• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Ai Mintarsih, 2013

KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU

DAN MOTIVASI KERJA GURU

TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS

SMP NEGERI DI WILAYAH I KABUPATEN SUMEDANG

JAWA BARAT

T E S I S

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: AI MINTARSIH

1009599

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional

Guru dan Motivasi Guru

Terhadap Efektivitas Manajemen Kelas

SMP Negeri di Wilayah 1

Kabupaten Sumedang Jawa Barat

Oleh Ai Mintarsih, SS. UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana

© Ai Mintarsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas Manajemen

KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU

DAN MOTIVASI KERJA GURU

TERHADAP EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS

SMP NEGERI DI WILAYAH I KABUPATEN SUMEDANG

JAWA BARAT

ABSTRAK

Efektivitas manajemen kelas dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah peranan penting dari guru. Guru bertugas menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang menguntungkan bagi siswa sebagai peserta didik, sehingga tumbuh iklim belajar yang berkualitas dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Guru dalam praktik sehari-harinya masih merasa kesulitan menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna, bahkan proses pembelajaran cenderung satu arah (teacher-centered).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru tehadap efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang Jawa Barat.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, melalui teknik analisis data korelasional dan regresi dengan menggunakan statistik parametrik. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu guru yang sudah berstatus PNS, sudah bekerja lebih dari 5 tahun, dan pernah menjadi wali kelas pada SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang yang berjumlah 595 orang, dengan sampel penelitian berjumlah 87 orang.

Dari hasil analisis data ditemukan kemampuan profesional guru SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang berada pada kategori tinggi, motivasi kerja guru SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang juga tinggi, dan efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang berkategori baik. Terdapat kontribusi positif dan signifikan dari kemampuan profesional guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang yang kuat, Terdapat kontribusi positif dan signifikan dari motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang yang kuat, dan Terdapat kontribusi positif dan signifikan dari kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang yang kuat.

(5)

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas Manajemen

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah dan Prumusan Masalah ... 7

1. Identifikasi Masalah ………... 7

2. Perumusan Masalah ………... 9

C.Tujuan Penelitian ... 10

D.Manfaat Penelitian ... 11

E. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A.Kajian Pustaka ………... 13

(7)

a. Konsep Efektivitas ... 13

b. Manajemen Kelas... 15

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen kelas …. 17 d. Tujuan Manajemen kelas ... 21

e. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas ..……….. 22

f. Efektivitas Manajemen Kelas …..……….….24

2. Kemampuan Profesional Guru………....30

a. Pengertian Kemampuan (Kompetensi)…….………….….30

b. Kompetensi yang harus Dimiliki Seorang Guru………... 33

c. Kompetensi Profesional Guru………...…… 33

3. Motivasi Kerja Guru………..39

a. Pengertian Motivasi ... ………..39

b. Teori Motivasi ... …40

c. Unsur-Unsur Penggerak Motivasi ... 44

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 45

e. Motivasi Kerja Guru ... 45

f. Dimensi dan Indikator-indikator Motivasi Kerja Guru.….46 B.Kerangka Pemikiran... 50

C.Hipotesis Penelitian ... 53

BAB III METODOLOGI ... 54

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

1. Lokasi Penelitian ……….….. 54

2. Populasi ... 54

3. Sampel ... 56

B.Metode Penelitian ... 58

(8)

2. Metode Deskriptif ... 59

3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliografi) ... 60

C.Definisi Operasional ... 60

1. Kemampuan Profesional Guru ... 60

2. Motivasi Kerja Guru ... 60

3. Efektivitas Manajemen Kelas ... 60

D.Instrumen Penelitian ... 61

1. Skala Pengukuran ... 61

2. Penyusunan Instrumen ... 61

3. Uji Coba Instrumen ... 64

E. Teknik Pengumpulan Data ... 72

1. Studi Dokumentasi ... 72

2. Teknik Kuesioner ... 73

F. Teknik Analisis Data ... 73

1. Analisis Data Deskriptif ... 73

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 74

3. Menguji Hipotesis Penelitian ... 75

4. Alat Bantu ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 80

A.Hasil Penelitian ... 80

1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 80

a. Kemampuan Profesional Guru ... 80

b. Motivasi Kerja Guru ... 81

c. Efektivitas Manajemen Kelas ... 81

(9)

a. Uji Normalitas ... 82

b. Uji Linieritas ... 83

3. Pengujian Hipotesis ... 84

a. Analisis Korelasi ... 84

1) Kemampuan profesional guru (X1) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y) ... 84

2) Motivasi Kerja Guru (X2) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y)... 85

3) Kemampuan profesional guru (X1) dan Motivasi Kerja Guru (X2) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y) ... 86

b. Analisis Regresi ... 88

1) Kemampuan profesional guru (X1) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y) ... 88

2) Motivasi Kerja Guru (X2) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y)... 89

3) Kemampuan profesional guru (X1) dan Motivasi Kerja Guru (X2) terhadap Efektivitas Manajemen Kelas (Y) ... 90

4. Interpretasi Hasil Analisis ... 94

B.Pembahasan ... 94

1. Kemampuan Profesional Guru ... 95

2. Motivasi Kerja Guru ... 104

3. Efektivitas Manajemen Kelas ... 109

4. Kontribusi Kemampuan Profesional Guru terhadap Efektivitas Manajemen Kelas ... 117

(10)

Kerja Guru terhadap Efektivitas Manajemen Kelas ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 123

A.Kesimpulan ... 123

B.Saran ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(11)

Ai Mintarsih, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pendidikan nasional harus mampu meningkatkan mutu pendidikan dan

relevansi serta efesiensi manajemen pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan

diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah

hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi

tantangan global.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana proses

pendidikan dilakukan, mempunyai system yang dinamis dan kompleks. Kegiatan

sekolah bukan hanya sebagai berkumpulnya murid dengan guru, akan tetapi kegiata

tersebut ada dalam lingkup suatu system yang saling berhubungan, pola manajemen

yang teratur dan terkait satu sama lainnya. Oleh karena itu sekolah sebagai suatu

organisasi memerlukan pengelolaan yang harus didukung oleh semua unsur dari mulai

SDM, sarana prasarana , dan sebagainya.

Dalam konteks manajemen sumber daya manusia, pendidikan diarahkan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk

(12)

Ai Mintarsih, 2013

pendidikan nasional. Dan guru menjadi aktor utama dalam menciptakan kondisi yang

diharapkan akan efektif dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan sebagaimana menurut Widodo (2010:356) bahwa “pembelajaran sebagai inti proses pendidikan”. Proses pembelajaran akan selalu berlagsung dalam suatu adegan di sekolah, jelasnya adalah adegan kelas. Adegan itu perlu diciptakan dan dikembangkan

menjadi wahana bagi keberhasilan proses pembelajaran yang efektif. Hal ini berarti

diperlukan manajemen tersendiri untuk mengembangkan dan memelihara adegan itu,

dan manajemen yang dimaksud adalah manajemen kelas. (Koswara, 2008:103)

Guru harus memiliki wawasan pengetahuan yang luas tentang manajemen

kelas. Yang aplikasinya dimana setiap kegiatan belajar mengajar mengisyaratkan

tercapainya tujuan, baik tujuan instruksional maupun tujuan pengiring. Namun tidak

dapat dipungkiri keadaan di kelas seringkali tidak berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Oleh karena itu guru bertugas menciptakan dan mempertahankan kondisi

kelas yang menguntungkan bagi siswa sebagai peserta didik, sehingga tumbuh iklim

belajar yang berkualitas dalam upaya tujuan pembelajaran.

Usaha preventif dan kuratif perlu dilaksanakan dalam upaya penciptaan

kondisi kelas yang diharapkan. Usaha preventif yaitu tercipta dan dapat dipertahankan

kondisi kelas yang kondusif harus dirancang dan diusahakan oleh guru secara sengaja

agar hal-hal yang merugikan dapat dihindari. Sedangkan upaya kuratif yaitu upaya

mengembalikan kepada kondisi yang optimal apabila terjadi hal-hal yang merusak

disebabkan oleh tingkah laku siswa sebagai peserta didik di dalam kelas.

Sementara itu pemerintahpun sudah mengisyaratkan bagaimana pengelolaan

pembelajaran yang efektif, seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 19

Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 bahwa:

(13)

Ai Mintarsih, 2013

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dan pada pasal 3 menyatakan bahwa:

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Proses pemberdayaan peserta didik akan berhasil dengan baik jika ditunjang

dengan proses pembelajaran yang baik pula. Proses pembelajaran yang baik menuntut

kemampuan guru yang optimal karena peran dan kualitas guru sangat penting bagi

keberhasilan proses pembelajaran di kelas dan kesuksesan peserta didik. Guru

merupakan salah satu faktor penentu mutu pendidikan dan keberhasilan pendidikan di

sekolah. Oleh karena itu, tingkat kemampuan guru di suatu sekolah dapat dijadikan

barometer bagi mutu dan keberhasilan pendidikan di sekolah.

Untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik dan menyenangkan

tentunya tak lepas dari kemampuan guru mendisain dan melaksanakan pembelajaran.

Namun kenyataan dilapangan guru dalam praktik sehari-harinya masih merasa

kesulitan menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna, bahkan proses

pembelajaran cenderung satu arah (teacher-centered). Menurut Mulyasa (2008:19) bahwa “dalam praktik pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam melakukan tugas dan fungsinya”, Sedangkan Tim Ahli

JICA (2008) menyatakan bahwa banyak guru Indonesia masih kurang memiliki

kemampuan dasar untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang baik. Dan

berdasarkan penelitian Sato (2008) tentang kelemahan guru dilapangan menyatakan

bahwa:

(14)

Ai Mintarsih, 2013

pengetahuannya lagi. Masalah ini tidak hanya semata-mata disebabkan oleh kesalahan guru saja, tetapi kurangnya kesempatan dan tempat untuk belajar juga menjadi alasan untuk tidak bisa belajar, meskipun sebenarnya para guru tersebut memiliki keinginan untuk belajar.

Dari berbagai ungkapan di atas ternyata kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran cukup memprihatinkan, masih banyak kelemahan-kelemahan guru

dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Guru dalam melakukan tugas mengajar di

suatu kelas, perlu merencanakan dan menentukan pengelolaan kelas yang bagaimana

yang perlu dilakukan dengan memperhatikan kondisi kemampuan belajar peserta

didik serta materi pelajaran yang akan diajarkan di kelas tersebut. Menyusun strategi

untuk mengantisipasi apabila hambatan dan tantangan muncul agar proses belajar

mengajar tetap dapat berjalan dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat

tercapai.

Berdasarkan pengamatan di lapangan ditemukan masalah yang muncul

berkaitan dengan masalah di kelas, yaitu:

1. Guru kurang pemahaman terhadap masalah pengelolaan dan pengajaran.

2. Guru kurang memahami pendekatan dalam manajemen kelas.

3. Guru kurang terampil dalam memilih pendekatan untuk memecahkan masalah

manajemen kelas.

4. Guru kurang memiliki inovasi dalam melakukan pembelajaran. Artinya guru

sebagian besar masih konvensional atau driil.

5. Guru kurang memiliki motivasi untuk menggali wawasan yang dapat memberikan

kontribusi untuk menjalankan tugasnya, terutama yang berkaitan dengan

pembelajaran.

6. Peranan guru dalam pembelajaran masih dominan, kurang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi belajar.

7. Kurangnya upaya dari guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang

(15)

Ai Mintarsih, 2013

8. Guru kurang terampil dalam menilai efektifitas mengajar.

9. Guru kurang berupaya mengembangkan materi maupun cara mengajar.

Masih rendahnya tingkat kemampuan guru saat ini disebabkan oleh

faktor-faktor yang berasal dari internal guru itu sendiri dan faktor-faktor lainnya yang berasal dari

luar. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Penghasilan yang diperoleh guru belum mampu memenuhi kebutuhan hidup

harian keluarga secara mencukupi. Oleh karena itu, upaya untuk menambah

pengetahuan dan informasi menjadi terhambat karena dana untuk membeli buku,

berlangganan koran, internet tidak tersedia. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan

dapur harus juga melakukan kerja sampingan lainnya. Tidak jarang seorang guru yang “jujur”, pulang mengajar setelah itu mereka menjadi tukang ojek bahkan menjadi tukang becak.

2. Kurangnya minat guru untuk menambah wawasan sebagai upaya meningkatkan

kompetensinya.

3. Meledaknya jumlah lulusan sekolah guru dari tahun ke tahun. Hal itu merupakan

akibat dari mudahnya pemerintah memberikan ijin pendirian LPTK (Lembaga

Pendidikan Tinggi Keguruan).

4. Jumlah murid dalam satu kelas cukup banyak dan beban guru yang cukup besar

dalam satu minggu.

5. Kompetensi guru yang belum terbangun. Seyogyanya setiap guru perlu

memperlihatkan sikap kompeten sebagai seorang pendidik, bukan hanya sebagai

pengajar. Hanya melalui karya nyata dan sikap keseharian yang diperlihatkan

seorang gurulah yang mampu mengangkat harkat dan martabatnya serta diakui

kompetensinya oleh masyarakat.

6. Rendahnya minat guru terhadap dunia tulis menulis. (Dzamal Z, 2005:33-35)

Pengelolaan kelas akan menjadi sederhana untuk dilakukan apabila guru

(16)

Ai Mintarsih, 2013

melakukan tugas mengajarnya. Pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi kerja

guru, karena dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat sejauhmana motivasi guru

untuk melakukan pengelolaan kelas.

Selain kemampuan profesional guru yang dapat mempengaruhi efektivitas

manajemen kelas, motivasi kerja guru pun dapat menjadi faktor dalam menunjang

terwujudnya efektivitas manajemen kelas. Motivasi yang baik akan mempengaruhi

kinerja guru dengan baik sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat. Motivasi

menurut Kenneth N. Wexley dan Gary A. Yukl (2005:98) adalah proses dimana perilaku diberikan energy dan diarahkan. Motivasi kerja adalah : “Dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” (Wahjosumidjo, 2004 : 177). Motivasi kerja adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka

mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan

ekonomis (Siagian, 2004 : 106).

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi kerja

guru adalah keseluruhan proses pemberian motif atau dorongan kerja pada para

bawahan terutama para guru sebagai agen pendidikan dan pengajaran, agar tujuan

pendidikan dan pengajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Untuk mencapai kinerja dari guru yang tinggi diperlukan adanya motivasi dari

guru untuk meningkatkan kinerjanya secara utuh. Seorang guru harus menunjukkan

perilaku yang kuat yang diarahkan untuk menuju satu tujuan tertentu. Akan tetapi

pada perkembangannya motivasi guru mendapatkan tantangan yang sangat krusial,

diantaranya aspek penghargaan terhadap guru yang tidak sesuai dengan tuntutan dan

peran guru sebagai tenaga professional.

(17)

Ai Mintarsih, 2013

penelitiannya dapat disimpulkan bahwa (1) kompetensi profesional secara langsung

berkontribusi dengan signifikan terhadap efektivitas proses pembelajaran sebesar

34,6%. (2) motivasi kerja secara langsung berkontribusi dan signifikan terhadap

efektivitas proses pembelajaran sebesar 61,94%. (3) secara simultan kompetensi

profesional dan motivasi kerja berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas

proses pembelajaran sebesar 90%. 10% sisanya merupakan pengaruh yang datang dari

faktor-faktor lain. Misalnya : kepemimpinan, iklim organisasi, etos kerja, budaya

organisasi, kompensasi, kepuasan, loyalitas, pelayanan, negosiasi, mutu,

produktivitas, bauran pemasaran, dan lain-lain.

Selain itu Andyarto Surjana (2002) pun melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Motivasi Guru dan Gaya Kepemimpinan Guru terhadap Efektivitas Pengelolaan Kelas”. Penelitian ini bermaksud untuk melihat apakah ada hubungan antara motivasi guru dan gaya kepemimpinan guru terhadap efektivitas pengelolaan

kelas secara sendiri-sendiri atau secara bersama. Hasil peneltiain korelasional yang

dilakukan di SMU Kristen BPK PENABUR Jakarta ini menyimpulkan terdapat

hubungan positif dan berarti antara kedua variabel bebas dengan variabel terikat

secara sendiri-sendiri atau bersama-sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Kontribusi motivasi kerja guru terhadap efektivitas pengelolaan kelas, yaitu

mengkondisikan kelas dengan pendekatan memodifikasi perilaku, memfasilitasi iklim

sosio-emosional, dan memfasilitasi proses dinamika, masih belum optimal, hanya

37,70 %. Kontribusi gaya kepemimpinan guru terhadap efektivitas pengelolaan kelas,

juga masih belum optimal (43,10 %), meskipun sedikit lebih tinggi dari kontribusi

motivasi kerja. Secara bersama-sama kontribusi motivasi kerja dan gaya

kepemimpinan guru-guru SMU Kristen BPK Penabur di Jakarta juga masih belum

optimal (42,80 %).

Berangkat dari latar belakang masalah tersebut diatas, untuk membuktikan

(18)

Ai Mintarsih, 2013

positif dalam efektivitas manajemen kelas, karenanya penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan mengambil judul Kontribusi Kemampuan

Profesional Guru dan Motivasi Kerja Guru terhadap Efektivitas Manajemen

Kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis

mengidentifikasi beberapa variabel yang akan diteliti. Efektivitas Manajemen kelas

sebagai subsistem dari kualitas pendidikan mempunyai permasalahan yang sangat

kompleks mengingat kualitas belajar siswa merupakan muara dari seluruh komponen

yang tergabung dalam system pembelajaran di sekolah. Akan tetapi faktor yang

mempengaruhi efektivitas manajemen kelas tidak hanya satu faktor. Banyak faktor

yang mempengaruhinya, diantaranya lingkungan, bahan ajar, media pembelajaran,

manusia (guru & siswa), dan metode pembelajaran ( Asssociation for Educational and

Communication Technologi) (Susilana, 2007: 543) dalam Apriliya (2007:8).

Gambar 1.1

Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Manajemen kelas

Dari semua faktor yang mempengaruhi efektivitas manajemen kelas, gurulah

(19)

Ai Mintarsih, 2013

belajar mengajar dan unsur manusiawi yang sangat menentukan keberhasilan

pendidikan. Efektivitas manajemen kelas tergantung kepada profesionalisme guru,

strategi dan pendekatan yang digunakannya. Banyak pendekatan dan model

pembelajaran yang telah diuji cobakan dan dihasilkan dengan tujuan untuk

meningkatkan efektivitas manajemen kelas .

Praktik-praktik pembelajaran benar-benar ditujukan untuk mengatasi

kegagalan siswa belajar. Praktik-praktik pembelajaran hanya dapat diubah melalui

pengujian terhadap cara-cara guru mengemas dan melaksanakan pembelajaran.

Upaya dalam mengantisipasi peranan guru yang semakin luas, guru harus

memiliki kompetensi mengajar dan memiliki kreativitas dalam menciptakan iklim

pembelajaran lebih efektif dan kondusif. Oleh karena itu guru sebagai tenaga pendidik

harus memiliki kemampuan profesional seperti yang dinyatakan dalam PP Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat (3), yang diperoleh

melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan diri yang baik; kemauan dan

kemampuan untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran; serta

kemauan dan kemampuan lain yang terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya

sebagai guru.

Akan tetapi yang terjadi di SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang

guru dalam praktik sehari-harinya masih merasa kesulitan menciptakan pembelajaran

yang efektif dan bermakna, bahkan proses pembelajaran cenderung satu arah

(teacher-centered).

Selain faktor kompetensi guru, motivasi kerja guru terasa begitu signifikan

untuk menciptakan input, proses, dan output peserta didik yang bermutu tinggi,

dengan melalui kinerja mengajar yang baik. Melahirkan motivasi kerja positif di

lingkungan kerja para guru penting, namun acap terhalangi kendala seperti

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim lingkungan kerja yang tidak membangkitkan

motivasi kerja agar lebih baik, lebih adil, lebih jujur serta bersungguh-sungguh

(20)

Ai Mintarsih, 2013

Setelah melakukan identifikasi masalah di atas secara gamblang, peneliti dapat

simpulkan sebagai berikut:

a. Kemampuan profesional guru belum optimal, hal itu ditunjukkan dengan :

1) Kurangnya kesadaran akan upaya untuk mempersiapkan rencana pembelajaran

dengan baik.

2) Kurangnya upaya guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang

kondusif.

3) Kurang memiliki inovasi dalam melakukan pembelajaran.

b. Tidak adanya motivasi dan semangat dalam mendorong keberhasilan belajar

siswa.

Oleh sebab itu, dengan melalui kontribusi kemampuan profesional guru dan

motivasi kerja guru diharapkan mampu meningkatkan efektivitas manajemen kelas,

dengan demikian akan terwujud pendidikan yang berkualitas.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang akan

diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kemampuan profesional guru di SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten

Sumedang.

2. Bagaiman motivasi kerja guru pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten

Sumedang.

3. Bagaimana efektivitas manajemen kelas pada SMP Negeri di Wilayah 1

Kabupaten Sumedang.

4. Seberapa besar kontribusi kemampuan profesional guru terhadap efektivitas

(21)

Ai Mintarsih, 2013

5. Seberapa besar kontribusi motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen

kelas pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

6. Seberapa besar Kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru

terhadap efektivitas manajemen kelas pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten

Sumedang.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pegangan atau pedoman bagi peneliti dalam

melaksanakan penelitiannya, sehubungan hal ini Arikunto (1997:4) menyatakan bahwa: “Tujuan penelitian yaitu rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian dilakukan selesai.” Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan profesional guru di SMP

Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang motivasi kerja guru pada SMP Negeri di

Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

3. Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas manajemen kelas pada SMP

Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

4. Untuk memperoleh gambaran tentang seberapa besar kontribusi kemampuan

profesional guru terhadap efektivitas manajemen kelas SMP Negeri di Wilayah 1

Kabupaten Sumedang.

5. Untuk memperoleh gambaran tentang seberapa besar kontribusi motivasi kerja

guru terhadap efektivitas manajemen kelas pada SMP Negeri di Wilayah 1

Kabupaten Sumedang.

6. Untuk memperoleh gambaran tentang seberapa besar kontribusi kemampuan

profesional guru dan motivasi kerja guru terhadap efektivitas manajemen kelas

pada SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

(22)

Ai Mintarsih, 2013

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat atau

memperkaya pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan

dengan :

a. Manajemen kelas dari segi efektivitas

b. Aspek-aspek yang berkaitan dengan profesionalisme guru

c. Motivasi kerja guru

Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menambah khasanah akademik

baru dalam bidang administrasi pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai

pihak dalam rangka pengembangan kemampuan profesional guru dan motivasi kerja

guru dalam meningkatkan efektivitas manajemen kelas. Lebih lanjut penelitian ini

dapat dijadikan input dalam upaya:

a. Sebagai evaluasi bagi kepala sekolah dalam pengembangan kemampuan

profesional guru dan motivasi kerja guru dalam meningkatkan efektivitas

manajemen kelas di sekolah yang dikelolanya.

b. Sebagai bahan rujukan dalam merumuskan kebijakan pendidikan di sekolah dalam

pengembangan kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru dalam

meningkatkan efektivitas manajemen kelas.

c. Sebagai masukan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang dalam

pengembangan kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru dalam

meningkatkan efektivitas manajemen kelas sehingga akhirnya mampu

menciptakan output yang baik.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penelitian ini terdiri dari 5 bab ditambah dengan beberapa lampiran, dengan

(23)

Ai Mintarsih, 2013

1. Bab I: Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang penelitian,

identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi

penelitian, dan struktur organisasi tesis.

2. Bab II: Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis. Pada bagian ini

memaparkan landasan teori berupa uraian mengenai teori-teori yang mendukung

penelitian ini sebagai dasar pemikiran dan pemecahan masalah yang kemudian

dijadikan kerangka pikir penilitian untuk selanjutnya diperoleh hipotesis

penelitian.

3. Bab III: Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang lokasi dan subjek

populasi/sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi

operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

4. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bagian ini berisi keseluruhan data dari

hasil observasi dan kuesioner. Memaparkan hasil pengolahan data berdasarkan

prosedur yang telah ditetapkan serta memaparkan hasil analisis data yang

dilakukan. Hasil analisis ini kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan

permasalahan penelitian.

5. Bab V: Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti

terhadap hasil temuan penelitian, implikasi . Saran atau rekomendasi yang

dihasilkan ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti

(24)

BAB III

METODOLOGI

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri di

Wilayah 1 Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Dalam penelitian ini, lokasi dipilih

secara keseluruhan berdasarkan informasi dari Kantor Sub Rayon 1 Tanjungsari

Kabupaten Sumedang, yaitu berjumlah 16 SMPN.

2. Populasi Penelitian

Menurut McMillan dan Schumacher (2002:246-247) populasi adalah

sekelompok elemen atau kasus, baik itu individual, objek, atau peristiwa yang

berhubungan dengan kriteria spesifik dan merupakan sesuatu yang menjadi target

generalisasi dari hasil penelitian kita. Sedangakan menurut Gay dan Diehl dalam

Satori dan Komariah (2011:46) The population is the grup of interest to the

researcher, the group to the with she or he would like to generalize the results of the

study.

Menurut Arikunto (2002: 115) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002: 117).

Sedangakan menurut Nazir (2003: 15) populasi adalah totalitas semua nilai yang

mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif

dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang

ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Sementara menurut Sugiyono (2011: 57) mengemukakan bahwa populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

(25)

Memperhatikan pendapat di atas, maka faktor yang perlu diperhatikan dalam

populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati. Oleh sebab itu, penentuan

karakteristik populasi yang tepat merupakan faktor penting dalam suatu penelitian,

karena sejatinya suatu permasalahan itu baru akan memiliki makna apabila dikaitkan

dengan populasi yang relevan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada

obyek-obyek yang dipelajari, namun meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh

subyek atau obyek itu.

Untuk mendapatkan data yang representatif peneliti mengambil populasi guru

SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang. Berdasarkan prasurvey diseluruh SMPN

di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang tersebut diperoleh jumlah populasi sebanyak 595

guru yang tersebar pada 16 SMPN. Gambaran penyebaran populasi dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3.1 :

Jumlah Guru SMP Negeri di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang

No Sekolah Jumlah Guru

1 SMPN 1 Jatinangor 60

2 SMPN 2 Jatinangor 53

3 SMPN 3 Jatinangor 24

4 SMPN 1 Tanjungsari 55

5 SMPN 2 Tanjungsari 46

6 SMPN 3 Tanjungsari 27

7 SMPN 1 Sukasari 30

8 SMPN 1 Rancakalong 39

9 SMPN 2 Rancakalong 45

10 SMPN 3 Rancakalong 25

(26)

12 SMPN 2 Cimanggung 32

13 SMPN 1 Pamulihan 39

14 SMPN 2 Pamulihan 25

15 SMPN 3 Pamulihan 22

16 SMPN 4 Pamulihan 15

JUMLAH 595

Sumber : Sub Rayon 1 Wilayah Tanjungsari Kabupaten Sumedang

3. Sampel Penelitian

Arikunto (2002:117) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari

populasi.” Sample penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh popoulasi. Berkaitan dengan teknik

pengambilan sampel Nazir (2003:18) bahwa:”mutu penelitian tidak selalu ditentukan

oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain

penelitianya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengelolahanya.”

Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2002:120) mengemukakan

bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih

baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-30% atau

lebih.

Memperhatikan pernyataan tersebut, maka jumlah populasi lebih dari 100

orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak

(Random sampling). Sedangkan Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus

(27)

Keterangan: n = jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Presesi atau penyimpangan terhadap populasi

Dalam penelitian sosial besarnya presesi biasanya antara 5% sampai dengan

10%, pada penelitian ini peneliti mengambil presesi 10% sehingga diperoleh nilai n

sebagai berikut:

Jadi jumlah sampel penelitian ini sebanyak 86 orang (dibulatkan), jumlah ini

menjadi responden penelitian. Dengan batasan sampel sebagai berikut :

1. Guru yang sudah PNS

2. Guru yang masa kerjanya lebih dari 5 tahun

3. Guru yang pernah menjadi wali kelas

Jumlah sampel tersebut jika diprosentasekan adalah 86/595 x 100% = 14,45.

Penentuan anggota sampel adalah sebesar 14,45% dari populasi. Contoh penyebaran

sampel pada tiap sekolah berikut ini:

SMPN 1 Jatinangor:

(28)

Setelah dihitung secara keseluruhan didapat data sebagai berikut:

Tabel 3.2 : Penyebaran Sampel

No Sekolah Populasi Sampel

(14,45 %)

Jumlah

Sampel

1 SMPN 1 Jatinangor 60 8,67 9

(29)

3 SMPN 3 Jatinangor 24 3,47 3

4 SMPN 1 Tanjungsari 55 7,95 8

5 SMPN 2 Tanjungsari 46 6,65 7

6 SMPN 3 Tanjungsari 27 3,90 4

7 SMPN 1 Sukasari 30 4,34 4

8 SMPN 1 Rancakalong 39 5,64 6

9 SMPN 2 Rancakalong 45 6,51 7

10 SMPN 3 Rancakalong 25 3,61 4

11 SMPN 1 Cimanggung 58 8,38 8

12 SMPN 2 Cimanggung 32 4,63 5

13 SMPN 1 Pamulihan 39 5,64 6

14 SMPN 2 Pamulihan 25 3,61 4

15 SMPN 3 Pamulihan 22 3,18 3

16 SMPN 4 Pamulihan 15 2,17 2

595 87

Karena adanya proses dan hasil pembulatan maka sampel ditambah 1 sehingga

setelah ditambah, sampel pada penelitian ini berjumlah 87 orang.

B.Metode Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana

gambaran umum kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru

terhadap efektivitas manajemen kelas di wilayah 1 Kabupaten Sumedang. Oleh

karena itu, penulis berusaha mengambil metode yang sesuai dengan permasalahan

yang diteliti. Sebagaimana bahwa sebuah penelitian tidak akan mencapai kriteria

penelitian sesungguhnya apabila tidak menggunakan sebuah metode penelitian yang

(30)

akan menjadi penelitian yang ilmiah, logis, sistematis dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian pun ada sebagai suatu cara

untuk mengumpulkan dan menyusun data, serta menganalisis mengenai arti data yang

telah diteliti menjadi suatu kesimpulan.

Berikut merupakan metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan

penelitian ini:

1. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat

diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian (Arikunto, 2002: 86).

Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana

dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis

terkontrol dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam

kerangka pembuktian hipotesis secara empiris. Pendekatan kuantitatif merupakan

upaya mengukur variabel-variabel yang ada dalam penelitian (variabel X1, X2 dan

variabel Y) untuk kemudian dicari hubungan antar variabel-variabel tersebut.

2. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk memecahkan

masalah yang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Arikunto (2002: 86) bahwa: “Metode deskriptif adalah metode penelitian yang

digunakan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau

masa sekarang.” Metode deskriptif pun diartikan sebagai perolehan informasi atau data yang relevan dengan masalah yang diteliti melalui penelaahan berbagai konsep

atau teori yang dikemukakan oleh para ahli.

Metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai untuk digunakan karena masalah

yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada pada saat penelitian

dilaksanakan dengan melalui prosedur pengumpulan data, mengklasifikasi data

(31)

3. Studi Kepustakaan (Studi Bibliografi)

Studi Bibliografi sering disebut juga studi kepustakaan, digunakan untuk

melengkapi metode deskriptif. Studi bibliografi merupakan proses penelusuran

sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal, dan

sejenisnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Melalui studi bibliografi ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi

dan pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir

dalam mengkaji, menganalisis, dan memecahkan permasalahan yang diteliti.

C.Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang

sedang diteliti. Singarimbun dan Effendi (2003:46-47) memberikan pengertian

tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara

mengukur satu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam

petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel. Berikut ini definisi

operasional dari penelitian ini:

1. Kemampuan Profesional (X1)

Kemampuan profesional adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah

akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar

sehingga kemampuan ini dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik

dan pengajar. Yang dimaksud dengan kemampuan profesional guru di sini adalah

kemampuan dalam perencanaan dan persiapan, menciptakan suasana kelas, instruksi,

dan tanggung jawab profesional.

2. Motivasi Kerja Guru (X2)

Motivasi kerja guru adalah daya dorong yang berpengaruh, membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku seseorang guru untuk melakukan tugasnya

(32)

mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Adapun motivasi kerja guru

yang dimaksudkan adalah mengenai motif, harapan, dan insentif.

3. Efektivitas Manajemen Kelas (Y)

Efektivitas pengelolaan kelas adalah tingkat tercapainya tujuan dari

pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang

dilakukan guru dalam upaya menciptakan kondisi kelas agar proses belajar mengajar

dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Efektivitas manajemen kelas yang

dimaksudkan adalah manajemen kelas preventatif, menangani perilaku yang tidak

semestinyadan mengganggu (disruptif), serta self management dan caring classroom

D.Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala. Skala digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2008:93). Jadi dengan skala ini peneliti ingin

mengetahui bagaimana kemampuan profesional guru, motivasi kerja guru, dan

efektivitas manajemen kelas di SMPN wilayah 1 Kabupaten Sumedang.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian

ini adalah skala likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR),

Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Pemberian bobot

masing-masing kontinum atau berturut-turut, untuk pernyataan positif diberi bobot : 5 – 4 – 3

– 2 – 1, sedangkan bobot untuk pernyataan negatif diberi bobot : 1 – 2 – 3 – 4 – 5.

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator

masing-masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui

pendefinisian dan studi kepustakaan.

Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah

(33)

butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel, (3) melakukan analisis

rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun

angket dari aspek yang diukur. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen penelitian

untuk dijadikan landasan dalam menyusun butir pernyataan:

Tabel 3.3:

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Efektvitas Manajemen Kelas

Variabel Subvariabel Indikator No Item Efektivitas

Manajemen Kelas (Y)

Manajemen kelas preventatif

Menetapkan aturan dan

prosedur 1, 2, 3 kelas selama periode yang tidak stabil

incidence dengan cepat 15, 16

(34)

Self Management

hubungan autentik yang bebas kekuasaan dan

Membatasi struktur dan

prosedur 29, 30

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Profesional Guru

Variabel Suvariabel Indikator No Item Kompetensi

Memilih tujuan instruksi 6, 7 Menunjukkan

pengetahuan tentang sumber (resource)

8, 9, 10

Mendesain instruksi yang

logis 11, 12

Suasana Kelas Menciptakan lingkungan dengan saling menghargai dan hubungan baik

13, 14

(35)

untuk belajar

Menangani prosedur

kelas 17, 18

Menangani perilaku siswa 19, 20

Menata ruang fisik 21, 22, 23

Instruksi Berkomunikasi secara

jelas dan akurat 24, 25

Menggunakan teknik

bertanya dan diskusi 26, 27, 28 Melibatkan siswa dalam

belajar 29, 30, 31

Memberikan umpan balik

bagi siswa 32, 33

Menunjukkan fleksibilitas

dan responsiveness 34, 35

Tanggung Jawab Profesional

Merenungkan pengajaran 36, 37 Membuat catatan yang

akurat 38

Berkomunikasi dengan

keluarga 39, 40

Memberikan konstribusi

pada sekolah dan distrik 41, 42 Tumbuh dan berkembang

secara professional 43, 44

Tabel 3.5:

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Kerja Guru

Variabel Sub Variabel Indikator No Item Motivasi Kerja

Guru (X2)

Motif Kesempatan untuk

maju 1, 2, 3

(36)

Pengakuan atas

prestasi 13, 14

Harapan Kondisi kerja yang

baik, 15, 16

Jaminan pekerjaan. 28, 29

Insentif Upah yang adil dan

layak 30, 31

Jaminan kesehatan 32, 33

Pemberian bonus 34, 35

Jaminan hari tua 36

1. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui kesahihan dan kehandalannya. Jumlah responden uji coba sebanyak 10

(sepuluh) orang guru SMPN di Kabupaten Sumedang Jawa Barat di luar populasi dan

sampel yang ditentukan. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk diuji

coba. Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah: (a) membagikan angket

pada guru, (b) memberikan keterangan tentang cara pengisian angket, (c) para guru

melakukan pengisian angket, dan (d) setelah guru selesai mengisi angket, segera

dikumpulkan kembali.

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan

kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item pernyataan angket, baik dalam hal

(37)

tersebut. Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui

sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada

masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pernyataan pada valid

dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel X

dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiyono, (2008:95):

√[ ]

Keterangan:

n = Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y X = Jumlah skor tiap butir Y = Jumlah skor total

X2 = Jumlah skor X dikuadratkan Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikansi. Uji ini adalah untuk

menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variable Y. Uji signifikasi

ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh sugiyono, dalam Akdon

(2008:144) yaitu:

Keterangan:

(38)

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2), dengan keputusan, jika thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya jika thitung < ttabel berarti tidak

valid.

1) Variabel Kemampuan Profesional Guru (X1)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel

Kemampuan Profesional Guru (X1), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan

rtabel. Jika nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Kemampuan Profesional Guru (X2)

(39)

22 0,6283 > 0,632 Valid dipahami oleh guru yang dijadikan sampel.

(40)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel motivasi

kerja guru (X2), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika nilai rhitung

lebih besar daripada nilai r tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru (X1)

Item Pernyataan r hitung r tabel α = 0,05 n = 10

Keputusan

1 0,1133 < 0,632 Tidak Valid

2 0,8115 > 0,632 Valid

3 0,7598 > 0,632 Valid

4 -0,0333 < 0,632 Tidak Valid

5 0,7773 > 0,632 Valid

6 0,8722 > 0,632 Valid

7 0,7800 > 0,632 Valid

8 0,9279 > 0,632 Valid

9 0,7137 > 0,632 Valid

10 0,7333 > 0,632 Valid

11 0,8905 > 0,632 Valid

12 0,6335 > 0,632 Valid

13 0,6959 > 0,632 Valid

14 0,8963 > 0,632 Valid

15 0,6342 > 0,632 Valid

16 0,3427 < 0,632 Tidak Valid

17 0,6896 > 0,632 Valid

18 0,6589 > 0,632 Valid

19 0,6880 > 0,632 Valid

20 0,8470 > 0,632 Valid

(41)

22 0,9152 > 0,632 Valid dipahami oleh guru yang dijadikan sampel.

3) Variabel Efektivitas Manajemen Kelas (Y)

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel Efektivitas

Manajemen Kelas (Y), yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika

nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan

valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Uji Validitas Variabel Efektivitas Manajemen Kelas (Y)

(42)
(43)

merubah redaksi atau penyusunan kata yang dipakai agar lebih mudah dipahami oleh guru yang dijadikan sampel.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Mengacu pada pendapat Arikunto (2002: 170) yang menyatakan bahwa:

“Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah cukup baik.” Maksud dapat “dipercaya” disini bahwa data yang dihasilkan harus memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi.

Dalam penelitian ini, langkah-langah pengujian reliabilitas angket dilakukan

dengan bantuan SPSS. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah: jika r hitung > r

tabel maka instrumen reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak reliabel.

Sedangkan uji reliabilitas tiap variabel adalah sebagai berikut:

1) Variabel Kemampuan Profesional Guru (X1)

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Variabel Kemampuan Profesional Guru (X2) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1 Value ,951

N of Items 22a

Part 2 Value ,977

N of Items 22b

(44)

Correlation Between Forms ,867

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,949

Unequal Length ,949

Guttman Split-Half Coefficient ,973

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15, q16, q17, q18, q19, q20.q21, q22.

b. The items are:, q23, q24, q25, q26, q27, q28, q29, q30, q31, q32, q33, q34, q35, q36, q37, q38, q39, q40, q41, q42, q43, q44.

Pengujian reliabilitas pada variabel kemampuan profesional guru ini dengan

melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,973. Korelasi

berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung

lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item

pernyataan pada variabel kemampuan profesional guru (X2) reliabel.

2) Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja Guru (X2) Reliability Statistics

Correlation Between Forms ,921

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,969

Unequal Length ,969

Guttman Split-Half Coefficient ,986

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15, q16, q17, q18.

b. The items are: q19, q20, q21, q22, q23, q24, q26, q27, q28, q29, q30, q31, q32, q33, q34, q35, q36

Pengujian reliabilitas pada variabel motivasi kerja guru ini dengan melihat

nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,986. Korelasi berada pada

(45)

daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pernyataan pada

variabel motivasi kerja guru (X2) reliabel.

3) Variabel Efektivitas Manajemen Kelas (Y)

Tabel 3.11

Uji Reliabilitas Variabel Efektivitas Manajemen Kelas (Y) Reliability Statistics

Correlation Between Forms ,939

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,928

Unequal Length ,928

Guttman Split-Half Coefficient ,988

a. The items are: q1, q2, q3, q4, q5, q6, q7, q8, q9, q10, q11, q12, q13, q14, q15, q16, b. The items are: q17, q18, q19, q20, q21, q22, q23, q24, q25, q26, q27, q28, q29, q30, q31, q32.

Pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas manajemen kelas ini dengan

melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,988. Korelasi

berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,632 maka rhitung

lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item

pernyataan pada variabel efektivitas manajemen kelas (Y) reliabel.

E.Teknik Pengumpulan Data

Nazir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan

alat-alat ukur yang diperlukan untuk melaksanakan suatu penelitian. Data yang

dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan

beragam fakta yang berhubungan dengan focus penelitian yang diteliti. Maka dalam

penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi

dan teknik angket.

(46)

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan

sebagai cara pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang

dianggap penting. Studi Dokumentasi diajukan untuk memperoleh data langsung dari

instansi atau lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatan yang releven (Sugiyono,

2008:98).

2. Teknik Angket / Kuesioner

Kuesioner/angket secara umum sering disebut sebagai daftar pertanyaan.

Menurut McMillan dan Schumacher (2003:357) kuesioner adalah teknik yang

digunakan secara luas untuk memperoleh informasi dari subjek. Kuesioner relatif

ekonomis, memuat pertanyaan yang sama bagi seluruh subjek dan dapat memastikan

kerahasiaan subjek. Kuesioner dapat menggunakan pertanyaan dan pernyataan tetapi

dalam banyak kasus subjek merespon pada sesuatu yang ditulis secara khusus.

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 87 responden.

Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden

memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan,

(b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas

pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan

jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari

banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Indikator-indikator yang merupakan

jabaran dari kemampuan professional guru dan motivasi kerja guru terhadap

efektivitas manajemen kelas merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah

pernyataan didalam angket.

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi

(47)

masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata

yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan

rumus:

Keterangan:

= skor rata-rata yang dicari

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N = jumlah responden

Hasil kali perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 5 kriteria dan penafsiran

seperti dibawah ini:

Tabel 3.12 : Kriteria dan Penafsiran

Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,01 – 5,00 Selalu Sangat tinggi

3,01 – 4,00 Sering Tinggi

2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup

1,01 – 2,00 Jarang Rendah

0,01 – 1,00 Tidak pernah Sangat rendah

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik

regresi linier sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah syarat

normalitas dan syarat kelinieran regresi Y atas X.

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis

dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau non

(48)

berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non parametrik data yang dianalisis

berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk apakah ketiga variabel

penelitian tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas

data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16, atau

dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat:

Keterangan:

X2 = Chi Kuadrat yang dicari O1 = Frekuensi hasil penelitian

E1 = Frekuensi

b. Uji Linieritas Data

Uji linieritas dapat dilihat dari signifikasi dari deviation of linierity untuk X1

terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikasi < 0,05 dapat disimpulkan

bahwa hubungannya bersifat linier.

3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah:

a. Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi

sederhana.

b. Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

a. Analisis Korelasi

1) Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara

variabel X dan variable Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat

hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

(49)

Keterangan:

terdapat pengaruh yang positif.

2) Analisis Korelasi Ganda

Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya

hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu

variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus korelasi ganda (Sugiyono, 2011:

233):

RyX1X2 =

Keterangan :

Ryx1x2 : Korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama dengan Y

ryx1 : Korelasi Product Moment Y dengan X1

ryx2 : Korelasi Product Moment Y dengan X2

rx1x2 : Korelasi Product Meoment X1 dengan X2

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi,

menurut Sugiyono (2011:231) sebagai berikut:

(50)

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

3) Uji Signifikansi

Uji signifikasi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut

signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah ((Field, 2000: 46):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

4) Uji Koefisien Determinasi

Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien Determinasi (KD) dengan

maksud sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y,

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r2 = Koefisien Korelasi

b. Analisis Regresi

1) Analisi Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui hubungan

fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Berikut ini merupakan rumus persamaan umum analisis regresi linier sederhana

(Sugiyono, 2011:261):

̂

(51)

̂ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan yang terjadi pada X

X = Harga variabel X

- Uji t

Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan

atau tidak terhadap variabel dependen, karena itu maka dilakukan analisis regresi

linier sederhana dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat

signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Akdon (2008:144), yaitu:

Keterangan: t = nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung dengan

ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk = n – 2. Koefisien dikatakan

signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

- Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut

signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Sugiyono, 2011):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

(52)

2) Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua variabel bebas atau

lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi

kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat. Analisis regresi

berganda menggunakan rumus:

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat

yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara bersama-sama digunakan

rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:

̂

Keterangan:

̂ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = Nilai konstanta

b1 = Nilai koefisien regresi X1

b2 = Nilai koefisien regresi X2

X1 = variabel bebas

X2 = Nilai koefisien regresi X2

E = Prediktor (pengganggu)

- Uji t

Uji t atau uji koefesien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui

apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak

terhadap variabel dependen, karena itu maka dilakukan analisis regresi linier ganda

dengan melakukan uji t. Pengujian dilakukan menggunakan tingkat signifikansi 0,05

dan 2 sisi. Uji t pada regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon

(2008:144), yaitu:

(53)

Keterangan: t = nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga thitung dengan

ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk = n – 2. Koefisien dikatakan

signifikan atau memiliki arti apabila harga thitung > ttabel.

- Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut

signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Sugiyono, 2011):

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

- Uji f

Sedangkan untuk mencari signifikansi pada uji f digunakan rumus fhitung yang

kemudian dibandingkan dengan ftabel. Untuk mencari kesimpulan, jika fhitung ftabel

maka Ho ditolak, artinya signifikan, sebaliknya jika fhitung ftabel maka Ho diterima,

artinya tidak signifikan.

4. Alat Bantu

Untuk membantu analisis data, kegiatan penghitungan statistik menggunakan

program SPSS (Statistical Package of Social Science) sehingga dapat diperoleh

perhitungan statistik deskriptif seperti mean, deviasi standar, skor minimum, skor

(54)

123

Ai Mintarsih, 2013

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Efektivitas BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kemampuan profesional guru SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang

secara keseluruhan berada pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari tiga

dimensi kemampuan profesional guru yang meliputi: perencanaan dan

persiapan, penciptaan suasana kelas, instruksi, dan tanggung jawab

profesional. Semua aspek berada dalam kategori baik kecuali tanggung jawab

profesional berada jauh di bawah aspek yang lain.

2. Motivasi kerja guru SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang secara

keseluruhan berada pada kategori baik. Hal ini berdasarkan terlaksananya

dengan baik dimensi motivasi kerja guru yaitu: motif, harapan, dan insentif.

Semua aspek berada dalam kategori baik.

3. Efektivitas manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kaupaten Sumedang. secara

keseluruhan berada pada kategori baik. Hal ini tercermin dari empat dimensi

efektivitas manajemen kelas yaitu: manajemen kelas preventatif, menangani

perilaku yang tidak semestinya dan mengganggu (disruptif), serta self

manajemen dan caring classroom. Aspek manajemen preventatif serta self

manajemen dan caring classroom berada pada kategori yang hampir sangat

baik. Hanya aspek menangani perilaku yang tidak semestinya dan mengganggu

(disruptif) yang berada jauh di bawah aspek yang lainnya walaupun masih

berada pada kategori baik.

4. Terdapat kontribusi kemampuan profesional guru terhadap efektivitas

manajemen kelas SMPN di Wilayah 1 Kabupaten Sumedang, berdasarkan

Gambar

Gambar 1.1 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Manajemen kelas
tabel berikut:
Tabel 3.2 : Penyebaran Sampel
gambaran umum kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi kerja guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

April 2000 untuk menilai Tesis Master Sains yang bertajuk &#34;Imej Korporat Telekom Malaysia Berhad: Satu Kajian terhadap Kepuasan Pelanggan dan Kualiti Perkhidmatan&#34;

Konteks sistem pendidikan nasional Indonesia, pendidikan kewarganegaraan seyogyanya dikembangkan (Winataputra:2015) sebagai pendidikan demokrasi konstitusional Indonesia

Gabungan Partai Politik adalah dua partai politik peserta pemilihan umum atau lebih yang secara bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) pasangan calon Kepala Daerah dan

Skripsi ini berjudul “An Analysis of Transitivity Process and the Schematic Structure of News Item in Selected News of VOA News” yang berisi kajian tentang

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran IPS (Penelitian

Obat Gatal Kulit Eksim - Bagi anda yang sedang mencari Eksim Basah Dan Obat Herbal Untuk Mengobatinya, anda tidak usah bingung, karna kami De Nature mempunyai Obat Eksim Basah

perlakuan akuntansi untuk transaksi sewa perlu diterapkan secara konsisten sesuai dengan PSAK No.30 dalam rangka penyusunan laporan keuangan perusahaan. Untuk itu guna

Kebijakan Prosedur Akreditasi KARS Dalam Pelaksanaan Kegiatan Retensi DRM Nonaktif ... Tata Cara Pemilihan DRM