• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juknis Pengelolaan Limbah RSUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Juknis Pengelolaan Limbah RSUD"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN

ATAS PENGELOLAAN LIMBAH RSUD

(KONSEP)

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

2 0 0 8

(2)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Daftar Isi

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Maksud dan Tujuan 2

C. Lingkup Pembahasan 2

D. Sistematika Penulisan 2

BAB II GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH 3

A. Kerangka Hukum 3

B. Pengertian dan Dokumen 4

C. Klasifikasi RSUD 6

D. Limbah RSUD 7

E. Dampak Limbah RSUD terhadap Lingkungan 8

F. Pengelolaan Limbah RSUD 9

BAB III PETUNJUK PEMERIKSAAAN 15

A. Petunjuk Umum 15

B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaan 18

C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan 23

D. Petunjuk Pelaporan Hasil Pemeriksaan 24

BAB IV PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU 27

A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu 27

B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu 27

C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu 27

D. Pendokumentasian Proses Penjaminan Mutu 30

BAB V PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN 31

A. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan 31

B. Pemberitahuan Tertulis tentang Kewajiban Tindak Lanjut 31

C. Reviu Atas Jawaban/Keterangan Pemerintah Daerah 32

D. Pelaporan Atas Pemantauan Tindak Lanjut 32

E. Pemantauan Tindak Lanjut Pada Saat Pemeriksaan 32

BAB V PENUTUP 33

A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Atas Pengelolaan

Limbah RSUD 33

B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Atas Pengelolaan

Limbah RSUD 33

C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Atas Pengelolaan Limbah

RSUD 31

(3)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

01 02 03 04

Berdasarkan UUD 1945 pasal 23, BPK merupakan pemeriksa eksternal pemerintah. Mandat ini diperkuat dengan diterbitkannya UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pasal 2 ayat (2) yang menyatakan BPK melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Sementara itu, sesuai UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pemerintah menguasai sumber daya alam untuk dikelola dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah wajib mengelola lingkungan hidup tersebut secara terpadu dengan penataan ruang, perlindungan sumber daya alam nonhayati, perlindungan sumber daya buatan, konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim. Selain perlu dikelola dengan dengan baik, pemerintah perlu pula mengupayakan pelestarian lingkungan hidup sehingga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup dapat dipertahankan. Pentingnya pelestarian lingkungan hidup juga diperkuat dengan ditetapkannya amandemen UUD 1945 pasal 33 ayat (4) yang berbunyi:

‘Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas

demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi’.

Dengan demikian jelas terlihat adanya kaitan antara mandat BPK untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara dengan pemerintah sebagai pengelola kegiatan pembangunan ekonomi nasional dengan lingkungan hidup. BPK sebagai lembaga pemeriksa eksternal pemerintah mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan serta upaya mewujudkan tata kelola lingkungan yang baik (Good Environment Governance). Dalam hal ini lembaga/badan pemeriksa dibutuhkan untuk menilai efektivitas program dan menguji kepatuhan terhadap akta perjanjian, peraturan maupun perundang-undangan tentang lingkungan hidup.

Untuk menjalankan peran penting terkait lingkungan hidup tersebut, BPK telah menetapkan dalam rencana strategik untuk melakukan audit lingkungan yang mencakup kegiatan pemeriksaan yang dapat memberikan penilaian terhadap program atau kegiatan yang berprespektif lingkungan dengan terus mengembangkan metodologi dan kerja sama dengan pihak terkait. Rencana strategik ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam tematik pemeriksaan lingkungan setiap tahun.

Berkaitan dengan tematik pemeriksaan lingkungan, maka petunjuk teknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD perlu disusun untuk mengakomodasi peran BPK terkait pemeriksaan atas pengelolaan lingkungan hidup

BPK mempunyai mandat yang kuat untuk melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

BPK mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan serta upaya mewujudkan tata kelola lingkungan yang baik

Audit lingkungan oleh BPK mencakup: penilaian terhadap program dan kegiatan berperspektif lingkungan, mengembangkan metodologi dan kerjasama dengan pihak terkait

(4)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab I

B. Maksud dan Tujuan

05

06

Maksud penyusunan petunjuk teknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD ini adalah untuk memberikan pedoman yang mutakhir bagi pemeriksa dalam menyusun program pemeriksaan dan pelaksanaan pemeriksaan di lapangan sehingga terdapat kesamaan tindakan.

Tujuan penyusunan petunjuk teknis tersebut adalah untuk:

a. menyamakan pemahaman atas pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD;

b. memberikan pedoman kepada pemeriksa sehingga perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan dapat selaras dan dapat mudah dikompilasi.

c. mengefektifkan pelaksanaan pemeriksaan agar mencapai hasil pemeriksaan yang optimal sesuai dengan standar pemeriksaan.

Maksud penyusunan juknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD adalah untuk memberikan pedoman yang mutakhir bagi pemeriksa

Tujuan penyusunan juknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD untuk mengefektifkan pelaksanaan pemeriksaaan

C. Lingkup Pembahasan

07 Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD ini

digunakan untuk pemeriksaan atas seluruh kebijakan dan program/kegiatan yang ditetapkan baik oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terkait pengelolaan limbah RSUD yang telah dilaksanakan oleh manajemen RSUD.

Lingkup pembahasan juknis adalah kebijakan dan program/kegiatan pengelolaan limbah RSUD

D. Sistematika Penulisan

08 Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD terdiri

atas enam bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Bab II Gambaran Umum Pengelolaan Limbah RSUD Bab III Petunjuk Pemeriksaan

Bab IV Pengendalian dan Penjaminan Mutu Bab V Pemantauan Tindak Lanjut

Bab VI Penutup Referensi

Lampiran-Lampiran

Juknis atas pengelolaan limbah RSUD terdiri atas 6 bab, referensi, dan lampiran.

(5)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

BAB II

GAMBARAN UMUM

PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH

A. Kerangka Hukum

01 Pengelolaan limbah RSUD, dilakukan berdasarkan peraturan

sebagai berikut:

1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;

2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2002 tentang Keselamatan Pengelolaan Limbah Radioaktif;

3. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;

4. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion;

5. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir;

6. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;

7. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan;

8. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;

9. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Keppres No. 7 Tahun 2007;

10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL;

11. Peraturan Menteri Kesehatan No. 928/Menkes/Per/IX/1995 tentang penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Bidang Kesehatan;

12. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1333 Tahun 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

13. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1217 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi;

14. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1277 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;

15. Keputusan Menteri Kesehatan No. 228 Tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib Dilaksanakan Daerah;

16. Keputusan Menteri Kesehatan No. 40 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan limbah RSUD dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang terdiri atas Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Kesehatan, Kepmen LH, Kepmenkes, Kep Kepala Bappedal, dan

(6)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak;

18. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit;

19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup; 20. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 42 Tahun

1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan; 21. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 50 Tahun

1996 tentang Baku Tingkat Kebauan;

22. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

23. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit; 24. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala

Bapeten Tahun 2000 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pemanfataan Tenaga Nuklir di Bidang Kesehatan;

25. Keputusan Kepala Bappedal No. Kep-03/Bappedal/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; dan

26. Peraturan–peraturan daerah terkait lainnya.

B. Pengertian dan Dokumen

02 Pengertian umum yang perlu diketahui terkait dengan

pengertian-pengertian pengelolaan limbah rumah sakit diantaranya adalah: 1. Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian; 2. Limbah adalah hasil buangan dari suatu kegiatan yang juga

merupakan suatu bentuk materi yang menurut jenis dan kategorinya mempunyai manfaat atau daya perusak untuk manusia dan lingkungannya;

3. Limbah rumah sakit adalah sernua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas;

4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup lain;

5. Radiasi adalah transmisi gelombang, objek atau informasi dari sebuah sumber ke medium atau tujuan sekitarnya. Radiasi terdiri dari Radiasi Pengion dan Radiasi Non Pengion. Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi

Pengertian umum terkait pengelolaan limbah RSUD

(7)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

03

dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari) 6. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan;

7. Kerangka Acuan ANDAL adalah suatu kerangka untuk menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses pelingkupan)

8. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan atau kegiatan;

9. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan;

10. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan; 11. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) adalah dokumen yang

isi pokoknya mengenai upaya penanganan dampak kegiatan di bidang kesehatan terhadap lingkungan hidup yang tidak ada dampak pentingnya dan/atau secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya;

12. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) adalah dokumen yang isi pokoknya mengenai upaya pemantauan dampak kegiatan di bidang kesehatan terhadap lingkungan hidup yang tidak ada dampak pentingnya dan/atau secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya;

13. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan;

14. IPAL atau Instalasi Pengolah Air Limbah adalah instalasi pengolah limbah cair sebelum disalurkan ke lingkungan bebas. Dokumen yang digunakan di dalam pengelolaan limbah rumah sakit diantaranya adalah dokumen Kerangka Acuan ANDAL, ANDAL, RKL, RPL, UKL dan UPL.

(8)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

C. Klasifikasi RSUD

04

05

06

Penetapan kelas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dilakukan oleh Menteri Kesehatan berdasarkan fasilitas kemampuan pelayanan medik yang mencerminkan luas lingkup kegiatan pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh Rumah Sakit yang bersangkutan. Berdasarkan kelasnya, RSUD diklasifikasikan kedalam 4 (empat) kelas, yaitu:

1. Rumah Sakit Kelas A

Rumah Sakit kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialisasi dan sub spesialistik luas.

2. Rumah Sakit Kelas B

Rumah Sakit kelas B mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik minimal 11 jenis spesialistik, yang terdiri atas 4 spesialistik dasar yaitu penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan kebidanan & kandungan; 4 spesialistik luas yaitu mata, THT, syaraf, dan jantung; serta 3 pilihan spesialistik lainnya yaitu kulit kelamin, paru, jiwa, orthopedi, bedah syaraf, gigi & mulut.

3. Rumah Sakit Kelas C

Rumah Sakit kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-kurangnya 4 spesialistik dasar lengkap yaitu penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, serta kebidanan & kandungan.

4. Rumah Sakit Kelas D

Rumah Sakit Kelas D merupakan rumah sakit yang memiliki fasilitas yang sangat sederhana.

Rumah sakit kelas A dan B berkewajiban menyusun dan memiliki dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang terdiri atas dokumen Kerangka Acuan ANDAL, Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Rumah Sakit kelas C dan D tidak wajib menyusun dan memiliki dokumen AMDAL, tetapi diwajibkan oleh Departemen Kesehatan untuk menyusun dan memiliki dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

Klasifikasi RSUD berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan medik, terdiri atas RS kelas A, B, C dan D

Rumah sakit kelas A dan B wajib menyusun dan memiliki dokumen AMDAL

Rumah sakit kelas C wajib menyusun dan memiliki dokumen UKL dan UPL

(9)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

D. Limbah RSUD

07

08

Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan, RSUD menghasilkan 3 (tiga) jenis limbah, yaitu:

1. Limbah cair yaitu semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. Limbah cair terbagi atas limbah medis dan limbah nonmedis. Limbah cair medis dapat berupa buangan dari pasien, bekas cucian peralatan, bekas cucian tangan, tetesan darah, limbah dari obat-obatan cair yang mengandung berbagai bahan kimia baik yang beracun maupun yang tidak beracun. Limbah cair nonmedis dapat berupa air hujan, air cucian dapur dan limbah cair dari kegiatan kantor.

2. Limbah padat yaitu semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit. Limbah padat terdiri atas:

- Limbah padat medis yaitu limbah padat yang terdiri atas

limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis dan limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

- Limbah padat non medis yaitu limbah padat yang dihasilkan

dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.

3. Limbah gas yaitu semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit antara lain pembakaran insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat sitotoksik.

Limbah medis RSUD merupakan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), yang berdasarkan sifatnya dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Limbah infeksius yaitu limbah yang terkontaminasi organisme

pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan;

2. Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki

sudut tajam, sisi ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah;

3. Limbah sitotoksis yaitu limbah dari bahan yang terkontaminasi

dari persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup;

4. Limbah jaringan tubuh padat yang meliputi organ, anggota

badan yang dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi;

5. Limbah kimia yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan

kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi dan riset;

6. Limbah farmasi yaitu limbah yang berasal dari obat-obatan;

7. Limbah radioaktif adalah bahan bahan yang terkontaminasi

Jenis limbah RSUD terdiri atas limbah cair, limbah padat (yang terbagi menjadi jenis limbah padat medis dan nonmedis) serta limbah gas

Berdasarkan sifatnya, limbah RSUD terdiri atas limbah infeksius, benda tajam, sitotoksis, jaringan tubuh, kimia, farmasi dan radioaktif.

(10)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

E. Dampak Limbah RSUD Terhadap Lingkungan

09 Limbah RSUD jika tidak tertangani dengan baik akan berdampak

bagi manusia, mahluk hidup, serta lingkungan di sekitar RSUD. Dampak tersebut yaitu:

1. Dampak Pencemaran Air

a. air menjadi tidak bermanfaat untuk keperluan rumah tangga (misalnya air minum, memasak, mencuci), industri, pertanian (misalnya: air yang terlalu asam/basa akan mematikan tanaman/hewan);

b. air menjadi penyebab penyakit menular, air yang telah tercemar oleh senyawa organik maupun anorganik menjadi media berkembangnya berbagai penyakit dan penularan langsung melalui air (misalnya Hepatitis A, Cholera, Thypus Abdominalis, Dysentri, Ascariasis/Cacingan, dan sebagainya);

c. air menjadi penyebab penyakit tidak menular, penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air lingkungan telah tercemar oleh senyawa anorganik terutama unsur logam (misalnya keracunan air raksa/merkuri)

2. Dampak Pencemaran Daratan

Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah padat yang dibuang atau dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Tempat penampungan ini dapat bersifat sementara atau tetap. Dampak pencemaran daratan terdiri atas:

a. Dampak langsung. Dampak pencemaran daratan yang secara langsung dirasakan adalah timbulnya bau busuk karena degradasi limbah organik oleh mikroorganisme. Dampak langsung lainnya yaitu timbunan limbah padat dalam jumlah besar akan menimbulkan kesan kumuh dan kotor, yang secara psikis akan mempengaruhi penduduk di sekitar tempat penumpukan sampah tersebut;

b. Dampak tak langsung, contohnya tempat pembuangan limbah padat baik Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menjadi pusat perkembangbiakan tikus dan serangga yang merugikan manusia seperti lalat dan nyamuk. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dengan perantaraan tikus, lalat dan nyamuk di antaranya adalah pest, kaki gajah, malaria, demam berdarah dan sebagainya.

3. Dampak Pencemaran Udara

Dampak pencemaran udara merupakan masalah yang serius. Dampak pencemaran udara sangatlah merugikan karena tidak hanya berakibat langsung terhadap kesehatan manusia, tetapi juga berpengaruh kepada hewan, tanaman dan sebagainya. Berikut uraian komponen pencemar udara:

a. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah.

b. Nitrogen Oksida (Nox)

Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang, bila keracunan ini terus berlanjut akan

Limbah RSUD jika tidak dikelola dengan baik dapat membahayakan manusia dan lingkungan

(11)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

menyebabkan kelumpuhan. c. Belerang Oksida (Sox)

Pencemaran Sox menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan. Hal ini karena gas Sox yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran pernafasan lain sampai ke paru-paru. Serangan gas tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena.

d. Partikel

Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernafasan/pneumokoniosis

4. Pencemaran Debu Kapas

Pencemaran debu kapas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru menimbulkan penyakit bisinosis. Tanda-tanda awalnya adalah sesak nafas, apabila sudah lanjut dan berat bisa menimbulkan bronkhitis kronis.

F. Pengelolaan Limbah RSUD

10

11

1. Penanggung Jawab Kegiatan

Pengelolaan limbah RSUD pada umumnya merupakan tanggung jawab Unit Pengelola Limbah yang mempunyai tugas pokok antara lain:

a. Menyusun kebijakan pengelolaan limbah dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut;

b. Menyusun pedoman pelaksanaan dan prosedur tetap pengelolaan limbah dan melakukan evaluasi terhadap pedoman pelaksanaan dan prosedur tetap tersebut;

c. Menyusun program kerja dan kerangka acuan program pengelolaan limbah serta melakukan evaluasi pelaksanaan program tersebut;

d. Mengadakan koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan dengan pengelolaan limbah;

e. Mengadakan inspeksi/pemantauan penyelenggaraan pengelolaan limbah di rumah sakit;

f. Membuat telaahan staf terhadap masalah berkaitan

pengelolaan limbah; dan

g. Mengadakan pengendalian mutu terhadap

penyelenggaraan pengelolaan limbah.

Unit pengelola limbah ini pada setiap rumah sakit mempunyai nama dan berada pada divisi yang berbeda-beda. Contohnya, pada RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, pengelolaan limbah dilakukan oleh Instalasi Keselamatan Kesehatan Kerja dan Limbah (IK3L) yang merupakan suatu unit kerja di bawah Divisi Perencanaan, di bawah Wakil Direktur Pengembangan. Sedangkan pada RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar Bali, pengelolaan limbah dilakukan oleh Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) yang berada di bawah Wakil Direktur Penunjang, dan pada RSUD Jayapura pengelolaan limbah dilakukan oleh Instalasi

Pengelolaan limbah RSUD menjadi tanggung jawab unit pengelola limbah. Namun, nama serta kedudukan unit tersebut pada setiap RSUD berbeda-beda

Unit pengelola limbah RSUD mempunyai nama dan berada pada divisi yang berbeda-beda pada setiap rumah sakit

(12)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

12

13

14

2. Kebijakan

Kegiatan pengelolaan limbah RSUD biasanya tercermin dari Rencana Strategis RSUD yang bersangkutan. Renstra RSUD memuat misi, visi strategi, kegiatan dan indikator yang berkaitan diantaranya dengan kesehatan lingkungan, termasuk pengelolaan limbah.

Renstra RSUD yang berkaitan dengan pengelolaan limbah dijabarkan dalam kegiatan/program diantaranya Program Penyehatan Lingkungan.

Selain itu, RSUD juga memiliki dokumen AMDAL yang terdiri atas Kerangka Acuan ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL atau UKL dan UPL (tergantung pada kelas Rumah Sakit).

Kebijakan pengelolaan limbah tecermin di dalam Rensta serta dokumen AMDAL RSUD yang bersangkutan

15

16

3. Perencanaan

Penyusunan RKL dan RPL disesuaikan dengan kondisi lingkungan RSUD yang bersangkutan dengan mempertimbangkan hal-hal yang antara lain berkaitan dengan jenis, dampak, kuantitas limbah yang dihasilkan dan SDM pengelola limbah yang dimiliki.

Rencana anggaran pendapatan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan limbah yang berasal dari instansi/lembaga penghasil limbah di luar RSUD dan rencana anggaran kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan serta pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan sarana pengelolaan limbah RSUD dituangkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran (RKA). RKA tersebut kemudian dibahas oleh Panitia Anggaran di Pemerintah Daerah. Hasil pembahasan atas RKA kemudian ditetapkan menjadi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dengan Peraturan Daerah.

Perencanaan

17

4. Prosedur

Prosedur pengelolaan limbah RSUD per jenis limbah adalah sebagai berikut :

a. Prosedur pengelolaan limbah cair

1). Saluran pembuangan air limbah dipisah untuk saluran air hujan dan saluran limbah cair;

2). Air hujan disalurkan melalui saluran air hujan dan dibuang ke lingkungan tanpa melalui IPAL;

3). Limbah cair disalurkan ke IPAL melalui saluran tertutup, kedap air, dan dapat mengalir lancar;

4). Limbah cair diolah dalam IPAL setiap hari;

5). Hasil pengolahan dipantau melalui pemeriksaan effluent (air limbah olahan) dengan parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi sebelum dibuang ke lingkungan.

b. Prosedur pengelolaan limbah padat nonmedis

1). Pemilahan/pemisahan limbah padat nonmedis anorganik yang berbentuk logam, kaca, kertas, plastik (sampah kering), dan organik berupa sampah makanan dan tanaman (sampah basah);

2). Pengemasan dan pengumpulan limbah padat nonmedis dengan menggunakan kantong plastik berwarna hitam; 3). Pengangkutan limbah padat nonmedis dari

ruangan/instalasi ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) RSUD dilakukan 2 (dua) kali sehari dan pengangkutan dari TPS RSUD ke Tempat Pembuangan

Prosedur pengelolaan limbah

(13)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

18

19

Akhir (TPA) dilakukan oleh Dinas Kebersihan;

4). Pengolahan limbah padat nonmedis dilakukan oleh Dinas Kebersihan;

5). TPS dibersihkan setelah limbah padat nonmedis diangkut ke TPA;

6). Pengawasan di lapangan dilakukan secara berkala sesuai jadwal.

c. Prosedur pengelolaan limbah padat medis

1). Pemisahan/pemilahan antara limbah padat medis tajam dan tidak tajam;

2). Pengemasan dan pengumpulan limbah padat medis tidak tajam ditempatkan ke kantong plastik berwarna kuning, sedangkan limbah padat medis tajam ditempatkan dalam tempat khusus (safety box) yang tahan benda tajam;

3). Pengangkutan limbah padat medis dari ruangan ke selasar yang telah ditentukan kemudian diangkut ke insinerator dengan troli setiap pagi dan sore hari;

4). Pengolahan limbah medis padat dengan

insinerasi/pembakaran di insinerator dilakukan setiap hari; 5). Abu hasil pembakaran diangkut ke TPA oleh petugas Dinas

Kesehatan;

6). Pengawasan di lapangan dilakukan secara berkala sesuai jadwal.

d. Prosedur pengelolaan limbah gas

1). Untuk pembakaran dengan insinerator, suhu pembakaran

minimal 1000°C untuk pemusnahan bakteri pathogen, virus,

dioksin, dan mengurangi emisi gas dan debu; 2). Dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas;

3). Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas oksigen dan dapat menyerap debu.

Khusus untuk limbah radioaktif yang dapat berupa limbah cair maupun limbah padat ditampung atau dikumpulkan untuk kemudian dikembalikan kepada produsen untuk didaur ulang.

Secara umum, proses pengelolaan limbah dapat digambarkan pada diagram berikut:

(14)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II $ Limbah Cair Limbah Cair Non Medis Limbah Cair Medis Limbah Padat Gas Limbah Padat non Medis Limbah Padat Medis

Tajam Tidak tajam

Menggunakan saluran air hujan

Menggunakan Saluran Limbah RS IPAL Pemeriksaan Baku Mutu Lingkungan Menggunakan Safety Box Menggunakan kantong kuning Incenerator TPA Menggunakan kantong hitam TPS Menggunakan Alat Pengurang Emisi Gas

PENGELOLAAN LIMBAH RSUD

Rumah Sakit

Diangkut oleh Petugas dari Dinas Kebersihan

20 Dalam pengelolaan limbah, sarana dan prasarana yang digunakan

RSUD terdiri atas:

a. Untuk pengelolaan limbah cair berupa saluran air hujan, spool

hook, saluran limbah cair, bak kontrol, bak gelontor, IPAL dan

saluran pembuangan limbah ke lingkungan.

b. Untuk pengelolaan limbah padat nonmedis berupa tempat sampah, kantong plastik warna hitam, gerobak/troli, Tempat Penampungan Sementara (TPS), topi/helm pelindung, sepatu, sarung tangan dan pakaian khusus.

c. Untuk pengelolaan limbah padat medis berupa tempat sampah medis, kantong plastik warna kuning, tempat pengumpulan khusus limbah padat tajam (safety box), gerobak/troli, insinerator, Tempat penampungan Sementara (TPS), topi/helm pelindung, sepatu, sarung tangan, pakaian dan kacamata pelindung.

d. Untuk pengelolaan limbah gas berupa alat untuk mengurangi emisi gas dan debu serta pohon untuk penyerapan.

Persyaratan dan tata laksana pengelolaan limbah rumah sakit dapat dilihat pada lampiran 2.1

(15)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

21

5. Pencatatan

Dokumentasi kegiatan pengelolaan limbah RSUD antara lain :

Berita Acara Pengelolaan Limbah mulai dari kegiatan

Pemisahan Jenis Limbah, Penampungan Sementara Limbah, Pengangkutan Limbah Padat Medis ke tempat pembakaran atau insinerator sampai dengan pengangkutan limbah padat nonmedis ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Berita Acara Pengambilan Sampel oleh tenaga ahli (pihak

luar RSUD) atau yang dilakukan sendiri oleh tenaga ahli yang dimiliki oleh unit/tim pengelolaan limbah.

Berita Acara Pemusnahan Obat-obatan Kadaluarsa beserta

dokumen pendukungnya yaitu dokumen pengajuan penghapusan obat-obatan dari Panitia Penghapusan Barang RSUD ke Pemerintah Daerah, dan dokumen persetujuan atas penghapusan obatan-obatan dari Kepala Daerah.

Berita Acara Penyimpanan dan Pembuangan Hasil Olahan

Limbah yang masih mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun.

Catatan harian debit air limbah dan kuantitas limbah padat

medis dan nonmedis.

Catatan mengenai keadaan darurat yang pernah terjadi

seperti banjir, kebakaran, kebocoran, overflow, dan kebauan pada sarana atau instalasi pengelolaan limbah.

Berita Acara Pemeliharaan, Perbaikan, Penggantian

Komponen atas insinerator atau Instalasi Pengolahan Limbah Cair.

Dokumen pengadaan barang dan jasa berkaitan dengan

sarana pengelolaan limbah.

Pencatatan

22

23

6. Personalia

Semua staf RSUD yang terkait dengan pengelolaan limbah RSUD harus memiliki kualifikasi dan mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai mengenai penanganan, pemisahan, penampungan, prosedur penampungan, dan penggunaan alat pelindung.

Sebagai contoh: petugas pengangkut kantong limbah RSUD harus mendapat pelatihan dan pelatihan untuk :

Memeriksa apakah kantong telah tertutup;

Menangani kantong dengan hanya memegang lehernya

saja;

Mengetahui prosedur yang harus dilakukan bila terjadi

tumpahan;

Memastikan bahwa pengikat pada kantong limbah tidak

akan putus pada saat pengangkutan.

Staf RSUD terkait dengan pengelolaan limbah harus memiliki kualifikasi dan mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai tentang pengelolaan limbah

(16)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab II

24

7. Pelaporan

Laporan yang harus dibuat oleh Unit Pengelola Limbah terdiri atas Laporan Bulanan, Triwulanan, Semesteran, dan Tahunan yang antara lain memuat :

Laporan pelaksanaan AMDAL untuk RSUD kelas A dan B,

atau UKL dan UPL untuk RSUD kelas C dan D;

Kegiatan pengelolaan limbah;

Hasil uji laboratorium atas pengelolaan limbah;

Laporan pemeliharaan dan perbaikan sarana atau instalasi

pengelola limbah;

Laporan pengadaan barang dan jasa atas pengelolaan

limbah;

Laporan anggaran dan realisasi kegiatan serta pendapatan

yang berkaitan dengan pengelolaan limbah;

Laporan kejadian darurat dan luar biasa; dan

Laporan kesehatan dan keselamatan kerja.

Unit pengelola limbah membuat laporan secara periodik

25

8. Pengawasan Intern

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan operasional RSUD termasuk pengelolaan limbah RSUD, serta melakukan pemantauan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan sebelumnya, baik yang dilakukan oleh APIP maupun BPK-RI. Selain itu Bappedalda juga melakukan pengujian, pemantauan terhadap pengelolaan limbah antara lain limbah rumah sakit

Pengawasan dilakukan oleh APIP

(17)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

BAB III

PETUNJUK PEMERIKSAAN

A. Petunjuk Umum

01

1. Dasar Hukum Pemeriksaan

Pemeriksaan atas pengelolaan limbah rumah sakit merupakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dengan mengacu kepada:

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Pasal 31 tentang Keuangan Negara;

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, Pasal 56 tentang Perbendaharaan Negara;

c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, Pasal 2 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006, Pasal 1 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

e. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Petunjuk umum pemeriksaan atas Pengelolaan limbah RSUD meliputi :  Dasar Hukum Pemeriksaan  Standar Pemeriksaan  Panduan Manajemen

Pemeriksaan

 Petunjuk Teknis Pemeriksaan  Metodologi Pemeriksaan  Tujuan Pemeriksaan  Lingkup Pemeriksaan  Waktu Pemeriksaan 02

2. Standar Pemeriksaan

Standar pemeriksaan atas Pengelolaan Limbah RSUD adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang mengatur Standar Umum, Standar Pelaksanaan Pemeriksaan dan Standar Pelaporan.

Standar Pemeriksaan adalah standar pemeriksaan yang ditetapkan BPK

03

3. Panduan Manajemen Pemeriksaan

Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) atas Pengelolaan Limbah RSUD adalah PMP yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang mengatur Perencanaan Pemeriksaan, Pelaksanaan Pekerjaan, Pelaporan Pemeriksaan, Tindak Lanjut Pemeriksaan dan Evaluasi Pemeriksaan.

Panduan Manajemen Pemeriksaan adalah panduan yang ditetapkan BPK

04

4.

Petunjuk Teknis Pemeriksaan

Petunjuk teknis pemeriksaan atas Pengelolaan Limbah RSUD meliputi petunjuk teknis kertas kerja pemeriksaan, petunjuk teknis penjaminan mutu pemeriksaan, petunjuk teknis pengujian sistem pengendalian intern, petunjuk teknis uji petik pemeriksaan, petunjuk teknis penjaminan mutu pemeriksaan dan petunjuk teknis pelaporan hasil pemeriksaan.

Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD

(18)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

05

5. Metodologi Pemeriksaan

Metodologi yang digunakan dalam pemeriksaan Pengelolaan limbah RSUD secara ringkas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan yang meliputi 16 langkah/kegiatan. Di dalam proses pemeriksaan tersebut, ukuran atau kriteria yang digunakan adalah standar pemeriksaan, PMP serta tujuan dan harapan penugasan. Di dalam proses tersebut, supervisi serta pengendalian dan penjaminan mutu pemeriksaan dilakukan sepanjang proses tersebut. Secara ringkas, metodologi pemeriksaan adalah sebagai berikut

Metodologi Pemeriksaan meliputi 16 langkah dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

1. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan

Penugasan

SUPERVISI – KENDALI DAN PENJAMINAN MUTU (Supervision, Quality Control & Assurance)

4. Pemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan

Sebelumnya

5. Pemahaman Sistem Pengendalian Intern

7. Penetapan Materialitas Awal dan Kesalahan

Tertolerir 8. Penentuan Metode Uji Petik

9. Pelaksanaan Prosedur Analitis Awal

10. Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kegiatan Perorangan

11. Pelaksanaan Pengujian Analitis Terinci

12. Pengujian Sistem Pengendalian Intern

13. Pengujian Substantif Atas Transaksi & Saldo Akun: - Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan

- Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana - Arus Kas

14. Penyelesaian Penugasan: - Reviu Kewajiban Kontinjensi - Reviu Kontrak Jangka Panjang - Identifikasi Kejadian Setelah Tanggal Neraca

15. Penyusunan Ikhtisar Koreksi

17. Pembahasan Dengan Pejabat Pemerintah Daerah

Yang Berwenang

19. Penyampaian Temuan Pemeriksaan 18. Perolehan Tanggapan

Resmi & Tertulis

20. Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan

21. Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Penanggung Jawab Pemeriksaan

22. Penyampaian Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Kepada Kepala Daerah

23. Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Pejabat Pemerintah Daerah Yang Berwenang

24. Perolehan Surat Representasi

25. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan

Ukuran Kinerja Pemeriksaan:

- Standar Pemeriksaan - Panduan Manajemen Pemeriksaan

- Tujuan & Harapan Penugasan

3. Pemahaman atas Entitas

16. Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan 2. Pemenuhan Kebutuhan

Pemeriksa

6. Pemahaman dan Penilaian Risiko

TAHAP PEMERIKSAAN

ATAS

PENGELOLAAN LIMBAH RSUD

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

1. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan

DOKUMENTASI PEMERIKSAAN

4. Pemahaman dan Pengujian Sistem Pengendalian Intern

3. Pemahaman Resiko

7. Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kerja Perorangan

8. Pengujian Terinci

10. Pembahasan Dengan Pejabat Entitas Yang Berwenang

12. Penyampaian Temuan Pemeriksaan 11. Perolehan Tanggapan Resmi & Tertulis

13. Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan

14. Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Penanggung Jawab Pemeriksaan

15. Penyampaian dan Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Pejabat Entitas yang

Berwenang

16. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan Ukuran Mutu Pemeriksaan:

- Standar Pemeriksaan - Panduan Manajemen Pemeriksaan

- Tujuan & Harapan Penugasan

2. Pemahaman atas Entitas

9. Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan

5. Pemenuhan Kebutuhan Pemeriksa

6. Penentuan Pengambilan Sampel

SUPERVISI – KENDALI DAN PENJAMINAN MUTU (Supervision, Quality Control & Assurance)

(19)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

06

07

Langkah-langkah tersebut dijelaskan dalam petunjuk perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan dalam bab ini, serta untuk supervisi dijelaskan dalam bab berikutnya.

Pemeriksaan Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber

Bergerak dalam proses diatas dilaksanakan dengan

menggunakan metodologi pemeriksaan sebagai berikut :

1) Evaluasi dan analisa data dan dokumen yang diberikan oleh Unit Kerja Yang Diperiksa (Unit Kerja).

Pemeriksaan Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak yang dilakukan adalah pemeriksaan atas kegiatan yang telah selesai dilaksanakan oleh unit kerja yang diperiksa (Post Audit). Pemeriksa mendasarkan pemahaman dan pembuktian atas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan data dan dokumentasi yang diberikan oleh Unit Kerja.

2) Pengamatan Fisik di lapangan (observasi)

Sebagai upaya untuk menyakinkan pengendalian pencemaran udara, Pemeriksa juga melakukan uji petik secara terbatas.

3) Wawancara

Pemeriksa juga melakukan pengumpulan informasi terkait pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait.

4) Uji Petik (sampling)

Pemeriksaan menggunakan mekanisme sampling dengan memperhatikan faktor-faktor seperti jumlah personil auditor, waktu, dan risiko terjadinya ketidakpatuhan. Pendekatan uji petik ini dilakukan dalam menentukan daerah yang akan diuji petik, dokumen-dokumen yang akan dibahas dan kegiatan-kegiatan yang akan diuji.

Metodologi Pemeriksaan 1. evaluasi dan analisa data 2. penamatan fisik di lapangan 3. wawancara

4. uji petik (sampling)

08

09

10

1. Tujuan Pemeriksaan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai (1) apakah sistem pengendalian intern atas pengelolaan limbah RSUD telah didesain dan diselenggarakan secara memadai, (2) apakah Rumah Sakit Umum Daerah telah merencanakan, melaksanakan, melaporkan, dan memantau pengelolaan limbah rumah sakit sesuai dengan peraturan perundangan.

2. Lingkup Pemeriksaan

Lingkup pemeriksaan Pengelolaan limbah RSUD meliputi (1) kegiatan perencanaan; pengumpulan; penyimpanan; pemindahan; pengolahan dan pembuangan; serta pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah, (2) realisasi pelaksanaan anggaran kegiatan pengelolaan limbah, dan (3) pengendalian Intern atas pengelolaan limbah. 3.

Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP) dengan mengacu

Tujuan pemeriksaan

Lingkup pemeriksaan meliputi kegiatan pengolahan limbah dan realisasi pelaksanaan anggaran kegiatan pengelolaan limbah RSUD serta pemahaman dan pengujian SPI

(20)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaan

11 Perencanaan pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD meliputi 7 (tujuh) tahapan sebagai berikut: (1) pemahaman tujuan pemeriksaan dan harapan penugasan, (2) pemahaman atas entitas, (3) pemahaman risiko, (4) pemahaman dan pengujian sistem pengendalian intern, (5) pemenuhan kebutuhan pemeriksa, (6) penentuan pengambilan sampel, dan (7) penyusunan program pemeriksaan dan penyusunan program kerja perorangan.

12

13

6.

Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan

Penugasan

Tujuan pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD bertujuan untuk meyakinkan bahwa RSUD telah melakukan pengelolaan limbah rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, penugasan atas pemeriksaan dengan tujuan tertentu memiliki harapan-harapan (expectation) dari pemberi tugas. Pemeriksa harus memperoleh harapan-harapan penugasan secara tertulis dari pemberi tugas melalui suatu komunikasi yang intensif. Hal ini untuk menghindari harapan-harapan yang tidak dapat dipenuhi oleh pemeriksa. Harapan dari pemberi tugas tersebut harus didokumentasikan. Dokumentasi atas harapan penugasan menjadi salah satu dasar dalam penyusunan program pemeriksaan dan penentuan kebutuhan pemeriksa.

Contoh dokumentasi harapan penugasan dapat dilihat pada Lampiran 3.1.

Perencanaan pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD meliputi 7 tahapan sebagai berikut

1. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan

Penugasan 2. Pemahaman atas Entitas

3. Pemahaman atas Risiko 4. Pemahaman dan Pengujian Siatem Pengendalian Intern 5. Pemenuhan Kebutuhan Pemeriksa 6. Penentuan Pengambilan Sampel 7. Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kegiatan Perorangan

(21)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

14

15

16

17

7.

Pemahaman atas Entitas

Pemahaman atas entitas dapat diperoleh dari survai pendahuluan atau informasi dalam laporan hasil pemeriksaan sebelumnya, Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) tahun sebelumnya, hasil komunikasi dengan pemeriksa tahun sebelumnya dan database yang ada pada unit kerja pemeriksaan.

Pemahaman atas entitas tersebut meliputi pemahaman atas organisasi, kegiatan/program utama entitas, lingkungan yang mempengaruhi, pejabat terkait sampai dengan satuan kerja dan kejadian luar biasa yang berpengaruh terhadap kegiatan pengelolaan limbah RSUD, serta pemantauan tindak lanjut pimpinan entitas atas laporan hasil pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD tahun sebelumnya terkait dengan pelaksanaan rekomendasi yang diberikan. Pemantauan tersebut meliputi tindak lanjut rekomendasi yang diberikan terkait dengan efektivitas sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pemeriksa harus meneliti pengaruh tindak lanjut terhadap pengelolaan limbah RSUD yang diperiksa. Hal ini terkait dengan kemungkinan temuan-temuan pemeriksaan yang berulang.

Pemahaman pemeriksa atas entitas harus didokumentasikan dalam KKP. Contoh dokumentasi pemahaman pemeriksa atas entitas dapat dilihat pada Lampiran 3.2.

Hasil pemahaman atas entitas bermanfaat untuk langkah pemahaman atas Sistem Pengendalian Intern dan pemahaman atas resiko.

Pemahaman entitas dapat diperoleh dari survai pendahuluan, informasi LHP sebelumnya, KKP tahun sebelumnya, hasil komunikasi dengan pemeriksa tahun sebelumnya dan database aplikasi dosir

18

19

3. Pemahaman Risiko

Pemahaman dan penilaian risiko adalah untuk memahami risiko yang ditimbulkan dari aktivitas pengelolaan limbah RSUD yang dipakai sebagai pendekatan pengujian substantif, berupa proses perencanaan, pengumpulan, penyimpanan, pemindahan, pengolahan dan pembuangan, serta pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah. Pemahaman risiko yang ditimbulkan dari aktivitas pengelolaan limbah RSUD dapat dilihat dalam lampiran 3.3

Pemahaman dan penilaian risiko adalah untuk memahami risiko yang ditimbulkan dari aktivitas pengelolaan limbah

(22)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III 20 21 22 23 24 25 26 27 28

4. Pemahaman dan Pengujian Sistem

Pengendalian Intern

Pemeriksa harus memahami sistem pengendalian intern yang didesain dan diselenggarakan oleh entitas. Pemahaman atas desain pengendalian intern dilakukan dengan melihat peraturan perundang-undangan dan kebijakan tertulis/formal menteri/pimpinan lembaga terkait dengan sistem pengendalian intern. Pemahaman atas penyelenggaraan pengendalian intern dilakukan dengan melihat praktik pengendalian intern pengelolaan limbah RSUD. Selain itu, pemeriksa perlu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan signifikan atau area-area kritis yang memerlukan perhatian mendalam.

Pemahaman atas sistem pengendalian intern tersebut membantu pemeriksa untuk (1) mengidentifikasi jenis potensi kesalahan, (2) mendesain pengujian sistem pengendalian intern, dan (3) mendesain prosedur pengujian substantif. Pemahaman sistem pengendalian intern meliputi pemahaman atas komponen-komponen sistem pengendalian intern. Pemahaman sistem pengendalian intern dilakukan terhadap pengelolaan limbah RSUD yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, peraturan daerah, keputusan/peraturan kepala daerah dan kebijakan tertulis. Pemahaman sistem pengendalian intern baik desain dan penyelenggaraannya didokumentasikan dalam KKP seperti dalam Lampiran 3.4.

Petunjuk pengujian pengendalian meliputi pengujian yang dilakukan pemeriksa terhadap efektivitas desain dan implementasi sistem pengendalian intern dalam rangka pengelolaan limbah. Dalam pengujian desain sistem pengendalian intern, pemeriksa mengevaluasi apakah sistem pengendalian intern telah didesain secara memadai dan dapat meminimalisasi penyimpangan terhadap peraturan perundangan. Sementara, pengujian implementasi sistem pengendalian intern dilakukan dengan melihat pelaksanaan pengendalian pada kegiatan pengelolaan limbah oleh instalasi pengelola limbah.

Pengujian sistem pengendalian intern merupakan dasar pengujian terinci selanjutnya. Pengujian sistem pengendalian intern dilakukan berdasarkan pemahaman atas sistem pengendalian intern pada tahap perencanaan/ persiapan pemeriksaan.

Hasil pengujian sistem pengendalian intern tersebut digunakan untuk menentukan strategi pengujian pengelolaan limbah, seperti: (1) apakah pengelolaan limbah telah sesuai dengan peraturan perundangan dan (2) apakah penggunaan anggaran dan pendapatan untuk/dari pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan perundangan termasuk biaya pengadaan dan pemeliharaan sarana pengelolaan limbah, biaya pengurangan pencemaran, dan biaya penanggulangan jika pencemaran telah terjadi.

Pengujian pengendalian meliputi pengujian terhadap unsur-unsur pengendalian pada instalasi limbah yang juga dikaitkan dengan pengendalian entitas RSUD secara keseluruhan. Rincian pengujian pengendalian atas pengelolaan limbah RSUD dapat dilihat pada Lampiran 3.5.

Pemahaman sistem pengendalian intern, desain, dan implementasinya

(23)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

29

30

31

5. Pemenuhan Kebutuhan Pemeriksa

a. Persyaratan Kemampuan/Keahlian

Standar Pemeriksaan mengatur bahwa pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan, memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan dan memenuhi persyaratan kemampuan/keahlian pemeriksa. Selain itu, pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan pengelolaan limbah harus memenuhi kualifikasi tambahan yaitu memiliki keahlian di bidang auditing, memahami peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan limbah pada entitas yang diperiksa dan sebaiknya telah mengikuti pelatihan atas pemeriksaan audit berperspektif lingkungan.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dalam rangka pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD dapat ditentukan kebutuhan atas kuantitas dan kualifikasi pemeriksa sebagai berikut:

1). Tim pemeriksa secara kolektif harus memiliki pemahaman yang cukup tentang peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan limbah dan/atau lingkungan hidup dengan melakukan pendidikan dan pelatihan (diklat).

2). Ketua Tim harus memiliki pengalaman yang memadai paling tidak 1 (satu) kali melakukan pemeriksaan dan/atau telah mendapatkan diklat pengelolaan limbah dan/atau lingkungan.

3). Apabila di dalam tim pemeriksa dibutuhkan pengendali teknis, maka pengendali teknis tersebut harus memiliki pengetahuan dan pengalaman pemeriksaan terkait dengan pengelolaan limbah RSUD dan atau lingkungan, dan atau pernah menjadi ketua tim pemeriksa yang terkait paling tidak 1 (satu) kali.

Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional.

Kualifikasi tim pemeriksa harus memiliki pengalaman dan/atau pemahaman yang cukup atas pengelolaan limbah dan/atau pengelolaan lingkungan

(24)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

32

33

34

4). Penanggung jawab pemeriksaan adalah seseorang yang memangku jabatan struktural/fungsional dan memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman yang memadai untuk melakukan pemeriksaan limbah dan/atau lingkungan.

b. Persyaratan Independensi

Standar Pemeriksaan mengatur bahwa dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.

Jika pemeriksa yang terlibat dalam pemeriksaan Pengelolaan limbah RSUD diragukan tingkat independensinya maka harus membuat surat pernyataan gangguan independensi untuk mendapatkan pertimbangan atas penugasannya dan Penanggung Jawab harus mempertimbangkan dampak dari kondisi tersebut terhadap pemeriksaan yang dilakukan.

Surat Pernyataan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.6.

35

36

37

6. Penentuan Pengambilan Sampel

Penentuan pengambilan sampel dilaksanakan apabila pemeriksa tidak meyakini keandalan informasi dalam laporan pengujian limbah yang dilakukan oleh entitas atau Bapedalda.

Penentuan pengambilan sampel pada pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD dilakukan untuk menguji apakah hasil pengolahan limbah telah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan terkait yang menetapkan baku mutu parameter yang diuji.

Pengujian laboratorium yang akan dilakukan saat pelaksanaan pemeriksaan, antara lain:

1) limbah cair masukan (influent) pada inlet instalasi pengolahan air limbah (IPAL);

2) hasil olahan limbah cair (effluent) pada outlet IPAL; 3) tingkat kebauan pada fasilitas RSUD yang paling dekat

dengan IPAL atau berdasarkan hasil observasi dan pertimbangan profesional pemeriksa;

4) debu/abu hasil olahan insinerator; 5) emisi cerobong insinerator;

6) udara ambien pada fasilitas RSUD yang paling dekat dengan insinerator atau berdasarkan hasil observasi dan pertimbangan profesional pemeriksa;

7) limbah cair sebelum disalurkan ke inlet IPAL pada Instalasi Gizi dan Laundry.

Penentuan pengambilan sampel yang akan diuji di laboratorium

(25)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

38

Pemeriksa harus mengusulkan pengujian laboratorium dengan cara:

1) Mendapatkan informasi tentang tenaga ahli yang independen untuk menguji hasil pengolahan limbah dan/atau laboratorium di luar RSUD;

2) Menentukan waktu pengambilan sampel sampai dengan diterimanya hasil laboratorium yang disesuaikan dengan jangka waktu pemeriksaan;

3) Memperhitungkan anggaran biaya pengujian laboratorium

39

7. Penyusunan Program Pemeriksaan dan

Program Kerja Perorangan

Berdasarkan persiapan pemeriksaan di atas, pemeriksa menyusun program pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD. Program pemeriksaan mengungkapkan antara lain (1) Dasar pemeriksaan, (2) Standar dan pedoman pemeriksaan, (3) Entitas yang diperiksa, (4) Tahun anggaran/tahun buku yang diperiksa, (5) Identitas dan data umum entitas yang diperiksa, (6) Tujuan pemeriksaan, (7) Metodologi pemeriksaan, (8) Sasaran yang diperiksa, (9) Pengarahan pemeriksaan, (10) Jangka waktu pemeriksaan, (11) Susunan tim pemeriksaan, (12) Instansi penerima hasil pemeriksaan, dan (13) Kerangka isi laporan.

Berdasarkan program pemeriksaan yang ditetapkan oleh Tortama/Kepala Perwakilan, ketua tim pemeriksa membuat pembagian tugas dan anggota tim menyusun program kerja perorangan dan disampaikan kepada ketua tim untuk mendapatkan persetujuan.

Bentuk Program Pemeriksaan dan Program Kerja Perorangan mengacu pada Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP).

Program pemeriksaan atas Pengelolaan limbah RSUD dan Program Kerja Perorangan disusun berdasarkan persiapan pemeriksaan

(26)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan

40 Pelaksanaan pemeriksaan atas Pengelolaan limbah RSUD

meliputi 5 (lima) tahapan, yaitu: (1) Pengujian terinci, (2) Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan, (3) Pembahasan dengan Pejabat Entitas yang Berwenang, (4) Perolehan Tanggapan Resmi & Tertulis, (5) Penyampaian Temuan Pemeriksaan.

41

42

43

1. Pengujian Terinci

Pengujian terinci meliputi pengujian atas aktivitas

pengelolaan limbah, penggunaan anggaran dan pendapatan untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana pengelolaan limbah, serta pelaporannya dalam laporan unit pengelola limbah. Pengujian tersebut memperhatikan efektivitas sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pengujian terinci meliputi pengujian pada: a. Kegiatan perencanaan penanganan limbah; b. Kegiatan pengumpulan limbah;

c. Kegiatan pengolahan limbah;

d. Kegiatan pembuangan limbah olahan;

e. Kegiatan pemeliharaan sarana pengelolaan limbah;

f. Kegiatan pengadaan barang dan jasa atas pengelolaan

limbah;

g. Kegiatan pengurangan pencemaran;

h. Kegiatan penanggulangan jika sudah terjadi pencemaran.

Rincian pengujian terinci dapat dilihat pada Lampiran 3.7.

Pelaksanaan pemeriksaan meliputi 5 kegiatan berikut:

8. Pengujian Terinci

9. Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan

11. Perolehan Tanggapan Resmi & Tertulis

12. Penyampaian Temuan Pemeriksaan 10. Pembahasan dengan

Pejabat Entitas yang Berwenang

Pengujian terinci meliputi pengujian aktivitas serta penggunaan anggaran pengelolaan limbah

(27)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

44

45

2. Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan

Konsep Temuan Pemeriksaan atas pengelolaan limbah merupakan permasalahan yang ditemukan oleh pemeriksa yang perlu dikomunikasikan kepada RSUD. Permasalahan tersebut meliputi: (1) ketidakefektivan sistem pengendalian intern dan (2) kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan.

Konsep Temuan Pemeriksaan tersebut disampaikan ketua tim pemeriksa kepada pejabat RSUD yang berwenang untuk mendapatkan tanggapan tertulis dan resmi.

Contoh Konsep Temuan Pemeriksaan mengacu pada Juknis Pelaporan Hasil Pemeriksaan.

Konsep Temuan Pemeriksaan meliputi ketidakefektivan SPI dan kecurangan/penyimpangan serta ketidakpatuhan pada ketentuan perundangan

46 47

3. Pembahasan dengan Pejabat Entitas yang

Berwenang

Pemeriksa melakukan pembahasan atas Konsep Temuan Pemeriksaan dengan pejabat entitas yang berwenang dalam hal ini Direktur RSUD.

Pembahasan tersebut akan dimintakan tanggapan dari pejabat entitas yang berwenang.

48 49

4. Perolehan Tanggapan Resmi dan Tertulis

Pemeriksa memperoleh tanggapan resmi dan tertulis atas Konsep Temuan Pemeriksaan dari pejabat entitas yang berwenang dalam hal ini Direktur RSUD.

Tanggapan tersebut akan diungkapkan dalam Temuan Pemeriksaan atas Pengelolaan Limbah RSUD.

Tanggapan resmi dan tertulis atas konsep LTP diperoleh dari pejabat RSUD yang berwenang

50

51

5. Penyampaian Temuan Pemeriksaan

Pemeriksa dalam hal ini ketua tim menyampaikan Temuan Pemeriksaan kepada Direktur RSUD dan Kepala Daerah terkait.

Penyampaian Temuan Pemeriksaan atas Pengelolaan Limbah RSUD tersebut merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan Pengelolaan Limbah RSUD. Hal ini merupakan batas tanggung jawab pemeriksa terhadap kondisi pengelolaan limbah yang diperiksa. Pemeriksa tidak dibebani tanggung jawab atas suatu kondisi yang terjadi setelah tanggal pekerjaan lapangan tersebut. Oleh karena itu, tanggal penyampaian temuan pemeriksaan tersebut merupakan tanggal laporan hasil pemeriksaan.

Temuan pemeriksaan atas Pengelolaan limbah RSUD diserahkan oleh ketua tim kepada Direktur RSUD dan Kepala Daerah terkait.

D. Petunjuk Pelaporan Hasil Pemeriksaan

52 Pelaporan hasil pemeriksaan atas Pengelolaan Limbah RSUD

meliputi (1) Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan, (2) Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Penanggungjawab Pemeriksaan, (3) Penyampaian dan Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Pejabat Entitas yang Berwenang, dan (4) Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan.

Pelaporan hasil pemeriksaan meliputi 4 kegiatan sebagai berikut.

(28)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab III

52 53

54

56

1. Penyusunan Konsep Laporan Hasil

Pemeriksaan

Konsep laporan hasil pemeriksaan disusun oleh ketua tim pemeriksa dan disupervisi oleh pengendali teknis.

Hasil Pemeriksaan Tujuan Tertentu atas Pengelolaan Limbah RSUD menjelaskan kepatuhan terhadap Standar Pemeriksaan Keuangan Negara dan berpedoman kepada Panduan Manajemen Pemeriksaan serta terdiri atas:

a. Gambaran Umum Pemeriksaan yang memuat tentang (1) dasar hukum pemeriksaan, (2) tujuan pemeriksaan, (3) alasan pemeriksaan, (4) sasaran pemeriksaan, (5) obyek pemeriksaan, (6) periode yang diperiksa, (7) jangka waktu pemeriksaan, (8) metode pemeriksaan, (9) batasan pemeriksaan, dan (10) kriteria pemeriksaan. b. Pengelolaan Limbah RSUD yang memuat tentang (1)

gambaran umum RSUD, (2) jenis limbah yang dihasilkan RSUD, (3) dampak limbah, (4) pengelolaan limbah yang meliputi mekanisme pengelolaan per jenis limbah dan sumber daya yang terkait dengan pengelolaan limbah, dan (5) hasil penilaian terhadap sistem pengendalian intern pengelolaan limbah yang meliputi organisasi, kebijaksanaan, perencanaan, prosedur kerja, pencatatan, personalia/sumber daya manusia, pelaporan, dan pengawasan intern.

c. Hasil Pemeriksaan Pengelolaan Limbah RSUD yang memuat tentang (1) hasil pemeriksaan atas pelaksanaan pengelolaan limbah, (2) hasil pemeriksaan atas

pengawasan/pemantauan pengelolaan limbah.

Keseluruhan hasil pemeriksaan tersebut masing-masing dilengkapi dengan tanggapan dari Direksi RSUD dan rekomendasi BPK terhadap temuan pemeriksaan yang termuat di dalam konsep hasil pemeriksaan tersebut.

2. Pembahasan Konsep Laporan Hasil

Pemeriksaan dengan Penanggung Jawab

Pemeriksaan

Setelah dibahas bersama pengendali teknis, pembahasan KHP dilanjutkan dengan pembahasan bersama penanggung jawab pemeriksaan dan diikuti oleh pengendali teknis, ketua tim dan anggota tim pemeriksaan. Materi dari pembahasan tersebut adalah konsep hasil pemeriksaan yang telah didiskusikan tim pemeriksa dengan pengendali teknis. Kesimpulan atas pembahasan KHP dengan penanggung jawab pemeriksaan dituangkan dalam konsep resume hasil pemeriksaan. Konsep resume hasil pemeriksaan tersebut menjadi bagian dari konsep hasil pemeriksaan. Seluruh hasil pembahasan didokumentasikan dalam Risalah Pembahasan yang disimpan di dalam KKP.

3. Penyampaian dan Pembahasan Konsep

Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Pejabat

Entitas yang Berwenang (Direksi RSUD)

Konsep hasil pemeriksaan yang telah disetujui penanggung jawab disampaikan kepada direksi RSUD untuk dimintai tanggapannya atas simpulan pemeriksaan pengelolaan

13. Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan

15. Penyampaian Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Pejabat Entitas yang

Berwenang

16. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan

14. Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Penanggung Jawab

Pemeriksaan

Pembahasan Konsep Hasil Pemeriksaan dilaksanakan secara berjenjang sampai dengan penanggung jawab

(29)
(30)

Juknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD Bab IV

BAB IV

PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu

01

02

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) dalam pernyataan standar umum keempat mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN untuk memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten.

Terkait dengan hal tersebut maka dalam rangka pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD dibutuhkan adanya pengendalian mutu dan penjaminan mutu.

Standar Umum keempat SPKN mensyaratkan setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN untuk memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten

B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu

03

04

Pengendalian mutu merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa proses pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pemeriksaan dan harapan penugasan pemeriksaan, serta telah memenuhi SPKN.

Sedangkan penjaminan mutu merupakan tindakan untuk memastikan bahwa proses pengendalian mutu telah dilaksanakan.

Pengendalian mutu memastikan bahwa proses pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pemeriksaan dan harapan penugasan serta telah memenuhi SPKN

Penjaminan mutu memastikan bahwa proses pengendalian mutu telah dilaksanakan

C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu

05

1. Proses Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu dilaksanakan melalui dua bentuk pengendalian, yaitu (1) pengendalian mutu oleh tim secara berjenjang dan (2) pengendalian mutu oleh penanggung jawab penugasan.

Pengendalian mutu dilaksanakan melalui 2 bentuk pengendalian, yaitu (1) pengendalian mutu oleh Tim secara berjenjang dan (2) pengendalian mutu oleh penanggung jawab penugasan

06 Penjaminan mutu oleh Tim merupakan proses supervisi yang

dilakukan secara berjenjang oleh Kasub Tim/Ketua Tim, Pengendali Teknis dan Penanggung Jawab Tim.

Proses supervisi meliputi:

a. Ketua Tim melakukan supervisi atas anggota tim pada

saat pelaksanaan pekerjaan lapangan dengan

mendasarkan pada Program Kerja Perorangan (PKP). b. Pengendali Teknis melakukan supervisi atas Ketua Tim. c. Penanggung Jawab melakukan supervisi atas

Pengendali Teknis.

Supervisi dilaksanakan secara berjenjang

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2008) dan Kushartanti (2011) yang menyatakan bahwa kontribusi brain gym terhadap keseimbangan tubuh

produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan melalui keberlanjutan irigasi.. maka petani

perbuatan serta kebiasaan seseorang baik dari segi jasmani, mental, rohani maupun emosi, yang ditata dalam suatu cara yang khas dengan mendapat pengaruh dari luar. Pola

Sertifikat dapat dibekukan apabila pemegang sertifikat tidak bersedia dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat temuan ketidaksesuaian yang

Dibawah ini yang bukan merupakan cara beriman kepada Allah SWT adalah ……a. Allah SWT tidak pernah membutuhkan bantuan orang lain, karena SWT memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum tempat penelitian ... Karakteristik subjek penelitian ... 81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.. Stadium kanker payudara ... Instrument QLQ-C30

Hasil analisis dari penelitian ini menunjukan bahwa regresi pengaruh antara sinetron terhadap konsumsi barang ( Fashion ) pada masyarakat muslim di Kelurahan Amparita,

Sumber data primer yang digunakan antara lain, hasil observasi peneliti terhadap kondisi Dusun Jlegong dan perilaku anak perokok, hasil wawancara dengan anak perokok,