• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A)Pengembangan Kawasan Wisata Waduk Kedungombo Sragen Sebagai Wisata Water Sport And AdventureYang Ramah Penyandang Disabilitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A)Pengembangan Kawasan Wisata Waduk Kedungombo Sragen Sebagai Wisata Water Sport And AdventureYang Ramah Penyandang Disabilitas"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA WADUK KEDUNGOMBO SRAGEN SEBAGAI WISATA WATERSPORT AND ADVENTURE

YANG RAMAH PENYANDANG DISABILITAS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

Oleh :

ULFA NOVITA NINGRUM D300130040

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA WADUK KEDUNGOMBO SRAGEN SEBAGAI WISATA WATERSPORT AND ADVENTURE

YANG RAMAH PENYANDANG DISABILITAS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

ULFA NOVITA NINGRUM D300130040

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

Ir. Nurhasan ., MT NIP. 19651217 199302 1001

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA WADUK KEDUNGOMBO SRAGEN SEBAGAI WISATA WATERSPORT AND ADVENTURE

YANG RAMAH PENYANDANG DISABILITAS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA OLEH

ULFA NOVITA NINGRUM D300130040

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 26 Oktober 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Ir. Nurhasan.,MT (...) (Ketua Dewan Penguji)

2. MS. Priyono Nugroho, ST.,MT (...) (Anggota 1 Dewan Penguji)

3. Wisnu Setiawan, ST, M. Arch (...) (Anggota 1 Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, M.T, Ph.D NIK. 682

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Naskah Publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 26 Oktober 2017 Penulis

Ulfa Novita Ningrum D300130040

(5)

1

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA WADUK KEDUNGOMBO SRAGEN SEBAGAI WISATA WATERSPORT AND ADVENTURE

YANG RAMAH PENYANDANG DISABILITAS ABSTRAK

Fasilitas parawisata merupakan fasilitas publik yang dapat dinikmati oleh wisatawan termaksud wisatawan kaum penyandang disabilitas. Namun saat ini sarana aksesibilitas belum menjadi pertimbangan utama dalam perancangan bangunan publik, seperti obyek wisata saat ini dirancang hanya untuk orang normal saja. Setiap orang mempunyai kesamaan hak dan kesempatan untuk berwisata termaksud kaum penyandang disabilitas.

Keindahaan panorama waduk Kedungombo Sragen dan elemen-elemen yang ada didalamnya seperti berbagai macam jenis ikan dan pepohonan yang di tanam disekitar waduk sangat berpotensi untuk dijadikan obyek wisata air dan wisata alam atau petualang.

Berdasarkan keterangan yang sudah dijelaskan di atas maka penulis mengambil judul Pengembangan Kawasan Wisata Waduk Kedungombo Sragen Ramah Penyandang Disabilitas yang mewadahi Wisata Olahraga Air dan Petualang. Pengembangan kawasan wisata ini bertujuan untuk menciptakan sebuah obyek wisata yang sesuai standar fasilitas dan aksesibilitas untuk wisatawan dari berbagai kalangan termaksud kaum disabilitas, dengan menyediakan kebutuhan wisata air dan petualang maka dapat meningkatkan industri parawisata yang potensial dan menambah daftar obyek wisata di Indonesia yang menyediakan fasilitas aksesibilitas bagi kaum penyandang disabilitas. Kata kunci: Aksesibilitas obyek wisata, Waduk, Penyandang Disabilitas, Sarana

aksesibilitas

ABSTRACT

Tourism facility is a public facility that can be enjoyed by tourists who are tourists of persons with disability. But now accessibility tool is not a main consideration in the design of public buildings, such as tourism objects currently designed only for normal people. Everyone has same rights and opportunities to travel including those persons with disability.

The beauty of the panorama of Kedungombo Sragen dam and the elements inside it such as various types of fish and trees planted around the reservoir are potential to be used as water attractions and nature tourism or adventure.

Based on the information above, the writer chooses the title of Tourism Area Development in Kedungombo Reservoir Sragen Friendly Access for Disabled People who accommodate Water Sports Tour and Adventure. The development of this tourist area aims to create a tourism object that fits the standard of facilities and accessibility for tourists from various circles referred to the disability, by providing water and adventure so it can be increased tourism industry that is potential and increase the tourism object lists in Indonesia that provides accessibility facilities for persons with disability.

Keywords: Accessibility of tourism object, Reservoir, Persons with Disability, Accessibility facilities.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan industri parawisata pada globalisasi saat ini mengalami perkembangan yang semakin pesat. Industri pariwisata telah memberikan konstribusi yang sangat besar pada perekonomian dunia. Industri parawisata pada hakikatnya dikelola oleh pemerintah, badan usaha, dan kalangan masyarakat yang mempunyai fungsi penting terhadap ekonomi, sosial budaya, dan politik.

Saat ini fasilitas sektor parawisata di Indonesia belum memuaskan, hal ini sangat berpengaruh pada tingkat kunjungan para wisatawan. Fasilitas parawisata merupakanfasilitas publik yang menjadi hak warga negara yang mana fasilitas tersebut dapat dijangkau oleh semua kalangan termaksud wisatawan dalam katagori kaum disabilitas. Pada kenyataannya banyak obyek wisata yang belum menyediakan fasilitas parawisata yang dapat dijangkau oleh semua kalangan termaksud kaum disabilitas. Seperti menyediakan alat untuk wisatawan yang tidak bisa berjalan dan menyediakan akses untuk pemakai kursi roda, menyediakan akses untuk wisatawan yang tidak bisa melihat atau tunanetra. Sehingga pilihan destinasi kaum disabilitas untuk berwisata akhirnya sangat terbatas dikarenakan fasilitas publik ramah disabilitas yang sangat minim. setiap orang mempunyai kesamaan hak dan kesempatan untuk berwisata, bukan hanya orang normal saja yang bisa menikmati tempat wisata namun orang yang mempunyai keterbatasan fisik dan mental mempunyai kesamaan hak dan kesempatan untuk berwisata. Dalam mengupayakan perbaikan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana fasilitias dan aksesibilitas penyandang disabilitas, Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen telah membuat peraturan yaitu peraturan daerah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Penyandang Disabilitas.

Di kota Sragen terdapat berbagai macam jenis tempat wisata. Salah satu tempat wisata yang menjadi unggulan dan diminati oleh warga adalah wisata Waduk Kedungombo, yaitu wisata air yang menawarkan keindahan alam, spot-spot pemancingan, warung makan, penyewaan perahu, yang terletak di kecamatan Sumberlawang, Sragen. Waduk Kedungombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576 hektar yang areanya mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu; Sragen, Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang membendung lima sungai itu terdiri dari wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang tidak tergenang air.

Dilihat dari Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No 96 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Wisata Tirta, diwaduk Kedungombo beberapa sudah terdapat jenis usaha dalam bidang usaha wisata tirta (air), yaitu usaha penyelenggaraan wisata dan olahraga air, termaksud penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola

(7)

3

secara komersial diperairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk. Adapun jenis usaha yang dimaksud adalah wisata bahari meliputi : wisata selam, wisata perahu layar, wisata memancing, wisata selancar. Usaha wisata sungai, danau, dan waduk meliputi : wisata arum jeram, wisata dayung, dan sub-jenis usaha lainnya. Namun di Kawasan Obyek Wisata Waduk Kedungombo belum terdapat fasilitas wisata yang dapat dijangkau oleh semua kalangan termaksud kaum disabilitas.

Uraian diatas menjadi latar belakang munculnya gagasan bahwa diperlukannya perencanaan dalam bentuk konsep pengembangan obyek wisata ramah penyandang disabilitas di waduk Kedungombo Sragen, selain bermanfaat sebagai solusi banjir dan sumber air baku, waduk ini diharapkan dapat menjadikan obyek wisata potensial yang dapat meningkatkan industri pariwisata Kawasan Waduk Kedungombo Sragen dan menambah obyek wisata yang menyediakan fasilitas aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.

2. METODE PENGUMPULAN DATA 2.1. Pengumpulan Data

a) Studi Literatur

Mempelajari dari buku-buku yang berkaitan dengan teori-teori, konsep dan standar perancangan “Pengembangan Kawasan Wisata Waduk Kedungombo Sragen Sebagai Wisata Water Sport and Adventure Yang Ramah Penyandan Disabilitas”.

b) Observasi

Mengadakan pengamatan secara langsung ke obyek wisata Waduk Kedungombo Sragen untuk mendapatkan data-data penunjang perencanaan dan perancangan wisata yang ramah penyandang disabilitas.

c) Wawancara

Untuk mendapatkan data-data yang benar tentang aktifitas dan kebutuhan pengguna dalam perencanaan wisata waduk kedungombo sragen ramah penyandang disabilitas, maka diperlukan informasi melalui :

1) Pengunjung Waduk Kedungombo.

2) Pengelola dan pemerintah atau kelurahan setempat. 3) Dinas Tata Kota, Dinas Pariwisata dan Bappeda. 2.2. Analisis

Dengan cara menganalisis data-data yang diperoleh meliputi data-data fisik dan non fisik, selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mendesain

(8)

4

perancangan “Pengembangan Kawasan Wisata Waduk Kedungombo Sragen Sebagai Wisata Water Sport and Adventure Yang Ramah Penyandang Disabilitas”.

2.3. Analisa Sintesa

Dilakukan dengan cara membandingkan anatara teori dan kenyataan dengan berpedoman pada literatur tertentu sehingga dalam merancang akan mendapatkan hasil yang maksimal.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil dan pembahasan akan dipaparkan mengenai site lokasi dan beberapa konsep perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Waduk Kedungombo Sragen Sebagai Wisata Watersport And Adventure Yang Ramah Penyandang Disabilitas.

3.1. Site Lokasi

Site lokasi terpilih di Lokasi site berada di dekat perbatasan kabupaten Grobogan yaitu terletak di Jalan Raya Sumberlawang – Purwodadi tepatnya dibelakang perkampungan Ngargosari kecamatan Sumberlawang.

Gambar 3-1. Alternatif site 1 Sumber : Analisa penulis, 2017 3.2. Analisa dan Konsep Makro

Pada Analisa dan Konsep Makro akan dijelaska mengenai analisa dan konsep baik analisa iklim, sirkulasi dan pencapaian lokasi, view dan orientasi bangunan, kontur, vegetasi, dan kebisingan.

(9)

5 3.2.1. Konsep Sirkulasi

Gambar 3-2. Konsep sirkulasi Sumber : hasil analisis, 2017

Konsep pencapaian site direncanakan dengan dua pencapaian, yaitu melalui main entrancedimana jalur ini dipergunakan untuk pejalan kaki. Side entrancemerupakan jalur yang dipergunakan untuk kendaraan pengunjung. Membuat akses jalan pintu masuk secara lebih ke dalam site untuk kemudahan sirkulasi pencapaian pengguna.

3.2.2. Konsep View dan Orientasi Bangunan

Secara potensi view dari dalam maupun luar site bisa dikatakan cukup mendukung dan baik. Dari arah pandang luar site, view yang lebih diutamakan adalah pada arah waduk kedungombo sehingga menjadi Best View yang memberikan panorama alam waduk yang khas, berbagai atraksi watersport sehingga memperkuat pengembangan kawasan wisata waterfront yang dibangun.

(10)

6

Gambar 3-3. Konsep view dan orientasi Sumber : hasil analisis, 2017 3.2.3. Konsep Kebisingan

Gambar 3-4. Analisa konsep kebisingan Sumber : hasil analisis, 2017

Kawasan site yang ditumbuhi tanaman dan pepohonan jati dapat menjadi barrieratau penyaring untuk mereduksi intensitas kebisingan. Selain untuk buffer terhadap sumber kebisingan, pohon didalam kawasan site juga dapat sebagai penyaring polusi udara. Dengan beraneka ragam ketinggian kontur tanah juga berfungsi sebagai pereduksi bising. Sehingga tidak terlalu memerlukan penanaman pohon lagi dalam mereduksi kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan dan dipemukiman penduduk.

(11)

7

3.2.4. Konsep Iklim (Sinar Matahari, Angin, dan Hujan)

Pepohonan yang ada di dalam area site bisa dimanfaatkan sebagai filter terhadap polusi debu dan panas sinar matahari yang kurang baik bagi manusia dan keberadaan pepohonan sangat bermanfaat untuk peneduh yang dapat menurunkan suhu panas matahari.

Gambar 3-5. Analisa konsep iklim Sumber : hasil analisis, 2017 3.2.5. Konsep Kontur

Tata massa bangunan menyesuaikan kondisi kontur dengan proses cutting dan penimbunan. Pada area yang berkontur dengan area yang cukup luas bisa menerapkan pola radial, sedangkan pada area kontur yang dinamis bisa mengikuti kemiringan kontur.

Gambar 3-6. Analisa konsep kontur Sumber : hasil analisis, 2017

(12)

8 3.2.6. Konsep Vegetasi

Jenis vegetasi yang ada pada site merupakan jenis vegetasi yang baik karena termaksud pohon-pohon besar dan berdaun lebat sehingga memberikan kesejukan dan nyaman pada siang hari yang panas sehingga dimanfaatkan untuk peneduh pada jalan dan pedestrian di area tapak.

Gambar 3-7. Analisa konsep vegetasi Sumber : hasil analisis, 2017 3.2.7. Konsep Zonifikasi

Zonifikasi ditekankan pada kemudahan pencapaian dan kegiatan pengguna yaitu anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, dan penyandang difabel.

Gambar 3-8. Analisa konsep zonifikasi Sumber : hasil analisis, 2017

(13)

9 3.3. Analisa dan Konsep Massa

Pemilihan pola tata massa bangunan pada perencanaan kawasan wisata waduk kedungombo sragen menggunakan pola linier yang tidak monoton dan bersifat fleksibel.Penggunaan pola radial juga digunakan dalam penzoningan kegiatan wisata agar fungsi dan aktifitas kegiatan wisata dalam satu zona dapat saling berhubungan satu dengan yang lain.

Gambar 3-9. Konsep pola massa Sumber : hasil analisis, 2017 3.4. Gagasan Ide Bentuk

Gagasan Ide Bentuk mengambil dari bentuk alat bantu bagi orang yang mempunyai keterbatasan khusus, seperti kursi roda, alat bantu pendengaran dan alat bantu berjalan atau tongkat. Tampilan bentuk massa hanya dapat dilihat dari atas bangunan.

Gambar 3-10. Konsep ide bentuk bangunan Sumber : hasil analisis, 2017

(14)

10 3.5.Analisis dan Konsep Ruang

Berikut merupakan analisa besaran ruang yang terdapat pada bangunan kawasan wisata waduk kedungombo sragen sesuai kebutuhan pengguna dan aktifitas pengguna kegiatan:

Tabel 1. Besaran Ruang Penerimaan dan Pengelola

(15)

11

Tabel 2. Besaran Ruang Kegiatan Wisata

(16)

12

Tabel 3. Besaran Ruang Kegiatan Penunjang dan Kegiatan Pelayanan

Sumber : hasil analisis, 2017 3.6.Analisa dan Konsep Arsitektur

Konsep tampilan pada bangunan wisata menggunakan bahan material alam yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui seperti bambu dan kayu. Penggunaan material alami lebih hemat pengerjaannya dari segi waktu dan tenaga kerja, memberi kesan kesejukan pada ruang, ketahanan terhadap beban dan fleksibel.

(17)

13

Gambar 3-11. Bangunan penerimaan Gambar 3-12. Bangunan Zona Sunset Sumber : hasil analisis, 2017 Sumber : hasil analisis, 2017

3.7.Analisa dan Konsep Struktur Utilitas 3.7.1. Analisa konsep struktur

Analisa konsep struktur Gambar

Struktur Pondasi Bambu Dudukan pondasi menggunakan bambu. Cara pengerjaan dudukan

pondasi bambu yaitu dengan cara tulangan besi yang ada pada pondasi dimasukkan kedalam lubang bambu ±

1 m kemudian di cor dan dipasang base plate.

Gambar 3-13. Dudukan pondasi bambu

Sumber :

http://tgb- smakid.blogspot.co.id/2011/08/mengenal-lebih-dekat-struktur-bambu.html

diakses 12/06/2017 Dinding kayu log atau batang

tersusun

Sistem konstruksi dinding

menggunakan sistem konstruksi dinding kayu yang memberikan kesejukan pada

ruang.

Gambar 3.14. Konstruksi dinding kayu log

Sumber :

http://rudiniaciel.blogspot.co.id/2012/05/konstruksi-dinding-bangunan.html diakses 12/06/2017

Tabel 1. Analisa Struktur Sumber: Analisa Penulis, 2017

(18)

14 3.7.2. Analisa konsep utilitas

Analisis perancangan utilitas pada kawasan wisata waduk kedungombo sragen terdiri dari jaringan air bersih, jaringan air kotor, dan proteksi kebakaran.

A. Sistem jaringan air bersih

Gambar 3-15. Bangunan Menara Air Sumber : hasil analisis, 2017

B. Sistem jaringan air kotor

Gambar 3-15.1Diagram sistem pembuangan grey water Sumber : Analisa penulis, 2017

Gambar 3-16. Diagram sistem pembuangan black water Sumber : Analisa penulis, 2017

(19)

15 C. Sistem jaringan proteksi kebakaran

Upaya penanggulangan bahaya kebakaran pada kawasan wisata waduk kedungombo sragen maka perlu disediakannya fire alarm system, appar, hydrant halaman. Sistem pemadam kebakaran ada bertujuan untuk mengantisipasi bahaya kebakaran, memberi peringatan, rasa aman dan nyaman bagi pengguna wisata yang berada didalam maupun diruang luar dan menyelamatkan barang-barang atau peralatan yang ada di dalam bangunan wisata.

Gambar 3.17. Alat pemadam kebakaran Sumber

:http://lansida.blogspot.co.id/2010/11/penanganan-kebakaran-dan-alat.html diakses 14/06/2017 4. PENUTUP

Tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan Pengembangan Kawasan Wisata Waduk Kedungombo Sragen Ramah Penyandang Disabilitas, Water Sport and Adventure, adalah sebagai berikut :

a. Menciptakan obyek wisata yang berbasis pada pendidikan ilmu pengetahuan dan olahraga.

b. Menambah daftar obyek wisata yang ramah penyandang disabilitas, sehingga obyek wisata ini dapat dinikmati oleh semua kalangan termaksud kaum disabilitas.

c. Obyek wisata ini diharapkan bukan hanya untuk tempat bersenang-senang saja namun juga sebagai tempat terapi dan penyembuhan bagi kaum disabilitas. d. Melestarikan alam dan kebudayaan setempat.

(20)

16 DAFTAR PUSTAKA

Ashihara, Y. (1983). Merancang Ruang Luar. Surabaya: PT. Dian Surya.

Darmawan, Edy. (2005). Analisa Ruang Publik Arsitektur Kota. Semarang. Universitas Diponegoro.

Direktorat Jenderal Pengairan Waduk Kedungombo (2017).Data teknis Kedungombo30032017. Jawa Tengah.

Frick, H. (2003). Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Yogyakarta: Kanisius.

Idris, Ivana (2015). Aksesibilitas Difabel Terhadap Bangunan Publik, Studi Kasus: Sun Plaza(online). Skripsi Arsitektur. Universitas Sumatra Utara. Diperoleh 24 Juli 2017, dari

http://www.academia.edu/13176641/AKSESIBILITAS_DIFABEL_TERHADAP_B ANGUNAN_PUBLIK_STUDI_KASUS_SUN_PLAZA

Neufert, E. (2002). Data Arsitek. Erlangga. Jakarta.

Peraturan Menteri Pekerjaan UmumRepublik Indonesia. Permen PU RI No. 30/PRT/M 2006.Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Jakarta.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Undang-Undang No.8 Tahun 2016.Tentang Penyandang Disabilitas. Jakarta.

Wibowo, Iwan. 2015. Pusat Penelitian Bambu Sebagai Sumber Informasi, Penelitian, Dan Pengembangan Bambu Di Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Skripsi S1 Arsitektur. UMS.

Yusuf, Muhammad. 2016. Pengembangan Kawasan Waduk Mulur Sebagai Kawasan Wisata Edukasi Dan Sport. Skripsi S1 Arsitektur. UMS.

Gambar

Gambar 3-1. Alternatif site 1  Sumber : Analisa penulis, 2017  3.2. Analisa dan Konsep Makro
Gambar 3-2. Konsep sirkulasi  Sumber : hasil analisis, 2017
Gambar 3-3. Konsep view dan orientasi  Sumber : hasil analisis, 2017  3.2.3.  Konsep Kebisingan
Gambar 3-5. Analisa konsep iklim  Sumber : hasil analisis, 2017  3.2.5.  Konsep Kontur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi gejala penyakit daun, mengukur tingkat intensitas serangan, luas serangan, serta reaksi tanaman (resistensi) terhadap infeksi

Metode harga pokok pesanan yaitu seluruh biaya Metode harga pokok pesanan yaitu seluruh biaya produksi dikumpulkan, dan penentuan harga pokok produksi dikumpulkan, dan

Orang tua pada masyarakat karo di desa Suka Dame juga menentang pernikahan dini, namun tetap banyak di jumpai mereka yang menikah dini di desa ini.. Adapun tujuan penelitian

Asas berwawasan lingkungan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 adalah Asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap memperhatikan. dan mengutamakan perlindungan

Tabel 4.3 Gambaran Prestasi Belajas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Cimahi pada Mata Pelajaran Akuntansi

Price Earning Ratio , Debt to Equity Ratio , Return on Equity terhadap harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

Peraturan Kepala BNPB No.17 tahun 2010 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana. Peraturan Kepala BNPB No.11 tahun 2008 Tentang Rehabilitasi

Infeksi nosokomial atau yang sekarang disebut sebagai Health care Associated Infection adalah infeksi yang didapat di rumah sakit terjadi pada pasien yang dirawat