• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Night Club dengan Konsep Diamond.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Night Club dengan Konsep Diamond."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Laporan Tugas Akhir ini membahas tentang perancangan interior Intimate Marriage Enhancement di kota Bandung dengan konsep yang diambil dari aspek proses pembaharuan hubungan pernikahan. Penerapan konsep Honesty to Communicate disesuaikan dengan tujuan fasilitas yakni, pembaharuan hubungan suami-istri dengan cara memperbaiki sistem komunikasi dan memperkaya aspek pernikahan melalui sarana edukasi. Fasilitas ini dapat digunakan sebagai acara seminar, retret, maupun konseling privat bagi pasangan suami-istri. Desain secara keseluruhan ingin menampilkan suasana yang hangat, intim, dan positif. Suasana tersebut didukung dengan pemilihan bentukan ruang yang tegak lurus, material bertekstur halus, warna ruangan yang hangat, serta memaksimalkan pencahayaan alami. Penempatan fasilitas ruang berada di bangunan yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan privasi masing-masing ruangan.

(2)
(3)

ix Universitas Kristen Maranatha 1.1 Latar Belakang Perancangan ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Ide dan Gagasan Perancangan... ... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Perancangan ... 4

1.6 Manfaat Perancangan ... 4

1.7 Batasan Perancangan ... 4

1.8 Sistematika Penulisan... 4

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.1 Pemulihan ... 7

2.2 Komunikasi dan Intimasi Pernikahan ... 9

2.2.1 Confirmation ... 9

2.2.2 Self-Disclosure ... 9

2.3 Kategori Penginapan ... 10

2.4 Health Resort Hotel... 11

2.5 Partner Yoga ... 13

2.6 Psikologi Warna ... 13

2.7 Proxemics dan Teritori ... 15

2.8 Desain Ruang Konsultasi ... 16

2.9 Counselling Psychiatrists dan Psychologist... 17

2.9.1 Psychiatrist ... 17

2.9.2 Psychologist ... 18

2.10 Standar Ergonomi Fasilitas Inap ... 18

2.10.1 Ergonomi Consultation Workstation ... 19

2.10.2 Ergonomi Examination / Consulting Room ... 19

2.10.3 Ergonomi Clinical Wash-hand Basin ... 20

2.10.4 Ergonomi Kamar Tidur ... 21

2.10.5 Ergonomi pada Area Kamar Mandi ... 22

2.10.6 Ergonomi pada Area Makan ... 24

2.10.7 Ergonomi pada Area Dapur Profesional ... 25

2.10.8 Ergonomi pada Front Office dan Back Office Hotel ... 26

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.10.10 Ergonomi Ruang Seminar ... 28

2.11 Pencahayaan ... 29

2.12 Penghawaan... 31

2.12 Akustik ... 32

2.13 Keamanan ... 33

BAB III INTIMATE MARRIAGE ENHANCEMENT DI DAGO 3.1 Deskripsi Proyek ... 35

3.3.2 Struktur Organisasi Pengelola ... 43

3.3.3 Job Desk dan Flow Activity User ... 44

3.4 Ide Implementasi Perancangan Objek Studi ... 43

3.4.1 Tema Perancangan ... 47

3.4.2 Konsep Perancangan ... 48

3.5 Tabel Kebutuhan Ruang dan Furnitur ... 51

3.6 Bubble Diagram dan Matriks Kedekatan Ruang ... 55

3.6.1 Bubble Diagram Hubungan Kedekatan Ruang ... 55

3.6.2 Matriks Kedekatan Ruang ... 56

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.8 Studi Banding ... 57

BAB IV PERANCANGAN INTIMATE MARRIAGE ENHANCEMENT DI DAGO 4.1 Peracangan Umum ... 63

4.2 Peracangan Khusus ... 66

4.2.1 Counselling Room ... 66

4.2.2 Hall of Fame ... 69

4.2.3 Book Store ... 71

4.2.4 Bedroom ... 73

4.2.5 Dining Hall dan Function Hall 1 ... 76

4.2.6 Gazebo dan Cafe ... 78

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Standar Ergonomi Ruang Kerja Konsultasi ... 19

Gambar 2.2 Peletakkan Furnitur Ruang Pemerikasaan dan Konsultasi ... 20

Gambar 2.3 Standar Ergonomi Tempat Cuci Tangan Klinik ... 21

Gambar 2.4 Standar Ergonomi Kamar Tidur ... 21

Gambar 2.5 Standar Ergonomi Walk in Closet dan Meja Rias ... 22

Gambar 2.6 Standar Ergonomi pada Toilet ... 22

Gambar 2.7 Standar Ergonomi pada Area Wastafel ... 23

Gambar 2.8 Standar Ergonomi pada Area Shower ... 23

Gambar 2.9 Standar Ergonomi pada Meja Makan Memanjang ... 24

Gambar 2.10 Standar Ergonomi pada Sirkulasi Area Makan ... 24

Gambar 2.11 Standar Ergonomi pada Area Kompor ... 25

Gambar 2.12 Standar Ergonomi pada Area Cuci ... 25

Gambar 2.13 Standar Ergonomi pada Area Kantor ... 26

Gambar 2.14 Standar Ergonomi pada Jangkauan Kerja Kantor ... 26

Gambar 2.15 Standar Ergonomi pada Area Kantor ... 27

Gambar 2.16 Standar Ergonomi Tatap Muka, Sirkulasi Area Duduk ... 27

Gambar 2.17 Standar Ergonomi pada Sirkulasi dan Posisi Duduk ... 28

Gambar 2.18 Standar Ergonomi Ruang Seminar ... 28

Gambar 2.19 Standar Ergonomi Ruang Seminar Area Duduk ... 29

Gambar 3.1 Site Hotel Bumi Bandhawa, Bandung ... 36

Gambar 3.2 Studi Image Rangka Ekspos ... 48

Gambar 3.3 Studi Image Bentuk Rapi dan Bersih ... 48

Gambar 3.4 Palet Warna Utama ... 49

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.6 Pemilihan Material... 49

Gambar 3.7 Studi Image ... 50

Gambar 3.8 Zoning LT.1 ... 56

Gambar 3.9 Zoning LT.2 ... 57

Gambar 3.10 Facade Stevie G Hotel... 57

Gambar 3.11 Lorong Stevie G Hotel ... 58

Gambar 3.12 Kamar Tematik “Ballon D’Or” Stevie G Hotel ... 58

Gambar 3.13 Plafon Maja House ... 59

Gambar 3.14 SanGria Resort and Spa Bandung ... 60

Gambar 3.15 Dago Highland Resort ... 60

Gambar 3.16 Lobby Intercontinental Bali Resort ... 61

Gambar 3.17 Singaraja Room Intercontinental Bali Resort ... 62

Gambar 3.18 Grand King Room, Grand Hyatt Bali ... 62

Gambar 4.1 General Plan 1st Floor ... 64

Gambar 4.2 General Plan 2nd Floor... 65

Gambar 4.3 Section B-B’ ... 66

Gambar 4.4 Section A-A’ ... 66

Gambar 4.5 Blocking Counselling Room ... 67

Gambar 4.6 Layout Furniture Counselling Room ... 67

Gambar 4.7 Perspektif Ruang Konseling Garden View ... 68

Gambar 4.8 Potongan D-D’ ... 68

Gambar 4.9 Potongan C-C’ ... 69

Gambar 4.10 Perspektif Hall of Fame ... 69

Gambar 4.11 Hall of Fame Flooring Plan ... 70

Gambar 4.12 Console Table ... 71

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.14 Perspektif Book Store ... 72

Gambar 4.15 Layout Furniture Book Store ... 72

Gambar 4.16 Potongan F-F’ ... 73

Gambar 4.17 Potongan G-G’ ... 73

Gambar 4.18 Perspektif Koridor Kamar... 74

Gambar 4.19 Perspektif Kamar Tidur 1 ... 74

Gambar 4.20 Perspektif Luggage Rack ... 75

Gambar 4.21 Perspektif ke Arah Kamar Mandi ... 75

Gambar 4.22 Layout Furniture Bedroom ... 76

Gambar 4.23 Potongan I-I’ ... 76

Gambar 4.24 Perspektif Dining Hall ... 77

Gambar 4.25 Perspektif Function Hall 1... 78

Gambar 4.26 Perspektif Gazebo ... 78

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Environmental Responses... 16

Tabel 2.2 Standar Pencahayaan Lux pada Hotel ... 31

Tabel 3.1 Tabel Analisa Site ... 40

Tabel 3.2 Tabel Analisa Building ... 43

(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Struktur Organisasi ... 43

Bagan 3.2 Flow Activity Pengunjung 1 ... 45

Bagan 3.3 Flow Activity Pengunjung 2 ... 46

Bagan 3.4 Flow Activity Pengunjung 3 ... 46

Bagan 3.5 Flow Activity Karyawan ... 47

Bagan 3.6 Bubble Diagram Kedekatan Ruang Lt.Dasar ... 55

Bagan 3.7 Bubble Diagram Kedekatan Ruang Lt.2 ... 55

(12)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perancangan

Terwujudnya kebahagiaan rumah tangga adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Pada kenyataannya, tidak semua pasangan suami-istri berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya. 1 Rata-rata satu dari 10 pasangan yang menikah berakhir dengan perceraian di pengadilan. 2 Tingginya angka perceraian itu

1Syaikh Fuad Shalih, Untukmu yang Akan Menikah & Telah menikah, Al-Kautsar, 2006, hlm.1 2

(13)

2 Universitas Kristen Maranatha

menempatkan Indonesia pada urutan tertinggi se-Asia Pasifik untuk kasus perceraian.3 Kota Bandung merupakan kota dengan urutan tertinggi dalam kasus perceraian di Jawa Barat, dan ketidakharmonisan pribadi menjadi faktor penyebab utama terjadinya perceraian.4

Penyebab utama ketidakharmonisan atau kegagalan dalam pernikahan dikarenakan pasangan suami- istri tidak menetapkan konsep tentang kebahagiaan rumah tangga. Ketiadaan sarana yang dapat mengantarkan pasangan untuk memperoleh kebahagiaan serta kejenuhan karena aktivitas rumah tangga yang padat juga menjadi faktor utama munculnya ketidakharmonisan. (Syaikh Fuad Shalih, 2006). Oleh karena itu, diperlukan sebuah wadah yang mampu memberi sarana untuk menjaga keharmonisan rumah tangga yakni sebuah fasilitas konsultasi pernikahan yang berlokasi di kota Bandung.

Perancangan interior “Intimate Marriage Enhancement” merupakan sebuah fasilitas yang menawarkan kesempatan bagi pasangan suami istri untuk beristirahat dari aktivitas sehari-hari, menjauhkan dari beban karir, pekerjaan rumah tangga maupun mengurus anak. Kegiatan retret tersebut diadakan selama 3 hari 2 malam lamanya. Pasangan akan mendapatkan kesempatan untuk mengenal satu sama lain dengan lebih mendalam. Fasilitas ini akan sangat berguna bagi pasangan untuk umur pernikahan 5 hingga 25 tahun. Konseling pernikahan menyediakan terapi pasangan individu maupun terapi kelompok pasangan.

Selain fasilitas hunian, juga disediakan fasilitas pendukung yang lainnya seperti fasilitas edukasi. Pasangan akan dikenalkan pada penjelasan-penjalasan, presentasi, maupun sharing dari parah ahli di bidang pernikahan yang dapat membantu mereka untuk lebih mengerti mengenai kehidupan pernikahan yang ideal. Fasilitas edukatif digunakan sebagai salah satu penunjang untuk

3Data Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI, tahun 2010. 4

(14)

3 Universitas Kristen Maranatha

memperkaya pengetahuan pasangan suami – istri mengenai keadaan fisik maupun psikis masing – masing pribadi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada sejumlah identifikasi masalah dalam penulisan laporan tugas akhir ini. Beberapa pemecahan masalah yang bisa diterapkan dalam perencanaan fasilitas konseling, antara lain :

1. Belum ada fasilitas yang berfungsi sebagai tempat pemulihan hubungan suami istri secara khusus.

2. Merancang program ruang yang memperbolehkan pasangan suami istri untuk memperbaiki komunikasi dari dalam pasangan.

1.3 Ide dan Gagasan Perancangan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dilampirkan di atas, perancangan “Intimate Marriage Enchancement” ini menggunakan konsep

perancangan “Honesty to Communicate”. Bangunan yang digunakan adalah

Bumi Bandhawa Hotel, Bandung. Lokasinya yang terletak di dekat Dago memaksimalkan fungsi dari site yang dijadikan Intimate Marriage Enhancement”. Perancang bermaksud untuk menampilkan suasana desain yang

relax dan intim, yang dapat memberi motivasi klien dalam berpartisipasi

mengikuti program pemulihan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pada point 1.1 berikut kajian masalah yang dapat ditemukan dan diidentifikasikan dalam penulisan ini :

(15)

4 Universitas Kristen Maranatha

2. Bagaimana perancangan fasilitas yang nyaman secara fisikal maupun emosional agar dapat mempengaruhi hasil akhir terapi?

1.5 Tujuan Perancangan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang terlampir di atas, penulis melampirkan beberapa tujuan dalam penulisan fasilitas konseling pernikahan, yaitu :

1. Merancang sebuah fasilitas konseling pernikahan yang memperbolehkan klien untuk berkomunikasi secara intim baik masing-masing maupun antar pasangan.

2. Merancang fasilitas konseling pernikahan yang nyaman secara fisikal maupun emosional agar menghasilkan hasil akhir terapi yang positif.

1.6 Manfaat Perancangan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang terlampir di atas, perancang berharap fasilitas resort ini dapat memunculkan suasana yang romantis dengan program ruang yang tepat bagi pasangan suami istri. Keberhasilan fasilitas ini secara tidak langsung akan berdampak pada menurunnya tingkat perceraian khususnya di kota Bandung.

1.7 Batasan Perancangan

1. Desain “Intimate Enchancement Resort” ditujukan bagi pasangan suami-istri yang bermukim di Indonesia.

2. Jumlah maksimal user yang menginap adalah 12 pasang suami-istri dengan umur pernikahan hingga 25 tahun.

1.8 Sistematika Penulisan

(16)

5 Universitas Kristen Maranatha

Bab ini menjelaskan pendahuluan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, ide dan gagasan percangan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari perancangan, batasan rancangan, serta sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN PERANCANGAN INTIMATE MARRIAGE

ENHANCEMENT

Bab ini menjelaskan tentang teori, studi literatur terkait topik pembahasan konsultasi pernikahan dan berisi data-data yang terkait dengan peracangan topik fasilitas konsultasi pernikahan.

BAB III INTIMATE MARRIAGE ENHANCEMENT DI DAGO

Bab ini berisi analisa site bangunan yang akan digunakan pada perancangan fasilitas konseling pernikahan. Penulis menjelaskan secara mendetail mengenai lokasi, letak bangunan, dan mengenai Stamford International School Dago sebagai objek site yang akan digunakan pada perancangan dari resort konsultasi pernikahan ini.

BAB IV PERANCANGAN INTIMATE MARRIAGE ENHANCEMENT

DENGAN KONSEP HONESTY TO COMMUNICATE

Bab ini berisi perancangan Intimate Marriage Enchancement Bandung dengan pengaplikasian elemen interior yang didukung oleh konsep. Diawali dengan denah layout sampai dengan perspektif ruang.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(17)

80 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Melalui perancangan Intimate Marriage Enhancement ini, penulis dapat memahami mengenai aspek-aspek kehidupan pernikahan terutama di kota Bandung. Selain itu, penulis juga dapat mengetahui bagaimana cara merancang sebuah fasiltas yang dapat menunjang kebutuhan psikis maupun fisik klien konseling pernikahan.

(18)

81 Universitas Kristen Maranatha

suasana yang diciptakan. Fasilitas yang mendukung kegiatan seminar maupun retret sudah disediakan oleh penulis.

Kenyamanan komunikasi terpenuhi melalui berbagai macam aspek. Dari segi ergonomi, perencanan fasilitas ini dirancang sesuai dengan ukuran dasar ergonomi. Perpaduan warna krem dan coklat yang memiliki kesan hangat dengan tambahan pencahayaan alami serta penggunaan lampu wall washer dapat mengesankan suasana yang hangat dan relaks. Perancangan bentuk menggunakan bentuk geometris, sebagai perlambang ketegasan dan kejujuran. Pencahayaan menggunakan lampu warm white memberi energi positif kepada user. Penghawaan menggunakan perpaduan antara AC dan alami, penggunaan AC difokuskan pada ruang tertutup dan privat.

Penerapan konsep Honesty to Communicate sudah cocok dengan visi Intimate

Marriage Enhancement, yakni pembaharuan hubungan suami-istri dengan cara

memperbaiki sistem komunikasi dan memperkaya aspek pernikahan melalui sarana edukasi. Oleh karena itu, pengunjung yang datang ke fasilitas ini mendapatkan pemulihan di dalam kehdupan pernikahannya.

5.2 SARAN

(19)

82 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Stephen A. & Sabatelli, Ronald M.. FAMILY INTERACTION : A

Multigenerational Developmental Perspective. Boston, United States of

America : Pearson Education, Inc.

Brammer, Lawrence M. The Helping Relationship Process and Skills. Boston, United States of America : Pearson Education, Inc.

Deaton, John G. (1978). Love and Sex in Marriage. West Nyack, New York : Parker Publishing Company, Inc.

Goldberg, Daniel C., & Fink, Paul J. (1985). Contemporary Marriage Special

Issues in Couple Therapy. Homewood, Illinois : The Dorsey Press.

Haro, F., & Fuentes, O. (2011). 100+ TIPS.IDEAS : Dressing Rooms and

Bathrooms. Bosques de las Lomar, Mexico : AM Editores S.A. de C.V.

Haro, F., & Fuentes, O. (2012). IDEAS : Open Spaces. Bosques de las Lomar, Mexico : AM Editores S.A. de C.V.

Hirscl, Meta C. (2011). VITAL YOGA : A Sourcebook for Students and Teachers. 260 Fifth Avenue, New York : The Experiment, LLC.

Kubba, S. (2002). SPACE PLANNING : for Commercial and Residential

Interiors. Herdon, Virginia : Mc Graw Hill.

Lawson, Fred R. (2002). HOTELS AND RESORTS : Planning, Design, and

Refurnishment. Jordan Hill, Woburn : Architectural Press.

O’Connor, Z. (2011). Colour Psychology and Colour Therapy. [Online], vol 36, 6

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara sense of humor dan penyesuaian diri seminaris di asrama Seminari Menengah Santo Petrus

Pada hari ini Senin tanggal Enam bulan April Tahun Dua Ribu Lima Belas, dimulai pada Pukul 09.00 Wib sd 12.00 Wib, Kami yang bertandatangan dibawah ini Kelompok Kerja (Pokja)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Gambaran Perilaku

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dari hasil perhitungan menggunakan model Altman Z-Score, Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri berada pada zona aman, atau tidak

Determiner tidak dapat diikuti –s karena fungsi –s sebagai penanda jamak hanya pada kata benda yang dapat dihitung (countable nouns) tidak dapat melekat pada selain itu. Bentuk yang

[r]

Minat dan ketertarikan peserta penyuluhan terhadap materi yang diajarkan juga cukup tinggi, hal ini tercermin dari banyaknya pertanyaan dan diskusi yang terjadi