• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI HUMAS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI HUMAS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI HUMAS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DALAM MEMPERBAIKI CITRA MELALUI PENYEBARAN INFORMASI DI

MEDIA CETAK INTERNAL Stefani Natalia

ABSTRACT

Strategy and good planning within a company will give a good effect for a company, where such influence can give a good impact for the company, especially in improving the company’s image. The strategy is also a company in establishing a strategic plan outlines the strategic and action to be taken within certain time for the future. Any change each other crochet hooks, so that it can be presumed furthes testimates become very limited. The image is one of the most important ussets of a company or organization. The image was obtained under the impression that one’s knowledge and understanding of the facts or reality. The purpose of this study is to examine how the state staffing agency public relations strategy in improving corporate image through print media dissemination of internal. The theory used in this study is the theory of communication and public relations theory. This study used a descriptive research, in this case the researchers will be presenting or exposing descriptive data with qualitative methods approach.

Keywords : Public relations strategy, improve the image, print mass internally. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Public Relations atau Humas bertujuan

(2)

diarahkan pada upaya menggarap persepsi para stakeholder, akar sikap tindak dan persepsi mereka.

Proses penyusunan strategi Publik Relations yang berkaitan dengan fungsi Publik Relations secara integral melekat pada manajemen perusahaan atau lembaga, yaitu sebagai berikut : pertama mengidentifikasi permasalahan

yang muncul, kedua mengindentifikasi unit-unit sasarannya, ketiga meng-evaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya, keempat mengin-dentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran, kelima pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi publik relations.

Citra perusahaan adalah persepsi yang muncul dan berkembang dalam benak publik mengenai realitas yang terlihat di perusahaan itu. Di sisi lain citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Citra perusahaan terbentuk dari banyak hal seperti sejarah atau kinerja perusahaan, stabilitas perusahaan, stabilitas keuangan, kualitas produk, dan lain-lain.

Cara untuk memperbaiki dan meningkatkan citra perusahaan adalah dengan cara menjalin komunikasi yang baik antara kedua belah pihak sehingga dalam

meng-komunikasikan pesan tidak terjadi kesalahpahaman (miss communication), pesan tersebut dapat dimengerti oleh khalayaknya, mengubah sistem manajemen perusahaan dan aturan-aturan yang ada dalam perusahaan untuk lebih ditingkatkan.

(3)

Media merupakan gambaran atau cermin tentang keberhasilan suatu perusahaan. Di dalam media terdapat berbagai macam informasi antara lain informasi yang baik adalah informasi yang membangun dan informasi yang buruk adalah informasi yang menjatuhkan. Informasi yang buruk akan sangat mempengaruhi media, bahkan dapat menjadi ancaman dan bumerang bagi suatu perusahaan. Media cetak internal adalah media cetak yang merupakan suatu terbitan yang ditujukan untuk publik internal karyawan dan keluarga karyawan, berisi tentang beberapa informasi perusahaan, sifatnya top down maupun bottom up, tujuannya untuk menciptakan kondisi yang well informed dan membina loyalitas antara karyawan dengan perusahaan.

Strategi komunikasi Public Relations disini adalah untuk menyampaikan pesan-pesan secara tepat sasaran

sehingga mampu menghimpun awareness dari publik dan berpengaruh terhadap publik serta menumbuhkan citra positif dari konsumen terhadap perusahaan. Dari hasil kerja sama yang baik inilah diharapkan akan tercipta suatu opini publik yang positif sekaligus memperoleh “citra yang baik” pula dari pihak publik sebagai khalayak sasarannya atau target audience dan masyarakat luas lainnya.

(4)

mempersulit pelayanan agar masyarakat yang dilayani memberikan uang lelah, ada kesan kinerja karyawannya kurang maksimal atau kurang baik, Pegawai Negeri Sipil (PNS) kurang produktif dan melakukan berbagai praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (kkn). Pembentukan stigma negatif ini antara lain dipengaruhi oleh pemberitaan media massa yang acap kali kurang berimbang (imbalance) dan tidak melakukan peliputan pada semua pihak (cover both sides), karena sejumlah media masih menganut paradigma bad news is good news artinya peristiwa yang buruk atau negatif tentang perusahaan cenderung “disukai” pers.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk memperbaiki

citra sangat dibutuhkan strategi serta perencanaan yang

baik untuk dapat memberikan kesan atau dampak yang baik bagi suatu perusahaan atau instansi pemerintahan khususnya bagi Badan Kepegawaian Negara. Peren-canaan disini dengan membuat program-program yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dengan adanya penyebaran informasi yang dilakukan di media cetak internal dengan menerapkan program metode Computer Assisted Test (CAT) kepada masyarakat maka citra perusahaan mulai menam-pakkan hasil sehingga dapat menimbulkan pencapaian citra yang positif di mata publik atau khalayak lainnya. Dalam kaitan ini peneliti memfokuskan penelitian ini pada “Strategi Humas Badan Kepegawaian Negara Dalam Memperbaiki Citra Melalui Penyebaran Informasi Di Media Cetak Internal”.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarakan uraian

(5)

belakang diatas, untuk memperoleh perumusan masalah penelitian ini, dapat dirumuskan yaitu :

a. Bagaimana strategi Humas Badan Kepegawaian Negara dalam memperbaiki citra melalui penyebaran infor-masi di media cetak internal. b. Bagaimana cara Humas

Badan Kepegawaian Negara mengembalikan rasa keper-cayaan kepada masyarakat yang selama ini dipandang dan dinilai negatif oleh publik ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tersebut adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi humas Badan Kepegawaian Negara dalam memperbaiki citra melalui penyebaran informasi di mata publik.

b.Untuk mengetahui bagaimana cara Humas Badan Kepe-gawaian Negara mengem-balikan rasa kepercayaan kepada masyarakat.

METODOLOGI 2.1 Kerangka Teori

komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi (Wiryanto, 2004:7).

Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak

harus menyetujui sesuatu gagasan tersebut. Yang penting adalah kedua belah pihak sama - sama mema-hami gagasan tersebut. Dalam hal seperti inilah baru dapat dikatakan bahwa komunikasi telah berhasil baik atau komunikatif.

(6)

message to a reciever through some channels.” Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran.

Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (2004:6) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.

Menurut Harold D. Lasswell, sebagaimana dikutip oleh Sendjaja (2004:6-7) cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut : Who Says what In which Channel To Whom With What Effect ? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?)

(7)

dinamakan komunikasi (Ruslan, 2008:17).

Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk menanamkan penger-tian guna memperoleh good will, kerja sama dan kepercayaan yang pada gilirannya mendapat dukungan dari pihak lain (Widjaja, 2002:55).

Public relations meru-pakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, meren-canakan, mengkomunikasi-kan, hingga mengevaluasi hasil apa yang telah dicapainya (Ruslan, 2008: 5).

Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku Efektif Public Relations, (New jersey : Prentice Inc. Englewood Cliffs, 1982), mengatakan, “ Public relations merupakan fungsi manajemen yang menilai

sikap publik, mengidenti-fikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pema-haman dan dukungan dari publiknya” (Ruslan, 2008:6-7).

Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, me-numbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang mengun-tungkan lembaga organisasi.

(8)

dikarenakan di satu pihak publik relations bertindak sebagai perantara atau mediator dan di lain pihak seseorang publik relations juga mempunyai tanggung jawab sosial atau social responsibility. Dalam menjalankan perannya, harus berdasarkan kejujuran dan etika yang dipegang teguh (Nova, 2011 : 49).

Strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada ahkirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen (Ruslan, 2008:133).

Strategi pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya (Ruslan, 2008 : 37). Proses penyusunan strategi public relations, menurut Ahmad S. Adnanputra dalam makalah “ PR Strategy” (2008), yang berkaitan dengan fungsi –

fungsi Public Relations atau Humas secara integral melekat pada manajemen suatu perusahaan atau lembaga, yaitu sebagai berikut (Ruslan, 2008: 139-140) :

1. Mengidentifikasi perma-salahan yang muncul. 2. Identifikasi unit - unit

sasarannya.

3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya. 4. Mengidentifikasi tentang

struktur kekuasaan pada unit sasaran.

5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi publik relations.

6. Mengidentifikasi dan eva-luasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau pera-turan pemerintahan dan lain sebagainya.

(9)

mengkomunikasi-kan, dan penilaian atau evaluasi kerja.

Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupa-kan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehu-masan) atau public relations (Ruslan, 2008:75).

Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan Masyarakat (Intermasa, 2008) ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di dunia aktivitas hubungan masyarakat (public relations), dan dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai berikut (Ruslan, 2008:78-79) : Citra perusahaan (corporate image) Berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana mencip-takan citra perusahaan (corporate image) yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (social care).

Pihak Humas atau Public Relations berupaya atau bertanggung jawab untuk mempertahankan citra perusa-haan, agar mampu mempenga-ruhi harga sahamnya tetap bernilai tinggi (liquid) untuk berkompetisi di pasar bursa saham.

Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyam-paikan pesan dari komunikator kepada khalayaknya. Berda-sarkan sifatnya media dibagi menjadi dua media cetak dan media elektronik. Media cetak dapat diartikan segala barang cetak seperti surat kabar, majalah, brosur, pamflet, buletin. Contoh media elektronik adalah televisi, radio, website (Nova, 2011: 200).

(10)

bottom up, tujuannya untuk menciptakan kondisi yang well informed dan membina loyalitas antara karyawan dengan perusahaan.

Bentuk media cetak internal seperti news letter, buletin, majalah, atau tabloid. Ragam sajiannya dapat berupa foto, pengumuman, artikel, berita (spot news maupun features) tentang perusahaan, profil karyawan berprestasi, program perusahaan, manaje-men, pembentukan sikap atau kepribadian, peraturan-peraturan baru, kegiatan-kegiatan perusahaan, ulang tahun, dan lain-lain. Selain sebagai media antarkaryawan, diharapkan sampai pula pada keluarga karyawan. Tujuannya untuk mendekatkan perusahaan dengan keluarga karyawan (Kusumastuti, 2002:33).

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak atau penerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti

surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2008 :126-127).

Media massa bentuknya antara lain media elektronik contohnya televisi dan radio, media cetak contohnya surat kabar, majalah, tabloid, buku, dan film. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2011:9).

(11)

bersifat dependen, sehingga fakta yang diteliti dalam berbagai dimensi bersifat subjektif dan tidak bebas nilai.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam - dalamnya. Pendekatan ini tidak mengu-tamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Pada penelitian ini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman kualitas data bukan banyaknya kuantitas data (Kriyantono, 2006:58).

Data yang dikumpulkan pada penelitian kualitatif adalah data deskriptif yaitu data yang berupa kata-kata, gambar, bukan angka tetapi lebih cenderung kepada mendes-kripsikan. Jenis data ini bertujuan untuk membuat

deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Riset ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel (Kriyantono, 2006:69).

Penulis melakukan metode riset dengan cara observasi dan wawancara. Metode observasi adalah metode dimana periset mengamati langsung objek yang diteliti. Metode wawancara adalah metode riset dimana periset melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus untuk menggali informasi dari respon-den.Wawancara mendalam dan observasi ini merupakan wujud pendekatan konstruktivis, yaitu mengang-gap bahwa realitas ada dalam pikiran subjek yang diteliti (Kriyantono, 2006:65).

(12)

akan menyajikan atau memaparkan data-data secara deskriptif. Penelitian deskriptif, untuk menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu. Penelitian ini relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesis tertentu (Ruslan, 2010: 12).

3.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.

Observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena riset. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengamat aktif, yaitu mengamati secara langsung fenomena yang terjadi di lapangan dengan ikut berpartisipasi secara langsung dalam penelitian yang diteliti di Badan Kepegawaian Negara.

Sehingga penulis dapat mengamati fenomena secara rill.

Wawancara adalah percakapan antara periset seseorang yang berharap mendapatkan informasi dan informan seseorang yang diasumsikan mempunyai infor-masi penting tentang suatu objek (Berger, 2000 :111). Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut sebagai wawancara mendalam (depth interview) atau wawancara secara intensif (intensive-interview) dan kebanyakan tak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam (Kriyantono, 2006:96).

(13)

observasi, wawancara menda-lam, maupun dokumen-doku-men (Kriyantono, 2006:192).

Pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam metode ilmiah melalui prosedur sistematik, logis, dan proses pencarian data yang valid, baik diperoleh secara langsung atau tidak langsung untuk keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan suatu riset secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawa-ban dan sebagai upaya untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi oleh peneliti.

3.4 Teknik Keabsahan Data Dalam teknik analisis dan pengumpulan data penelitian, penulis mengguna-kan metode triangulasi dalam

mengamati suatu persoalan yang diperoleh dari hasil wawancara dan kegiatan pengamatan dalam proses keabsahan data. Pada penelitian ini, teknik keabsahan data yang peneliti gunakan adalah teknik triangulasi sumber yang berarti membandingkan dan melaku-kan pengecemelaku-kan balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Dimana peneliti membandingkan hasil data dari wawancara, pengamatan dan dokumen. Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk mengetahui bagaimana strategi Humas Badan Kepegawaian Negara dalam memperbaiki citra melalui penyebaran informasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum

mengenai Badan

Kepegawaian Negara

Badan Kepegawaian Negara, disingkat BKN adalah

(14)

pemerintahan di bidang mana-jemen kepegawaian negara.

Instansi Badan Kepegawaian Negara atau BKN adalah lembaga pemerintahan pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerin-tahan tertentu dari presiden. Badan Kepegawaian Negara berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden dan dalam pelaksanaan tugas operasional dikoordinasikan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Apara-tur Negara.

Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, BAKN atau Badan Administrasi Kepegawaian Negara ditetapkan sebagai sebuah lembaga peme-rintah non departemen yang berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden, mempunyai fungsi untuk menyempurnakan, memelihara dan mengem-bangkan administrasi negara di bidang kepegawaian sehingga tercapai kelancaran jalannya pemerintahan.

4.2 Strategi Humas Badan Kepegawaian Negara dalam memperbaiki citra

Strategi memengang peranan penting untuk kemajuan suatu perusahaan tanpa adanya strategi yang baik pencapaian citra positif tidak mungkin terbangun. Dengan adanya strategi yang baik dapat mengamankan arah dan tujuan perusahaan atau organisasi lainnya menuju sasarannya. Hal-hal seperti mengidentifikasi citra, menganalisis citra, menjalin komunikasi dua arah timbal balik, dapat berkoor-dinasi dengan unit kerja yang terkait dengan permasalahan tersebut dan mengevaluasi citra sangat berpengaruh untuk pencapaian citra yang positif sehingga dapat menimbulkan respons yang positif dari masyarakat.

(15)

menyebarkan informasi, gagasan, atau ide kepada khalayaknya. Sedangkan news (pesan atau berita) merupakan suatu informasi yang dikomunikasikan kepada khalayak yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Informasi yang disampaikan tersebut bertujuan agar dapat diterima oleh khalayak dan mendapatkan respons yang positif (Nova, 2011:54).

Setelah diamati ternyata penyebab terjadinya citra karena terkait masalah tes penerimaan calon pegawai negeri sipil terhadap persepsi publik. Badan Kepegawaian Negara akan mengklarifikasi permasalahan atau stigma negatif yang berupa isu tersebut kepada masyarakat bahwa Badan Kepegawaian Negara akan mewujudkan tes penerimaan calon pegawai negeri sipil tanpa korupsi kolusi nepotisme dengan menerapkan program metode Computer Assisted Test (CAT) dengan

mengadakan event pameran kepada masyarakat tujuannya agar masyarakat lebih mengetahui metode Computer Assisted Test (CAT). Computer Assisted Test (CAT) merupakan produk Badan Kepegawaian Negara yang dapat memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap proses seleksi dan rekruitmen calon pegawai negeri sipil di instansi pemerintah. Dengan adanya metode seperti inilah seleksi calon pegawai negeri sipil dapat berjalan secara adil, objektif dan transparan sehingga persepsi masyarakat dalam menilai Badan Kepegawaian Negara tidak berlebihan.

(16)

tersebut. Diperlukan adanya pendekatan dengan bersikap ramah kepada para pengunjung untuk menyampaikan informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Dengan adanya pelaya-nan yang baik sangat berpengaruh terhadap pencapaian citra yang positif. Untuk membentuk suatu citra yang positif sangat dibutuhkan proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses yang cepat atau lambat untuk dapat membentuk suatu opini publik yang lebih luas yaitu dinamakan citra (image). Disamping itu dengan menyusun banner atau standing banner yang berisi pesan bahwa pelayanan di Badan Kepegawaian Negara itu gratis tanpa dipungut biaya apapun diharapkan agar masyarakat mengetahui bahwa informasi tersebut benar sehingga persepsi atau

pandangan masyarakat dapat berubah dalam menilai citra di Badan Kepegawaian Negara.

Badan Kepegawaian Negara akan melakukan tindakan untuk melakukan penyebaran informasi di media cetak internal dengan cara membagikan brosur atau buletin internal kepada masyarakat yang berisi bahwa Badan Kepegawaian Negara akan mewujudkan tes penerimaan calon pegawai negeri sipil tanpa korupsi kolusi nepotisme. Contoh media cetak internal yang Badan Kepegawaian Negara lakukan untuk melakukan penyebaran informasi adalah buletin internal, mading, poster, spanduk, brosur, flayer dan lain-lain. Sedangkan media eksternal lainnya yang digunakan oleh Badan Kepegawaian Negara adalah baik yang berbentuk media cetak maupun elektronik seperti spanduk, facebook, twitter, email dan website perusahaan.

(17)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan juga dikemukakan beberapa saran untuk meningkatkan Strategi Humas Badan Kepegawaian Negara dalam Memperbaiki Citra Melalui Penyebaran Informasi di Media Cetak Internal adalah sebagai berikut :

Berdasarkan teori komunikasi yang dipakai dalam penelitian ini maka dapat dikatakan bahwa dengan adanya strategi yang dilakukan oleh Humas Badan Kepegawaian Negara dalam memperbaiki

citra sudah terjadi adanya suatu proses hubungan diantara keduanya. Hal ini terbukti dengan adanya penyebaran informasi di media cetak internal ataupun sebaliknya.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Almanshur, Fauzan dan Chony. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : Ar - Ruzz Media.

Ardianto, Elvinaro. 2008. Public Relations Praktis untuk menjadi komunikator, orator, presenter dan Juru Kampanye Handal. Bandung : Widya Padjadjaran.

Biagi, Shirley. 2010. Pengantar Media Massa. Jakarta : Salemba Humanika. Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti.

Kriyantono, Rachmat. 2012. Public Relations Writing Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Kusumastuti, Frida. 2002. Dasar -dasar Hubungan Masyarakat. Malang : PT. Ghalia Indonesia.

Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relations. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Nurudin, 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Putra, Sareb Masri. 2007. Media Cetak Bagaimana Merancang dan Memproduksi. Jakarta : Graha Ilmu. Ruslan, Rosady. 2008. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Ruslan, Rosady. 2008. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

(19)

Widjaja, 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil- gesekan-gesekan pada permukaan komponen komponen yang bergerak dan bersinggungan. selain itu minyak

dalam melaksanakan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut diperlukan terobosan hukum, persepsi, pola pikir dan mengubah perilaku yang dilakukan dengan

Pelaksanaan kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal atau bukan niaga luar negeri tidak sesuai dengan persetujuan terbang (flight..

Namun menurut Undang-Undang No 17 Tahun 2003 pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa pelaksanaan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual

Konsep utama dari game ini adalah monster battle MMORPG, di mana pemain bisa meminjam kekuatan dari satu atau lebih Guardian untuk kemudian menjalankan Quests, berburu Spirit

kamar mandi” karya Gusmel Riyald, ald, dapat diketahui bahwa d dapat diketahui bahwa drama ini menggunakan rama ini menggunakan alur maju yaitu dari pertama terjadi suatu

Melakukan berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan (daya tahan, kekuatan).. Melakukan pengukuran berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani

kekurangannya.pendapatan dari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan proyek atau pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini peningkatan tarif atau juga