• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PEREMPUAN BATAK TOBA SEBAGAI RENTENIR DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA DI KELURAHAN PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN (1907 – 2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN PEREMPUAN BATAK TOBA SEBAGAI RENTENIR DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA DI KELURAHAN PARAPAT KABUPATEN SIMALUNGUN (1907 – 2014)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PEREMPUAN BATAK TOBA SEBAGAI RENTENIR

DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA

DI KELURAHAN PARAPAT KABUPATEN

SIMALUNGUN

(1907

2014)

Oleh:

KIKI AMELIA TAMBUNAN NIM. 3113121039

Program Studi Pendidikan Sejarah

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRACT

This research in Parapat heads for: (1)Knowing the role of Bataknese women from traditional age till nowadays, (2)Understanding the influence of wealth (hamoraon), happiness (hagabeon), and respect (hasangapon), (3)Knowing the factors which make the Toba Bataknese women chosing be a creditor/unsurer, (4)Knowing how the women operating her business as usurer. This research was done in district Parapat, regency Simalungun.The writer used the field research method to get the data. The respondent of this research is Toba Bataknese women who professional as usurer. The data was collected by interview. The researchisresult shows that women really have a role in family and social environment from the beginning. The willingness to fulfill wealth (hamoraon), happiness (hagabeon), repect (hasangapon) has been raised the enthusiasm of Toba Bataknese women. The ability which it had by these women makes them doing various jobs even being unsurer as a business in increasing the family finance. The women have multiple role as a housewife to keep the family prospenty and as a usurer to get the income which is used to fulfiil the family needs. The Bataknese as a usurer must remember that there is a rules to obey so the existence could be accepted by people. Based on the research has been done, the researcher condude that economic cyde always rotates moreover the needs increasing boast the women to work. In fact, so many people in Parapat need the loan to fulfiil the family needs. Thus, the existence of usurer could be accepted. Toba Bataknese woman in district Parapat have the knowledge and potential to do jobs which is more various even being a usurer.

(6)

ABSTRAK

Kiki Amelia Tambunan. NIM 3113121039. Peran Perempuan Batak Toba sebagai Rentenir dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kelurahan Parapat Kabupaten Simalungun (1907-2014). Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2015.

Penelitian di Kelurahan Parapat ini bertujuan; (1) Untuk mengetahui peran perempuan Batak Toba masa tradisional hingga masa sekarang. (2) Untuk mengetahui pengaruh Hamoraon,

Hagabeon, dan Hasangapon sebagai pedoman hidup orang Batak dalam meningkatkan

ekonomi keluarga. (3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan Batak Toba memilih sebagai rentenir. (4) Untuk mengetahui bagaimana peran perempuan Batak Toba sebagai rentenir dalam meningkatkan ekonomi keluarga di Kelurahan Parapat Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Parapat Kabupaten Simalungun. Untuk memperoleh data tersebut penulis menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research) dengan responden perempuan Batak Toba yang berprofesi sebagai rentenir. Data dikumpulkan dengan teknik: wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejak awal perempuan sangat berperan baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya. Keinginan untuk memenuhi Hamoraon,Hagabeon dan Hasangapon telah membangkitkan semangat perempuan Batak Toba. Kemampuan yang dimilikinya membuatnya melakukan berbagai pekerjaan bahkan menjadi seorang rentenir sebagai usaha dalam meningkatkan ekonomi keluarganya. Perempuan memiliki peran ganda, sebagai Ibu rumah tangga menjaga kesejahteraan keluarga dan sebagai rentenir mencari pemasukan yang hasilya digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Perempuan Batak sebagai rentenir harus mengingat bahwa ada aturan yang harus diikuti sehingga keberadaannya diterima ditengah-tengah masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa roda ekonomi selalu berputar bahkan kebutuhan yang semakin meningkat mendorong perempuan bekerja. Perempuan Batak Toba di Kelurahan Parapat memiliki pengetahuan dan potensi untuk melakukan pekerjaan yang semakin beragam sekalipun harus menjadi seorang rentenir. Mayoritas penduduk di Parapat bekerja sebagai pedagang, meski terkadang pendapatan tidak selalu seimbang dengan pengeluaran. Kenyataannya, banyak masyarakat di Parapat membutuhkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu

memberikan kasih dan karunia serta segala berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini adalah dalam rangka memenuhi tugas akhir guna

memperoleh gelar sarjana pendidikan sejarah di Fakultas Ilmu Sosial jurusan Pendidikan

Sejarah Universitas Negeri Medan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini,

namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini sangat sederhana dan jauh dari

kesempurnaan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna untuk

menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Melalui tulisan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu :

 Kepada Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M. Si, selaku Rektor di Universitas Negeri

Medan (UNIMED)

 Kepada Dr. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS)

 Kepada Dra. Flores Tanjung, MA, selaku ketua Jurusan pendidikan sejarah dan dosen

Pembimbing Skripsi yang selalu membantu dan memberi motivasi penulis mulai

rencana penelitian hingga penyelesaikan skripsi ini.

 Kepada Drs. Yushar Tanjung, M. Si, selaku sekretaris jurusan pendidikan sejarah

yang selalu membantu dan memotivasi penulis.

 Kepada Ika Purnama Sari, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik (PA) dan selaku dosen yang menjadi saksi sidang. Penulis mengucapkan terima kasih atas

kebaikan dan bimbingannya.

 Kepada Tappil Rambe, S.Pd, M.Si selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai rencana penelitian sampai selesainya

(8)

 Dra. Syarifah, M.Pd selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah memberikan

masukan dan saran mulai rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi

ini.

 Dra. Hafnita SD Lubis, M.Si selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah

memberikan masukan dan saran mulai rencana penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini.

 Kepada Bapak dan ibu staff pengajar jurusan pendidikan sejarah, yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai selama belajar di jurusan pendidikan sejarah.

 Kepada Arifin Nainggolan, SH selaku Camat Girsang Sipangan Bolon dan staf pegawai yang telah memberikan data kepada penulis.

 Kepada Parningotan Girsang selaku Kepala Kelurahan Parapat dan staf pegawai yang

telah membantu penulis menemukan data dan memberikan informasi yang dibutuhkan

penulis.

 Kepada seluruh informan yang telah memberikan informasi, penulis ucapkan

terimakasih.

 Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orangtuaku tersayang yang

selama ini dengan tulus membimbing dan memenuhi semua kebutuhan selama

menempuh perkuliahan: Benton Tambunan dan Rollyana Situmorang. Terimakasih

Among dan Inong yang selalu mendoakan, memberi semangat bahkan membantu

saya menyelesaikan penyusunan hasil penelitian. Kepada Kakak dan kedua adikku

yang tiada hentinya memberi semangat: Rizela Febrina Tambunan, Chrisnovriant

Tambunan dan Dodi Fritz Tambunan. Semua keluargaku Opung, Tulang, Nantulang,

Namboru, Amangboru, Mak Tua, saudara-saudara, yang telah memberi doa dan

motivasi kepada penulis.

 Kepada sahabat-sahabat penulis yang selama ini ikut serta memberi perhatian, waktu dan tempat berbagi semua yang saya rasakan. Penulis mengakui bahwa Tuhan dengan

baiknya menempatkanku diantara sahabat-sahabat yang luar biasa: Citra Panjaitan,

Yuni Tampubolon, Gita Silalahi, Isaora Pakpahan, Lichu Sagala, Yusni Sinaga,

Rulina Siahaan, Febryanti Hutajulu, Raninta Tarigan, Ian Sinaga, Roni Tampubolon,

Sharyanti Sirait, Johannes Pane, Patik Tampubolon, Wira Ulina, Delviana Samosir,

Daniel Sitanggang, Erwan Sinaga, Immanuel Manurung, Immanuel Rumahorbo,

Ewind Aritonang, Orin Sidabutar, Duma Situmorang, Melisa Sirait, Dyna Nababan,

Rosarina Sinaga, Jetty Napitupulu, Mayco Simbolon, Enda Berutu, Fena Meliala. I

(9)

 Kepada teman-teman Reguler A 2011 yang selalu memberikan kesan dan pesan luar

biasa. Terimakasi untuk semua canda tawa, perdebatan, kehangatan, pengalaman dan

pelajaran berharga. Akan selalu ada kerinduan mendalam untuk anak Reguler A 2011.

Terkhusus buat : Suryati Hutagaol, Kesuma Azrun, Khairi Wardoyo, Sugrahadi

Ahmad, Riana Sara Silaban, Rut Apriansi, Melda Sitorus, Beni Hutajulu, Siti

Nursanada, Cut Rizka Al Usrah, Indra Saragih, Debora Saragih, Ridwan Hakim, Iki

Fadilah, Dwi Oktaviani, Adyati Utari, Deni Hartanto, Samuel Simanungkalit, Ian

Ginting yang sudah membantu penulis saat sidang berlangsung.

 Kepada semua mahasiswa Pendidikan Sejarah : Teman-teman seperjuangan Reguler B dan Ekstensi 2011, abang dan kaka stambuk, adik stambuk khususnya stambuk

2012 dan 2013.

 Kepada teman-teman seperjuangan PPL SMK NEGERI 1 LUMBANJULU yang

selalu memberi semangat.

 Kepada semua yang pernah memberi perhatian dan motivasi kepada penulis, semoga

berkat Tuhan Yesus melimpah dalam hidup kita. God bless you all of us.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun

penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi

sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi guru sejarah dalam

menambah ilmu pendidikan.

Medan, Februari 2015

Penulis

(10)

DAFTAR ISI A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 30

1. Kondisi Geografis Parapat ... 30

2. Kondisi Demografi ... 32

B. Pengaruh Hamoraon,Hagabeon, Hasangapon sebagai Pedoman Hidup Orang Batak dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga ... 37

C. Peran Perempuan Batak Toba Masa Tradisional hingga Masa Sekarang ... 41

1. Peran Perempuan Batak Toba dari Segi Kebudayaan atau Tamadun... 41

2. Peran Perempuan Batak Toba dari Segi Sistem Kekerabatan .. 45

3. Peran Perempuan Batak Toba Dari Segi Mata Pencaharian .... 48

D. Faktor-Faktor yang melatarbelakangi perempuan Batak Toba memilih sebagai rentenir dari Segi Ekonomi ... 57

(11)

1. Ekonomi Keluarga di Kelurahan Parapat... 63 2. Tanggapan Perempuan Batak Toba yang Menjadi Rentenir

di Kelurahan Parapat dalam Meningkatkan Ekonomi

Keluarga ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 79 B. Saran... 80

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Daerah dan Bentuk Penggunaan Lahan ... 35

Tabel 2 Ketinggian Tanah dari Permukaan Laut ... 35

Table 3 Kedalaman Tanah ... 36

Table 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Table 5 Jumlah Penduduk Menurut Umur ... 37

Table 6 Masyarakat Berdasarkan Mata Pencaharian ... 38

Table 7 Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 39

Tabel 8 Masyarakat Berdasarkan Agama ... 40

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnis dengan berbagai nilai budaya dan

beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat

Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang status kebangsaan, dengan berbagai suku

bangsa dengan berbagai nilai budaya dan berbagai ketentuan adat yang dimiliki

masing-masing selalu menunjukkan pola kehidupan yang berbeda-beda. Kenyataan seperti ini

menunjukkan suatu ciri masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk, karena

perbedaan latar belakang.

Perbedaan-perbedaan di atas dipertajam lagi dengan perbedaan kondisi fisik geografis

berciri kedaerahan. Selain itu, terdapat perbedaan di mana ada penduduk yang berada dalam

kehidupan modern dengan berbagai kemudahan, tetapi ada juga penduduk yang masih

terisolir dengan berbagai tingkat kesulitan yang dihadapi. Sama halnya dengan masyarakat

Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Simalungun, yang terdiri dari beberapa kecamatan dan

kelurahan dengan kondisi masyarakat yang berbeda-beda. Secara umum masyarakat yang

mendiami wilayah Kelurahan Parapat adalah masyarakat Batak Toba.

Kelurahan Parapat merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kabupaten

Simalungun, dengan nama Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, yang merupakan salah satu

wilayah dengan potensi sumber daya alam yang menjanjikan yang harus diberdayakan untuk

kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat Parapat sebagai salah satu suku Batak Toba sampai saat ini, baik secara

individu, keluarga maupun masyarakat, terdapat berbagai tradisi yang telah mengatur tentang

(14)

di dalam masyarakat Parapat tentang pembagian peran laki-laki dan perempuan telah dijalani

oleh mereka sejak dulu bahkan sampai sekarang. Perbedaan peran tersebut masih tetap

mereka pertahankan walaupun telah terjadi perubahan-perubahan tertentu sebagai akibat

pengaruh perkembangan sosial pada umumnya.

Dalam kehidupan masyarakat Batak Toba sampai saat ini, terdapat berbagai tradisi

yang telah melembaga dan mengatur tentang kedudukan, status, peran dan tanggung jawab

yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Sistem sosial budaya yang terdapat dalam

masyarakat Batak Toba yang telah dikenal dinamai Dalihan Na Tolu secara harafiah ialah

“tungku nan tiga. Masyarakat Batak Toba juga memiliki tiga pedoman hidup yakni

Hamoraon (kekayaan), Hagabeon (panjang umur dan banyak keturunan), dan Hasangapon

(kehormatan). Dewasa ini, telah banyak perubahan-perubahan tertentu yang terjadi dalam

masyarakat Batak Toba sebagai akibat pengaruh kontak mereka dengan orang lain,

khususnya peran perempuan dalam keluarga. Di satu pihak terdapat sikap yang menempatkan

perempuan hanya terbatas sebagai istri, ibu, dan pengelola rumah tangga semata. Namun,

setelah adanya kesadaran, perempuan Batak Toba sejak awal ikut berperan dalam

meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.

Setiap perempuan memiliki potensi dan peluang yang kuat sama dengan laki-laki,

perempuan mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang membantu ekonomi keluarganya,

dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Persoalan yang terjadi

akibat adanya tuntutan ekonomi yang menyebabkan perempuan Batak juga turut serta dalam

memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Disamping itu, masyarakat Batak juga memiliki

pedoman hidup yakni Hamoraon, Hagabeon, dan Hasangapon yang menuntut orang Batak

memiliki kekayaan, kebahagiaan dan kehormatan. Ketiga hal inilah yang membangkitkan

semangat perempuan Batak Toba untuk melakukan berbagai peran dalam meningkatkan

(15)

Kemampuan yang dimiliki perempuan Batak dalam menghidupi ekonomi keluarga,

lantas tidak membuat perempuan memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki di dalam

adat Batak. Hal ini dikarenakan budaya patriarki (garis keturunan ayah) yang dianut oleh

masyarakat Batak. Seluruh kehidupan orang Batak diatur oleh struktur patrilineal

masyarakatnya, menurut Vergouwen (1986:37). Dari dulu hingga sekarang perempuan Batak

Toba tidak pernah mengambil peran laki-laki, namun beberapa perubahan-perubahan

menuntut mereka ikut serta berperan untuk meningkatkan ekonomi keluarganya.

Pada zaman dahulu, ada tiga hal yang sangat melekat pada diri perempuan Batak

Toba, yaitu tugasnya hanya di dapur, sumur dan kamar. Sumur bagi orang Batak memiliki

arti bahwa dahulu perempuan Batak mengambil air ke sumur, kemudian di junjung (di

letakkan) di atas kepala untuk di bawa kerumah demi memenuhi kebutuhan hidup seperti

masak, mandi, minum dan keperluan lainnya. Kamar berarti perempuan Batak Toba memiliki

tatanan pernikahan yang ketat sehingga tugas perempuan sebagai istri adalah menemani

suami. Selain itu, orang Batak memiliki falsafah bahwa perempuan harus melahirkan

keturunan. Sedangkan makna dapur yaitu perempuan harus menyiapkan makanan.

Sedangkan peran lelaki adalah mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya, dulunya dengan mencari hasil hutan, berburu yang kemudian di barter ataupun

di bagi kepada yang lain. Sedangkan hasil pertanian dulunya tidak disebut untuk mencari

nafkah karena itu tugas perempuan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Orang Batak yang tinggal di desa sejak dahulu pada umumnya mempunyai mata

pencarian dari bertani. Padi sebagai hasil bertani pada zaman dahulu berbeda fungsinya

dengan sekarang, dahulu untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan dapur yang mana

perempuan kerja di dapur tetapi sekarang menjadi mata pencaharian karena beras sudah di

jual untuk menghasilkan duit, di mana uang sebagai alat tukar di fungsikan untuk memenuhi

(16)

kebutuhan hidup. Pada masa dimana uang menjadi tuntutan yang merupakan penentu

kebutuhan hidup, sehingga beras yang tadinya di timbun masyarakat melebihi kebutuhannya

mulai di jual. Dan akhirnya pelan-pelan pertanian bukan hanya sebagai memenuhi kebutuhan

dapur tetapi sebagai kebutuhan hidup dengan menukarnya sebagai uang.

Kenyataannya perempuan tidak pernah mengambil peran lelaki, yang terjadi adalah

perubahan makna antara pemenuhan kebutuhan dapur dengan kebutuhan hidup. Ibarat pola

hidup di hutan, peran laki-laki menyiapkan sarang sedangkan yang betina melahirkan

anaknya dan memberi makan. Sedangkan zaman sekarang sudah banyak perempuan Batak

menerima pendidikan dengan bersekolah sehingga mereka menggunakan pengetahuannya

untuk membantu meningkatkan ekonomi. Secara hukum adat perempuan Batak Toba tidak

akan pernah mengambil peran laki-laki, tetapi dalam sistem sosial dan ekonomi yang ada

perempuan masuk sebagai orang yang ikut berperan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Oleh

karena itu, penulis merasa penting untuk mengkaji peran perempuan Batak Toba yang

dilakukan para perempuan khususnya di Kelurahan Parapat, dengan membandingkan peran

yang berlaku sejak zaman tradisional hingga sekarang. Berdasarkan latar belakang di atas

maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “ Peran Perempuan Batak Toba

(Rentenir) dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kelurahan Parapat Kabupaten

Simalungun “.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat di ambil suatu identifikasi masalah sebagai

berikut :

1. Pengaruh Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon sebagai pedoman hidup orang

(17)

2. Peran perempuan Batak Toba terhadap ekonomi keluarga di masa tradisional

hingga masa sekarang.

3. Faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan Batak Toba memilih sebagai

rentenir.

4. Cara yang dilakukan perempuan dalam menjalankan usahanya sebagai rentenir.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi masalah pada

“PERAN PEREMPUAN BATAK TOBA SEBAGAI RENTENIR DALAM

MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA DI KELURAHAN PARAPAT

KABUPATEN SIMALUNGUN”.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka peneliti mengambil rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana pengaruh Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon sebagai pedoman hidup

orang Batak dalam meningkatkan ekonomi keluarga?

2. Bagaimana peran perempuan Batak Toba di masa tradisional hingga masa sekarang

dalam ekonomi keluarga?

3. Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi perempuan Batak Toba memilih sebagai

rentenir?

4. Apa saja yang dilakukan perempuan dalam menjalankan usahanya sebagai

(18)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon sebagai pedoman

hidup orang Batak dalam meningkatkan ekonomi keluarga.

2. Untuk mengetahui peran perempuan Batak Toba pada masa tradisional hingga

masa sekarang dalam ekonomi keluarga.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan Batak Toba

memilih sebagai rentenir.

4. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan perempuan dalam menjalankan

usahanya sebagai rentenir.

F. Manfaat Penelitian

1. Memberikan tambahan wawasan bagi peneliti dan pembaca tentang pedoman

ataupun falsafah hidup masyarakat Batak Toba dan peran perempuan Batak Toba

dalam meningkatkan ekonomi keluarga.

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menuangkan buah

pikiran dalam bentuk skripsi.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian

lebih lanjut tentang perempuan Batak Toba.

4. Menambah sumber kajian mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri

Medan tentang sejarah lokal.

5. Menjadi rekomendasi bagi semua perempuan-perempuan khususnya perempuan

Batak Toba untuk menjadi perempuan yang mampu menggunakan pengetahuan

(19)

6. Menambah pembendaharaan karya ilmiah bagi lembaga pendidikan khususnya

Universitas Negeri Medan.

7. Penelitian ini diharapkan menambah refesensi hasil penelitian yang dapat dijadikan

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sejak awal perempuan baik di masa tradisional maupun masa sekarang sudah

menjalankan peran nya di dalam (lingkungan keluarga) dan di luar (lingkungan

masyarakat). Peran perempuan di dalam keluarga yaitu menjaga kesejahteraan

keluarga, mendampingi suami dan mendidik anak-anaknya. Peran perempuan di

lingkungan masyarakat yaitu mampu memposisikan diri dengan sistem

kekerabatan Batak “Dalihan Na Tolu”. Peranan perempuan adalah pengabdian bagi

keluarga marga suami dan jika peranan itu tidak dilaksanakan sesuai statusnya

sebagai ibu rumah tangga, maka tujuan hamoraon, hagabeon dan hasangapon

tidak pernah diperoleh.

2. Pada masa tradisional mata pencaharian masyarakat Batak yakni; bertani, bertenun,

beternak, menangkap ikan, berdagang di onan (pasar). Masuknya Belanda telah

mengenalkan uang serta menghilangkan sistem barter. Masyarakat dengan cepat

mengikuti perkembangan jaman khususnya di Kelurahan Parapat. Pada masa kini

pekerjaan pun mulai beragam. Masyarakat sudah mengenal uang sebagai alat tukar.

Lahan pertanian di Kelurahan Parapat semakin sedikit. Parapat sebagai daerah

wisata sudah kurang diminati. Berdagang merupakan mata pencaharian pada

umumnya di daerah ini. Untuk menambah penghasilan, perempuan mulai

menjalankan usahanya sebagai rentenir.

3. Faktor yang menyebabkan perempuan Batak Toba memilih sebagai rentenir karena

pendapatan suami dianggap masih kurang, adanya tuntutan ekonomi keluarga yang

(21)

4. Keberadaan perempuan Batak Toba sebagai rentenir khususnya di Kelurahan

Parapat tidak mengganggu aktifitasnya di dalam keluarga maupun di tengah-tengah

masyarakat. Karena mereka tidak pernah melakukan hal-hal yang dianggap

menyimpang seperti kriminal terhadap peminjam.

B. Saran

Dari hasil penelitian tersebut, penulis hendah memberikan saran kepada para pembaca

;

1. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang universal. Dalam suku Batak Toba

ada falsafah sosial orang Batak seperti; “ Dalihan Na Tolu dan 3H (Hamoraon,

Hagabeon dan Hasangapon) “. Perkembangan jaman dan banyaknya anak Batak

yang merantau menyebabkan banyaknya orang Batak yang tidak mengetahui

falsafahnya. Untuk menjaga kebudayaan tersebut setiap anak diajarkan baik di

lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Sehingga kemanapun orang

Batak melangkah kebudayaan atau tamadunnya masih tetap hidup ditengah-tengah

masyarakat.

2. Peranan perempuan sangat besar dalam kesejahteraan keluarga baik dalam bidang

ekonomi maupun non ekonomi. Sebagai perempuan Batak Toba sebaiknya harus

memiliki keterampilan, meningkatkan pendidikan dan meningkatkan

kepeduliannya terhadap adat Batak. Sehingga perempuan bisa diterima di

lingkungan masyaratnya.

3. Bagi kebanyakan orang rentenir merupakan pekerjaan di mana kebanyakan

masyarakat berpikiran negatif. Tidak selalu sesuatu yang kelihatan buruk akan

(22)

buruk kepada seseorang. Pelajarilah segala sesuatu terlebih dahulu sebelum

(23)

1

DAFTAR PUSTAKA

Castles, Lance. 2001. Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra :

Tapanuli 1915-1940. Jakarta : Duta Prima.

Etty, Maria. 2004. Perempuan : Memutus Mata Rantai Asimetri. Jakarta : Grasindo.

Fakultas Ilmu Sosial. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal

Penelitian Mahasiswa. Medan. Universitas Negeri Medan.

Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim di Tanah Batak. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Bentang Pustaka.

Lim, dkk. 2000. Sejarah Lisan Di Asia Tenggara : Teori dan Metode. Jakarta : Pustaka LP3ES.

Marbun dan Hutapea. 1987. Kamus Budaya Batak Toba. Jakarta : Balai Pustaka.

Nina, Johan. 2012 . Perempuan Nuaulu : Tradisionalisme dan Kultur Patriarki. Jakarta : Obor Indonesia.

Panggabean dan Sinaga.2007.Hukum Adat Dalihan Na Tolu Tentang Hak Waris. Jakarta : Dian Utama.

Siahaan, Bisuk. 2011. Batak: Satu Abad Perjalanan Anak Bangsa. Jakarta : PT.Glory Offset Press.

Siahaan, Nalom. 1982. Adat Dalihan Na Tolu : Prinsip dan Pelaksanaan. Jakarta: Prima Anugerah Medan.

Simanjuntak, Bungaran.2012. Otonomi Daerah, Etnonasionalisme, dan Masa Depan Indonesia.Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : ALFABETA.

Sukirno, Sadono. 1994. Teori Pengantar Mikroekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Pardada,

Yulia dan Singgih. 2012 . Psikologi Untuk Keluarga . Jakarta : Penerbit Libri.

Gambar

Tabel 1 Luas Daerah dan Bentuk Penggunaan Lahan ..................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan (a) Untuk Mengetahui Sejarah Peran Petani Perempuan dalam pengaruh ekonomi keluarga di Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna anak perempuan pada ayah Batak Toba yang tidak memiliki anak laki-laki dengan menggunakan metode fenomenologi dan melibatkan

Penulis merasa sangat bersyukur telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Ganda Perempuan dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Kelurahan Barabai Darat

Dari penelitian ini dapat diketahui peran perempuan dalam penunjang ekonomi keluarga, Pencari nafkah utama dalam keluarga adalah Ayah (Laki-laki), Namun Peran Ibu

Berdasarkan analisis data mengenai peran perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Kelurahan Pulo Brayan Darat I maka peneliti menyimpulkan bahwa latar

Selain memiliki peranan sebagai pengasuh anak, perempuan batak toba memiliki peranan lain yaitu sebagai perempuan dari keturunan masyarakat batak toba dengan konsep “boru ni

Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi pembagian peran gender dalam keluarga (2) Mengidentifikasi kontribusi ekonomi perempuan terhadap pendapatan total

REVITA ARDYANI, Peningkatan Peran-ekonomi Perempuan dalam Memenuhi Pendapatan Keluarga Melalui Pendayagunaan Kelembagaan Lokal (Studi Kasus Keluarga yang Terkena PHK di