PERBANDINGAN CANTING DENTOALVEOLAR PADA
MALOKLUSI KLAS I, II DAN III DENGAN MENGGUNAKAN
RADIOGRAFI PANORAMIK
TESIS
PERBANDINGAN CANTING DENTOALVEOLAR PADA
MALOKLUSI KLAS I, II DAN III DENGAN MENGGUNAKAN
RADIOGRAFI PANORAMIK
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Spesialis Ortodonti (Sp. Ort) Dalam Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Oleh
ANDRES
137160002
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONTI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERSETUJUAN TESIS
Judul Tesis : Perbandingan canting dentoalveolar pada maloklusi klas
i, ii dan iii dengan menggunakan radiografi panoramik
Nama Mahasiswa : Andres
NIM : 137160002
Program Spesialis : PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI
SPESIALIS ORTODONTI
Menyetujui Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
NIP: 195402121981022001 Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort(K)
NIP: 195206221980031001 Prof.H.Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort
Telah diuji
Pada tanggal:
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort(K)
Anggota : Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort
Siti Bahirah, drg., Sp.Ort(K)
PERNYATAAN
PERBANDINGAN CANTING DENTOALVEOLAR PADA
MALOKLUSI KLAS I, II DAN III DENGAN MENGGUNAKAN
RADIOGRAFI PANORAMIK
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, januari 2017
ABSTRAK
Latar Belakang: Canting dentoalveolar merupakan kemiringan gigi dalam bidang oklusal yang umum terjadi pada semua orang. Bahan dan Cara: Sampel penelitian ini adalah 60 orang dewasa yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu 20 orang kelompok skeletal Klas I, 20 orang kelompok skeletal Klas II dan 20 orang kelompok skeletal Klas III. Canting dentoalveolar diukur dari Nasal Line (NL) dan Mandibular
Line (ML) secara vertikal ke gigi insisivus sentralis dan molar pertama maksila dan
mandibula. Nilai indeks canting maksila dan mandibular diperoleh dari perbedaan ketinggian dari regio kiri dan kanan baik maksila maupun mandibula menggunakan metode Fisher’s z pada radiografi panoramik. Untuk mengetahui hubungan canting
dentoalveolar pada pasien dengan maloklusi skeletal kelas I, II, dan III dilakukan uji
korelasi Spearman. Hasil: Terdapat hubungan canting dentoalveolar pada pasien dengan maloklusi skeletal Klas I, II, dan III. Kesimpulan: Canting dentoalveolar dapat ditemukan pada kelompok skeletal Klas I, II, dan III. Terdapat hubungan yang signifikan antara canting dentoalveolar pada pasien dengan maloklusi skeletal kelas I, II, dan III. Pasien dengan maloklusi skeletal kelas II dan III memiliki tingkat canting yang lebih besar dibandingkan dengan pasien dengan maloklusi skeletal Klas I.
Kata kunci: maloklusi skeletal, canting dentoalveolar, canting maksila dan mandibula.
ABSTRACT
Introduction: Canting dentoalveolar is the slope of the teeth in the occlusal plane that is appears to everyone with different level. Materials and Methods: The sample was 60 adults were divided into three groups: 20 people skeletal Class I, 20 people skeletal Class II, and 20 people skeletal Class III. Canting dentoalveolar take from Nasal Line (NL) and Mandibular Line (ML) to insisivus central and first molar maxilla and mandible. Index value canting maxilla and mandible from derived height from region left and right maxilla and mandible using a Fisher’s method on panoramic radiographs. The relationship between canting dentoalveolar and malocclusion Class I, II, and III was determined using Spearman correlation test. Results: There are significant relationship between canting dentoalveolar and malocclusion Class I, II, and III. Conclusion: dental canting can find in patient with skeletal Class I,II, and III. There is a significant relationship between the dental
canting in patient with skeletal Class I, II, and III. Patient with malocclusion Class II
and II have a greater degree of canting compared to patients with skeletal malocclusion Class I.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis
Ortodonti di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan,
pengarahan dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan segala
kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr Trelia Boel.,drg., M.Kes., Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara Medan, yang telah memberikan kesempatan, waktu,
petunjuk dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti Program Pendidikan
Dokter Gigi Spesialis di Departemen Ortodonti, selama penelitian dan penulisan
tesis ini sampai selesai.
2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort(K) selaku ketua Departemen Ortodonti Fakultas
Kedokteran Gigi Sumatera Utara Medan dan pembimbing utama tesis, yang telah
menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku pembimbing pendamping
tesis, yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing dan
4. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort(K) selaku ketua Program Studi Pendidikan Dokter
Gigi Spesialis Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Medan dan tim penguji, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam
penulisan tesis ini.
5. Siti Bahirra, drg., Sp.Ort selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
Spesialis Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan
dan staf penguji yang telah banyak membantu penulis selama menjalani
pendidikan di Program Pendidikan Spesialis Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara Medan dan tim penguji.
6. Amalia Oeripto, drg., MS., Sp.Ort(K) dan Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort(K)
selaku staf pengajar, yang telah banyak memberikan saran dan petunjuk selama
penulisan tesis ini dan selama mengikuti pendidikan di Program Pendidikan
Spesialis Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.
7. Meiliana Thamrin S.Farm, Apt selaku editor dan calon istri atas saran, bimbingan,
dan motivasi selama permbuatan dari tesis ini
8. Abdul Jalil Amri Arma, Drs., MKes selaku konsultan statistik, atas saran dan
bimbingannya dalam analisa statistik hasil penelitian.
9. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua
10. Dukungan dan semangat. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada abang
saya dr. Steven Tandean Sp,Bs dan calon istrinya dr Fini Kollins atas kasih
sayang, kesabaran, doa, dukungan, semangat dan pengorbanan hingga tesis ini
selesai.
11. Teman-teman angkatan X yaitu Bro Acong, Sist Nunu, Sist Ina, Kak Indah, Kak
Fitri, Kak Muti dan Mbak Noer yang selalu memberikan dukungan dan semangat,
dan terima kasih kepada drg Yudi Tannadi selaku temen seperjuangan selama di
kampus dan di praktek, Abang dan kakak senior, serta adik dan kakak junior dan
senior yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan. Juga kepada teman-teman dan perawat di RS Imelda selalu ada untuk
penulis.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis berharap semoga
tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran gigi
khususnya ortodonti.
Medan, Desember 2017
RIWAYAT HIDUP
Nama : Andres
Keterangan Pribadi
Alamat tempat Tinggal : Jln. Selam no 18R, Medan
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Buddha
No. Kontak : 082121272020
Nama Ayah : Alimun Tani
Nama Ibu : Kwilian Tasli
Saudara kandung : dr. Steven Tandean Sp.BS
Sekolah Dasar : SD Samuel Medan
Pendidikan Formal
Sekolah Menengah Pertama : SLTP Samuel Medan
Sekolah Menengah Atas : SMU Sutomo 1 Medan
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1. Canting sudut dataran oklusal (panah biru) ... 8
2.2. Canting sudut dataran oklusal frontal ... 9
2.3. Canting dataran oklusal. ZL dan ZR, Titik pada aspek medial sutura frontozigomatik kiri dan kanan ... 10 2.4. Canting maksila ... 10
2.5. Canting mandibular ... 11
2.6. Canting dataran oklusal fungsional ... 12
2.7. Canting dagu ... 12
2.8. Canting dataran oklusal dental terlihat dari penampakan intraoral dari arah frontal dan foto model studi ... 13 2.9. Canting dataran oklusal skeletal penampakan intraoral arah frontal dan foto radiografi Anterior-Posterior ... 14 2.10. Hemifacial macrosomia ... 18
2.11. Pengukuran tinggi ramus menurut Habets dkk. (panah merah) 20 2.12. Adanya tinterferens terjadinya pergeseran midline ... 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
3.1. Alat dan bahan penelitian antara lain: A. Pensil 4H,
penggaris dan penghapus; B. Tracing box; C. Kertas
tracing (tebal 0,003”, 8x10”) merek Ortho Organizer; E.
Foto panoramic ...
47
3.2. Alat radiografi panoramik merk Asahi Roentgen, Auto
Zero, Jepang dan posisi kepala pasien selama paparan ....
49
3.3. Identifikasi titik is, ms, isa, msa, ii, mi, iia, mia, ii, iia,
NL,
ML, dan MLa pada foto panoramic ...
49
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1 Definisi Operasional, Alat Ukur, Kategori serta Skala
Ukur dari Variabel Bebas, Tergantung, Terkendali dan Tidak Terkendali dari Penelitian
44
4.1 Tabel besarnya sampel data yang digunakan dalam
penelitian
52
4.2 Tabel perhitungan Is-NL pada pasien skeletal Klas I,II,
dan III dan perbandingan antara regio kiri dan kanan
53
4.3 Tabel perhitungan Isa-NL pada pasien skeletal Klas I,II,
dan III dan perbandingan antara regio kiri dan kanan
53
4.4 Tabel perhitungan ii-NL pada pasien skeletal Klas I,II,
dan III dan perbandingan antara regio kiri dan kanan
54
4.5 Tabel perhitungan iia-NL pada pasien skeletal Klas I,II,
dan III dan perbandingan antara regio kiri dan kanan
54
4.6 Tabel perhitungan ms-NL pada pasien skeletal Klas I,II,
dan III dan perbandingan antara regio kiri dan kanan
55
4.7 Tabel perhitungan msa-NL pada pasien skeletal Klas I,II,
dan III dan perbandingan antara regio kiri dan kanan
55
4.8 Tabel perhitungan mi-NL pada pasien skeletal Klas I,II,
dan III dan perbandingan antara regio kiri dan kanan
56
4.9 Tabel perhitungan mia-NL pada pasien skeletal Klas I,II,
dan III dan perbandingan antara regio kiri dan kanan
56
4.10 Hubungan antara canting dataran dentoalveolar dengan
maloklusi skeletal kelas I,II, dan III
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
I Surat Ethical Clearance 68
II Data pengukuran canting dental pada foto panoramik 69