• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

(Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong

Utara, Kabupaten Tangerang)

SITI HANI RAHMANITA

I34050585

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(2)

Tangerang to that mills activities based on individual and external factors. Beside that, this research studies about mills effort to influence community in around mills perception that includes communication and corporate social responsibility (CSR). In this research, identification of perceptions is from five aspects includes perception toward mills basic material, machine, and instrument; perception toward mills staff situation; perception toward mills production process; perception toward mills waste; and perception toward mills impact to the social, economic, and environment. The result of this research is most of the respondents have positive perceptions toward mills activities, except toward mills waste. This research useful for mills sustainability guarantee by increase their positive impact to the community in the operation area.

Keywords: perception, mills activities aspects, mills efforts to influence community in around mills perception

(3)

SITI HANI RAHMANITA. PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG. Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang. (Di bawah bimbingan NINUK PURNANINGSIH).

Aktivitas perusahaan di suatu wilayah menimbulkan dampak bagi masyarakat yang ada di sekitarnya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Masyarakat sekitar memiliki cara pandang tersendiri untuk memandang aktivitas perusahaan tersebut yang dapat mempengaruhi keberlanjutan suatu usaha di wilayah tertentu. Cara pandang tersebut disebut persepsi.

Persepsi dipengaruhi oleh faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor individu dalam penelitian ini terdiri dari tingkat kesejahteraan, karakteristik sosial ekonomi, dan karakteristik komunikasi masyarakat sekitar. Faktor lingkungan dalam penelitian ini terdiri dari keterlibatan kelompok, dampak aktivitas perusahaan yang dirasakan, dan jarak tempat tinggal terhadap perusahaan. Adapun faktor lain yang diduga mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan adalah adanya upaya perusahaan untuk mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar. Upaya perusahaan tersebut terdiri dari penerapan pola komunikasi perusahaan dan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Adapun aspek persepsi yang dikaji, yaitu (1) persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan; (2) persepsi terhadap situasi tenaga kerja perusahaan; (3) persepsi terhadap proses produksi perusahaan; (4) persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan; (5) persepsi terhadap dampak sosial keberadaan perusahaan; (6) persepsi terhadap dampak ekonomi keberadaan perusahaan; dan (7) persepsi terhadap dampak lingkungan hidup keberadaan perusahaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi: (1) persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan dan (2) upaya yang dilakukan perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar. Lokasi penelitian ini adalah PT. IKPP Mills Tangerang dan masyarakat sekitar PT. IKPP Mills Tangerang yaitu RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kualitatif sebagai penunjang metode utama. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini antara lain: (1) tidak tersedianya data sekunder mengenai penduduk di RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang yang mengakibatkan peneliti tidak dapat menerapkan sistem pengundian dalam menentukan responden penelitian sebagaimana yang seharusnya diterapkan dalam metode simple random sampling. Oleh karena itu, responden dalam penelitian ini diasumsikan homogen dalam hal merasakan dampak aktivitas perusahaan dan (2) keterbatasan untuk mengetahui pendapat obyektif responden terhadap perusahaan karena situasi yang tercipta di masyarakat saat penelitian berlangsung.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) terdapat 87,5 persen responden dengan persepsi positif

(4)

perusahaan, (4) terdapat 60 persen responden dengan persepsi negatif terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan; (5) terdapat 87,5 persen responden dengan persepsi positif terhadap dampak sosial keberadaan perusahaan; (6) terdapat 97,5 persen responden dengan persepsi positif terhadap dampak ekonomi keberadaan perusahaan; dan (7) terdapat 82,5 persen responden dengan persepsi positif terhadap dampak sosial keberadaan perusahaan.

Faktor individu yang berhubungan dengan persepsi tersebut antara lain tingkat kesejahteraan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, keterdedahan terhadap penerimaan pesan kegiatan sosial perusahaan, dan keterdedahan kebutuhan informasi tentang perusahaan. Faktor-faktor individu tersebut berhubungan dengan aspek persepsi yang berbeda. Tingkat kesejahteraan dan status sosial berhubungan dengan persepsi terhadap situasi tenaga kerja perusahaan; tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan keterdedahan dalam penerimaan informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan berhubungan dengan persepsi terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan; keterdedahan dalam penerimaan informasi mengenai kegiatan sosial perusahaan berhubungan dengan persepsi terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan dan persepsi terhadap proses produksi perusahaan; dan kebutuhan informasi tentang perusahaan berhubungan dengan persepsi terhadap dampak ekonomi kehadiran perusahaan.

Adapun faktor lingkungan yang berhubungan dengan persepsi adalah dampak keberadaan perusahaan yang dirasakan oleh responden. Faktor tersebut berhubungan dengan persepsi responden terhadap bahan baku, mesin, dan peralatan perusahaan. Selain faktor individu dan faktor lingkungan responden, terdapat pula upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar. Upaya perusahaan dalam memperbaiki persepsi masyarakat sekitar dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang dengan menjalin hubungan komunikasi dan melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Kedua upaya perusahaan tersebut memiliki andil besar bagi keberlanjutan keberadaan perusahaan di wilayah tersebut.

(5)

(Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong

Utara, Kabupaten Tangerang)

SITI HANI RAHMANITA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(6)

Judul : Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang)

Nama Mahasiswa : Siti Hani Rahmanita Nomor Mahasiswa : I34050585

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi NIP. 19690108 199303 2 001

Mengetahui,

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ketua

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003

(7)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG (KASUS: RT 005/002 KAMPUNG BARU

SELATAN, KECAMATAN SERPONG UTARA, KABUPATEN

TANGERANG)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK/LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Januari 2010

Siti Hani Rahmanita I34050585

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan H. Abdul Wasyi dan Hj. Siti Nurjanah. Kakak penulis bernama M. Imam Kurniawan dan M. Reza Salahudin, dan adik penulis bernama M. Auliya Rizqi. Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 23 Oktober 1986.

Penulis menempuh pendidikan formal di SD Negeri Merdeka 5 Bandung (1992-1993), SLTP Negeri 32 Surabaya (1999-2002), SMA Negeri 9 Surabaya (2002-2005), dan Institut Pertanian Bogor dengan mayor Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat dan minor Ilmu Konsumen (2005-2009). Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan dan kegiatan kepanitiaan. Penulis pernah tergabung dalam Tim Majalah Dinding BEM Faperta Kabinet Metamorfosa sebagai Tim Redaksi pada saat menempuh tahun pertama di IPB yaitu Tahap Persiapan Bersama (TPB) tahun 2005-2006. Kegiatan kemahasiswaan yang pernah diikuti penulis selama berada di Departemen KPM FEMA antara lain Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ”Lensa” (2007-2008) dan Divisi Fotografi dan Sinematografi Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (Himasiera) pada tahun 2007. Selain itu, penulis juga mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan, seperti kepanitiaan Masa Perkenalan Departemen KPM IPB sebagai anggota divisi medis (2007), Masa Perkenalan FEMA IPB sebagai divisi medis (2007), dan merupakan panitia publikasi dan dokumentasi pada acara Communication and Comunity Development Expo (COMMNEX) 2008.

Penulis memiliki minat di beberapa bidang yaitu antara lain jurnalistik, penulisan, pengembangan kewirausahaan, dan corporate social responsibility, sehingga ingin mendalaminya dengan mengikuti beberapa pelatihan, seminar, dan kompetisi yang terkait dengan bidang-bidang tersebut. Adapun pelatihan dan

(9)

seminar yang pernah diikuti penulis antara lain Pelatihan Jurnalistik Metro TV (2007), Pelatihan Jurnalistik Anteve (2008), dan Seminar CSR (2007). Beberapa acara kompetisi yang pernah diikuti penulis antara lain Lomba Cerpen “Art IPB’s Days” (2006), Lomba Bazaar Pojok Enterpreneur “Modal Minimum Hasil Maksimum” yang diadakan oleh Pojok BNI IPB (2007), Bussiness Competition Divisi PSDM BEM FEMA (2008), dan Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Corporate Social Responsibility (CSR) BRI sebagai rangkaian acara COMMNEX 2008. Salah satu dari beberapa lomba tersebut membuahkan prestasi karena penulis bersama kedua rekan yang tergabung dalam satu tim berhasil meraih Juara 1 LKTM CSR BRI dalam acara COMMNEX 2008.

(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya

dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang)”.

Terimakasih yang setulus-tulusnya penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan skripsi ini. Terimakasih kepada Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia berbagi ilmu dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sehingga penulis dapat lebih memahami mengenai persepsi masyarakat sekitar dan dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih pula penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS dan Heru Purwandari, S.P, MSi atas kesediannya untuk menguji skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak perusahaan yaitu Ibu Estetia Permatasari dan pihak masyarakat sekitar yaitu warga RT 005/002 Kampung Baru Selatan atas kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi masyarakat sekitar perusahaan yaitu persepsi penduduk RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang terhadap PT. IKPP Mills Tangerang berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan responden. Selain itu, skripsi ini ini juga mengidentifikasi adanya upaya pihak PT. IKPP Mills Tangerang dalam memperbaiki persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitasnya dengan penerapkan kegiatan komunikasi dan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2010

(11)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya berbagai pihak yang telah turut andil dalam membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Pihak-pihak tersebut telah membantu penulis dengan menyumbangkan pemikiran, memberikan masukan, dan mendukung penulis baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya, diantaranya kepada:

1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi sebagai dosen pembimbing, atas segala bimbingan, motivasi, saran, dan pemikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS sebagai dosen penguji utama atas kesediaannya untuk menguji skripsi ini dan memberikan saran yang berarti.

3. Heru Purwandari, S.P, MSi sebagai dosen penguji wakil Departemen Sains KPM atas kesediaannya untuk menguji skripsi ini dan memberikan saran. 4. Kedua orang tuaku tercinta, H. Abdul Wasyi dan Hj. Rd. Siti Nurjanah, yang

telah memberikan segenap kasih sayangnya, motivasi, dukungan moril dan materil sehingga penulis tidak kekurangan suatu apapun, serta kakak-adikku tersayang: Imam, Reza, Rizqi, dan Teh Ririn yang telah menghilangkan segenap kejenuhan dan memotivasiku untuk segera menyelesaikan penelitian ini.

5. Bu Estetia Permatasari, Pak Chandra, dan Pak Andre selaku pihak perusahaan yang telah membantu dalam memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti mengenai PT. IKPP Mills Tangerang. Terima kasih atas penerimaannya terhadap peneliti sehingga penelitian ini dapat terlaksana

6. Seluruh warga RT 005/002 Kampung Baru Selatan. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaannya dalam menerima peneliti

7. Taye, Rini, Ika Puz, Puty, Indah, Nunik, Hesti, Rofian, dan Egi. Terimakasih atas segala cerita, semangat dan dukungannya selama ini.

8. Teman seperjuangan: Avira dan Fahmi, terimakasih atas kerjasama, bantuan dan motivasi yang telah diberikan selama menyelesaikan penelitian ini. Keep fight!

(12)

9. Teman kosan abadi: Elen dan Aya, atas segala hal-hal lucu dan seru yang telah kita lewati bersama.

10. Teman sekamarku di asrama putri TPB-IPB A3 kamar 396: Maria, Veby, dan Nindya. Terimakasih atas segala kenangan manis yang telah kita bagi bersama.

11. Keluarga besar Elegant. Mbak-mbak dan adik-adik yang baik: Mbak Nelly, Mbak Retno, Mbak Novi, Mbak Rika, Dini, Syifa, Febri, dan Nindi atas segala dukungan dan do’anya, serta cerita-cerita yang bisa memperkaya pengetahuan dan pengalaman penulis.

12. Seluruh teman-teman KPM 42, yang senantiasa menularkan semangat dan memberikan inspirasi, terimakasih atas segalanya.

13. Semua pihak yang telah memberikan semangat, dukungan, dan do’a.

Bogor, Januari 2010

(13)

DAFTAR ISI

Halaman Daftar Isi ... i Daftar Tabel ... v Daftar Gambar ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Penulis dan Kalangan Akademisi ... 5

1.4.2 Bagi Perusahaan ... 5

1.4.3 Bagi Masyarakat dan Instansi Terkait ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Persepsi ... 6

2.1.1 Pengertian Persepsi ... 6

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 8

2.2 Karakteristik Komunikasi Masyarakat Sekitar Perusahaan ... 11

2.3 Aktivitas Perusahaan dan Dampaknya terhadap Masyarakat Sekitar ... 12

2.4 Upaya Perusahaan untuk Memperbaiki Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas Perusahaan ... 15

2.4.1 Pola Komunikasi Perusahaan ... 16

2.4.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 17

2.5 Kerangka Pemikiran ... 20

2.6 Hipotesis Uji ... 22

2.7 Hipotesis Pengarah ... 23

2.8 Definisi Konseptual ... 24

(14)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.3 Penentuan Responden dan Informan Penelitian... 33

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 35

3.6 Keterbatasan Penelitian ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI ... 37

4. 1 Gambaran Umum Kelurahan Pakulonan ... 37

4.1.1 Letak Administrasi dan Kondisi Geografis ... 37

4.1.2 Kondisi Kependudukan Kelurahan Pakulonan ... 39

4.1.3 Mata Pencaharian Penduduk ... 39

4.1.4 Tingkat Pendidikan Penduduk ... 41

4.1.5 Kehidupan Beragama ... 41

4.1.6 Ketersediaan Fasilitas Umum ... 42

4.2 Gambaran Umum RT 005/002 Kampung Baru Selatan ... 47

4.2.1 Letak dan Kondisi Geografis ... 47

4.2.2 Karakteristik Penduduk ... 49

4.2.3 Infrastruktur dan Suprastruktur ... 50

BAB V GAMBARAN UMUM PT. IKPP MILLS TANGERANG ... 53

5.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 53

5.2 Profil Perusahaan ... 54

5.3 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ... 54

5.3.1 Visi dan Misi PT. IKPP Tangerang... 55

5.3.2 Tujuan PT. IKPP Mills Tangerang ... 55

5.4 Kebijakan Perusahaan ... 57

5.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 57

BAB VI FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN RESPONDEN PENELITIAN ... 58

(15)

6.1

Faktor Individu Responden Penelitian ... 58

6.1.1 Tingkat Kesejahteraan ... 58

6.1.2 Karakteristik Sosial Ekonomi ... 59

6.1.3 Karakteristik Komunikasi Masyarakat Sekitar ... 63

6.2 Faktor Lingkungan Responden Penelitian ... 83

6.2.1 Keterlibatan Kelompok ... 83

6.2.2 Dampak Aktivitas Perusahaan (Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup) ... 84

6.2.3 Jarak Tempat Tinggal Responden terhadap PT. IKPP Mills Tangerang ... 87

BAB VII PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG ... 87

7.1 Persepsi Responden terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan PT. IKPP Mills Tangerang ... 87

7.2 Persepsi Responden terhadap Situasi Tenaga Kerja PT. IKPP Mills Tangerang ... 89

7.3 ... Pe rsepsi Responden terhadap Proses Produksi PT. IKPP Mills Tangerang ... 90

7.4 ... Pe rsepsi Responden terhadap Limbah yang Dihasilkan PT. IKPP Mills Tangerang ... 90

7.5 ... Pe rsepsi Responden terhadap Dampak Keberadaan PT. IKPP Mills Tangerang ... 91

7.5.1 ... Da mpak Sosial ... 91 7.5.2 ... Da mpak Ekonomi ... 92 7.5.3 ... Da mpak Lingkungan ... 93

BAB VIII HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN DENGAN PERSEPSI

(16)

MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP

AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG ... 95 8.1 Hubungan Antara Faktor Individu dengan Persepsi Masyarakat

Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang ... 95 8.1.1 ... H

ubungan Antara Tingkat Kesejahteraan dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills

Tangerang ... 95 8.1.2 ... H

ubungan Antara Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap PT. IKPP Mills

Tangerang ... 96 8.1.3 ... H

ubungan Antara Karakteristik Komunikasi dengan Persepsi Responden terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills

Tangerang ... 103 8.1.4 ... Hub

ungan Antara Ekspektasi Responden terhadap

PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi Responden ... 114

8.2 ... Hub ungan Antara Faktor Lingkungan dengan Persepsi

Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills

Tangerang ... 115 8.2.1 Hubungan Antara Keterlibatan dalam Kelompok

dengan Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Aktivitas

PT. IKPP Mills Tangerang ... 115 8.2.2 ... Hub

ungan Antara Dampak Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang Dirasakan dengan Persepsi

Masyarakat Sekitar terhadap PT. IKPP Mills Tangerang ... 116 8.2.3 ... Hub

ungan Antara Jarak Tempat Tinggal terhadap

PT. IKPP Mills Tangerang dengan Persepsi Masyarakat

Sekitar terhadap Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang ... 118

BAB IX UPAYA PERUSAHAAN DALAM MEMPERBAIKI

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR ... 120 9.1 Karakteristik Komunikasi PT. IKPP Mills Tangerang ... 120 9.2 Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT. IKPP Mills

(17)

9.3 Pengaruh Upaya Perusahaan dalam Memperbaiki Persepsi

Masyarakat Sekitar terhadap Persepsi Masyarakat Sekitar... 124

9.3.1 Pengaruh Upaya Komunikasi Perusahaan terhadap Persepsi Masyarakat Sekitar ... 124

9.3.2 Pengaruh Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Persepsi Masyarakat Sekitar ... 127

BAB XI KESIMPULAN DAN SARAN ... 130

10.1 Kesimpulan ... 130

10.2 Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Pola Tahap-tahap Kedermawanan Sosial ... 18

Tabel 2. Data yang Diperlukan dalam Penelitian dan Metode Pengumpulan Data ... 34

Tabel 3. Luas dan Persentase Lahan Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Penggunaannya ... 38

Tabel 4. Luas dan Persentase Lahan Berdasarkan Jenis Tanah ... 38

Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ... 39

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kewarganegaraan ... 39

Tabel 7. Jumlah dan Persentase Penduduk Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 40

Tabel 8. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 41

Tabel 9. Jumlah dan Persentase Pemeluk Agama Kelurahan Pakulonan ... 42

Tabel 10. Jumlah Sarana Pendidikan Umum ... 43

Tabel 11. Jumlah Sarana Pendidikan Nonformal ... 43

Tabel 12. Jumlah Fasilitator Kesehatan Keluarga ... 44

Tabel 13. Jumlah Anggota Kelompok Kepemudaan ... 45

Tabel 14. Jumlah Sarana Peribadatan ... 45

Tabel 15. Jumlah Niaga di Kelurahan Pakulonan Berdasarkan Jenisnya ... 46

Tabel 16. Tujuan dan Sasaran PT. IKPP Tangerang ... 56

Tabel 17. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan Prioritas Kebutuhannya ... 59

Tabel 18. Jumlah, Persentase, dan Kategori Responden Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi ... 59

Tabel 19. Persentase Keterdedahan Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Penerimaan Informasi Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang ... 65

Tabel 20. Jumlah dan Persentase Aspek Penerimaan Informasi Responden Berdasarkan Sumber Penerimaan Informasinya ... 67

Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Pencarian Informasi Perusahaan ... 69

(19)

Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kebutuhan

Informasi ... 71 Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sumber

Pencarian Informasi Tentang PT. IKPP Mills Tangerang ... 72 Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis

Aktivitas Penyampaian Umpan-Balik ... 73 Tabel 25. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Proses

Penyampaian Umpan-Balik Kepada PT. IKPP Mills

Tangerang ... 74 Tabel 26. Persentase Karakteristik Komunikasi PT. IKPP Mills

Tangerang Menurut Responden... 76 Tabel 27. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Ekspektasinya terhadap PT. IKPP Mills Tangerang ... 77 Tabel 28. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Pemenuhan Ekspektasinya oleh PT. IKPP Mills Tangerang ... 79 Tabel 29. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Pengetahuan dan Penerimaan Responden terhadap Kegiatan

Sosial Perusahaan ... 80 Tabel 30. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Keanggotaan, Keaktifan, dan Pengaruh Kelompok

Masyarakat Sekitar ... 84 Tabel 31. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Dampak

Aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang yang Dirasakannya ... 86 Tabel 32. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jarak

Tempat Tinggal Responden terhadap Perusahaan ... 87 Tabel 33. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya

terhadap Bahan Baku, Mesin, dan Peralatan yang

Digunakan PT. IKPP Mills Tangerang ... 89 Tabel 34. Jumlah dan Persentase Reaponden Menurut Persepsinya

terhadap Situasi Tenaga Kerja PT. IKPP Mills Tangerang ... 90 Tabel 35. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya

terhadap Proses Produksi PT. IKPP Mills Tangerang ... 90 Tabel 36. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya

terhadap Limbah yang Dihasilkan PT. IKPP Mills

Tangerang ... 91 Tabel 37. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya

terhadap Dampak Sosial Keberadaan PT. IKPP Mills

(20)

Tabel 38. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya terhadap Dampak Ekonomi Keberadaan PT. IKPP Mills

Tangerang ... 93 Tabel 39. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsinya

terhadap Dampak Lingkungan Keberadaan PT. IKPP Mills

Tangerang ... 93 Tabel 40. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Tingkat Kesejahteraan ... 95 Tabel 41. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi

Antara Aspek Persepsi dan Jenis Kelamin ... 97 Tabel 42. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi

Antara Aspek Persepsi dan Status Sosial ... 98 Tabel 43. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Tingkat Pendidikan ... 100 Tabel 44. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi

Antara Aspek Persepsi dan Jenis Pekerjaan ... 101 Tabel 45. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Tingkat Pendapatan Individu ... 102 Tabel 46. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Tingkat Pendapatan Keluarga... 103 Tabel 47. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Penerimaan Informasi Mengenai Kegiatan

Produksi PT. IKPP Mills Tangerang ... 104 Tabel 48. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Penerimaan Informasi Mengenai

Lowongan Pekerjaan PT. IKPP Mills Tangerang ... 105 Tabel 49. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Penerimaan Informasi Mengenai Kegiatan

Sosial PT. IKPP Mills Tangerang ... 106 Tabel 50. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Pencarian Informasi Mengenai

PT. IKPP Mills Tangerang ... 108 Tabel 51. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Keinginan Mengetahui Informasi

Terbaru Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang ... 109 Tabel 52. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Pencarian Kebenaran Informasi

Mengenai PT. IKPP Mills Tangerang ... 110 Tabel 53. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Kebutuhan Informasi Mengenai

(21)

Tabel 54. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek Persepsi dan Penyampaian Keluhan Responden

terhadap PT. IKPP Mills Tangerang ... 113 Tabel 55. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Keterbukaan PT. IKPP Mills Tangerang

dalam Menanyakan Pendapat Responden ... 114 Tabel 56. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Ekspektasi Responden

terhadap PT. IKPP Mills Tangerang ... 115 Tabel 57. Nilai X² Hitung, X² Tabel, dan Koefisien Kontingensi

Antara Aspek Persepsi dan Keanggotaan

Responden dalam Kelompok ... 116 Tabel 58. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Dampak Aktivitas PT. IKPP Mills

Tangerang yang Dirasakan Responden ... 118 Tabel 59. Nilai Koefisien Korelasi (r) dan P Value Antara Aspek

Persepsi dan Jarak Tempat Tinggal Responden

(22)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Skema Sistem Output Input dalam Proses Industri ... 13 Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran ... 22 Gambar 3. Peta Kampung Baru Selatan ... 48 Gambar 4. Ekspektasi Responden terhadap Perusahaan ... 78 Gambar 5. Penerima Sumbangan Sosial Perusahaan Menurut

Masyarakat Sekitar ... 82 Gambar 6. Dampak Kehadiran Perusahaan terhadap Responden ... 85

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki dampak terhadap masyarakat di sekitarnya, baik positif maupun negatif. Begitupun sebaliknya, pandangan atau tindakan masyarakat sekitar perusahaan dapat mempengaruhi keberlanjutan keberadaan sebuah perusahaan di wilayah tertentu. Interaksi di antara keduanya merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan karena mereka berada dalam lingkungan yang sama. Aktivitas perusahaan memiliki dampak terhadap masyarakat sekitarnya. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif seperti antara lain penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan ekonomi, maupun dampak negatif seperti antara lain penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun, bagian mana yang lebih menonjol dari kedua dampak tersebut tergantung dari sudut mana masyarakat memandangnya. Apabila dampak positif lebih menonjol dibandingkan dampak negatif di mata masyarakat sekitar, maka hal tersebut tentu akan menguntungkan bagi perusahaan. Hal yang tidak diinginkan adalah apabila yang terjadi merupakan hal yang sebaliknya. Akibatnya, kegiatan perusahaan dan proses produksinya dapat terhambat sebagaimana yang dialami oleh PT. Freeport Indonesia pada tahun 20061.

Cara masyarakat sekitar memandang perusahaan disebut sebagai persepsi. Leavitt (1978) menyatakan bahwa persepsi (perception) adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi masyarakat ini dibentuk oleh faktor individu dan faktor lingkungan. Rakhmat (2005) menyebutnya sebagai faktor personal dan situasional, sedangkan

1

PT. Freeport Indonesia menghentikan sementara kegiatan di kantor dan produksinya pada tanggal 22 Februari 2006 akibat adanya penutupan ruas jalan dan pemukiman karyawan PT. Freeport Indonesia ke lokasi pengolahan dan penambangan Grasberg oleh sekitar 500 warga Kampung Kali Kabur dan Banti, Distrik Tembagapura (Ambadar, 2008).

(24)

Krech dan Cruthfield (1997:235) dalam Rakhmat (2005) menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural.

Kebutuhan merupakan salah satu contoh faktor personal yang membentuk persepsi. Ambadar (2008) menyatakan bahwa sebuah pabrik atau bentuk usaha lain di lingkungan yang tertinggal dari segi ekonomi diharapkan dapat menjadi penolong bagi masyarakat di sekitarnya, sebagai pengaruh dari kehadirannya tersebut. Apabila hal tersebut tidak terjadi, maka masyarakat akan mudah dipengaruhi oleh pihak lain yang memiliki kepentingan buruk terhadap perusahaan. Hal tersebut mengartikan juga bahwa apabila kebutuhan masyarakat terpenuhi oleh kehadiran perusahaan, maka masyarakat cenderung memiliki persepsi positif terhadap perusahaan sehingga tidak mudah untuk dipengaruhi oleh pihak lain.

Menurut Ambadar (2008), paradigma perusahaan yang hanya berorientasi memperoleh laba (profit) sebesar-besarnya sudah mulai bergeser dan mulai berupaya memberikan dampak positif keberadaannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Lebih lanjut Ambadar (2008) memaparkan bahwa komunitas bisnis di berbagai negara telah semakin menyadari bahwa pembangunan berkelanjutan suatu perusahaan hanya dapat dipertahankan apabila terdapat keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup yang mendukungnya. Aktivitas kepedulian perusahaan ini salah satunya diwujudkan dalam tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar. Salah satu praktik tanggung jawab sosial perusahaan yang menonjol di Indonesia menurut Ambadar (2008) adalah penekanan pada aspek pemberdayaan masyarakat (community development), meskipun tanggung jawab sosial tidak hanya merupakan community development. Hal ini sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang berdasarkan data pemerintah masih berada dalam kemiskinan2. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab

2

Data pemerintah menyebutkan jumlah kemiskinan di Indonesia lebih dari 30% populasi, sedangkan pengangguran sudah mencapai 40 juta orang penduduk (Ambadar, 2008).

(25)

perusahaan sebagai upaya pengembangan masyarakat berdasarkan hasil penelitian Herlin (2008) adalah untuk mempublikasikan keberadaannya sehingga hubungan yang baik dengan stakeholder (dalam hal ini masyarakat) dapat terwujud dan membina hubungan baik dengan masyarakat sehingga tidak terjadi konflik.

Upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar lainnya adalah melalui penerapan komunikasi perusahaan. Menurut Hadi (2001) hubungan perusahaan dengan komunitas merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan perusahaan untuk memelihara dan membina hubungan dengan lingkungannya melalui komunikasi yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, komunikasi perusahaan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat.

PT. Indah Kiat Pulp and Paper Mills (PT. IKPP) Tangerang merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang berdiri di tengah masyarakat. Laporan keberlanjutan lingkungan dan sosial Asia Pulp and Paper (APP) untuk Indonesia tahun 2005-2006 menyebutkan bahwa PT. IKPP Mills Tangerang merupakan pabrik kertas pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO 14001 pada tahun 1996. PT. IKPP Mills Tangerang telah mendapatkan peringkat ”hijau” dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) pada periode 2006-2007 yang dikembangkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup (www.menlh.go.id, 20/10/2009, 19:00). Peringkat tersebut menandakan bahwa perusahaan telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, dan mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle dan Recovery). Selain itu, atas komitmennya untuk melestarikan lingkungan, PT. IKPP Mills Tangerang juga menerima penghargaan lingkungan dari Bupati Tangerang H. Ismet Iskandar dan OHSAS 18001 Awards pada tahun 2007.

Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh PT. IKPP Mills Tangerang tersebut sejalan dengan komitmennya yaitu untuk menjalankan usahanya secara berkelanjutan, dimana perusahaan menggunakan definisi usaha berkelanjutan Bank Dunia (jms dan brn, 2007). Definisi usaha berkelanjutan tersebut terdiri atas tiga pilar, yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Adapun kegiatan sosial yang

(26)

telah dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang secara rutin antara lain sunatan massal, program beasiswa, bantuan sarana dan prasarana komunitas sekitar pabrik, dan lainnya.

Sejauhmana upaya perusahaan tersebut dapat memperbaiki persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan merupakan hal yang menarik peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. Peneliti juga tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat di sekitar perusahaan dan bagaimana upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar guna menjamin sustainability perusahaan di wilayah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan?

2. Bagaimana upaya PT. IKPP Mills Tangerang untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi:

1. Persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas PT. IKPP Mills Tangerang berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan.

2. Upaya yang dilakukan PT. IKPP Mills Tangerang untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitar.

(27)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi, perusahaan, dan masyarakat serta instansi terkait. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Penulis dan Kalangan Akademisi

Tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis dan kalangan akademisi mengenai persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan. Selain itu, penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah didapatkan di bangku perkuliahan.

1.4.2 Bagi Perusahaan

Tulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan mengenai persepsi masyarakat sekitar terhadap aktivitas perusahaan dan juga hubungannya dengan upaya perusahaan untuk memperbaiki persepsi masyarakat sekitarnya. Hal ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat demi keberlangsungan perusahaan di wilayah tersebut.

1.4.3 Bagi Masyarakat dan Instansi Terkait

Masyarakat dapat menambah pengetahuan mengenai aktivitas perusahaan. Sedangkan bagi instansi terkait, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan keberadaan perusahaan.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

Berikut ini akan dikemukakan beberapa hal mengenai persepsi, yaitu pengertian persepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2005). Lebih lanjut Rakhmat (2005) menyatakan bahwa persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Leavitt (1978) menyatakan pengertian persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Hal tersebut juga berarti bahwa setiap orang menggunakan kacamata sendiri-sendiri dalam memandang dunianya.

Atkinson dan Hilgard (1991) sebagaimana dikutip oleh Hadi (2001) menyatakan bahwa sebagai suatu cara pandang atau penilaian, persepsi termasuk proses komunikasi yang timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus itu masuk ke dalam otak, di sini stimulus diartikan, ditafsirkan dan diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi. Sejalan dengan hal tersebut, Harihanto (2001) sebagaimana dikutip oleh Pandeangan (2005) menyatakan bahwa persepsi pada hakikatnya adalah pandangan, interpretasi, penilaian, harapan atau aspirasi seseorang terhadap obyek. Persepsi dibentuk melalui serangkaian proses yang diawali dengan menerima rangsangan atau stimulus dari obyek oleh indera dan dipahami dengan interpretasi atau penafsiran tentang obyek yang dimaksud.

Menurut Atkinson dan Hilgard (1983), teori yang berkenaan dengan persepsi adalah teori Gestalt, dimana teori tersebut memiliki prinsip bahwa persepsi bertindak untuk menarik data sensorik menjadi suatu pola keseluruhan (holistic pattern). Oleh sebab itu, keseluruhan lain dengan jumlah/penjumlahan

(29)

bagian. Prinsip Gestalt tersebut digambarkan melalui fenomena-fenomena persepsi yang dapat digolongkan menjasi 3 kelas/tingkatan, yaitu:

1. Organisasi persepsi (perceptual organization)

Organisasi persepsi berkaitan dengan ketergantungan apa yang dihayati dengan hubungan antara bagian konfigurasi stimulus. Contoh asumsinya adalah hukum kesederhanaan (Law of simplicity) yaitu penghayatan berkaitan dengan penafsiran stimulus yang termudah dan termungkin. Fenomena yang termasuk dalam pengorganisasian persepsi adalah dampak gambar dan latar (figure and ground effects) serta pengelompokkan persepsi (perceptual grouping). Salah satu faktor penyebab terjadinya dampak gambar dan latar adalah perhatian selektif (selective attention).

2. Konstansi persepsi (perceptual constancy)

Konstansi persepsi berkaitan dengan tendensi agar setiap obyek tampak sama walaupun terdapat perubahan pada stimulus yang mencapai reseptor.

3. Ilusi persepsi (perceptual illusion)

Ilusi adalah penghayatan yang salah sehingga keadaannya berbeda dengan keadaan yang digambarkan oleh ilmu pengetahuan alam dengan bantuan instrumen pengukurannya. Terdapat ilusi fisik (physical) dan ilusi persepsi (perceptual). Ilusi fisik disebabkan oleh faktor eksternal yaitu semua bayangan yang disababkan oleh adanyan penyimpangan stimulus yang mencapai reseptor kita, dan ilusi persepsi adalah ilusi yang timbul dalam sistem persepsi. Terdapat pula ilusi geometrik yang merupakan bagian dari ilusi persepsi yaitu penggambaran garis-garis yang beberapa aspeknya berubah menurut persepsinya. Berkaitan dengan pengertian persepsi, terdapat konsep mengenai persepsi selektif. Konsep persepsi selektif mengemukakan bahwa proses pemberian makna pada stimuli sangat ditentukan oleh karakteristik individu, termasuk harapan. Individu memilih stimuli tertentu dan mengabaikan stimuli lainnya. Salah satu contohnya adalah individu yang memandang perusahaan memberikan dampak positif terhadap dirinya karena perusahaan tersebut melakukan kegiatan tanggung jawab sosial kepada masyarakat di sekitarnya, dengan mengabaikan dampak

(30)

negatif kehadiran perusahaan tersebut bagi lingkungannya. Individu tersebut telah melakukan persepsi selektif terhadap perusahaan.

Persepsi selektif merupakan suatu jenis kebutuhan psikologis karena membantu orang untuk memelihara keseimbangannya dalam proses untuk mencapai tujuan-tujuannya, meskipun bersifat menipu diri sendiri. Menurut Leavitt (1978) persepsi selektif adalah salah satu cara pertahanan yang digunakan oleh individu untuk menghindari sesuatu hal yang tidak mengenakkan, yaitu pertahanan terhadap masuknya hal-hal yang dapat belum diseleksi yang agak mengganggu keseimbangan (equilibrium) seseorang. Kaidah keseluruhan tentang persepsi yang selektif adalah: (1) orang melihat kepada hal-hal yang mereka anggap akan membantu memuaskan kebutuhan-kebutuhan, (2) mengabaikan hal-hal yang mengganggu, dan kemudian (3) melihat kepada gangguan-gangguan yang berlangsung lama dan yang meningkat.

Berdasarkan pengertian persepsi di atas, maka dapat diketahui bahwa proses pembentukkan persepsi merupakan proses yang terjadi pada diri individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa persepsi masyarakat merupakan suatu hal yang tidak ada. Menurut Mayo (1998:162) sebagaimana dikutip oleh Suharto (2005), masyarakat dapat diartikan dua konsep, yaitu: (1) masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah geografi yang sama dan (2) masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Persepsi masyarakat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah persepsi beberapa individu yang dianggap dapat mewakili masyarakat lainnya dalam wilayah yang sama.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional (Rakhmat, 2005). Krech dan Cruthfield (1997:235) sebagaimana dikutip oleh Rakhmat (2005) menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk dalam faktor-faktor personal. Persepsi tidak ditentukan

(31)

oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut. Selain itu, percobaan yang dilakukan oleh Bruner dan Goodman menunjukkan bahwa nilai sosial suatu obyek bergantung pada kelompok sosial orang yang menilai.

Berawal dari hal tersebut, Krech dan Crutchfield (1997) dalam Rakhmat (2005) merumuskan dalil persepsi yang pertama: persepsi bersifat selektif secara fungsional. Artinya, obyek-obyek yang mendapat tekanan dalam persepsi individu biasanya obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Contohnya adalah pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi.

b. Faktor Struktural

Faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Teori Gestalt merupakan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat struktural yang dirumuskan oleh para psikolog Gestalt, seperti Kohler, Warthmeimer (1959), dan Kofka. Teori ini menyatakan bahwa apabila individu mempersepsi sesuatu, maka individu tersebut mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Indvidu tidak melihat bagian-bagiannya, lalu menghimpunnya. Berdasarkan prinsip tersebut, Krech dan Crutchchfield (1997) sebagaimana dikutip oleh Rakhmat (2005) menyatakan dalil persepsi yang kedua: medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti, yang memiliki makna bahwa individu mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang diterima tidak lengkap, individu akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsinya.

Berdasarkan hubungannya dengan konteks, Krech dan Crutchchfield (1997) sebagaimana yang dikutip oleh Rakhmat (2005) menyebutkan dalil persepsi yang ketiga: sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat substruktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.

(32)

Selain beberapa faktor tersebut, persepsi juga dipengaruhi oleh faktor perhatian (Rakhmat, 2005). Andersen (1972:46) dalam Rakhmat (2005) menyatakan bahwa perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Adapun perhatian ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.

Berdasarkan Rakhmat (2005) faktor eksternal atau faktor situasional terdiri dari stimuli yang diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan. Sedangkan faktor internal penarik perhatian antara lain dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor-faktor sosiopsikologis. Lebih lanjut Rakhmat (2005) menyatakan bahwa motif sosiogenis, sikap, kebiasaan, dan kemauan, mempengaruhi apa yang individu perhatikan.

Menurut Leavitt (1978) persepsi individu ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan mereka. Individu melihat apa yang penting bagi kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan mereka. Hal ini juga dapat berarti bahwa orang melihat apa yang ingin mereka lihat atau melihat apa yang tidak ingin mereka lihat, tetapi tetap sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu.

Selain faktor kebutuhan di atas, Leavitt (1978) juga menyatakan bahwa cara individu melihat dunia adalah berasal dari kelompoknya serta keanggotaannya dalam masyarakat. Artinya, terdapat pengaruh lingkungan terhadap cara individu melihat dunia yang dapat dikatakan sebagai tekanan-tekanan sosial. Maka, Leavitt (1978) menyimpulkan bahwa persepsi merupakan tafsiran individu secara keseluruhan tentang kenyataan, gagasan-gagasan individu tentang apa yang benar dan, untuk sebagian besar, apa yang penting dan apa yang betul berasal dari cara-cara yang telah diajarkan kepada individu tersebut secara selektif untuk melihat dunia.

Hadi (2001) mengutip Mar’at (1984) yang menyatakan bahwa persepsi sebagai proses pengamatan yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuan. Manusia mengamati suatu obyek psikologik akan dipengaruhi oleh kepribadiannya. Obyek psikologik tersebut dapat berupa kejadian, ide atau situasi tertentu. Faktor pengalaman, proses belajar dan sosialisasi memberikan bentuk dan struktur

(33)

terhadap apa yang dilihat, sedangkan pengetahuan dan cakrawalanya memberikan arti terhadap obyek psikologi tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Erwiantono (2004) berkaitan dengan faktor-faktor pembentuk persepsi, dapat diketahui bahwa karakteristik sosial ekonomi berhubungan dengan terciptanya persepsi positif komunitas. Adapun faktor-faktor yang berhubungan tersebut adalah faktor jenis pekerjaan dan satus sosial.

2.2 Karakteristik Komunikasi Masyarakat Sekitar Perusahaan

Berdasarkan Hadi (2001) dan Erwiantono (2004), karakteristik komunikasi masyarakat sekitar berhubungan dengan keterdedahan publik sasaran komunikasi dan ekspektasi komunitas terhadap perusahaan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Keterdedahan publik sasaran komunikasi

Hadi (2001) menyatakan bahwa suatu komunikasi publik akan berhasil apabila publik sasaran terdedah oleh aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan. Keterdedahan komunikasi perusahaan menurut Hadi (2001) adalah kegiatan pencarian informasi dan penerimaan pesan yang dialami anggota komunitas terhadap kegiatan komunikasi perusahaan.

2. Ekspektasi komunitas terhadap perusahaan

Menurut Ambadar (2008) suatu bisnis yang bertanggung jawab secara sosial mempertimbangkan tidak hanya ”apa yang terbaik bagi perusahaannya”, tetapi juga ”apa yang terbaik bagi masyarakat umum”. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk mengetahui apa yang diharapkan oleh masyarakat sekitar terhadap kehadirannya agar dapat memenuhi kebutuhannya.

Hadi (2001) mengutip Cutlip dan Center (tt) sebagaimana dikutip oleh Effendi (1998) yang menyatakan bahwa kepentingan komunitas itu tercakup dalam sebelas unsur, yaitu: (1) kesejahteraan komersial, (2) dukungan agama, (3) lapangan kerja, (4) fasilitas pendidikan yang memadai, (5) hukum, ketertiban dan keamanan, (6) pertumbuhan penduduk, (7) perumahan beserta kebutuhannya yang sesuai, (8) kesempatan berekreasi dan berkebudayaan yang bervariasi, (9)

(34)

perhatian terhadap keselamatan umum, (10) penanganan kesehatan yang progresif, dan (11) pemerintahan ketataprajaan yang cakap. Kepentingan komunitas tersebut dapat dipenuhi oleh perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan di mana menurut Ambadar (2008) pada awal proses pelaksanaannya dilakukan upaya untuk melihat kebutuhan masyarakat (needs asessment). Adapun Hadi (2001) dalam melakukan penelitiannya merangkum sebelas unsur tersebut menjadi lima kategori, yaitu: (1) peningkatan kesejahteraan sosial (peningkatan taraf hidup, kesehatan dan KB, dukungan agama, kebebasan berekspresi dan berkebudayaan); (2) penyediaan lapangan kerja dan peluang berusaha; (c) penyediaan fasilitas pendidikan, perumahan, dan fasilitas umum; (d) jaminan hukum, ketertiban, dan keamanan; dan (e) penanganan lingkungan hidup yang bijaksana.

Kebutuhan yang masyarakat sekitar harapkan dapat terpenuhi oleh perusahaan ini diduga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar terhadap perusahaan. Hal ini disebabkan salah satu unsur yang mempengaruhi persepsi masyarakat sekitar adalah kebutuhan. Kebutuhan tersebut termasuk dalam faktor individu dalam penelitian ini.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Erwiantono (2004) menunjukkan bahwa karakteristik komunikasi komunitas berhubungan dengan terbentuknya persepsi positif komunitas. Faktor yang berhubungan tersebut adalah keterdedahan dalam aktivitas penerimaan pesan tentang perusahaan dan pemenuhan ekspektasi komunitas di bidang penanganan lingkungan hidup yang bijaksana.

2.3 Aktivitas Perusahaan dan Dampaknya terhadap Masyarakat Sekitar Aktivitas industri dapat digolongkan berdasarkan beberapa kategori, secara garis besar adalah sebagai berikut (Kristanto, 2002):

a. Industri dasar atau hulu

Sifat industri hulu adalah sebagai berikut: padat modal, berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Ciri-ciri lokasinya adalah dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri dan pada

(35)

umumnya lokasi ini belum tersentuh pembangunan. Oleh karena itu, industri hulu membutuhkan perencanaan yang matang beserta tahapan pembangunannya, mulai dari perencanaan sampai operasional. Selain itu, juga membutuhkan pengaturan tata-ruang, rencana pemukiman, pengembangan kehidupan perekonomian, pencegahan kerusakan lingkungan, dan lain-lain.

Adapun dampak dari pembangunan industri ini adalah dapat mengakibatkan perubahan lingkungan, baik dari aspek sosial-budaya maupun pencemaran. Terjadi perubahan tatanan sosial, pola konsumsi, tingkah laku, sumber air, kemunduran kualitas udara, penyusutan sumber daya alam, dan sebagainya. b. Industri hilir

Industri ini merupakan perpanjangan proses industri hulu. Ciri-ciri industri ini adalah mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi, lokasinya selalu diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi madya dan teruji, padat karya.

c. Industri kecil

Ciri-ciri industri kecil adalah banyak berkembang di pedesaan dan perkotaan, memiliki peralatan sederhana, memiliki sistem pengolahan yang lebih sederhana dibandingkan dengan industri hilir, dan padat karya. Namun, industri ini belum memperhatikan sistem tata letak pabrik maupun pengolahan limbah.

Selain penggolongan di atas, terdapat pula penggolongan berdasarkan program pemerintah untuk memudahkan pembinaan. Penggolongan ini membagi industri dasar menjadi industri kimia dasar dan industri mesin dan logam dasar, sedangkan industri hilir sering juga disebut dengan aneka industri (Kristanto, 2004).

Pengelompokkan lainnya secara konvensional yaitu (Kristanto, 2004): a. Industri primer; yaitu industri yang mengubah bahan mentah menjadi bahan

setengah jadi, misalnya pertanian, pertambangan.

b. Industri sekunder; yaitu industri yang mengubah barang setengah jadi menjadi bahan jadi.

(36)

INPUT PROSES PROSES LIMBAH § Bahan baku § Tenaga kerja § Mesin dan peralatan § Limbah § Industri primer § Industri sekunder § Industri tertier § Produk utama § Produk sampingan § Limbah § Bernilai ekonomis § Tak bernilai ekonomis

c. Industri tersier; yaitu industri yang sebagian besar meliputi industri jasa dan perdagangan atau industri yang mengolah bahan industri sekunder.

Adapun skema sistem input-output dan kemungkinan limbah pada proses industri menurut Kristanto (2004) adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Sistem Output Input dalam Proses Industri Sumber: Kristanto (2002)

Menurut Kartono (2002) dampak sosial perkembangan industri dapat dirasakan sangat luas dan mendalam khususnya pada tiga bidang antara lain: a. Status buruh dan pekerja

b. Perubahan pada sifat dan struktur organisasi dari bisnis/usaha/lembaga. c. Penambahan kesejahteraan umum.

Dampak industri terhadap pekerja atau buruh menurut Kartono (2002) antara lain dapat dilihat dari adanya jaminan kerja, jaminan keselamatan kerja, dan jaminan kesejahteraan pekerja. Jaminan kerja dapat dilihat dari pemecatan yang tidak dapat dilakukan tanpa adanya alasan yang rasional sebab diatur oleh undang-undang dan peraturan pemerintah. Jaminan keselamatan kerja dapat dilihat dari berkurangnya bahaya-bahaya dari jenis pekerjaan tertentu dengan penyediaan alat-alat pengaman khusus. Jaminan kesejahteraan kerja dapat dilihat dari adanya fonds-fonds kesejahteraan, dana pensiun, uang jaminan hari tua, jaminan sekuritas ekonomi sepanjang hidup apabila kepala keluarga meninggal dunia dalam menjalankan tugas, dan lain-lain. Selain itu, bentuk pekerjaan diusahakan tidak bersifat monoton dan menjemukan, tetapi diusahakan adanya bentuk tugas yang lebih bervariasi dan seringkali diadakan mutasi kerja untuk mencegah timbulnya rasa bosan, apatis, dan putus asa.

Kartono (2002) juga mengungkapkan dampak hadirnya industri terhadap masyarakat umum (di luar pekerja), antara lain konsumen dapat menikmati

(37)

bermacam-macam hasil produksi pabrik dan perusahaan swasta maupun layanan pemerintah. Oleh karena itu, banyak dirasakan peningkatan kesejahteraan dan peningkatan standar manusia pada umumnya, yang disebabkan oleh banyaknya fasilitas dan kesenangan yang bisa dinikmati manusia dengan adanya macam-macam produk budaya industri pada masa mutakhir ini.

Menurut Kartono (2002) selain dampak positif yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat pula dampak detrimental (merugikan dan merusak) yang dihasilkan oleh adanya industri. Contohnya, sebagai akibat dari proses overproduksi antara lain timbul gejala-gejala:

1) Nafsu-nafsu yang kuat pada kaum industrialis untuk melakukan ekspansi kekuasaan, memperluas daerah pemasaran dan daerah jajahan, yang mengakibatkan berkembangnya persaingan global, monopoli, ekspansionisme, imperialisme, kolonialisme, perang, dan penjajahan.

2) Masyarakat menjadi semakin konsumtif, tidak produktif (one dimensional man, hanya mampu mengkonsumsi/menghabiskan).

3) Orang suka mengejar kemewahan materiil dengan membeli barang-barang mutakhir dan paling baru yang mahal-mahal, sehingga manusia menjadi ”materieel bejacht” atau mengalami haus materiil yang tidak terpuas-puaskan; menjadi boros dan suka menghambur-hamburkan kekayaannya.

4) Manusia menjadi semakin lemah fisik dan mentalnya oleh pemanjaan dengan fasilitas-fasilitas materiil.

5) Masalah polusi (pengotoran, pencemaran) udara, air, sungai, dan tanah atau lahan pertanian yang menjadi semakin parah.

2.4 Upaya Perusahaan dalam Memperbaiki Persepsi Masyarakat Sekitar Upaya perusahaan dalam memperbaiki persepsi masyarakat sekitar dapat dilakukan melalui kegiatan komunikasi perusahaan dan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Upaya perusahaan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 2.4.1 Pola Komunikasi Perusahaan

Pola komunikasi perusahaan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi publik perusahaan. Adapun pengertian dari komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam organisasi atau yang di luar

(38)

organisasi (Muhammad, 2004). Muhammad (2004) mengatakan bahwa tujuan umum dari komunikasi publik yang utama adalah untuk memberikan informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi, misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Tujuan komunikasi publik lainnya menurut Muhammad (2004) adalah untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat di luar organisasi seperti pemakai jasa organisasi, pemakai hasil produksi organisasi dan masyarakat umumnya. Selain kedua tujuan tersebut, komunikasi publik juga dapat digunakan untuk memberikan hiburan kepada sejumlah orang.

Komunikasi publik merupakan salah satu cara perusahaan menjalin hubungan dengan lingkungan di sekitarnya. Pemberian informasi kepada publik bertujuan untuk mengubah sikap publik terhadap informasi yang diberikan, misalnya memberikan kesan baik masyarakat terhadap perusahaan (Muhammad, 2004). Dampak dari komunikasi publik yang akan menguntungkan bagi perusahaan menurut Muhammad (2004) contohnya adalah memperbaiki pemasaran produk dan menambah kepercayaan pemberi dana atau pemerintah untuk meningkatkan bantuan terhadap perusahaan tersebut.

Menurut Muhammad (2004), sebagian besar organisasi merasa penting untuk mengadakan bagian hubungan masyarakat dalam organisasinya yang menangani khusus masalah promosi, penyiaran pers, kejadian-kejadian khusus, pertunjukkan, dan darmawisata. Lebih lanjut Muhammad (2004) menyatakan bahwa bagian hubungan masyarakat tersebut membuat program komunikasi publik yang akan diadakan baik untuk ke dalam dan ke luar organisasi. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi publik perusahaan dilakukan oleh bagian Hubungan Masyarakat atau Public Relation (PR).

Adapun pola komunikasi perusahaan dapat diidentifikasi berdasarkan model komunikasi publik perusahaan. Menurut Wilson et al sebagaimana dikutip oleh Hadi (2001) terdapat empat model komunikasi yang digunakan dalam komunikasi publik, yaitu:

1. Model publisitas: menekankan pola pesan satu arah dari sumber kepada publik, tanpa terlalu memperhatikan kebenaran informasi yang disampaikan.

(39)

2. Model informasi publik: bersifat satu arah, namun telah mementingkan kebenaran informasi. Model ini memandang publik sebagai sasaran yang rasional dan apabila diberi cukup informasi yang benar dan lengkap, akan mendatangkan keputusan yang benar pada suatu isu.

3. Model asimetris dua arah: bersifat dua arah dengan mencoba menangkap umpan balik dari publik. Model ini memandang penting untuk mengetahui posisi publik pada isu. Penyampaian pesan menggunakan prinsip persuasi dalam upaya memperoleh dukungan publik.

4. Model ko-orientasi: mengubah orientasi dari publiknya terhadap perusahaan dan menggambarkan bahwa perusahaan dan publiknya bersama-sama menyesuaikan persepsi tentang suatu ide atau sikap.

2.4.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Ambadar (2008) menyatakan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) adalah sebuah konsep manajemen yang menggunakan konsep “triple bottom line” yaitu keseimbangan antara mencetak keuntungan, harus seiring dan berjalan selaras dengan fungsi-fungsi sosial; dan pemeliharaan lingkungan hidup demi terwujudnya pembangunan yang suistainable (keberlanjutan). Menurut Abidin et al (2003) sumbangan sosial perusahaan dapat dibagi dua berdasarkan sifatnya, yaitu karitas (charity) dan filantropi. Karitas yakni memberi bantuan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya sesaat, sedangkan filantropi yaitu sumbangan yang ditujukan untuk kegiatan investasi sosial atau kegiatan yang diarahkan pada penguatan kemandirian masyarakat.

Berikut merupakan tabel yang memuat pola tahap-tahap kedermawanan sosial yang diungkapkan oleh Saidi (2003) dalam Ambadar (2008):

(40)

Tabel 1. Pola Tahap-tahap Kedermawanan Sosial

Paradigma Charity Philantrophy Good Corporate Citizenship (GCC)

Motivasi Agama, tradisi, adaptasi

Norma, etika, dan hukum universal

Pencerahan diri & rekonsiliasi dengan ketertiban sosial Misi Mengatasi masalah

setempat Mencari dan mengatasi akar masalah Memberikan kontribusi kepada masyarakat Pengelolaan Jangka pendek,

mengatasi masalah sesaat Terencana, terorganisir dan terprogram Terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/dana

abadi/ profesionalitas Keterlibatan baik dana maupun sumberdaya lain Penerima manfaat

Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas dan perusahaan Kontribusi Hibah sosial Hibah

pembangunan

Hibah (sosial & pembangunan serta keterlibatan sosial) Inspirasi Kewajiban Kepentingan bersama

Sumber: Saidi (2003) dalam Ambadar (2008).

Tiga kategori bentuk tanggung jawab sosial perusahaan menurut Rudito (2007) sebagaimana dikutip oleh Herlin (2008), yaitu:

1. Public Relations: usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Usaha ini lebih mengarah pada menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan komunitas, khususnya menanamkan sebuah persepsi yang baik tentang perusahaan (brand image) kepada komunitas. Kegiatan yang dilakukan biasanya berbentuk kampanye yang tidak terkait sama sekali dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

2. Strategi defensif: usaha yang dilakukan perusahaan guna menangkis anggapan negatif komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan terhadap karyawannya dan biasanya untuk melawan ’serangan’ negatif dari anggapan komunitas atau komentar yang sudah terlanjur berkembang atau bertolak belakang dengan persepsi-persepsi yang ada di komunitas pada umumnya.

(41)

3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar berasal dari visi perusahaan itu: melakukan program untuk kebutuhan komunitas atau komunitas sekitar perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil dari perusahaan itu sendiri. Kegiatan perusahaan dalam konteks ini adalah sama sekali tidak mengambil suatu keuntungan secara materil tetapi berusaha untuk menanamkan kesan baik terhadap komunitas berkaitan dengan kegiatan perusahan.

Adapun manfaat pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang akan didapatkan oleh perusahaan menurut Ambadar (2008) antara lain yaitu: pertama, perusahaan akan terhindar dari reputasi negatif perusak lingkungan, yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek tanpa memedulikan akibat dari perilaku buruknya. Kedua, kerangka kerja etis yang kokoh dapat memandu para manajer dan karyawan menghadapi masalah seperti permintaan lapangan kerja dari lingkungan sekitarnya. Ketiga, perusahaan etis mendapat rasa hormat dari kelompok inti masyarakat yang sangat membutuhkan perusahaan tersebut eksis, terutama pelanggan dan karyawannya. Keempat, banyak perusahaan yang sadar bahwa perilaku etis membuat perusahaan aman dari gangguan lingkungan sekitar, sehingga dapat beroperasi dengan lancar.

Penelitian sebelumnya mengenai tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan dengan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh Setianingrum (2007). Penelitian ini dilakukan terhadap PT. ISM Bogasari Flour Mills. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan Bogasari tidak hanya dilakukan sekedar sebagai “kewajiban dan kepedulian” perusahaan untuk membantu tetapi sudah lebih peka terhadap keberadaan dan partisipasi dari masyarakat dengan sifat memberdayakan. Kesimpulan ini berdasarkan pada telah terinternalisasinya konsep CSR dan community development pada kebijakan perusahaan tersebut dan tertuang dalam lima falsafah yang dianut Bogasari.

Menurut Setianingrum (2007), strategi perusahaan dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dan pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan adalah dengan mengedepankan Panca Bhakti (dasar untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan) dan keunggulan yang dimiliki

Gambar

Gambar 1. Skema Sistem Output Input dalam Proses Industri  Sumber: Kristanto (2002)
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran
Tabel 2. Data yang Diperlukan dalam Penelitian dan Metode Pengumpulan Data
Tabel  7.  Jumlah  dan  Persentase  Penduduk  Kelurahan  Pakulonan  Berdasarkan  Jenis Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan C, N, P secara bertahap yang dilakukan di dalam penelitian memungkinkan unsur-unsur tersebut berada dalam kondisi terlarut dan seimbang sehingga dapat langsung

Hal ini diperkuat oleh Herman Hudojo (2003) yang menyatakan pemecahan masalah merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengajaran matematika karena dengan adanya

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Pengaruh Kompetensi SDM Pengelola Keuangan dan Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Lembaga Dana Pensiun

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tahap ini yang melakukan observasi adalah guru kelas IV SD Negeri 2 Jatisari, observasi dilakukan

Sehubungan dengan latar belakang pendidikan yang dijalani Muhammad Abduh sebagaimana yang diuraikan di atas, nampaknya dia memiliki kemampuan intelektual yang tidak hanya

Pembesaran pada kelenjar prostat yang dapat menyumbat aliran urin yang seringd. terjadi umumnya

Indikator pertumbuhan yang diamati dalam penelitian ini adalah pertambahan diameter batang dan tinggi tanaman jarak pagar dengan 2 faktor perlakuan yaitu

[r]