• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indrametrical, Perancangan Busana Siap Pakai bagi Wanita Dewasa Muda dengan Inspirasi Batik Indramayu dan Reka Bahan Anyaman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Indrametrical, Perancangan Busana Siap Pakai bagi Wanita Dewasa Muda dengan Inspirasi Batik Indramayu dan Reka Bahan Anyaman."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Indrametrical”

adalah busana

ready to wear

yang terinspirasi dari batik motif

Manuk Drawes

dan anyaman yang berasal dari kota Indramayu. Ciri utama batik Indramayu

adalah pemakaian warna yang kontras antara warna latar dan warna motif utama. Pada

umumnya, batik dari daerah pesisir memiliki ragam warna dengan komposisi yang cerah,

segar dan dinamis. Motif batik Indramayu banyak menggambarkan unsur flora dan fauna.

Keunikan motif batik yang digabungkan dengan

cutting

asimetri menambah kesan

bahwa busana ini adalah busana

casual

yang menjadikannya busana ini menjadi

ready to

wear

.

Cutting

asimetri diambil karena terinspirasi dari sebuah bilik yang pada zaman

sekarang kegunaannya sudah tidak sekuno zaman dahulu, yaitu menjadi dinding interior

yang banyak memakai bentuk asimetri dari bangunan kontemporer. Digabungkan dengan

trend 2014 yaitu

Demotic

dengan sub tema

Indigen

, busana ini menggunakan reka bahan

anyaman. Menggunakan bahan sutera dan

silky crepe

menjadikan anyaman ini mudah untuk

digabungkan dengan bahan dasarnya.

Pembuatan pola dasar

sackdress, skirt

dan

blazer

dilakukan untuk tahap pertama.

Dengan menggunakan

cutting

asimetri yaitu potongan yang berbeda untuk setiap potongan

busana pada setiap sisi kanan kiri depan belakangnya. Kemudian dilakukan pemotongan dan

pembuatan reka bahan anyaman yang kemudian disatukan menjadi busana

ready to wear

.

Busana ini merupakan busana

ready to wear

yang ditujukan untuk para wanita

pencinta busana

casual

dengan usia 23-35 tahun yang berasal dari kalangan menengah ke

atas. Target market ini tinggal di daerah perkotaan, terutama bagi mereka yang mengikuti

alur fashion dan acara formal – semiformal seperti rapat, pertemuan arisan dan lain-lain.

(2)

ABSTRACT

Indrametical is a ready-to-wear clothes which is inspired from Manuk Drawes batik

motive and plaited originated from Indramayu, West Java. The batik of Indramayu's main

characteristic is the use of contrasting colors between background color and the main motive.

Generally, batik from the coastal regions has various colors with bright composition, fresh, and

dynamic. The motive of Indramayu's batik describes flora and fauna a lot.

The uniqueness of batik's motive combined with asymmetric cutting gives an additional

impression that the clothes is a casual ones which makes it a ready-to-wear clothes. Asymmetric

cutting is applied because inspired from a woven bamboo which is now the use of it is not as old

as the previous time. It is become interior wall which uses a lot of asymmetric shape from

contemporer building. Combined with 2014's trend which is Demotic with Indigent sub-theme,

this clothes uses various plaited materials. Using silk and silky crepe make this plaited material

is easy to be combined with the main material.

The making of base pattern of sackdress, skirt, and blazer is done for the first step. With

the use of asymmetric cutting - different cutting for every piece of clothes- on the left, on the

right, in front and at the back side. Then I do the cutting and the make of various plaited material

and then combined to be a ready-to-wear clothes.

These ready-to-wear clothes dedicated for the casual clothes' lady lovers range from

23-35 of age from middle-up class. The target market is for those who live in cities, mainly for

those who always follow the fashion alterations and attend formal or semi-formal events very

often- like meeting, conference, and others.

(3)

KATA

PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul

Indrametrical

”.

Dengan segala keterbatasan pengetahuan, kemampuan, informasi, dan

pengalaman yang dimiliki oleh penulis, penulis menyadari bahwa laporan ini masih

jauh dari kata “sempurna”. Oleh karena itu, sumbangan pemikiran, baik berupa kritik

maupun saran yang bersifat membangun penulis dalam memperluas pengetahuan,

sangat berguna bagi penulis di masa yang akan datang.

Dalam menyusun laporan ini ditemui beberapa kesulitan yang sedikit banyak

menghambat dalam menyelesaikan laporan. Beberapa hambatan tersebut adalah

kesulitan dalam pencarian sumber pustaka yang sesuai dengan materi.

Namun berkat adanya bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak,

sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.

Pada kesempatan ini, penulis secara khusus berterima kasih kepada:

1.

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat, berkat dan

bimbingannya.

2.

Bapak Krismanto Kusbiantoro, S.T. ,M.T. selaku dekan Fakultas Seni Rupa

dan Desain Universitas Kristen Maranatha Bandung.

3.

Bapak Roy Anthonius S., S.Sn., M.Ds. selaku Kepala Prodi Diploma III Seni

Rupa dan Desain.

4.

Ibu Dra. Indrayanti selaku pembimbing I dan Ibu Astri Lestari,S.sn selaku

pembimbing II yang sudah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran

untuk memberikan masukkan, dukungan dan saran dalam menyelesaikan

laporan ini.

5.

Ibu Dra. Indra Yanti, selaku dosen menjahit, karena telah membimbing dan

membantu dalam pembuatan pola busana Tugas Akhir.

6.

Segenap dosen dan staff D3 Fashion Design atas dukungan dan

(4)

7.

Ayah, Ibu, Marshella, Monica, Melvino dan Yeshey yang telah memberikan

dukungan dan doa kepada penulis dalam menyusun laporan ini.

8.

Kepada teman-teman di perkuliahan, Shienny, Cecilia, Jovita, dan Vyan yang

telah bersedia memberikan semangat pada penulis untuk menyelesaikan

laporan ini.

9.

Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga Tuhan Yesus Kristus melimpahkan berkat-Nya pada

semua pihak yang telah membantu penulis dan semoga laporan ini dapat berguna

bagi semua pihak yang memerlukan.

Bandung, 17 Juni 2014

Mourenfa Shendiana Sugianto

(5)

DAFTAR

ISI

 

ABSTRAK ... i

 

KATA PENGANTAR ... ii

 

DAFTAR ISI ... iv

 

DAFTAR GAMBAR ... vii

 

DAFTAR TABEL ... ix

 

DAFTAR LAMPIRAN ... x

 

BAB I PENDAHULUAN ... 1

 

     1.1

 

Latar Belakang ... 1

 

     1.2

 

Identifikasi masalah ... 3

 

     1.3

 

Batasan masalah ... 3

 

     1.4

 

Tujuan perancangan ... 4

 

     1.5

 

Metode perancangan ... 4

 

     1.6

 

Sistematika Penulisan ... 5

 

BAB II KERANGKA TEORI ... 6

 

     2.1

 

Teori Fashion ... 6

 

     2.2

 

Teori Busana ... 6

 

      2.2.1

 

Asal Usul Busana ... 7

 

      2.2.2

 

Desain Busana ... 9

 

      2.2.3

 

Unsur dan Prinsip Desain ... 10

 

      2.2.4

 

Fungsi busana ... 14

 

     2.3

 

Pengertian Pola Busana ... 17

 

      2.3.1

 

Pola konstruksi ... 18

 

      2.3.2

 

Pola standar ... 19

 

     2.4

 

Teori Warna ... 19

 

(6)

      2.4.2

 

Warna sekunder ... 20

 

      2.4.3

 

Warna tersier ... 20

 

      2.4.4

 

Warna netral ... 21

 

     2.5

 

Busana Ready To Wear ... 21

 

     2.6

 

Tekstil ... 22

 

      2.6.1

 

Sutera ... 23

 

     2.7

 

Batik ... 24

 

      2.7.1

 

Cara membuat warna kain batik ... 28

 

      2.7.2

 

Jenis batik menurut teknik pembuatannya ... 29

 

     2.8

 

Anyaman ... 30

 

     2.9

 

Pengertian Tren ... 31

 

BAB III OBJEK PERANCANGAN ... 33

 

     3.1

 

Batik Indramayu ... 33

 

     3.2

 

Motif Manuk Drawes ... 34

 

     3.3

 

Demotic ... 35

 

      3.3.1

 

Indigen ... 35

 

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ... 36

 

     4.1

 

Perancangan Umum ... 36

 

      4.1.1

 

Moodboard ... 36

 

      4.1.2

 

Konsep ... 36

 

      4.1.3

 

Gambar Desain ... 38

 

      4.1.4

 

Penjelasan Desain ... 38

 

     4.2

 

Perancangan Khusus ... 39

 

      4.2.1

 

Desain 1 ... 39

 

      4.2.2

 

Desain 2 ... 40

 

      4.2.3

 

Desain 3 ... 40

 

      4.2.4

 

Desain 4 ... 41

 

(7)

      4.3.1

 

Teknik Anyam ... 42

 

      4.3.2

 

Sepatu ... 43

 

      4.3.3

 

Aksesoris ... 44

 

      4.3.4

 

Material ... 44

 

BAB V PENUTUP ... 46

 

     5.1

 

Kesimpulan ... 46

 

     5.2

 

Saran ... 46

 

DAFTAR PUSTAKA ... 48

 

DATA PENULIS ... 49

 

 

(8)

DAFTAR

GAMBAR

Gambar 2.1 Unsur desain garis ... 11

Gambar 2.2 Unsur desain bentuk 2D ... 12

Gambar 2.3 Unsur desain bentuk 3D ... 12

Gambar 2.4 Unsur desain warna ... 12

Gambar 2.5 Unsur desain tekstur ... 13

Gambar 2.6 Unsur desain value ... 13

Gambar 2.7 Diagram warna menurut teori Brewster ... 19

Gambar 2.8 Diagram warna primer menurut teori Brewster ... 20

Gambar 2.9 Diagram warna sekunder menurut teori Brewster ... 20

Gambar 2.10 Diagram warna tersier menurut teori Brewster ... 20

Gambar 2.11 Diagram warna netral menurut teori Brewster ... 21

Gambar 2.12 Canting ... 25

Gambar 2.13 Menganyam bilik bambu ... 30

Gambar 3.1 Batik motif manuk drawes ... 34

Gambar 4.1 Moodboard ... 36

Gambar 4.2 Illustrasi Fashion ... 38

Gambar 4.3 Illustrasi Fashion ... 39

Gambar 4.4 Illustrasi Fashion ... 40

Gambar 4.5 Illustrasi Fashion ... 41

Gambar 4.6 Illustrasi Fashion ... 41

Gambar 4.7 Proses Menganyam ... 42

Gambar 4.8 Proses Menganyam ... 42

Gambar 4.9 Proses Menganyam ... 42

(9)

Gambar 4.11 Proses Menganyam ... 42

Gambar 4.12 Proses Menganyam ... 42

Gambar 4.13 Proses Menganyam ... 43

Gambar 4.14 Proses Menganyam ... 43

Gambar 4.15Sepatu ... 43

Gambar 4.16 Sepatu ... 43

Gambar 4.17 Gelang ... 44

Gambar 4.18 Bahan sutra bermotif batik manuk drawes ... 44

Gambar 4.19 Bahan sutra merah maroon ... 44

Gambar 4.20 Bahan silky crepe ... 45

(10)

DAFTAR

TABEL

Tabel 1.1 Metode perancangan ... 4

(11)

DAFTAR

LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 50

LAMPIRAN B ... 67

LAMPIRAN C ... 68

LAMPIRAN D ... 72

LAMPIRAN E ... 80

LAMPIRAN F ... 84

LAMPIRAN G ... 87

(12)

BAB

I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin

tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari koleksi ragam jenis busana, antara lain

busana kerja, busana olahraga, busana tidur, busana pesta dan busana untuk

berbagai kesempatan pemakaian lainnya. Kebutuhan aneka ragam busana akan

selalu mengikuti perubahan tren dan populasi manusia sehingga industri busana

sangat prospektif untuk dijadikan peluang kerja ataupun peluang usaha.

Perkembangan dunia fashion tidak lepas dari perkembangan ragam jenis

tekstil sebagai bahan utama untuk busana. Tekstil berasal dari serat yang diolah

menjadi benang kemudian menjadi kain. Selanjutnya, kain tersebut mengalami

berbagai proses penyempurnaan sehingga menjadi kain berwarna atau bermotif

dengan berbagai karakter khusus, seperti ketahanan warna, tekstur, kilauan dan

kelembutan.

Barnard (2007:11) menyimpulkan etimologi kata fashion terkait dengan

bahasa Latin,

factio

artinya “membuat”. Karena itu, pengertian asli fashion

adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang. Kini terjadi penyempitan

makna dari kata fashion tersebut menjadi sesuatu yang dikenakan seseorang,

khususnya pakaian beserta aksesorinya.

Kebutuhan konsumen akan busana

ready to wear

saat ini meningkat,

sehingga menuntut desainer untuk dapat lebih bereksperimen dengan hasil

karyanya sehingga dapat memberikan suatu karya yang memiliki kekhasan dan

memenuhi kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, koleksi kali ini dibuat dalam

kategori

ready to wear

, karena anak muda jaman sekarang lebih memilih

menggunakan busana

ready to wear

untuk acara formal maupun semi formal.

Kategori ini dipilih karena dinilai lebih nyaman saat digunakan untuk jangka

(13)

Indrametrical”

adalah judul dari koleksi ini. Koleksi busana

ready to wear

ini dibuat dengan campuran bahan dari batik dan motif anyaman asal kota

Indramayu. Ragam hias batik Indramayu terdiri dari motif non-geometris atau

organik, yaitu susunan motif yang menyebar dinamis dan atraktif memenuhi

bidang kain. Motif batik yang tidak beraturan ini membuatnya lebih cocok jika

dipadupadankan dengan

cutting

asimetri.

Warna batik Indramayu seperti pada umumnya batik dari daerah pesisir,

memiliki ragam warna dengan komposisi yang cerah, segar dan dinamis.

Penggunaan warna banyak memakai gaya

ungon

(ungu) yaitu kombinasi warna

biru indigo dan merah. Warna merah terakota sebagai warna dasar dari busana ini

karena lebih menonjolkan sisi

casual

dan salah satu warna yang masuk dalam

trend 2014, yaitu

Demotic

dengan subtema

Indigen

.

Motif batik Indramayu banyak menggambarkan unsur flora dan fauna, yang

menjadi ciri khas alam pesisir seperti ikan, udang, bunga, daun, akar, dan

bermacam jenis burung antara lain berupa corak lokcan.

Anyaman merupakan seni tradisi yang tidak mempunyai pengaruh dari luar.

Perkembangan sejarah anyaman sama dengan perkembangan seni tembikar. Akar

dan rotan adalah bahan asas yang awal digunakan untuk menghasilkan anyaman.

Koleksi ini mengacu pada trend 2014 dengan tema

Demotic

, yang

mempunyai arti kata digunakan sebagai penamaan bahasa Mesir Kuno, pada

tema ini konteksnya adalah sebagai bahasa penghubung antara sejarah dan

budaya kuno yang agung dengan kemajuan zaman sekarang yang haus akan akar

tradisi yang semakin digali, semakin terlihat ketinggian nilai dan kedalaman

artinya. Sub tema yang dipilih adalah

Indigen

, berasal dari kata

Indigenous

, sub

tema ini memiliki ciri khas

craftmanship

berupa anyaman dan sulaman yang juga

merupakan ciri bangsa

Indigenous

. Kombinasi teknik tradisional dengan metode

modern sebagai

platform

. Koleksi ini menggunakan material yang terinspirasi

dari material alam, dihiasi detail buatan tangan seperti

macramé

atau bordir

bertekstur yang memberikan nuansa primitif. Sub tema

indigen

ini secara teknis

lebih menonjolkan kerumitan dan kesempurnaan struktur yang

powerful

,

(14)

terlupakan. Kelompok warna didominasi pekat kemerahan seperti merah

terakota, coklat

expresso

dan warna natural indigo.

Busana yang dirancang merupakan busana

ready to wear

atau busana siap

pakai, bersifat

casual

sehingga dapat dipakai dalam acara yang santai.

Potongannya pun dibuat secara asimetri agar lebih terlihat menarik bila disatukan

dengan bahan batik.

Busana

ready to wear

ini merupakan busana

casual,

modern dan praktis,

yang dapat dikombinasikan dan digunakan pada acara-acara non-formal sampai

semi-formal. Busana ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan wanita dewasa

berusia 23-35 tahun akan busana

ready to wear

yang

fashionable

, cinta tanah air,

unik, namun tetap elegan.

1.2

Identifikasi masalah

1.

Kurannya busana siap pakai dengan menggunakan reka bahan anyaman.

2.

Meningkatnya kebutuhan konsumen, khususnya wanita muda terhadap

busana

ready to wear.

3.

Kurangnya ketertarikan anak muda zaman sekarang untuk menggunakan

busana dengan bahan dasar bermotif batik.

4.

Penggunaan warna dan motif bertabrakan yang hanya disukai oleh orang

dengan karakter tertentu.

1.3

Batasan masalah

Dalam kaitannya dengan identifikasi masalah di atas, maka lingkup proyek

kerja tugas akhir dibatasi pada hal-hal berikut, yaitu:

1.

Menciptakan busana

ready to wear

untuk kalangan muda golongan menengah

ke atas, dengan desain yang unik.

2.

Mengkombinasikan beberapa tekstur dan motif bahan yang berbeda, seperti

batik sutera dan semi sutera, dimana keduanya memiliki karakter yang

berbeda, dan menyatukan kedua bahan tersebut menjadi reka bahan seperti

anyaman.

(15)

4.

Menciptakan karya yang lebih

modern

dan dapat menarik minat anak muda

zaman sekarang.

1.4

Tujuan perancangan

1.

Membuat desain busana

ready to wear

dengan menggunakan reka bahan

anyaman.

2.

Memperkenalkan motif batik

manuk drawes

asal kota Indramayu yang

dipadupadankan dengan bahan semi sutera yang elegan dan

modern

.

3.

Ditujukan untuk seorang wanita Indonesia dengan usia 23-35 tahun yang

ingin membudidayakan batik dengan cara yang unik dan lebih

modern

sehingga lebih mudah diterima dan diadopsi oleh kalangan seusianya.

1.5

Metode perancangan

Perancangan koleksi “

Indrametrical”

dibuat dengan awal pembentukan

konsep, pemilihan desain dan dilanjut dengan memproduksinya. Rincian

produksinya sebagai berikut:

Bagan 1.1 Metode Perancangan

Riset Desain

Pembuatan Desain

Proses Produksi

Pencarian ide dan konsep

Pembuatan koleksi

desain

Pembuatan pola dasar

Pembuatan

mindmap

Penentuan tema

Pembuatan sketsa

Pemilihan material bahan

Reka bahan

Mengembangkan pola

sesuai dengan desain

Pemotongan pola

Proses Menjahit

Proses pembuatan reka

bahan dan aksesoris

(16)

1.6

Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Tugas Akhir ini terdiri dari sub bab yang ada pada setiap

bab yang menjelaskan secara rinci mengenai konsep dan inspirasi yang

mendukung dalam pembuatan busana Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, bab ini menjelaskan tentang pendahuluan yang

berisi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan,

metode perancangan dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, bab ini menjelaskan tentang landasan teori

yang berisi pengertian teori fashion, teori busana, asal usul busana, desain

busana, unsur dan prinsip busana, fungsi busana, pengertian pola busana, busana

ready to wear

, tekstil, batik, anyaman, warna dan trend.

BAB III OBJEK STUDI, bab ini menjelaskan tentang objek studi batik

Indramayu, motif batik manuk drawes dan trend 2014 berdasarkan survey.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN, bab ini menjelaskan tentang konsep

perancangan yang berisi aplikasi konsep dan tema pada rancangan, perancangan

umum dan perancangan khusus.

BAB V PENUTUP, setelah melakukan pencarian data yang sesuai dengan

inspirasi dan konsep, proses perancangan dan pembuatan busana dengan judul

Indrametrical

, maka pada bab ini memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan

dan proses pengerjaan serta saran yang dapat memperbaiki atau mengembangkan

(17)

BAB

V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Indramayu diambil sebagai sumber inspirasi dari koleksi “Indrametrical”

karena kota kecil ini jarang sekali dikenal oleh masyarakat luas, dan kaum awam

pun jarang yang mengetahui bahwa kota ini memiliki motif-motif batik yang

sangat unik. Dengan dipadupadankan dengan trend 2014 yaitu

Demotic dengan

sub tema Indigen, menjadikannya sebuah busana ready to wear. Pada koleksi ini

digunakan

color blocking, yaitu pencampuran warna merah dan coklat. Bahan

sutera dan satin diambil karena memiliki tekstur yang tipis, cocok untuk reka

bahan anyam yang akan menghasilkan kesan tebal pada bahan.

Koleksi busana ready to wear “Indrametrical” ditujukan pada wanita dewasa

berusia 23-35 tahun dari kalangan menengah ke atas. Terutama bagi mereka yang

mengikuti alur fashion nasional.

5.2 Saran

Pada proses pembuatan koleksi busana “Indrametrical” terdapat beberapa

kendala yang terjadi berupa memadukan warna antara batik, merah dan coklat

agar terlihat unik dan tidak norak.

Proses pembuatan teknik reka bahan anyaman dapat dimulai dengan

membuat potongan-potongan kain yang dijahit lurus kemudian baru dianyam

sesuai pola yang diinginkan. Untuk mendapatkan hasil anyaman yang rapi,

disarankan menganyam dengan pola terbalik dari yang diinginkan, agar pada saat

akan ditempel dengan kain keras

georgette tidak perlu membalikkan hasil

anyaman yang akan beresiko potongan anyaman akan terlepas.

Pemilihan bahan untuk teknik anyam ini disarankan menggunakan bahan

yang tipis semacam satin dan sutera agar pada saat dianyam, bahan tidak menjadi

(18)

Semoga laporan Tugas Akhir ini bisa menjadi manfaat dan informasi serta

masukan bagi pembaca yang ingin membuat busana yang serupa atau yang

(19)

D A F T A R

P U S T A K A

DEKRANASDA.

Batik Indramayu

Ramadhan, Iwet. 2013.

Cerita Batik

. Tangerang Selatan: Literati

Atik, S. Ken dkk. 2010.

Buku Saku Batik Jawa Barat Jilid II

. Bandung: Yayasan

Batik Jawa Barat

Fitrihana, Noor. 2011.

Memilih Bahan Busana

. Sleman: PT Intan Sejati Klaten

Ernawati dkk. 2008.

Tata Busana SMK Jilid I

. Jakarta: Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Kusrianti, Adi. 2007.

Pengantar Desain Komunikasi Visual

. Bandung: Penerbit Andi

Gunawan, Belinda. 2012.

Kenali Tekstil

. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat

Lisbijanto, Herry. 2013.

Batik

. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kurnia, Novi & Siti Aminah, Mia. 2012.

Mendesain Baju Sendiri Dari Pola Hingga

Jadi

. Jakarta: Dunia Kreasi

Saraswati, Ida. 2013.

Panduan Mudah Membuat Pola Busana untuk Pemula

.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penggabungan antara objek kaleidoskop dan kristal yang diangkat dari subtema Facet dilakukan dengan cara menggunakan motif dalam bentuk susunan kristal yang

Selain itu penggunaan material bulu sintetis yang merupakan perwujudan dari bulu serigala tidak hanya memberi inovasi pada desain busana ready-to-wear, tetapi

“Atjeh Gayo” merupakan koleksi busana ready to wear deluxe yang terinspirasi dari budaya seni daerah Gayo, Nanggroe Aceh Darussalam dengan menggabungkan subtema Totem

“Ori - kire” merupakan tema koleksi busana yang mengangkat inspirasi umum dari origami, lebih dalam lagi mengambil bentuk lipatan-lipatan yang terbentuk

koleksi busana ready-to-wear yang mengangkat inspirasi dari fenomena kebakaran.. hutan yang sering terjadi belakangan

Motif dan siluet pakaian yang diterapkan pada busana terinpirasi dari bentukan kelelawar tersendiri, didukung dengan pengunaan bahan kain berbahan beludru , chiffon , laken dan

Hal tersebut diwujudkan melalui penggunaan tenun ikat Sumba dalam perancangan yang digabungkan dengan tren “Refugium”. Tujuan untuk menyediakan busana ready-to-wear

Eblek Tari Turangga Yaksa sebagai Inspirasi Motif Batik dalam Busana Kasual Ready To Wear diajukan oleh Wulan Restiani Puspita Dewi, NIM 1300022025, Program