[Type texty [Type texty [Type texty
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Hipotesis ... 11
F. Metode Penelitian ...12
G. Lokasi dan Objek Penelitian ...12
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Ruang Lingkup Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD 1. Pembelajaran ...13
2. Cooperative Learning...18
3. Hakekat Pembelajaran Cooperative Learning ...25
4. Ketrampilan-ketrampilan dalam Cooperative Learning ...34
5. Karakteristik Cooperative Learning ... 37
6. Model-model Cooperative Learning...41
7. Cooperative Learning Tipe STAD... 49
8. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning ...58
B. Pengertian dan Penguasaan Konsep 1. Pengertian Konsep ...62
2. Penguasaan Konsep ...66
3. Klasifikasi Penguasaan Konsep ... 73
C. Pembelajaran ekonomi 1. Ruang Lingkup Ekonomi dan hubungannya...75
[Type texty [Type texty [Type texty
3. Pendidikan Ekonomi dalam Kontek IPS...81
D. Penelitian yang Relevan ...85
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 92
B. Objek Penelitian ...93
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...93
D. Instrumen Penelitian ...97
E. Analisis Instrumen ...100
F. Teknik Pengumpulan Data...106
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...106
H. Alur Penelitian ...108
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... ...110
B. Pembahasan ... 150
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ...156
B. Rekumendasi ... 158
DAFTAR PUSTAKA ... 160
[Type texty [Type texty [Type texty DAFTAR TABEL
No halaman
1.1. Analisis Pengukuran Kemampuan Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi MAN Indrpuri ... ... ..3
2.1 Sintak Cooperative Learning ...33
2.2 Perbedaan Beberapa Strategi dalam Model CL ...47
2.3 Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu ...52
2.4 Skor Tim ...52
2.5 Jenjan Pertanyaan Menurut Bloom...71
3.1. Rancangan eksperimen ...92
3.2. Variabel Penelitian ... 93
3.3 Reliability Statistic...100
3.4 Interpretasi Koefisien dan Korelasi Validitas ...102
3.5 Kategori Reliabilitas Butir Soal ...103
4.3. Hasil Pre-testosttes kemampuan Penguasaan Konsep Siswa ...118
4.4 Hasil uji Perbedaan dengan Uji Wilcoxson ...120
4.5 Hasil Posttest Penguasaan Konsep Siswa...121
4.6 Hasil Uji Perbedaan dengn Wilcoxon Nilai Postest ...123
4.7 Hasil Pretest dan Postest Penguasaan Konsep Siswa Kelas Kontrol ...124
4.8 Hasil Uji Perbedaan dengan uji Wilcoxon ...126
4.9 Hasil Pretest dan Post-test Penguansan ...127
4.10 Hasil Uji Perbedaan dengan uji Wilcoxon nilai Pretest dan Post-test ...129
[Type texty [Type texty [Type texty
4.12 Peningkatan Penguasaan Konsep Per-Indikator ...133
4.13. Hasil Kuesioner Pembelajaran Koperatif Tipe STAD ...137
4.14 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...143
4.15 Aktivitas Selama Pembelajaran Konvensional ...145
[Type texty [Type texty [Type texty DAFTAR BAGAN
No. Bagan halaman
2.1. Pola Kegiatan dalam Kelompok dengan Tipe STAD ... 54
2.2. Kerangka Ilmu Pengetahuan Sosial ... 77
2.3. Asumsi Peneliti ... ...90
[Type texty [Type texty [Type texty DAFTAR GRAFIK
No. Grafik halaman
4.1. Hasil Pretes Penguasaan Konsep .... ... 119
4.2. Hasil Post-test Penguasaan Konsep ...122
4.3. Hasil Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen ...125
4.4. Hasil Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Siswa Kelas Kontrol ... ...128
4.5. Hasil Perhitungan Gain Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ...132
4.6. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ...136
4.7. Perbandingan Pendapat Siswa Mengenai Penggunaan PembelajaranCooperative Learning Tipe STAD ...142
4.8. Perbandingan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... ...146
4.9. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Setiap Pertemuan ... ...147
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tanggung jawab besar untuk mewujudkan cita-cita bangsa, sebagaimana yang diamanahkan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003 yang dinyatakan
secara tegas bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.
Ini semua tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab satu bidang keilmuan saja tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab multidisipliner dari
berbagai bidang keilmuan.
Selama ini mata pelajaran IPS di persekolahan, khususnya mata pelajaran
ekonomi kurang banyak diminati siswa. Mereka beranggapan bahwa mata pelajaran ekonomi terlalu bersifat hafalan sehingga mengundang kebosanan, karena banyaknya konsep-konsep dalam mata pelajaran ekonomi yang harus
mereka hafalkan tentunya sangat membebani proses berfikir, terlebih lagi proses pembelajaran dipersekolahan masih banyak yang bersifat teacher centered,
diketahui sudah pasti diamalkan oleh siswa serta kurang diarahkan pada pembelajaran yang bermakna dan berfungsi bagi kehidupan siswa (meaningful
learning and fungtional knowledge) (Suwarma, 2005:2).
Disamping itu, juga banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
antara lain: (1) tenaga kependidikan masih lemah; (2) sarana dan prasarana yang masih minim; (3) materi dan sumber belajar yang masih kurang; (4) kondisi lingkungan belajar yang belum tertata dengan baik; (5) metode mengajar
konvensional; (6) faktor-faktor psikologis siswa kurang diperhatikan; (7) latar belakang sosial budaya siswa; (8) status sosial ekonomi guru; (9) status sosial
ekonomi orang tua siswa dan (10) lingkungan masyarakat, fakta menunjukan bahwa masih lemahnya proses pendidikan untuk menyentuh potensi kognitif, afektif dan psikomotor siswa, seperti halnya yang terjadi pada MAN Indrapuri
Kabupaten Aceh Besar.
Pembelajaran Ekonomi pada MAN Indrapuri Aceh Besar selama ini masih
bersifat mengembangkan kemampuan menghafal dan belum terciptanya suasana belajar yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar aktif dalam mengkontruksi pemikirannya sehingga, kemampuan siswa untuk penguasaan
konsep dan pemecahan masalahpun sangat rendah.
Selanjutnya, proses pembelajar an ekonomi tidak hanya penguasaan konsep
dan pemecahan masalah, proses evaluasipun hendaknya harus digunakan sebagai teknik untuk mendidik sesuai dengan pinsip pedagogis. Guru harus menyadari kemajuan belajar peserta didik merupakan salah satu indikator keberhasilannya
bahwa “ a process for discrbing and evaluand judging its merit and worth “. Jadi evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan
menimbangnya dari segi nilai dan arti ini berarti, evaluasi merupakan suatu pengukuran yang perlu dianalisis dengan suatu proses yang berkelanjutan untuk
menentukan kualitas siswa dalam pembuatan keputusan.
Hasil analisis pengukuran kemampuan siswa pada soal ujian semester ganjil mata pelajaran Ekonomi kelas X tahun ajaran 2009/2010 dapat terlihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 1.1
Analisis Pengukuran Penguasan Konsep Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi
Kemampuan Jumlah soal Persentase
Mengingat 22 55
Memahami 10 25
Menerapkan 6 15
Menganalisis 2 15
Mengevaluasi 0 0
Berkreasi/Sintesis 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : MAN Indrapuri Aceh Besar
Tabel analisis pengukuran penguasaan konsep siswa tersebut menunjukan bahwa dalam pembelajaran ekonomi kelas X pada MAN Indrapuri Aceh Besar,
guru telah mengembangkan kemampuan penguasaan konsep pada aspek pengetahuan sebesar 55%, pemahaman sebesar 25%, penerapan sebesar 15%,
ekonomi, guru telah mengembangkan kemampuan penguasaan konsep pada tingkat mengingat, mengerti, memakai dan menganalisis, sedangkan untuk
kemampuan lainnya seperti mengevaluasi dan menciptakan masih belum tersentuh.
Dari hasil analisis pengukuran kemampuan penguasaan konsep siswa tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa jarang untuk dilibatkan dalam proses berpikir dan jarang ditantang dengan soal-soal yang dituntut siswa untuk
menguasai materi pelajaran. Muchtar (2001:70) mengemukakan, bahwa hasil penelitian menunjukan bahwa siswa dalam pembelajaran ekonomi lebih berada
pada posisi pasif, menerima bahan pelajaran dan guru aktif menyajikan bahan pembelajaran.
Salah satu faktor yang sangat penting adalah dalam hal penggunaan metode
pembelajaran yang efektif untuk mewujudkan tujuan-tujuan dari setiap mata
pelajaran yang ada terutama pada mata pelajaran Ekonomi. Guru sebagai motor
dalam penyelenggaraan proses pembelajaran sangat di tuntut untuk memiliki
wawasan tentang penggunaan model yang efektif dalam pembelajaran, namun juga dimaklumi tidak semua guru mempunyai pemahaman tentang itu.
Sejalan dengan itu Suwarma Al Mukhtar (2001) menyatakan bahwa, siswa dalam ilmu pengetahuan sosial masih belum optimal diperankan sebagai subjek pembelajaran, siswa belum dijadikan fokus sentral dalam konstruksi pemikiran
peningkatan mutu pendidikan. Perlunya siswa untuk diperankan sebagai pembelajar, menuntut untuk diciptakannya lingkungan belajar yang
Berdasarkan pembahasan diatas nampak bahwa pada satu sisi betapa pentingnya peranan pendidikan Ekonomi dalam mengembangkan pengetahuan,
nilai, sikap, dan ketrampilan sosial agar para siswa menjadi warga masyarakat, bangsa dan negara indonesia yang baik, namun dipihak lain masih banyak
ditemukan kelemahan dalam pembelajaran Ekonomi terutama dalam hal metode pembelajaran. Maka untuk mengatasi problem ini sangat diperlukan adanya perubahan, terutama perubahan dalam hal model pembelajaran, sehingga dengan
adanya model itu diharapkan akan terjadi perubahan yang diinginkan terhadap siswa tidak hanya dari segi kognitif tetapi juga afektif dan psikomotornya.
Model-model pembelajaran yang memakai prinsip-prinsip pembelajaran IPS yang dikemukakan oleh NCSS akhir-akhir ini sudah banyak dikembangkan, misalnya Cooperative Learning (CL), Contextual Teaching and Learning (CTL),
Inquiry, Problem Solving dan lain-lain sebagainya.
Diantara model pembelajaran diatas, Cooperative Learning (pembelajaran
kooperatif) dipandang cocok untuk bisa meningkatkan pengembangan kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Hal ini bisa kita lihat dari tujuan penggunaan model pembelajaran kooperatif itu sendiri. Ibrahim et, al (2007) menyatakan,
Cooperative Learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya dua tujuan
pembelajaran penting yaitu:
1. Hasil Belajar Akademik
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dapat memberikan keuntungan baik bagi para siswa kelompok bawah maupun kelompok atas
atas akan menjadi tutor bagi kelompok bawah, jadi siswa kelompok bawah memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya yang berkemampuan (pintar).
Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkatkan kemampuan akademiknya, karena memberikan pelayanan sebagai tutor
membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu.
2. Penerimaan Terhadap Idividu
Tujuan penting kedua dari model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut
ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidak mampuan.
Pembelajran kooperatif (Cooperative Learning) memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling
bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui penggunaan struktur kooperatif, siswa belajar untuk menghargai satu sama lain.
Siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) cendrung menunjukkan peningkatan prestasi akademik berfikir yang
lebih baik, lebih menguasai materi pembelajaran, memiliki motivasi diri lebih besar untuk belajar dan berprestasi, memiliki hubungan yang lebih baik dengan
Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) ini banyak yang bisa diterapkan dalam pembelajaran IPS baik di Madrasah Ibtidaiyah atau
Madrasah Aliyah, seperti model TGT (Team - Game - Turnamen), STAD (Student Teams Achievement Devision), TAI (Team Assisted Individualization), Investigasi
Kelompok (Group Investigation) dan masih banyak model lainnya. Namun penulis melihat bahwa model STAD (Student Team Achievement Devision) cocok dibandingkan dengan model pembelajaran lain dalam meningkatkan penguasaan
konsep materi pelajaran.
Ada beberapa alasan menurut penulis kenapa model ini cocok dalam
meningkatkan penguasaan konsep yaitu:
a. Setiap komponen dari model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) secara umum terkandung dalam model pembelajaran STAD
b. Ada nilai lebih dalam model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe STAD yaitu adanya pemberian poin dari tiap individu terhadap kelompok
atau timnya. Ini akan membuat tiap individu saling menghargai, karena sama-sama memberikan dan saling membantu dalam pembelajaran.
Slavin (1995) menyatakan tim adalah figur yang paling penting dalam
STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan kelompokpun harus memberikan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.
Banyak peneliti yang telah melakukan penelitian tentang bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Prestasi Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran PKn Melalui Metode Cooperative Learning Model STAD”, berdasarkan hasil penelitiannya
menyatakan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan Cooperatine Learning bisa meningkatkan penguasaan siswa akan materi yang telah dipelajari
serta dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Selanjutnya masih dalam bentuk tesis penelitian yang telah dilakukan oleh Ratna (2008) yang mengatakan bahwa pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning) tipe STAD bisa meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siwa.
Maka berdasarkan permasalahan itu semua penulis ingin melihat dan
meneliti lebih jauh bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD di Madrasah Aliyah, dengan judul ”Pengaruh Pembelajaran Cooperative Learning
tipe STAD terhadap Penguasaan Konsep Ekonomi (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X MAN Indrapuri Kab. Aceh Besar)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas menunjukkan perlunya upaya memperbaiki proses belajar mengajar untuk meningkatkan
penguasaan konsep ekonomi. Adapun permasalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD dapat
Rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD di kelas?
2. Apakah terdapat perbedaan penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran awal (pre-test)?
3. Apakah terdapat perbedaan penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen
dengan kelas kontrol pada pengukuran akhir (post-test)?
4. Apakah terdapat perbedaan hasil pre-test dengan post-test pada siswa kelas
eksperimen yang menggunakan model coperative learning tipe STAD? 5. Apakah terdapat perbedaan hasil pre-test dengan post-test pada siswa kelas
kontrol tanpa perlakuan?
6. Apakah terdapat perbedaan hasil penguasaan konsep antara siswa yang menggunakan model coperative learning tipe STAD dengan yang tanpa
perlakuan?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keefektifan Model Cooperative Learning tipe STAD terhadap penguasaan konsep siswa pada
pembelajaran Ekonomi.
Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam beberapa tujuan khusus yaitu: 1. Untuk mengetahui bagaimana proses penerapan pembelajaran ekonomi
2. Untuk mengetahui perbedaan penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran awal (pre-test)
3. Untuk mengetahui perbedaan penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran akhir (post-test)
4. Untuk melihat perbedaan antara hasil pre-test dengan post-test pada siswa kelas eksperimen yang menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD.
5. Untuk melihat perbedaan antara hasil pre-test dengan post-test pada siswa kelas kontrol tanpa perlakuan.
6. Untuk menganalsis perbedaan hasil penguasaan konsep antara siswa yang menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD dengan yang tanpa perlakuan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dan diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Untuk kegunaan akademik, diharapkan penelitian ini dapat menambah dan
mengembangkan disiplin ilmu dan dapat dijadikan literatur bagi yang berminat.
2. Untuk sekolah dan lembaga pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk dikaji lebih lanjut.
3. Untuk guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan
ekonomi sebagai masukan untuk mempersiapkan program perbaikan kegiatan belajar mengajar dalam meningkatkan hasil belajar melalui
peningkatan ketrampilan mengajar.
4. Untuk peneliti lainnya, penelitian ini menjadi kajian lebih lanjut
bagaimana menemukan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran siswa.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran awal (pre-test). 2. Terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan konsep antara siswa kelas
eksperimen dengan kelas kontrol pada pengukuran akhir (post-test).
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dengan post-test
pada siswa kelas eksperimen yang menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD.
4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dengan
post-test pada siswa kelas kontrol.
5. Terdapat perbedaan yang signifikan penguasan konsep antara siswa yang
F. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan
untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan konsep pada pembelajaran ekonomi pada Madrasah Aliyah Negeri Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.
Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dengan nonequivalen control groups pretest-posttest design. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan penguasaan konsep, kuesioner dan observasi. Analisis data dengan bantuan statistical programme for social sciences (SPSS) for window version 17.
G. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada MAN Indrapuri Kabupaten Aceh Besar yang
beralamat jalan Banda Aceh – Medan, Km. 24,5 Simpang Krueng Jreue. Dan objek penelitian adalah seluruh siswa kelas X. Penentuan objek dilakukan dengan memilih dua kelas yang ada berdasarkan hasil tes awal (pre-test) yaitu kelas X3
sebagai kelas eksperimen dan kelas X2 sebagai kelas kontrol.
92 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain penelitian quasi exsperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan
penguasaan konsep pada pembelajaran ekonomi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group pretest posttest design
(Campbell dan Stanley, 1963:47). Dalam desain ini kedua kelompok tidak dipilih secara random. Rancangan eksperimen ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Desain Quasai Eksperimen
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
Keterangan:
O1 = Tes awal (pre-test) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol O2 = Tes akhir (post-test) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
B. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas X di MAN Indrapuri
yang beralamat di jalan raya Banda Aceh – Medan, Km 24 Sp. Krueng Jreue, Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini difokus kelas X yang
berjumlah 78 siswa yang tersebar kedalam tiga kelas.
Objek penelitian dipilih secara acak dari tiga kelas paralel, yaitu satu untuk kelas eksperimen dan satu lagi untuk kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas
yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak diberi perlakuan
dengan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan yaitu pembelajaran konvensional. Kelas kontrol dan kelas eksperimen masing-masing berjumlah 25 orang.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
Variabel Kondisi Eksperimen Kondosi Kontrol Variabel Independen
(Variabel bebas)
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Model pembelajaran yang biasa digunakan
(konvensional)
Variabel Dependen (variabel terikat)
Definisi operasional dari peneltian ini adalah:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe Cooperative
learning yang bertujuan untuk mendorong siswa berdiskusi, saling membantu
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, menguasai dan pada akhirnya
menerapkan ketrampilan yang diberikan. Tahapan-tahapan dalam penerapan model pembelajaran STAD:
a. Persiapan , pada tahap ini guru memulainya dengan memberikan tujuan
pembelajaran khusus, kemudian memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang kandungan materi yang akan dipelajari. Kemudian dilanjutkan
dengan memberikan persepsi dengan harapan untuk mengingatkan kembali pemahaman siswa akan materi prasyarat
b. Penyajian materi, dalam mengembangkan materi pembelajaran perlu
ditekankan hal-hal sebagai berikut: 1) mengembangkan materi pembelajarannya yang sesuai dengan apa yang dipelajari siswa dalam
kelompok, 2) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan sekedar hafalan, 3) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa, 4) memberikan penjelasan atau
alasan dan 5) beralih pada materi berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang ada
c. Tahap kerja kelompok, pada tahap ini siswa diberi kertas kerja sebagai bahan untuk dipelajari dalam bentuk open-endek task. Dalam kerja kelompok ini siswa saling berbagi tugas, saling membantu dalam
benar. Salah satu kerja dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan motivasi
kerja kelompok.
d. Tahap tes individu, untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar
telah dicapai, dilakukan tes secara individual atau quiz, mengenai materi yang telah dipelajari dengan menggunakan pertanyaan open-den task e. Tahap penghargaan, tim/kelompok akan mendapat sertifikat atau
penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu
2. Penguasaan Konsep didefinisikan adalah kemampuan untuk menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan
interpretasi, dan mampu mengaplikasikannya. Penguasaan konsep dalam penelitian ini berhubungan dengan kognitif siswa untuk memahami makna
dari materi yang diajarkan secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapanya dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi pembelajaran ekonomi dalam ranah kognitif yang mencakup C1, C2, C3 C4 C5
Bagan 3.1 dalam situasi baru dan nyata
D. Instrumen Penelitian
Untk memperoleh data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun dan
menyiapkan alat tes untuk menjawab pertanyaan peneliti yaitu tes penguasaan konssep. Kuesioner dan observasi menjadi alat pelengkap, penjabaran alat tes
yang digunakan dalam penelitian yaitu:
1. Tes
Item soal yang dikembangkan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa berbentuk soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi ekonomi yaitu
fungsi konsumsi, tabungan dan investasi. Indikator penguasaan konsep meliputi, pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Sebelum
dipergunakan untuk mengumpulakan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba tes penguasaan konsep. Uji coba dilakukan terhadap 12 orang siswa disekolah tempat penelitian tetapi tidak menjadi sampel penelitian untuk
mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat tes tersebut.
Berikut kisi-kisi penguasaan konsep dalam materi terhadap materi
konsumsi, tabungan dan investasi (data terlampir)
2. Lembar Observasi
Observasi adalah pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006:156). Sedangakan menurut Sutrisno Hadi (1986) (dalam Sugiono, 2009:203) observasi merupakan ‘suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
dilaksanakan pada saat proses belajar pembelajaran berlangsung dan bersifat sistematis karena menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan dan
observasi ini bersifat terstruktur.
Menurut Sugiono (2009:205) obeservasi terstruktur adalah “Observasi
yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya”. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Lembar
observasi digunakan untuk mengamati kerterlakasaan model cooperative learning type STAD dengan sintak pembelajarannya. Indikator observasi siswa
diambil dari langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu, tahap persiapan, tahap penyajian materi, tahap belajar tim/kelompok, tahap pengujian hasil belajar, dan tahap rekognisi tim. Selain itu, lembar observasi
siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa secara individu didalam kelompok. Kegiatan observasi pada aktivitas siswa ini dilakukan pada kedua
kelas, kelas eksperimen yaitu untuk mengetahui aktivitas siswa pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dan observasi pada kelas kontrol untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas kontrol.
Indikator untuk observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran ini diambil dari langkah-langkah pembelajaran dikelas eksperimen dan kontrol. Bertindak
3. Kuesioner (angket) .
Kuesioner bertujuan untuk memperoleh informasi atau tanggapan siswa
mengenai pembelajaran dengan model cooperative learning tipe STAD yang dilakukan apakah menumbuhkembangkan kemampuan penguasaan konsep
siswa pada pembelajaran Ekonomi atau tidak. Indikator kuesioner ini ialah pendapat siswa mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terukur melalui pernyataan pertama sampai dengan pernyataan kelima.
Indikator kedua ialah pendapat siswa mengenai model pembelajaran koopratif tipe STAD kelompok dalam meningkatkan kemampuan penguasaan konsep
yang terukur melalui pernyataan keenam sampai dengan pernyataan kesebelas. Sedangkan indikator terakhir terfokus pada pendapat siswa mengenai penggunaan model pembelajaran ekonomi yang terukur melalui pernyataan
ke-duabelas sampai dengan pernyataan limabelas.
Skala yang digunakan untuk jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan (Sugiono, 2009: 139). Skala Linkert yang digunakan dalam bentuk checklist “Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS)”.
Jawaban responden berupa skor: a. Sangat setuju (SS) diberi skor 5
b. Setuju (S) diberi skor 4 c. Ragu-ragu (RG) diberi skor 3 d. Kurang setuju (KS) diberi skor 2
Hasil pengujian reliabilitas kuesioner penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran ekonomi yaitu sebagai berikut:
Tabel: 3.3 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.920 15
Hasil perhitungan SPSS memberikan nilai Crombach’S Alpha untuk
kuesioner yaitu sebesar 0,920 yang berarti sangat tinggi. Pada uji validitas 15 item pernyataan yang diuji cobakan berada diatas angka 0,30. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semua item pernyataan kuesioner tersebut valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa kue sioner yang akan digunakan dalam penelitian memiliki reliabilitas yang baik (data terlampir).
E. Analisis Instrumen
Instrumen yang digunakan pada tes penguasaan konsep berkaitan dengan
materi ekonomi yang dikembangkan oleh peneliti sendiri serta diuji validitas dan reliabilitasnya. Tes ini diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah pembelajaran. Soal diberikan dalam bentuk pilihan ganda.
Uji coba diberikan untuk mengetahui tingkat validitas tes dan reliabilitas tes yang akan digunakan dalam penelitian ini. Uji coba dilaksanakan pada siswa/siswi
1. Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan
dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Menurut Akdon (2008), jika instrumen itu bisa digunakan untuk mendapatkan data,
dikatakan valid dan bisa digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas setiap butir soal yang digunakan dalam penelitian diuji
dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2008:72) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
rxy=
Tabel 3.4
Sedangkan reliabilitas tes adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur atau ketepatan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Suatu tes dapat dikatakan miliki taraf reliabilitas yang baik jika tes tersebut dapat
Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes menurut Arikunto untuk koefisien reliabilitas yang menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi
dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J.P. Guilford (Ruseffendi, 2005:160), seperti pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Kategori Reliabilitas Butir Soal
Koefisien Korelasi Kategori
0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 sangat tinggi 0,70 ≤ r11 < 0,90 Tinggi 0,40 ≤ r11 < 0,70 Sedang 0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah
11
r < 0,20 sangat rendah
Pengujian signifikan koefisien korelasi digunakan uji-t, (Sudjana, 1992:369) dengan rumus:
t = r
[
(n−2)/(1−r2)]
Keterangan:
t = daya beda
r = koefisien korelasi n = banyak sampel
Hasil pengujian reliabilitas tes penguasaan konsep siswa yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Tes Penguasaan Konsep Siswa Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Keputusan analisis dari data uji coba alat tes dengan menggunakan SPSS versi 17 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alfa adalah 0,946.
Berdasarkan kriteria, data dikatakan reliabel jika nilai Cα ≥ 0,70. Dengan nilai alpha sebesar 0,946 yang tergolong sangat tinggi dapat disimpulkan
bahwa tes penguasaan konsep mempunyai reliabilitas yang baik (data terlampir).
3. Tingkat Kesukaran
Untuk melihat tingkat butir soal dengan menggunakan persamaan :
P
Keterangan :
P = Tingkat kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu benar Js = Jumlah seluruh siswa
Tabel 3.7.
Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Interpretasi
DP ≤ 0,00 sangat sukar 0,00 < DP ≤ 0,30 Sukar 0,30 < DP ≤ 0,70 Sedang 0,70 < DP ≤ 1,00 Mudah
Dari hasil pengolahan data hasil uji coba diperoleh hasil, berdasarkan
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan soal tersebut untuk
dapat membedakan antara test yang berkemampuan tinggi dengan test yang berkemampuan rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang
baik bila memang siswa yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan siswa yang kurang tidak dapat mengerjakan dengan baik. Untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal, menurut (Arikunto, 2008:213) digunakan
rumus:
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
Berdasarkan kriteria, pengolahan data hasil uji coba terdapat 1 soal dengan kriteria sedang, 7 soal dengan kriteria baik dan 17 soal dengan kriteria
sangat baik (data terlampir).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data secara lengkap di sajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel : 3.9
Teknik Pengumpulan Data Sumber
Data
Jenis Data Tehnik Pengambilan Data
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data meliputi: a. Melakukan penskoran test awal, test akhir dan gain ternormalisasi data
kemampuan penguasaan konsep.
b. Peningkatan kemampuan penguasaan konsep sebagai hasil implementasi
model pembelajaran cooperative learning dihitung dari skor test awal dan test akhir yang dinorrmalisasikan oleh selisih skor maksimal dengan skor
test awal. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam
mengimplementasikan perolehan kemampuan penguasaan konsep dengan rumus g faktor (gain score normalized)
Keterangan:
Spost : skor tes akhir Spre : skor tes awal Smaks : skor maks ideal
Kriteria tingkat gain adalah sebagai berikut:
Tabel : 3. 10 Kategori Tingkat Gain
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g < 0,7 Sedang
2. Alur Penelitian
Identifikasi Masalah Dan Studi Literatur
Pembuatan Perangkat Pembelajaran
Pengembangan Instrumen
Tes Awal
Angket Uji Coba Instrumen
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Model Cooperative Learning Type STAD Pembelajaran
Konvensional
Observasi Observasi
Tes Akhir
Pengolahan dan analisis data
Pengujian Hipotesis
156
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan oleh
peneliti serta hasil pembahasan yang didapat, secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD berpengaruh terhadap penguasaan konsep siswa pada pembelajaran ekonomi di
kelas X MAN Indrapuri. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD semakin efektif untuk
meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran ekonomi. Secara khusus, kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Tidak ada perbeda penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada pre-test hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa kemampuan dasar siswa dalam penguasaan konsep sebelum perlakuan antara
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda.
2. Terdapat perbedaan penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada post-test. Perbedaan yang terjadi antara nilai post-test di
kelas eksperimen dan kelas kontrol dikarenakan kelas eksperimen mendapat perlakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
3. Penguasaan konsep siswa di kelas eksperimen pada saat pre-test dan post-test berbeda. Hal tersebut disebabkan pada saat pre-test, siswa dikelas tersebut
belum mendapat perlakuan, namun ketika post-test mereka telah mendapatkan pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa pada saat post-test.
4. Terdapat perbedaan yang sangat sedikit penguasaan konsep siswa di kelas
kontrol pada saat pre-test dan post-test. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan di kelas kontrol kurang
menumbuhkembangkan penguasaan konsep siswa.
5. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan peningkatan penguasaan konsep yang berbeda dari model konvensional yang
digunakan di kelas kontrol. Dapat diketahui bahwa peningkatan penguasaan konsep siswa dikelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol, yang
B. Rekomendasi
Hasil penelitian ini memberikan petunjuk bahwa temuan-temuan yang diperoleh setelah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbukti
memberikan pengaruh terhadap penguasaan konsep siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe ini dapat dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Dengan
demikian ada beberapa rekomendasi yaitu sebagai berikut:
1. Rekomendasi untuk guru
Dalam melaksanakan Cooperative Learning tipe STAD guru harus menerapkan prinsip-prinsip dan mengoptimalkan berbagai sumber. Penentuan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS tidak hanya
berorientasi pada penguasaan konsep siswa akan tetapi juga mempertimbangkan prosesnya. Guru harus memfungsikan desain
pembelajaran sebagai pedoman bukan sebagai pelengkap administrasi. Oleh sebab itu mencoba melaksanakan serta memperbaiki kekurangan-kekurangan agar mampu menerapkan model pembelajaran dengan
optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan proses pembelajaran yang lebih konprehensif.
Diperlukan pengelolaan kelas yang baik oleh guru dalam mengatur kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran seperti, penyajian materi, interaksi kelompok, pengujian hasil belajar, penskoran
2. Rekomendasi untuk Kepala sekolah
Hendaknya guru dipacu agar senantiasa dapat mengembangkan
kemampuannya dalam pengelolaan proses pembelajaran serta mencoba berbagai model pengajaran baru yang aktual termasuk didalamnya penerapan
cooperative learning tipe STAD dengan memotivasi, mengarahkan dan
menganjurkan kepada semua guru, khususnya guru mata pelajaran IPS untuk dapat menggunakan cooperative learning tipe STAD sebagai sebuah inovasi,
dengan harapan prestasi siswa MAN Indrapuri dapat meningkat dan dapat merekrut siswa yang lebih banyak pada setiap tahun pelajaran baru.
3. Rekomendasi untuk peneliti yang lain
Disadari bahwa temuan dari penelitian ini belum mencapai hasil kemampuan penguasaan konsep yang maksimal. Oleh karena itu, penelitian lanjutan
berkenaan dengan penggunaan cooperative learning tipe STAD terhadap penguasaan konsep dapat dilakukan dengan menggunakan tipe-tipe lainnya seperti jigsaw, investigasi kelompok, NHT (Numbered Head Together) dan
160 DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi
Al Mucthar, S (2001). Epistemologi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.
---. (2008). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Alma, Buchari, (2008), Guru Profesional: Menguasai Metode Dan Trampil Mengajar. Bandung Alfabeta
Arends, Richard, (2008). Learning To Teach. Yokyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).
Jakarta: Rineka Cipta.
---. 2002. ”Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Bachman, Edmund. (2005), Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Dahar , Ratna Willis, (1996), Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga Dimyanti & Mulyana (2002), Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djahiri, Ahmad Kosasih (1992), Menulusuri Dunia Efektif, Nilai Moral dan Pendidikan Nilai Moral, Lab. PMP IKIP Bandung.
Djamarah, Bahri Syaiful. (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
---. 2002. ”Psikologi Belajar”. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hasibuan, J.J. dan Mudjiono. 2000. ”Proses Belajar Mengajar”. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Hartati, (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung Yrama Widya
---. (1996), Pendidikan Imu-Ilmu Sosial, Jurusan Pendidikan Sejarah, FKIS, IKIP Bandung.
Hastuti, Widya. 2003. ”efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran STAD untuk Mengajarkan Sistem Linier Dua Peubah Siswa Kelas 2 Semester II SLTP N 24 Semarang Tahun Pelajaran 2002/2003”. Skripsi. FMIPA UNNES.
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2002. ”Pembelajaran Kooperatif”. Surabaya : University Press.
---. (2004). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press
Isjoni. (2007). Cooperative Learning. (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta
Jhonson, D.W, David, Jhonson, R. (1994). Leading The Cooperative School. Edina, MN: Interaction Book Company
---. (1989). Cooperative and Competition: Theory and Research. Edina, MN: Rinehard and Company
Joyce. B and Weil. M. (2009). Model Of Teaching. Englewood Cliffs. Prentice Hall. Inc.
Komaruddin, (1985) Kamus, Uang,-Kredit dan Bank, Bandung, Kappa-Sigma Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning
di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo
---. 2002. ”Cooperative Learning : Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas”. Jakarta : PT. Gramedia.
Mulyasa E. (2008), Standar Konpetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
---. 2004. “Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi”. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 2002. ”Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar”. Bandung : PT. Bumi Aksara
Nur, Muhammad. 2005. ”Pembelajaran Kooperatif”. Jawa Timur : Depdiknas.
Poedjiadi, Anna. (2005). Sains Teknologi Masyarakat (Metode Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Poerwadarminta. 1995. ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”. Jakarta : Balai Pustaka.
Riduwan , (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
---, (2008), Cara Menggunakan Dan Memakai Analisis Jalur, Bandung, Alfabeta.
Ruseffefendi, (2005) Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non Eksakta lainnya. Bandung, Tarsito
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group
---, (2008). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. (edisi pertama, cetakan ketiga) Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Slavin, (2008). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Slavin, R.E. (1983). Cooperative Learning. Maryland: John Hopkins University Sthal, R.j. (1994). Cooperative Learning in Social Studies: A Handbook for
Teachers. USA: Kane Publishing Service, Inc
Sudjana, N & Rivai, A. (2005). Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
---, (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana (1999) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Sugioyono, (1999) Statistiks Nonparametris Untuk Penelitian, Bandung Alphabeta
Sumaatmaja, Nursid (1980) Metodologi dan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bandung, Alumni
Suwarma , A. (2001). Epistimologi Pendidikan Ilmu Pengetahuan sosial. Bandung: Pustaka Mandiri
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
---, (2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. (2004). Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya: Karina
Usman & Setiawan (2001) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung. PT.Remaja Rosda Karya
Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. (Implementasi KTSP dan UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Jakarta: Gaung Persada Press.
Sumber Internet:
Perdy Karuru, (2007). Penerapan Pendekatan ketrampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooparatif tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar
IPA Siswa SLTP. [Online]. Tersedia:
http://www,depdiknas.go.id/jurnal/45/perdiKaruru.htm. [22mai 2010]
Peter Waterworth & Amparn Duangpaeng, Contexts in cooperative learning: Using cooperative learning strategies in teacher education in Autralia
and Thailand. [Online]. Tersedia:
http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning.htm. [22 Maret 2010]
Putrayasa, I.B. (2003). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Inkuiri. (Online). Tersedia: http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/IB Putrayasa doc. Makalah [30 April 2010].