1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sepeda sudah digunakan sejak akhir abad ke-19. Pada saat itu sepeda sudah menjadi salah satu bentuk olahraga dan alat transportasi popular. Term atau istilah BMX itu sendiri merupakan singkatan dari Bicycle Motocross karena anak-anak muda di California, Amerika Serikat pada saat itu memodifikasi sepeda mereka agar terlihat seperti motocross, seperti yang biasa dipakai oleh pembalap motocross idolanya. Oleh karena itu bisa dikatakan BMX merupakan “saudara” dari motocross.
Sepeda BMX memang sudah ada sejak dulu. Sekitar tahun 70-an, terutama pada tahun 1971, film tentang sepeda motor On Any Sunday yang diproduksi oleh Bruce Brown dan dibintangi oleh Steve McQueen diluncurkan. Pada tampilan pembuka, On Any Sunday memperlihatkan beberapa anak diatas sepeda Sting Ray (jenis sepeda yang popular pada waktu itu. Awal dari BMX modern dimulai pada tahun 1973, model BMX yang ada pada tahun ini merupakan modifikasi dari sepeda Schwinn Sting Ray. Pada 1974 media yang mengupas BMX pun lahir karena begitu fenomenalnya BMX bagi anak muda Amerika pada saat itu.
Pemberitaan itu pun menyebar luas dan pertandingan BMX merebak dimana- mana baik kejuaraan nasional maupun Internasional yang melibatkan beberapa sponsor- sponsor sebagai partnersip penyedia hadiah berupa uang dalam jumlah yang besar bahkan hingga berhadiah mobil-mobil mewah. ESPN pun pada saat itu berani mengeluarkan hadiah utama berjumlah USD. 20.000 jumlah yang sangat fantastis pada saat itu. Membanjirnya sponsor dan terobosan BMX sendiri membuatnya menjadi seperti lifestyle atau gaya hidup yang sangat nge-trend dan akhirnya pihak Hollywood merilisi film E.T yang terdapat adegan anak-anak kecil yang sedang mengendarai sepeda BMX-nya.
Bahkan karena terlalu fenomenalnya, sebuah produk minuman “Mountain Dew”
menyiarkan iklan dengan melibatkan atlet-atlet BMX ternama sebagai pemeran utamanya seperti Ron Wilkerson, Eddie Fiola dan R.L. Osborn. Tahun 1985 adalah
tahun pertama disahkannya BMX Freestyle dengan serangkaian kejuaraan dan gelar pertama diperebutkan, walaupun kebanyakan masih di sekitar California. Asosiasi Freestyle BMX, The National Freestyle Association (NFA) mulai dibentuk dan didanai oleh pemilik produk Hutch Hi-Performance (Apep, 2007:15).
Untuk menjaga keberlangsungan BMX agar event-event BMX terus berlangsung, sponsorhip pun mulai melirik freestyle dan dukungan pun meningkat tajam. AFA (American Freestyler Association) menggelar rangkaian master penyelenggaraan lomba BMX Freestyle. Bahkan Disneyland pun memiliki versi pertunjukkan Freestyle tersendiri. Lima pertunjukkan sehari, termasuk orang yang memakai kostum goofy yang berkendara di atas sepeda quarterpipe.
Kehadiran BMX Freestyle tidak hanya sekedar di dunia hiburan Disneyland , akan tetapi merambah dunia film. Munculnya film RAD yang meledak di box office cukup menguntungkan, film tersebut menghadirkan bintang top BMX Amerika dan BMX Freestyle termasuk Jose Yanez ketika ia melakukan terjun sambil memutar badan ke belakang atau yang biasa BMX masa kini menyebutnya sebagai trik Backflip, film ini memperkenalkan semua tokoh papan atas Freestyler pada saat itu. System penjurian pun akhirnya dirancang untuk memberi penilaian kepada rider dalam suatu kejuaraan yang dirumuskan oleh Micki Conte, biasanya rider dinilai dari tingkat kesulitan, kombinasi, eksekusi, resiko, keaslian atau originalitas, virtuositasnya (sebaik apa gerakan tersebut dilakukan).
Music rap dinilai musik yang paling tepat untuk sebuah kejuaraan, pilihan lagunya tentunya yang harus bisa memacu adrenalin rider dalam mengikuti sebuah kejuaraan, lagunya yang pada saat itu tengah nge-hits seperti beastie boys, Run DMC, L.L. Cool J, Tupac dan lain sebagainya. Pada tahun 1988, Freestyle BMX di Inggris mulai booming. Riders BMX asal Inggris, Craig Campbell, Lee Reynolds dan Jess Dyrenforth menjadi bahan pemberitaan di majalah-majalah freestyle kemudian di tahun yang sama perkumpulan-perkumpulan Hip dibentuk mereka menbuat kontes sepeda BMX jalanan yang pertama. Masih di tahun yang sama, Brian Scura salah seorang pelopor Freestyle pension dari dunia BMX dan yang paling menyedihkan adalah ketika seorang atlet BMX sekaligus promotor BMX Dave Vanderspek meninggal dunia.
Dampak dari meninggalnya promotor legendaris tersebut sangat besar, pada tahun 1989 tingkat penggunaan dan penjualan sepeda menurun, sponsor pun mulai langka bahkan American Freestyle Association (AFA) harus menutup kantornya. Satu demi satu majalah-majalah dan perusahaan-perusahaan yang lemah mulai gulung tikar dan beralih ke “keisengan” yang baru yaitu sepeda gunung misalnya majalah Super BMX yang menutup kantornya setelah 9 tahun terbit. Dan untuk pertama kalinya para atlet BMX mengatur sendiri kejuaraan-kejuaraan BMX yang diselenggarakannya.
Meski dunia BMX merosot namun beberapa komponen bermunculan seperti Diamond Bike, Haro Bikes, Hoffman Bikes yang merupakan brand milik para atlet BMX seperti bob haro dan Matt Hoffman karena mereka harus bisa berbisnis sendiri agar BMX tidak benar-benar “mati”. Pada tahun 1992 majalah-majalah BMX kembali muncul dengan terbitnya RideBMX US dan RideBMX UK yang dibuat dan dimiliki oleh riders BMX. Brand-brand lain pun kebebasan beriklan di majalah ini. Matt Hoffman akhirnya membuat rangkaian kejuaraan BS di beberapa kota di Amerika Serikat, BS adalah singkatan dari Bicycle Stunt. Kontes ini jauh lebih informal dibandingkan dengan kontes AFA, peraturannya tidak ketat dan lebih bebas dimana setiap atlet tidak diharuskan memakai pelindung siku dan dengkul namun helm tetap peraturan wajib yang tetap harus dipertahankan (Apep, 2007:29)
Kontes ini sukses memecahkan kebekuan dalam dunia BMX Freestyle selama lebih dari dua tahun. Matt Hoffman pun menetapkan rekor tertinggi aerial di sebuah quarterpipe, mencapai 20 kaki dari 21 kaki tinggi landasan dan orang yang paling
berjasa adalah Matt Hoffman dalam menghidupkan kembali sepeda dan kontes BMX generasi baru. Dan sejak saat generasi baru BMX pun dimulai hingga saat ini dimana BMX sudah merambah ke seluruh dunia bahkan hampir seluruh kota di Indonesia memiliki komunitas BMX yang jumlahnya mencapai ratusan orang bahkan sekarang di Indonesia beberapa atlet BMXnya ada yang di sponsorin oleh perusahaan Amerika seperti DCshoescousa, Oakley, PowerBalance.
Saat ini komunitas sepeda BMX di Indonesia semakin banyak hal tersebut tidak terlepas dari tayangan X-Games di Net TV yang sering menampilkan tayangan BMX dan komunitas BMX di Jakarta selalu berkumpul di Senayan, Jakarta Pusat. Hal ini
dikarenakan senayan merupakan pusat olahraga di Jakarta terbukti dari banyaknya event BMX berskala nasional hingga internasional yang diselenggarakan di Senayan seperti Hage Show pada bulan oktober 2013, launching sepeda polygon di plaza selatan senayan pada tahun 2012 bahkan event sekelas internasional yang diselenggarakan oleh salah satu perusahaan olahraga asal Jerman yakni Adidas menyelenggarakan eventnya di Parkir Timur Senayan pada tahun 2012. Tidak hanya perlombaan BMX saja yang sering diadakan di Senayan namun event-event yang melibatkan BMX untuk show juga banyak diadakan di Senayan seperti Jakcloth yang diadakan setiap tahun, Walls Ice Cream Day, BRI Junio, Polygon Funbike dan masih banyak lainnya yang peneliti tidak dapat sebutkan satu per satu.
Atlet-atlet BMX Indonesia saat ini sudah banyak yang mengikuti kejuaraan- kejuaraan baik di tingkat nasional maupun internasional seperti Sea Games atau Olympic Games. Dan beberapa dalam kejuaraan internasional tersebut tim BMX Indonesia berhasil mendapatkan emas seperti pada kejuaraan BMX di Sea Games pada tahun 2011 tim BMX Indonesia berhasil mendapatkan medali emas dan perunggu yang merupakan salah satu pencapaian terbaik atlet BMX Indonesia dan yang paling membanggakan adalah ketika mengikuti kejuaraan dunia BMX di Maccau, Cina Indonesia menduduki peringkat ke-8 dari 32 negara.
Net yang merupakan singkatan dari News and Entertainment Television, yaitu sebuah stasiun televisi berjaringan di Indonesia yang resmi diluncurkan pada bulan Mei 2013. Net menggantikan terestrial Spacetoon yang sebagian sahamnya telah diambil alih oleh Grup Indika. Berbeda dengan spacetoon yang acaranya ditujukan untuk anak-anak, program Net ditujukan kepada keluarga dan pemirsa muda. Selain melalui jaringan terestrial, Net juga menyiarkan kontennya melalui saluran komunikasi lain seperti jejaring sosial media dan youtube. Program Grand launching Net ditayangkan secara langsung pada tanggal 26 mei 2013 dan disiarkan secara streaming melalui youtube dan website resmi Net.
Net TV akhirnya membeli franchise program X-Games dari ESPN karena Net TV melihat bahwa X-Games membawa olahraga extreme ke level yang berbeda dimana semua berita olahraga yang dibahas disini adalah olahraga extreme yang dapat memacu
adrenalin. X-Games di Net TV disiarkan setiap akhir pekan yakni pada hari sabtu dan minggu pada pukul 09.00wib hingga 10.00wib dan masing-masing tayangan terdapat empat segmen dengan durasi iklan tiga menit. Hal ini dilakukan sebagai bentuk strategi programming, karena program X-Games adalah tayangan anak muda dan anak muda banyak menyaksikan televisi pada jam tersebut. Program ini dipandu oleh dua host yakni Yosi Mokalu dan Claude Hutasoit. Adapun pesaing atau kompetitor dari program ini adalah Jakarta Bersepeda yang ditayangkan di Jak TV Gowes yang ditayangkan di ANTV.
Berikut tayangan yang ditayangkan pada tanggal 14 April 2014 hingga 20 April 2014
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
BMX Skateboard Motocross BMX Motocross Snowcross Skateboard
Setiap hari tayangan yang disiarkan mempunyai segmen yang berbeda-beda tergantung dari rating Nielsen apakah mempunyai rating yang bagus atau tidak.
1.2 Identifikasi Masalah
Inti permasalahan pada program X-Games di Net TV adalah :
1. Tidak semua masyarakat mengenal olahraga extreme yang dipertandingkan di X-Games.
2. Karena olahraga extreme tidak popular di Indonesia maka tidak semua orang mengetahui atlet-atlet yang bertanding di X-Games.
1.3 Rumusan Masalah
Apakah Pengaruh Program X-Games Terhadap Minat Menonton Pada Komunitas Sepeda BMX di Senayan?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1.Untuk mengetahui program X-Games di Net TV.
2. Untuk mengetahui minat dari komunitas BMX di Senayan tentang program X-Games.
3. Untuk mengetahui pengaruh program X-Games di Net TV terhadap komunitas sepeda BMX di Senayan.
1.4.1 Manfaat Akademis :
1. Bisa digunakan sebagai bahan acuan atau referensi terhadap penelitian selanjutnya yang akan dilakukan angkatan seterusnya.
2. Dapat berguna sebagai sumber bacaan untuk mahasiswa Broadcasting Marketing Communication Binus University.
1.4.2 Manfaat Praktis :
1. Secara praktis, dapat mengetahui pesan dari program acara X-Games.
2. Dapat mengetahui pengaruh X-Games terhadap komunitas BMX di Senayan.
1.4.3 Masyarakat/Umum :
1. Dapat mengetahui minat komunitas BMX di jakarta dalam menonton program X-
Games.
2. Dapat menambah wawasan kepada masyarakat tentang olahraga ekstrim.
1.5 Sistematika Penulisan
Hasil Penelitian yang diperoleh setelah dilakukan analisis kemudian disusun dalam bentuk laporan akhir dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB 1 - PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang sepeda BMX, serta sejarah stasiun Net TV, pada bab ini juga dibahas tentang rumusan masalah yakni pengaruh program X-Games terhadap minat menonton pada komunitas BMX, Identifikasi masalah tentang masalah
program X-Games yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat serta tujuan dan manfaat penelitian
BAB 2 - KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi penelitian sebelumnya (State Of Art), landasan teori ilmu komunikasi dan teori khusus Uses And Gratification, kerangka pemikirannya X adalah program X-Games Y adalah minat menonton pada komunitas sepeda BMX di Senayan.
BAB 3 - METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi pendekatan penelitian yaitu kuantitatif, tipe jenis kuantitatif yaitu deskriptif, metode penelitian yang digunakan adalah kuesioner, variabel bebas, variabel terikat, populasi dengan jumlah 97 populasi, dengan jumlah sampel sebanyak 50 sampel, tekhnik pengumpulan data menggunakan angket terbuka, metode pengumpulan data berupa kuesioner (angket) dan tabulasi data angket, teknik analisis data berupa analisis kuantitatif, uji reliabilitas, uji validitas, analisis regresi, hipotesis dan operasional konsep/variabel operasional.
BAB 4 - HASIL PENELITIAN
Dala bab ini berisi hasil penelitian merupakan pembasan dari hasil analisis data berdasar data yang sudah diolah oleh peneliti.
BAB 5–PENUTUPAN
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran yang mungkin berguna bagi mahasiswa broadcast.