• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Situs Di Kecamatan Sianjur Mula- mula Kabupaten Samosir dalam mendukung Industry Pariwisata (1995- 2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Situs Di Kecamatan Sianjur Mula- mula Kabupaten Samosir dalam mendukung Industry Pariwisata (1995- 2010)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Propinsi Sumatera Utara dengan Ibu Kota Medan merupakan salah satu provinsi yang memiliki aneka ragam suku, adat istiadat dan warisan budaya yang berbeda beda.Warisan budaya yang masih dilestarikan merupakan peninggalan sejarah yang bernilai tinggi. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari beberapa kabupaten salah satunya adalah Kabupaten Samosir. Samosir sebagai suatu pulau besar dikelilingi Danau Toba yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Samosir1yang masih kental dengan istilah adat dan budaya dan masih identik dengan tempat sejarah atau biasa disebut dengan Situs.

Situs adalah suatu lokasi peninggalan sejarah sebagai hasil kegiatan dimasa lampau atau lokasi ditemukannya sisa- sisa sebuah peristiwa sejarah, berupa daerah- daerah yang mengandung sebuah nilai penting bagi sejarah berupa kehidupan dan peristiwa di masa lampau serta ditemukannya berbagai peninggalan dari jejak sebuah kehidupan masa lampau atau sebuah peristiwa yang bersejarah. Adapun peninggalan sejarah menurut UU RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya adalah:

Pasal 1: Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya dan kawasan cagar budaya di darat dan/ atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan/ atau kebudayaan melalui proses penetapan.

1

(2)

Pasal 2: Benda cagar budaya adalah benda alam dan/ atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, dengan bagian- bagiannya, dan atau sisa- sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.2

Situs sejarah yang berada di wilayah Kabupaten Samosir sudah banyak dijadikan sebagai objek wisata budaya dan salah satu kecamatan di Kabupaten Samosir yang memiliki situs dan dijadikan sebagai objek wisata adalah Kecamatan Sianjur Mula-Mula.

Kecamatan Sianjur Mula-mula berada di bagian barat Pulau Samosir dengan Ibu kotanya adalah Desa Ginolat.Kecamatan Sianjur Mula-mula memiliki 11 desa yaitu Desa Boho, Desa Aek Sipitu Dai, Desa Singkam, Desa Sari Marihit, Desa Sianjur Mulamula, Desa Ginolat, Desa Huta Ginjang, Desa Siboro, Desa Huta Gurgur, Desa Bonan Dolok, dan Desa Hasinggaan. pada tahun 2005, jumlah penduduk seluruhnya tercatat sebanyak 11098 jiwa yang terdiri laki- laki sebanyak 5488 jiwa (49,5%) dan perempuan sebanyak 5610 jiwa (50,5%) dengan jumlah keluarga sebanyak 2598 Kepala Keluarga.3.

Sianjur Mula-mula merupakan daerah perkampungan asli si Raja Batak yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi sehingga menjadikan daerah ini sangat penting bagi orang Batak secara keseluruhan. Nilai tersebut sangat kuat dalam mitologi penciptaan menurut Religi Batak yang selalu menjadi rujukan untuk memahami masyarakat Batak secara keseluruhan. Kecamatan Sianjur Mula-mula dominan dihuni oleh masyarakat Batak Toba. Masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadat dan kebudayaaan.

2

Janter Klinton Sihombing, “Situs dan Peninggalan Sejarah Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli

Utara (Skripsi)”, Medan: Universitas Negeri Medan, 2016, hlm 6. 3

(3)

Pariwisata adalah sektor penting setiap negara, segala peradaban dan budaya.Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan.4 Objek wisata yang dapat dijadikan sebagai modal tersebut perlu ditata dan dipelihara lingkungannya dan Pemerintah memiliki peranan yang sangat besar dalam mengembangkan pariwisata sehingga di harapkan mampu mengundang wisatawan untuk mengunjunginya. Di dalam Kecamatan Sianjur Mula-mula, ada beberapa situs yang bisa dikunjungi dan telah dijadikan sebagai objek wisata budaya dan memiliki potensi yang sangat luar biasa yang dapat digunakan untuk mendukung industry pariwisata.

Potensi adalah suatu kemampuan, kesanggupan, kekuatan ataupun daya yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan lagi menjadi bentuk yang lebih besar. Menurut Sri Habsari potensi adalah kemampuan maupun kekuatan pada diri yang dapat ditingkatkan dan dikembangkan menjadi lebih baik dengan sarana dan prasarana yang tepat dan baik. Potensi yang sudah dikembangkan dengan baik akan membuahkan prestasi dan keuntungan. Potensi wisata adalah segala bentuk macam sumber daya yang terdapat disuatu daerah tertentu yang dapat diramu dan dikembangkan menjadi suatu aneka atraksi wisata.5

Potensi situs di Kecamatan Sianjur Mula- mula berkaitan dengan legenda asal usul orang Toba dan warisan budaya masyarakat Batak Toba dan potensi tersebut dapat dijadikan sebagai modal bagi pengembangan di sektor pariwisata. Beberapa situs sejarah yang ada di wilayah kecamatan Sianjur Mula-mula adalah Pemandian Aek Sipitu Dai, Rumah Parsaktian (Sopo) Guru Tatea Bulan, Batu Hobon dan Batu Sawan.6

4

Oka A Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa, 1983, hlm 23. 5

Http:// adykenzie. Blogspot.co.id.httml ( diakses pada tanggal 12 Agustus 2016). 6

(4)

Situs Pemandian Aek Sipitu Dai adalah sumber air alam yang mengalir dari pegunungan Pusuk Buhit dan merupakan sumber air bersih yang dari tahun ke tahun dengan segala bentuk cuaca tidak pernah mengalami perubahan debit air. Situs ini terletak di Desa Aek Sipitu Dai, yang penduduknya umumnya bermarga Limbong.Situs ini di bagi atas dua ruangan yang digunakan untuk mencuci dan mandi oleh masyarakat Desa Aek Sipitu Dai.Pemandian Aek Sipitu Dai ini juga memiliki tujuh rasa dimana ke tujuh mata air ini mengalir dari patung-patung yang berbentuk bidadari dan patung pemuda Batak yang memegang bambu.7

Rumah Parsaktian (Sopo) Guru Tatea Bulan berada Desa Sarimarrihit dan dibangun oleh Dewan Pengurus Pusat Punguan Pomparan Guru Tatae Bulan.Di dalam bangunan terdapat sejumlah patung ketururan Raja Batak dengan beberapa patung kendaraan Si Raja Batak dan pengawalnya. Kendaraan itu antara lain naga, gajah, singa, harimau dan kuda.

Batu Hobon juga berada di Desa Sari Marrihit dan letaknya tidak jauh dari lokasi Rumah Parsaktian (Sopo) Guru Tatea Bulan.Batu ini memiliki ukuran yang besar, memiliki penutup. Batu ini juga dipercayai sebagai tempat penyimpanan harta karun si Raja Batak. Namun, belum ada yang dapat membongkar batu tersebut.

Batu sawan adalah salah satu situs di Kecamatan Sianjur Mula-mula yang lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan terutama masyarakat Samosir diperantauan.Wisatawan menganggap bahwa situs ini sebagai objek wisata yang masih dianggap suci dan tempat ini sering digunakan sebagai tempat ritual untuk berdoa.8

7

Ibid., hlml 4.

8

(5)

Keempat situsdi atas memiliki potensi yang berbeda dan keunikan masing-masing.Namun, potensi situs yang telah dijadikan sebagai objek wisata belum sepenuhnya diketahui oleh para wisatawan. Situs tersebut telah dikelola Pemerintah dengan baik dengan cara melakukan berbagai upaya penataan dan pengembangan wisata seni dan budaya, promosi dan sosialisasi kepada masyarakat luas serta menetapkan peraturan daerah tentang pengutipan retribusi memasuki tempatwisata,9 tetapi pengelolaan ini masih kurang optimal. Belum semua cara tersebut berjalan dengan baik karena kurangnya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah sehingga wisatawan untuk mengunjungi situs tersebut tidak meningkat dan mengakibatkan situs tersebut tidak mendukung industri pariwisata di Kecamatan Sianjur Mula-mula.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana potensisitus di Kecamatan Sianjur Mula-mula dalam mendukung industri periwisata sehingga penulis memilih judul “Potensi Situs di Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir Dalam Mendukung Industri Pariwisata (1995-2010)”.Penulis memilih tahun 1995 adalah karena pada tahun ini adalah awal diresmikannya situs di Kecamatan Sianjur Mula-mula dan penulis membatasi hingga tahun 2010 karena pada tahun ini, wisatawan yang berkunjung ke daerah objek wisata Kabupaten Samosir termasuk ke Situs di Kecamatan Sianjur Mula- mula sebagai Objek Wisata Budaya mengalami peningkatan yang sangat drastis setelah Kabupaten Samosir mengalami pemekaran pada tahun 2003.

9

Yulia Theresia Sinaga, “Peranan Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Dalam Meningkatkan Retribusi

(6)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana potensi situs di Kecamatan Sianjur Mula-mula?

2. Bagaimana kebijakan Dinas Pariwisata dalam mengelola situs di Kecamatan Sianjur Mula-mula dalam mendukung industri pariwisata?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan potensi situs di Kecamatan Sianjur Mula-mula.

2. Untuk menjelaskan kebijakan Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dalam mengelola situs di Kecamatan Sianjur Mula-mula dalam mendukung industri pariwisata.

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi kepada pembaca ataupun peneliti baru tentang potensi dari situs yang telah dijadikan sebagai objek wisata di Kecamatan Sianjur Mula-mula dalam mendukung industri pariwisata.

2. Menambah pengetahuan dan informasi yang baru dalam penelitian serta memberikan literatur yang berguna terhadap dunia akademik, terutama dalam Ilmu sejarah guna membuka ruang penulisan sejarah berikutnya.

(7)

daerah tersebut dan situs yang memiliki potensi besar dapat dikelola untuk mendukung industri pariwisata..

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan buku-buku sebagai bahan telaah studi pustaka.Adapun buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang di harapkan dapat mendukung penulis terhadap penelitian ini. Adapun buku-buku yang menjadi referensi yang penulis pakai dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

Chainur Arrasjid (1972) dalam Pengantar Ke Anthropologi Budaya Indonesia, menjelaskan bahwa di setiap huta atau desa di suku bangsa batak di huni oleh dua golongan marga yaitu marga Tanah dan Parripe.10Buku ini penulis gunakan sebagai refrensi untuk memahami bahwa di setiap desa ada dua golongan marga seperti halnya di Kecamatan Sianjur Mula-mula,dimana marga tanah yaitu marga Limbong dan Sagala sedangkan marga parripe adalah marga Simbolon, Purba, Naibaho, Sinaga, dan lain-lain.

Ketut Wiradnyana dan Lucas Pertanda Koestoro (2005) dalam “Situs dan Objek Arkeologi di Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara mengatakan budaya Samosir

sekarang secara umum dapat dikatakan satu kesatuan dengan budaya masayarakat Batak Toba. Masyarakat yang mendiami daerah sekitar danau Toba ini memiliki dialek dan sistem kekerabatan yang sama, perbedaan yang ada hanya pada hal-hal detil yang merupakan ciri lokal.Buku ini penulis gunakan sebagai referensi untuk memahami budaya masyarakat memiliki persamaan dan perbedaan walaupun dalam satu suku bangsa.

10

(8)

Windah Situmorang (2014) dalam “Aek Sipitu Dai ( Air Tujuh Rasa) Sebagai Objek

Wisata Di Kecamatan Sianjur Mula-mula, (skripsi)”menjelaskan bahwa keberadaan Aek Sipitu

Dai sebagai objek wisata di Kecamatan Sianjur Mula- mula berperan penting dalam menjelaskan asal usul peradaban suku Batak. Buku ini membantu penulis memahami bahwa wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini bukan hanya untuk berwisata saja melainkan untuk mengetahui asal usul suku Batak.

Yulia Theresia Sinaga (2010) dalam Peranan Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Dalam Meningkatkan Retribusi Daerah Kabupaten Samosir (Studi Pada Dinas Parisiwata, Seni Dan

Budaya Kabupaten Samosir) (skripsi), menjelaskan bahwa Kabupaten Samosir adalah daerah

tujuan wisata yang kaya akan potensi wisata alam dan budaya yang menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan daerah. Buku ini membantu penulis memahami bahwa situs di Kecamatan Sianjur Mula-mula juga dapat dikembangkan menjadi tujuan wisata yang dapat membantu pendapatan daerah melalui industri pariwisata.

1.5 Metode Penelitian

Dalam menuliskan sebuah peristiwa bersejarah yang dituangkan kedalam historiografi, maka harus mengggunakan metode sejarah.Metode sejarah yang dimaksudkan untuk menceritakan kejadian masa lampau guna mendapatkan sebuah karya yang mempunyai nilai. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman peninggalan masa lampau.11 Dalam menuliskan sebuah peristiwa bersejarah yang dituangkan kedalam historiografi, maka harus mengggunakan metode sejarah.Metode sejarah yang dimaksudkan untuk menceritakan kejadian masa lampau guna mendapatkan sebuah karya yang mempunyai nilai.

11

(9)

Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman peninggalan masa lampau.Dalam metode sejarah,ada 4 tahapan yaitu:

(10)

dihadapi. Penulis juga mewawancarai pemilik lahan dari lokasi situs di Kecamatan Sianjur Mula- mula dan penulis mendapat informasi tentang sejarah, deskripsi dan pengelolaan situs di Kecamatan Sianjur Mula- mula. Penulis juga mewawancarai wisatawan yang pernah berkunjung ke situs di Kecamatan Sianjur Mula- mula dan penulis mendapat informasi bagaimana tanggapan/ respon setelah mengunjungi situs.

2. Kritik, merupakan tahap kedua yang penulis lakukan dalam metode sejarah yaitu penulis telah melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang diinginkan sebagai bahan penulisan sejarah. Ada 2 kritik yang telah dilakukan oleh penulis, yaitu, kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern bertujuan untuk memperoleh fakta yang jelas dengan cara yang jelas dengan cara menganalisis isi ataupun penjelasan dalam sumber tertulis dan kritik eksten digunakan penulis untuk memperoleh fakta yang otentik dengan cara meneliti asli atau tidaknya sumber tersebut.

3. Interpretasi, yaitu tahap dimana peneliti telah menguhubungkan data- data yang di dapat di lapangan, kemudian menganalisa agar menjadi sebuah data yang objektif.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola pemberian makan dan status gizi anak usia 0-24 bulan di Desa Ginolat Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir..

Informan pangkal dalam penelitian ini adalah seseorang yang memberikan informasi awal dari penelitian yang akan dilakukan peneliti. Adapun yang menjadi informan pangkal adalah

Dampak Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang kerjasama desa yaitu peningkatan pendapatan asli desa dan menciptakan lapangan kerja baru di desa durensewu serta

Bagi masyarakat yang tinggal di Kecamatan Sianjur Mula-Mula untuk memperhatikan kondisi fisik rumah mereka dan tidak menggunakan kayu bakar sebagai bahan

pada tahun ini adalah awal diresmikannya situs di Kecamatan Sianjur Mula-mula dan penulis membatasi hingga tahun 2010 karena pada tahun ini, wisatawan yang

Penulis memilih kaskus sebagai objek penelitian karena kaskus adalah situs forum online terbesar di Indonesia dan sekaligus media komunikasi online yang akhir akhir

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,