BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori 1. Remaja
a. Pengertian
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada yang memberi istilah puberty (Inggris), puberteit (Belanda), pubertas (Latin) yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan tanda kelaki-lakian (sumini, 2004).
Istilah remaja atau adolescence (inggris) yang artinya remaja atau tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Widiastuti, 2009). Remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis (Widiastuti, 2009).
b. Ciri-ciri remaja
Menurut Widyastuti (2009) ciri-ciri remaja adalah sebagai berikut : 1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya 2) Tampak dan merasa ingin bebas
3) Tampak lebih banyak memperhatikan keadaan tubuh nya dan mulai berfikir yang khayal
4) Mencari identitas diri
5) Adanya keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis
6) Timbul perasaan cinta yang mendalam
7) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang 8) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
9) Menampakan pengungkapan kebebasan diri 10) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif 11) Memiliki citra (gambaran) terhadap dirinya 12) Dapat mewujudkan perasaan cinta
Sedangkan menurut Hurlock yang ditulis oleh Andi Mappiere (1982) adalah :
1) Masa ingin menyadari atau mengisolasikan diri (Desire for isolation).
2) Mengalami kurang untuk bekerja atau malas melakukan sesuatu terutama belajar dan bekerja (Disinclination to work)
3) Koordinasi fungsi tubuh berkurang sehingga canggung (Incoordination)
4) Mengalami kebosanan dalam menjalankan tugas (Boredom) 5) Mengalami kegelisahan (Restlessnes)
6) Kehidupan mengalami pertentangan terhadap sosial masyarakat (Sosial antagonisum).
7) Menentang atau menantang terhadap kewibawaan orang tua dewasa lain (Resistance to authority)
8) Mengalami kepekaan emosi (Heightened emotionality) 9) Mengalami kurang percaya diri (Lack of self convidence)
10) Mulai timbul tertarik dan berminat lawan jenis (Preoccupation with sense)
11) Timbul kepekaan perasaan santun (Excessive modally)
12) Sering berkhayal atau melamun (Day dreaming) ( sumini, 2004). c. Tahap Remaja
Meskipun istilah yang diuraikan masa remaja, namun ada tahap-tahap masa remaja antara lain :
1) Masa remaja awal (10-12 tahun) 2) Masa remaja tengah (13-15 tahun)
3) Masa remaja akhir (16-19 tahun) (Widyastuti, 2009).
Menurut Witherington dalam Dadang Sulaiman (1995) menggunakan istilah masa adolescence dibagi menjadi 2 fase yaitu :
1) Preadolescence berkisar usia 12 – 15 tahun 2) Late adolescence antara usia 15 – 18 tahun
Gilmer juga menyebut masa itu adalah adolescence yang terbagi menjadi tiga tahap :
1) Preadolescence dalam waktu 10 – 13 tahun
2) Adolescence awal dalam kurun waktu 13 – 17 tahun
3) Adolescence akhir dalam kurun waktu 18 – 21 tahun ( Sumini, 2004) Hurlock (1990) menggunakan istilah masa puber namun ia menjelaskan bahwa puber adalah periode tumpang tindih karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun awal remaja, pembagiannya sebagai berikut :
1) Tahap prapuber : Wanita 11-13 tahun, pria 14-16 tahun 2) Tahap puber : Wanita 13-17 tahun, pria 14-17 tahun
3) Tahap pasca puber : Wanita 17-21 tahun, pria 17 tahun 6 bulan-21 tahun (Sumini, 2004).
Pada masa remaja terjadi suatu perubahan organ-organ fisik secara cepat dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan sehingga remaja bingung dalam menghadapi perubahan ini. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem reproduksi merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus karena akan timbul dorongan seksual yang tidak bertanggung jawab (Widyastuti, 2009).
2. Keputihan a. Pengertian
Keputihan dalam istilah medis disebut fluor albus. Fluor yaitu cairan kental sedangkan albus yaitu putih atau Leukorhoea yaitu keluarnya cairan kental dari vagina yang bisa saja terasa panas, gatal, kadang berbau atau tidak merasa apa-apa. Kondisi ini terjadi karena terganggunya keseimbangan flora normal dalam vagina dengan berbagai penyebab.
Keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah haid (Kasdu, 2005)
b. Gejala keputihan
1) Keluarnya cairan putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa
2) Pada wanita tertentu terdapat rasa gatal yang menyertainya, biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah, sebagian cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi atau alat kelamin luar.
3) Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
4) Gadis muda juga kadang mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
c. Penyebab
1) Infeksi adalah keputihan dikarenakan bakteri hemofilus vaginalis, parasit penyebab infeksi yaitu trikomonas dan jamur berasal dari golongan candida atau monilia.
2) Benda asing dalam vagina yaitu akibat pemakaian tampon, spiral, dan alat kontrasepsi lain yang di masukkan kedalam vagina
3) Penyakit organ kandungan yaitu keganasan misalnya tumor 4) Kelelahan akibat bekerja terlalu keras
5) Gangguan hormone yaitu perubahan hormon akibat siklus menstruasi atau kehamilan
6) Pola hidup tidak sehat yaitu tidak membersihkan vagina setelah buang air atau tidak mengetahui cara vulva higiene
7) Stres akibat kerja atau hal lain (Indarti, 2004) 3. Keputihan fisiologis
Di daerah mulut vagina, vagina dan mulut rahim dilengkapi sel-sel dan kelenjar yang menghasilkan lendir, yang secara alamiah diperlukan sebagai pelumas. Pada wanita dewasa terdapat bakteri baik yang disebut dengan basil doderlin yang dalam keadaan normal jumlah basil cukup dominan dan membuat vagina bersifat asam sehingga mempunyai daya
proteksi yang kuat dan dapat mengeluarkan cairan yang berfungsi melindungi dari infeksi. Ciri-ciri lendir normal (fisiologis) menurut Indarti (2004) yaitu : a. Lendir berwarna jernih sedikit keruh
b. Tidak berbau
c. Tidak gatal atau pedih
d. Biasanya meningkat saat menjelang dan sesudah haid Faktor-faktor yang mempengaruhi lendir normal yaitu : a. Faktor hormonal
b. Rangsangan birahi
c. Kelelahan fisik dan kejiwaan
d. Adanya benda asing dalam organ reproduksi (Kasdu, 2005) 4. Keputihan patologis
Cairan atau lendir atau keputihan ini dapat menjadi patologi (tidak normal) disebabkan oleh jamur, bakteri atau parasit. Dari jamur golongan candida atau monilia, dari bakteri yaitu golongan hemofilus vaginalis,dan dari parasit golongan trikomonas. Ciri-ciri keputihan abnormal menurut Indarti, (2004) yaitu :
a. Warna putih seperti susu basi b. Kuning atau kehijauan c. Disertai rasa gatal dan perih d. Berbau amis atau busuk
Keputihan menjadi salah satu tanda atau gejala adanya kelainan reproduksi. Kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher rahim, keganasan (tumor
dan kanker) serta adanya benda asing namun tidak semua infeksi saluran reproduksi wanita memberikan gejala keputihan. Infeksi reproduksi dikelompokan menjadi tiga golongan yaitu (Kasdu, 2005):
a. Non penyakit hubungan seksual ( PHS ) 1) Vaginitis
Penyebabnya adalah pertumbuhan bakteri normal yang berlebihan pada vagina, dengan gejala cairan vagina encer, warna kuning kehijauan, berbau busuk, berbusa, vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman, serta nyeri saat berhubungan atau kencing.
2) Candidiasis
Penyebabnya adalah dari jamur candida albican. Gejalanya adalah keputihan berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi disertai rasa gatal dan kemerahan pada kelamin dan disekitarnya. Pada keadaan normal jamur ini terdapat di kulit maupun dalam liang kemaluan wanita namun pada keadaan tertentu jamur ini meluas sehingga timbul keputihan.
3) Trichomoniasis
Berasal dari parasit yang disebut trichomonas vaginalis. Gejalanya keputihan berwarna kuning atau kehijauan, berbau, berbusa, kecoklatan seperti susu biasanya disertai dengan gejala gatal di bagian labia mayora, nyeri saat kencing, dan terkadang sakit pinggang (Kasdu, 2005).
b. Penyakit Hubungan Seksual (PHS) c. Infeksi karena mikroorganisme
Penyebab (infeksi atau mikroorganisme) masuk melalui prosedur medis seperti haid, abortus yang disengaja, insersi IUD, saat melahirkan, infeksi pada saluran reproduksi bagian bawah yang terdorong sampai ke serviks atau sampai pada saluran reproduksi bagian atas (Kasdu, 2005). 5. Cara menangani dan mencegah
Cara menangani dan mencegah keputihan menurut Kasdu (2005) adalah sebagai berikut :
a. Untuk lendir normal tidak perlu diobati, tetapi dengan menjaga kebersihan dan mencegah kelembaban yang berlebihan pada daerah organ kelamin terutama saat terjadi peningkatan jumlah lendir normal.
b. Menggunakan antiseptik yang sesuai dengan petunjuk dokter untuk membersihkan vagina dari lendir keputihan yang berlebihan.
c. Melakukan perawatan pemeriksaan kesehatan organ intim enam bulan sekali pada wanita yang pernah melakukan hubungan seksual.
d. Melakukan deteksi dini kemungkinan adanya kanker serviks dengan tes pap smear (Kasdu, 2005).
Cara menangani dan mencegah keputihan menurut Indarti (2004) yaitu sebagai berikut :
a. Menjaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil atau air besar, bilas sampai bersih, kemudian keringkan sebelum memakai celana dalam.
b. Saat membersihkan vagina, membilas dilakukan dari arah depan ke belakang untuk menghindari kuman dari anus ke vagina.
c. Menghindari pakaian dalam yang ketat.
d. Saat menstruasi mengganti pembalut beberapa kali dalam sehari. e. Jika diperlukan menggunakan cairan pembersih vagina.
Menurut Annia (2008) cara mencegah keputihan adalah sebagai berikut : a. Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup,
hindari rokok dan alcohol serta hindari stress berkepanjangan.
b. Setia kepada pasangan, gunakan kondom untuk mencegah penyakit menular sex
c. Selalu menjaga kebersihan daerah genetalia dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana dalam ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
d. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang.
e. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina.
f. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
g. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dan sebagainya, sedapat mungkin tidak
duduk diatas kloset di WC umum atau biasakan mengelap kloset sebelum menggunakannya.
6. Pengetahuan a. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo 2007).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).
1) Proses Adopsi perilaku
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
2) Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif
Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
a) Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b) Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (nyata) misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah.
d) Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. e) Sintesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru misalnya dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori.
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan identifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo 2003).
b. Sumber Pengetahuan
Suriasumantri (2003) mengemukakan ada 3 sumber pengetahuan yaitu: 1) Institusi
Merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu.
2) Wahyu
Merupakan suatu pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia melalui perantaranya yaitu nabi.
3) Rasio
Merupakan suatu pengetahuan yang didapat melalui kemampuan berfikir rasional (Notoatmodjo, 2007).
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1) Faktor internal a) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh di dalam memberi respon terhadap sesuatu yang dating. Orang yang
berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan alasan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin mereka akan peroleh dari gagasan tersebut.
b) Orang tua
Peran orang tua dalam mendidik anak sangat menentukan arah pengetahuan anak. Hal ini dikarenakan mereka akan meminta pendapat jika ada masalah dengan orang terdekatnya. Pendampingan dari orang terdekat sangat penting agar remaja mendapat pengetahuan dan bimbingan tentang cara penanganan yang baik. Tentu saja para orang tua sebaiknya dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan untuk mengetahui cara penanganan yang baik terlebih dahulu.
c) Paparan media masa (akses informasi)
Merupakan sumber informasi atau yang mudah dijangkau oleh semua kalangan dan sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan. Melalui berbagai media yaitu elektronik berbagai informasi dapat diterima masyarakat, sehingga orang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan
orang yang tidak pernah terpapar oleh informasi media. Hal ini berarti paparan media massa mempengaruhi pengetahuan.
d) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. e) Hubungan sosial (Tingkat sosial budaya)
Manusia adalah mahluk sosial dimana didalam kehidupan saling berinteraksi satu sama lain, individu yang dapat berinteraksi secara terus-menerus akan lebih besar terpapar informasi.
f) Pengalaman
Pengalaman merupakan pengetahuan yang mendasarkan diri pada panca indra sebagai alat dalam menangkap gejala fisik yang nyata. Pengalaman individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari tingkat kehidupan dari proses perkembangannya misal sering mengikuti kegiatan mendidik seperti seminar dan organisasi sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.
g) Akses layanan kesehatan
Mudah atau sulit dalam mengakses layanan tersebut akan berpengaruh terhadap pengetahuan dalam hal kesehatan.
Umur reproduksi sehat merupakan waktu yang tepat untuk berumah tangga dan mempunyai anak karena sistem reproduksi wanita telah siap untuk bereproduksi dan pemikiran ibu lebih dewasa. Komposisi tersebut juga menunjukan usia yang relative matang. Usia yang relative matang tersebut akan menyebabkan tanggapan terhadap suatu objek yang relative baik (Nursalam 2003).
2) Faktor Eksternal a) Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau sekelompok orang (Nursalam, 2003).
b) Sosial budaya
Pengetahuan, moral, hukum, kepercayaan atau adat istiadat dalam suatu kemasyarakatan. Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi sikap dalam menerima informasi (Wawan, 2010).
B. Kerangka teori
Berdasarkan teori diatas disusun kerangka teori sbb:
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Notoadmodjo
Cetak Tebal : Diteliti Faktor Intenal : Pendidikan Orang tua Akses Informasi Ekonomi Hubungan sosial Pengalaman Akses layanan kesehatan Umur Faktor Eksternal : Lingkungan Sosial Budaya Pengetahuan