• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR DENGAN AUTOCAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR DENGAN AUTOCAD"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR

DENGAN AUTOCAD

(Experimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK Se Kabupaten Pati Jawa Tengah)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

MARIA IMMACULATA RETNO S.A

NIM S 811002006

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user ii

PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR

DENGAN AUTOCAD

(Experimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah)

TESIS

Oleh:

MARIA IMMACULATA RETNO S.A NIM S 811002006

Telah Disetujui oleh Tim pembimbing:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, MPd ……… 18 Mei 2011 NIP. 19430712 197301 1 001

Pembimbing II Prof. Dr. Samsi Haryanto , MPd ……… 18 Mei 2011 NIP. 19440404 197603 1 001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

(3)

commit to user iii

PENGESAHAN PENGUJI TESIS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR

DENGAN AUTOCAD

(Experimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah)

Oleh:

MARIA IMMACULATA RETNO S.A NIM S 811002006

Telah Disetujui oleh Tim penguji:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd ……….. ……….

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd ……… ……….

Anggota Penguji: 1. Prof. Dr.Mulyoto, MPd ... ...

2. Prof. Dr. Samsi Haryanto , MPd …………. ……….

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

(4)

commit to user iv PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Maria Immaculata Retno Setyaningtyas Agustiani

NIM : S 811002006

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis berjudul : PENGARUH STRATEGI

PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR

MENGGAMBAR TEKNIK DASAR DENGAN AUTOCAD (Experimen pada Klas

X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah)

adalah betul – betul karya saya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam Tesis

tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut

Surakarta, 18 Mei 2011

Yang membuat pernyataan

(5)

commit to user v MOTTO

Smile is the shortest distance between two people.

 The best and most beautiful things in this world cannot be seen or even heard,

but must be felt with the heart.( Helen Keller)

Friends is someone you can be alone with and have nothing to do and not be

able to think of anythink to say and be comfortable in the silence ( Sheryl

(6)

commit to user vi PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada :

1. Ibunda tersayang

2. Suami dan anak- anakku yang kukasihi

3. Rekan dan Sahabatku seperjuangan

(7)

commit to user vii KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Bapa Yang Maha Kasih atas karuniaNya, sehingga tesis

yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil

Belajar Menggambar Teknik Dasar Dengan Autocad” yang merupakan salah satu

persyaratan untuk memperoleh derajad Magister Pendidikan ini dapat terselesaikan.

Dalam proses penyusunan tesis ini tidak lepas dari campur tangan beberapa

pihak, untuk itu disampaikan rasa terima kasih yang mendalam antara lain kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

sekaligus selaku Pembimbing Pertama yang telah memberikan arahan dan

bimbingan dalam penyusunan tesis.

4. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku Pembimbing Ke dua yang telah

memberikan bimbingan selama dalam penyusunan tesis.

5. Drs. Edy Sudaryanto, M.Pd selaku Kepala SMK N 2 Pati yang telah

memberikan ijin untuk penelitian di sekolah tersebut

6. Suharto, ST selaku Kepala SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana yang telah

(8)

commit to user viii

7. Bapak / Ibu guru Gambar/Autocad SMK N 2 Pati dan SMK Bhina Tunas

Bhakti Juwana atas kerjasamanya dalam proses penelitian.

8. Sahabat dan Rekan – Rekanku yang senantiasa memberikan motivasi selama

pendidikan sampai penyusunan tesis ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

sehingga terselesaikannya tesis ini

Semoga atas segala kebaikan ini akan mendapatkan karunia berlebih dari Tuhan

Yang Maha Kuasa.

Tidak lupa mohon saran yang konstruktif demi tindak lanjut tesis ini, dengan

penuh harapan semoga tesis ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di

masa yang akan datang.

Surakarta, Mei 2011

(9)

commit to user ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………...i

PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS ...………...ii

PENGESAHAN PENGUJI TESIS ...iii

PERNYATAAN ...iv

MOTTO ...v

PERSEMBAHAN ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

ABSTRAK ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Pembatasan Masalah ...6

D. Perumusan Masalah ...7

E. Tujuan Penelitian ...8

F. Manfaat Penelitian ... 9

(10)

commit to user x

B. Penelitian Yang Relevan ...24

C. Kerangka Berfikir ...27

D. Hipotesis Penelitian ...30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode ...32

B. Populasi Dan Sampel ...35

C. Tempat dan Waktu Penelitian ...39

D. Definisi Operasional ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ...43

F. Teknik Analisis Data ...53

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data ……….59

B.Pengujian persyaratan Analisis Data ……….76

C.Uji Hipotesis ……….83

D. Pembahasan Hasil penelitian ……….92

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. ..98

B. Implikasi ………..101

C. Saran ………..102

DAFTAR PUSTAKA ...104

(11)

commit to user xi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR : HALAMAN

1. Kerangka Berpikir ……….30

2. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad dengan strategi pembelajaran backward chaining ……….66

3. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad dengan strategi pembelajaran forward chaining ………68

4. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan gaya kognitif field independent ……….71

5. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan gaya kognitif field dependent ……….73

6. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan strategi pembelajaran backward chaining

gaya kognitif field independent ………...75

7. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan strategi pembelajaran backward chaining

gaya kognitif field dependent ………..78

8. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan strategi pembelajaran forward chaining

(12)

commit to user xii

9. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan strategi pembelajaran forward chaining

(13)

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1. Perbedaan gaya kognitif field independent dan field dependent...21

2. Rancangan analisis desain faktorial 2 x 2 ...33

3. Deskripsi jumlah populasi dan sampel penelitian ...38

4. Data Statistik Uji T ...38

5. Jadwal Penelitian ...41

6. Kisi – kisi soal Pre test ...44

7. Kisi – kisi soal praktek menggambar teknik dasar ...46

8. Rumus ringkasan uji ANAVA ...57

9. Rekapitulasi Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar Dengan Autocad ...61

10.Distribusi frekuensi Hasil Belajar Dengan Strategi Backward Chaining ……… 63

11.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan Strategi Forward Chaining ……….……64

12.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan Gaya Kognirif Field Independent. ……….66

13.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan Gaya Kognirif Field Dependent ……….68

(14)

commit to user xiv

siswa yang mendapat strategi pembelajaran Backward

Chaining pada kelompok yang memiliki gaya kognitif

Field Independent………70

15.Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik

dasar dengan autocad siswa yang mendapat

strategi pembelajaran backward chaining pada

kelompok yang memiliki gaya kognitif field dependent ………..72

16.Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik

mendapat strategi pembelajaran forward chaining

pada kelompok yang memiliki gaya kognitif field independent ………74 17.Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik dasar

dengan autocad siswa yang mendapat strategi pembelajaran

Forward chaining pada kelompok yang memiliki

gaya kognitif field dependent ………75

18.Uji Normalitas Hasil Belajar Dengan Strategi Backward Chaining...78

19.Uji Kolmogorof – Smirnov ………79

20.Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Gambar

Teknik Dasar Dengan Autocad Kelompok Siswa

Dengan Gaya Kognitif Field Independent ...80

21.Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Gambar

Teknik Dasar Dengan Autocad Kelompok Siswa

(15)

commit to user xv

22.Hasil Uji Homogenitas ………82

23.Rangkuman Uji Anava 2 x 2 ………84

24.Hasil Uji Scheffe dan Tukey ………88

(16)

commit to user xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Soal Pretest ...109

2. Soal Test GEFT ...112

3. Hasil Pretest ...132

4. Hasil Test GEFT ...133

5. Silabus Gambar Teknik ...136

6. RPP Kelompok Eksperimen ...138

7. RPP Kelompok Kontrol ...169

8. Jobsheet ...194

9. Hasil Pengolahan Data SPSS 16,0 ...202

(17)

commit to user xvii ABSTRAK

Maria Immaculata Retno Setyaningtyas Agustiani, S 811002006, 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar Dengan Autocad(Eksperimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah). Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tahun 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : (1). Perbedaan pengaruh Strategi pembelajaran backward chaining dan forward chaining terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad; (2). Perbedaan pengaruh gaya kognitif

field independent dan field dependent terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad; (3). Interaksi pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif siswa terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen rancangan factorial 2 x 2 dengan penyajian data secara deskriptif analisis. Populasi penelitian adalah siswa kelas X di SMK N 2 Pati dan SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana, Pati Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik Cluster random sampling sejumlah 90 siswa terdiri dari 40 siswa kelompok eksperimen dan 50 siswa kelompok control. Teknik pengumpulan data menggunakan tes GEFT dan hasil praktek menggambar Teknik, analisis data menggunakan analisis varians dua jalan, dengan prasarat uji analisis menggunakan uji normalitas, dan uji homogenitas, dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan : (1). Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi backward chaining dan

forward chaining terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad. Hal ini dibuktikan dari harga F hitung = 133,203 > F tabel (α = 0,05) = 3,97 ; sehingga

hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya.(2) Terdapat perbedaan pengaruh gaya kognitif field independent dan field dependent terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad. Hal ini dibuktikan dari harga F hitung = 200,630 > F tabel (α = 0,05) = 3,97 ; sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji

kebenarannya. (3) Terdapat interaksi pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif siswa terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad. Hal ini dibuktikan dari harga F hitung = 32,480 > F tabel (α = 0,05) = 3,97 ; sehingga

(18)

commit to user xviii ABSTRACT

Maria Immaculata Retno Setyaningtyas Agustiani, S 811002006, 2011. ”The Effect Of Instructional Strategy and Cognitive Style Towards The Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad”( An Experiment In X Grade Students Of Architecture Program Of Vocational Hight School in Pati, Jawa Tengah) Thesis. The Graduade Prrogram in Education Technology, Post Graduade Program, Sebelas Maret University, Surakarta 2011.

This research purposes to analyze : (1) The effect difference of instructional strategy backward chaining and forward chaining towards the Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. (2) The effect difference of cognitive style field independent and field dependent towards the

Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. (3) The

effect interaction of instructional strategy and student’s cognitive style towareds the

Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. This research uses quantitative method and experimental approach with 2 x 2 factorial design and descriptive analysis data. The population is student in X Grade in State Vocational Hight School 2 Pati and Bhina Tunas Bhakti Vocational Hight School Juwana Pati Jawa Tengah. The reseach uses cluster random sampling of 90 students that are 40 students in experiment group and 50 students in control group. The research uses GEFT Test and practical drawing test to collect data. The data were analyzed by using two way analysis of variance (ANAVA), with prerequisite test of normally test and variance homogenity test at 5% significance level. The result of hypothesis test show : (1) There is a significant different of effects of instructional strategy backward chaining and forward chaining towards the Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. It’s shown by Fcount = 133,203 > F table(α = 0,05) = 3,97, indicated that proposed hypothesis is verified. (2)

There is a significant different of effect between cognitive style field independent and

field dependent towarsd the Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. It’s shown by F count = 200,630 > F table (α = 0,05) = 3,97, indicated

that proposed hypothesis is verified. (3) there is a significant interaction of

instructional strategy and student’s cognitive style towards the Student’s

Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. It’s shown by F count =

(19)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan manusia pada prinsipnya atas dasar

dorongan dalam dirinya sendiri maupun dorongan dari luar. Dorongan dari

dalam diri manusia merupakan factor internal yang dapat tumbuh atau

berkembang secara dialektikal (saling mempengaruhi) dengan factor pengaruh

dari luar (eksternal), terutama pengaruh yang disengaja seperti pendidikan.

Menurut UNESCO (1996) terdapat empat pilar pendidikan yang harus

dicapai oleh setiap pengelola pendidikan, yaitu : (1) Belajar untuk menguasai

ilmu pengetahuan (learning to know), (2) Belajar untuk menguasai ketrampilan

(learning to do), (3) Belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to life

together), (4) Belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal (learnig to

be). Seiring dengan hal tersebut, maka system pendidikan nasional yang

berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

(20)

commit to user

Tindakan nyata yang dilakukan pemerintah dalam rangka

mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan antara lain terangkum dalam

berbagai kebijakan strategis pemerintas mengenai pendidikan, yaitu : (1)

pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi,

dan daya saing pendidikan, dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan

pencitraan public. Kebijakan –kebijakan tersebut salah satunya

diimplementasikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

sekarang sedang dilaksanakan dalam rincian 8 (delapan) standar pendidikan

yang diamanatkan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan bagi setiap

penyelenggara pendidikan yaitu : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar

kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar

sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8)

standar penilaian pendidikan.

Di samping itu, adanya aturan mengenai Standar Pelayanan Minimal

(SPM) bagi setiap penyelenggara pendidikan, sertifikasi guru dalam jabatan,

dan proses evaluasi, serta pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ini merupakan salah satu bentuk keseriusan pemerintah

dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Proses

evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara : (1) komprehensif dan

fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

mutakhir, (2) berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan

masyarakat, serta perubahan system pendidikan, maupun perubahan social, (3)

(21)

commit to user

menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak, meliputi : dewan pendidik,

komite sekolah/madrasah, pemakai lulusan, dan alumni (lampiran

Permendiknas No. 19 tahun 2007)

Guru sebagai insane pendidik yang terlibat langsung dalam

perencanaan dan proses pendidikan harus mampu merespon upaya pemerintah

tersebut, dengan cara selalu berusaha mengembangkan diri, menciptakan dan

mengimplementasikan pembelajaran yang inovatif, menjaga kondisi

pembelajaran yang kondusif dalam rangka menuju pencapaian kompetensi

siswa yang sempurna.

Dalam KTSP Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK di Pati

terdapat kelompok Dasar Kompetensi Kejuruan yang terdiri dari beberapa

kompetensi antara lain Menggambar Teknik Dasar. SMK di Kabupaten Pati

yang mempunyai Program Studi Teknik Gambar Bangunan adalah SMK N 2

Pati dan SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana.

Pembelajaran Menggambar Teknik Dasar diberikan dengan waktu 4

jam TM/minggu yang terdiri dari teori dan praktek. Termasuk di dalamnya

juga terdapat sub kompetensi pengenalan penggambaran dengan perangkat

lunak ( software / AutoCad ). Dalam proses pembelajaran gambar dengan

AutoCad ini mengalami beberapa kendala.

Menurut Ardjo (2003:51) dengan membuat program otomasi gambar

teknik menggunakan Visual LISP, dapat direduksi waktu penggambaran

(22)

commit to user

gambar suatu komponen yang bentuknya standard dapat digambar oleh

program, cukup dengan memasukkan variable / ukuran yang diinginkan.

Kendala yang dihadapi dalam mengajarkan AutoCad mendorong suatu upaya

agar dilakukan pendekatan terhadap proses pembelajaran yang mampu

mempermudah penguasaan keterampilan gambar AutoCad.

Van Lengen dan Maddux (2004) menyarankan agar dilakukan

pemilihan strategi pembelajaran program komputer untuk meningkatkan

efektivitas pembelajarannya, sehingga dengan demikian siswa akan meningkat

kemampuannya dalam memecahkan masalah.

Pendekatan terhadap proses pembelajaran dapat dilakukan melalui

kajian terhadap strategi pembelajaran agar siswa program studi Teknik

Gambar Bangunan SMK dapat memiliki kemampuan menggambar AutoCad

dengan baik dalam waktu yang relatif singkat. Salah satu strategi pembelajaran

yang ingin dikaji adalah strategi pembelajaran heuristik dan algoritmik.

Terdapat beberapa pendekatan strategi pembelajaran heuristik yang dapat

dipilih, antara lain pendekatan analogi, pendekatan bekerja mundur, dan

pendekatan memperkecil perbedaan. Pada penelitian ini dikaji implementasi

strategi pembelajaran heuristik pendekatan mundur (backward chaining,

working backward), yaitu penyajian materi yang diawali dari tujuan / sasaran,

dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dari hasil akhir menuju awal.

Sebagai kebalikannya digunakan strategi pembelajaran algoritmik

dengan pendekatan maju (forward chaining, front chaining), yaitu penyajian

(23)

commit to user

berurutan dari mudah menuju sukar, dari bagian yang sederhana menuju bagian

yang rumit, dari bagian menuju keseluruhan, dari awal menuju akhir.

Gaya kognitif siswa dalam proses pembelajaran terkait dengan hal-hal

seperti: kemampuan menganalisis dan mengorganisasikan informasi yang

dirumuskan dalam dikotomi gaya kognitif field independent / field dependent;

divergensi dan konvergensi arah berpikkir yang dirumuskan dalam klasifikasi

gaya kognitif divergen dan konvergen; dan spontanitas pemberian respon yang

dirumuskan dalam klasifikasi gaya kognitif reflektif dan impulsif.

Strategi Pembelajaran heuristik dan algoritmik merupakan kegiatan

yang tidak lepas dari kegiatan mengorganisasikan informasi, oleh karena itu

dikotomi gaya kognitif field independent dan field dependent juga perlu

mendapatkan perhatian dalam proses pembelajaran menggambar dengan

AutoCad.

B. Identifikasi Masalah

Didasarkan pada uraian latar belakang, maka terkait dengan

kemampuan penggambaran dengan AutoCad dapat diidentifikasi

masalah-masalah seperti berikut :

1. Bagaimana kemampuan menggambar AutoCad dari siswa kelas x program

Studi Teknik Gambar Bangunan ?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kemampuan menggambar

(24)

commit to user

3. Strategi pembelajaran yang mana yang dapat meningkatkan kemampuan

menggambar AutoCad ?

4. Apakah strategi pembelajaran backward chaining dapat meningkatkan

kemampuan menggambar AutoCad ?

Apakah strategi pembelajaran forward chaining dapat meningkatkan

kemampuan menggambar Autocad ?

5. Manakah yang lebih baik dalam pembelajaran AutoCad, strategi

pembelajaran bacward chaining atau strategi pembelajaran forward

chaining

6. Bagaimanakah gaya kognitif siswa program studi Teknik Gambar

Bangunan

7. Bagaimanakah kemampuan menggambar Autocad siswa yang memiliki

gaya kognitif fieldindependent ?;

8. Bagaimanakah kemampuan menggambar Autocad yang memiliki gaya

kognitif fielddependent ?

9. Apakah strategi pembelajaran menggambar Autocad sebaiknya

mempertimbangkan gaya kognitif siswa ?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini menitikberatkan pada permasalahan bagaimana hasil

belajar menggambar teknik dasar dengan AutoCad siswa memberikan hasil

yang optimal dengan menentukan strategi pembelajaran yang digunakan serta

(25)

commit to user

karena itu masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada kajian di

bawah ini:

1. Strategi Pembelajaran

. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah backward chaining dan forward chaining dalam pembelajaran

menggambar teknik dasar dengan autocad.

2. Gaya Kognitif

Gaya kognitif yang dimiliki siswa meliputi gaya kognitif field

dependent / field independent terhadap pembelajaran menggambar teknik

dasar dengan autocad.

3. Hasil Belajar

Hasil Belajar dibatasi pada kompetensi menggambar teknik dasar

dengan autocad siswa kelas X SMK Se Kabupaten Pati Jawa Tengah.

D. Perumusan Masalah :

Berdasarkan identifikasi permasalahan dan dengan memperhatikan

pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan

diteliti seperti berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh kemampuan menggambar teknik

(26)

commit to user

pembelajaran backward chaining dan siswa yang mengikuti pelajaran

dengan strategi pembelajaran forward chaining ?

2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh kemampuan menggambar teknik

dengan AutoCad antara siswa yang memiliki gaya kognitif field

independent dengan siswa yang memiliki gaya kognifif fielddependent?

3. Apakah terdapat interaksi pengaruh antara strategi pembelajaran dan gaya

kognitif terhadap kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atasmaka penelitian ini mempunyai

tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh kemampuan

menggambar teknik dengan AutoCad antara siswa yang mengikuti

pelajaran dengan strategi pembelajaran backward chaining dan siswa yang

mengikuti pelajaran dengan strategi pembelajaran forward chaining ?

2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh kemampuan

menggambar teknik dengan AutoCad antara siswa yang memiliki gaya

kognitif field independent dengan siswa yang memiliki gaya kognifif field

dependent?

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh interaksi antara strategi

pembelajaran dan gaya kognitif terhadap kemampuan menggambar teknik

(27)

commit to user F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoroitis

Karena penelitian ini mengkaji teori-teori tentang strategi

pembelajaran dan gaya kognitif, di mana keduanya memerlukan

pembuktian dalam kaitannya terhadap proses pembelajaran menggambar

otomasi gambar teknik, maka dari penelitian ini diharapkan memperkaya

khasanah penelitian yang mengungkap hubungan antara strategi

pembelajaran dan gaya kognitif pada subyek keteknikan yang

memanfaatkan dukungan logika menggambar dan teknologi komputer.

Oleh karena itu dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar

pertimbangan dalam menyusun kurikulum/silabus/SAP bagi program studi

yang akan mengarahkan siswa memiliki kompetensi dalam menggambar

dengan AutoCad.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dapat disumbangkan dari

penelitian ini khususnya ditujukan kepada instruktur/Guru menggambar

dengan AutoCad, perencana pendidikan, dan peneliti karena dari hasil

penelitian ini diharapkan instruktur/Guru dapat menerapkan berdasarkan

karakteristik siswa dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat.

Demikian pula bagi suatu lembaga pelatihan/perusahaan hasil penelitian

ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam

(28)

commit to user BAB II.

KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

A.KAJIAN PUSTAKA 1. Strategi Pembelajaran

Dikaji dari sudut pandang teknologi pendidikan / pembelajaran

dengan mengacu pada kerangka teori pembelajaran yang dikemukakan oleh

Yusufhadi Miarso (2004:244) masalah rendahnya kualitas pembelajaran dapat

diklasifikasikan sebagai masalah yang bersumber dari kondisi pembelajaran

(karakteristik siswa dan karakteristik materi) dan masalah yang bersumber dari

metode pembelajaran.

Masalah yang bersumber dari karakteristik siswa misalnya kesulitan

memahami konsep, sedang kesulitan yang bersumber dari karakteristik materi

misalnya kesulitan memahami alur bekerjanya sintaks program yang tidak

semudah dibandingkan dengan sintaks yang terangkai menjadi tulisan.

Sedangkan masalah yang bersumber dari metode pembelajaran mencakup:

penggunaan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa,

suasana pembelajaran yang kurang kondusif, dan strategi pembelajaran yang

dipilih tidak sesuai materi pembelajaran (Kirkwood and Symington,

1966:339-343). Masalah yang bersumber dari metode pembelajaran dapat diupayakan

diatasi dengan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan karaketristik

(29)

commit to user

mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai rincian atau spesifikasi dari

seleksi pengurutan peristiwa dan kegiatan dalam pelajaran. Sedangkan menurut

Gagne, Briggs, and Wagner (1974:67) strategi pembelajaran adalah suatu

perencanaan untuk membantu para siswa melalui berbagai usaha untuk

mencapai tujuan. Dick and Carey (1990:62) menyatakan bahwa strategi

pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu kumpulan

materi pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan bersama materi

pembelajaran untuk menghasilkan hasil belajar tertentu. Brandon (2003:1),

Rushall and Ford (1982:16-20), Sherman and Rushall (1993:106), Rushal

(1996:638-656) mengkaji strategi pembelajaran backward chaining dan

forward chaining, yang dalam penelitian ini dipilih sebagai variabel yang

diamati. Oleh karena itu kedua strategi pembelajaran tadi dijadikan upaya untuk

meningkatkan hasil pembelajaran gambar teknik dasar dengan autocad.

a.. Strategi Pembelajaran Backward Chaining

Brandon (2003:2-3) mendefinisikan Backward Chaining sebagai

strategi pembelajaran yang melakukan pekerjaan dalam urutan terbalik.

Sistematika penggunaan Backward Chaining dalam desain pembelajaran

akan memberikan hasil: (1) pembelajaran minimum, yang akan mereduksi

permintaan penggunaan ingatan jangka pendek atau ingatan kerja, (2)

memfasilitasi transfer informasi prosedural menuju ingatan jangka panjang,

(3) menjaga siswa tetap terlibat dan tertantang, (4) memberi kesempatan

siswa menyelesaikan tugas lebih cepat, (5) dapat digunakan sebagai media

(30)

commit to user

ideal diaplikasikan bila hasil akhir dari pembelajaran merupakan akumulasi

langkah-langkah pembelajaran yang banyak, rumit, dan memerlukan

penggunaan memori kerja yang berat..

Backward Chaining, adalah metode instruksional pada pembelajaran yang dimulai dengan sub tugas atau sub aktivitas terakhir dari

urutan dan bergerak mundur sepanjang rantai subtugas yang telah dikuasai.

Backward Chaining umumnya diawali dengan kesimpulan yang diminati, yang bukan merupakan fakta eksplisit.

b. Strategi Pembelajaran Forward Chaining

Forward Chaining adalah suatu strategi pembelajaran dengan instruksi dimulai dengan masuk pada rantai pertama, selanjutnya,

penguasaan tiap langkah, sampai langkah terakhir dicapai. Cara ini

bermanfaat bagi siswa yang berfungsi pada tingkat tinggi. Penggunaan

forward chaining dilakukan saat siswa dapat melaksanakan masing-masing

langkah secara individu dan diperlukan hanya untuk mengikat siswa

melakukan tugas bersama, atau saat langkah-langkah pada awal rantai

tampak lebih mudah bagi siswa.

Rushall and Ford (1982:16-20) menyatakan bahwa pembelajaran

dengan urutan tradisional (sebagai lawan dari pembelajaran backwards)

memiliki sejumlah kelemahan, yaitu: (1) pembelajaran menjadi lebih sulit

untuk dikembangkan, (2) diperlukan mental kerja yang lebih besar bagi

(31)

commit to user

yang akan diajarkan, (3) adanya gangguan dan pikiran yang akan mereduksi

laju pembelajaran, sebab bagi pemula akan mengalami kesulitan untuk

mengingat seluruh aspek yang berbeda, (4) adanya kontaminasi emosional

yang akan memperlambat pencapaian hasil, yaitu terbentuknya mental

checklist, yang berusaha diikuti siswa yang dapat membentuk suatu

kebiasaan.

2. Gaya Kognitif

Gaya kognitif berhubungan dengan cara siswa mengorganisasikan,

menyaring, mentransformasi, dan memproses informasi. Gaya Kognitif

seseorang ditentukan oleh cara seseorang melekatkan pada dirinya yang

diambil dari lingkungannya. Hal ini dikomposisikan dari variabel-variabel

yang berkaitan dengan bagaimana kita berpikir, merasakan, dan mengerti atau

mendapatkannya. Gaya kognitif seseorang adalah pola strategi yang

digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah termasuk masalah belajar.

Gaya kognitif dalam pengolahan informasi adalah kebiasaan pengolahan

informasi yang mewakili gaya belajar yang secara khas merasakan, berpikir,

memecahkan masalah, dan mengingat.

Gaya kognitif pada seseorang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu

field-dependent (FD) dan field-infield-dependent (FI). Perbedaan keduanya dapat dilihat

berdasarkan ciri-cirinya (Woolfolk, 2004; Altun, 2006; Daniels, 1996).

Seseorang yang memiliki gaya kognitif field-dependent cenderung menerima

suatu pola informasi secara menyeluruh, tidak memisahkan satu bagian dengan

(32)

commit to user

mengambil hal-hal rinci yang penting, menganalisis suatu pola ke dalam

bagian-bagian yang berbeda. Mereka memiliki kecenderungan bekerja dengan baik

dalam kelompok, memiliki daya ingat yang baik untuk informasi sosial, dan

lebih menyenangi bidang seperti bahasa dan sejarah. Ilmu-ilmu sosial

merupakan bidang yang cocok untuk orang dengan gaya kognitif

field-dependent ini.

Seseorang yang memiliki gaya kognitif field-independent lebih suka

untuk mengamati pemrosesan informasinya sendiri. Mereka dapat menerima

secara terpisah-pisah bagian-bagian dari suatu pola, dan dapat menganalisa

suatu pola berdasarkan bagian-bagiannya. Mereka tidak terbiasa dengan

hubungan sosial sebagaimana orang dengan gaya kognitif field-dependent.

Kelompok field-independent ini dapat bekerja dengan baik dalam lingkup

matematika dan ilmu pengetahuan alam, di mana kemampuan analisisnya

diperlukan.

Berdasarkan karakteristik kedua macam gaya koginitif ini, dapat

diperkirakan bahwa seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan dari

kelompok ilmu alam dan matematika cenderung terbiasa dengan gaya kognitif

field-independent, sedangkan seseorang yang memiliki latar belakang

pendidikan dari kelompok ilmu sosial cenderung terbiasa dengan gaya kognitif

field-dependent. Dengan kecenderungan seperti itu, maka dapat diduga bahwa

pola belajar orang dewasa kemungkinan besar akan tergantung dari latar

belakang pendidikan formalnya, apakah dari kelompok ilmu MIPA atau dari

(33)

commit to user

Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh

karena itu, cara seseorang dalam bertingkah laku, menilai, dan berpikir akan

berbeda pula. Labunan (2004) menyatakan: setiap individu memiliki cara-cara

tersendiri yang dilakukan dalam menyusun dalam pikirannya, apa yang

dilakukan, dilihat, diingat dan apa yang dipikirkan. Individu akan memiliki

cara-cara yang berbeda atas pendekatan yang dilakukannya terhadap situasi belajar,

dalam cara mereka menerima, mengorganisasikan, serta menghubungkan

pengalaman-pengalamam mereka dalam cara mereka merespon terhadap

metode pengajaran tertentu. Perbedaan ini bukanlah merupakan suatu tingkat

kemampuan seseorang namun merupakan suatu bentuk kemampuan individu

dalam memproses dan menyusun informasi serta cara individu untuk tanggap

terhadap stimulus yang ada di lingkungannya. Perbedaan-perbedaan yang

menetap pada setiap individu dalam cara mengolah informasi dan menyususnya

dari pengalaman-pengalamannya lebih dikenal dengan gaya kognitif.

Jadi dapat dikatakan gaya kognitif adalah cara setiap individu dalam

menerima, mengoraganisasikan, merespon, mengolah informasi dan

menyusunnya berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dialaminya

berdasarkan kajian psikologis menurut Nurdin (2005), ada perbedaan cara orang

memproses dan mengorganisasikan kegiatannya, dengan demikian perbedaan

tersebut akan mempengaruhi kuantitas serta kualitas dari kegiatan yang

dilakukan, termasuk kegiatan yang dilakukan siswa di sekolah perbedaan inilah

(34)

commit to user

Lebih lanjut Nurdin (2005) menyatakan bahwa gaya kognitif mengacu

pada cara orang memperoleh informasi dan memakai strategi untuk merespon

suatu stimulus dari luar. Disebut sebagai gaya kognitif dan tidak sebagai

kemampuan karena merujuk pada bagaimana sesorang memperoleh informasi

serta memecahkan masalah. Dan bukannya mengacu pada bagaimana

seseorang untuk memperoleh cara yang terbaik dalam memproses informasi

dan memecahkan masalah.

Gaya kognitif merujuk pada cara seseorang memproses, menyimpan,

maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau

menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya. Ada beberapa pengertian

tentang cognitive styles/gaya kognitif yang dikemukakan oleh beberapa ahli,

namun pada prinsipnya pengertian tersebut relatif sama. Coop (dalan Nurdin,

2005) mengemukakan bahwa istilah gaya kognitif mengacu pada kekonsistenan

pemolaan (patterning) yang ditampilkan seseorang dalam menanggapi berbagai

jenis situasi. Juga mengacu pada pendekatan intelektual dan atau strategi dalam

menyelesaikan masalah. Thomas (1990) mengemukakan bahwa cognitive

styles merujuk pada cara seseorang memproses informasi dan menggunakan

strategi untuk menanggapi suatu tugas. Woolfolk (1993) mengemukakan

bahwa cognitive styles adalah bagaimana seseorang menerima dan

mengorganisasikan informasi dari dunia sekitarnya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa yang

dimaksud dengan cognitive styles adalah cara seseorang dalam memproses,

(35)

commit to user

atau menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya. Salah satu dimensi gaya

kognitif yang secara khusus perlu dipertimbangkan dalam pendidikan, adalah

gaya kognitif yang dibedakan berdasarkan perbedaan psikologis yakni: gaya

kognitif field-independent dan field-dependent. Gaya kognitif field-dependent

dan field independent perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran mengingat

adanya kesesuaian antara kedua gaya kognitif independent dan

field-dependent.

Kesesuaian yang dimaksud yaitu hubungan antara gaya kognitif

field-dependent dan orientasi sesama atau menonjolnya solidaritas (rasa

kebersamaan, kooperatif). Kesesuaian gaya kognitif field-independent dalam

hakikat hubungan antara manusia dan manusia, yaitu orientasi individual yang

muncul secara dominan yakni orientasi yang pada dasarnya menghargai

kemampuan individual dalam meraih prestasi.

Tiap orang akan memiliki gaya kognitif yang berbeda-beda dalam

memecahkan masalah. Berbagai gaya kognitif tersebut merupakan suatu sifat

kepribadian yang relatif menetap sehingga dapat dipakai untuk menjelaskan

prilaku seseorang dalam menghadapi berbagai situasi. Menurut Abdurrahman

(1999) menyatakan ada dua dimensi yang mendapat perhatian besar dalam

pengkajian anak dalam berkesulitan belajar yaitu dimensi gaya kognitif

keterikatan dan ketidakterikatan pada lingkungan (field dependent dan field

independent). Cakan (2006) mengemukakan, gaya kognitif (cognitive style),

memiliki arti yang berbeda dengan gaya belajar (learning style). Gaya belajar

(36)

commit to user

memiliki arti yang lebih luas yaitu mengacu pada cara orang memperoleh

informasi dan memandang lingkungan sekitarnya sebagai stimulus dan

berinteraksi didalamnnya.

Menurut Bull (2000:3) terdapat 20 macam gaya pembelajaran (Twenty

Elements of Style), satu diantaranya dikotomi Field independence / dependence.

(analytic Vs non-analytic).

Pengukuran gaya kognitif penelitian ini menggunakan GEFT ( Group

Embedded Figure Test ). Yang pelaksanaan maupun pengadaan

instrumennya dilakukan oleh para pakar dari Fakultas Psikologi Universitas

Persada Indonesia YAI Jakarta.

Garton, Dryer, and King (2000:48) mengkategorikan individu field

dependent adalah yang memperoleh skor GEFT 0 sampai dengan10, individu

field neutral adalah yang memperoleh skor GEFT 11 sampai dengan 13, dan

individu field independent adalah yang memperoleh skor GEFT 14 sampai

dengan 18.

a. Gaya Kognitif Field independent

Dalam proses pembelajaran, karakteristik Field independent

men-cakup: berfikir analitis, sekuensial, induktif, belajar langkah demi langkah,

membangun konsep secara skuensial kumulatif, rancangan formal,

memer-lukan penguatan visual, kebutuhan yang kuat untuk melengkapi tugas saat

(37)

commit to user

Liu (1999:2) menya-takan bahwa individu Field independent lebih otonom pada pengembangan keterampilan merestruktur kognitif dan kurang

otonom dalam pengembangan keterampilan inter-personal.

Salah satu gaya kognitif yang mempengaruhi karakteristik individu

adalah gaya kognitif field independent. Witkin, dkk (dalam Candiasa, 2002)

mengklarifikasikan beberapa karakteristik individu yang memiliki gaya

kognitif field-independent, antara lain: (1) memiliki kemampuan menganalisis

untuk memisahkan objek dari lingkungan sekitar, sehingga persepsinya tidak

terpengaruh bila lingkungan mengalami perubahan; (2) mempunyai

kemampuan mengorganisasikan objek-objek yang belum terorganisir dan

mereorganisir objek-objek yang sudah terorganisir; (3) cenderung kurang

sensitif, dingin, menjaga jarak dengan orang lain, dan individualistis; (4)

memilih profesi yang bisa dilakukan secara individu dengan materi yang lebih

abstrak atau memerlukan teori dan analisis; (5) cenderung mendefinisikan

tujuan sendiri, dan (6) cenderung bekerja dengan mementingkan motivasi

intrinsik dan lebih dipengaruhi oleh penguatan instrinsik.

Dari karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa individu yang memiliki

gaya kognitif field independent mempunyai kecenderungan dalam respon

stimulus menggunakan persepsi yang dimilikinya sendiri dan lebih analitis.

Lebih lanjut Musser (dalam Sugiarthawan, 2007): menjelaskan kondisi

pembelajaran yang memungkinkan siswa yang memiliki gaya kognitif field

(38)

commit to user

menyediakan lingkungan belajar secara individual; (2) disediakan lebih bayak

kesempatan untuk belajar dan menemukan sendiri suatu konsep atau prinsip;

(3) disediakan lebih banyak sumber dan materi belaja; (4) pembelajaran yang

hanya sedikit memberikan petunjuk dan tujuan; (5) mengutamakan instruksi

dan tujuan secara individual; (6) disediakan kesempatan untuk membuat

ringkasan, pola, atau peta konsep berdasarkan pemikirannya.

b. Gaya Kognitif Field dependent

Dalam proses pembelajaran, karakteristik Field dependent mencakup:

berfikir global, diawali dengan mempelajari konsep, dilanjutkan konsentrasi

pada rincian, belajar dalam kelompok, merespon gambar lebih baik.

Individu dengan gaya kognitif Field dependent dalam proses

pembelajaran memiliki ciri-ciri: berfikir global, memiliki motivasi eksternal

dan penghargaan eksternal, penalaran analitis dinamis melalui penemuan dan

intuisi, penerimaan melalui pendengaran dan penglihatan, menggunakan otak

kanan dengan pemrosesan non linier, serial, sekuensial, penerimaan abstrak

melalui analisis, dan memililki prosesor yang reflektif.

Perbedaan gaya kognitif tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel berikut

(39)

commit to user

Tabel. 1. Perbedaan gaya kognitif fielddependent dan field independent

Dimensi Type:Field Independent Type : Field Dependent

(40)

commit to user

Sumber : S. Nasution, 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.

3. Pengertian Hasil belajar Menggambar Teknik Dasar dengan AutoCad

a. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran tertentu (Brigg’s,1977:56). Hasil belajar secara spesifik

mengacu pada capaian siswa yang didasarkan pada hasil belajar, yang

bersandar pada bukti dari pembelajaran siswa dan meliputi penguasaan,

pemahaman, dan sikap. Reigeluth (1985:18-20) mengklasifikasi-kan hasil

belajar terdiri dari efektifitas, efisiensi, dan daya tarik. Efektivitas dari

pembelajaran pada umumnya diukur dengan tingkat pencapaian siswa

terhadap berbagai hal. Efisiensi pembelajaran pada umumnya diukur dengan

keefektifan dibagi dengan waktu belajar siswa. Daya tarik dari pembelajaran

(41)

commit to user

Dalam penelitian ini hasil belajar ditekankan pada efektivitas, yaitu

kemampuan memecahkan masalah/soal yang diberikan. Menurut Snelbecker

(1974:11-21) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang ditandai oleh

perilaku baru yang merupakan hasil belajar aktual, hasil belajar baru ini

berlaku dalam waktu lama, hasil belajar baru ini diperoleh karena

pembelajaran. Berdasarkan taksonomi variabel pembelajaran Bloom’s seperti

dikutip Krathwohl (2001:138), hasil belajar dibagi dalam tiga ranah, yaitu:

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Taksonomi ranah kognitif ini oleh

Anderson and Krathwohl direvisi menjadi dimensi proses kognitif dan

dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif terdiri dari tingkatan :ingatan,

pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan kreasi. Dimensi pengetahuan

terdiri dari tingkatan: pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,

pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.

b. Menggambar Teknik Dasar dengan AutoCad.

AutoCad merupakan kependekan dari kata Automatic Computer Aided

Desaign, yang berarti bahwa Autocad merupakan suatu program komputer

sebagai alat bantu dalam proses desain atau perancangan, dalam hal ini

merupakan salah satu sub kompetensi dari Gambar Teknik Dasar yang

diberikan pada kelas X program studi Teknik Gambar Bangunan. Selanjutnya

pengertian hasil belajar menggambat teknik dasar dengan komputer

merupakan kompetensi siswa di bidang gambar dengan perangkat lunak

(software). Sehingga kompetensi yang dicapai sesuai dengan rancangan

(42)

commit to user B. Penelitian yang relevan

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan,

khususnya dengan variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini.

1. C. A. Sherman dan B. S. Rushall (1993)

http://www-rohan.sdu.edu/dept/coachsci/csa/vol31/tabel.htm). dalam penelitian tentang

Per-kembangan Mengubah dan Penyempurnaan Teknik Berenang

Menggunakan Pengajaran Terbalik dinyatakan bahwa dengan strategi

backward chaining terjadi penyempurnaan hasil yang signifikan, perubahan

perilaku dan kinerja yang efektif, menghasilkan sedikit kesalahan, dan

merupakan strategi pembelajaran yang efektif.

2. Muhhamad Ali Salmani (2002) dalam penelitian tentang Hubungan

Terpengaruh lingkungan/dependent dan Kinerja Mahasiswa EFL orang Iran

pada Tes Komunikasi dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

antara kinerja peserta tes dengan gaya kognitif Terpengaruh lingkungan dan

gaya kognitif Independent. (Nodoushan University of Tehran,2002)

http://www.geocities.com/nodoushan/articles/homepage.html.

3. Sakorn Boondao dan Glenn Rowley (1991) : Paper presented at AARE Annual Conference 1991 Suffers Paradise, Queensland 20 – 26, 1991) dalam penelitian tentang Pengaruh dari Penugasan bagi Maha-siswa

Terpengaruh lingkungan - Terbebas lingkungan dalam Pembelajaran

Matematik dengan Pendidikan Jarak Jauh dinyatakan bahwa terdapat pengaruh

(43)

commit to user

di antara mahasiswa dengan gaya kognitif Terbebas lingkungan. Mahasiswa

dengan dengan gaya kognitif Terbebas lingkungan ternyata memiliki kinerja

lebih baik.

4. John W. Hansen (1995) yang melakukan penelitian pada mahasiswa teknik industri dan pendidikan kejuruan di Center California University menemukan

bahwa pada mahasiswa jurusan teknik mesin skor GEFT dan skor S-V

(Spatial-Visual) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK). Skor GEFT dan skor S-V yang tinggi menunjukkan Indeks

Prestasi Kumulatif yang tinggi pula. ( Journal of Technology Education, volume 6 number 2, spring 1995), pp.4 -7

5. SheriClark, Elaine Set, dan Fred Weber (2000) dalam penelitiannya tentang

kinerja mahasiswa teknik pada kelompok GEFT di Fakultas Teknik

Universitas Tennessee pada 53 mahasiswa seni liberal, 157 mahasiswa jurusan

teknik, menunjukkan bahwa skor GEFT rerata mahasiswa seni liberal 11,7,

dan skor GEFT rerata mahasiswa jurusan teknik 14,6. Mahasiswa jurusan

teknik yang memiliki kemampuan menyelesaikan masalah secara superior

adalah mereka yang memiliki nilai matematika dan sains yang tinggi, serta

sedikit sekali mahasiswa dengan nilai GEFT yang rendah mendapatkan Indeks

Prestasi kumulatif yang rendah. Sementara itu mahasiswa dengan skor GEFT

yang rendah tidak ingin berlama-lama menjadi mahasiswa jurusan teknik.

(44)

commit to user

6. Steven R. Terrel (2002:4) dalam penelitiannya tentang penggunaan gaya

kognitif sebagai prediktor dari keanggotaan dalam program sekolah menengah

dan program sekolah tinggi bagi orang berbakat menggunakan GEFT

menunjukkan bahwa pria lebih terbebas lingkungan dibanding wanita. (paper presented at the Annual Meeting).

7. Anwar Sukito Ardjo (2008) dalam penelitiannya (disertasi tidak dipublikasikan) tentang pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil belajar pemrograman otomasi gambar teknik pada mahasiswa

program DIII Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta dengan GEFT:

Jakarta UNJ, menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti pembelajaran Otomasi Gambar Teknik dengan strategi backward chaining lebih tinggi dari

pada yang mengikuti pembelajaran dengan strategi forward chaining. Pada

bagian lain juga ditemukan bahwa terbukti hasil belajar pemrograman Otomasi

Gambar Teknik mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field independent

lebih tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field dependent.

Temuan juga mengindikasikan ada interaksi antara strategi pembelajaran dan

gaya kognitif terhadap hasil belajar pemrograman Otomasi Gambar Teknik.

(45)

commit to user

field independen lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai gaya kognitif field dependent.

C. Kerangka Berfikir

1. Perbedaan pengaruh hasil belajar gambar teknik dasar dengan AutoCad berdasarkan strategi pembelajaran

Backward Chaining merupakan strategi pembelajaran yang

aktivitasnya dilakukan dalam urutan terbalik, dari bagian akhir menuju langkah awal.

Beberapa ciri dari strategi pembelajaran Backward Chaining yang menarik untuk

diimplementasikan adalah upaya pembuktian bahwa strategi pembelajaran ini akan

memberikan hasil : (1) pembelajaran minimum, yang akan mereduksi penggunaan

ingatan jangka pendek atau ingatan kerja, (2) memfasilitasi transfer informasi

prosedural menuju ingatan jangka panjang, (3) menjaga siswa tetap terlibat dan

tertantang, (4) memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas lebih

cepat, (5) pembelajar melakukan contoh lebih sedikit, (6) siswa setiapkali

mengalami penguatan terminal, (7) memberi kesempatan pembelajar untuk

menyajikan hanya satu langkah.

Beberapa ciri dari strategi pembelajaran forward chaining yang menarik

untuk diimplementasikan adalah upaya pembuktian bahwa strategi pembelajaran ini

akan memberikan hasil : (1) setiap kali siswa mengalami penguatan terminal, (2)

siswa mengalami keseluruhan tugas dalam urutan yang alami, (3) dapat melakukan

penyajian secara spontan dan leluasa, (4) aktivitas dapat disajikan secara alami dan

(46)

commit to user

harus menyajikan seluruh langkah yang belum dikuasai setiap kali aktivitas dicoba,

(6) jika dilaksanakan pembelajaran yang lebih intensif pada aktivitas tertentu, maka

saat dilanjutkan dapat terjadi keutuhan aktivitas menjadi terganggu.

Dampak dari hasil pembelajaran yang muncul pada implementasi strategi pembelajaran forward chaining adalah akan terbentuknya checklist mental, yaitu

siswa akan kehilangan upaya untuk menemukan langkah selanjutnya secara

individu. Mental yang terbentuk ini akan menyebabkan ketergantungan siswa

terhadap pengajar yang ditandai dengan aktivitas menunggu hingga pengajar

menyajikan langkah selanjut-nya. Hal seperti ini diharapkan dapat diatasi dengan

mengimplementasikan strategi pembelajaran Backward Chaining. Hal ini dapat

terjadi karena langkah pembelajaran dimulai dari hasil akhir pembelajaran, sehingga

siswa sudah mempunyai gambaran yang nyata hasil pembelajaran yang harus

dicapai. Oleh karenanya semangat untuk dapat mencapai hasil pembelajaran melalui

upaya sendiri akan muncul, sehingga pembelajar tidak harus menyajikan seluruh

langkah sebelumnya secara rinci maupun keseluruhan.

Bertitik tolak dari kerangka pikir di atas, diduga bahwa hasil belajar

menggambar teknik dengan AutoCad dari sampel yang mengikuti pembelajaran

dengan strategi pembelajaran Backward Chaining akan lebih tinggidibandingkan

dengan mereka yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran forward

(47)

commit to user

2. Perbedaan hasil belajar gambar teknik dasar berdasarkan gaya kognitif

Gaya kognitif adalah karakteristik, mode-mode diri yang konsisten dari

pemfungsian sehingga individu menunjukkan perseptual dan aktivitas intelektualnya.

Aspek gaya perseptual dapat diklasifikasikan menjadi field independent dan field

dependent. Gaya kognitif juga berkaitan dengan cara siswa mengorganisasikan,

memfilter, mentransformasi, dan memproses informasi. Dikotomi field independent

dan field dependent sering juga disebut berpikir global-berpikir analitik.

Karakteristik individu field independent mencakup: menangkap secara

analitis, membuat pembedaan konsep secara spesifik, berorientasi impersonal,

mempelajari materi sosial hanya untuk maksud khusus, tertarik pada konsep baru

yang dibangun sendiri, memerlukan penentuan sasaran dan penguatan sendiri, dapat

membangun sendiri struktur situasi, kurang menghargai kritikan, menggunakan

pendekatan pengujian hipotesis untuk pencapaian konsep, menyukai kompetisi.

Karakteristik field dependent yang erat kaitannya dengan aktivitas

pembelajaran mencakup: menangkap secara global, membuat pembedaan umum

konsep dan melihat keterhubungannya, lebih berorientasi sosial, lebih mudah

menguasai materi yang berorientasi sosial, lebih tertarik pada materi yang sesuai

dengan pengalaman pribadi, memerlukan penentuan sasaran dan penguatan dari luar

dirinya, memerlukan pengorganisasian materi yang baik, lebih memperhatikan

kritikan, memerlukan bantuan pengajar terus-menerus, memerlukan orang lain untuk

(48)

commit to user

Berdasarkan uraian di atas maka diduga siswa dengan gaya kognitif field

independent akan memiliki hasil belajar gambar teknik dengan AutoCad yang lebih

tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependen.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat digambarkan skema dari kerangka

pikir sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran backward

chaining dengan forward chaining terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar

dengan AutoCad .

Strategi Pembelajaran Backward Chaining

Strategi Pembelajaran Forward Chaining

Gaya Kognitif :

Field Independent

Field Dependent

Pencapaian Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar dengan

(49)

commit to user

2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif field independent

dengan field dependent terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan

AutoCad

3. Terdapat interaksi pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil

(50)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode

Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimen, yaitu dengan melakukan percobaan / tindakan terhadap kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol untuk mencari sebab akibat antara dua factor yang

sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir factor pengganggu.

Metode eksperimen adalah metode yang mengobservasi di bawah

kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan

diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah

penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek

penelitian serta adanya control.(Nasir,1988:74)

Memanipulasi variabel ini tidak mempunyai arti yang negatif seperti

yang terjadi di luar konteks penelitian. Yang dimaksud dengan manipulasi

yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas

dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara

terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variable terikat. (Sukardi,

2004:181)

Metode ini dengan desain faktorial 2 x 2. Desain factorial merupakan

suatu tindakan terhadap satu variable atau lebih yang dimanipulasi secara

(51)

commit to user

terikat, atau pengaruh yang diakibatkan adanya interaksi antara beberapa

variabel.

Factorial Design is one in which two or more variables are manipulated simultaneously in order to study the independent effect of each variable on the dependent variable as well as the effects due to interactions among the several variables (Ary dkk, 1985) seperti dikutip Sukardi (2004:187)

1. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan desain factorial 2 x 2, dimana

masing – masing variable bebas mempunyai dua nilai. Variabel bebas

pertama (X1) Strategi pembelajaran backward chaining dan forward

chaining yang dimanipulasi disebut variable eksperimental, sedangkan

variable bebas ke dua (X2) gaya kognitif terdiri dari gaya kognitif field

independent dan field dependent disebut variable atribut. Pengaruh

perlakuan eksperimen terhadap variable terikat (Y) hasil belajar

menggambar teknik dasar dengan autocad dinilai setiap tingkatan

variable. Untuk lebih jelasnya, desain factorial 2 x 2 dapat dilihat dari

table berikut ini :

Tabel. 2. Rancangan Analisis Desain Faktorial 2 x 2

GAYA KOGNITIF

(B) Backward Chaining (A1) Forward Chaining (A2)

Field Independent (B1) A1B1 A2B1

Field Dependent (B2) A1B2 A2B2

(52)

commit to user Keterangan :

A1B1 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi

backward chaining yang mempunyai gaya

kognitif field independent.

A2B1 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi

forward chaining yang mempunyai gaya

kognitif field independent.

A1B2 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi

backward chaining yang mempunyai gaya

kognitif field dependent.

A2B2 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi

forward chaining yang mempunyai gaya

kognitif field dependent.

Pemilihan metode ini disesuaikan dengan data yang diharapkan,

yaitu perbedaan kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad.

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah

kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad, sedang variabel

bebas (independent variable) perlakuan dari penelitian ini adalah

strategi pembelajaran forward chaining dan strategi pembelajaran

backward chaining. Variabel bebas intervensi berupa variabel atribut

adalah gaya kognitif field independent dan gaya kognitif field

dependent.

(53)

commit to user

Variabel yang digunakan dalam penelitian perlu untuk

diidentifikasi dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan

tergantung dari luas dan sempitnya penelitian yang dilakukan. Menurut

Moh. Nazir (2000: 149), “variable adalah konsep yang mempunyai

bermacam nilai, sehingga variable mempunyai sifat karakteristik yang

mempunyai nilai numerik dan kategori”.

Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas dan satu variabel

terikat. Untuk lebih jelasnya, tiga variable tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Variabel bebas pertama (X1) adalah strategi pembelajaran

backward chaining dan forward chaining, ini merupakan variabel

aktif ( variable yang dimanipulasi ) disebut variabel eksperimental

b. Variabel bebas ke dua (X2) adalah gaya kognitif siswa, yang terdiri

dari field independent dan field dependent merupakan variabel yang

tidak dimanipulasi disebut variabel atribut. Sehingga dapat dilihat

interaksinya dengan variable aktif dalam mempengaruhi variable

terikat.

c. Variabel terikat (Y) adalah hasil belajar menggambar teknik dasar

dengan autocad

B. Populasi dan Sampel

Population is all members of well defined class of people, events, or objects ( Ary, dkk: 1985: 138) seperti dikutip oleh Sukardi (2004: 53).

(54)

commit to user

binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat

dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu

penelitian.Menurut Sugiyono (2006:89) “ populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik”. Sehingga populasi penelitian merupakan suatu kelompok

individu yang diselidiki tentang aspek – aspek yang terdapat dalam

kelompok.

Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 131 siswa SMK,

yang terdiri dari 89 siswa SMK Negeri 2 Pati yang terbagi dalam 3 klas,

kelas XB1 sebanyak 24 siswa, kelas XB2 sebanyak 32 siswa, dan kelas

XB3 sebanyak 33 siswa, serta 42 siswa klas X di SMK Bhina Tunas

Bhakti Juwana, keduanya untuk program studi Teknik Gambar Bangunan.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 117) Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari tiga kelompok yaitu : kelompok threatmen,

kelompok control, dan kelompok uji coba instrument. Cara pengambilan

sampel dilakukan dengan multistage cluster purposive random sampling

sebagai berikut :

1. Untuk memilih sekolah digunakan cluster random sampling. Agar

tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran dari sekolah yang

diteliti, maka pengambilan sampel ditetapkan sebanyak 2 sekolah

Gambar

Tabel. 1. Perbedaan gaya kognitif field dependent dan field independent
Gambar Teknik mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field independent
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Tabel. 2. Rancangan Analisis Desain Faktorial 2 x 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tersebut menunujukan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Gambar CAD untuk kompetensi dasar “ gambar teknik digambar dengan AutoCAD

M. RAMADHAN HASIBUAN NIM.. Kontribusi Penguasaan Dasar Autocad dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik

(3) Perbedaan hasil belajar Membaca Gam- bar Teknik Mesin siswa yang mem- peroleh strategi pembelajaran kolaboratif dibandingkan dengan strategi pembe- lajaran langsung bagi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (i) perbedaan hasil belajar kognitif antara peserta didik yang diajar dengan strategi Learning Start with a Question (LSQ) dengan

Dengan melihat profil jumlah mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field dependence (FD) dan gaya kognitif field Independence (FI) serta memperhatikan karakteristik dari kedua

menggunakan strategi pembelajaran elaborasi, (3) kelompok mahasiswa spasial rendah dan diajar dengan strategi pembelajaran elaborasi, keterampilan gambar mesin lebih

Berkaitan dengan teknik restrukturing kognitif yang dipakai dalam layanan ini, menjadi teknik yang memanfaatkan dinamika kelompok agar siswa bisa saling berinterakasi dengan baik dalam

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui i perbedaan hasil belajar kognitif antara peserta didik yang diajar dengan strategi Learning Start with a Question LSQ dengan yang