei (2012)

Produk, Harga, Promosi dan Distribusi berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen 8. Pramudyo (2012)

a. Citra Merek berpengaruh terhadap Kepuasan dan Loyalitas b. Kepuasan berpengaruh terhadap Loyalitas

c. Kepuasan merupakan Intevervening antar Citra Merek dengan Loyalitas 9. Lumintang (2013)

Produk, Harga, Distribusi dan Promosi berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen 10. Selang (2013)

a. Produk dan Harga berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen

b. Tempat dan Promosi tidak berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen 11. Wijayanto, dkk (2013)

Lokasi Toko, Merchandise, Harga, Layanan Konsumen, Promosi dan Atmosfir toko berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen

(6)

KERANGKA KONSEPTUAL

HIPOTESIS

H1 : Citra Merek berpengaruh positif terhadap Loyalitas Konsumen

H2 : Kualitas Produkberpengaruh positif terhadap Loyalitas Konsumen.

H3 : Promosi berpengaruh positif terhadap Loyalitas Konsumen.

H4 : Lokasi berpengaruh positif terhadap Loyalitas Konsumen.

METODE PENELITIAN Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari variabel independen yaitu : 1. Citra Merek ( X1 )

Citra merek adalah segala hal yang terkait dengan merek yang ada di benak konsumen atau kesan konsumen tentang Es Marem.

Citra Merek (X1) diukur melalui (Pramudyo,2012:7) :

a. Merek yang familiar b. Merek mudah dikenali c. Reputasi yang baik 2. Kualitas Produk ( X2 )

Kualitas produk adalah karakteristik Es Marem yang mampu memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau diimplikasikan.

Citra Merek (X1) Kualitas Produk (X2) Promosi (X3) Lokasi (X4) Loyalitas Konsumen (Y) H1 H2 H3 H4

(7)

Kualitas Produk (X2) diukur melalui indikator (Mei,2012:43):

a. Rasa enak

b. Variasi campuran c. Terjamin kebersihannya 3. Promosi (X3)

Promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual Es Marem dan pembeli potensial atau orang lain untuk mempengaruhi sikap dan perilaku.

Promosi (X3) diukur melalui (Wijayanto, dkk, 2013:3) :

a. Penjualan langsung b. Informasi kepada pembeli c. Pajangan produk yang dijual 4. Lokasi (X4)

Lokasi adalah tempat atau berdirinya perusahaan atau tempat usaha Es Marem didirikan.

Lokasi (X4) diukur melalui (Wijayanto, dkk, 2013:3) :

a. Mudah dijangkau b. Mudah ditemukan

c. Lokasi dekat dengan sarana/ prasarana umum

Variabel dependen dalam terdiri dari : 5. Loyalitas Konsumen ( Y )

Loyalitas konsumen adalah kesediaan konsumen untuk menggunakan Es Marem dalam jangka panjang

Loyalitas Consumen (Y ) diukur melalui (Selang,2013:754) : a. Pembelian ulang pada waktu lain

b. Tetap membeli walaupun banyak merek lain c. Merekomendasikan

d. Komitmen untuk menggunakan Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen ES MAREM di beberapa outlet Semarang.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen ES MAREM di beberapa outlet Semarang.

Berdasarkan rumus Isac Isac Michel, diperoleh sampel 100 responden. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti (Umar,2013:42).

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dngan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar,2013:49).

(8)

Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan adalah Regresi Berganda

Regresi berganda digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali,2009:86).

Rumus (Ghozali,2009:89)

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan

Y = Loyalitas Konsumen

b0 = Konstanta

b1, b2,b3 dan b4 = koefisien regresi

X1 = Citra Merek

X2 = koalitas Produk

X3 = Promosi

X4 = Lokasi

e = error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Regresi Regresi Berganda Coefficientsa ,171 ,795 ,215 ,830 ,312 ,116 ,236 2,684 ,009 ,420 ,136 ,278 3,094 ,003 ,305 ,129 ,226 2,371 ,020 ,251 ,119 ,217 2,107 ,038 (Constant) Citra Merek Kualitas Produk Promosi Lokasi Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Loyalitas Konsumen a.

Sumber : Data Primer Yang Diolah, Tahun 2015

Nilai koefisien regresi yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada nilai unstandardized coefficients dan berdasarkan nilai tersebut dapat dibuat persamaan sebagai berikut : Y = 0,171 + 0,312 X1 + 0,420 X2 + 0,305 X3 + 0,251 X4

Persamaan regresi tersebut bisa diartikan sebagai berikut :

1. Konstanta (α) sebesar 0,171, artinya apabila citra merek, kualitas produk promosi, dan lokasi dalam keadaan nol maka loyalitas konsumen konsumen masih bernilai positif.

2. Koefisien regresi citra merek (b1) = 0,312, nilai positif yang didapat menunjukkan

(9)

3. Koefisien regresi kualitas produk (b2) = 0,420, nilai positif yang didapat

menunjukkan adanya peningkatan kualitas produk akan meningkatkan loyalitas konsumen.

4. Koefisien regresi promosi (b3) = 0,305, nilai positif yang didapat menunjukkan

adanya peningkatan promosi akan meningkatkan loyalitas konsumen.

5. Koefisien regresi lokasi (b3) = 0,251, nilai positif yang didapat menunjukkan adanya

lokasi yang lebih baik akan meningkatkan loyalitas konsumen. Koefisien Determinasi

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summary ,878a ,770 ,761 1,480 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Lokasi, Citra Merek, Kualitas Produk, Promosi

a.

Sumber : Data Primer Yang Diolah, Tahun 2015

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,761. Dapat diartikan bahwa variabel citra merek, kualitas produk, promosi, dan lokasi mampu menjelaskan loyalitas konsumen sebesar 76,1% (0,761x 100%). Sementara untuk 23,9% (100%- 76,1%) loyalitas konsumen konsumen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diangkat didalam penelitian ini Uji – F Hasil Uji - F ANOVAb 735,811 4 183,953 83,928 ,000a 219,179 100 2,192 954,990 104 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Lokasi, Citra Merek, Kualitas Produk, Promosi a.

Dependent Variable: Loyalitas Konsumen b.

Sumber : Data Primer Yang Diolah, Tahun 2015

Hasil uji - F sebesar 83,928 dengan sig. 0,000 < 0,05. Hasil ini membuktikan hipotesis yang menyatakan model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independent

(10)

Uji – t Hasil Uji – t Coefficientsa ,215 ,830 2,684 ,009 3,094 ,003 2,371 ,020 2,107 ,038 (Constant) Citra Merek Kualitas Produk Promosi Lokasi Model 1 t Sig.

Dependent Variable: Loyalitas Konsumen a.

Sumber : Data Primer Yang Diolah, Tahun 2015 Berdasarkan hasil uji – t dapat dilakukan analisa sebagai berikut :

1. Hasil uji – t citra merek terhadap loyalitas konsumen sebesar 2,684 dengan sig. 0,009 < 0,05. Hasil ini membuktikan Ha1 yang menyatakan citra merek berpengaruh

positif terhadap loyalitas konsumen.

2. Hasil uji – t kualitas produk terhadap loyalitas konsumen sebesar 3,094 dengan sig. 0,003 < 0,05. Hasil ini membuktikan Ha2 yang menyatakan kualitas produk

berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen.

3. Hasil uji – t promosi terhadap loyalitas konsumen sebesar 2,371 dengan sig. 0,020 < 0,05. Hasil ini membuktikan Ha3 yang menyatakan promosi berpengaruh positif

terhadap loyalitas konsumen.

4. Hasil uji – t lokasi terhadap loyalitas konsumen sebesar 2,107 dengan sig. 0,038 < 0,05. Hasil ini membuktikan Ha4 yang menyatakan lokasi berpengaruh positif

terhadap loyalitas konsumen

Pembahasan

1. Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen

Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa citra merek berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, dengan didapat hasil uji – t sebesar 2,684 dan nilai sig. 0,009 < 0,05. Menurut Suryani (2013:86), citra merek adalah segala hal yang terkait dengan merek yang ada di benak konsumen atau kesan konsumen tentang suatu merek. Citra mempunyai peran besar dalam mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Ketika konsumen tidak mempunyai informasi yang lengkap tentang produk, maka konsumen akan menggunakan citra merek sebagai dasar memilih produk (Suryani,2013:85).

Citra merek dari Es Marem dapat dilihat dari pernyataan konsumen yang memberikan penilaian cukup mengenai Es Marem sering dilihat dan didengar (familiar) (nilai rata – rata 3,30). Bagi kalangan konsumen yang suka mengkonsumsi Es Marem maka nama tersebut akan sering didengar karena sudah

(11)

akan akan lebih sering dilihat dan ditemukan di Kota Semarang. Akan tetapi dengan berbagai macam produk sejenis yang bermunculan saat ini dan juga mampu menarik perhatian untuk dikonsumsi, maka mereka juga familiar dengan berbagai merek es campur lain. Konsumen menyatakan Es Marem mudah dikenali dari tulisan mereknya (nilai rata – rata 3,46), yaitu dengan memasang tulisan Es Marem di berbagai cabang maka dapat memberi informasi maka di tempat tersebut menjual Es Marem dengan karakteristik produk sama dengan tempat penjualan Es Marem lainnya. Konsumen menyatakan cukup mengenai reputasi Es Marem sudah baik (nilai rata – rata 3,26). Reputasi yang baik lebih terlihat dari kemampuan menyajikan es campur yang enak dan segar sehingga cocok dikonsumsi oleh setiap orang, tetapi untuk cara penyajian atau pelayanan cenderung biasa saja atau belum ada sesuatu yang membuat lebih unggul dibanding pelayanan yang dilakukan oleh penjual es campur lain.

Citra merek dari Es Marem secara keseluruhan mendapatkan penilaian cukup dari para konsumen (nilai rata –rata 3,34). Hal ini berarti Es marem masih perlu meningkatkan citra yang lebih baik seperti tetap mempertahankan image yang sudah baik dengan mempertahankan nama Es Marem dan mempertahankan ciri khas rasa yang ditawarkan selama ini, dan lebih ditingkatkan lagi dari segi popularitasnya agar dapat tetap bersaing dengan es campur lain yang semakin banyak dan menawarkan karakteristik yang hampir sama. Selain itu juga memberikan pola pelayanan yang lebih menarik dan memiliki kelebihan sehingga memiliki reputasi yang lebih baik dimata para konsumen. Dengan upaya yang lebih tinggi untuk meningkatkan citra merek maka akan dapat menarik konsumen untuk lebih sering melakukan pembelian Es Marem.

Hasil penelitian yang didapat mendukung penelitian Lamidi (2007), Dewi, dkk (2012), Pramudyo (2012), yang membuktikan bahwa citra merek berpengaruh loyalitas konsumen.

2. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Konsumen

Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, dengan didapat hasil uji – t sebesar 3,094 dan nilai sig. 0,003 < 0,05. Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen (Cannon, dkk,2008:286). Gagasan mengenai produk sebagai keunggulan atau kepuasan yang potensial bagi konsumen sangatlah penting. Kepuasan tersebut mungkin berupa penawaran produk total yang merupakan perpaduan antara layanan yang baik, fisik yang menarik dengan fitur yang sesuai, panduan yang bermanfaat, pengemasan yang rapi, garansi yang dapat dipercaya, dan bahkan merek yang mudah untuk diingat (Cannon,dkk, 2008:285)

Persepsi terhadap kualitas produk Es Marem dapat dilihat dari para konsumen yang menyatakan rasa Es Marem yang ditawarkan enak (nilai rata –rata 3,54), yaitu memadukan bahan – bahan yang tepat seperti kelapa muda dan berbagai buah lain, santan, dan sirup yang akhirnya mampu menciptakan rasa segar dan nikmat ketika dikonsumsi. Konsumen memberikan penilaian cukup mengenai Es Marem terdiri dari berbagai variasi buah dan campuran lainnya (nilai rata –rata 3,37). Es marem ditawarkan dengan sajian cincau, kolang-kaling, manisan tape oven, yangghun, kelapa muda, santan, kacang, cokelat, susu, alpokat, tetapi komposisi ini cenderung monoton dan buah yang digunakan juga masih kurang bervariasi. Karyawan menyatakan Es Marem yang ditawarkan terjamin

(12)

kebersihannya (nilai rata–rata 3,50), yaitu bahan baku yang digunakan selalu dicuci dengan bersih sehingga terlihat bersih ketika disajikan dalam bentuk es campur kepada konsumen.

Kualitas produk Es Marem secara keseluruhan mendapatkan persepsi yang baik dari para konsumen (nilai rata–rata 3,47). Hal ini berarti kualitas dari Es marem perlu dipertahankan khusususnya dari segi rasa dan kebersihan produknya. Sementara itu lebih ditingkatkan dari segi variasi komposisi seperti menggunakan campuran buah yang lebih bervariasi, karena akan lebih menciptakan produk es campur yang memiliki lebih banyak variasi rasa dan kesegaran serta semakin beda dengan produk es campur lain. Faktor ini yang akan membuat konsumen akan semakin loyal untuk melakukan pembelian Es Marem.

Hasil penelitian yang didapat mendukung penelitian Lamidi (2007), Supandi (2009), Wijayanti dan Sumekar (2009), Yonaldi (2011) Mei (2012), Lumintang (2013) Selang (2013) yang membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh loyalitas konsumen, tetapi tidak mendukung penelitian Wahyuni (2008), yang membuktikan kualitas produk tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. 3. Pengaruh Promosi Terhadap Loyalitas Konsumen

Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa promosi berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, dengan didapat hasil uji – t sebesar 2,371 dan nilai sig. 0,020 < 0,05. Tjiptono (2008:219) mendeskripsikan promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna, maka tidak akan pernah membelinya (Tjiptono,2008:219)

Promosi yang ditawarkan oleh Es Marem dapat dilihat dari penilaian cukup konsumen mengenai penjual mempromosikan Es Marem saat melakukan penjualan kepada konsumen (nilai rata–rata 3,33). Penjual memiliki persepsi bahwa konsumen yang datang berarti sudah mengenal produk es Marem yang ditawarkan, sehingga mereka tidak perlu menjelaskan lagi mengenai produk yang ditawarkan dan mau memberi penjelasan kembali apabila ada konsumen yang bertanya. Konsumen menyatakan cukup mengenai penjual menginformasikan berbagai campuran Es Marem yang dijual (nilai rata–rata 3,23). Penjual cenderung langsung mencampurkan bahan untuk Es Marem, tanpa menjelaskan satu per satu bahan yang digunakan, dan mereka mau menjelaskan ketika ada konsumen yang bertanya. Konsumen menyatakan berbagai aneka buah dipajang untuk mempromosikan Es Marem (nilai rata–rata 3,44). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya tarik dan menumbuhkan selera konsumen untuk mengkonsumsi Es Marem setelah melihat buah yang dipasang di etalase atau display.

Promosi yang ditawarkan oleh Es Marem secara keseluruhan mendapatkan penilaian cukup dari para konsumen (nilai rata–rata 3,33). Hal ini berarti untuk promosi masih perlu ditingkatkan, terutama para penjual tidak hanya memajang buah yang menjadi campuran tetapi juga lebih aktif mempromosikan Es Marem kepada konsumen yang datang seperti menawarkan lebih banyak menu variasi yang

(13)

ditawarkan dan juga komposisi bahan yang digunakan untuk campurannya, sehingga konsumen tetap tertarik untuk mengkonsumsi Es Marem.

Hasil penelitian yang didapat mendukung penelitian Wijayanti dan Sumekar (2009), Yonaldi (2011), Mei (2012), Lumintang (2013), Wijayanto, dkk (2013), yang membuktikan bahwa promosi berpengaruh loyalitas konsumen, tetapi tidak mendukung penelitian Supandi (2009), Selang (2013) yang membuktikan bahwa promosi tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

4. Pengaruh Lokasi Terhadap Loyalitas Konsumen

Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa lokasi berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, dengan didapat hasil uji – t sebesar 2,107 dan nilai sig. 0,038 < 0,05. Lokasi adalah tempat atau berdirinya perusahaan atau tempat usaha (Peter dan Olson,2014:268). Lokasi fasilitas jasa seringkali tetap merupakan faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa.

Lokasi Es Marem dapat dilihat dari lokasi penjualan Es Marem mudah dijangkau dengan transportasi (nilai rata–rata 3,52), yaitu dapat dijangkau menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Lokasi penjualan Es Marem mudah ditemukan (nilai rata–rata 3,57). Lokasi Es Marem rata – rata di pinggir jalan raya atau jalan utama sehingga mudah ditemukan oleh konsumen. Konsumen menyatakan cukup mengenai lokasi penjualan Es Marem dekat dengan sarana/prasarana umum (nilai rata–rata 3,28). Hal ini karena hanya beberapa sarana umum tertentu saja yang dekat dengan lokasi Es Marem seperti dekat dengan pertokoan, tetapi masih jauh dengan beberapa perkantoran, dan pusat perbelanjaan yang sering menjadi tempat aktivitas banyak orang.

Lokasi penjualan Es Marem secara keseluruhan mendapatkan penilaian baik dari para konsumen (nilai rata–rata 3,46). Dengan lokasi yang baik yaitu mudah dijangkau dengan berbagai alat transportasi dan mudah ditemukan maka konsumen akan lebih sering datang untuk melakukan pembelian. Akan tetapi disisi lain perlu mempertimbangkan untuk membuka lokasi penjualan baru yang dekat dengan berbagai sarana umum seperti pusat perkantoran, dan pasar modern, karena di tempat tersebut menjadi aktivitas banyak orang sehingga diharapkan akan lebih banyak konsumen yang datang dan lebih sering melakukan pembelian Es Marem yang dekat dengan berbagai prasarana umum.

Hasil penelitian yang didapat mendukung penelitian Wijayanto, dkk (2013), yang membuktikan bahwa lokasi berpengaruh loyalitas konsumen, tetapi tidak mendukung penelitian Wijayanti dan Sumekar (2009), Selang (2013) yang membuktikan bahwa lokasi tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

KESIMPULAN

1. Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. 2. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. 3. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen

(14)

SARAN

1. Sebaiknya perlu mempertimbangkan untuk membuka cabang baru di dekat sarana umum seperti di swalayan yang ada di Kota Semarang seperti Citraland, Plaza Simpanglima, dan Swalayan ADA sehingga Es marem mudah didapatkan di berbagai tempat. Hal ini yang akan membuat konsumen loyal untuk selalu mengkonsumsi Es marem.

2. Sebaiknya penjual menawarkan berbagai pilihan buah yang digunakan untuk campuran Es Marem, yaitu dengan menyediakan berbagai jenis buah di display dan konsumen bisa memilih jenis buah seperti kelapa muda, alpokat, sehingga dapat menentukan sendiri menu atau rasa yang diinginkan sesuai selera. Hal ini yang akan membuat konsumen terus berkeinginan untuk melakukan pembelian Es Marem. 3. Sebaiknya perlu lebih meningkatkan reputasi yang lebih baik seperti menggunakan

bahan – bahan pilihan yang sehat dan aman dikonsumsi sebagai bahan campuran es, selain itu meningkatkan pelayanan yang lebih baik seperti tempat yang bersih, karyawan ramah dan cepat ketika memberikan pelayanan sehingga konsumen lebih nyaman ketika datang untuk melakukan pembelian. Selain itu untuk meningkatkan kelas dapat dilakukan dengan membuka gerai di kafe atau restoran, sehingga tidak selalu berada di tempat penjualan kaki lima.

4. Sebaiknya perlu lebih memperbanyak menu rasa dengan memperbanyak jenis buah yang digunakan seperti strawberry, durian, Lecy, Jelly. Dengan menu yang lebih banyak dan bervariasi maka hal ini yang membuat konsumen akan loyal dalam mengkonsumsi Es Marem..

DAFTAR PUSTAKA

Cannon, Joseph P., William D. Perreault Jr. dan Jerome McCarthy. 2008. Alih Bahasa : Diana Angelica dan Ria Cahyani. Pemasaran Dasar-Dasar : Pendekatan Manajerial Global. Buku 2. Edisi 16. Salemba Empat. Jakarta.

Daryanto. 2013. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Cetakan II. Januari 2013. PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Bandung.

Dewi, Nila Kusuma, Gus Andri dan Sepris Yonaldi. 2012. “Pengaruh Iklan, Citra Merek, Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen Dalam Menggunakan Vaseline Hand and Body Lotion Di Kota Padang (Studi Kasus Di PT. Unilever Cabang Padang)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 3. No. 2. Mei 2012. Hal. 11 – 29. Universitas Taman Siswa. Padang

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

(15)

Ginting, Nembah F. Hartimbul. 2012. Manajemen Pemasaran. Cetakan 2. Yrama Widya. Bandung.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Edisi Keduabelas. Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Jilid 1 dan 2. Erlangga. Jakarta.

Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran : Pendekatan Praktis. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta

Lamidi. 2007. “Analisis Loyalitas Konsumen Dalam Mengkonsumsi Produk Pemutih Wajah (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNISRI Surakarta)”. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 7. No. 2. Oktober 2007. Hal. 94 – 104. Universitas Slamet Riyadi Surakarta (UNS). Surakarta

Lovelock, Christopher H. dan Lauren K. Wright. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Cetakan II. Indeks. Jakarta.

Lovelock, Christopher H, Joachen Wirtz dan Jacky Mussry. 2010. Pemasaran Jasa : Manusia, Teknologi, Strategi. Perspektif Indonesia. Erlangga. Jakarta. Lumintang, Andrew A. 2013. ”Marketing Mix Pengaruhnya Terhadap Loyalitas

Konsumen Sabun Mandi Lifebuoy Di Kota Manado”. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis Akuntansi (EMBA). Vol. 1. No. 3. September 2013. Hal. 140 – 150. Universitas Sam Ratulangi Manado. Manado.

Mei, Nanang Andhiyan Mergining. 2012. ”Pengaruh Marketing Mix terhadap Loyalitas Konsumen Suplemen Impor Dari USA Di Kabupaten Bantul”. Jurnal Bisnis Manajemen dan Akuntansi (JBMA). Vol. 1. No. 1. Agustus 2012. Hal. 37 – 53. Akademi Manajemen Administrasi (AMA) “YPK” Yogyakarta. Yogyakarta.

Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2014. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Buku 2. Edisi 9. Salemba Empat. Jakarta.

Pramudyo, Anung. 2012. “Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Sebagai Intervening (Studi pada Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta)”. Jurnal Bisnis Manajemen dan Akuntansi (JBMA). Vol. I. No. 1. Agustus 2012. Hal. 1 – 16. Akademi Manajemen Administrasi (AMA) ”YPK”. Yogyakarta.

Ratnasari, Ririn Tri dan Mastuti Aksa. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa. Ghalia Indonesia. Bogor.

Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Cetakan Keempat. PT. Indeks. Jakarta.

(16)

Selang, Christian. 2013. “Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Fresh Mart Bahu Mall Mandao”. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis Akuntansi (EMBA). Vol. 1. No. 3. Juni 2013. Hal. 71 – 80. Universitas Sam Ratulangi Manado. Manado.

Supandi. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Minyak Pelumas Pertamina Di Semarang”. Jurnal Orbit. Vol. 5. No. 3. Nopember 2009. Hal. 389 – 394. Politeknik Negeri Semarang. Semarang.

Suryani, Tatik 2013. Perilaku Konsumen di Era Internet. Implikasinya pada Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2011. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Yogyakarta.

Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua. Cetakan 12. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Utami, Christina Whidya. 2006. Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Salemba Empat. Jakarta.

Wahyuni, Sri. 2008. “Analisis Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT Yamaha Motor Kencana Indonesia Semarang”. Jurnal Pengembangan Humaniora. Vol. 8. No. 2. Agustus 2008. Hal. 74 – 78. Semarang.

Wijayanti, Ratna Yulia dan Kertati Sumekar. 2009. ”Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Loyalitas Anggota Pada KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem Cabang Kudus”. Analisis Manajemen. Vol 3. No. 2. Juli 2009. Hal. 129 – 147. Universitas Muria. Kudus.

Wijayanto, Bebet, Apriatni Endang P. dan Sari Listyorini. ”Pengaruh Bauran Ritel Terhadap Loyalitas Konsumen Di Supermarket Sri Ratu Peterongan”. Diponegoro Journal of Social and Politic. Tahun 2013. Hal. 1 – 10. UNDIP. Semarang.

Yonaldi, Sepris. 2011. ”Analisis Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Loyalitas Konsumen Produk Minuman Teh Botol Sosro Frestea (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Andalas Padang)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Volume 2. Nomor 1. Januari 2011. Hal. 79 – 114. Universitas Andalas. Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan tingkat keseimbangan yang diukur dengan metode Timed Up and Go Test (TUGT) antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti

To get Started utilizing this Node.js module, you first need to install from the npm registry, ‘npm install websocket.’ Once you have this installed, you are able to use it as shown

Untuk membangun industri benih dalam mendukung kebijakan perbenihan pemerintah, Kementerian Pertanian mencanangkan kegiatan berupa: (1) Menata kembali kelembagaan

Pemilihan varietas yang unggul meliputi Reskin, Gada, Imperial10, Osaka03, dan Maruti dilakukan untuk mendapatkan varietas yang tahan terhadap serangan Fusarium oxysporum

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa orang tua yang ada di Desa Long Payau belum memahami perbedaan gender dengan jenis kelamin karena mereka masih membedakan

1. Biaya transportasi rujukan dari lokasi kegawatdaruratan sampai ke RS. Biaya tindakan dan bahan medis pakai habis selama dalam perjalanan ke rumah sakit. atau pasien

Pada penderita DM pemeriksaan dapat dilakukan pada mereka yang memiliki risiko untuk terkena DM seperti usia lebih dari 45 tahun, Berat Badan Relatif (BBR) &gt;120%, dengan

Permasalahan yang terjadi sekarang ini adalah menurunnya motivasi belajar siswa, ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa belum maksimal, laporan dari guru pelajaran