i
PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI
PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MATERI
STRUKTUR AKAR DAN BATANG TUMBUHAN
KELAS IV B SDN CATURTUNGGAL 4 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
MARTA PUTRI NITA PUSPITASARI
NIM : 131134001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Santo Yosef, dan Santa Marta Yang selalu melindungi, menyertai, dan membimbing langkahku dengan kuasa
Roh Kudus, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan lancar dan tepat waktu
Bapak dan Ibuku tercinta
Bapak FX. Mujiyono dan Ibu Christina Mujinah yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat
Kakak-kakakku terkasih
Benidektus Eko Kristiyono dan Yulius Roni Dwijayanto yang selalu memberikan dukungan dan semangat
Ibu Maria Melani Ika S., S.Pd., M.Pd. dan Ibu Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. yang membimbingku dalam proses pengerjaan skripsi ini
Seluruh dosen PGSD USD
yang telah memberikan pengalaman belajar yang luar biasa
Teman-temanku satu payung konvensional yang selalu memberikan bantua n, motivasi, dan dukungan semangat dalam proses pengerjaan skripsi ini
Teman-teman terdekatku Rahma, Erwindha, Nunik, Itri, Ratri, Runi, Adel, Dessy Riska, Adiktia, Yuni, dan Inayah yang telah memberikan bantuan dan semangat
Teman-teman PGSD angkatan 2013, terima kasih atas kebersamaan, dukungan, bantuan, dan saling berbagi selama belajar di PGSD USD
v MOTTO
Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustasimu, tapi tentang potensi yang belum terpenuhi.
Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba dan gagal, tapi dengan apa yang masih mungkin bagimu untuk melakukan sesuatu.
Paus Yohanes XXIII
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
Amsal 23:18
Buatlah kesempatanmu! Hidup adalah sebuah kesempatan. Seseorang yang melaju paling jauh pada umumnya adalah
dia yang ingin dan berani melakukan sesuatu.
vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai mana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Februari 2017
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma :
Nama : Marta Putri Nita Puspitasari
Nomor Mahasiswa : 131134001
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MATERI
STRUKTUR AKAR DAN BATANG TUMBUHAN KELAS IV B SDN CATURTUNGGAL 4 YOGYAKARTA
Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusi secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 16 Februari 2017
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MATERI STRUKTUR AKAR DAN BATANG
TUMBUHAN KELAS IV B SDN CATURTUNGGAL 4 YOGYAKARTA
Marta Putri Nita Puspitasari Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan guru SDN Caturtunggal 4 bahwa guru membutuhkan media pembelajaran dan adanya keterbatasan media pembelajaran di sekolah, contohnya media kartu domino modifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk media kartu domino modifikasi dan mendeskripsikan kualitas produk media kartu domino modifikasi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research & Development). Prosedur pengembangan penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan model Borg and Gall. Prosedur pengembangan yang ini meliputi 9 langkah yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan format produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk, (8) uji lapangan, (9) revisi produk akhir sampai menghasilkan produk akhir berupa media kartu domino modifikasi untuk siswa kelas IV. Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas IV B SDN Caturtunggal 4 Yogyakarta yang berjumlah 31 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu wawancara, kuesioner, dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media kartu domino modifikasi untuk siswa kelas IV B SDN Caturtunggal 4 Yogyakarta layak untuk digunakan. Hal ini dibuktikan melalui hasil validasi produk diperoleh skor dari dosen validator I memberikan skor 4,64 dengan kategori “sangat baik”, validator II memberikan skor 4,03 dengan kategori “baik” dan skor validasi dari Guru kelas IV SD diperoleh skor 4,74 dengan kategori “sangat baik”. Dari keseluruhan hasil validasi tersebut diperoleh rerata skor 4,47 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian produk media pembelajaran kartu domino modifikasi yang mengacu kurikulum KTSP 2006 memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil respon siswa pada uji coba terbatas terhadap media kartu domino modifikasi diperoleh rerata 81,84 dengan kategori baik sekali. Hasil respon siswa pada uji pemakaian produk terhadap media kartu domino modifikasi diperoleh rerata 83,42 dengan kategori baik sekali.
ix
ABSTRACT
Development Media of Modification Domino Cards at Science for Plant Structures Root and Stem Topic in Forth B Grade SDN Caturtunggal 4
Yogyakarta
Marta Putri Nita Puspitasari Sanata Dharma University
2017
This research was done based on the results of interview with a teacher in SDN Caturtunggal 4, that teacher needs learning media and there are limitation of learning media in school, for example media of modification domino cards. The objectives of this research produces product media of modification domino card and describes the quality.
The kind of this research is research development. Development procedures in this research used development procedures by Borg and Gall. Development procedures in this research contain of 9 steps, such as: (1) research and data collective, (2) planning, (3) develop preliminary form of product, (4) preliminary testing, (5) product revision, (6) main field testing, (7) product revision, (8) field testing, (9) final product revision until produce final product for IV grade students. The subjects of this research are students of Forth B Grade SDN Caturtunggal 4 which contain of 31 students. The instrument that was used in this research were interview, questionnaire, and test.
The results of this research indicate that modification domino card media for students of Forth B Grade SDN Caturtunggal 4 is proper to be used. These are proven by the result of product validation, which was got 4,64 score by validator I included to "excellent" category, validator II gave score 4,03 included to "good" category and validation score from teacher of Forth grade SDN Caturtunggal 4 was got 4,74 score included to "excellent" category. From these validation results the researcher got 4,47 in average score which was included to "excellent" category. Thus, media product of modification domino card learning which refers to 2006 KTSP curriculum has a good quality and proper to be used as learning media. The result of students response on limited testing towards media of modicifation domino card was got 81,84 in average score which was included to excellent category. The result of students response in product application testing towards media of modification domino card was got 83,43 in average which was included to excellent category.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA KARTU DOMINO MODIFIKASI PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MATERI STRUKTUR AKAR DAN BATANG TUMBUHAN KELAS IV B SDN CATURTUNGGAL 4 YOGYAKARTA” dapat selesai
dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari
dorongan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Maria Melani Ika S., S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II
yang telah membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
memberikan berbagai pengalaman belajar.
7. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
bantuan dan melayani peneliti dengan baik.
8. Retno Herrani S.C, M. Biotech. selaku dosen validator I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memvalidasi dan memberikan komentar dan
xi 9. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku dosen validator II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memvalidasi dan memberikan komentar dan
saran perbaikan produk yang peneliti buat.
10.Sumiyati, A. Ma.Pd. selaku guru kelas IV SD Negeri Caturtunggal 1 yang
telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
11.Sri Astuti, S.Pd.SD selaku kepala SD Negeri Caturtunggal 4 yang telah
bersedia memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di sekolah.
12.Ayu Apriana Putri, S.Pd. selaku guru kelas IV B SD Negeri Caturtunggal 4
yang telah memberikan bantuan dalam proses penelitian.
13.Seluruh siswa kelas IV B SDN Caturtunggal 4 selaku subjek penelitian yang
telah membantu dalam proses penelitian.
14.Orang tuaku Bapak FX. Mujiyono dan Ibu Christina Mujinah serta
kakak-kakakku Benidektus Eko Kristiyono dan Yulius Roni Dwijayanto yang telah
memberikan doa, dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
15.Teman-teman terdekatku yang telah memberikan bantuan, semangat, dan
dukungan.
16.Teman-teman satu bimbingan yang memberikan bantuan dan dukungan.
17.Semua pihak yang telah mendukung dan tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama ini.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih dari sempurna. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat
memberikan manfaat bagi peneliti dan demi kebaikan karya ilmiah ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
xiii
H. Spesifikasi Produk ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
A. Kajian Pustaka ... 12
1. Teori Belajar... 12
2. Media Pembelajaran ... 15
3. Media Kartu Domino Modifikasi ... 26
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 30
5. Materi Akar dan Batang Tumbuhan ... 39
B. Penelitian yang Relevan ... 45
C. Kerangka Berpikir ... 49
D. Pertanyaan Penelitian ... 53
BAB III METODE PENELITIAN ... 55
A. Jenis Penelitian ... 55
B. Setting Penelitian ... 55
1. Lokasi Penelitian... 56
2. Survey Kebutuhan... 56
3. Waktu Penelitian ... 56
C. Prosedur Pengembangan ... 57
D. Validasi Ahli ... 67
E. Teknik Pengumpulan Data ... 67
F. Instrumen Penelitian ... 68
1. Jenis Data ... 68
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 68
G. Teknik Analisis Data ... 77
xiv
2. Data Kuantitatif... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 82
A. Hasil Penelitian ... 82
1. Analisis Kebutuhan ... 82
2. Deskripsi Produksi Awal ... 86
3. Data Hasil Validasi Ahli Pembelajaran IPA ... 91
4. Data Hasil Validasi Guru SD ... 96
5. Data Hasil Uji Coba Terbatas ... 99
6. Data Hasil Uji Coba Pemakaian ... 102
B. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 104
1. Kajian Produk Akhir ... 104
2. Pembahasan ... 108
BAB V PENUTUP ... 119
A. Kesimpulan ... 119
B. Keterbatasan Penelitian ... 121
C. Saran ... 121
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Rincian Materi Pembelajaran IPA kelas IV SD Semester I ... 37
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 57
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ... 63
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Analisis Kebutuhan ... 69
Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert ... 71
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Siswa ... 71
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ... 72
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Validasi Media ... 74
Tabel 3.8 Konversi Nilai Skala Lima... 78
Tabel 3.9 Klasifikasi Rata-rata Respon Siswa ... 81
Tabel 4.1 Rekapituasi Data Validasi Dosen... 92
Tabel 4.2 Saran Dosen Pembelajaran IPA ... 94
Tabel 4.3 Saran Kualitas Perangkat Pembelajaran ... 95
Tabel 4.4 Rekapituasi Data Validasi Guru... 97
Tabel 4.5 Saran Guru Kelas IV SD Penggunaan Media Pembelajaran ... 98
Tabel 4.6 Saran Guru Kelas IV SD Kualitas Perangkat Pembelajaran ... 99
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa Uji Cob Terbatas ... 100
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa Uji Coba Pemakaian ... 102
Tabel 4.9 Nilai Evaluasi I dan II ... 104
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Validasi Media Kartu Domino Modifikasi ... 109
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.4 Bagan Literatur Map ... 49
Bagan 2.5 Bagan Kerangka Berpikir ... 53
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian ... 58
xvii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 127
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 128
Lampiran 3 Surat Pengantar Validasi ... 129
Lampiran 4 Rangkuman Wawancara ... 132
Lampiran 5 Hasil Validasi Dosen ... 135
Lampiran 6 Hasil Validasi Guru ... 153
Lampiran 7 Kuesioner Respon Siswa ... 162
Lampiran 8 LKS dan Hasil Evaluasi Pertemuan I ... 165
Lampiran 9 LKS dan Hasil Evaluasi Pertemuan II ... 173
Lampiran 10 Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 180
Lampiran 11 Rekapitulasi Kuesioner Uji Terbatas ... 182
Lampiran 12 Rekapitulasi Kuesioner Uji Pemakaian ... 184
Lampiran 13 Silabus dan RPP ... 186
Lampiran 14 Aturan Permainan Kartu Domino Modifikasi ... 255
Lampiran 15 Media Kartu Domino Modifikasi ... 256
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini berisi tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk
yang diharapkan.
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sarana utama bagi suatu negara untuk meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengikuti perkembangan dunia
(Hadiyanto, 2004: 26). Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
untuk memajukan negara dalam mengejar ketertinggalan dari negara lain
(Ali, 2009: ix). Pendidikan bisa didapatkan secara formal maupun non
formal. Pendidikan formal didapatkan siswa melalui pembelajaran di sekolah,
mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga jenjang pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar yang dimaksud adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) (Usman, 2011: 143).
Pendidikan SD memiliki kurikulum yang memuat 8 mata pelajaran
(BSNP, 2007: 8). Delapan mata pelajaran tersebut antara lain, Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, IPA, Matematika,
IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani. IPA adalah
salah satu mata pelajaran SD yang berkaitan mengenai ilmu-ilmu alam dan
lingkungan sekitar. Dalam pembelajaran IPA guru perlu menggunakan
2 dan membantu siswa menjadi lebih paham, serta dapat melibatkan siswa
menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keaktifan siswa sangat
diperlukan dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat menemukan atau
menerapkan ide-idenya sendiri melalui proses dan sikap ilmiah. Di samping
itu, pembelajaran yang ideal di SD adalah pembelajaran yang mencakup
pendekatan, strategi, metode, dan media. Di mana dalam proses pembelajaran
di SD, siswa menjadi pusat kegiatan sesuai dengan karakteristik IPA yang
dapat diwujudkan melalui pembelajaran yang ideal. Namun, sampai saat ini
masih ada guru yang menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran IPA,
sehingga IPA menjadi mata pelajaran yang membosankan dan hafalan. Hal
ini karena ketidaksesuaian metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Ini akan mengakibatkan siswa menjadi bosan dalam mengikuti
proses pembelajaran dan minat belajar siswa menjadi berkurang, karena siswa
cenderung mendengarkan dan menerima materi saja, tanpa aktif dalam proses
pembelajaran. Persoalannya saat ini ialah bagaimana membuat siswa menjadi
aktif, antusias, dan berminat dalam pembelajaran IPA.
Oleh sebab itu, guru hendaknya berupaya mewujudkan proses
pembelajaran IPA yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
sehingga suasana belajar menjadi lebih kondusif. Hal ini akan tercapai dengan
pemilihan media pembelajaran yang tepat dan tidak akan menimbulkan
kebosanan pada siswa. Menurut Sudjana dan Rivai (2011: 2), menggunakan
media pembelajaran dapat menambah kualitas pembelajaran yang akan
3 pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang menyalurkan pesan
berupa materi kepada siswa. Maka, media pembelajaran dianggap sebagai
pengantar komunikasi antara guru dengan siswa. Jika dalam proses
pembelajaran seorang guru menggunakan media pembelajaran, maka akan
membantu mengembangkan pengetahuan kognitif, psikomotor, dan afektif
siswa. Dengan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk
memecahkan permasalahan yang tengah dihadapinya.
Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan guru terkait
pengembangan media kartu domino pada Kamis, 28 Juli 2016 pukul 11.00 di
SDN Caturtunggal 4 dengan Ibu A wali kelas IVB, bahwa guru belum paham
mengenai pengertian media konvensional tetapi beliau sudah mengetahui
contoh-contoh media pembelajaran. Beliau juga tidak terlalu sering
menggunakan media dalam pembelajaran, tetapi hanya beberapa materi yang
menggunakan media pembelajaran. Misalnya, pada materi longsor dan banjir
dengan menggunakan papan yang berisi tanah dan papan yang berisi tanah
dan rumput, kemudian diberi air di kedua papan tersebut. Pada materi
perambatan bunyi udara, Ibu A menggunakan media berupa selang kemudian
perambatan bunyi zat padat dengan telepon-teleponan kaleng, di mana
telepon-teleponan kaleng tersebut dibantu alat penghubung berupa benang,
sedangkan untuk perambatan bunyi zat cair dengan menggunakan ember yang
air dan ditepuk menggunakan batu. Selain itu, beliau menggunakan media
secara nyata dengan lingkungan sekitar supaya dapat mengaitkan
4 dan siswa menjadi tidak bosan dalam pembelajaran. Selain itu, beliau juga
menggunakan media yang berupa gambar-gambar, LCD, dan media power
point.
Guru A belum pernah untuk mencoba atau mengembangkan secara
pribadi media pembelajaran dan belum pernah mengembangkan media kartu
domino, karena beliau juga belum mengetahui mengenai kartu domino.
Berdasarkan hasil wawancara, nilai KKM mata pelajaran IPA kelas IV B di
SDN Caturtunggal 4 pada semester satu adalah 70 dan di semester dua adalah
75. Beliau juga mengatakan bahwa nilai siswa sebelum menggunakan media
dan menggunakan media ada peningkatan tetapi tidak signifikan, namun
siswa lebih antusias jika menggunakan media dalam pembelajaran dan lebih
aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas bila dibandingkan sebelum
menggunakan media pembelajaran siswa sangat pasif saat mengikuti
pembelajaran di kelas. Dengan adanya media pembelajaran menurut Ibu A
memberikan manfaat untuk siswa karena siswa menjadi lebih paham
mengenai materi yang disampaikan oleh guru dan guru lebih mudah dalam
menjelaskan materi. Dalam hal ini, guru menyadari bahwa masih kesulitan
dalam mengembangkan media pembelajaran konvensional berupa kartu
domino yaitu kurangnya pemahaman mengenai media kartu domino, adanya
keterbatasan sumber belajar, serta sarana dan prasarana yang masih terbatas.
Oleh karena itu, guru masih sangat membutuhkan informasi dan wawasan
yang lebih luas mengenai berbagai macam media pembelajaran terutama
5 Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa
guru masih kesulitan untuk mengembangkan media pembelajaran
konvensional berupa kartu domino, sehingga belum pernah menerapkan
media kartu domino saat kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti
ingin melakukan penelitian yang berupaya mengembangkan media
pembelajaran kartu domino pada mata pelajaran IPA dengan menulis
penelitian yang berjudul, “Pengembangan Media Kartu Domino Modifikasi
Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Materi Struktur Akar Dan Batang Tumbuhan
Kelas IV B SDN Caturtunggal 4”.
B. Batasan Masalah
Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis hanya dibatasi pada siswa
kelas IV B Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan menggunakan
media kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA dengan Standar
Kompetensi (SK) 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan
dengan fungsinya. Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) yaitu 2.1
Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya dan
2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan
fungsinya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam penelitian ini dapat
6 1. Bagaimana prosedur pengembangan media kartu domino modifikasi pada
mata pelajaran IPA untuk materi Struktur Akar dan Batang Tumbuhan
kelas IV B SDN Caturtunggal 4 Yogyakarta?
2. Bagaimana kualitas produk media kartu domino modifikasi pada mata
pelajaran IPA untuk materi Struktur Akar dan Batang Tumbuhan kelas IV
B SDN Caturtunggal 4 Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui prosedur pengembangan media kartu domino modifikasi pada
mata pelajaran IPA untuk materi Struktur Akar dan Batang Tumbuhan
kelas IV B SDN Caturtunggal 4 Yogyakarta.
2. Mengetahui kualitas produk media kartu domino modifikasi pada mata
pelajaran IPA untuk materi Struktur Akar dan Batang Tumbuhan kelas IV
B SDN Caturtunggal 4 Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak, manfaat
tersebut antara lain :
1. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman baru dalam
belajar IPA sehingga dapat mengatasi kesulitan belajaranya.
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang
7 Penelitian ini diharapkan dapat memvotivasi siswa dan meningkatkan
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru bagi guru
untuk mengembangkan media kartu domino pada mata pelajaran IPA kelas
IV yang berkaitan dengan materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk mengetahui
kualitas pembelajaran IPA sebelum dan sesudah menggunakan media
dalam proses pembelajaran.
Guru juga dapat memiliki alternatif baru untuk memilih media
pembelajaran yang tepat digunakan pada pembelajaran IPA.
3. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi sekolah untuk
mengembangkan media pada mata pelajaran IPA selanjutnya.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah untuk
menambahkan jenis media pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas IV pada mata
pelajaran IPA.
4. Bagi mahasiswa
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai penelitian
Research and Development (R&D) dan memberikan pengalaman baru dalam mengembangkan penggunaan media kartu domino pada mata
8 5. Bagi Prodi PGSD
Penelitian ini dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan terkait
dengan penelitian Research and Development (R&D) khususnya dalam upaya untuk mengembangkan media kartu domino modifikasi pada mata
pelajaran IPA.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah :
1. Media pembelajaran adalah sebuah sarana yang dapat digunakan untuk
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima.
2. Media kartu domino modifikasi adalah media pembelajaran sejenis kartu
permainan yang menarik minat siswa, yang terdapat soal dan jawaban.
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam berdasarkan fakta dan berhubungan dengan
alam serta makhluk hidup.
G. Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran berbasis
konvensional berupa kartu domino modifikasi. Spesifikasi media kartu
domino modifikasi meliputi aspek tampilan, aspek isi, aspek bahasa dan
aspek penggunaan.
1. Aspek Tampilan
a. Kartu domino modifikasi dibuat menggunakan kartu kertas ivori 260
9 b. Ukuran kartu domino modifikasi dengan panjang dan lebar 14 x 3 cm
dengan ketebalan 0,2 mm dan berat 260 gr.
c. Kartu domino modifikasi ini terdiri dari 20 kartu. Setiap kartu terdiri
dari dua bagian yaitu ruas kiri dan kanan, di mana kartu pertama
diawali dengan start yang terletak pada ruas kiri dan kartu terakhir diakhiri dengan finish yang terletak pada ruas kanan. Pada ruas kiri berisi jawaban, sedangkan ruas kanan berisi pernyataan dan sebagai
pasangan untuk kartu berikutnya.
d. Tampilan media kartu domino modifikasi dibuat lebih menarik dengan
background warna putih, violet, dan cokelat muda bergambarkan akar
dan batang supaya sesuai dengan materi yang ada dalam isi kartu
domino.
e. Jenis huruf yang digunakan dalam media kartu domino modifikasi
dengan Times New Roman dan ukuran font 14. Huruf yang digunakan berwarna hitam, biru, dan pelangi.
f. Pada kartu domino modifikasi terdapat gambar-gambar mengenai
materi akar dan batang.
2. Aspek Isi
a. Materi yang ada dalam media kartu domino modifikasi mencakup
mata pelajaran IPA materi akar dan batang untuk kelas IV sekolah
dasar.
b. Standar Kompetensi (SK) 2. Memahami hubungan antara struktur
10 c. Kompetensi Dasar (KD) yaitu 2.1 Menjelaskan hubungan antara
struktur akar tumbuhan dengan fungsinya dan 2.2 Menjelaskan
hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya.
d. Indikator
2.1.1 Mengidentifikasi bagian-bagian akar tumbuhan dengan
fungsinya.
2.1.2 Menyebutkan jenis-jenis akar tumbuhan dengan fungsinya.
2.1.3 Menjelaskan bagian dan jenis akar tumbuhan dengan fungsinya.
2.2.1 Mengidentifikasi bagian-bagian batang dengan fungsinya.
2.2.2 Menyebutkan jenis-jenis batang dengan fungsinya.
2.2.3 Menjelaskan bagian dan jenis batang dengan fungsinya.
3. Aspek Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam kartu domino modifikasi berdasarkan
EYD yang tepat, lebih komunikatif, sederhana, dan mudah dimengerti oleh
siswa.
4. Aspek Penggunaan
a. Media kartu domino modifikasi ini dimainkan oleh 5 orang dalam
setiap kelompok dan dimainkan secara bergiliran. Setiap kelompok
diberi 20 kartu yang dibagikan secara merata kepada setiap anggota
kelompok dan 1 kartu sebagai kartu pembuka untuk memulai
11 b. Siswa menentukan orang pertama yang memainkan permainan terlebih
dahulu dan sambil mengisi LKS. Konsep pada ruas kanan hanya dapat
dijodohkan dengan konsep pada ruas kiri pada kartu yang lain.
c. Setelah kartu pertama dikeluarkan, pemain pertama harus mencari
jawaban dengan menjodohkan konsep pada kartu yang sebelah kanan
dengan konsep pada kartu yang sebelah kiri hingga kartu habis dengan
waktu yang telah ditentukan.
d. Setelah itu, pemain kedua juga bermain dan mencari jawaban dengan
menjodohkan konsep pada kartu yang sebelah kanan dengan konsep
pada kartu yang sebelah kiri dengan waktu yang telah ditentukan.
e. Begitu seterusnya, dimainkan oleh pemain selanjutnya hingga semua
12
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab II yang berisi landasan teori membahas empat bagian utama
yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan
penelitian.
A. Kajian Pustaka
Topik yang akan dibahas pada kajian pustaka ini antara lain teori
belajar, media pembelajaran, media kartu domino modifikasi, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), dan materi akar dan batang tumbuhan.
1. Teori Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,
dan mengokohkan kepribadian. Menurut Hamalik (2007: 27), belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi mengalami. Menurut Dimyati
dan Mudjiono (2006: 7), belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa
yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami siswa
sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses
belajar.
13 individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga
mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Witherington (dalam
Aunurrahman, 2011: 35), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola
baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau
suatu pengertian.
Dalam berbagai definisi di atas, disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman yang telah
diperoleh menuju perubahan positif yang lebih baik.
Belajar menurut pandangan Piaget (dalam Dimyati dan Mudjiono,
2006: 13), bahwa pengetahuan dibangun dalam pemikiran individu, karena
individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan untuk
membangun pengetahuannya. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan
maka fungsi intelektual atau pengetahuan semakin berkembang.
Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut; (a) tahap sensori
motor (0,0 -2,0 tahun), (b) tahap pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun), (c)
tahap operasional konkret (7,0 – 11,0 tahun), dan (d) tahap operasional
(11,0 – ke atas). Pada tahap sensori motor, anak mengenal lingkungan
dengan kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan
dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan
penggerakannya. Pada tahap pra-operasional, anak mengandalkan diri
pada persepsi tentang realitas. Anak mampu menggunakan simbol, bahasa,
menggolong-14 golongkan. Pada tahap operasional konkret anak dapat mengembangkan
pemikiran secara logis. Pada tahap operasi formal anak dapat berpikir
abstrak seperti orang dewasa (Dimyati dan Mudjiono 2006: 14).
Menurut Dahar (1989: 158-159), bahwa pengetahuan yang
dibangun terdiri dari tiga bentuk, yaitu pengetahuan fisik, pengetahuan
logika-matematika, dan pengetahuan sosial. Dalam proses membangun
pengetahuan melalui proses belajar tersebut meliputi tiga fase. Fase-fase
itu adalah fase eksplorasi, di mana siswa mempelajari gejala dengan
bimbingan. Selanjutnya, fase pengenalan konsep di mana siswa mengenal
konsep yang ada hubungannya dengan gejala tersebut. Kemudian, fase
aplikasi konsep di mana siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala
lain lebih lanjut. Pandangan Piaget terhadap belajar ini termasuk ke dalam
teori kognitivisme, karena dalam teori kognitivisme bahwa belajar
diartikan sebagai perubahan persepsi dan pemahaman dan bagian-bagian
suatu situasi saling berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut
yang artinya belajar dipandang sebagai proses internal yang mencakup
ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain
(Suyono dan Hariyanto, 2011:75).
Teori belajar menurut Piaget ini sangat penting bagi pendidikan
IPA di Sekolah Dasar karena teori ini mengembangkan aspek kognitif. Di
mana perilaku seseorang didasarkan oleh aspek kognitif. Pada pendidikan
IPA berhubungan dengan lingkungan melalui aktivitas konkret sehingga
15 efektif apabila kegiatan belajar sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektualnya. Hadisubroto (dalam Samatowa, 2011: 5), Piaget
mengatakan bahwa pengalaman langsung yang memegang peranan
penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak.
Pengalaman langsung anak yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak
lahir) sampai berumur 12 tahun. Efesiensi pengalaman langsung pada anak
tergantung pada kosistensi antara hubungan metode dan objek dengan
tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk
mengembangkan konsep apabila memiliki struktur kognitif yang menjadi
prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirarkhis dan
integratif.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Arysad (dalam Sukiman, 2012: 28), bahwa media dalam
proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal. Adapun National Education Assoiation (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan
tersebut. Sedangkan menurut Hamalik (dalam Kustandi dan Sutjipto,
2011: 7) media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan
16 pengantar. Association of Education and Communication Technology
(AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakan
untuk proses penyaluran informasi (dalam Kustandi dan Sutjipto,
2011: 15).
Menurut Anderson (dalam Sukiman, 2012: 28), media
pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya
hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata
pelajaran dengan para siswa. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2014: 3)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Sadiman (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011: 7)
mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah sebuah sarana yang dapat digunakan untuk
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima,
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
siswa dalam proses pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara efektif dan dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran
17 b. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut (Sanjaya, 2014: 75-77), terdapat prinsip-prinsip yang
harus diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran.
Prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar
dalam upaya memahami materi pelajaran.
2. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi
pembelajaran.
4. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
kondisi siswa.
5. Media yang akan digunakan harus menarik, memperhatikan
efektifitas, dan efisiensi. Media yang memperlukan peralatan yang
mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Demikian juga media yang sangat murah belum tentu memiliki
nilai. Setiap media yang dirancang guru perlu memperhatikan
efektifitas penggunaanya.
6. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru
dalam mengoprasikannya.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Bretz (dalam Sukiman, 2012: 44), mengklasifikasikan media
18 dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara
media siar (telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan
demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjadi 8
kategori: a) media audio visual gerak, b) media audio visual diam, c)
media audio semi gerak, (d) media visual gerak, e) media visual diam,
f) media semi gerak, g) media audio, dan h) media cetak.
Menurut Schramm (Sadiman, dkk., 2003: 27), ada dua
kelompok media yaitu big media (rumit dan mahal) dan little media (sederhana dan murah). Selain itu Schramm, menyebutkan ada media
massal, media kelompok, media individu, yang didasarkan atas daya
liput media. Dari sini lah kemudian timbul usaha-usaha untuk
melakukan klasifikasi atau pengelompokkan media, yang mengarah
kepada pembuatan taksonomi media pembelajaran.
Beberapa ahli yg lain seperti Gagne, Briggs, Edling dan Allen
(Sadiman, dkk., 2003: 27), membuat taksonomi media dengan
pertimbangan yang lebih fokus pada proses dan interaksi dalam
belajar, daripada sifat medianya sendiri. Gagne misalnya,
mengelompokkan media berdasarkan tingkat hierarki belajar yang
dikembangkannya. Menurutnya, ada 7 macam kelompok media seperti
benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar
diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Briggs
mengklasifikasikan media menjadi 13 jenis berdasarkan kesesuaian
19 belas jenis media tersebut adalah : objek/benda nyata, model, suara
langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram,
papan tulis, transportasi, film bingkai, film (16 mm), film rangkai,
televisi, dan gambar grafis.
Berdasarkan perkembangan teknologi, Arsyad (2014: 31)
mengklasifikasikan media terdiri atas 4 kelompok yaitu : 1) media
hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media
hasi teknologi berbasis komputer, dan 4) media hasil gabungan cetak
dan komputer. Seels dan Glasgow (Arsyad, 2014: 35) membagi media
ke dalam kelompok besar, yaitu: media tradisional dan media
teknologi mutakhir. Pilihan media tradisional berupa media visual
diam tidak diproyeksikan dan diproyeksikan, audio, penyajian
multimedia, visual dinamis diproyeksikan, media cetak, permainan ,
dan media realia. Ada pun pilihan teknologi mutakhir berupa media
berbasis telekomunikasi dan media berbasis mikroprosesor (misal :
permainan komputer dan hypermedia).
d. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri media pembelajaran adalah bahwa media tersebut
dapat, diraba, dilihat, didengar, dan diamati oleh indera (Angkowo
dan Kosasih, 2007: 11)
Gerlach dan Ely (Arsyad, 2005: 12), mengemukakan tiga ciri
media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan. Ciri-ciri
20 1. Ciri Fiksatif (Fixative Property), merupakan ciri yang menggambarkan kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan
dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau
objek tersebut dapat diurutkan dan disusun kembali dengan media
seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, compact disk, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan video atau video kamera dengan mudah dapat
direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan ciri
fiksatif ini, memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang
terjadi pada satu waktu tertentu dapat ditampilkan kapan saja.
Contohnya adalah peristiwa tsunami, gempa bumi, banjir, dan lain
sebagainya dapat diabadikan dengan rekaman video.
2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property), merupakan ciri
memungkinkan kita melihat waktu yang terjadi secara lebih rinci.
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada
siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan
gambar tipe-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu dapat
dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping
dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat,
menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses
tsunami atau reaksi kimia dapat diamati melalui kemampuan
21 3. Ciri Distributif (Distributive Property), merupakan ciri yang
memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui
ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada
sejumlah besar siswa dngan stimulus pengalaman yang relatif sama
mengenai kejadian itu. Sekarang ini, distribusi media tidak hanya
terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah
di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya
rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh
penjuru tempat yang diinginkan kapan saja, sehingga media
tersebut dapat digunakan untuk banyak kelompok di tempat yang
berbeda dalam waktu yang sama. Sekali informasi direkam dalam
format media apa saja, ia dapat diproduksi seberapa kali pun dan
siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau
digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi
informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama
dengan aslinya.
e. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Levie dan Lentz (Arsyad, 2005:16) mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: (a) fungsi
atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi
kompensatoris.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
22 pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa
tidak tertarik dengan materi pelajaran atau materi pelajaran itu
merupakan salah satu peajaran yang tidak disenangi mereka sehingga
mereka tidak memperhatikan.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmataN
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar
atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
Fungsi kognitif media visual dilihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan kontekas untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan kata lain, media berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang
lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Menurut Kemp dan Dayton (dalam Sukiman, 2012: 39), media
pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu
23 besar jumlahnya, yaitu (a) memotivasi minat atau tindakan, (b)
menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi. Untuk memenuhi
fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan
teknik drama atau hiburan. Sedangkan untuk tujuan informasi, media
pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di
hadapan sekelompok siswa, isi dan bentuk penyajian bersifat sangat
umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau
pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan,
drama, atau teknik motivasi.
Dalam pendidikan, media berfungsi sebagai sarana untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana
informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik
dalam diri atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata
sehingga pembelajaran dapat terjadi secara efisien.
f. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sadiman (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011: 23)
menyampaikan manfaat media pendidikan secara umum sebagai
berikut :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3) Meningkatkan minat belajar siswa dan memungkinkan interaksi
24 4) Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan
pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
5) Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya, misalnya melalui karyawisata.
Menurut Hamalik (dalam Sukiman, 2012: 41), pemanfaatan media
dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,
meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, membantu
keefektifan proses pembelajaran, membantu meningkatkan
pemahaman siswa, dan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar
mengajar.
Sudjana dan Rifai (dalam Arsyad, 2014: 28 ), mengemukakan
kegunaan atau manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
siswa, yaitu
a)Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
b)Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
c)Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga
25 d)Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan
lain-lain,
Kustandi dan Sutjipto (2011: 25), merincikan manfaat media
pembelajaran, sebagai berikut :
a) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, sehingga
mengurangi verbalisme.
b) Memperbesar perhatian siswa.
c) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan
belajar, sehingga membuat pelajaran lebih mantap.
d) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama
melalui gambar hidup.
f) Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain, dan membantu efisiensi serta keragaman yang
lebih banyak dalam belajar.
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar
26 1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi, sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses
dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,
serta memungkinkan terjadinya interkasi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya, misalnya melalui karyawisata.
3. Media Kartu Domino Modifikasi
Kartu domino pada umumnya adalah sejenis kartu permainan yang
dalam setiap kartunya terdapat bulatan-bulatan dengan jumlah yang
berbeda-beda dari angka 1-6, dalam setiap kartu terdapat dua bagian
angka. Dalam permainan kartu domino, satu bagian angka pada salah satu
kartu dicocokan dengan angka yang sama pada kartu lainnya, sehingga
angka-angka yang dicocokan akan berantai atau tersambung. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI (2008: 339) domino
27 bermata (bertitik besar), tiap kartu dibagi mnjadi dua bidang, tiap bidang
berisi 0-6 titik.
Media kartu domino yang digunakan dalam penelitian ini adalah
media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa, di mana dalam kartu
tersebut terdapat soal dan jawaban yang harus dicari jawabannya dengan
menggabungkan kartu yang lain dan didesain seperti kartu domino pada
umumnya. Kartu permainan domino ini memiliki kelebihan dan juga
kekurangan. Kelebihan dari kartu domino ini adalah praktis dibawa ke
mana saja, bentuknya tetap, warnanya menarik siswa, dan mudah dalam
penggunaanya. Sedangkan kekurangan dari media kartu domino ini adalah
mudah sobek, tidak tahan lama, apabila siswa salah dalam penggunaannya
dalam arti bukan untuk pembelajaran, dapat membuat kerugian karena
salah dalam pemanfaatnanya.
Menurut Darmaswari (2010: 27), dalam penggunaan kartu domino
pada umumnya terdapat cara-cara penggunannya sebagai berikut :
1. Permainan ini dimainkan oleh 2, 3 atau 4 orang pemain.
2. Bagikan kartu domino yang khusus dibuat untuk permainan ini, sampai
habis terbagi untuk masing-masing pemain.
3. Sebelum bermain, pemain melakukan pengundian terlebih dahulu
siapa yang jadi pemain pertama dan meletakan sebuah kartu di meja.
4. Dengan urutan sesuai dengan arah jarum jam para pemain
28 5. Nilai kartu yang dipasangkan atau dijatuhkan disesuaikan dengan nilai
kartu yang ada atau dijatuhkan sampai pemain tidak memiliki kartu
lagi.
6. Jika pemain tidak dapat berjalan maka ia kehilangan satu giliran dan
menaruh setiap kartu yang tidak bisa dijalankan.
7. Pemenangnya adalah pemain yang kartunya habis terlebih dahulu atau
jika para pemain semuanya tidak dapat berjalan dan kartunya masih
tersisa maka pemenangnya ditentukan oleh pemain yang kartu matinya
paling sedikit.
Gambar 2.1 Kartu Domino Pada Umumnya
Media kartu domino pada penelitian ini mengalami modifikasi
yang disesuaikan dengan konteks pembelajaran mata pelajaran IPA materi
Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan. Adapun aturan permainan kartu
domino dalam penelitia ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam permainan kartu domino IPA ini dimainkan oleh 5 orang
29
2. Setiap kelompok diberikan 20 kartu, dengan 20 kartu yang dibagikan
secara merata kepada setiap anggota kelompok dan 1 kartu sebagai
kartu pembuka untuk memulai permainan.
3. Siswa menentukan orang pertama yang memainkan permainan
terlebih dahulu dan sambil mengisi LKS.
4. Konsep pada ruas kanan hanya dapat dijodohkan dengan konsep pada
ruas kiri pada kartu yang lain.
5. Setelah kartu pertama dikeluarkan, pemain pertama harus mencari
jawaban dengan menjodohkan konsep pada kartu yang sebelah kanan
dengan konsep pada kartu yang sebelah kiri hingga kartu habis dengan
waktu yang telah ditentukan.
6. Setelah itu, pemain kedua juga bermain dan mencari jawaban dengan
menjodohkan konsep pada kartu yang sebelah kanan dengan konsep
pada kartu yang sebelah kiri dengan waktu yang telah ditentukan.
7. Begitu seterusnya, dimainkan oleh pemain selanjutnya hingga semua
anggota melakukan permainan dan mengisi LKS secara berkelompok.
Sumber: https://www.google.com Sumber: https://www.google.com
Tumbuhan bakau dan
30 Gambar 2.2 Contoh Kartu Domino Modifikasi
4. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menurut Samatowa (2011: 1), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau
sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life
sciences. Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika; sedangkan life science
meliputi biologi (anatomi, fisiologi, zoologi, citologi dan seterusnya).
Beberapa ahli seperti Conant dan Whitehead (dalam Samatowa, 2011: 1)
menyatakan definisi sains sebagai berikut. Conant mendefinisikan sains
sebagai “suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan
satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan
observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimenstasikan lebih
lanjut.
Kemudian Whitehead menyatakan bahwa sains dibentuk karena
pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil
observasi terhadap gejala/fakta (orde observasi), dan kedua didasarkan
pada konsep-konsep manusia mengenai alam (orde konsepsional). Sumber: https://www.google.com
Akar Tunjang
Sumber: https://www.google.com
31 Menurut Darmojo (dalam Samatowa, 2011: 2), IPA adalah
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan
segala isinya. Selain itu, Nash (dalam Samatowa, 2011: 3), menyatakan
bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash
juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis,
lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan
fenomena lain, sehingga keleluruhannya membentuk suatu perspektif yang
baru tentang objek yang diamatinya.
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan dari bahasa inggris
yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science disebut sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa tentang alam. Powler (dalam Samatowa,
2011: 3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala
alam dan kebendaan sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku
umum, yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan
eksperimen/sistematis artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu
sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling
menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh,
sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau
oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama
akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Selanjutnya Winaputra
32 kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi
memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
Pendapat lain dari Susanto (2013: 167-169) mengungkapkan bahwa
hakikat pembelajaran IPA diklasifikasikan menjadi tiga bagian. Pertama
ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil penelitian
dalam bentuk konsep, seperti fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori
IPA. Kedua ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali
dan memahami pengetahuan alam dengan keterampilan proses sains,
seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan.
Ketiga ilmu pengetahuan alam sebagai sikap yang dikembangkan pada
saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek di
lapangan. Menurut Sulistyorini (dalam Susanto, 2013: 169), sembilan
sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA, yaitu: sikap ingin tahu, ingin
mendapat sesuatu yang baru, kerja sama, tidak putus asa, tidak
berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab berpikir bebas, dan
kedisiplinan diri.
Berdasarkan pernyataan yang telah dinyatakan dari para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
berdasarkan fakta dan berhubungan dengan alam serta makhluk hidup
sebagai proses ilmiah sehingga dapat memupuk sikap ilmiah. Oleh karena
itu hakikat IPA terdiri atas 3 unsur utama yaitu produk, proses ilmiah dan
33 b. Pendidikan IPA di SD
Menurut Samatowa (2011: 5), mengatakan bahwa IPA sebagai
disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan
IPA menjadi penting. Struktur kognitif anak-anak tidak dapat
dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan. Mereka perlu diberi
kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA dan
yang perlu dimodifikasikan sesuai dengan tahap perkembangan
kognitifnya.
Keterampilan proses sains didefinisikan oleh Paolo dan Marten
(dalam Samatowa, 2011:5) adalah: (1) mengamati, (2) mencoba
memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan pengetahuan baru untuk
meramalkan apa yang terjadi, (4) menguji ramalan-ramalan di bawah
kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Selanjutnya,
Paolo dan Marten juga menegaskan bahwa dalam IPA tercakup juga
percobaan apabila salah atau gagal maka mencoba kembali. Dalam IPA
anak-anak dan guru perlu bersikap skeptis supaya model-model tentang
alam dapat dimodifikasi dengan penemuan-penemuan baru yang
didapatkan.
Selanjutnya, menurut Samatowa (2011: 5), juga mengatakan
bahwa model belajar yang cocok untuk anak Indonesia adalah belajar
melalui pengalaman langsung (Learning by doing). Dengan model ini
dapat memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah sebab
34 sendiri. Samatowa (2006: 9) juga berpendapat bahwa siswa sekolah dasar
berusia 7 sampai 12 tahun termasuk dalam tahap operasional konkret, di
mana pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, tetapi masi
terikat pada fakta-fakta perseptual, yang artinya anak mampu berfikir
logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek konkret, dan mampu
melakukan koservasi.
Samotawa (2006: 3) mengemukakan 4 alasan mengapa IPA perlu
diajarkan di Sekolah Dasar, diantaranya:
1) IPA mempunyai faedah bagi suatu bangsa, kesejahteraan suatu bangsa
banyak sekali pada bergantung pada kemampuan bangsa tersebut
dalam bidang IPA.
2) Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan
suatu pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis.
3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang
bersifat hafalan belaka.
4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai yaitu mempunyai potensi
yang dapat membentuk kepribadian anak secara menyeluruh.
Nur dan Wikandari (dalam Trianto, 2010: 143), berpendapat bahwa
proses belajar mengajar IPA seharusnya lebih ditekankan pada pendekatan
keterampilan proses, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta,
membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiahnya yang dapat
35 dikembangkan suatu model pembelajaran IPA yang melibatkan siswa
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-idenya.
c. Karakteristik Pembelajaran IPA SD
Djojosoediro (2012: 5-6) berpendapat bahwa IPA sebagai disiplin
ilmu mempunyai ciri khusus/karakteristik sebagaimana disiplin ilmu
lainnya ciri khusus/karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat
dibuktikan kembali oleh semua orang dengan menggunakan metode
ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan oleh penemu terdahulu.
2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam.
3) IPA merupakan pengetahuan teoritis
Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau
khusus dengan berulang kali melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain untuk
membuktikan bahwa teori tersebut benar. Hal ini dilakukan karena
pengetahuan bersifat tentatif.
36 Bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil
eksperimen dan observasi dapat bermanfaat untuk eksperimentasi dan
observasi lebih lanjut.
5) IPA meliputi 4 unsur, yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap.
Produk yang berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Proses
merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah.
Aplikasi merupakan penerapan metode kerja ilmiah. Metode ilmiah
itu meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui
eksperimentasi, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
d. Tujuan Pembelajaran IPA
Menurut Mulyasa (2006: 111), berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI adalah
agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan dalam
ciptaan-Nya,
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi
37 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan,
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam,
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai dan segala keteraturannya
sebagai salah satu citaan Tuhan, dan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Berdasarkan uraian tujuan pembelajaran IPA tersebut, dengan
demikian diharapkan pembelajaran IPA di SD dapat membantu siswa
untuk berfikir kritis dalam memecahkan suatu permasalahan mengenai
peristiwa-peristiwa alam secara logis supaya mengembangkan ilmu
pengetahuannya dan dapat menumbuhkan sikap ilmiah pada diri siswa.
e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA di SD
Tabel 2.3 Rincian Materi pada Pembelajaran IPA kelas IV SD Semester I
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan funginya, serta pemeliharaannya
1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya 1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan
kerangka tubuh
1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera dengan fungsinya
1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indera
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya
2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya
38
3. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya
3.1 Mengidentifikasi jenis makanan hewan 3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis
makanannya 4. Memahami daur hidup beragam
jenis makhluk hidup
4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing
4.2 Menunjukkan kepedulian terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, ikan 5. Memahami hubungan sesama
makhluk hidup dan antara makhluk hidup