• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA SEKARARUM FASHION SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA SEKARARUM FASHION SEMARANG"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

SEKARARUM FASHION SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Disusun oleh: Umi Zulaikhah B.111.16.0262

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2020

▸ Baca selengkapnya: latar belakang fashion show

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan pengimplementasian bauran pemasaran yang dilakukan Usaha produksi pakaian muslimah pada Sekararum Fashion Semarang.

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian informan didasarkan pada Purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sehingga total informan pada penelitian ini berjumlah 5 orang (1 pemilik, 2 karyawan, dan 2 konsumen). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Triangulasi sumber, Triangulasi metode (wawancara, observasi, dan dokumentasi) dan Triangulasi waktu.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang digunakan Sekararum Fashion Semarang menggunakan 4P. Produk yang dijual Sekararum menggunakan kain yang berkualitas dan jahitan rapi dibandingkan usaha fashion yang sejenis. Harga yang diterapkan sangat terjangkau dari hasil produk yang dihasilkan dibandingkan produk fashion lain. Tempat atau lokasi sudah strategis. Dan promosi yang digunakan adalah menggunakan instagram.

Kata kunci : Strategi, Bauran Pemasaran, Product, Price, Place, Promotion, Volume Penjualan.

(8)

viii

implementation of the marketing mix undertaken by the muslim’s clothing production at Sekararum Fashion Semarang.

This research uses a case study method with a qualitative approach. Informant research is based on purposive sampling. Purposive sampling is a data source sampling technique with certain considerations. So that the total informants in this study amounted to 5 people (1 owner, 2 employees, and 2 consumers). Data analysis techniques used in this study were source triangulation, triangulation method (interviews, observation, and documentation) and time triangulation.

The results of this study indicate the strategy used by Sekararum Fashion Semarang uses 4P. The products sold by Sekararum use quality fabrics and neat seams compared to similar businesses. The price applied is very affordable from the products produced compared to other fashion products. The place or location is strategic. And the promotion used is to use Instagram.

Keywords: Strategy, Marketing Mix, Product, Price, Place, Promotion, Sales Volume.

(9)

ix

MOTTO:

“Tidak ada hasil yang menghianati proses, karena indah pada waktunya itu akan terasa nikmat dari pada indah sebelum waktunya dan ingatlah bahwa setiap

keinginanmu tercapai itu berasal dari orang tua”

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali mereka merubah keadaan mereka sendiri”. (Q.S. AR RA’AD:11)

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

“Kedua orang tuaku tercinta, tersayang, tersegalanya”

“Kakak, kakak ipar dan kedua adekku tersayang”

“Teman seperjuangan yang selalu mendukungku”

“Sahabat serta saudara yang di Ar Rodiyah yang dari jaman SMA hidup bareng di Pondok yang selalu kasih dukungan untukku”

(10)

x

Segala puji milik Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa melimpahkan segala rahmat, karunia dan petunjuk Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Implementasi Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Sekararum Fashion Semarang dengan baik dan lancar.

Skrisi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan ketulusan dan kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah dengan ikhlas memberikan masukan dan kontribusi berarti dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini antara lain:

1. Andy Kridasusila, S.E, MM. selaku Rektr Universitas Semarang

2. Yohanes Suhardjo, S.E, M.si, AK, CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

3. Teguh Ariefiantoro, S.E, MM. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

4. Ratna Wijayanti, S.E, MM. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, Terimakasih atas kesempatan waktu, bimbingan, kesabaran dan masukan-masukan yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini

(11)

xi

7. Kedua orang tua, kakak, kakak ipar serta kedua adek tercinta yang telah memberikan semangat, do’a dan dukungan baik moral maupun spiritual, cinta serta do’a restu kepada peneliti hingga tersusun skripsi ini.

8. Pemilik usaha produksi pakaian muslimah Sekararum Fashion Semarang yang telah mengijinkan usahanya untuk menjadi objek penelitian.

9. Teman-teman Wacana Club (Nisak, Maya, Rahma dan Arina) dan Sinau Bareng yang selalu memberikan semangat dan masukan-masukan selama penyusunan skripsi.

10. Sahabat SMK (Intan, Nabila, Marlita, dan Rafela), M.Ipg, Kost Ar Rodiyah, dan UKM SPC angkatan 2016 yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

11. Untuk seluruh teman-teman S1 Manajemen angkatan 2016 yang sudah berjuang sama-sama untuk menyelesaikan semester akhir skripsian ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dukungannya. Semoga kebaikan kalian dibalas Allah SWT.

(12)

xii

itu kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 18 Januari 2020

(13)

xiii

PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN... iv

PENGESAHAN REVISI UJIAN ... v

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan penelitian ... 9

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II ... 11

2.1 Telaah Literatur... 11

(14)

xiv

2.1.4 Volume Penjualan ... 22

2.1.5 Pertumbuhan Penjualan ... 26

2.1.6 Faktor Pendukung Berwirausaha ... 27

2.1.7 Faktor Penghambat Berwirausaha ... 27

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 28

2.3 Alur Penelitian ... 31

BAB III ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Jenis Data Penelitian ... 33

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 34

3.4 Subyek Dan Obyek Penelitian ... 34

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.6 Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV ... 41

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 41

4.2 Analisis Data ... 43

4.2.1 Uji kredibiltas ... 43

(15)

xv

Volume Penjualan Sekararum Fashion ... 85

4.3.2 Kendala Atau Hambatan Yang Ditemui Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Sekararum Fashion ... 92

BAB V ... 977

5.1 Kesimpulan ... 977

5.2 Saran ... 100

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 1011

5.4 Agenda Peneltian Selanjutnya ... 1011

DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN

(16)

xvi

Tabel 1.1 Tabel Penjualan Produk Gamis dan Hijab Sekararum Fashion pada periode bulan Januari-Desember 2018 ... 5

Tabel 3.1 Daftar Nama Informan ... 35

Tabel 3.2 Daftar Kegiatan Observasi ... 36

Tabel 4.1 Triangulasi Sumber Implementasi Strategi Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Sekararum Fashion... 66

Tabel 4.2 Triangulasi Sumber Kendala Atau Hambatan Yang Ditemui Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Sekararum Fashion... 75

Tabel 4.3 Kategori data Implementasi Strategi Bauran Pemasaran Dalam

Meningkatkan Volume Penjualan Sekararum Fashion... 77

Tabel 4.4 Kategori data Kendala Atau Hambatan Yang Ditemui Dalam

Meningkatkan Volume Penjualan Sekararum Fashion... 78

(17)

xvii

Gambar 2.1 Bagian Bauran Pemasaran 4P ... 17

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 31

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha kecil menengah (UKM) dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang cukup bagus. Para pelaku bisnisnya pun menghasilkan jenis produk yang beragam. Usaha kecil menengah menjadi salah satu terobosan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah masyarakat untuk mencapai kebutuhan dan kesejahteraan hidup. Berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh pelaku bisnis UKM memiliki kualitas yang bagus. Hal ini dikarenakan keinginan para pelaku bisnis untuk mampu memenangkan persaingan pasar. Sekalipun para pelaku bisnis tersebut bertaraf UKM tetapi mereka selalu mementingkan produk mereka dalam mempertimbangkan aspek mutu dan kualitas produk sebelum mereka akan memasarkan produknya.

Dalam perkembangan dunia bisnis atau dunia usaha pasti akan mengalami adanya persaingan. Oleh karena itu para pelaku usaha harus mampu bersaing agar usahanya mampu bertahan hidup dan dapat berkembang dengan baik. Upaya yang harus dilakukan para pelaku usaha agar mampu bersaing, selain itu juga berupaya dalam meningkatkan kualirtas kualitas pelayanannya maupun upaya dibidang pemasarannya.

Pemasaran adalah bagian penting dalam suatu perusahaan, pemasaran adalah usaha mengantisipasi kebutuhan dan mengarahkan aliran barang

(19)

dan jasa dari produsen ke konsumen. Hal ini dilaksanakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan. Untuk mewujudkankan tujuan perusahaan dan agar pemasaran tersebut berjalan sesuai rencana maka suatu perusahaan memerlukan seorang manajer pemasaran untuk mengelola hal tersebut.

Strategi pemasaran adalah upaya memasarkan suatu produk, baik itu barang atau jasa, dengan menggunakan pola rencana dan taktik tertentu sehinggan jumlah penjualan menjadi lebih tinggi. Strategi pemasaran punya peranan penting dalam sebuah perusahaan atau bisnis karena berfungsi untuk menentukan nilai ekonomi perusahaan, baik itu harga barang maupun jasa. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengertian strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptkan nilai dan memperoleh keuntungan dari hubungannya dengan konsumen.

Menurut Willian J. Stanston (2006) “Bauran pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kombinasi dari empat input yang merupakan inti dari sistem pemasaran organisasi. Keempat elemen tersebut adalah penawaran produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem ditribusi”.

Menurut Buchari Alma (2011) “marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan”.

Dari beberapa definisi diatas terdapat beberapa persamaan yaitu bahwa marketing mix merupakan kombinasi dari faktor-faktor yang dapat

(20)

dikendalikan oleh perusahaan dan dapat membentuk sesuatu sistem pemasar dalam mencapia tujuan perusahaan pada pasar sasaran.

Salah satu bisnis UKM di indonesia ini adalah produk fashion. Fashion di indonesia kini semakin berkembang. Perkembangan ini menjadikan masyarakat sebagai masyarakat yang selektif di dalam mennetukan gaya hidupnya. Gaya hidup sangat erta sekali hubungannya dengan fashion, karena dengan adanya fashion akan menunjang penampilan seseorang agar lebih menarik di masyarakat. Produk fashion merupakan produk dalam jangka panjang. Produk fashion meliputi pakaian, sepatu, tas, aksesoris, dan lain sebagainya.

Sekararum fashion merupakan usaha dibidang fashion muslimah yang terletak di Jl. Kelapa Gading II No. 326 Plamongan Indah Semarang. Produk yang dihasilkan Sekararum fashion adalah pakaian muslim berupa gamis dan jilbab atau hijab. Sekararum fashion berdiri pada tahun 2014 yang berawal dari menjadi seorang reseller yang hanya disambi saja pada waktu bekerja sambil menawarkan di lingkungan kerja, kerabat dan juga tetangga serta memanfaatkan waktu untuk berjualan saat Car Free Day. Motif yang dijual Sekararum fashion pada gamis adalah motif floral atau bunga-bunga, untuk produk jilbab atau hijab bentuk instans dan tidak bermotif atau polos. Sekaraum fashion memasarkan produknya dengan cara melalui media sosil instagram.

Dari awal mula yang hanya menjadi reseller Sekararum fashion merasa kurang puas dengan penjualan yang diperoleh dengan tenaga yang dikeluarkan akhirnya Sekararum fashion memutuskan untuk memproduksi

(21)

gamis dan hijab sendiri. Awal memulai usaha Sekararum fashion hanya memproduksi 10 pcs gamis dengan mengajak seorang tetangga untuk menjahit. Seiring dengan pekembangan yang baik Sekararum fashion mengalami perkembangan yang sangat baik, meningkatnya jumlah produksi perbulan. Sekararum fashion mampu menjual 3500 sampai 5000 pcs gamis setiap bulannya.

Dilihati dari P yang pertama yaitu produk. Produk yang dihasilkan Sekararum Fashion adalah pakaian muslimah gamis dan hijab. Ukuran yang dihasilkan bervariasi dimulai dari ukuran S, M, L, XL, XXL hingga XXXL. Desain produk pada yang dihasilkan beraneka ragam, yang mendesain yaitu pemilik Sekararum Fashion dan 1 karyawan yang biasa membuat desain lalu akan diberikan kepada pemilik untuk masukan. Motif khas Sekararum Fashion adalah bunga-bunga/floral, tapi ada juga motif lainnya yaitu polos, salur, dan juga abstrak.

Dilihat dari segi (Price) Harga Sekararum Fashion menetapkan harga gamis dimulai dari Rp. 145.000 sampai Rp. 255.000 ada juga gamis yang sudah termasuk khimar yaitu dengan harga sekitar Rp. 260.000 sedangkan harga Khimar mulai dari Rp. 80.000 sampai Rp. 145.000 Sekararum Fashion menerapkan harga tergantung bahan dan juga model gamis ataupun Khimar dari segi kesulitan dalam jahitannya. Lalu harga yang diterapkan sangat terjangkau mulai dari kalangan menengah ke bawah sampai kalangan atas, karena bahan yang dipakai berbagai macam bahan dari yang sederhana sampai yang bahan paling bagus.

(22)

Dari segi (Place) Sekararum Fashion bertempat di rumah pemilik tetapi masih kontrak. Awal tahun baru 2020 akan pindah di tempat atau rumah sendiri dari pemilik. Distribusi yang dilakukan Sekararum Fashion adalah distribusi secara langsung yaitu dengan melayani konsumen yang datang langsung ke toko Sekararum Fashion, dan distribusi tidak langsung yaitu melalui reseller Sekararum Fashion dan pelayanan pengiriman barang.

Dari segi (promotion) Sekararum Fashion melakukan promosi dengan menggunakan iklan di media instagram dengan akun instagram “sekararumfashion”. Sekararum menggunakan media foto, video, live setta caption yang diunggah diakun instagram Sekararum Fashion dapat memberikan gambaran jelas mengenai produk.

Perkembangan Sekararum Fashion dapat dilihat melalui total penjualan produk gamis dan hijab Sekararum Fashion pada periode bulan Januari-Desember 2018 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Tabel penjualan produk gamis dan hijab Sekararum Fashion pada periode Bulan Januari-Desember 2018

Bulan Gamis Hijab/Khimar

Januari 3.551 864 Februari 3.527 881 Maret 4.410 1.381 April 5.593 1.506 Mei 4.822 1.752 Juni 3.849 1.618 Juli 4.098 1.499 Agustus 4.158 1.772 September 4.339 1.404 Oktober 3.589 1.292 November 3.175 1.378 Desember 3.654 2.045

(23)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahawa perkembangan Sekararum Fashion mengalami peningkatan yang baik dari penjualan gamis dan hijab untuk setiap bulannya. Peningkatan penjualan pada produk gamis dan hijab ada perbedaan, untuk produk gamis sudah berjalan sangat cepat dan tinggi sementara pada produk hijab masih cukup lambat.

Beberapa penelitian terdahulu berkaitan dengan strategi bauran pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan dilakukan oleh Siti Mukarromah, Siti Maro’ah dan Mochammad Mochklas (2018) dengan judul penelitian “Implementasi Strategi Bauran Pemasaran dalam

Meningkatkan Volume Penjualan Toko Baju Senam Grosir,com”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi bauran pemasaran ( produk, distribusi dan promosi) tidak mempunyai peran yang sama dalam meningkatkan volume penjualan. Komponen produk, harga dan saluran distribusi mempunyai peran yang dominan dalam meningkatkan volume penjualan. Sedangkan, promosi tidak berpengaruh besar dalam meningkatkan volume penjualan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya volume penjualan sebesar 11%pada bulan desember 2017 sampai bulan juli 2018.

Penelitian lain dilakukan oleh Erwinsyah Rizkan Fahlev, RR. Siti Munawaroh (2016) dengan judul penelitian “Strategi Pemasaran untuk

Meningkatkan Volume Penjualan pada PT Indocitra Niaga Jaya Banjarmasin”. Hasil penelitian ini adalah bahwa PT Indocitra Niaga Jaya,

serta menggunakan 3 strategi promosi, yaitu personal selling, direct marketing, dan sales promotion. Untuk strategi harga, PT Indocitra Niaga

(24)

Jaya mengalami kesulitan dalam hal menjual produk Oreo dikarenakan kesulitan bersaing dalam hal harga dengan kompetitor, diman produk Oreo menjual dengan harga Rp1.500,00 dan competitor menjual dengan harga Rp1.000,00.

Penelitin lain dilakukan oleh Firna M. A. Poluan, Silvya L. Mandey, Imelda W. J. Ogi (2019), dengan judul penelitian “Strategi Marketing

Mix dalam Meningkatkan Volume Penjualan (Studi pada Minuman Kesehatan Instan Alvero)”. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan

bahwa strategi yang diterapkan oleh ALVERO sudah berjalan dengan baik, dimana keempat variabel strategi bauran pemasaran ini saling mendukung dan saling melengkapi, serta memiliki peran yang berbeda dalam memasarkan produknya.

Penelitian lain dilakukan oleh Niken Ayu Nur Rohmah dan Hery Suprayitno (2016), dengan judul penelitian “Analisi Strategi Pemasaran

Es Krim Khas Kota Blitar Es Drop Di Makam Bung Karno”. Hasilnya

berupa analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa: (1) ada hal positif tentang es drop dibanding es krim pada umumnya; (2) inovasi memegang peranan penting dalam pemasaran; (3) harga dan lokasi penjualan perlu dipertimbangkan dalam mempersiapkan strategi pemasaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan untuk membahas dan meneliti lebih lanjut tentang strategi bauran pemasaran pada usaha sekararum fashion untuk meningkatkan penjualan dengan judul

(25)

IMPLEMENTASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA SEKARARUM FASHION SEMARANG.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan penjualan yang dialami Sekararum fashion, dalam perkembangan sudah dikatakan baik karena berawal seorang reseller saja lalu mampu untuk memproduksi sendiri walaupun masih belum maksimal dan sekarang Sekararum fashion mampu berkembang sangat baik karena mampu menjual kurang lebih 3500 samapi 5000 pcs gamis perbulannya maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya implementasi strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Sekararum fashion Semarang serta mengetahui kendala apa saja yang ditemui dalam peningkatan volume penjualan usaha.

Berdasarkan masalah di atas dapat diturunkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaiamana implementasi strategi bauran pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan pada usaha Sekararum fashion Semarang?

2. Kendala apa sajakah yang ditemui dalam meningkatkan volume penjualan pada usaha Sekararum fashion Semarang?

(26)

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi strategi bauran pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan pada Sekararum Fashion Semarang. 2. Untuk mengetahui kendala apa sajakah yang ditemui dalam

meningkatkan volume penjualan pada usaha Sekararum fashion Semarang?

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a. Mendapatkan pengetahuan dan praktik dalam proses penelitian teantang penerapan strategi bauran pemasaran.

b. Mendapatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kendala apa saja yang ditemui dalam peningkatkan volume penjualannya.

2. Bagi Instansi Terkait Penelitian

Dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi dalam penerapan langsung di lapangan dan dapat digunakan dalam proses penerapan strategi bauran pemasaran serta mengambil kebijakan yang lebih baik demi kepentingan bersama, khususnya para konsumen dan pelanggan yang sudah menjadi pelanggan yang setia sehingga dapat memberikan dampak yang baik bagi Sekararum Fashion Semarang.

(27)

3. Bagi Instansi Pendidikan

Dapat menambah literatur dan pengembangan ilmu terkait dengan strategi bauran pemasaran yang diterapkan pada usaha Sekararum Fahion Semarang.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang berkaitan dengan strategi bauran pemasaran pada usaha Sekararum Fashion Semarang.

(28)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Literatur 2.1.1 Pemasaran

Definisi pemasaran sangat beragam dan banyak makna. Pemasaran adalah bagian penting dalam suatu perusahaan. Pemasaran adalah usaha mengantisipasi kebutuhan dan mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. mencapai tujuan perusahaan. Untuk itu pemasaran yang baik bukan sebuah kebetulan, melainkan hasil dari sebuah perencanaan dan pelaksanaan yang cermat.

Pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standart hidup. Pemasaran mencakup kegiatan:

 Menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan konsumen.

 Kemudian merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa yang akan memenuhi keinginan tersebut.

 Dan kemudian memutuskan cara terbaik untuk menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk produk atau jasa tersebut.

Secara lebih formal, pemasaran (marketing) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini

(29)

maupun konsumen potensial.(Thamrin Abdullah, Francis Tantri,2017) dalam buku “Manajemen Pemasaran”

Pengertian klasik dalam pemasaran telah mengarahkan kepada pendapat bahwa pemasaran harus selalu berorientasi pada pemuasan kebutuhan serta keinginan pelanggan atau konsumen. Phipip Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan pada pemasaran kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Sedangkan menurut American Marketing Association pemasaran adalah prestasi kegiatan bisnis yang mengatur arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Mungkin pengertian yang lebih lengkap tentang pemasaran berasal dari John. A Howard dari Columbina University yang mengatakan bahwa pemasaran adalah proses: mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, konseptualisasi kebutuhan tersebut dalam bntuk kepastian perusahaan untuk memproduksi, mengkomunikasikan konseptualisasi itu pada hukum kekuatan yang sesuai di dalam perusahaan, konseptualisasi keluaran berikutnya dalam bentuk kebutuhan pelanggan yang telah diidentifikasi sebelumbya dan mengkomunikasikan konseptualisasi itu ke pelanggan.

Menurut Peter Drucker dalam Kotler (2014) seorang ahli manajemen terkemuka, menjelaskan bahwa selalu akan ada kebutuhan dan penjualan. Namun tujuan dari pemasaran adalah membuat penjualan berlimpah. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik, sehingga sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Dengan demikian yang dituhkan hanyalah memastikan produk dan jasa tersedia.

(30)

2.1.2 Strategi Pemasaran

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian lain dari bab ini bahwa Strategi Pemasaran merupakan salah satu bentuk dari strategi fungsional yang mendukung strategi bisnis unit. Oleh karena itu strategi pemasaran yang lebih banyak berkaitan dengan operasional perusahaan perlu disusun dan dibuat secara lebih terperinci dan memiliki dimensi waktu yang lebih terperinci dan memiliki dimensi waktu yang lebih pendek dari pada strategi organiasi.

Dalam kaitannya dengan aktifitas perusahaan secara kebutuhan, strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting hal ini disebabkan fungsi pemasaran lebih banyak berhubungan dengan limgkungan eksternal. Strategi pemasaran dibentuk berdasarkan beberapa elemen yang saling terkait, sedangkan elemen-elemen dari strategi pemasaran tersebut adalah:

1. Pemilihan pasar (market selection). Pilihan yang paling terpenting yang harus dibuat oleh sebuah organisasi baik badan usaha yang berorientasi pada laba, sekolah, rumah sakit atau lembaga pemerintah adalah keputusan pasar yang bagaimana yang akan dilayani dengan produk yang seperti apa.

2. Perencanaan produk. Penawaran dari suau produk merupakan sejumlah paket yang dapat memberikan manfaat bagi para pelanggan pada saat mereka melakukan pembelian.sedangkan manfaat produk tersebut meliputi antara lain: produk itu sendiri, merek dari produk yang bersangkutan, ketersediaan produk, jamina atau garansi, pelayanan

(31)

reparasi, bantuan tekni yang mungkin dapat diberika oleh penjual serta hubungan persoanal yang mungkin terbentuk diantara pembeli dan penjual. Termasuk ke dalam perencanaan produk adalah penentuan spesifikasi dari produk yang akan dijual, pembentukan lini produk, perencanaan penawaran individual pada masing-masing lini.

3. Penetapan harga. Penetapan harga harus dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan, sehingga jika harga yang ditetapkan adalah lebih rendah dari pada apa yang ongin dibayar oleh pelanggan, maka pengusaha akan menderita kerugian.

4. Sistem distrubusi. Sistem saluran distribusi merupakan sesuatu hal yang kompleks yang terdiri atas kompleks yang terdiri atas agen, pedagang besar dan pengecer dengan cara mana suatu produk penjual secara fisik berpindah ke pasar.

5. Komunikasi pemasaran. Berkaitan dengan masalah komunikasi yang dipergunakan dalam pemasaranantara lain meliputi periklana, promosi, pemasaran langsung (direct marketing) dan lain sebagainya. (Paulus Wardoyo, 2001), dalam buku ”Strategi Pemasaran”

2.1.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Pengertian Marketing Mix adalah suatu strategi pemasaran yang menggabungkan beberapa elemen di dalam marketing mix itu sendiri yang dilakukan secara terpadu. Untuk mencapai kesuksesan berbisnis dibutuhkan kecakapan yang komplek dalam proses pengelolaan bisnis tersebut. Tidak hanya mempunyai produk berkualitas, banyak faktor lain juga perlu dipertimbangkan. Salah satunya yakni lini pemasaran. Dengan

(32)

penerapan strategi marketing yang matang, tentu akan mempengaruhi hasil akhir kesuksesan sebuah bisnis. Sederhananya, sebagus apapun produk atau jasa yang kita tawarkan jika kita tidak tahu atau gagal memasarkannya, maka akan sia-sia juga.

Menurut kotler dan Armstrong (1997), pengertian marketing mix adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk, harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam target market.

Menurut Sumarmi dan Soeprihanto (2010), pengertian bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain definisi marketing mix adalah kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen.

Kegiatan dan Tujuan Marketing Mix

Setelah memahami pengertian marketing mix, selanjutnya kita juga perlu mengetahui apa saja tujuan dari bauran pemasaran ini. Beberapa tujuan marketing mix diantaranya adalah:

1. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan salah satu kegiatan penting dalam marketing mix. Tujuan utama dari periklanan ini adalah untuk memberikan informasi tentang produk (barang/ jasa) kepada target konsumen dan untuk meningkatkan penjualan.

(33)

Promosi Penjualan (Sales Promotion)Ini adalah kumpulan berbagai alat intensif yang dirancang untuk mendorong pembelian suatu barang/ jasa. Kegiatan inti sebagian besar berjangka pendek dan tidak dilakukan secara berulang. Tujuan sales promotion ini adalah untuk meningkatkan penjualan. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara pemberian diskon, pengadaan kontes, pemberian kupon atau sampel produk.

2. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Direct marketing adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan dan atau transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi. Tujuan direct marketing adalah untuk mengkomunikasikan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen yang dianggap target market potensial.

Konsep Marketing Mix

Jika berbicara tentang ranah marketing, terdapat salah satu konsep umum yang wajib diketahui oleh setiap pebisnis yakni konsep Marketing 4 P. Apakah maksudnya? Marketing 4 P yakni konsep marketing yang berfokus pada 4 hal yakni Product (produk), Price (harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi). Keempat hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan utama dalam menyusun bagaimana nantinya kita akan melakukan pemasaran.

(34)

Gambar 2.1

Bagian Bauran Pemasaran 4P

Namun dengan perkembangan keadaan pasar yang sudah sangat dinamis saat ini menyebabkan konsep 4 P tersebut dirasa sudah kurang efekif. Oleh karena itu banyak pengamat yang merasa perlu ditambahkannya poin lain dalam konsep tersebut. Hingga dipopulerkanlah istilah Marketing Mix atau Marketing 7 P.

Merupakan pengembangan dari konsep 4 P, konsep 7 P ini tersusun dengan tambahan 3 poin lagi yakni Process (proses), People (orang) dan Physical Evidence (bukti fisik). Untuk mengetahui lebih dalam mengenai semua poin dalam konsep Marketing Mix, simak ulasan detilnya berikut ini:

(35)

2.1.3.1 Aspek Produk (Product)

Yang dimaksud dengan produk adalah hal yang kita jual dalam bisnis meliputi barang atau jasa yang memiliki nilai guna dan dibutuhkan oleh konsumen. Kunci utama dari sebuah produk yakni barang atau jasa tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Selain itu, diperlukan juga nilai lebih dibanding produk lain agar produk kita lebih mudah diterima konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2009) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan keapada pasar baik barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan konsumen. Sedangkan menurut Saidi dalam Siti Mukarromah (2018) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk diperhatikan ,dimiliki atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keingina dan kebutuhan. Dalam pengertian luas produk mencakup apa saja yang bisa dipasarkan, termasuk benda-benda fisik, jasa manusia, tempat, organisasi, dan ide atau gagasan. Produk menjadi salah satu faktor penting dalam bidang pemasaran.

Di dalam strategi marketing mix strategi produk merupakan unsur yang paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya.

Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Oleh karena itu, strategi produk sebenarnaya

(36)

merupakan strategi pemasaran, sehingga gagasan atau ide untuk melaksanakannya harus datang dari bagian atau bidang pemasaran. Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga tingkatan yaitu:

1. Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.

2. Produk formal (formal product), yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang mentertai produk tersebut. 3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan produk

formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara Cuma-Cuma. (Sofjan Assauri, 2017), dalam buku “Manajemen Pemasaran”

2.1.3.2 Aspek Harga (Price)

Harga (price) adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Philip Kolter, 2008). Menurut Basu Swastha (2005) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Menurut Tjiptono (2005), Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepimilikan atau pengguna suatu barang dan jasa.

(37)

Menurut Kotler dan Keller (2009) harga merupakan sejumlah uang atau barang (barter) yang harus dibayrkan oleh pembeli kepada penjual atas suatu produk atau jasa. Sedangkan menurut Abdurrohman dalam siti Mukarromah (2018), mendefinisikan harga adalah sejumlah uang yang berfungsi sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga dapat juga diartikan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa harga merupakan keseluruhan nilai suatu barang maupun jasa yang diberikan dalam bentuk uang. Selain itu Harga adalah segala sesuatu atau nilai yang ditetapkan bagi “sesuatu”.

Harga merupakan uang yang harus diberikan konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual. Harga menjadi aspek yang sangat penting karena umumnya konsumen menjadikan harga sebagai pertimbangan utama sebelum membeli. Mengingat sifatnya yang sangat fleksibel, ada baiknya Anda selalu mengikuti dinamika pasar agar bisa menetapkan harga pada level yang tepat. Dimana harga tetap bisa diterima masyarakat namun juga tetap menghasilkan keuntungan.

2.1.3.3 Aspek Tempat (Place)

Tempat usaha merupakan lokasi dimana kita akan melakukan proses jual beli. Bagi usaha konvensional aspek ini memang sangat penting. Anda harus memperhatikan apakah lokasi tersebut cukup strategis dan mudah dikunjungi konsumen.

(38)

Namun dengan makin berkembangnya bisnis modern seperti bisnis online, kini pengertian aspek tempat kian beragam disesusaikan dengan media yang digunakan.

Menurut Kotlerdan Keller (2009) saluran distribusi adalah salah satu unsur dari bauran pemasaran yang bertugas untuk menyampaikan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan kepada para konsumen. Sebuah produk akan menjadi lebih berguna jika produk tersebut tersedia pada tempat dan saat dimana saja produk tersebut dibutuhkan.

2.1.3.4 Aspek Promosi (Promotion)

Menurut Kotler dan Keller (2009) promosi adalah berbagai cara yang dilakukan produsen/perusahaan untuk menginformasikan, membujuk dan mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk.

Promosi adalah kegiatan bisnis yang mempunyai tujuan agar konsumen bisa lebih mengenal dan tertarik dengan produk bisnis Anda. Dalam kegiatan ini, Anda harus mampu mengubah presepsi konsumen menjadi positif mengenai bisnis kita.

Untuk melakukannya banyak sekali teknik promosi baik secara manual lewat face to face promotion hingga promosi online yang kini semakin pesat berkembang.

2.1.3.5 Aspek Proses (Process)

Dalam bisnis, proses dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang dilakukan antara penjual dan konsumen. Di dalamnya meliputi pelayanan

(39)

serta proses transaksi. Berikan pengalaman pelayanan yang memuaskan bagi konsumen lewat berbagai teknik agar merekapun merasa puas.

2.1.3.6 Aspek Orang (People)

Yang termasuk dalam aspek ini tentu saja bukan hanya konsumen namun semua SDM yang terlibat termasuk pekerja atau tim bisnis. Hal ini sangat penting diperhatikan mengingat semau orang tentunya mempunyai kecenderungan yang berbeda dalam dunia bisnis. Memberikan perhatian yang baik pada orang yang terlibat dalam bisnis Anda, merupakan langkah awal yang sangat baik.

2.1.3.7 Aspek Bukti Fisik (Physical Evidence)

Physical evidence merupakan semua yang berbentuk peralatan atau perangkat yang digunakan untuk mendukung berjalannya bisnis kita. Utamanya untuk bisnis skala besar, maka tentunya saja membutuhkan semakin banyak peralatan dan semakin kompleks pula fungsi serta penggunaannya.

Mengingat semua aspek dalam konsep Marketing Mix saling berkaitan satu sama lain, maka Anda harus menjalankannya secara beriringan serta proporsional.

2.1.4 Volume Penjualan

Menurut Hartson Stapelton (2005), mengatakan bahwa volume penjualan adalah pencapaian penjualan yang dinyatakn dalam bentuk kuantitatif dari segi fisik atau volume. Menurut Basu Swasta (2005), berpendapat bahwa volume penjualan merupakan penjualan bersih dari laporan laba perusahaan. Penjualan bersih diperoleh melalui hasil

(40)

penjualan seluruh produk (produk lini) selama jangka waktu tertentu dan hasil penjualan yang dicapai dari market share (pangsa pasar) yang merupakan penjualan potensial yang dapat terdiri dari kelompok pembeli selama jangka waktu tertentu. Menurut Horngren, Foster dan Datar yang dikutip oleh Basu Swastha (2005), volume penjualan adalah ukuran aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan kapasitas dalam satuan uang atau unit produk dimana manajemen akan berusaha untuk mempertahankan volume yang menggunakan kapasitas yang ada dengan sebaik mungkin.

Terdapat beberapa indikator dari volume penjualan yang dikutip dari Philip Kotler oleh Basu Swastha (2008) yaitu:

a. Mencapai volume penjualan b. Mendapatkan laba

c. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Menurut Efendi Pakpahan (2009) faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi volume penjualan adalah saluran distribusi yang bertujuan untuk melihat peluang pasar apakah dapat memberikan laba yang maksimum. Secara umum mata rantai saluran distribusi yang semakin luas akan menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi semakin luasnya saluran distribusi maka produk perusahaan maka akan semakin dikenal oleh masyarakat luas dan mendorong naiknya angka penjualan yang akhirnya berdampak pada peningkatan volume penjualan.

Basu Swastha dan Irawan (2005) memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi penjualan, sebagai berikut:

(41)

a. Kondisi dan kemampuan penjual

Untuk mencapai sasaran penjualan yang diharapkan, maka penjual harus memahami masalah-masalah penting yang sangat berkaitan dengan penjualan, yakni:

1. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan 2. Harga produk

3. Syarat penjualan b. Kondisi pasar

Pasar sebagai suatu kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, kondisi pasar yang harus diperhatikan adalah: 1. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar

penjual, pasar pemerintah maupun pasar internasional 2. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya

3. Daya beli masyarakat 4. Frekuensi pembeliannya 5. Keingian kebutuhannya c. Modal

Agar kegiatan penjualan dalam suatu perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan cepat, maka diperlukan sejumlah modal untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.

d. Kondisi organisasi perusahaan

Dalam menangani masalah-masalah penjualan di dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari kondisi organisasi perusahaannya apakah termasuk jenis perusahaan besar atau kecil.

(42)

e. Faktor lain

Faktor-faktor lain yang sering mempengaruhi penjualan, seperti periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, diskon dan lain-lain.

Menurut Kotler (2006), usaha untuk meningkatkan volume penjualan adalah:

a. Menjajakkan produk dengan sedemikian rupa sehingga konsumen melihatnya

b. Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut akan menarik perhatian konsumen

c. Mengadakan analisa pasar

d. Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial e. Mengadakan pameran

f. Mengadakan discount atau potongan harga

Volume penjualan merupakan faktor terpenting yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya modal kerja. Suatu perusahaan menanamkan sebagian dananya dalam bentuk modal kerja, maka dari itu hasil penjualan diperlukan untuk menunjang kegiatan operasional yang bertumpu pada kegiatan penjualan.

Basu Swastha (2005) mengatakan bahwa dalam menganalisa volume penjualan, manajer dapat membandingkan hasil penjualan dan sasaran atau target penjualan. Sedangkan menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Basu Swastha (2005) menyimpulkan bahwa ada beberapa indikator dari volume

(43)

penjualan yaitu tercapainya target dan dan peningkatan jumlah keuntungan.

Volume penjualan yang diperoleh suatu perusahaan didasarkan pada realisasi hasil penjualan dan target penjualan yang setiap waktu akan cenderungmengalami perubahan sesuai dengan kondisi dari perusahaan itu sendiri. Setiap perusahaan dalam kegiatan penjualan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain seperti kemampuan persahaan, kondisi pasar, modal dan lain sebagainya.

2.1.5 Pertumbuhan Penjualan

Swastha dan Handoko (2001), “Pertumbuhan atas penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan atau jasa perusahaan tersebut,dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan”. Berkaitan dengan pertumbuhan penjualan, perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat agar dapat memenangkan pasar dengan menarik konsumen agar selalu memilih produknya.untuk itu faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan harus benar-benar diperhatikan.dengan mengetahui faktor-faktor tersebut perusahaan akan dapat menetapkan kebijaksanaan untuk mengantisipasi kondisi tersebut sehingga perusahaan dapat menjual produk dalam jumlah besar dan volume penjualan akan meningkat pula. Dengan meningkatnya laba perusahaan,maka keuntungan yang diperoleh para investor akan meningkat.

Menurut Huston dan Brigham (2006) berpendapat bahwa perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih

(44)

banyak pinjaman dan menangung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan penjualannya yang tidak stabil.

2.1.6 Faktor Pendukung Berwirausaha

Wirausaha adalah kemampuan seseoarang untuk melihat peluang pasar dan mampu memanfaatkannya dengan menghasilkan suatu barang ataupun jasa. Kemampuan yang didapatkan seseorang tersebut tentulah disebabkan oleh beberapa faktor-faktor pendukung seseorang untuk melakukan wirausaha. Berikut beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan wirausaha seperti dikutip dari Alma, dalam skripsi (Fauzizah Nur Lina, 2019):

a. Faktor personal, faktor personal yang mendorong atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia wirausaha adalah:

1) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang 2) Faktor usia

3) Komitmen atau minat yang tinggi terhadap wirausaha b. Faktor Environtment (lingkungan):

1) Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan 2) Mengikuti latihan-latihan atau incubator bisnis 3) Kebijaksanaan pemerintah

c. Faktor Sosiological:

1) Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha 2) Adanya bantuan family dalam berbagai kemudahan

(45)

Segala sesuatu di dunia berjalan seimbang (saling melengkapi) ada pria pasti ada perempuan, ada siang pasti ada malam, begitupun dalam hal berwirausaha ada faktor pendukung dan ada faktor penghambat, yang menjadi faktor penghambat berwirausaha dari Agus Gunawan dalam skripsi (Fauzizah Nur Lina, 2019), yaitu:

a. Tidak adanya dana atau modal b. Sifat kepemimpinan

c. Pengalaman d. lokasi

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Siti Mukarromah, Siti Maro’ah dan Mochammad Mockhlas (2018) dengan judul penelitian “Implementasi Strategi Bauran Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Penjualan Toko Baju SenamGrosir.com”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi bauran pemasaran (produk, harga, distribusi dan promosi) tidak mempunyai peran yang sama dalam meningkatkan volume penjualan. Komponen produk, harga, dan saluran distribusi mempunyai peran yang dominan dalam meningkatkan volume penjualan. Sedangkan promosi tidak berpengaruh besar dalam meningkatkan volume penjualan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya volume penjualan sebesar 11% pada bulan desember 2017 sampai bulan juli 2018.

2. Erwinsyah Rizkan Fahlevi dan RR. dan Siti Munawaroh (2016) dengan judul penelitian “Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Volume

(46)

Penjualan Pada PT. Indocitra Niaga Jaya Banjarmasin”. Hasil penelitian terhadap strategi pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan adalah bahwa PT. Indocitra Niaga Jaya , serta menggunakan 3 strategi promosi, yaitu personal selling, direct marketing, dan sale promotion. Untuk strategi harga, PT. Indocitra Niaga Jaya mengalami kesulitan dalam hal menjual produk Oreo dikarenakan kesulitan bersaing dalam hal harga dengan kompetitor, dimana produk Oreo menjual dengan harga Rp1.500,00 dan competitor menjual dengan harga Rp1.000,00. 3. Firna M. A. Poluan, Silvya L. Mandey dan Imelda W. J. Ogi (2019)

dengan judul penelitian “Strategi Marketing Mix dalam Meningkatkan volume Penjualan (studi pada minuman kesehatan instan alvero)” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi pengendalian internal dan mengetahui strategi marketing mix yang tepat dan diterapkan untuk meningkatkan volume penjualan pada minuman kesehatan intstan ALVERO. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data langsung dari perusahaan dengan melakukan observasi, wawancara sesuai subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan oleh ALVERO sudah berjalan dengan baik, dimana keempat variabel strategi Bauran Pemasaran ini saling mendukung dan saling melengkapi, serta memiliki peran yang berbeda dalam memasarkan produknya.

4. Niken Ayu Nur Rohmah dan Hery Suprayitno (2016) dengan judul penelitian “Analisis Strategi Pemasaran Es Krim Khas Kota Blitar Es

(47)

Drop Di Makam Bung Karno” tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran es drop agar bertahan di era modern seperti sekarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu dalam bentuk wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasilnya berupa analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa:

(1) ada hal positif tentang es drop dibanding es krim pada umumnya; (2) inovasi memegang peranan penting dalam pemasaran; (3) harga dan lokasi penjualan perlu dipertimbangkan dalam mempersiapkan strategi pemasaran.

(48)

2.3 Alur Penelitian Gambar 2.2 Alur Penelitian  Teori Pemasaran  Strategi Pemasaran  Bauran Pemasaran  Volume penjualan  Pertumbuhan Penjualan

 Faktor Pendukung Berwirausaha  Faktor Penghambat Berwirausaha

Strategi Bauran Pemasaran

Kendala Implementasi

Metode Penelitian

(49)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2016).

Sedangkan menurut Moleong (2017), bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian ini adalah penelitian jenis Case Study (Studi Kasus). Menurut Yin (2009), Penelitian studi kasus adalah sebuah metode penelitian yang secara khusus menyelidiki fenomena kontemporer yang terdapat dalam konteks kehidupan nyata, yang dilaksanakan ketika batasan-batasan antara fenomena dan konteksnya belum jelas, dengan menggunakan berbagai sumber data. Dalam kaitannya dengan waktu dan

(50)

tempat, secara khusus Yin (2009) menjelaskan bahwa objek yang dapat diangkat sebagai kasus bersifat kontemporer, yaitu sedang berlangsung atau telah berlangsung, tetapi masih menyisakan dampak dan pengaruh yang luas, kuat atau khusus pada saat penelitian dilakukan. Secara sekilas, metode penelitian ini sama dengan metode penelitian kualitatif pada umumnya. Akan tetapi, jika penjlasan Yin (2009) secara teoritis maupun dalam bentuk contoh-contoh praktisnya dipelajari lebih seksama maka didapatkan beberapa kekhususan yang menyebabkan metode penelitian ini memiliki perbedaan signifikan dengan metode penelitian kualitatif lainnya.

3.2 Jenis Data Penelitian

Data adalah fakta empiric yang dikumpulkan peneliti untuk kepentingan pemecahan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Menurut Sugiyono (2017), Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di tampat pembelanjaan, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitian. Dalam penelitian ini data primer

(51)

berupa hasil wawancara dengan pemilik usaha Sekararum Fashion Plamongan Indah Semarang Apriliantoro Darojat, 2 karyawannya yaitu (Maya Rahmatika dan Shella Sinata) dan juga 2 konsumen (Lu’luil Maknun dan Elly Isniyah).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini dapat memperoleh data pada buku-buku dan literatur yang lain tentang bagaimana penerapan bauran pemasaran yang digunakan tersebut.

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekararum Fashion yang terletak di Jalan Kelapa Gading II No. 326 Plamongan Indah Semarang. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada 15 Oktober 2019 sampai selesai.

3.4 Subyek Dan Obyek Penelitian

Menurut Amirin (2011), sesuatu yang padanya melekat obyek yang akan diteliti disebut sebagai subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah Informan yaitu pemilik, karyawan dan konsumen Sekararum Fashion Semarang. Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley dalam Sugiyono (2017) dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktifitas).

Menurut Sugiyono (2016) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

(52)

suatu hal yang objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu). Adapun objek dalam penelitian ini yaitu strategi bauran pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan dan kendala yang dialami dalam meningkatan volume penjualan pada Sekararum Fashion.

Selanjutnya peneliti memperoleh informan penelitian dengan cara purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010) Purposive sampling adalah teknik untuk menetukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Pertimbangan pada karyawan adalah yang bekerja minimal 2 tahun dan mengetahui lebih dalam pada usaha Sekararum. Sedangkan pada konsumen atau pelanggan adalah minimal 3 kali pembelian pada produk Sekararum. Informan pada penelitian ini adalah terdiri dari pemlik usaha Sekararum Fashion, dua karyawan dan juga dua konsumen.

Berikut ini adalah nama informan dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Daftar Nama Informan No. Nama Keterangan

1 Apriliantoro Darojat Pemilik Usaha Sekararum Fashion 2 Maya Rahmatika Karyawan Sekararum Fashion 3 Shella Sinata Karyawan Sekararum Fashion 4 Lu’luil Maknun Konsumen Sekararum Fashion 5 Elly Isniyah Konsumen Sekararum Fashion

3.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama daripenelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data penelitian

(53)

tidak boleh dilakukan sembarangan. Teknik perolehan data dalam penelitian ini menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Sugiyono (2016) yang terdiri dari Wawancara, Observasi, Dokumentasi, dan Triangulasi atau Gabungan.

A. Observasi / pengamatan

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2017) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Marshal dalam Sugiyono (2017) menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Tabel 3.2

Daftar Kegiatan Observasi

No Kegiatan Obyek Penelitian Waktu Penelitian 1 Meminta izin penelitian dan survey tempat Tempat usaha Sekararum Fashion 15 Oktober s/d 16 Oktober 2019

2 Wawancara Tempat usaha Sekararum Fashion

04 Desember s/d 15 Desember 2019

B. Interview / wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2017) Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

(54)

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Selanjutnya Esterberg dalam Sugiyono (2017) menyatakan bahwa interview merupakan hatinya penelitian sosial. Bila anda lihat jurnal dalam ilmu sosisal, maka akan anda temui semua penelitian sosial didasarkan pada interview baik yang standar maupun yang dalam.

C. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2017) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lai-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lai-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah semua data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data, sehingga data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Teknik analisis data skripsi studi kasus terdiri dari uji kedibilitas data dan penarikan kesimpulan. Adapun langkah analisis dapat dilakukan sebagai berikut:

(55)

A. Uji kredibilitas data

Uji kredibiltas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian studi kasus menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pengujian kredibilitas data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian studi kasus ini adalah triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi waktu. 1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber adalah langkah pengecekan kembali data-data yang diperoleh dari informan dengan cara membandingkan data atau informasi yang diperoleh dari informan. Peneliti mengajukan butir pertanyaan yang sama kepada informan. 2. Triangulasi Metode

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi metode yaitu dengan melakukan pengecekan data penelitian dengan teknik pengumpulan data yang

(56)

berbeda yakni wawancara, observasi dan dokumentasi sehingga data bersifat kredibel.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

Gambar 3.1 Triangulasi

Sumber : Sugiyono (2017) B. Narasi data

Teknik analsis data ini menggunakan model Miles dan Hubermen dalam Sugiyono (2016), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Sumber Data Sama Observasi

Wawancara

(57)

Menurut Sarosa (2017) terdapat beberapa pendekatan yang berbeda dalam menggunakan analisis naratif. Berikut ini beberapa pendekatan yang lazim digunakan dalam analisis naratif (Myers,2013):

1. Membaca atau menulis. Menulis dalam analisis naratif berarti menggunakan analisis naratif sebagai metode untuk mengorganisir dan menyajikan data penelitian. Menulis dengan gaya narasi berarti menggunakan struktur narasi untuk bercerita. Tugas utama peneliti adalah menggunakan semua data yang terkumpul sebagai dasar untuk bercerita secara logis, terstruktur, dan sistematis. Membaca berarti menggunakan analisis naratif untuk menginterpretasikan makna data yang berupa narasi.

2. Data dari atas bawah. Pendekatan dari atas (top down) berarti menganalisis berdasarkan sekumpulan aturan tata Bahasa dan budaya tertentu (Mcnabb, 2002). Pendekatan ini lazim dalam dunia pendidikan, termasuk juga pendidikan bisnis. Pengajaran metode kasus menggunakan pendekatan ini. Pendekatan dari bawah (bottom up) menggunakan elemen dari teks untuk membangun sebuah stuktur atau menganalisis keseluruhan teks (Mcnabb, 2002). Peneliti mengembangkan sendiri kerangka untuk menganalisis teks dan tidak menggunakan stuktur formal tata bahasa yang berlaku.

Menurut Sarosa (2017), jika peneliti hendak mengumpulkan data berupa narasi (dan narasi menjadi sumber data utama), maka peneliti harus menggali dari cerita dari para informan atau partisipan (Myers, 2013).

(58)

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Pada penelitian ini, obyek penelitian yang diambil yaitu “ Sekararum Fashion” yang berlokasi di Jalan Klp. Gading II No. 326, Plamongan Sari, Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Sekararum Fashion merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang produksi pakaian muslimah. Sekararum Fashion ini dirintis oleh Adelina Sekar Arumningtiyas pada tahun 2014. Sebelum memulai produksi gamis dan khimar sendiri Sekararum Fashion hanya menjual produk yang diambil dari berbagai produsen lain. Produk yang dijual berbagai produk bukan hanya gamis dan khimar saja, itupun jualannya dalam jumlah kecil yang hanya disambi saja pada waktu bekerja sambil menawarkan di lingkungan kerja, kerabat dan juga tetangga serta memanfaatkan waktu untuk berjualan saat Car Free Day.

Sekararum Fashion terus mengembangkan usahanya agar mampu meningkatkan omsetnya serta mampu bersaing dengan produk lainnya di pasaran. Dari awal mula yang hanya menjadi reseller Sekararum fashion merasa kurang puas dengan penjualan yang diperoleh dengan tenaga yang dikeluarkan akhirnya Sekararum fashion memutuskan untuk memproduksi gamis dan khimar sendiri. Awal memulai usaha Sekararum fashion hanya memproduksi 10 pcs gamis dengan mengajak seorang tetangga untuk

(59)

menjahit. Seiring dengan pekembangan yang baik Sekararum fashion mengalami perkembangan yang sangat baik, meningkatnya jumlah produksi perbulan. Sekararum fashion mampu menjual 3500 sampai 5000 pcs gamis setiap bulannya.

Sekararum Fashion adalah nama yang diambil dari nama pemilik. Sekararum Fashion juga memiliki arti yang bagus. Sekar memiliki arti bunga dan arum memiliki arti harum atau wangi. Jadi harapannya Sekararum Fashion ini bisa tumbuh dan berkembang seperti bunga yang disukai oleh banyak konsumen. Sedangkan Fashion merupakan menunjukkan usaha yang bergerak dibidang Fashion yaitu pakaian muslimah seperti gamis dan juga khimar.

Sekararum Fashion melayani konsumen pada hari dan jam sebagai berikut:

Hari Senin-Jum’at : 09.00-16.00 Hari Sabtu : 08.00-13.00 Hari Minggu : Libur Contack person

WA Admin 1 : 081390680832

Adapun setiap tugas pada Sekararum Fashion adalah sebagai berikut:

General Manajer : Mengawasi produksi dan penjualan

Leader Potong : Memimpin dan mengawasi proses potong kain

(60)

Admin Online : Mengurus penjualan online (order, pertanyaan dan komplain)

Admin Offline : Penjualan di toko dan kasir

Admin Packing : Pengiriman paket

Admin reseller : Khusus melayani reseller

Admin General : Membantu semua admin

4.2 Analisis Data 4.2.1 Uji kredibiltas 4.2.1.1 Triangulasi Sumber

1. Implementasi Strategi Bauran Pemasaran

Pertanyaan Penelitian:

1. Bagaimana implementasi startegi bauran pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan pada usaha Sekararum Fashion Semarang?

Dalam menjalankan sebuah usaha tidak lepas dari sebuah strategi yang diterapkan pemilik agar usaha dapat bertahan dan berkembang. Dengan strategi yang sudah direncanakan dengan baik dan matang kemudian diterapkan diimplementasikan sesuai dengan yang sudah direncanakan maka usaha tersebut dapat mengalami perkembangan yang pesat.

Untuk mengetahui implementasi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Sekararum Fashion maka dilakukan wawancara dengan beberapa

(61)

informan yaitu dengan pemilik, dua orang karyawan dan dua orang konsumen Sekararum Fashion. Dari latar belakang yang berbeda-berbeda dari para informan mereka memberikan jawaban untuk persoalan penelitian. Saya melakukan wawancara dengan lima informan Sekararum Fashion mengenai implementasi bauran pemasaran menggunakan 4P, Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi) dengan pertanyaan dan hasil wawancara dengan Mas Toro selaku pemilik Sekararum Fashion pada hari rabu tanggal 4 Desember 2019 sebagai berikut:

Produk apa saja yang dihasilkan SA?

“Kita hanya produksi Gamis dan khimar” Bagaimana model dan motif pada sekararum fashion?

“Untuk gamis model ganti-ganti, jadi dalam satu minggu itu kita ganti 3 model, yang membuat desain ada satu karyawan khusus untuk mendesain sama mengawasi pada bagian produksinya, sekalian membuat desain di tempat tersebut, kadang juga di gudang karena untuk pengawasan pemotongan. Untuk motif gamis ada floral, polos, abstrak, ada juga kombinasi dua warna polos dan juga motif kombinasi dengan polos berarti semua sih ya. Lalu untuk khimar polos tidak terlalu banyak model tapi ada dua variasi yaitu yang panjang atau syar’i sampai pantat dan hanya panjangnya sampai punggung saja. Karna kita kan konsepnya syar’i jadi semua khimar minimal modelnya

(62)

dada tertutup, tidak model yang pendek seperti segiempat biasa ataupun model yang persegi panjang”.

Ukuran pada produk apa aja?

“Untuk ukuran produk gamis kita ada banyak yaitu dari ukuran S, M, L, XL, XXL, dan XXXL. sedangkan untuk produk khimar kita ukurannya syar’i jadi minimal untuk dada tetutup, ukuran khimar ya pertama dada tertutup ukuran belakang ada yang hanya sampai patat dan ada yang sampai bawah pantat karena sifatnya syar’i”.

Bagaimana packanging atau kemasan yang digunakan Sekararum Fashion?

“Kita menggunakan kemasan yang sangat sederhana tapi insyaAllah konsumen teratrik dengan kemasan kita, kemasan menggunakan plastik putih bening bertuliskan Sekararum Fashion lalu untuk kemasan luar mengguanakn kantong plastik tebal juga bertuliskan Sekararum Fashion”. Pengambilan merek Sekararum Fashion diperoleh dari mana ya?

“Untuk merek kita ambil dari nama pemilik, istri saya namanya kan Adelina Sekar Arumningtiyas, kita ambil Sekararum saja, dengan memounyai tujuan baik karna dari nama tersebut mempunyai arti bagus”.

Untuk label Sekararum desainnya bagaimana dan mendesain sendiri atau didesain oleh orang lain?

Gambar

Gambar 2.1 Bagian Bauran Pemasaran 4P ...........................................................
Tabel 1.1 Tabel penjualan produk gamis dan hijab Sekararum Fashion  pada periode Bulan Januari-Desember 2018
Tabel 3.1 Daftar Nama Informan
Tabel 4.3 Kategori Data Implementrasi Strategi Bauran Pemasaran Dalam  Meningkatkan Volume Penjualan Sekararum Fashion Semarang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah Loading Frame beserta perlengkapannya untuk mengetahui adanya lentur pada balok yang terjadi akibat adanya

jumlah trombosit dan kadar haemoglobin setelah dilakukan tindakan plateletpheresis, Jumlah siklus pada tindakan plateletpheresis bergantung kepada jumlah trombosit

Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh pemberian bahan organik kotoran ayam, bekatul, dan bungkil kelapa yang difermentasi bakteri probiotik terhadap

Judul : Kebiasaan Penggunaan Kalimat Perintah dalam Aktivitas Pembelajaran: Kajian Pragmatik Kesantunan Berbahasa di Sekolah Dasar 5 Gondangmanis Bae Kabupaten Kudus..

A synthesis of management control theory suggests four major categories of use for management information: (1) score keeping, (2) improving individual understanding, (3)

Penelit ian ini unt uk menget ahui hubungan dukungan keluarga dalam menurunkan t ingkat kecemasan pada pasien preoperasi.Sampel penelit ian ini sejumlah 30 responden di RSU Dr. Saif

relationships; (1) shared values and norms, (2) perceived service quality, (3) trust, (4) inter- dependence, (5) service portfolio and (6) client orientation.. Shared values and

Pemahaman t erhadap nilai caring yang dit erapkan peraw at pada pasien t rauma dapat memberikan pengaruh besar t erhadap kondisi selanjut nya.Oleh karena it u peraw at harus dapat