• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2012."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Stock split is one form of capital restructuring undertaken by a company that raises

split effect, ie activities which result in the number of shares outstanding increased

proportionally more than the increase in corporate wealth. Research purposes to test

and find no empirical evidence of the positive effect of the stock split on stock prices

on companies listed on the Stock Exchange in 2007 until 2012. Samples in research

used purposive sampling techniques. The tool analysis in this study is a linear

regression. The result is there is no effect of the stock split on stock prices on

companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2007-2012.

(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Stock split merupakan salah satu bentuk restrukturisasi modal yang dilakukan oleh

suatu perusahaan yang menimbulkan split effect, yaitu kegiatan yang berakibat naiknya jumlah saham yang beredar secara proporsional lebih banyak dari pada kenaikan kekayaan perusahaan. Tujuan penelitian untuk menguji dan menemukan bukti empiris mengenai ada pengaruh positif stock split terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2007 sampai 2012. Sampel dalam penelitian digunakan teknik purposive sampling. Alat analisis dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Hasil penelitian adalah tidak terdapat pengaruh stock split terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007–2012.

(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Kontribusi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Rerangka Teoritis ... 7

2.2 Teori Sinyal (Signaling Theory) ... 8

2.3 Tujuan Laporan Keuangan ... 11

2.4 Stock Split ... 13

2.5 Harga Saham (Stock Price) ... 15

(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODA PENELITIAN

3.1 Populasi dan Penentuan Sampel ... 24

3.2 Sumber dan Data yang Digunakan ... 24

3.3 Model Penelitian ... 25

3.4 Model Regresi ... 25

3.5 Variabel Penelitian ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 27

4.1.1 Uji Normalitas ... 27

4.2 Pembahasan Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur ... 28

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 31

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 31

5.3 Saran ... 32

5.3.1 Implikasi Kebijakan ... 32

5.3.3 Saran Penelitian yang Akan Datang ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 34 LAMPIRAN

(5)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik informasi yang tersedia dipublik maupun informasi pribadi (privat). Salah satu informasi yang ada adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham. Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk

meningkatkan earnings (Brigham dan Gapenski, 1999).

Aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada saat harga dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Ada banyak sekali pendapat mengenai stock split, tetapi pada dasarnya pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Pertama, stock split hanya merupakan perubahan yang bersifat “kosmetik”. Kedua, stock split dapat mempengaruhi keuntungan, dan sinyal yang diberikan kepada pasar.

(6)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Beberapa alasan perusahaan melakukan stock split diantaranya adalah: memanfaatkan psikologis pemodal dalam upaya meningkatkan likuiditas, dan laba (earnings) menjadi salah satu indikator kinerja perusahaan. Sebagaimana dijelaskan dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 (FASB, 1978) bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif serta untuk menaksir risiko dalam investasi atau kredit. Penyampaian informasi tentang earnings tersebut berpotensi sebagai pengurang ketidakpastian bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2, paragraf 5 (IAI, 2012) arus kas (cash flow) merupakan aliran arus kas atau setara kas yang terdiri dari arus masuk dan arus keluar. Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Pengertian setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.

(7)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Stock split merupakan salah satu bentuk restrukturisasi modal yang dilakukan

oleh suatu perusahaan yang menimbulkan split effect, yaitu kegiatan yang berakibat naiknya jumlah saham yang beredar secara proporsional lebih banyak dari pada kenaikan kekayaan perusahaan. Akibatnya, harga saham akan turun walaupun pemegang saham memiliki lebih banyak saham. Apabila setiap saham yang beredar dipecah menjadi dua saham baru, maka jumlah saham yang beredar akan naik dua kali lipat, sementara nilai perusahaan tidak berubah. Bahkan besar kemungkinan berkurang, walaupun tidak material, karena perusahaan harus mengeluarkan biaya pencetakan surat saham baru, biaya pengumuman, biaya notaris (bila anggaran dasar harus diubah), biaya pajak (bila yang dikapitalisasi sebagai saham bonus adalah pos laba ditahan dan pajaknya ditanggung oleh perusahaan).

Manfaat kebijakan stock split dalam memanfaatkan psikologis pemodal tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena basis harga yang lebih rendah. Bila harga saham Rp2.000, kenaikan harga satu poin (Rp25) merupakan keuntungan 1,25%. Bila harga saham "hanya" Rp1.000, maka kenaikan yang sama memberikan keuntungan 2,5%.

Penelitian yang pernah dilakukan menyangkut arus kas dan saham diantaranya oleh Bowen et al. (2006) yang meneliti hubungan empiris di antara sinyal-sinyal yang disediakan oleh saham dan berbagai ukuran arus kas, yaitu net income before extraordinary items (NIBEI), net income plus depreciation and

amortization (NIDPR), working capital from operations (WCFO), cash flow from

operations (CFO), cash flow after investment (CFAI) dan change in cash and short

term marketable securities (CC). Mereka menguji asersi yang dibuat oleh FASB

(8)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha akan datang. Penelitian tersebut memberikan simpulan bahwa empat dari lima variabel arus kas memprediksi arus kas mendatang dengan lebih baik daripada model yang didasarkan pada variabel lain.

Selain itu Wang dan Eichenseher (2006) meneliti hubungan antara keinformatifan dan kemampuan prediksi data arus kas. Hasil analisis menunjukkan bahwa data arus kas memberi kontribusi informasi inkremental yang signifikan ketika kemampuan prediksi earnings adalah rendah dan memberikan kontribusi informasi inkremental yang rendah ketika kemampuan prediksi earnings adalah tinggi. Temuan tersebut menyarankan investor untuk lebih mempercayai arus kas ketika kemampuan prediksi earnings adalah rendah dan kurang mempercayai arus kas ketika kemampuan prediksi earnings adalah tinggi.

Namun demikian ada juga penelitian yang menghasilkan simpulan bahwa saham tidak menjadi satu-satunya prediktor bagi kinerja perusahaan di masa mendatang. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Beaver et al. (1980) yang menemukan bahwa informasi harga saham lebih baik dari pada laba masa lalu dalam memprediksi laba. Demikian juga halnya dengan cash flow. Board dan Day (1989) yang menemukan bahwa cash flow tidak memiliki kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham. Sementara itu Chubb (1995) menemukan bahwa kandungan informasi data arus kas di luar data laba akuntansi hanya memberikan dukungan yang lemah untuk kegunaan data arus kas bagi investor.

Hasil penelitian Fama (1993) menunjukkan 71,5% dari sampel perusahaan yang diteliti mengalami presentasi kenaikan dividen pada tahun sesudah dilakukan stock split yang lebih besar dibanding rata-rata kenaikan securitas yang ada di New

(9)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha yang tidak membayar dividen tunai selama tiga tahun sebelum split, menunjukkan reaksi harga saham yang signifikan terhadap pengumuman stock split.

Dennis dan Strickland (2002) juga melakukan penelitian tentang pengaruh stock split terhadap likuiditas dan return saham pada salah satu Bursa Efek di

Amerika didapat hasil bahwa Stock Split dapat meningkatkan likuiditas dan return. Penelitian Brennan dan Hughes (1991) serta penelitian Brennan dan Copeland (1988) menunjukkan bahwa stock split tidak memberikan informasi banyak terhadap investor. Penelitian Ikenberry, et al. (1996) menunjukkan bahwa pemecahan dalam ukuran kecil tidak efektif untuk meningkatkan permintaan dan harga saham.

Berdasarkan beberapa hal tersebut diatas, penelitian ini ditujukan untuk menguji kembali sampai sejauh mana stock split mempengaruhi harga saham.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, peneliti bermaksud untuk mendapatkan bukti secara empiris mengenai: Apakah stock split berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2007 sampai 2012?

1.3. Tujuan Penelitian

(10)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat penelitian, yaitu:

1. Memberikan bukti empiris mengenai ada pengaruh positif stock split terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2007 sampai 2012.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pemakai investor dalam membuat keputusan ekonomis di masa yang akan datang dalam berinvestasi.

1.5. Kontribusi Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh stock split terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur. Penulis mencoba meneliti stock split yang berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur. Seperti halnya penelitian sebelumnya yang memberikan bukti empiris mengenai tidak ada pengaruh stock split terhadap harga saham, penelitian ini pun memiliki maksud yang sama melihat apakah ada pengaruh atau tidak antara stock split terhadap harga saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah penelitian ini mencoba meneliti stock split berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur

(11)

31

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan hasil penelitian dan saran yang diberikan atas penelitian pengaruh stock split terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2007 sampai 2012, adalah sebagai berikut:

5.1 Simpulan

Hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan dengan judul pengaruh stock split terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007–2012, maka dapat ditarik simpulan bahwa hasil dari analisis regresi linier sederhana yang dilakukan menunjukkan tidak terdapat pengaruh stock split terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007–2012.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dalam pelaksanaannya antara lain:

1. Penelitian ini hanya meneliti tentang stock split dan harga saham, padahal banyak variabel yang berkenaan dengan stock split dan harga saham, dan lainnya sehingga membuat penelitian tidak maksimal dan tidak bisa meneliti bagian lain hanya dari satu variabel saja.

(12)

32

Universitas Kristen Maranatha

5.3 Saran

5.3.1 Implikasi Kebijakan

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan kepada investor dan perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Menjadi bahan evaluasi bagi investor dalam meningkatkan investasi di pasar modal dengan memperhatikan kinerja perusahaan, dimana stock split yang dilakukan oleh perusahaan belum tentu memberikan ketertarikan kepada investor untuk melakukan investasi atau meningkatkan keuntungan dari harga saham tersebut, oleh sebab itu perusahaan harus berhati-hati dalam melakukan kebijakan untuk melakukan stock split

2. Beberapa dimensi yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan stoct split, perusahaan harus melihat harga saham, jumlah saham yang

beredar dan kondisi ekonomi pada saat akan melakukan stock split.

5.3.2 Saran Penelitian yang Akan Datang

Saran-saran yang dapat diajukan oleh peneliti untuk penelitian yang akan datang, antara lain meliputi:

1. Sebagai referensi bagi peneliti berikutnya yang berminat meneliti mengenai stock split terhadap harga saham pada obyek penelitian yang lain.

(13)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Astuti. (2012). Pengaruh Kebijakan Pemecahan Saham terhadap Harga Saham dan likuiditas Saham (Studi pada Perusahaan-perusahaan yang Melakukan Pemecahan Saham dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Tesis Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung.

Baker, dan Powell. (1993). Investment opportunity and Leverage: Some Australian evidence on the role of board monitoring and directors equity ownership. Managerial Finance vol. 28. No. 3:19-37.

Beaver, dan William. H. (1980). The Information Content of Annual Earnings Announcements. Journal of Accounting Research vol. 18. No. 6:67-92.

Bowen, Brennan, M. J., dan Hughes, P. J. (2006). Growth, corporate policies, and the investment opportunity set. Journal of Accounting and Economics vol. 8. No. 16:161-165.

Board, dan Day. (1989) Managerial ownership, debt policy and the impact of institutional holding: an agency perspective. Financial Management vol. 17. No. 23:38-50.

Brennan, dan Copeland. (1988). Financial statement analysis. New Jersey: Prentice-Hall Englewood Cliffs.

Brennan, M. J., dan Hughes, P. J. (1991). Stock prices and the supply of information. Journal of Finance vol. 12. No. 46:1665-1691.

Brigham, dan Gapenski. (1999). Financial Management. Chicago: The Dryden Press.

Brigham, dan Houston. (2006). Optimum investment and financing policy. Journal of Finance. vol. 7. No. 25:145-160.

Chubb. (1995). Capital Structure, Journal of Accounting and Public Policy vol. 8. No. 19:427-431.

Dennis, dan Strickland. (2002) Two Agency Cost Explanations of Dividends, American Economic Review vol. 13. No. 74:650-659.

(14)

Universitas Kristen Maranatha Fama. (1993). Pengaruh Laba Per Saham terhadap Harga Pasar Saham Sebelum dan Sesudah

Pemecahan Saham (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Melakukan Pemecahan Saham Tahun 2006 yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Tesis Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung.

Financial Accounting Standard Board (FASB). (1978). Statement of Financial Accounting Concepts No.1: Objectives of Financial Reporting by business Enterprises, Stamford, Connecticutt.

Gough. (1993). Financial Accounting. England: Clive Bingley.

Grinbalt. (1984) The Valuation Effects of Stock Split and Stock Devidend. Journal of Financial Economic. Vol. XL, no. 13:319-330.

Hanafi. (2002). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Husnan, dan Pudjiastuti. (2002). Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Semarang.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

Ikenberry, Wolfgang, D., dan Fix, R. (1996). What are the determinants of the capital structure? Some evidence from Switzerland, April 25. Journal of Financial Accounting vol. 4. No. 17:247-279.

Immaculatta, M. (2006), Corporate Governance: Voting Rights and Majority Rules, Journal of Financial Economics vol. 20. No. 8:203-235.

Jama’an. (2008), Kinerja Keuangan, Harga Saham Dan Pemecahan Saham, Seminar Nasional Akuntansi III.

Jensen, dan Meckling. (1976). Growth opportunity, capital structure and dividend policies in Japan. Journal of Corporate Finance vol. 2. No. 5:141-168.

Laux, Christian, dan Paul, A. 1998. Corporate Governance, Idiosyncratic Risk, and Information Flow. The Rand Journal of Economics vol. 28 no. 8:215-228.

(15)

Universitas Kristen Maranatha Permatan. (2010). Pengaruh Kebijakan Pemecahan Saham terhadap Harga Pasar Saham (Studi

Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Melakukan Pemecahan Saham dan Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Tesis Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung.

Susanti. (2005). Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, September, Vol. 2. No.2:1-13.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga penulis mengambil judul “ Perbedaan Harga saham dan Volume perdagangan Saham berdasarkan Stock Split yang terjadi pada Perusahaan Manufaktur di tahun 2012 ”.. 1.2

Wulandari, Eka Puspita, 2010, Pengaruh Pengumuman Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan yang Go-Publik di Bursa Efek Indonesia, Skripsi,

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah terjadi reaksi pasar pada peristiwa stock split di Bursa Efek Indonesia dan apakah terdapat pengaruh yang

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split, adanya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split dan

Wang Sutrisno (2000) dengan penelitian yang berjudul pengaruh stock split terhadap likuiditas dan return saham di Bursa Efek Jakarta, menemukan bahwa : (1) Aktivitas

Menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split didorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham

Berdasarkan uraian dari latar belakang dan terdapat research gap pada penelitian-penelitian mengenai pengaruh pengumuman stock split, maka yang menjadi

Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Perubahan Harga Saham dan Volume Perdangangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2003- 2007” dipersembahkan peneliti