BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini tergolong pada penelitian deskriftif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, gejala, kelompok tertentu atau gejala sosial yang terjadi pada masyarakat Neuman dalam (Martono, 2015 : 155). Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin membuat gambaran mengenai apaasajakah hambatan kepesertaan bpjs ketenagakerjaan bagi sektor informal di kecamatan medan denai kota medan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III kecamatan medan denai kota medan.Pemilihan lokasi penelitian didasari berdasarkan beberapa pertimbangan. Peneliti melakukan penelitian di lokasi ini karena banyak masyarakat yang bekerja di sektor informal seperti pedagang kaki lima, rumah makan, tukang becak, tukang tambal ban, penjual paket internet yang masih banyak di antara mereka yang belum terdaftar menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan sehingga peneliti ingin mengetahui penyebab dari rendahnya pekerja sektor informal yang tidak ikut sebagai peserta program BPJS ketenagakerjaan.
3.3 Populasi Penelitian
penting dalam proses penelitian, secara umum populasi merujuk pada sekumpulan inidividu atau obyek yang memiliki persamaan (Siagian, 2011 : 155).
Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pekerja sektor infomal di kelurahan Tegal Sari Mandala III kecamatan Medan Denai sebanyak 2851 orang.
3.4 Teknik Penarikan Sampel
Secara umum sampel adalah contoh. Dalam kaitannya dengan penelitian, sampel adalah sebagian dari objek, kejadian atau individu yang terpilih dari populasi yang akan diambil datanya atau yang akan di teliti (Roscoe dalam siagian, 2011 : 156). Sampel dalam penelitian ini adalah orang yang belum menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus menghitung besaran sampel (bungin, 2006:105).
N = N N (d)2+ 1 n = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
d = Nilai persisi (di tentukan dalam contoh ini sebesar 90% atau a=0,1) n = 2851
2851 (0,1)2+1
= 96,61 = 97 responden
dengan sampel yang di pilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian (prasetyo & jannah, 2005 : 134), adapun kreateria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Pekerja bukan penerima upah yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS ketengakerjaan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperpleh data yang di perlukan dalam penelitian ini memakai teknik pengumpulan data yang digunkan adalah sebagai berikut :
1. Data Primer (studi lapangan)
Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. adapun alat-alat yang digunakan dalamrangka studi lapangan ini, yaitu :
a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap obyek dan fenomena yang berkaitan dengan penelitian. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, dan dicatat secara otomatis direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan dan keabsahanya.
b. Kuesioner, merupakan daftar pertanyaan terstruktur dengan alternatif (Option) jawaban yang telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan atau pendapat pribadinya (Suyanto & Sutinah, 2011 : 56).
2. Data Sekunder
kepustakaan (library research)di lakukan dengan mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah, jurnal, surat kabar, karya ilmiah, artikel, buletin, dan bahan tuliasan yang memiliki relevansi dengan masalah dalam penelitian ini.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data yang di gunakan adalaha teknik analisis deskriftif kuantitatif. Untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi pada suatu data, peneliti dapat menganalisis data penelitiannya dengan mengggunakan teknik ini perhitungan data dengan distribusi frekuensi ini dapat dilakukan dengan menghitunng frekuensi data tersebut kemudian di presentasikan (bungin, 2006:18).
Teknik analisis data dalampenelitian ini menggunakan skala likert yang di susun dalam bentuk tabel tunggal.skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi sekelompok orang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Subyek penelitian dihadapkan pada pernyataan positif dan dalam jumlah yang berimbang dan mereka diminta untuk menyatakan apakah sangat setuju, setuju, kurang setuju, atau tidak setuju (Faisal, 2005: 143).
Pemberian skor data yang di lakukan melalui respon yang negatif menuju positif, yakni :
a. Skor tidak setuju (negative) adalah -1 b. Skor kurang setuju (netral) adalah 0 c. Skor setuju (positif) adalah 1
Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah :
b. Membuat kategori untuk mengklarifikasi jawaban sehingga mudah dianalisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian.
c. Tabulasi yaitu dengan menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui jawaban dan skor dari masalah yang diteliti.
Sebelum menentukan klasifikasi mengenai hambatan baik itu yang terdapat dari dalam (internal) maupun yang terdapat dari luar (eksternal) maka ditentukanlah interval kelas sebagai pengukuran, yaitu :
Interval Kelas (I)= nilai tertinggi (H)− nilai terendah (L) banyak kelas (K)
=1−(−1) 3 = 0,66
Maka untuk menentukan kategori respon positif, netral maupun respon negatif dengan adanya nilai batasan sebagai berikut :
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1Gambaran Umum
Keluruhan Tegal Sari Mandala III adalah suatu kelurahan yang berada dalam wilayah Kecamatan Medan Denai kota Medan Keluran Tegal Sari Mandala III diperkirakan luasnya lebih kurang 1,03 km2 yang terdiri dari daerah/ perumahan, perkantoran, pertokohan, dan sebagainya. Adapun batas-batas kelurah tegal sari mandala III adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara Berbatasan dengan Tegal Sari Mandala I dan Tegal sari Mandala II
b. Sebelah Selatan Berbatasan dengan kelurahan binjai
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Denai dan Bel merah d. Sebelah Barat berbatasan dengan Tegal Sari I dan Tegal Sari II
4.2Arah dan Kebijakan Umum Bidang Pembangunan Yang Dikelola
Arah dan Kebijakan umum bidang pembangunan yang dikelola di Kelurahan Tegal sari mandala III kecamatan medan Denai mengacu pada tupoksi Kelurahan, Berdasarkan surat keputusan Walikota Medan Nomor 57 Tahun 2010 tentang rincian tugas pokok dan fungsi kelurahan di lingkungan pemerintahan kota medan.
Pada pasal 5 disebutkan, dalam melaksanakan tugas pokok sebagai mana dimaksud dalam pasal 4 , lurah mempunyai fungsi antara lain :
a. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan. b. Pemberdayaan masayarakat.
c. Pelayanan masyarakat.
d. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum. e. Pemeliharaan prasaranan dan fasilitas pelayanan umum. f. Pembinaan lembaga kemasyarakatan.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Berdasarkan surat keputusan walikota medan nomor 57 tahun 2010 tentang rincian tugas pokok dan fungsi kelurahan di lingkungan pemerintahan kota medan, dalam melaksanakan pembangunan, di kelurahan terdapat susunan seksi keluruhan dengan masing-masing kebijakan umum yang berdasarkan pada fungsinya masing-masing yakni :
1. Seksi Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang berada dibawah yang bertanggung jawab kepada lurah. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksankan sebagian tugas lurah lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan adminstrasi program.Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah dimaksudkan fungsi sektetariat ialah :
c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan kelurahan yang meliputi adminstrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan kelurahan.
d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksaan.
e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan. f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendaliaan. g. Pelaksaaan monitoring evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Seksi Tata Pemerintahan
Seksi tata pemerintahan dipimpin oleh kepala seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada lurah. Seksi tata pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok lurah lingkup tata pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah dimaksudkan fungsi tata pemerintahan ialah :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan seksi tata pemerintahan. b. Penyusunan petunjuk teknis tata pemerintahan.
c. Penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan.
d. Pelaksaan proses pelayanan administrasi lainnya lingkup tata pemerintahan. e. Penyiapan bahan pembinaan kegiatan sosial politik, ideologi negara, dan
kesatuan bangsa
f. Pelaksanaan kegiatan pencatatan monografi kelurahan.
h. Membantu pelaksanaan tugas-tugas di bidang pemungutan pajak bumi dan bangunan (PBB).
i. Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kelurahan.
j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksaan tugas.
k. Pelaksaan tugas lain yang diberikan oleh lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum
Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum di pimpin oleh kepala seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada lurah. Seksi Ketenraman Dan Ketertiban Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok lurah lingkup ketenraman dan ketertiban umum. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah dimaksudkan fungsi seksi ketentraman dan ketertiban adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan seksi ketentraman dan ketertiban umum.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup ketentraman dan ketertiban umum. c. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum. d. Penyiapan bahan pembinaan perlindungan masyarakat.
e. Penyiapan bahan pembinaan perlindungan siskamling. f. Penyelenggaraan kegiatan admistrasi pertahanan sipil.
h. Pelaksanaan proses pelayanan kepada masyarakat lingkup ketentraman dan ketertiban umum.
i. Membantu pelaksaan tugas-tugas pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya.
j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. k. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh lurah sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
4. Seksi Pembangunan
Seksi pembangunan sosial dipimpin oleh kepala seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada lurah.Seksi pembangunan sosial mempunyai fungsi pokok dalam melaksanakan sebagian tugas pokok lurah dalam lingkup pembangunan sosial. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang telah dimaksudkan fungsi seksi Pembangunan adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan seksi Pembangunan. b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembangunan.
c. Pengumpulan, pengolahan, dan evalusi data di bidang perekonomian dan pembangunan.
d. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pembinaan terhadap perkoperasian, pengusaha ekonomi lemah dan kegiatan perekonomi lainnya dalam rangka meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat.
e. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pembinaan dalam bidang keagamaan, kesehatan, pendidikan, olah raga dan sosial budaya.
g. Pelaksanaan proses pelayanan kepada masyarakat lingkup perekonomian, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
h. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan swadya dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian dan pembangunan.
i. Penyiapan bahan koordinasi pembinaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana fisik di lingkungan kelurahan.
j. Penyiapan bahan pembinaan terhadap kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).
k. Membantu mengumpulkan dan menyalurkan dana/ bantuan terhadap korban bencana alam dan bencana lainnya.
l. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh lurah sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok kantor sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Fungsi dari kelompok Jabatan Fungsional adalah sebagai berikut :
a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan perturan perundang-undangan
b. Setiap kelompok jabatan fungsional, dipimpin oleh tenaga kerja fungsional senior yang ditunjuk.
d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
6. Tata Kerja
1. Dalam pelaksanaan tugas setiap pemimpin unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah serta dengan instasi lain di luar pemerintah daerah sesuai dengan tugas pokok masing-masing.
2. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang di perlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
4. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.
5. Setiap laopran yang di terima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan di pergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan memberikan petunjuk kepada bawahannya.
7. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi bawahanyadan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.
4.3Visi Dan Misi Kelurahan Tegal Sari Mandala III
a. Visi :
Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi pemerintahan harus di bawah agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin di wujudkan oleh kantor kelurahan Tegal Sari Mandala III. Penetapan misi mencerminkan apa yang di capai, memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, berorientasi terhadap masa depan dan selanjutnya diharapkan mampu menumbuhkan komitmen di lingkungan kantor lurah Tegal Sari Mandala III.
Visi Kelurahan Tegal Sari Mandala III Tahun 2011-2015 :
“Kelurahan Tegal Sari Mandala III yang nyaman, peduli, berdaya saing serta profesional dalam mewujudkan medan sebagai kota metropolitan.
b. Misi
Misi adalah sesuatu yang di emban atau di laksanakan oleh organisasi sesuai visi yang telah di tetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Untuk mencapai misi tersebut, maka Kelurahan Tegal Sari Mandala III menjabarkannya dalam beberapa misi yang akan dilaksanakan selam priode berjalan sebagai berikut :
1. Memberikan pelayan prima kepada masyarakat. 2. Meningkatkan profesionalisme aparatur kelurahan.
4. Memberdayakan masyarakat yang optimal dalam pembangunan.
Dengan memperhatikan visi dan misi kelurahan TSM III 2011-2015, Tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama 5 tahun mendatang adalah sebagai berikut :
1. Misi : Meninngkatkan administrasi pelayanan publik dengan tujuan :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi pemerintahan bagi masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala III dengan sasaran :
a. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja aparatur pelayanan publik di kelurahan Tegal Sari Mandala III.
b. Meningkatkan disiplin aparatur pelayanan kepada publik di kelurahan Tegal Sari Mandala III.
4.4 Keadaan Demografi Kelurahan Tegal Sari Mandala III
4.4.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
No Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
1. Laki-Laki 21, 863
2 Perempuan 26, 036
Jumlah 47.890
Sumber Data : Profil Kelurahan Tegal Sari Mandala III
4.4.2 Komposisi Jumlah Penduduk
Tabel 4.2
Komposisi Jumlah Penduduk Yang Terdiri Dari
Komposisi jumlah
penduduk Laki-laki Perempuan 1.
2.
3.
WNI Pribumi WNI Turunan
asing WNI China
21.863 -
-
26.036
-
-
Jumlah 47.890
Sumber Data : Profil Kelurahan Tegal Sari Mandala III
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat adanya perbedaan antara jumlah WNI Pribumi yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 26.036 lebih banyak bandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sekitar 21.863 orang.
4.4.3 Komposisi Jumlah Penduduk Yang Lahir
Tabel 4.3
Komposisi Jumlah Penduduk Yang Lahir
No Jumlah Penduduk Yang Lahir 1 Laki-laki 66 orang 2 Perempuan 90 orang
Jumlah 156 orang
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat adanya perbedaan jumlah penduduk yang lahir berjenis kelamin perempuan lebih banyak di bandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki.
4.4.4 Komposisi Jumlah Penduduk Yang Meninggal
Tabel 4.4
Komposisi Jumlah Penduduk Yang Meninggal
No Jumlah Penduduk Yang Meninggal 1 Laki-Laki 142 orang 2 Perempuan 84 orang
Jumlah 226 orang
Sumber Data : Profil Kelurahan Tegal Sari Mandala III
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat adanya perbedaan jumlah penduduk yang meninggal berjenis kelamin laki-laki yaitu sekitar 142 orang lebih banyak di bandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin perempuan yaitu sekitar 84 orang.
4.4.5 Komposisi Jumlah Penduduk Yang Pindah
Tabel 4.5
Komposisi Jumlah Penduduk Yang Pindah
No Jumlah Penduduk Yang Pindah
1 Laki-Laki 388 orang
2 Perempuan 361 orang
Jumlah 749 orang
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat adanya perbedaan jumlah penduduk yang pindah berjenis kelamin laki-laki yaitu 388 orang, lebih banyak di bandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin perempuan yaitu 361 orang.
4.4.6 Komposisi Jumlah Penduduk Yang Datang
Tabel 4.6
Komposisi Jumlah Penduduk Yang Datang
No Jumlah Penduduk Yang Pindah 1 Laki-Laki 196 Orang 2 Perempuan 198 Orang
Jumlah 394 orang
Sumber Data : Profil Kelurahan Tegal Sari Mandala III
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat adanya perbedaan komposisi jumlah penduduk yang Datang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 198 orang lebih banyak di bandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 196 orang.
4.4.7 Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Agama
Tabel 4.7
Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Agama
No Jumlah penduduk menurut Agama
1 Islam 43.229 orang
2 Kristen Protestan 4.324 orang
3 Budha 36 orang
4 Katholik 476 orang
5 Hindu -
Berdasarkan data yang telah disajikan pada Tabel 4.7 tertera bahwa jumlah penduduk di kelurahan Tegal Sari Mandala III sebanyak 47.890 , dengan komposisi jumlah penduduk yang beragama islam yaitu sekitar 43.229 orang, selanjutnya jumlah penduduk yang beragama kristen protestan sebanyak 4.324 orang, dan ikuti oleh umlah penduduk yang beragama budha sebanyak 36 orang, dan jumlah penduduk yang beragama khatolik yaitu sebanyak 476 orang.
4.5 Sarana dan Prasarana
4.5.1 Sarana Pendidikan
Untuk menampung penduduk yang ingin mengikuti pendidikan formal dan melanjutkan pendidikannya. Pemerintah membangun sarana pendidikan di kelurahan Tegal Sari Mandala III. Sarana pendidikan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III yang telah tersedia adalah :
Tabel 4.7
Sarana Pendidikan
No Nama Sekolah Jumlah/Unit
1 TK/PAUD 15 Unit
2 SD 10 Unit
3 SMP 2 Unit
4 SMU 1 Unit
Jumlah keseluruhan 28 Unit
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Tegal Sari Mandala III telah terdapat sarana dan prasarana pendidikan untuk masyarakat berupa 15 Unit gedung TK/PAUD, 10 Unit gedung SD, 2 Unit gedung SMP, 1 unit gedung SMU.
4.5.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Tabel 4.8
Sarana Kesehatan
No Sarana Kesehatan
1 Rumah Sakit Umum -
2 Pukesmas 1 Unit
3 Balai Pengobatan 1 Unit 4 Klinik Bersalin 17 Unit 5 Praktek Dokter 8 Unit 6 Depot Obat/Apotik 4 Unit Jumlah Keseluruhan 31 Unit
Sumber Data : Profil Kelurahan Tegal Sari Mandala III
4.5.3 Sarana Peribadatan
Tabel 4.9
Sarana Peribadatan
No Sarana peribadatan
1 Mesjid 18 Unit
2 Gereja 6 Unit
3 Langgar/Mushollah 12 Unit
4 Vihara -
Jumlah Keseluruhan 36 Unit
Sumber Data : Profil Kelurahan Tegal Sari Mandala III
BAB V
ANALISIS DATA
5.1. Pengantar
Pada bab ini penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dengan menyebarkan angket (kuesioner) kepada sebanyak 97 responden. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi satu bagian-bagian tertentu berdasarkan jawaban responden.Analisis data yang dimaksud adalah interpestasi langsung berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dilapangan. Adapun data-data yang dianalisis pada bab ini adalah sebagai berikut:
5.2. Analisis Kharakteristik Responden
5.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Data distribusi responden berdasarkan usia di sajikan dalam tabel 5.1 berikut ini :
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi (F) Persentase %
Sumber : Data Primer Mei 2017
persentase (27,84%) berada pada rentang usia antara 23 sampai dengan 29 tahun, responden dengan persentase (18,56%) berada pada rentang usia antara 30 sampai dengan 39 tahun, sebanyak 31 responden dengan persentase (31,96%) berada pada rentang usia antara 40 sampai dengan 49 tahun, 21 responden dengan persentase (21,65%) berada pada rentang usia antara 51 sampai dengan 59 tahun. Berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa kaum muda yang berusia 23-29 Tahun sudah banyak yang berkerja disektor informal. Golongan usia 40-49 tahun dan 51-59 tahun juga menjadi golongan usia yang kedua tertinggi yang bekerja disektor informal, dimana usia ini juga merupakan usia produktif, artinya individu masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu.
5.2.2Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Data distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di sajikan dalam tabel 5.2 berikut ini :
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase %
1. 2.
Laki-Laki Perempuan
59 38
60,83 39,18
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
responden dengan persentase (39,18%). Sampel yang telah ditetapkan sebagai responden dalam penelitian ini tidak mempunyai kriteria tertentu, baik laki-laki dan perempuan dapat dijadikan sampel asalkan responden merupakan pekerja sektor informal.
5.2.3Distribusi Responden Berdasarkan Agama
Data distribusi responden berdasarkan Agama di sajikan dalam tabel 5.3 berikut ini :
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Agama
No Agama Frekuensi (F) Persentase %
Sumber : Data Primer Mei 2017
5.2.4Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Data distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir di sajikan dalam tabel 5.4 berikut ini :
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Frekuensi (F) Presentase %
1. 2. 3. 4. 5.
Tidak tamat SD Tamat SD
Sumber : Data Primer Mei 2017
5.2.5Distribusi Responden Berdasarkan Suku
Data distribusi responden berdasarkan suku di sajikan dalam tabel 5.5 berikut ini :
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Suku
No Suku Frekuensi (F) Persentase %
Sumber : Data Primer Mei 2017
5.2.6Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak
Data distribusi responden berdasarkan jumlah anak di sajikan dalam tabel 5.6 berikut ini :
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak
No Anak Frekuensi (F) Persentase %
Sumber : Data Primer Mei 2017
5.2.7Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Data distribusi responden berdasarkan pekerjaan terakhir di sajikan dalam tabel 5.7 berikut ini :
Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi (F) Persentase %
1.
Sumber : Data Primer Mei 2017
5.2.8Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan
Data distribusi responden berdasarkan jumlah pendapatan di sajikan dalam tabel 5.8 berikut ini :
Tabel 5.8
Ditribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan
No Kategori Frekuensi
Rp 800.00- Rp 1.200.000 Rp 1.500.000- Rp 2.000.000 Rp 2.500.000- Rp 3.000.000
≥Rp 3.500.000
Sumber : Data Primer Mei 2017
5.3 Hambatan Kepesertaan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan Bagi Sektor Informal
1. Permasalahan Internal
5.3.1 Pengetahuan Responden
1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Program BPJS
Ketenagakerjaan
Data distribusi responden berdasarkan Pengetahuan Mengenai Program BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.9 berikut ini :
Tabel 5.9
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Program BPJS
Ketenagakerjaan
No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase
1.
Sumber : Data Primer Mei 2017
melalui sosialisasi kepada responden yang tidak merata, sehingga mengakibatkan tidak semua dari responden mengetahui program BPJS ketenagakerjaan tersebut.
2.Distribusi Responden BerdasarkanPerolehan Informasi Mengenai Program
BPJS Ketenagakerjaan
Data distribusi responden berdasarkan Perolehan informasi Mengenai Program BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.10 berikut ini :
Tabel 5.10
Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi BPJS ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1. 2. 3.
Kepala desa Tetangga Media masa
- 24 73
24,75 75,26
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
3. Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Responden Mengenai
Informasi Program BPJS Ketenagakerjaan Yang Pernah Mereka Dengar
Lewat Media Atau Tetangga
Data distribusi responden berdasarkan Pemahaman responden mengenai informasi Program BPJS KetenagakerjaanYang Pernah Mereka Dengar Lewat Media Atau Tetanggadi sajikan dalam tabel 5.11 berikut ini :
Tabel 5.11
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Responden Mengenai
Informasi Program BPJS Ketenagakerjaan Yang Pernah Mereka Dengar
Lewat Media Atau Tetangga
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
Sumber : Data Primer Mei 2017
mengenai program BPJS hal tersebut dikarenakan responden merasa berita yang mereka dapatkan lewat media masih kurang jelas.
4.Distribusi Responden Berdasarkan Pegetahuan Mengenai Manfaat Program
BPJS Ketenagakerjaan Yang Pernah Mereka Dengar Lewat Media Atau
Tetangga
Data distribusi responden berdasarkan Pengetahuan responden mengenaiManfaat Program BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.12 berikut ini :
Tabel 5.12
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Manfaat
Program BPJS Ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
Sumber : Data Primer Mei 2017
terdaftar sebagai peserta. Misalnya untuk jaminan kecelakaan kerja, Responden kurang mengetahui bahwa bpjs ketenagakerjaan dapat memenuhi, biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja, biaya perawatan medis, biaya rehabilitasi, upah sementara tidak mampu bekerja, santunan cacat tetap sebagian dan santunan cacat total tetap.
5.Distribusi Responden Berdasarkan Pegetahuan Responden Mengenai Tujuan
Program BPJS Ketenagakerjaan
Data distribusi responden berdasarkan Pengetahuan responden mengenai Tujuan Program BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.13 berikut ini.
Tabel 5.13
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Tujuan Program
BPJS
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1.
Sumber : Data Primer Mei 2017
mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak mengetahui tentang tujuan dari program bpjs ketenagakerjaan.
6.Distribusi Responden Berdasarkan Pegetahuan Responden Mengenai
Syarat-Syarat Untuk Mendaftar Menjadi Peserta Program BPJS Ketenagakerjaan
Data distribusi responden berdasarkan Pengetahuan responden mengenai syarat-syarat untuk mendaftar menjadi peserta Program BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.14 berikut ini.
Tabel 5.14
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Syarat-Syarat
Untuk Mendaftar Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1.
Sumber : Data Primer Mei 2017
syarat-syarat untuk menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan sangat tidak merata bahkan ada beberapa responden yang mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak mengetahui tentang syarat-syarat untuk menjadi peserta dalam program bpjs ketenagakerjaan.
7.Distribusi Responden Berdasarkan Pegetahuan Responden Mengenai
Syarat-Syarat Untuk Mendaftar Menjadi Peserta Program BPJS Ketenagakerjaan
Data distribusi responden berdasarkan Pengetahuan responden mengenai cara mendaftar untuk mendaftar menjadi peserta Program BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.15 berikut ini.
Tabel 5.15
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Cara Mendaftar
Sebagai Salah Satu Peserta BPJS Ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
Sumber : Data Primer Mei 2017
Responden yang menjawab tidak tahu ada 28 orang responden dengan persentase (28,87%).Dari data diatas bisa disimpulkan bahwa pengetahuan responden mengenai cara mendaftar agar dapat menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan sangat tidak merata bahkan ada beberapa responden yang mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak mengetahui tentang syarat-syarat untuk menjadi peserta dalam program bpjs ketenagakerjaan.
8.Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Responden Mengenai
perlunya Program BPJS Ketenagakerjaan
Data distribusi responden berdasarkan Pengetahuan responden mengenai perlunya Program BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.16 berikut ini:
Tabel 5.16
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman mengenai perlu nya Bpjs
ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1. 2.
Perlu Tidak Perlu
63 34
64,95 35,06
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
Sosial Ketenagakerjaan Merupakan Hak Setiap Warga Negara Yang Dilindungi Oleh Undang-Undang. Sedangkan responden yang berpendapat tidak perluberjumlah 34 orang dengan persentase sebesar (35,06%).
9.Distribusi Responden Terhadap BPJS Ketenagakerjaan Merupakan Hak
SetiapWargaNegaraYangDilindungiOleh Undang-Undang
Data distribusi responden Terhadap Program BPJS Ketenagakerjaan Yang Merupakan Hak Setiap Warga Negara Yang Dilindungi Oleh Undang-Undang di sajikan dalam tabel 5.17 berikut ini.
Tabel 5.17
Distribusi RespondenTerhadap BPJS Ketenagakerjaan Merupakan Hak
SetiapWargaNegaraYangDilindungiOleh Undang-Undang
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1. 2. 3.
Tahu
Kurang tahu Tidak Tahu
39 20 38
40,21 20,62 39,18
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
sosialisasidariBPJS Ketenagakerjaan akanhak yangmerekamiliki khususnya untuksektor informal.
5.3.2 Masalah Ekonomi
10.Distribusi Responden Mengenai Sumber Modal Usaha
Data distribusi responden mengenai sumber usaha yang di dapatkan oleh responden di sajikan dalam tabel 5.18 berikut ini :
Tabel 5.18
Distribusi Responden Mengenai Sumber Modal Usaha
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1. 2.
Modal sendiri Modal Kredit dari : BKK
Meminjam Bank Rentenir
73 24
75,26 24,75
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
(24,75%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki modal usaha sendiri lebih banyak dibandingkan dengan responden yang meminjam dengan pihak-pihak tertentu.
11.Distribusi Responden Mengenai Kesulitan Dalam Menjalankan Usaha
Data distribusi responden mengenai kesulitan responden dalam menjalankan usaha di sajikan dalam tabel 5.19 berikut ini :
Tabel 5.19
Distribusi Responden Mengenai Kesulitan Dalam Menjalankan Usaha
No Kategori Frekuensi (F) Persentase%
1.
2.
3.
Kesulitan/Kekurangan Modal Persaingan Usaha/Kesulitan Dalam Pemasaran Karena Banyaknya Pedagang Yang Sama
Tidak Kesulitan
41
48
8
42,27
49,49
8,25
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
12.Distribusi Responden Berdasarkan Perkembangan Usaha
Data distribusi responden berdasarkan perkembangan usaha di sajikan dalam tabel 5.20 berikut ini :
Tabel 5.20
Distribusi Responden Berdasarkan Perkembangan Usaha
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1. 2. 3.
Baik Lumanyan Kurang Baik
19 66 12
19,59 68,05 12,37
jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
13.Distribusi Responden Mengenai Kecukupan Dalam Memenuhi Kebutuhan
Hidup Keluarga
Data distribusi responden Mengenai Kecukupan Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Keluargadi sajikan dalam tabel 5.21 berikut ini :
Tabel 5.21
Distribusi Responden Mengenai Kecukupan Dalam Memenuhi Kebutuhan
Hidup Keluarga
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1. 2. 3.
Memenuhi
Kurang Memenuhi Tidak Memenuhi
25 72 -
25,78 74,23
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
14.Distribusi Responden Mengenai Pendapatan Yang Diperoleh Di gunakan
Untuk Apa Saja Selain Kebutuhan Sehari-hari
Data distribusi responden Mengenai Pendapatan Yang Diperoleh Di gunakan Untuk Apa Saja Selain Kebutuhan Sehari-haridi sajikan dalam tabel 5.22 berikut ini:
Tabel 5.22
Distribusi Responden Mengenai Pendapatan Yang Diperoleh Di gunakan Untuk
Apa Saja Selain Kebutuhan Sehari-hari
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
Sumber : Data Primer Mei 2017
tabel diatas menjelaskan untuk biaya yang tak terduga yaitu sebanyak 3 denganpresentase (3,10%). Karena kebutuhan tidak hanyak apa yang sudah kita rencanakan dan pikirkan, pasti akan ada keperluan yang tidak terduga yang akan muncul dengan tiba-tiba dan bisa sewaktu-waktu terjadi.
15.Distribusi Responden Mengenai Ketersediaan Bergabung Dengan BPJS
Ketenagakerjaan
Data distribusi responden Mengenai Ketersediaan Bergabung Dengan BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.23 berikut ini:
Tabel 5.23
Distribusi Responden Mengenai Ketersediaan Bergabung Dengan BPJS
Ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase
1. 2.
Mau Tidak Mau
91 6
93,82 6,19
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
memilih menabung sendiri di bandingkan hari ikut bpjs ketenagakerjaan karena terlalu ribet urusannya selain itu mereka juga menganggap bpjs ketenagakerjaan itu sama dengan bpjs kesehatan padahal hal ini sama sekali berbeda.
16.Distribusi Persiapan Responden Dalam Menghadapi Risiko Kerja
Data distribusi Persiapan Responden Dalam Menghadapi Risiko Kerjadi sajikan dalam tabel 5.24 berikut ini :
Tabel 5.24
Distribusi Persiapan Responden Dalam Menghadapi Risiko Kerja
No Kategori Frekuensi (F) Persentase % Tidak Ada Dana Menabung Sendiri
Sumber : Data Primer Mei 2017
terkumpul, dan juga sewaktu-waktu uang yang mereka tabung sendiori juga bisa gunakan untuk keperluan mendadak dari mereka. Sedangkan pada yang ikut BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 20 dengan presentase (20,62%) yang dikarnakan kurangnya sosialisai yang dilakukan pihak BPJS kepada masyarakat tentang betapa bagus, atau baiknya program dari BPJS ini.
2. Eksternal
5.3.3Kelembagaan
17. Distribusi Responden Berdasarkan Kesulitan Dalam Mengurus BPJS
Ketenagakerjaan
Data distribusi Responden Berdasarkan Kesulitan Dalam Mengurus BPJS Ketenagakerjaan di sajikan dalam tabel 5.25 berikut ini :
Tabel 2.25
Distribusi Responden Berdasarkan Kesulitan Dalam Mengurus BPJS
Ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase%
1. 2.
Ya Tidak
91 6
93,82 6,19
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
Sedangkan yang menjawab Tidak sebanyak 6 dengan presentase (6,19%) yang dikarenakan dari respondennya sendiri pernah melihat atau mendengar, atau dari salah satu saudara mereka tau bagaimana fungsi BPJS Keternagakerjaan ini, makanya responden tidak kesulitan dalam mengurus BPJS ini.
18.Distribusi Responden Mengenai Adanya Sosialisasi Yang Dilakukan Oleh
Pihak BPJS Ketenagakerjaan Mengenai Program Bukan Penerimah Upah
Data distribusi Responden Mengenai Adanya Sosialisasi Yang Dilakukan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan Mengenai Program Bukan Penerimah Upah di sajikan dalam tabel 5.26 berikut ini :
Tabel 5.26
Distribusi Responden Mengenai Adanya Sosialisasi Yang Dilakukan Oleh Pihak
BPJS Ketenagakerjaan Mengenai Program Bukan Penerimah Upah
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1. 2. 3.
Ada
Belum Ada Tidak Ada
- 85
6
87,63 6,19
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
yang sebelumnya karna blm ada pihak BPJS yang mengadakan sosialisais disini. Pada responden yang menjawab Tidak ada sebanyak 6 dengan presentase (6,19%) karena satu pun pihak BPJS tidak ada memberikan sosialisi itu kepada masyarakat,dilingkungan ini, sehingga kebanyakan masyarakat atau responden yang tidak mengetahui sama sekali tentang bagai mna BPJS Ketenagakerjaan itu.
19.Distribusi Responden Mengenai Keterlibatannya Dalam Program Bukan
Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan
Data distribusi Responden MengenaiKeterlibatannya Dalam Program Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan di sajikan dalam tabel 5.27 berikut ini :
Tabel 5.27
Distribusi Responden Mengenai KeterlibatannyaDalam Program Bukan
Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase%
1. 2.
Ya Tidak
- 97
- 100
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
20.Distribusi Responden Berdasarkan Iuran Yang Harus Dibayarkan Setiap
Bulannya Jika Bergabung Dalam Dalam Program Bukan Penerimah Upah
Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan
Data distribusi Responden Berdasarkan Iuran Yang Harus Dibayarkan Setiap Bulannya Jika Bergabung Dalam Dalam Program Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.28 berikut ini :
Tabel 5.28
Distribusi Responden Berdasarkan Iuran Yang Harus Dibayarkan Setiap
Bulannya Jika Bergabung Dalam Dalam Program Bukan Penerimah Upah
Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase%
1.
Sumber : Data Primer Mei 2017
iuran yang harus di keluarkan jika mereka harus ikut tergabung dalam program bukan penerimah upah yang dibuat oleh BPJS Ketenagakerjaan.
21. Distribusi Responden Berdasarkan Penilain Responden Terhadap Program
Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS
Ketenagakerjaan
Data distribusi Responden Berdasarkan Penilain Responden Terhadap Program Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.29 berikut ini :
Tabel 5.29
Distribusi Responden Berdasarkan Penilain Responden Terhadap Program
Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS
Ketenagakerjaan
Kategori Frekuensi (F) Persentase%
1. 2. 3.
Baik
Kurang Baik Tidak Baik
89 8
-
91,76 8,25
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
program ini dinyakan memang baik untuk masyarakat terutama disektor informal. Pada responden yang mengatakan kurang baik ada 8 dengan presentasi (8,25) karna ada juga responden yang menganggap program ini kurang bagus, mungkin karna pengalaman atau dengar kata orang lain soal BPJS. Pada responden yang mengatakan tidak baik 0 dengan presentasi (0%) juga.
22.Distribusi Responden Berdasarkan Keberlangsungan Program Bukan
Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan
Data distribusi Responden Berdasarkan Keberlangsungan Program Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.30 berikut ini :
Tabel 5.30
Distribusi Responden Berdasarkan Keberlangsungan Program Bukan
Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase%
1. 2. 3.
Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
92 5 -
94,85 5,15
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
penerimah upah yang di buat oleh bpjs ketenagakerjaan dapat lebih baik lagi selain itu para responden berharap pelaksanan program ini dapat juga dirasakan secara mereta bagi sektor informal. Sementara itu 5 responden menyatakan kurang setuju, pendapat responden yang mengatakan kurang setuju berbanding terbalik dengan responden yang menyatakan setuju. Kelima responden yang mengatakan kurang setuju karena mereka berpendapat bahwa program bukan penerimah upah yang dibuat oleh BPJS ketenagakerjaan belum berjalan dengan semestinya dan diperlukan perbaikan-perbaikan lagi agar program tersebut dapat berjalan dengan baik.
23.Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Informasi Adanya
Program Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS
Ketenagakerjaan
Data distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Informasi Adanya Program Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan di sajikan dalam tabel 5.31 berikut ini :
Tabel 5.31
Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Informasi Adanya
Program Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS
Ketenagakerjaan
24.Distribusi Responden Berdasarkan Iuran Bulanan Yang Harus Dibayarkan
Setiap Bulannya Memberatkan atau Tidaknya Jika Ikut Dalam Program
Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS
Ketenagakerjaan
Data distribusi Responden Berdasarkan Iuran Bulanan Yang Harus Dibayarkan Setiap Bulannya Memberatkan atau Tidaknya Jika Ikut Dalam Program Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.32 berikut ini :
Tabel 5.32
Distribusi Responden Berdasarkan Iuran Bulanan Yang Harus Dibayarkan
Setiap Bulannya Memberatkan atau Tidaknya Jika Ikut Dalam Program
Bukan Penerimah Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS
Ketenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1. 2.
Memberatkan Tidak
Memberatkan
85 12
87,63 12,37
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
bergabung dengan bpjs ketenagakerjaan namun mereka takut apabila tidak dapat membayar iuran yang harus di bayarkan setiap bulannya. Sedangkan responden yang tidak merasa keberatan yaitu sebanyak 12 responden dengan persentase (12,37%) mereka mengatakan bahwa pengahasilan yang mereka dapatkan setiap bulannya dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan mereka sama sekali tidak keberatan untuk membayar iuran yang harus dikeluarkan setiap bulannya kerena menurut mereka sesuai dengan penghasilan yang mereka dapatkan.
25.Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Dari Program Bukan Penerima
Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan
Terhadap Pekerja Mandiri sektor Informal
Data distribusi Responden BerdasarkanManfaat Dari Program Bukan Penerima Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS KetenagakerjaanTerhadap Pekerja Mandiri sektor Informaldi sajikan dalam tabel 5.33 berikut ini :
Tabel 5.33
Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Dari Program Bukan Penerima
Upah Yang Telah Disediakan Oleh Pihak BPJS Ketenagakerjaan
Terhadap Pekerja Mandiri sektor Informal
No Kategori Frekuensi (F) Persentase%
1. 2.
Ya Tidak
94 3
96,91 3,10
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
26.Distribusi Responden Tentang Pemerintah Mengikutsertakan Tenaga kerja
Sektor Informal Sebagai Peserta Jaminan SosialKetenagakerjaan
Data distribusi RespondenTentang Pemerintah Mengikutsertakan Tenaga kerja Sektor Informal Sebagai Peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaandi sajikan dalam tabel 5.34 berikut ini :
Tabel 5.34
Distribusi RespondenTentang Pemerintah Mengikutsertakan Tenaga kerja
Sektor Informal Sebagai Peserta Jaminan SosialKetenagakerjaan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase %
1. 2. 3.
Ya, Perlu Tidak Perlu Tidak Tahu
93 - 4
95,88
4,13
Jumlah 97 100,00
Sumber : Data Primer Mei 2017
Berdasarkan data pada Tabel 5.34Sebagian besar responden sebanyak 93 orang dengan persentase (95,88%) telah memiliki kesadaran yang tinggi tentang perlunya pemerintah mengikutsertakan sektor informal sebagai peserta BPJS ketenagakerjaan, hal ini menunjukkan adanya peluang yang besar untuk mengajak mereka menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Alasan responden tentang perlunya pemerintah mengikutsertakan tenaga kerja sektorinformalsebagaipesertajaminansosial ketenagakerjaan menunjukkan kesadaran yang tinggi akan adanya risiko dalam
melaksanakan pekerjaan disamping juga hal tersebutmerupakanhaksetiapwarganegara. Sedangkan responden yang menyatakan
27.Distribusi Responden Mengenai BPJS Ketenagakerjaan Yang Harus
Menjadi Program Utama Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Data distribusi RespondenMengenai BPJS Ketenagakerjaan Yang Harus Menjadi Program Utama Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraandi sajikan dalam tabel 5.35 berikut ini :
Tabel 5.35
Distribusi Responden Mengenai BPJS Ketenagakerjaan Yang Harus Menjadi
Program Utama Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
No Kategori Frekuensi (F) Persentase%
Sumber : Data Primer Mei 2017
kesejahteraan rakyat harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan pekerja membayar iuran. Disamping itu, dibutuhkan pula iklim usaha yang mendukung. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah Daerah, untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah secara sinergis melalui penetapan berbagai peraturan perundang - undangan dan kebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memperoleh kepastian, kesempatan, perlindungan, dan juga dukungan usaha.
5.4 Analisis Data Kuantitatif Responden Mengenai Hambatan Kepesertaan
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Bagi Sektor
Informal
Setelah dianalisis secara kualitatif tentang hambatan kepesertaan badan penyelenggaraan jaminan sosial (bpjs) ketenagakerjaan bagi sektor informal, pada bagian ini kategori yang sama akan dianalisis secara kuantitatif melalui pemberian skor dengan menggunakan Skala Likert. Pemberian skor data dilakukan mulai dari respon yang negatif menuju respon yang positif, yakni :
a. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1 b. Skor kurang setuju (netral) adalah 0 c. Skor setuju (positif) adalah 1
Interval Kelas (I)= nilai tertinggi (H)− nilai terendah (L) banyak kelas (K)
= 1−(−1) 3 = 0,66
Menentukan kategori respon positif, netral maupun respon negatif dengan adanya nilai batasan sebagai berikut :
a. -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif b. -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral c. 0,33 sampai dengan 1 = respon positif
5.4.1 Hambatan Kepesertaan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan Bagi Sektor Informal
a. Permasalahan Internal
1. Pengetahuan
Pemberian skor terhadap kategori pengetahuan responden mengenai program bpjs ketenagakerjaan. Hal ini merupakan hal yang paling awal dalam mengukur masalah Hambatan kepesertaan. Hasil skor dari pengetahuan responden (V1) merupakan hasil rata-rata ∑ skor kategori pengetahuan : (hasil jumlah sub kategori dikali jumlah responden). Jumlah sub kategori pengetahuan ada 9 sub variabel. Sehingga rata-rata V1 = ∑ skor kategori : (9 x 97).
(positif), nilai 0 untuk kurang mengetahui(netral), dan nilai -1 untuk tidak mengetahui(negatif), lalu dibagi dengan jumlah total reponden.
Hasil akhir dapat dilihat apakah pengetahuan itu bersifat positif atau negatif dengan batasan nilai pada skala likert, yaitu sebagai berikut :
= 36 (9x97) = 36 : 873 = 0,05 Keterangan :
∑ skor kategori pengetahuan = 36
Jumlah sub kategori pengetahuan = 9 Jumlah responden = 97
Hasil skor kategori pengetahuan (V1) = 0,05
Berdasarkan hasil skala likert tersebut, dapat diketahui bahwa responden memiliki pengetahuan negatif dengan hasil skor 0,05 karena berada diantara -1 sampai dengan 0,33. Jadi, responden memiliki pengetahuan yang negatif terhadap program BPJS ketengakerjaan.
2. Ekonomi
Untuk mengetahui perekonomian responden terhadap program BPJS ketenagakerjaan di kelurahan Tegal Sari Mandala III termasuk positif atau negatif, maka dilakukan analisis dengan memberikan nilai 1 untuk mengetahui(positif), nilai 0 untuk kurang mengetahui (netral), dan nilai -1 untuk tidak mengetahui(negatif), lalu dibagi dengan jumlah total reponden.
Hasil akhir dapat dilihat apakah perekonomian responden itu bersifat positif atau negatif dengan batasan nilai pada skala likert, yaitu sebagai berikut :
= 250 (7x97) = 250 : 679 = 0,36 Keterangan :
∑ skor kategori perekonomian responden = 250 Jumlah sub kategori perekonomian responden = 7 Jumlah responden = 97
Hasil skor kategori ekonomi responden (V2) = 250
Berdasarkan hasil skala likert tersebut, dapat diketahui bahwa ekonomi responden memiliki hasil yang positif dengan skor 0,36 karena berada diantara 0,33 sampai dengan 1. Jadi, responden memiliki perekonomian baik dengan hasil yang positif terhadap program BPJS ketengakerjaan.
b. Permasalahan Eksternal
3. Kelembagaan
merupakan hasil rata-rata ∑ skor kategori Kelembagaan : (hasil jumlah sub kategori dikali jumlah responden). Jumlah sub kategori kelembagaan ada 11 sub variabel. Sehingga rata-rata V1 = ∑ skor kategori : (11 x 97).
Cara yang dilakukan untuk mengetahui apakah kelembagaan termasuk salah satu hambatan dalam program bukan penerimah upah (BPU) yang telah disediakan oleh BPJS ketenagakerjaan. Dengan pemberian nilai positif atau negatif, maka dilakukan analisis dengan memberikan nilai 1 untuk yang mengetahui (positif), nilai 0 untuk kurang mengetahui (netral), dan nilai -1 untuk tidak mengetahui(negatif), lalu dibagi dengan jumlah total reponden.
Hasil akhir dari kelembagaan dapat terlihat pada program bukan penerimah upah (BPU) itu bersifat positif atau negatif dengan batasan nilai pada skala likert, yaitu sebagai berikut :
= 262 (11x97) = 262 : 1067 = 0,24 Keterangan :
∑ skor kategori kelembagaan = 1067 Jumlah sub kategori kelembagaan = 11 Jumlah responden = 97
Hasil skor kategori kelembagaan (V3) = 0,24
Jika kuantitatif data di lakukan secara menyeluruh dengan menggunakan skala likert, maka dapat dilihat rata-rata hambatan secara keseluruhan dari penelitian Hambatan Kepesertaan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (bpjs) Ketenagakerjaan Bagi Sektor Informal Di Kecamatan Medan Denai. Jadi hasil pengetahuan + ekonomi + hasil kelembagaan dibagi dengan banyak kelas yaitu :
= 0,05 + 0,36 + 0,24
3
=0,21
Hasil keseluruhan antara pengetahuan, ekonomi dan kelembagaan dapat di peroleh 0,21 skor. hal ini dikarenakan skor ini beradadiantara -1 sampai dengan 0,33, maka Hambatan Kepesertaan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Di Kecamatan Medan Denai tepatnya di kelurahan Tegal Sari Mandala III adalah negatif.
Undang-undang No.40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional pasca putusan mahkamah konstitusi Republik Indonesia ditegaskan, jaminan sosial merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup layak.
Namun pada kenyataan nya saat ini masih banyak masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta program BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan salah satunya masyarakat yang bekerja pada sektor informal. Padahal sudah jelas apa yang tertera pada undang-undang No.40 tahun 2004 bahwa setiap masyarakat itu wajib mendapat perlindungan sosial agar dapat terpenuhi kebutuhan sosialnya. Sebenarnya masyarakat yang bekerja pada sektor informal ini rentan terhadap kecelakaan kerja namun banyak dari mereka yang tidak terdaftar sebagai peserta program bpjs ketenagakerjaan.
“... bagaimana ya nak saya itu gak ngerti apa itu program bukan penerima
upah yang telah disediakan oleh bpjs ketenagakerjaan orang sosialisasinya aja gak
ada ke kita, sebenarnya itu program bagus juga untuk awak gini ya nak tapi ya
karena gak ada informasi tentang program itu ya awak gak bisa ikut daftar lah
nak...”
BAB VI
PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian. Kesimpulan yang terdapat di bab ini merupakan hasil yang dicapai dari analisis data dalam penelitian tentang Hambatan Kepesertaan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Bagi Sektor Informal. Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 97 responden yang merupakan pekerja sektor informal.
6.1. Kesimpulan
Hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa hambatan kepesertaan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Bagi sektor Informal dapat dilihat dari beberapaaspek, yaitu :
1. Pengetahuan dan pendidikan, dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa pengetahuan pekerja sektor informal terhadap pelaksanaan program bukan penerimah upah yang telah disediakan oleh BPJS Ketenagakerjaan masih dikatakan kurang mengetahui. Hal ini ditunjukkan melalui pemahaman yang kurang baik terhadap manfaat, tujuan dan kegiatan pelayanan yang dilaksanakan Oleh BPJS Ketenagakerjaan. Meskipun dari sisi pendidikan sudah banyak responden yang telah tamat sampai kejenjang sekolah menengah atas atau SMA tapi tetap saja pengetahuan mereka itu sangat sedikit sekali mengenai program bpjs ketenagakerjaan.
2. Kemiskinan ekonomi, dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa jumlah pendapatan yang di dapatkan oleh pekerja sektor informal masih jauh dibawah rata-rata untuk menghidupi kebutuhan mereka.
adanya sama sekali sosialisasi dilingkungan tersebut, membuat mereka tidak banyak yang ikut program BPJS Ketenagakerjaan tersebut.
4. Masyarakat atau reponden menganggap program Bukan Penerima Upah itu bagus, tetapi mereka juga sebenarnya belum mengerti bagaimana proses atau pelayanan didalamnya, mereka juga menganggap program tersebut sebagai program pemerintah yang pasti baik akan baik untuk masyarakat.
6.2. Saran
1. Kepada Pihak BPJS Ketenagakerjaan seharusnya diadakanya sosialisais kepada setiap lingkungan, karena kurangnya sosialisi tersebut juga membuat para masyarakat atau responden bingung untuk mendaftarkan diri mereka sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan khususnya dalam program Bukan Penerima Upah.
2. Kepada Bapak Lurah yang berada di Kelurahan Tegal Sari Mandala III, saya berharap sebagai peneliti dilingkungan bapak tersebut, apabila bapak tau tentang apa itu BPJS KetenagaKerjaan sebaiknya bapak beritahu kepada masyarakat yang berada dilingkungan yang bapak pimpin, agar juga lebih memudahkan mereka yang ingin ikut serta dalam program BPJS khususnya dalam program Bukan Penerima Upah.