• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. BORWITA CITRA PRIMA DI SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. BORWITA CITRA PRIMA DI SIDOARJO."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

KARYAWAN PT. BORWITA CITRA PRIMA DI SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh :

Septian Adistyana Putra 0712010094 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. BORWITA CITRA PRIMA DI SIDOARJO

Yang diajukan

SEPTIAN ADISTYANA PUTRA 0712010094 / FE / EM

telah disetujui untuk ujian skripsi oleh:

Pembimbing Utama

Dra. Hj. Kustini. MSi Tanggal : ...

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

(3)

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Borwita Citra Prima Di Sidoarjo

Disusun Oleh :

SEPTIAN ADISTYANA PUTRA 0712010094 / FE / EM

Telah dipertahankan dihadapan yang diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur pada tanggal 7 Juni 2011

Pembimbing Tim Penguji :

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(4)

Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karywan PT. Borwita Citra Prima Di Sidoarjo”. Dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Skripsi ini telah melalui beberapa diskusi dan mendapatkan masukan serta koreksi dari para dosen maupun pelaku yang terlibat dalam pekerjaan dengan harapan skripsi ini dapat mencapai tujuan dan sasaran.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

2. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. Muhadjir Anwar, MM.selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Dra. Ec. Hj. Kustini, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi saran, nasihat serta bantuan bimbingan selama masa skripsi.

(5)

ii 

doa, dan kesabaran yang tidak terkira sihingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan yang telah membagikan ilmunya dan membantu

dalam proses kuliah.

8. Seluruh Sahabat, Teman, Kawan dan Rekan yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Pihak-pihak lain yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan bagi kami dan pembaca umumnya. Semoga ALLAH SWT senantiasa membimbing kita menuju jalannya dan melimpahkan rahmat serta hidayahnya bagi semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan skripsi ini.

Surabaya, April 2011

(6)

iii 

KATA PENGANTAR ………...………. i

DAFTAR ISI ………... iii

DAFTAR TABEL ………... viii

DAFTAR GAMBAR ……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang …….………. 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 7

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 7

1.4 Manfaat Penelitian ……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………..…. 9

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ……….………... 9

2.2 Landasan Teori ……..……….…. 10

2.2.1. Kepuasan Kerja ……….………. 10

2.2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja ………..…….. 10

(7)

iv 

2.2.1.4. Indikator Kepuasan Kerja ………... 14

2.2.2. Kompensasi ………..……….… 15

2.2.2.1. Pengertian Kompensasi ……….……… 15

2.2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi …….. 16

2.2.2.3. Fungsi Kompensasi ………. 18

2.2.2.4. Tujuan Kompensasi ………..……….……….. 19

2.2.2.5. Indikator Kompensasi ………...………... 21

2.2.3. Motivasi ….…….……….……….…………...… 22

2.2.3.1. Pengertian Motivasi ………..……….. 22

2.2.3.2. Proses Motivasi ….………..……… 22

2.2.3.3. Teori-Teori Motivasi ……… 24

2.2.3.4. Tujuan Motivasi ………..……. 26

2.2.3.5. Indikator Motivasi ……….………... 27

2.2.4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan …… 28

2.2.5. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ……….. 30

2.3. Kerangka Konseptual ……….... 31

2.4. Hipotesis ……… 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………..………...…….… 32

(8)

3.1.2. Pengukuran Variabel ……….. 35

3.2. Teknik Penentuan Sampel ………. 35

3.2.1. Populasi ….……….………… 35

3.2.2. Sampel ……….………..… 35

3.3. Teknik Pengumpulan Data ………..…. 37

3.3.1. Jenis Data ………...……….. 37

3.3.2. Sumber Data ………. 37

3.3.3. Pengumpulan Data ……….…….. 38

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ………. 38

3.4.1. Teknik Analisis ……….. 38

3.4.2. Uji Realiabilitas dan Validitas ………..……… 40

3.4.3. Uji Outlier dan Multivariat ……….. 40

3.4.3.1. Uji Outlier Univariat ………..…………. 41

3.4.3.2. Uji Outlier Multivariat ………..……. 41

3.4.4. Uji Normalitas Data ……….... 42

3.4.5. Uji Hipotesis ……… 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….… 45

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ……….. 45

(9)

vi 

4.1.3. Lokasi Perusahaan ……….………..…. 48

4.1.4. Sturktur Organisasi ………....……… 49

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ………. 57

4.2.1. Hasil Jawaban Responden Tentang Kompensasi …...…….…….. 59

4.2.2. Hasil Jawaban Responden Tentang Motivasi ………..…………. 60

4.2.3. Hasil Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja ……….….. 61

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis ……….. 62

4.3.1. Uji Validitas ………. 62

4.3.2. Uji Reliabilitas ………..……… 63

4.3.3. Uji Construct Reliability & Variance Extracted ……….… 64

4.3.4. Uji Normalitas ……….. 65

4.3.5. Uji Multicoloniarity dan Singularity ………..……….. 66

4.3.6. Uji Outlier ………. 67

4.3.7. Confirmatory Factor Analysis ………...… 68

4.3.7.1. Confirmatory Factor Analysis Compensation …...….…. 68

4.3.7.2. Confirmatory Factor Analysis Motivation ……..……… 68

4.3.7.3. Confirmatory Factor Analysis Job Satisfacton ……....… 69

4.3.8. Structural Equation Modeling dan Pengujian Hipotesis ……….. 69

4.3.8.1. Evaluasi Model One-Step Approach to SEM ……….….. 69

(10)

vii 

4.4.1. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja …………..…. 74

4.4.2. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja ……...……….….. 74

4.4.3. Kepuasan Kerja ………...…..…… 75

BAB V Kesimpulan dan Saran ………. 80

5.1. Kesimpulan ……… 80

(11)

viii 

BAB I PENDAHULUAN ……….………. 1

1.1 Data Tingkat Ketidakhadiran Karyawan Tahun 2008 – 2010 .…. 3

BAB III METODE PENELITIAN ………. 32

3.1 Goodness Of Fit Indices ………. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 45

4.1 Umur Responden ….……….………..…………... 57

4.2 Jenis Kelamin Responden ……….. 57

4.3 Lama Bekerja Responden ……….. 58

4.4 Jenjang Pendidikan Responden ………. 58

4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Kompensasi ……… 59

4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Motivasi …………. 60

4.7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja ….. 61

4.8 Standart Factor Loading & Construct Dengan Confirmatory Factor Analysis ...………..…… 62

(12)

ix 

4.11 Assement Of Normality ……… 66

4.12 Uji Outlier Multivariate ……… 67

4.13 Standardized Regression Weights Untuk Compensation ……….. 68

4.14 Standardized Regression Weights Untuk Motivation ………….. 69

4.15 Standardized Regression Weights Untuk Job Satisfaction ….…... 69

4.16 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Base Model …………. 71

4.17 Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices Modification Model … 72 4.18 Uji Kausalitas Antar Faktor ….……… 73

4.19 Data Frekuensi Kompensasi ……… 74

4.20 Data Frekuensi Motivasi …….……… 75

(13)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 9

2.1 Proses Motibvasi Menurut Gibson ……….. 23

BAB III METODE PENELITIAN ………..… 32

3.1 Model SEM ………. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 45

4.1 Struktur Organisasi ………...… 50

4.2 Model Specification Base Model ……….. 70

(14)

Kuisoner ……… 82

(15)

KARYAWAN PT. BORWITA CITRA PRIMA DI SIDOARJO Oleh :

Septian Adistyana Putra ABSTRAKSI

Peranan sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan sangat penting dan memiliki potensi yang besar untuk menjalankan aktifitas perusahaan, karena manusia merupakan motor penggerak utama dalam setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan seperti untuk kelancaran kegiatan produksi, administrasi, pemasaran produk, dan untuk kelangsungan hidup perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Sebab berhasil tidaknya sebuah perusahaan biasanya akan ditandai dari kemampuan perusahaan tersebut dalam mengelola sumber daya manusia yang dimiliki sehingga sasaran yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan pengaruh positif antara hubungan kompensasi, motivasi dan kepuasan kerja pada karyawan PT Borwita Citra Prima di Sidoarjo. Dari beberapa teori diatas, maka penelitian ini mengambil objek pada PT. Borwita Citra Prima yang ada pada saat ini tengah menghadapi masalah pada jumlah karyawan yang absen. PT. Borwita Citra Prima merupakan perusahaan distributor consumer goods (barang konsumsi sehari-hari) dan pharmaceutical (obat-obatan dan barang farmasi) yang berpartner dengan kurang lebih 25 prinsipal lokal maupun global.

Variabel penelitian adalah kompensasi (X1) yang terdiri dari gaji (X1.1), bonus (X1.2) dan tunjangan (X1.3). Motivasi (X2) yang terdiri dari lingkungan kerja (X2.1), keinginan dan harapan (X2.2), dan kebutuhan (X2.3). Sedangkan pada kepuasan kerja (Y) terdiri dari jenis pekerjaan (Y1), kesempatan pengembangan karir (Y2), rekan kerja (Y3) dan kondisi kerja (Y4). Teknik pengambilan sample nya menggunakan simple random sampling yaitu dimana semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama besar untuk dijadikan sample penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (Structural Equation Modeling).

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa faktor kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja tidak dapat diterima, sedangkan faktor motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja dapat diterima.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia bisnis sekarang dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : money, machine, method, material & man.

Sumber daya manusia berupa karyawan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan adalah salah satu faktor penting bagi perusahaan dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan akan sangat ditentukan oleh kemampuan dalam mengelola serta mendayagunakan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.

(17)

dalam mengelola sumber daya manusia yang dimiliki sehingga sasaran yang ingin dicapai dapat terpenuhi.

Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Bagi sebuah perusahaan biasanya tujuan yang diinginkan adalah dapat menghasilkan suatu barang atau jasa yang bermanfaat bagi orang lain dan untuk itu dibuat target rencana yang harus dicapai oleh semua orang yang terlibat dalam perusahaan tersebut.

(18)

Dengan adanya keadaan sumber daya manusia yang demikian maka sumber daya manusia sebagai asset yang harus ditingkatkan efisiensi, kualitas, dan produktifitasnya. Maka dari itu perusahaan harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dengan optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut perusahaan memiliki upaya yang dapat ditempuh dengan memberikan kompensasi dan motivasi kerja yang sesuai dan memuaskan.

PT. Borwita Citra Prima adalah perusahaan distributor yang beroperasional di Indonesia Timur (Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi). PT Borwita Citra Prima merupakan distributor consumer goods (barang konsumsi sehari-hari) dan pharmaceutical (obat-obatan dan barang farmasi) yang berpartner dengan kurang lebih 25 prinsipal lokal maupun global. Dua prinsipal terbesar yang ada didalam PT. Borwita Citra Prima adalah PT. Procter & Gamble dan PT. Ceres. PT. Borwita Citra Prima Grup Memiliki dua divisi, yaitu “PT. Borwita Indah” untuk produk pharmaceutical dan “PT. Borwita Citra Prima” untuk produk consumer goods.

Tabel 1.1. Data Tingkat Ketidakhadiran Karyawan dari Tahun 2008 – 2010.

(19)

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah pegawai yang bolos kerja atau mangkir tiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan adanya tingkat kepuasan kerja yang rendah pada PT. Borwita Citra Prima. Sukarno dan Prasetyo Hadi (2004:197) menegaskan bahwa beberapa hal sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kepuasan kerja antara lain pergantian karyawan, absensi dan meningkatnya kerusakan. Menurut Simamora (2004:448), Kepuasan merupakan istilah evaluatif yang menggambarkan suatu sikap suka atau tidak suka terhadap kepuasan bayaran. Dengan demikian kepuasan kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor kompensasi.

Kompensasi pada PT. Borwita Citra Prima yang berupa bonus diperkirakan terjadi diskriminasi, seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1.2 Sistem Pemberian Bonus

Karyawan Target Realisasi Persentase Kelebihan Target Bonus Yang Didapat

A 100 120 Unit 20% 20% Dari Gaji Pokok

B 100 110 Unit 10% 10% Dari Gaji Pokok

C 100 140 Unit 40% 30% Dari Gaji Pokok

Sumber : PT. Borwita Citra Prima.

(20)

yang didapatkan hanya batas maksimum bonus yaitu 30% dari gaji pokok. Arishanti dan Ritandinoyo (2005) menyatakan bahwa kunci yang menautkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah yang dibayarkan, tetapi yang terpenting adalah persepsi atas keadilan.

Kompensasi sangat penting bagi karyawan individu dan perusahaan. Penting bagi karyawan perseorangan karena merupakan ukuran nilai karyawan mereka diantara karyawan, keluarga dan masyarakat. Dan penting bagi perusahaan karena merupakan cermin dari pada oragnisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia yaitu karyawan agar mempunyai loyalitas dan komitmen yang tinggi bagi perusahaan. Sumber daya manusia bahwa betapa sempurnanya rencana, organisasi dan pengawasan, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya maka tidak akan mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dicapai. Kompensasi bagi perusahaan berarti penghargaan atau ganjaran pada karyawan yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja. Adapun tujuan pemberian kompensasi adalah untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan (Nawawi, 2001:315).

(21)

Menurut Kuswadi (2004:23), sarana kerja yang kurang memadai dapat menurunkan hasil kerja karyawan, walaupun sebenarnya karyawan bersangkutan mampu meningkatkan hasil kerja apabila diberikan sarana kerja yang lebih baik dari yang ada. Jadi sarana kerja yang kurang memadai dapat menurunkan hasil kerja yang selanjutnya dapat menurunkan motivasi kerja. Pada akhirnya, motivasi kerja yang menurun juga dapat menurunkan kepuasan karyawan. Dengan demikian kepuasan kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi.

(22)

Berdasarkan hasil penelitian Prabu (2007), dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja, yang berarti apabila motivasi yang diberikan ke karyawan semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula kepuasan kerja karyawan.

Melihat permasalahan yang terjadi di perusahaan dan teori yang ada, maka akan diadakan penelitian dengan judul :

“PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. BORWITA CITRA PRIMA DI SIDOARJO”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. BORWITA CITRA PRIMA SIDOARJO ?

(23)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. BORWITA CITRA PRIMA SIDOARJO.

b. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. BORWITA CITRA PRIMA SIDOARJO.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu antara lain :

1. Bagi Peneliti Lain

(24)

 

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan kepuasan kerja karyawan, telah dilakukan oleh :

(26)

Prabu (2005) dengan penelitiannya yang berjudul Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim. Berdasar hasil analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas faktor motivasi yang terdiri dari lingkungan kerja, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, dan kebutuhan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan pada p=0,000 (p<0,05), keeratan hubungan variabel bebas dan variabel terikat cukup kuat yaitu R=0,507 atau sebsar 50,7% dan variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikatnya kepuasan kerja yaitu Adj R2=0,477 atau sebesar 47,7%. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa faktor-faktor motivasi mempunyai pengaruh sebesar 47,7% tehadap kepuasan kerja pegawai BKKBN Kabupaten Muara Enim, sedangkan sisanya 52,7% pengaruhnya ditantukan oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang belum disentuh dalam penelitian ini.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Kepuasan Kerja

2.2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja

(27)

menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan nama para karyawan memandang pekerjaan mereka, kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaan.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2001:117), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dari pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi diri. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan dan mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya sendiri antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan. Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek dirinya menyokong, dan sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak menyokong maka pegawai akan merasa tidak puas. Kepuasan kerja kombinasi luar dan dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dicerminkan oleh sikap emosional yang cenderung menuntut kesesuaian antara jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya. Karyawan yang lebih menikmati kerja kombinasi luar dan dalam akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya adil dan layak.

(28)

2.2.1.2. Manfaat Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja ternyata merupakan topik yang sangat manarik dan popular di kalangan para ahli psikologi industri dan manajemen. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang dilakukan pada para pekerja yang bekerja di sebuah organisasi besar. Manfaat pemahaman kepuasan kerja menurut As’ad (2004:109) adalah sebagai berikut 1. Bagi individu.

Penelitian tentang sebab dan sumber kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha-usaha peningkatan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup individu.

2. Bagi industri/organisasi

Penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha peningkatan produksi dan pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku para karyawannya.

3. Bagi masyarakat

Dengan adanya pemahaman tentang kepuasan kerja sehingga karyawan dapat meningkatkan kinerja mereka yang pada akhirnya masyarakat akan menikmati hasil kapasitas maksimum dari sebuah organisasi.  

2.2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

(29)

a. Kedudukan (posisi)

Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja.

b. Pangkat (golongan)

Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya.

c. Umur

Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Umur di antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.

d. Jaminan finansial dan jaminan sosial

(30)

e. Mutu pengawasan

Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja (sense of belonging).

2.2.1.4. Indikator Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja sebagai suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya (Mangkunegara, 2000:117). Menurut Prabu (2005) indikator kepuasan kerja adalah sebagai berikut:

a. Jenis pekerjaan

Kesesuaian antara pekerjaan yang dibebankan dengan spesifikasi ilmu yang digeluti seseorang.

b. Kesempatan pengembangan karir (promosi)

(31)

c. Rekan kerja

Respon efektif dari anggota organisasi terhadap kelompok kerja atau rekan kerja yang ramah dan kooperatif, menjadi sumber dukungan, kenyamanan, saran dan bantuan bagi pekerja individual.

d. Kondisi kerja

Respon efektif dari anggota organisasi terhadap lingkungan kerja yang menarik, bersih dan nyaman sehingga dapat menimbulkan kepuasan dalam bekerja.

2.2.2. Kompensasi

2.2.2.1. Pengertian Kompensasi

(32)

Dengan demikian sebagian penting dari manajemen sumber daya manusia ini perlu diberikan batasan atau definisi yang lebih tegas dan mantap. Jadi istilah kompensasi mengandung cakupan yang lebih luas daripada sekedar pemberian upah atau gaji. Konsep upah atau gaji lebih menekankan pada balas jasa yang bersifat finansial maupun non finansial.

2.2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Kompensasi

Menurut Notoadmojo (2003:155) bahwa sistem pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk karyawannya. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Produktivitas

(33)

b. Kemampuan untuk membayar

Pemberian kompensasi akan tergantung kepada kemampuan organisasi itu untuk membayar. Organisasi apapun tiadak akan membayar karyawannya sebagai kompensasi, melebihi kemampuannya. Sebab kalau tidak, organisasi tersebut akan memiliki peluang besar untuk gulung tikar.

c. Kesediaan untuk membayar

Kesediaan untuk membayar akan berpengaruh terhadap kebijaksanaan kompensasi kepada karyawannya, hanya organisasi yang mampu memberikan kompensasi yang tinggi, tetapi belum tentu mereka mau atau bersedia untuk memberikan kompensasi yang memadai.

d. Suplai dan permintaan tenaga kerja

Banyak sedikitnya tenaga kerja di pasar kerja akan mempengaruhi sistem pemberian kompensasi. Bagi karyawan yang kemampuannya sangat banyak terdapat di pasaran kerja, mereka akan diberikan kompensasi lebih rendah dari pada karyawan yang kemampuannya langka di pasaran kerja.

e. Organisasi karyawan

(34)

memberikan kompensasi yang tidak sepadan, maka organisasi karyawan ini akan menuntut.

f. Berbagai peraturan dan perundang-undangan

Dengan semakin baiknya sistem pemerintahan, maka makin baik pula system perundang-undangan, termasuk di bidang perburuhan (karyawan). Berbagai peraturan dan undang-undang ini jelas mempengaruhi sistem pemberian kompensasi karyawan oleh setiap organisasi baik pemerintah maupun swasta.

Salah satu fungsi tradisional manajemen sumber daya manusia adalah penentuan kompensasi para karyawannya. Didalam organisasi modern dengan beraneka rupa program tunjangan karyawan mahal, program insentif gaji, dan skala gaji terstuktur. Tugas kompensasi bahkan lebih rumit dan menantang bagi spesialis sumber daya manusia. Kompensasi karyawan mempengaruhi produktivitas dan tendensi mereka untuk tetap bersama organisasi atau mencari pekerjaan lainnya. Kebutuhan para karyawan akan pendapatan dan keinginan mereka diperlakukan secara wajar oleh organisasi membuat program kompensasi menjadi semakin vital bagi departemen sumber daya manusia.

2.2.2.3. Fungsi Kompensasi

(35)

a. Pengalokasian sumber daya manusia secara efisien

Fungsi ini menunjukkan bahwa pemberian kompensasi yang cukup baik pada karyawan dapat bergeser atau berpindah dari tempat kerja yang kompensasinya rendah ke tempat kerja yang kompensasinya tinggi dengan cara menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik.

b. Penggunaan sumber daya manusia secara lebih efisien dan efektif

Dengan pemberian kompensasi yang tinggi kepada seseorang karyawan mengandung implikasi bahwa organisasi akan menggunakan tenaga karyawan termaksud dengan seefisien dan seefektif mungkin, sebab dengan cara demikian organisasi yang bersangkutan akan memperoleh manfaat dan keuntungan semaksimal mungkin. Dan disitulah produksi karyawan sangat menentukan.

c. Mengandung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi

Sebagai akibat alokasi dan penggunaan sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan secara efisien dan efektif tersebut, maka dapat diharapkan bahwa sistem pemberian kompensasi tersebut secara langsung ikut andil dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

2.2.2.4. Tujuan Kompensasi

(36)

a. Pemenuhan kebutuhan ekonomi

Karyawan menerima kompensasi berupa upah, gaji atau bentuk lainnya adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau dengan kata lain kebutuhan ekonominya. Dengan adanya kepastian menerima upah ataupun gaji secara periodik, berarti adanya jaminan beserta keluarganya yang menjadi tanggungannya.

b. Pengkaitan kompensasi dengan produktifitas kerja

Dengan memberikan kompensasi yang makin baik akan mendorong karyawan bekerja dengan semakin produktif. Dengan produktivitas kerja yang tinggi, ongkos karyawan per unit atau produksi akan semakin rendah.

c. Pengkaitan kompensasi dengan sukses perusahaan

Semakin berani suatu organisasi untuk memberikan kompensasi yang tinggi, maka semakin memudahkan suatu perusahaan mencapai kesuksesannya. Sebab pemberian kompensasi yang tinggi hanya mungkin terjadi apabila pendapatan perusahaan yang digunakan untuk itu semakin besar.

d. Pengkaitan antara keseimbangan keadilan

(37)

Dari definisi tersebut makin lebih disadari bahwa suatu kompensasi jelas akan dapat meningkatkan ataupun menurunkan prestasi kerja, kepuasan kerja dan motivasi karyawan.

2.2.2.5. Indikaor Kompensasi

Mondy (2008:4) berpendapat bahwa kompensasi adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Indikator dari kompensasi menurut Widodo (2007) adalah sebagai berikut :

a. Gaji

Kesesuaian pembayaran jasa kerja untuk satuan jasa tertentu dikaitkan dengan masa kerja, jenjang pendidikan, jabatan tingkat kesulitan kerja, resiko pekerjaan dan jabatan karyawan.

b. Bonus

(38)

c. Tunjangan

Kesesuaian pemberian tambahan selain gaji yang dinilai dengan uang kepada karyawan sebagai balas jasa sesuai dengan jenjang atau kepangkatan (golongan) berdasarkan peraturan dan sistem yang digunakan dalm setiap perusahaan.

2.2.3. Motivasi

2.2.3.1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah proses yang dimulai dengan defisiensi fisiologis atau psikologis yang menggerakan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan dan inisiatif (Luthans, 2006:270). Sedangkan Menurut Martoyo (2000:165) motivasi adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action/activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan.

2.2.3.2. Proses Motivasi

(39)

tertentu guna memuaskan kebutuhan sehingga dapat mengurangi ketegangan (Luthans, 2006:285)

Dari beberapa pengertian motivasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan pada diri karyawan untuk bekerja yang ditandai dengan keinginan untuk maju yang disertai dengan kerelaan untuk melakukan usaha-usaha yang terbaik guna mencapai tujuan dan pemenuhan kebutuhan.

Gambar 2.1 Proses Motivasi Menurut Gibson

Sumber : (Luthans, 2006)

2. Perilaku terarah pada sasaran. 

(tindakan untuk memenuhi  kebutuhan) 

3. Pemuasan kebutuhan 

(imbalan untuk memenuhi  orang lain) 

1. Kebutuhan yang tidak terpuaskan 

(40)

2.2.3.3. Teori-Teori Motivasi

Teori Kebutuhan (Abraham H. Maslow)

Teori hirarki kebutuhan Maslow dalam Martoyo (2000:166) menyatakan bahwa, jika semua kebutuhan seseorang tidak terpuaskan pada suatu waktu tertentu, pemuasan kebutuhan yang lebih dominan akan lebih mendesak dari pada yang lain. Kebutuhan yang timbul lebih dulu harus dipuaskan sebelum tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul.

Teori tentang tingkat-tingkat kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan jasmani

Kategori ini terdiri dari kebutuhan utama tubuh manusia, seperti makanan, air dan seks. Kebutuhan jasmani mendominasi apabila kebutuhan tersebut tidak terpuaskan, dan tidak ada kebutuhan lain yang menjadi landasan motivasi.

2. Kebutuhan rasa aman

(41)

3. Kebutuhan sosial

Kebutuhan ini dikaitkan dengan sifat sosial manusia dan kebutuhan akan persahabatan. Tidak terpuaskannya tingkat kebutuhan ini mungkin mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

4. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan ini sebagai keinginan untuk menjadi kian lama kian tinggi tentang apa manusia itu, untuk menjadi segalanya manusia sanggup menyesuaikan. Hal ini berarti bahwa individu akan menyadari sepenuhnya potensi bakat dan kemampuannya.

5. Kebutuhan penghargaan

Kebutuhan ini adalah kebutuhan baik kesadaran akan kepentingan terhadap orang lain (harga diri) maupun penghargaan aktual dari orang lain. Pemuasan kebutuhan ini mengarah pada perasaan percaya diri dan gengsi.

(42)

Tahap berikutnya adalah pemenuhan kebutuhan penghargaan. Ada dua macam kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan menyelesaikan pekerjaan dan keahlian serta kebutuhan status dan pengakuan. Pekerja ingin mempunyai keahlian dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Kebutuhan yang lebih tinggi yaitu aktualisasi diri. Karyawan tersebut ingin mencari arti dari pengembangan pribadi maupun kerjanya dan selalu aktif mencari tanggung jawab yang baru. Pada tingkat ini, perbedaan individual paling nampak. Untuk beberapa orang, menghasilkan produk yang berkualitas tinggi merupakan cara aktualisasi diri. Sebaliknya untuk orang lain, mengembangkan ide baru dan kreatifitas baru merupakan cara aktualisasi diri. Dengan perbedaan semacam itu, manajer dapat mengembangkan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi karyawannya.

2.2.3.4. Tujuan Motivasi

(43)

2.2.3.5. Indikator Motivasi

Menurut Hadi (2000:4) motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Indikator motivasi menurut Gouzaly dalam Prabu (2005) adalah :

a. Lingkungan Kerja

Lingkungan yang ada dan mendukung seseorang dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja juga menunjuk pada hal-hal yang berada di sekeliling dan melingkupi kerja karyawan. Lingkungan kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan organisasi.

b. Keinginan dan Harapan

Kemauan akan adanya sesuatu yang terjadi ataupun sesuatu yang belum terwujud dari keinginan. Bagi sebagian orang keinginan dan harapan merupakan sebuah visi dan misi, karena dari situlah manusia mampu menentukan arah dan tujuan hidupnya.

c. Kebutuhan

Dari tingkat kepentingan kebutuhan manusia dapat dibedakan menjadi 3, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti memutuhkan kebutuhan primer, karena kebutuhan primer adalah kebutuhan yang bersifat wajib.

(44)

Suatu proses yang dilalui oleh karyawan untuk mengembangkan potensi dalam diri melalui sebuah kegiatan yang dinamakan pendidikan dari tahap ke tahap, baik formal maupun nonformal.

2.2.4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

(45)

Bila kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi (Handoko, 2004:155). Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu, karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga, dan masyarakat. Tingkat kompensasi absolut karyawan menentukan skala kehidupannya, sedangkan kompensasi relatif menunjukkan status, martabat dan harga bagi mereka. Oleh karena itu, bila para karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja mereka bisa turun secara drastis.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2007) menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi tehadap kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang positif. Leklikwati (2005) dalam penelitiannya juga mengemukakan bahwa kompensasi finansial dan kompensasi non finansial teruji berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, yang dimana artinya bahwa semakin baik persepsi responden terhadap kompensasi finansial dan kompensasi non finansial akan menyebabkan tingginya kepuasan kerja.

Seorang karyawan apabila mendapatkan kompensasi yang sesuai, maka karyawan tersebut akan merasakan kepuasan dalam bekerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai kompensasi akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan.

(46)

Peningkatan kepuasan kerja karyawan dapat dikaitkan dengan sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan sehingga yang muncul lebih dulu adalah motivasi kerja dengan mendapatkan pekerjaan seadanya dalam mempertahankan hidupnya. Menurut Kuswadi (2004:23) sarana kerja yang kurang memadai dapat menurunkan hasil kerja karyawan, walaupun sebenarnya karyawan bersangkutan masih mampu meningkatkan hasil kerja apabila diberikan sarana kerja yang lebih baik dari yang ada. Jadi sarana kerja yang kurang memadai dapat menurunkan hasil kerja, yang selanjutnya dapat menurunkan motivasi kerja. Pada akhirnya, motivasi kerja yang menurun juga dapat menurunkan kepuasan karyawan.

Menurut Prabu (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja, yang berarti apabila motivasi yang diberikan ke karyawan semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula kepuasan kerja karyawan.

(47)

 

2.3. Kerangka Konseptual

  Kompensasi 

(X1) 

Kepuasan 

Kerja (Y) 

Motivasi  

(X2) 

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel bebas (X) yaitu kompensasi (X1) dan motivasi (X2). Dan satu variabel terikat (Y) yaitu kepuasan kerja karyawan (Y).

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Kompensasi (X1)

Kompensasi adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.

Indikator kompensasi menurut Widodo (2007) adalah : a. Gaji (X1.1)

Kesesuaian gaji dikaitkan dengan tingkat kesulitan kerja, resiko pekerjaan dan jabatan karyawan yang bersangkutan.

b. Bonus (X1.2)

(49)

c. Tunjangan (X1.3)

Kesesuaian pemberian tunjangan kepada karyawan sebagai balas jasa dari perusahaan.

2. Motivasi Kerja (X2)

Motivasi adalah suatau ketrampilan dalam memadukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi, sehingga keinginan karyawan dipuaskan bersamaan dengan adanya tercapainya sasaran organisasi.

Indikator motivasi menurut Gouzaly dalam Prabu (2005) adalah : a. Lingkungan Kerja (X2.1)

Menyangkut sarana dan prasarana di organisasi yang digunakan untuk menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari.

b. Keinginan dan Harapan (X2.2)

Menyangkut tentang apa yang dikehendaki oleh para karyawan dari organisasi tempat ia bernaung.

c. Kebutuhan (X2.3)

(50)

3. Kepuasan Kerja (Y)

Suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya.

Indikator kepuasan menurut Prabu (2005) adalah :

a. Jenis pekerjaan (Y1)

Kesesuaian antara pekerjaan yang dibebankan dengan spesifikasi ilmu yang digeluti seseorang.

b. Kesempatan pengembangan karir (promosi) (Y2)

Kesesuaian terhadap pemberian kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan diri dan kemampuannya.

c. Rekan kerja (Y3)

Kesesuaian respon efektif anggota organisasi terhadap rekan kerja yang ramah dan kooperatif.

d. Kondisi kerja (Y4)

(51)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel menggunakan skala interval, adapun teknik pengukuran sikap menggunakan likert yaitu metode pengukuran sikap dimana tanggapan atau pendapat dinyatakan dengan memberi skor nilai 1 sampai dengan nilai 5 pada masing-masing, dimana nilai 1 merupakan nilai sangat tidak setuju, nilai 2 merupakan tidak setuju, nilai 3 merupakan netral atau nilai tengah antara pernyataan buruk dengan pernyataan baik, nilai 4 merupakan setuju dan nilai 5 merupakan sangat setuju.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti (Ferdinand, 2006:223). Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Borwita Citra Prima Sidoarjo sejumlah 138 orang.

3.2.2. Sampel

(52)

Purposive Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Borwita Citra Prima Sidoarjo yag telah bekerja minimal 2 tahun sejumlah 127 orang karyawan.

Pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48) adalah sebagai berikut :

a. 100-200 sampel untuk teknik maksimum Likelihood Estimation.

b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data premier yang diperoleh dengan menyebarkan kuisoner kepada karyawan PT. Borwita Citra Prima Sidoarjo.

3.3.2. Sumber Data

(53)

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan cara :

a. Wawancara

Mengumpulkan data atau bahan-bahan keterangan dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang di PT. Borwita Citra Prima Sidoarjo.

b. Kuisoner

Mengumpulkan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi agar memperoleh jawaban langsung dari karyawan PT. Borwita Citra Prima.

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

(54)
(55)

3.4.2. Uji Realibilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam pertanyaan perlu dilihat realibilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini dijelaskan Ferdinand (2002:193) sebagai berikut :

a. Uji Realibilitas

Uji ini ditafsir dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai alpha cukup tinggi (berkisar 0,50-0,60) dapat ditafsir suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih, dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan.

b. Uji Validitas

Validitas yang digunakan disini adalah validitas konsturk yang merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

3.4.3. Uji Outlier dan Multivariate

(56)

3.4.3.1. Uji Outlier Univariate

Deteksi terhadap adanya outlier univariate dapat dilakukan dengan menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi nilai data penelitian kedalam standart score atau biasa yang disebut z-score yang mempunyai rata-rata nol dengan standart deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu dinyatakan dalam format yang standart, maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi) pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Ferdinand, 2002:98). Oleh karena itu apabila ada observasi yang memiliki z-score >/3,0 maka akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.3.2 . Uji Outlier Multivariate

(57)

3.4.4. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari Swekness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang +- 2,58, maka distribusi adalah titik normal.

b. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada +- 2,58, maka distribusi adalah normal.

3.4.5. Uji Hipotesis

Analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model persamaan struktur atau SEM dengan menggunakan paket program Amos 4,0 dan SPSS versi 13.0. SEM adalah teknik multivariat yang mengkombinasikan aspek multiple regression dan factor analysis untuk mengestimasikan hubungan saling ketergantungan secara simultan (Hair et al, 2006:88).

(58)

dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”, jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan SEM.

(59)

 

Tabel 3.1 : Goodness Of Fit Indices

Goodness Of Fit

Index Keterangan Cut-Off Value

X2-Chi-Square

Uji signifikan terhadap perbedaan matrics

pada sampel besar

<-0,08

AGFI GFI yang disesuaikan

terhadap DF >-0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data

dan model <-2,00 TLI

Perbandingan antara model yang diuji terhadap

baseline model

>-0,95

CFI

Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap

besarnya sampel dan kerumitan model

(60)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan

Awal berdiri PT. Borwita Indah tahun 1976, didirikan oleh Hady Karyono sebagai

perusahaan distribusi obat-obatan yang melayani apotik dan toko obat. PT. Borwita Indah

beralamat di Jl. Kunir no. 9 Surabaya. Tahun 1988 PT. Borwita Indah secara resmi

diangkat oleh PT. Richadson Vicks Indonesia, perusahaan afiliasi dari PT. Procter &

Gamble (atau lebih dikenal dengan sebutan P&G), sebagai salah satu distributor di

Surabaya. Dan tahun 1990 karena bisnis yang terus berkembang, PT. Borwita Indah

memisahkan operasi consumer goods di Jl. Raya Margorejo Indah 14 Surabaya. Karena

keberhasilannya di dunia distributor, pada tahun 1992 PT. Borwita Indah diangkat

sebagai salah satu distributor P&G untuk wilayah Jawa Timur. P&G merubah bentuk

kerjasamanya dengan distributor dari multi distributor menjadi single distributor,

sehingga PT. Borwita Indah diangkat kembali oleh P&G menjadi Distributor Tunggal

dengan wilayah Jawa Timur. Di tahun yang sama PT. Borwita Indah menambah partner

bisnis baru dengan PT.Gillette.

Pada tahun 1995 bisnis consumer goods di PT. Borwita Indah semakin

berkembang, sehingga dibuka sebuah perseroan baru dengan spesialisasi consumer goods

(61)

operasi PT. Borwita Citra Prima menjadi Jawa Timur dan Bali. Untuk itu PT. Borwita

Citra Prima membuka kantor cabang di Malang, Jember, Kediri, Madiun dan Denpasar.

Pada tahun 1996, PT. Borwita Citra Prima membuka cabang baru di jalan Sikatan 41B

Surabaya untuk operasional Borwita consumer goods non-P&G. Pada tahun 1997,

ekspansi stock point PT. Borwita Citra Prima menjadi 15 kantor diseluruh Jawa Timur

dan Bali.

PT. Borwita Citra Prima untuk pertama kalinya merubah konsep vanselling

menjadi konsep BTDT (Book Today Deliver Tomorrow) dengan nama MST (Multi

Selling Team). Mengganti konsep jobership atau sub-distributor dengan direct distributor

operation diseluruh wilayah Jawa Timur dan Bali untuk operasional P&G. Tahun 1999

pembaharuan kontrak yang terakhir dengan P&G mencakup wilayah Jawa Timur, Bali

dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2002, PT. Borwita Citra Prima dipercaya oleh

principal baru PT. BAT Indonesia untuk wilayah Jawa Timur. Tahun 2003 P&G kembali

mempercayai PT. Borwita Citra Prima dengan memberikan wilayah Sulawesi.

Sebagai bentuk rencana perusahaan untuk terus mengembangkan organisasi,

maka pada tahun 2004 dimulai pembentukan Korporat PT. Borwita Citra Prima dengan

dibangunnya kantor dan gudang yang baru di Jl. Raya Taman, Sepanjang, Sidoarjo. PT.

Borwita Citra Prima mengembangkan bisnisnya untuk produk food (makanan) dengan

masuknya PT. Ceres yang menjadi salah satu pilar baru bisnisnya. Desember 2007, PT.

SunCo memilih PT. Borwita Citra Prima sebagai partner untuk area Bali. Selain itu PT.

Borwita Citra Prima juga memperoleh Best Distributor P&G. Februari 2009, SunCo

(62)

ini total PT. Borwita Citra Prima adalah distributor dari 19 principal dengan karyawan

mencapai 953 orang dengan memiliki 14 branch dan 21 depo (sub branch).

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi PT. Borwita Citra Prima

Menjadi mitra usaha pilihan utama bagi semua pihak melalui kepemimpinan

dalam memberikan kepuasan pelanggan.

b. Misi PT. Borwita Citra Prima

Mendistribusikan produk-produk unggulan dalam jangkauan konsumen secara

efektif, efisien dan inovatif melalui 8 budaya kerja, yaitu :

 Kepemimpinan (Leadership)

Kami memberikan inspirasi dan memimpin semua pihak untuk mencapai hasil

terbaik.

 Kemitraan (Partnership)

Kami membangunkepercayaan dengan menjalankan kewajiban sesuai komitmen

dengan penuh tanggung jawab.

(63)

Kami melakukan terobosan inovatif untuk memberikan hasil maksimal dengan

mengoptimalkan sumber daya.

 Kepiawaian (Roots)

Kami memberikan kualitas layanan berdasarkan pengalaman dan keahlian.

 Kesinambungan (Sustainability)

Kami membangun kemitraan jangka panjang melalui keunggulan yang

berkesinambungan.

 Integritas (Integrity)

Kami bekerja dengan etika yang baik.

 Pengembangan yang berkelanjutan (Continous Improvement)

Kami senantiasa mengembangkan sumber daya manusia, menyempurnakan

proses kerja dan memperluas jaringan distribusi.

4.1.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi PT. Borwita Citra Prima berada di Jl. Raya Taman, Sepanjang, Sidoarjo.

Pemilihan lokasi ini telah direncanakan secara matang dengan mempertimbangkan

(64)

1. Sidoarjo dipandang belum ada perusahaan pesaing sejenis, sehingga tingkat

persaingan masih rendah.

2. Terletak di kawasan industri yang berada di tengah kota dan memilik akses jalan yang

sangat memadai untuk dilewati kontainer dan mobil pengangkut barang.

3. Jauh dari tempat pemukiman warga, sehingga tidak ada warga yang berdemo akibat

adanya polusi baik udara, air dan suara.

4.1.4. Stuktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi sangatlah penting untuk dimiliki bagi perusahaan karena akan

memudahkan pimpinan berkomunikasi dengan staffnya. Sehingga tujuan akhir dari

perusahaan tersebut dapat dicapai dengan lebih mudah.

Pada PT. Borwita Citra Prima, struktur organisasi berfungsi untuk memudahkan

pengaturan kerja dan tanggung jawab terhadap tugas pada masing-masing bagian. Proses

manajerial yang ada pada PT. Borwita Citra Prima dimulai dari setiap Supervisor, Sales,

Finance & Accounting, Logistic dan Human Resources dari setiap cabang bertanggung

jawab kepada kepala cabang atau Branch Manager masing-masing wilayah. Branch

Manager masing-masing wilayah bertanggung jawab kepada Region Manager yang

kemudian Region Manager bertanggung jawab secara langsung ke kantor pusat divisi

Supply Chain & Operation . Struktur organisasi PT. Borwita Citra Prima adalah sebagai

(65)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Borwita Citra Prima

(66)

Dikantor pusat sendri system pertanggung jawabannya adalah sebagai berikut :

- Chanel Leader Modern dan Food & Beverage Manager bertanggung jawab langsung

kepada National Sales Manager.

- Regional Manager, Logistic dan Customer Service bertanggung jawab langsung kepada

Supply Chain & Operation Manager.

- Finance Team, Accounting Team dan Tax Team serta Audit Team bertanggung jawab

langsung kepada Finance Accounting Manager.

- Information & Technology Team bertanggung jawab langsung kepada Information &

TechnologyManager.

- Recruiting & Training, Compensation & Benefit dan Legal Team bertanggung jawab

langsung kepada Human Resource Manager.

- Masing-masing manajer bertanggung jawab langsung kepada Managing Director atas

kelancaran semua proses dalam divisi masing-masing.

- Managing Director bertanggung jawab kepada President Director atas keseluruhan bisnis yang terjadi di PT. Borwita Citra Prima mulai dari cabang hingga pusat.

(67)

Deskripsi Jabatan :

1. President Director

 Menentukan visi perusahaan serta menetapkan target perusahaan.

2. Managing Director

 Memastikan visi dan target perusahaan yang telah ditetapkan oleh President

Director terlaksana dan tercapai.

 Menerjemahkan visi dan target dari President Director ke target per divisi.

 Memastikan semua divisi bekerja dan berjalan sesuai dengan visi perusahaan.

3. Selling

 Memastikan target penjualan dari perusahaan dan principal bisa dicapai.

 Menentukan strategi Sales Team untuk mencapai target-target penjualan.

Selling Manager membawahi divisi Chanel Leader MAS dan Food & Beverage

Manager, dengan job description sebagai berikut :

a. Channel Leader MAS Retail

 Bertanggung jawab terhadap pengembangan bisnis dan target

penjualan di modern retail.

 Mengembangkan kemampuan menjual dari tim penjualan sehingga

(68)

b. Food & Beverage Manager

 Bertanggung jawab terhadap keseluruhan bisnis di divisi Food &

Beverage.

4. Supply Chain & Operation

 Memastikan operasional semua cabang berjalan dengan baik dan sesuai dengan

SOP (Standart Operating Procedure).

 Memastikan ketersediaan barang dan ketepatan waktu pada saat mengirim barang

ke pelanggan di semua cabang dalam keadaan baik.

 Memastikan kondisi gudang dan kantor disetiap cabang dalam keadaan baik.

 Menentukan SOP cabang dan logistik baru apabila diperlukan.

Supply Chain & Operation Manager membawahi Logistic Team, Regional

Operation & Customer Service, dengan job description sebagai berikut :

a. Logistic Team

 Mensupport cabang dalam hal logistik seperti pengiriman ke

pelanggan, pengadaan barang dan operasional gudang.

b. Regional Operation

 Memimpin area/region/cabang-cabang untuk menjadi region yang

standart dalam operasionalnya dan menjadi pimpinan dari kepala

(69)

 Memastikan semua proses di cabang-cabang berjalan sebagaimana

mestinya, sesuai dengan SOP atau arahan dari Process Owner.

c. Customer Service

 Melakukan proses order dari customer (dan juga tim penjualan).

 Mengatasi telepon/komplain dari pelanggan.

5. Finance & Accounting

 Memastikan alur kas berjalan dengan baik.

 Memastikan target keuangan yang ditetapkan bisa dipenuhi.

 Memastikan SOP bagian keuangan, akuntan dan administrasi berjalan dengan

baik di cabang, serta menentukan SOP baru keuangan dan akuntan bilaman

diperlukan.

Finance & Accounting Manager membawahi Finance Team, Accounting Team

dan Tax Team, dengan job description sebagai berikut :

a. Finance Team

 Menjalankan tugas-tugas administrasi keuangan perusahaan (Account

Receivable/Account Payable).

b. Accounting Team

(70)

c. Tax Team

 Menjalankan tugas administrasi perpajakan.

6. Information & Technology

 Memastikan semua software dan hardware di perusahaan berjalan sebagaimana

mestinya, dan mampu untuk mendukung operasional cabang dengan baik.

 Mendukung semua fungsi dalam data untuk pengambilan keputusan.

Information & Technology Manager membawahi Information & Technology

Team, dengan job description sebagai berikut :

a. Information & TechnologyTeam

 Melakukan support bagi perusahaan yang berhubungan dengan data,

software dan hardware.

7. Human Resources

 Memastikan pengadaan SDM bisa dipenuhi sesuai dengan rencana.

 Memantau kinerja semua karyawan di perusahaan.

 Mengadakan training yang diperlukan karyawan untuk pengembangan sumber

daya manusia perusahaan.

Human Resource Manager membawahi Recruitment & Training, Compensation

(71)

a. Recruitment & Training

 Mempersiapkan serta melakukan proses rekrutment karyawan baru.

 Menyusun konsep dan melaksanakan training SDM perusahaan.

b. Compensation & Benefit

 Bertanggung jawab untuk membuat laporan-laporan administratif yang

berkaitan dengan gaji dan bonus karyawan.

c. Legal

 Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah hokum perusahaan.

8. Business Development

 Menjalankan dan bertanggung jawab terhadap proyek-proyek yang dilakukan

bersama dengan principal untuk pengembangan bisnis ke depan.

Business Development Manager membawahi Project Team, dengan job

description sebagai berikut :

a. Project Team

 Mempersiapkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan

(72)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Berikut ini adalah karakteristik responden yang ada di PT. Borwita Citra Prima

Tabel 4.1 Umur Responden

Umur Jumlah Persentase

20-25 tahun 18 17.47

26-30 tahun 36 34.95

31-35 tahun 21 20.38

36-40 tahun 17 16.5

> 41 tahun 11 10.67

Total 103 100

Sumber : Data Diolah

Dalam tabel ini dapat diketahui bahwa usia minimal responden adalah 20 tahun

dan usia maksimal adalah diatas 41 tahun.

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-Laki 82 79.61 Perempuan 21 20.38

Total 103 100

Sumber : Data Diolah

Dalam tabel ini dapat diketahui bahwa proporsi responden laki-laki berjumlah 82

(73)

Tabel 4.3 Lama Bekerja Responden

Lama Bekerja Jumlah Persentase

2-5 tahun 19 18.44

6-10 tahun 24 23.3

11-15 tahun 38 36.89

> 16 tahun 22 21.35

Total 103 100 Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa lama bekerja responden paling rendah adalah

2 tahun dan paling tinggi diatas 16 tahun.

Tabel 4.4 Jenjang Pendidikan Responden

Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase

SMA/SMK 19 18.44

D3 33 32.03

S1 49 47.57

S2 2 1.94

Total 103 100

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan responden yang terendah

(74)

4.2.1. Hasil Jawaban Responden Tentang Kompensasi

Kompensasi adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai

balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Tabulasi frekuensi dari

hasil jawaban responden tentang kompensasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Kompensasi

Skor

Bonus yang diterima sesuai dengan tingkat

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi atas pernyataan “Gaji yang

diterima sesuai dengan tingkat Upah Minimum Regional” sebanyak 83. Selanjutnya pada

pernyataan “Bonus yang diterima sesuai dengan prestasi kerja yang dihasilkan” sebanyak

81. Dan pada pernyataan “Tunjangan yang diterima sesuai dengan tingkat harapan dan

(75)

4.2.2. Hasil Jawaban Responden Tentang Motivasi

Motivasi adalah suatau ketrampilan dalam memadukan kepentingan karyawan

dan kepentingan organisasi, sehingga keinginan karyawan dipuaskan bersamaan dengan

adanya tercapainya sasaran organisasi. Tabulasi frekuensi dari hasil jawaban responden

tentang motivasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Motivasi

Skor

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi atas pernyataan “Sarana

dan prasarana memadai untuk melakukan pekerjaan” sebanyak 83. Selanjutnya pada

pernyataan “Keinginan terhadap perusahaan terpenuhi sesuai harapan” sebanyak 81. Dan

pada pernyataan “Kebutuhan terhadap perusahaan terpenuhi sesuai harapan” sebanyak

(76)

4.2.3. Hasil Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja

Suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang

berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya. Tabulasi frekuensi dari hasil

jawaban responden tentang motivasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja

Skor

Rekan kerja sangat ramah

dan dapat berkoordinasi 0 2 18 78 5 103

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi atas pernyataan “Jabatan

dan beban kerja sesuai dengan jenjang pendidikan dan keahlian” sebanyak 83.

Selanjutnya pada pernyataan “Promosi jabatan sesuai dengan prestasi dan masa kerja”

(77)

berkoordinasi dengan yang lainnya” sebanyak 78. Dan pada pernyataan “Suasana kerja

sangat aman, nyaman dan tentram dari kesewenangan” sebanyak 85.

4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji Validitas

Validitas yang digunakan disini adalah validitas konsturk yang merujuk pada

sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur. Pengujian content

validity terhadap dua konstruk utama penelitian yang meliputi kualitas layanan dan

kepuasan konsumen telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang menggunakan

instrumen penelitian yang sama meskipun setting yang diteliti ada yang berbeda.

Tabel 4.8 Standart Factor Loading Dan Constuct Dengan Confirmatory Factor Analysis

Faktor Loading

(78)

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa factor loading terbesar untuk tiap variabel

berada di : kompensasi pada X13 sebesar 0,761 sedangkan motivasi pada X21 sebesar

0,991 dan kepuasan kerja pada Y1 sebesar 0,758.

Berdasarkan confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings

masing-masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5,

sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk dapat dikatakan validitasnya kurang

baik.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Uji ini ditafsir dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai alpha

cukup tinggi (berkisar 0,50-0,60) dapat ditafsir suatu hasil pengukuran relatif konsisten

apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih, dengan kata lain instrumen tersebut

dapat diandalkan.

Tabel 4.9 Pengujian Relialibilitas

Item to total Koefisien

Konstrak Indikator

Correlation cronbach's alpha

(79)

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa tidak terjadi eliminasi karena nilai item to

total correlation indicator seluruhnya ≥ 0,5. Hasil pengujian reliabilitas konsistensi

internal setiap construct diatas menunjukan kurang baik, dimana koefisien Cronbach’s

Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu

≥ 0,7.

4.3.3. Uji Construct Reliability & Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga

dilakukan construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih

termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan penelitian kepercayaan diri yang

lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.

Tabel 4.10 Construct Reliability & Variance Extrated

Standardize  Construct  Variance  Konstruk  Indikator  Factor 

Loading 

(80)

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa hasil pengujian reliabilitas instrument dengan

construct reliability dan variance extracted menunjukan instrument kurang reliabel, yang

ditunjukan dengan nilai construct reliability belum seluruh ≥ 0,7. Meskipun demikian

angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan

bersifat exploratory, maka nilai dibawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang

disertai alasan-alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance

extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.4. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan

yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif. Nilai statistik untuk menguji

normalitas itu disebut Z-Value. Dan nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat

signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58

Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah

menggunakan uji critical ratio dari Swekness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang +- 2,58, maka distribusi adalah titik

normal.

(81)

Tabel 4.11 Assement Of Normality

Variable  Min  Max  Kurtosis  c.r. 

X1.1  2  5  3,600  7,459 

X1.2  2  5  2,699  5,592 

X1.3  3  5  0,959  1,986 

X2.1  3  5  0,677  1,402 

X2.2  2  5  3,220  6,670 

X2.3  3  5  2,419  5,010 

Y1  3  5  0,962  1,992 

Y2  2  5  1,891  3,918 

Y3  2  5  2,273  4,708 

Y4  3  5  2,609  5,405 

Multivariate      27,740  9,086 

Batas Normal        ± 2,58  Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa hasil uji menunjukan bahwa nilai c.r.

multivariate berada diluar ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi.

4.3.5. Uji Multicollinierity Dan Singularity

Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 45,98 > 0

mengindikasikan tidak terjadi multicollinierity atau singularity dalam data sehingga

Gambar

Tabel 1.1. Data Tingkat Ketidakhadiran Karyawan dari Tahun 2008 – 2010.
Tabel 1.2 Sistem Pemberian Bonus
Gambar 2.1 Proses Motivasi Menurut Gibson
Tabel 3.1 : Goodness Of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kompensasi yang sesuai dengan kinerja karyawan dapat menjadi motivasi bagi karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dan memberikan hasil lebih baik bagi

Adanya motivasi kerja karyawan yang tinggi, pemberian kompensasi yang cukup serta lingkungan kerja yang kondusif dalam perusahaan maka karyawan perusahaan akan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang dilakukan mengenai pengaruh kompensasi dan motivasi kerja karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tentang efektivitas pemberian kompensasi dan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan di PT Aseli Dagadu Djokdja,

Oleh karena itu, jika karyawan telah termotivasi dengan baik dan mendapatkan pelatihan yang memadai serta didukung pula dengan pemberian kompensasi yang sesuai

Secara simultan pengaruh kompensasi dan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar 18,9%, sedangkan sisanya sebesar 81,1%

Dalam penelitian ini diajukan tiga variabel bebas, yaitu kompensasi, stres kerja dan kepuasan kerja serta satu variabel terikat, yaitu komitmen organisasi

Pemberian Kompensasi Sesuai Dengan Masa Kerja Karyawan di Perusahaan Tabel Jawaban Responden Mengenai Pemberian Kompensasi Sesuai Dengan Masa Kerja Karyawan di Perusahaan Kategori