BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK MODELLING UNTUK MENGATASI ONLINE SHOP ADDICT
(Studi Kasus Seorang Warga Kelurahan Magersari di Sidoarjo)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
OLEH : Yuly Rahmayati
B03212026
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
ABSTRAKS
Yuly Rahmayati (B03212026) Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Modelling untuk mengatasi Online Shop Addict (kecanduan belanja online) studi kasus seorang warga kelurahan Magersari di Sidoarjo.
Dalam skripsi ini membahas mengenai permasalahan tentang : (1)bagaimana proses pelaksanaan dan (2)bagaimana hasil akhir pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan tehnik modelling untuk mengatasi online shop
addict(kecanduan berbelanja online).
Untuk membahas permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif mengupas studi kasus mengenai seorang warga kelurahan Magersari di Sidoarjo. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini menggunakan tehnik modelling dengan jenis live model (model langsung) dan untuk penguatannya ditambah dengan symbolic model untuk mengatasi kecanduan berbelanja online. Peneliti meminta seseorang yaitu teman konseli sebagai model agar konseli dapat meniru tingkah laku yang dicontohkan. Analisa data menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan teknik modeling sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan. Mengatasi kecanduannya terhadap berbelanjaonline.
Hasil penelitain ini menyimpulkan bahwa (1) Proses bimbingan dan konseling islam dengan tehnik modelling utuk mengatasi online shop addict maka konselor melakukan langkah-langkah bimbingan dan konseling islam yaitu identifikasi masalah, diagnosa, prognosis, teratment/terapi dengan tehnik modelling yaitu dengan cara konselor menunjuk model kemudian konseli mengadaptasi kebiasaan yang dilakukan oleh model. (2) Hasil bimbingan dan konseling islam dengan teknik
modellinguntuk mengatasi kecanduan berbelanjaonlinemengalami perubahan dalam
segi perilakunya yang termasuk gejala dalam berbelanja online. Kegelisahannya mulai berkurang, tanpa disadari membicarakan barang yang diiginkan menjadi seorang yang bijak dalam bertutur kata, rasa ketidakpuasan menjadi rasa bersyukur, yang awalnya tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik saat ini mengisi kegiatannya dengan positif.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Definisi konsep... 7
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ... 7
2. Teknikmodelling... 8
3. Online Shop ... 9
4. Kecanduan ... 10
F. Metode Penelitian... 11
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 11
2. Subjek dan Tempat Penelitian... 11
3. Tahap-Tahap Penelitian... 13
4. Jenis dan Sumber Data ... 17
5. Teknik Pengumpulan Data ... 18
6. Teknik Analisis Data ... 20
7. Teknik Keabsahan Data ... 21
BAB II : KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Teoritik ... 25
1. Bimbingan dan Konseling Islam ... 25
a. Pengertian Bimbingan ... 25
b. Pengertian Konseling ... 26
c. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ... 27
d. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam ... 28
e. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam ... 39
2. Teknik Modelling... 30
a. Pengertian TeknikModelling... 30
b. Tujuan TeknikModelling... 33
c. Macam-macam TeknikModelling... 34
d. Prinsip-Prinsip TeknikModelling... 36
e. Unsur-unsur TeknikModelling... 37
f. Pengaruh TeknikModelling... 38
g. Langkah-Langkah... 39
3. Online Shop Addict(Kecanduan Belanja Online)... 41
a. PengertianOnline Shop... 41
b. Pengertian Kecanduan ... 44
c. Faktor PenyebabOnline Shop Addict... 45
d. Ciri-ciriOnline Shop Addict... 47
e. Tips dalam belanjaOnline... 51
4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 54
BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 56
1. Kelurahan Magersari ... 56
2. Deskripsi Konselor dan Konseli ... 58
3. Deskripsi Masalah Konseli ... 64
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66
1. Deskripsi Proses Penelitian... 66
2. Hasil Penelitian ... 80
BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Proses Penelitian... 84
B. Analisis Hasil Penelitian... 89
BAB V : KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 96
DAFTAR TABEL
Jenis data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan data ... 19
Analisis kondisi konseli sebelum proses konseling ... 21
Data teori dan data lapangan ... 84
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin lama
semakin berkembang pesat. Dengan adanya kemajuan tersebut masyrakat tanpa
disadari ikut dalam perubahan modernisasi dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi. Seperti halnya dengan adanya internet memudahkan kita untuk
mendapatkan informasi yang ingin diketahui dan memudahkan untuk
berkomunikasi dengan siapapun tanpa ada batasan. Sehingga internet saat ini
menjadi salah satu kebutuhan bagi setiap orang.
Internet memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin berbelanja tanpa
harus pergi ke toko, pasar, swalayan dan pusat perbelanjaan atau mall. Caranya
pun mudah dengan mendownload situs online shop dari komputer, laptop, tablet
maupun handphone maka dengan mudah menemukan barang, makanan,
accessories, keperluan pribadi, properti, motor, mobil dan masih banyak yang
lainnya. Pada era yang modern ini online shop hadir sebagai pilihan lain
berbelanja dengan mudah.
Perkembanganonline shop di Indonesia baru populer sekitar tahun 2006.
Pada akhir tahun 2008 jumlah online shop di Indonesia meningkat puluhan
hingga ratusan persen dari tahun sebelumnya. Tentunya karena semakin
2
orang pada tahun 2000 menjadi 25.000.000 pengguna pada tahun 2008. Hal lain yang mendukung, karena semakin mudah dan murahnya koneksi internet di
Indonesia di dukung pula semakin banyak pendidikan dan pelatihan pembuatan
online shopdengan harga yang sangat terjangkau.1
Semakin lama semakin berkembang pula pilihan-pilihan website terbaru
mengenai online shop di Indonesia. Tidak hanya melalui website dari aplikasi
smartphone seseorang bisa berjualan melalui online shop ataupun bisa menjadi
konsumen tanpa proses yang rumit. Barang dagangan yang di jual online shop
didesain dengan sangat menarik dan konsumen bisa menemukan produk import
yang langka tanpa harus pergi ke luar negeri untuk membeli.
Masyarakat Indonesia cenderung memiliki sifat yang konsumtif. artinya
bahwa masyarakat sebagai konsumen aktif membeli untuk memenuhi segala
kebutuhan hidup. Namun, terkadang manusia selalu menginginkan rasa puas
dalam artian bahwa setiap individu memiliki keingingian untuk cenderung
memiliki. Sebuah kebanggaan tersendiri jika memiliki barang yang diinginkan.
Terlebih lagi mengikuti trend dan life style yang berkembang sehingga individu
memiliki keinginan untuk terus mengikuti arus tersebut.
Setiap barang yang dijual online shop menyajikan gambar atau foto
dagangan dengan desain yang unik, menarik, disertai foto model atau artis, dan
ada spesifikasi keterangan barang. Harganya pun bersaing bahkan lebih murah
1
3
atau lebih menarik dibanding membeli secara langsung. Bahkan juga ada promo
khusus atau diskon disetiap pembelian.Terlebih lagi di online shop terdapat
testimonial salah satu konsumen yang menjelaskan mengenai kepuasan barang
yang dibeli. Hal ini menjadikan daya tarik untuk individu membeli barang yang
ada dionline shop.
Banyak cara dari online shopuntuk menarik minat pembeli. Online shop
memudahkan konsumen atau pembeli yang memiliki keinginan atau belanja
namun tidak memiliki banyak waktu dan transportasi, dengan mereka bersantai
dirumah mereka bisa mendapatkan barang yang diinginkan. Namun, yang perlu
diketahui bahwa manusia sebaik-baiknya hidup tidak berlebihan. Dengan adanya
terobosan terbaru dari online shop maka sebaiknya kita membatasi keinginan
untuk terus berbelanja. Sebaliknya, jika individu selalu mengikuti nafsu untuk
memiliki maka pasti akan cenderung terus menerus ingin berbelanja sehingga
menimbulkan kecanduan untuk berbelanja khususnya melaluionline shop.
Setiap individu sekarang ini hampir seluruhnya memiliki gadget yang
canggih atau aplikasi yang lengkap. Dengan adanya gadget semua orang dapat
setiap saat melihat bagaimana model barang-barang, makanan atau accesories
yang sedang hits atau trend di masa kini. Nafsu manusia pun akan selalu ingin
memiliki. maka dengan cara yang cepat dan mudah adalah dengan membeli di
online shop, tanpa dirasakan hal ini akan terus berkelanjutan dan dapat
menimbulkan masalah di kemudian hari. Sebagaimana tertera dalam surat
4 Artinya :
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”(Qs. At-jatsiyah: 23)
Berdasarkan ayat diatas maka sebagai seorang konselor haruslah jeli dan
memahami seseorang yang mengikuti hawa nafsunya di era modern ini dengan
perantara berbelanja online shop. Mayoritas yang senang belanja adalah kaum
perempuan. Perempuan dimasa kini memiliki dorongan untuk selalu tampil
cantik dengan memakai barang-barang, accesoris, ataupun baju yang menunjang
penampilan. Tidak jarang bagi mereka yang sibuk karena pekerjaan, memiliki
sedikit waktu, atau tidak memiliki transportasi melalui berbelanja dengan media
Online Shopmerupakan pilihan terbaik bagi perempuan yang ingin berbelanja.
Konseli memiliki kecanduan dalam berbelanja online. Pada awalnya
konseli memiliki pikiran untuk berpenampilan stylish dan memiliki barang
branded. Dia senang sekali ketika berbelanja terutama mendapatkan barang yang
diinginkan karena konseli tidak memiliki transportasi terutama sepeda motor
maka dari itu memilih untuk berbelanja online. Selain itu waktunya digunakan
5
Ketika barang yang di pesan datang dan mengunakan barang itu. Konseli
merasa tidak puas dan menginginkan barang yang lebih dari itu. Seperti contoh
konseli membeli tas kemudian ada model terbaru yang lebih menarik lagi konseli
pun membeli lagi tas dengan model terbaru tersebut. Apabila konseli tidak
membeli maka akan merasa ketidaknyamanan dalam dirinya.
Sebagaimana telah dijelaskan jika terus menerus mengikuti hawa nafsu
akan membawa ke jalan kesesatan. Dengan hal ini konselor memilih kasus
kecanduan online shop sebagai salah satu fenomena yang terjadi di masa kini.
Selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat memberi pengetahuan dan wawasan
kepada konselor dan calon konselor yang nantinya dapat diaplikasikan untuk
menjalankan tugasnya dalam mengentaskan permasalahan yang dihadapi oleh
konseli.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan teknik modelling
untuk mengatasi online shop addict (Kecanduan Belanja Online) Seorang
warga kelurahan Magersari di Sidoarjo?
2. Bagaimana hasil akhir Bimbingan dan Konseling Islam dengan teknik
modelling untuk mengatasi online shop addict (Kecanduan Belanja
Online)Seorang warga kelurahan Magersari di Sidoarjo?
6
1. Untuk mendeskripsikan proses bimbingan dan konseling Islam dengan teknik
modelling untuk mengatasi online shop addict (Kecanduan Belanja Online)
Seorang warga kelurahan Magersari di Sidoarjo.
2. Untuk mendeskripsikan hasil akhir bimbingan dan konseling Islam dengan
teknik modelling untuk mengatasi online shop addict (Kecanduan Belanja
Online) Seorang warga kelurahan Magersari di Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna secara teoritis
sebagai berikut :
1. Sebagai sumber informasi dan refrensi bagi konselor maupun calon konselor
khususnya dan bagi semua kalangan pada umumnya tentang online shop
addict(Kecanduan Belanja Online).
2. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam bidang bimbingan
dan konseling Islam tentangonline shop addict(Kecanduan Belanja Online).
Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna secara praktis
sebagai berikut :
1. Diharapkan hasil penelitian tentang teknik modelling untuk klien online shop
addict (Kecanduan Belanja Online) dalam proses Bimbingan dan Konseling
Islam ini dapat direalisasikan maupun diaplikasikan dalam kehidupan
7
2. Penelitian ini diharapkan dapat membantu konselor dalam kasus online shop
addict (Kecanduan Belanja Online) ketika memberikan bimbingan dan
konseling Islam pada klien.
E. Definisi Konsep
1. Bimbingan dan Konseling Islam
Pengertian bimbingan dan konseling islam adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai
makhluk Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan
petuniuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.
Bimbingan dan konseling islami adalah proses pemberian bantuan
terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Allah SWT sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di
akhirat. Tolak ukurnya bertumpu pada mampu hidup selaras dengan petunjuk
Allah SWT yang mana maksutnya sebagai berikut :
1) Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodrat yang
ditentukan Allah, sesuai dengan sunatulloh, sesuai dengan hakikatnya
sebagai makhluk Allah SWT.
2) Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman
8
3) Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari
eksistensi diri sebagai makhluk Allah yang diciptakan Allah SWT untuk
mengabdi kepadanya, mengabdi dalam arti seluas-luasnya.2
Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan
terarah, kontinue dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat
mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara
optimal dengan cara menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung didalam
Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup
selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.3 2. Teknik Modelling
Istilah modelling berasal dari bahasa inggris yang artinya mencontoh,
meniru, memperagakan, atau menteladani. Teknik ini klien dapat mengamati
seseorang yang dijadikan modelnya untuk berperilaku kemudian diperkuat
dengan mencontoh tingkah laku sang model. Dalam hal ini, konselor dapat
bertindak sebagai model yang akan ditiru oleh klien.4
Istilahmodelingmerupakan istilah umum untuk menunjukkan terjadinya
proses belajar melalui pengamatan dari orang lain dan perubahan yang terjadi
karenanya melalui peniruan. Maksudnya, pada proses belajar melalui
2
Muhammad Anas, Psycologi: Menuju Aplikasi Pendidikan(https://books.google.co.id/books, diakses 20 Maret 2016).
3
Samsul Munir,Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010) hal 23.
4
9
pengamatan menunjukkan terjadinya proses belajar setelah mengamati
perilaku pada orang lain.5
Tujuan penggunaan teknik modeling disesuaikan dengan kebutuhan
ataupun permasalahan klien, diantaranya yaitu: untuk perolehan tingkah laku
sosial yang lebih adaptif, agar konseli bisa belajar sendiri menunjukkan
perbuatan yang dikehendaki tanpa harus belajar lewat trial and error,
membantu konseli untuk merespon hal- hal yang baru, melaksanakan tekun
respon yang semula terhambat atau terhalang, dan mengatasi
respon-respon yang tidak layak.6 3. Online shop (Toko Online)
Online shop adalah berbelanja digital yang hanya bisa digunakankan
ketika perangkat terhubung dengan jaringan internet memungkinkan
penggunanya untuk dapat berhubungan dengan toko- toko yang menjual
berbagai kebutuhan mulai dari pakaian, sepatu, tas, buku, peralatan elektronik,
perlatan rumah tangga dan segala macam kebutuhan manusia dapat dengan
mudah ditemukan melalui situs situs belanja yang ada pada internet.7
Saat ini sudah sangat populer berjualan di media internet atau online
shopping. Pengertian online shopping sendiri adalah sebuah media yang
memungkinkan customer (pelanggan) membeli barang atau jasa secara
5
Singgih dan Gunarsah,Konseling dan Psikoterapi(Jakarta: Gunung Mulia, 2007), hal 220.
6
Lutfi Fauzan, “Teknik Modelling”, http://lutfifauzan.wordpress.com/20 09/12/23/tekni k-modeling, (diakses 20 Maret 2016)
7 Haning Dwi Pratiwi, “Online Shop Sebagai Cara Belanja Mahasiswa UNNES” (Skripsi,
10
langsung dari seller (penjual) dengan media internet menggunakan web
browser.8
4. Kecanduan /Addict
Kecanduan berasal dari kata candu yang artinya sesuatu yang membuat
seseorang ingin melakukannya secara terus menerus. Istilah kecanduan
awalnya digunakan terutama mengacu pada penggunaan obat-obatan dan
alkohol yang eksesif. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah tersebut meluas
sehingga orang secara umum menyebut kecanduan pada perilaku merokok,
makan, berbelanja, permainan internet, dan lain-lain.
Menurut Sarafino kecanduan sebagai kondisi yang dihasilkan dengan
mengkonsumsi zat alami atau zat sintesis yang berulang sehingga orang
menjadi tergantung secara fisik atau secara psikologis. Ketergantungan
psikologis berkembang melalui proses belajar dengan penggunaan yang
berulang-ulang. Ketergantungan secara psikologis adalah keadaan individu
yang merasa terdorong menggunakan sesuatu untuk mendapatkan efek
menyenangkan yang dihasilkannya.9 F. METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang digunakan sebagai berikut :
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
8
Anang Tri Nugroho,sukses bisnis toko online, (jakarta : PT Gramedia Pustaka utama, 2010) hal 18.
9Trecy Whitny Santoso, “perilaku kecanduan permainan internet dan faktor penyebabnya pada
11
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Sedangkan, jenis
penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Penelitian kualitatif
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.10Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan ,dll.11 2. Subyek dan Tempat Penelitian
a) Subyek
Konseli yang bernama Bunga (Nama Samaran) adalah salah satu
warga kelurahan Magersari di Sidoarjo. Konseli dulunya bekerja sebagai
pramugari. Dunia penerbangan khususnya sebagai pramugari dituntut
untuk selalu berpenampilan stylish. Sebagaimana kehidupan seseorang
yang bekerja sebagai pramugari gaya atau style-nya haruslah
berpenampilan high class. Awal karir konseli setelah lulus lembaga
penerbangan kemudian bekerja sebagai pramugari magang dimaskapai
Garuda Indonesia tepatnya di Jakarta selama satu bulan. Karena
persaingan yang ketat konseli tidak bisa menjadi pramugari di maskapai
Garuda Indonesia. Akhirnya, konseli memilih sekolah lagi yaitu maskapai
Lion Air. Selama sekolah harus tinggal di asrama tepatnya di Jakarta.
10
Nasution,Metode Penulisan Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1988), hal. 18.
11
12
Selama di asrama konseli merasa minder karena tidak seperti
teman-temannya yang punya barang-barang mewah. Disamping itu jika
konseli ingin berbelanja dia kesulitan karena harus tetap di asrama.
Berdasarkan penuturan konseli bahwasannya dia melihat teman yang
gaya fashionnya high class dengan barang-barang mewahnya. Dia ingin
seperti temannya dengan membeli lewat media internet online shop
dengan uang saku yang di berikan ayahnya dia membeli barang yang
diinginkan.
Setelah itu, konseli mulai bekerja sebagai pramugari maskapai
Lion Air yang tepatnya berada di bandara Juanda-Surabaya. Keinginan
untuk memiliki barang yang diinginkan semakin memuncak. Dia
membeli tas dan sepatu dengan seluruh gaji yang dimilikinya. Sehingga
untuk uang pegangan sehari-hari konseli membohongi ayahnya dengan
alasan Atm hilang, uang dipinjam teman, ikut pelatihan, dll. Tidak hanya
itu konseli memilih laki-laki yang kaya untuk jadi pacarnya. Sehingga
kebutuhan yang diinginkan terpenuhi dan yang secara sukarela mau setiap
bulan mentransfer sejumlah uang untuk konseli. Konseli juga sering
berhutang kepada teman-temannya untuk membeli barang di online shop
karena dia sangat ingin berpenampilan up to date dan stylish layaknya
teman-teman pramugarinya. Pada bulan Juni 2016 konseli berhenti dari
pekerjaanya. Meskipun tidak bekerja kebiasaan berbelanja online tetap
13
Konseli merasa tidak adanya rasa puas ketika belum
mendapatkan barang yang diinginkan. Konseli berfikiran haruslah
mendapatkan barang secepat mungkin karena keinginan untuk segera
memiliki. Bukan terfikir membeli transportasi seperti motor atau mobil
untuk menunjang kebutuhannya sehari-hari tapi konseli malah membeli
barang-barangonline shopkarena menurutnya lebih menarik.
b) Tempat : Kediaman konseli di kelurahan Gajah Magersari RT 11
RW 04 kabupaten Sidoarjo.
3. Tahap-Tahap Penelitian
Tahapan-tahapan Penelitian Tahapan-tahapan penelitian ini ada tiga
tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir penelitian yaitu tahap penulisan
laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah :
a. Tahap pra lapangan
1. Menyusun Rancangan Penelitian.
Peneliti memahami mengenai Bimbingan dan Konseling
Islam dengan teknik modelling untuk mengatasi online shop addict
(kecanduan belanja online). Konseli adalah sahabat ketika kecil dan
ayah konseli bersahabat dengan ayah konselor. Kebetulan pula lokasi
rumah kami berbeda kecamatan namun dalam satu wilayah Sidoarjo.
Setelah mengetahui hal tersebut maka peneliti membuat latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi konsep dan
14
2. Memilih Lapangan Penelitian
Dalam hal ini peneliti memilih lapangan penelitian
dikediaman konseli disamping itu jaraknya tidak jauh dengan rumah
peneliti.
3. Mengurus Perizinan
Peneliti membuat surat perizinan yang diberikan kepada
konseli ataupun keluarganya sebagai bentuk bahwa tidak ada unsur
keterpaksaan dalam menjalankan proses konseling. Selain itu
mengurus perizinan pula dengan wilayah terkait yaitu kelurahan
Magersari.
4. Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan
Peneliti melakukan observasi diarea konseli kemudian
menyiapkan perlengkapan yang diperlukan. Kemudian peneliti mulai
untuk mengumpulkan data-data.
5. Memilih dan Memanfaatkan Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang kasus
tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah konseli itu sendiri, Ayah
konseli, tetangga dekat konseli dan teman konseli.
6. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Peneliti menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, pedoman
15
perlengkapan fisik, izin penelitian, dan semua yang berhubungan
dengan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi data
lapangan.
7. Persoalan Etika Penelitian
Pada dasarnya etika memberikan pegangan bagi para peneliti
agar menghormati seluruh nilai dan norma yang ada dimasyarakat.
b. Tahap pekerjaan lapangan
1. Memahami Latar Penelitian
Sebelum peneliti memasuki lingkungan konseli, peneliti
perlu memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri baik
fisik maupun mental.
2. Memasuki Lapangan
Peneliti akan lebih menjalin hubungan baik dengan
konseli. Seperti halnya tetap menjalin silaturahmi dengan konseli.
Karena, hubungan akrab antara subjek dan peneliti yang dibina
dengan baik maka akan dapat bekerjasama dengan saling bertukar
informasi.
3. Berperan Serta dalam Mengumpulkan Data
Peneliti mulai memikirkan batas waktu, biaya yang
16
4. Analisis Data
Dalam analisis dipisahkan antara data terkait dan data
yang kurang terkait atau yang tidak terkait sama sekali dan tidak
ada kaitannya. Kemudian diurutkan atau dikategorikan. Yang
mana dalam proses pelaksanaannya menghasilkan tema dan
hipotesis yang sesuai kenyataan.
Setelah peneliti mendapatkan data dari lapangan,
mengatur, mengurutkan dan menyajikan data yang diperoleh
bertujuan untuk mengetahui gejala-gejala seseorang tersebut
online shop addict (kecanduan belanja online) dan bagaimana
pelaksaan dan hasil dari bimbingan dan konseling islam dengan
teknikmodelling.
4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan jenis data
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber utama
atau sumber data primer. Sumber dara primer adalah subjek penelitian yang
dijadikan sebagai sumber informasi peneliti dengan menggunakan alat
pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang dikenal
dengan istilah interview atau wawancara. Sedangkan data sekunder yaitu
data yang di peroleh dari sumber lain yang ada kaitannya dengan objek
17
berhubungan secara langsung dengan objek penelitian, akan tetapi memiliki
informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.12
Dalam Penelitian ini yang menjadi sumber data primer yaitu konseli
sendiri yang berkeinginan untuk memiliki barang-barang yang menujang
penampilannya sehingga memilih berbelanja online karena terbatas pada
transportasi yang kemudian berlanjut terus menerus dan menimbulkanaddict
atau kecanduan hingga saat ini. Penggalian data juga diambil dari sumber
data sekunder yaitu literatur dan bacaan yang relevan serta dokumen lain
yang tidak menggambarkan permasalahan secara langsung namun masih
terkait seperti struk belanja atau mendapatkan data dari ayah konseli,
tetangga dekat konseli, dan teman konseli.
5. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini melalui observasi,
wawancara dan dokumetansi yang dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
a) Observasi.
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,
sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gelaja psikis untuk
kemudian dilakukan pencatatan. Dalam hal ini peneliti mulai melakukan
pengamatan mulai dari pengamatan ke lingkungan rumah dan
pengamatan di lingkungan kerja konseli yang pada saat itu masih bekerja.
12
18
Ketika observasi diakukan pertama kali didapati hasil bahwa konseli
hampir setiap hari mendapatkan paket dari online shop dirumahnya.
Observasi kedua pada tanggal 25 Maret 2016 terlihat konseli bersama
rekan kerjanya membicarakan tas yang diinginkannya sudah terbeli.
b) Wawancara.
Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan. Dalam pelaksanaannya wawancara dapat dilakukan dengan
berhadapan langsung dengan responden atau dengan alat bantu seperti
telepon, internet dll. Peneliti melakukan pengamatan dan mengajukan
pertanyaan yang ditujukan kepada konseli. Dalam Hal ini memaparkan
secara jelas hasil penelitian mengenai Bimbingan dan Konseling Islam
dengan teknik modelling untuk mengatasi online shop addict (kecanduan
belanja online).
Konselor juga mengajukan pertanyaan kepada ayah konseli tentang
kegemarannya belanja secara online. Ayah konseli menjawab karena
keseringannya membeli tersebut sampai-sampai Ayahnya mengatakan
terkadang konseli terlihat gelisah ketika tidak membeli barang yang
diinginkan. Ayahnya juga mengatakan bahwa konseli ingin selalu
19
c) Studi dokumentasi.
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Studi dokumentasi ada yang
berupa tulisan, gambar dan karya yang berupa tulisan biasanya berupa
catatan harian, dan otobiografi atau biografi yang berupa gambar biasanya
mengenai foto-foto pribadi. Data seperti ini berhubungan dengan jadwal
kerja, aktivitas apa saja dalam pekerjaannya, daily activity atau jadwal
[image:29.612.137.531.193.673.2]keseharian konseli.13
Tabel 1.1
Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
No. Jenis Data Sumber Data TPD
1. Gambaran tentang
lokasi penelitian dan
home visit
Informan +
Dokumentasi
O + W+ D
2. Deskripsi tentang
konseli dan masalah
konseli
Informan + Konselor
+ Konseli
W + D
3. Perilaku konseli
sebelum dan sesudah
proses konseling
Konselor + Konseli +
Informan
O + W
4. Proses konseling Konselor + Konseli +
Model
W + D
5. Hasil dari proses Konselor + Konseli O + W
13
20
konseling
Keterangan :
TPD : Teknik Pengumpulan Data
O : Observasi
W : Wawancara
D : Dokumentasi
6. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan
yang dapat dikelola, mencari, dan menentukan pola, menentukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari,dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain.
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu analisis
deskriptif komparatif, yakni membandingkan hasil pelaksanaan teknik
konseling dengan teori yang ada kemudian membandingkan kondisi awal
klien dan kondisi sesudah dilakukannya teknik konseling.14
14
[image:31.612.135.511.169.513.2]
21
Tabel 1.2
Analisis Kondisi konseli sebelum dan sesudah proses konseling
7. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan tingkat ketepatan antara data yang
terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan valid maka di
perlukan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yaitu pemeriksaan keabsahan
No. Sebelum Ya Tidak Sesudah Ya Tidak
1. Gelisah ketika tidak membeli √
Gelisah ketika tidak membeli
2.
Selalu
membicarakan barang yang diinginkan
√
Selalu
membicarakan barang yang diinginkan
3.
Tidak ada rasa
puas ketika
tidak membeli
√
Tidak ada rasa
puas ketika
tidak membeli
4.
Tidak mampu membagi
waktu atau
mengisi waktu dengan baik
√
Tidak mampu membagi
waktu atau
22
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data yang di peroleh untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah di
peroleh. Untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data
yang diperoleh dengan wawancara lalu di cek dengan observasi dan
dokumentasi. Bila dengan kedua teknik pengujian kreadibilitas data tersebut
menghasilkan data yang berbeda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data
mana yang dianggap benar atau mungkin benar namun sudut pandangnya
yang berbeda-beda.15 G. Sistematika Pembahasan
Laporan penelitian ini dibahas dalam lima bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I : Pendahluan
Bab satu merupakan pendahuluan yang berisi tentang gambaran umum yang
memuat pola dasar penulisan skripsi ini yaitu latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan metode
penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, subjek penelitian,
tahap-tahap penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data serta teknik keabsahan data, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian Teori
15
23
Bab dua membahas tentang kajian teoritik yang meliputi pengertian
Bimbingan dan Konseling Islam, tujuan Bimbingan dan Konseling Islam,
fungsi Bimbingan dan Konseling Islam, pengertian behavior terapy, tujuan
behavior terapi, pengertian teknikmodelling, tujuan teknikmodelling,
macam-macam teknik modelling, Langkah-langkah teknik modelling, pengertian
online shop, konsep online shop, pengertian addict (kecanduan) dan ciri-ciri
online shop addict(kecanduan belanja online)
BAB III : Penyajian Data
Bab tiga membahas tentang deskripsi umum pada subjek penelitian, yakni
seorang warga kelurahan magersari di Sidoarjo yang mana peneliti akan
mengulas tentang permasalahan online shop addict yang berdampak pada
kehidupannya, deskripsi umum objek penelitian, deskripsi konselor, deskripsi
klien, dan membahas deskripsi hasil penelitian.
BAB IV : Analisa Data
Bab empat mambahas Menjelaskan tentang analisis proses pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Islam dengan teknik modelling untuk mengatasi
online shop addict. Analisis data dimaksudkan untuk mengetahui hipotesis
yang telah dirumuskan pada bab satu.
BAB V : Penutup
Bab lima tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Bimbingan dan konseling Islam, Teknik Modelling, dan Online ShopAddict
(Kecanduan Belanja Online)
1. Bimbingan dan Konseling Islam
a. Bimbingan
Istilah bimbingan terjemahan dari bahasa inggiris “guidance”
dengan asal katanya “guide” yang diartikan sebagai menuntun,
mwmimpin, menunjukkan jalan, memberi petunjuk, mengatur,
mengarahkan, dan memberi nasehat.1
Konsep bimbingan berarti menolong individu agar dapat
memahami diri sendiri, sebagai suatu bentuk pendidikan, bimbingan
berarti pengalaman yang disediakan untuk dapat menolong individu agar
dapat memahami diri sendiri, sebagai suatu proses program bimbingan
mengikuti cara mengatur dan proses yang disusun untuk mencapai
beberapa tujuan pendidikan dan tujuan pribadi. Secara garis besar
bimbingan yaitu proses untuk menolong individu memahami diri mereka
serta dunia mereka.2
1
Shahudi Siradj, Pengantar bimbingan dan konseling, (Surabaya: PT Revka Petra Media) hal 4.
2
25
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.3 b. Konseling
Istilah Konseling terjemahan dari bahasa inggiris “counseling”
dengan asal katanya “counsel” yang diartikan sebagai pemberian nasehat,
pemberian anjuran untuk melakukan sesuatu atau mengadakan
pembicaraan dengan bertukar pikiran tentang sesuatu.4
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan
bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui
wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara
guru atau konselor dengan konseli itu mampu memperoleh pemahaman
yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahakan masalah yang di
hadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan
3
Rayitno dan Erman Amti,Dasar-Dasar Bimbingan dan konseling ,(Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal 99.
4
26
potensi yang dimiliki secara optimal, sehingga ia dapat mencapai
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.5
Menurut sukardi definisi konseling sebagai bantuan secara tatap
muka antara konselor dan konseli dengan usaha yang unik dan manusiawi
yang dilakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan norma-norma
yang berlaku pada konseli untuk memperoleh konsep diri dan
kepercayaan demi untuk memperbaiki tingkah laku pada saat ini dan
masa yang akan datang. Dengan demikian, aspek penting dalam suatu
konseling adalah konseling sebagai suatu proses bantuan hubungan
terapeutik, usaha bantuan, mengarahkan tercapainya tujuan, dan
mengarahkan kemandirian konseli.
c. Bimbingan dan Konseling Islam
Bimbingan dan konseling islam adalah proses pemberian bantuan
terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk
Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petuniuk
Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di
akhirat.
Bimbingan dan konseling islami adalah proses pemberian bantuan
terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah SWT sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia
5
27
dan di akhirat. Tolak ukurnya bertumpu pada mampu hidup selaras
dengan petunjuk Allah SWT yang mana maksutnya sebagai berikut :
1) Hidup selaras dengan ketentuan Allah SWT artinya sesuai dengan
kodrat yang ditentukan Allah SWT , sesuai dengan sunatulloh, sesuai
dengan hakikatnya sebagai makhluk Allah SWT.
2) Hidup selaras dengan petunjuk Allah SWT artinya sesuai dengan
pedoman yang telah ditentukan Allah SWT melalui rasulnya (ajaran
islam).
3) Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT berarti
menyadari eksistensi diri sebagai makhluk Allah SWTyang
diciptakan Allah SWT untuk mengabdi kepadanya, mengabdi dalam
arti seluas-luasnya.6
Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan
terarah, kontinue dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat
mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara
optimal dengan cara menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung
didalam Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia
dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.7
6
Muhammad Anas,Psycologi: Menuju Aplikasi Pendidikan(https://books.google.co.id/books, diakses 20 Maret 2016).
7
28
d. Tujuan Bimbingan dan konseling islam
Bimbingan dan konseling islam mempunyai tujuan jangka pendek
dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah membantu individu
memecahkan masalah kehiudpan keagamaannya. Misalnya konflik
pribadi pilihan agama, ragu terhadap kebenaran agama, keluar dari agama
yang dianut, tertib beribadah dan sebagainya.
Tujuan jangka panjang adalah individu mampu mentransfer
kemampuannya guna mengatasi masalah hidup yang dijumpainya serta
mampu menjaga dirinya dari maksiat dzahir dan batin. Menjaga diri dari
maksiat dzahir berarti selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT. Menjaga
diri dari dari maksiat batin berarti mampu membuang sifat dengki,
takabur, dan kagum diri. Menurut Faqih bahwa tujuan jangka panjang
meliputi :
1) Membantu individu untuk selalu menjaga fitrahnya.
2) Mengembangkan fitrahnya.
3) Membantu individu untuk menghayati ketentuan dan petunjuk Allah
SWT.8
e. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam
Fungsi Bimbingan dan konseling islam diantaranya sebagai
berikut :
8
29
1) Fungsi pencegahan yaitu usaha untuk pencegahan terhadap
timbulnya masalah. bimbingan dan konseling islam berfungsi untuk
mencegah seseorang untuk melakukan hal hal yang dilarang oleh
syariat, dengan nasihat dan bimbingan yang diberikan oleh konselor
kepada konseli untuk mengontrol dirinya dalam setiap perbuatan.
2) Fungsi pemahaman yaitu bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu
dengan keperluan pengembangan konseli. Maksudnya, membantu
konseli untuk memahami pesan-pesan al quran dan as sunnah serta
Al Hikmah (metode menghayati rahasia kebaikan dibalik peristiwa)
secara mantap.
3) Fungsi perbaikan yaitu bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan
yang dihadapi konseli. Dalam hal ini membantu yaitu membantu
konseli menyadari eksistensinya sebagai makhluk allah yang harus
mengikuti ketentuan dan petunjuk allah, agar hidup bahagia artinya
konseli diajak kembali menelusuri petunjuk dan ketentuan allah.
4) Fungsi pengembangan yaitu membantu konseli untuk
mengembangkan keilmuan baik ilmu agama ataupun ilmu umum
yang dimiliki, mengembangkan potensi baik yang dimiliki oleh
30
pengetahuan agama yang dimiliki maka semakin kuat keimanan dan
ketaatan seseorang kepada Allah SWT.9 2. Teknik Modelling
a. Pengertian Teknik Modelling
Teknik modellingadalah bagian dari terapi behaviour. yang mana
teknik behaviour berfokus pada perilaku yang terlihat dan penyebab luar
yang menstimulasinya. Behaviour memandang manusia sangat
mekanistik, karena menganalogikan manusia seperti mesin. konsep
mekanistik menjelaskan mengenai stimulus respons seolah-olah
menyatakan bahwa manusia akan bergerak atau melakukan sesuatu
apabila ada stimulasi.10
Definisi teknik behavior adalah penerapan aneka ragam teknik dan
prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar. Behaviour
menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada
perubahan tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih adapif. Sehingga
memberikan inspirasi bagi upaya-upaya pengubahan perilaku,termasuk di
dalamnya melalui upaya konseling.11
Teori lain yang merupakan pengembangan dari teori behavioral
adalah teori belajar dengan mencontoh (observasional learning) yang
9
Zidayatul Fildza dan Ragwan Albaar, Bimbingan konseling islam dengan teknik modelling dalam mengatasi pola asuh otoriter orang tua, (jurnal bimbingan dan konseling islam, vol 01 Fakultas dakwah UIN sunan ampel surabaya, 2011)
10
Dede Rahmat Hidayat,Psikologi Kepribadian,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) hal 127.
11
31
dikemukakan oleh bandura. Perilaku manusia dapat terjadi dengan
mencontoh perilaku individu yang ada di lingkungannya. Perilaku
individu terbentuk karena berinteraksi dengan lingkungannya.12
Istilah modelling berasal dari bahasa inggris yang artinya
mencontoh, meniru, memperagakan, atau menteladani. Teknik ini konseli
dapat mengamati seseorang yang dijadikan modelnya untuk berperilaku
kemudian diperkuat dengan mencontoh tingkah laku sang model. Dalam
hal ini, konselor dapat bertindak sebagai model yang akan ditiru oleh
konseli.13
Istilah modeling merupakan istilah umum untuk menunjukkan
terjadinya proses belajar melalui pengamatan dari orang lain dan
perubahan yang terjadi karenanya melalui peniruan. Maksudnya, pada
proses belajar melalui pengamatan menunjukkan terjadinya proses belajar
setelah mengamati perilaku pada orang lain.14
Inti dari belajar melalui observasi adalah modelling. Peniruan atau
meniru sesungguhnya tidak tepat untuk mengganti kata modelling.
Karena modelling bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa yang
dilakukan seorang model (orang lain). Tetapi modelling melibatkan
penambahan atau pengurangan tingkahlaku yang teramati,
12
Faizah Noer Laela,Bimbingan Konseling Sosial,(Surabaya : UIN Sunan Ampel Press, 2014) hal 48.
13
Numora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011) hal 37.
14
32
menggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus melibatkan proses
kognitif.15
Umumnya manusia belajar atau mempelajari adat dan
kebiasaannya pada fase awal perkembangan hidupnya dari orang tua dan
juga saudara-saudaranya. dalam Al-Qur’an metode modelling ini tampak
dalam kisah Qabil yang mencoba mencontoh burung gagak dalam
memperlakukan mayat saudaranya (Habil) dan juga menguburkannya
setelah ia membunuhnya, sebagaimana firmannya dalam surat al maidah
ayat 31 yang berbunyi :16
Artinya :“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia
seorang diantara orang-orang yang menyesal.“ (Qs. Al-Maidah : 31)
Dengan demikian Modelling sebagai proses belajar melalui
observasi dimana tingkah laku dari seorang individu atau kelompok,
15
Alwisol,Psikologi Kepribadian, (Malang, UMM Press, 2011), hal 292.
16
33
sebagai model, berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran,
sikap-sikap, atau tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain yang
mengobservasi model yang ditampilkan.
b. Tujuan Teknik Modelling
Tujuan penggunaan teknik modeling disesuaikan dengan
kebutuhan ataupun permasalahan konseli, diantaranya yaitu: untuk
perolehan tingkah laku sosial yang lebih adaptif, agar konseli bisa belajar
sendiri menunjukkan perbuatan yang dikehendaki tanpa harus belajar
lewat trial and error, membantu konseli untuk merespon hal- hal yang
baru, melaksanakan tekun respon- respon yang semula terhambat atau
terhalang, dan mengatasi respon- respon yang tidak layak.17
Selain itu perilaku model yang digunakan tentunya untuk
membentuk perilaku baru pada klien dan memperkuat perilaku yang
sudah terbentuk sebagaimana perilaku yang diharapkan. perilaku yang
berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari konselor.18
Jadi dapat disimpulkan tujuan teknik modelling dapat merubah
tingkah laku dengan mengamati model agar konseli memperkuat perilaku
yang sudah terbentuk.
17Lutfi Fauzan, “Teknik Modelling”, http://lutfifauzan.wordpress.com/20 09/12/23/teknik
-modeling, (diakses 20 Maret 2016)
18
34
c. Macam-Macam Teknik Modelling
Menurut bandura menyatakan bahwa jenis-jenis modeling
berdasarkan perilaku ada empat yaitu :
1) Modeling tingkah laku baru, melalui taknikmodelingini orang dapat
memperoleh tingkah laku baru. Ini dimungkinkan karena adanya
kemampuan kognitif. Stimulasi tinngkah laku model ditransformasi
menjadi gambaran mental dan symbol verbal yang dapat diingat
dikemudian hari. Ketrampilan kognitif simbolik ini membuat orang
mentransformasi apa yang didapat menjadi tingkah laku baru.
2) Modeling mengubah tingkah laku lama, ada dua macam dampak
modeling terhadap tingkah laku lama. Pertama tingkah laku model
yang diterima secara sosial memperkuat respon yang sudah dimiliki.
Kedua, tingkah laku model yang tidak diterima secara sosial dapat
memperkuat atau memperlemah tingkah laku yang tidak diterima itu.
Bila diberi suatu hadiah maka orang akan cenderung meniru tingkah
laku itu, bila dihukum maka respon tingkah laku akan melemah.
3) Modeling simbolik, modeling yang berbentuk simbolik biasanya
didapat dari model film atau televisi yang menyajikan contoh tingkah
laku yang dapat mempengaruhi pengamatnya.
4) Modeling kondisioning,modeling ini banyak dipakai untuk
mempelajari respon emosional. Pengamat mengobservasi model
35
emosional yang sama di dalam diri pengamat, dan respon itu
ditujukan ke obyek yang ada didekatnya saat dia mengamati model
itu, atau yang dianggap mempunyai hubungan dengan obyek yang
menjadi sasaran emosional model yang diamati
d. Prinsip-Prinsip Teknik Modelling
Menurut Gantika Komalasari prinsip- prinsip modeling adalah
sebagai berikut:
1) Belajar bisa memperoleh melalui pegalaman langsung maupun tidak
langsung dengan mengamati tingkah laku orang lain berikut
konsekuensinya.
2) Kecakapan sosial tertentu bisa diperoleh dengan mengamati den
mencontoh tingkah laku model yang ada.
3) Reaksi- reaksi emosional yang terganggu bisa dihapus dengan
mengamati orang lain yang mendekati obyek atau situasi yang
ditakuti tanpa mengalami akibat menakutkan dengan tindakan yang
dilakukannya.
4) Pengendalian diri dipelajari melalui pengamatan atas model yang
dikenai hukuman.
5) Status kehormatan sangat berarti.
6) Individu mengamati seorang model dan dikuatkan untuk
36
7) Modeling dapat dilakukan dengan model symbol melalui film dan
alat visual lainnya.
8) Pada konseling kelompok terjadi model ganda karena peserta bebas
meniru perilaku pemimpin kelompok atau peserta lain.
9) Prosedur modeling dapat menggunakan berbagai teknik dasar
modifikasi perilaku.19
e. Unsur Utama dalam Teknik Modelling
Menurut teori belajar sosial, perbuatan dilihat dengan menggunakan
gambaran kognitif dari tindakan, secara terperinci dasar kognitif dalam
proses belajar dapat diringkas dalam empat tahap berikut :
1. Perhatian(attention)
Subyek harus memperhatikan tingkah laku model untuk
mempelajarinya, subyek member perhatian pada nilai, harga diri,
sikap, dan lain-lain yang dimiliki model. Contohnya, seorang pemain
music yang tidak percaya diri akan meniru tingkah laku pemain music
terkenal. Akibatnya, ia tidak menunjukkan gayanya sendiri. Bandura &
Walters (1963) dalam buku mereka, Social Learning & Personality
Development menekankan bahwa hanya dengan memperhatikan orang
lain, pembelajaran dapat dipelajari.
19
37
2. Mengingat(retention)
Subyek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam
system ingatannya. Dengan cara ini, subyek dapat melakukan peristiwa
itu kelak apabila diperlukan atau diinginkan. Kemampuan untuk
menyimpan informasi juga merupakan bagian penting dari proses
belajar.
3. Reproduksi gerak(reproduction)
Setelah mengetahui atau mempelajari suatu tingkah laku, subyek
juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang
disimpan dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, mengendarai mobil,
bermain tenis. Jadi, setelah subyek memperhatikan model dan
menyimpan informasi, saatnya untuk benar-benar melakukan perilaku
yang diamatinya. Praktik lebih lanjut dari perilaku yang dipelajari
mengarah pada kemajuan perbaikan dan keterampilan.
4. Motivasi
Motivasi juga penting dalam permodelan Albert Bandura karena
merupakan penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu. Jadi,
subyek harus termotivasi untuk meniru perilaku yang telah
dimodelkan.20
20
38
f. Pengaruh teknik modeling
pengaruh dari penokohan atau modelling menurut bandura ada tiga hal
yaitu :
1) Pengambilan respons atau keterampilan baru dan memperlihatkan
dalam perilakunya setelah memadukan apa yang di peroleh dari
pengamatannya dengan pola perilaku yang baru, contohnya :
keterampilan baru dalam olahraga, dalam hubungan sosial, bahasa
atau pada anak dengan penyimpangan perilaku yang tadinya tidak
mau berbicara, kemudian mau lebih banyak berbicara.
2) Hilangnya respons takut setelah melihat tokoh (sebagai model)
melakukan sesuatu yang si oleh pengamat menimbulkan perasaan
takut namun pada tokoh yang dilihatnya tidak berakibat apa-apa atau
akibatnya bahkan positif. contoh : tokoh yang bermain-main dengan
ular dan ternyata ia tidak digigit.
3) Pengambilan suatu respons dari respons-respons yang diperlihatkan
oleh tokoh yang memberikan jalan untuk ditiru. melalui pengamatan
terhadap tokoh, seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu yang
mungkin sudah diketahui atau atau di pelajari dan ternyata tidak ada
hambatan. contoh : remaja yang berbicara mengenai mode pakaian di
televisi.21
21
39
g. Langkah- langkah Modelling
Adapun prosedur melakukan teknikmodelingdiantaranya:
1) Meminta konseli untuk memperhatikan apa yang harus ia pelajari
sebelum model didemonstrasikan.
2) Memilih model yang serupa dengan konseli dan memilih siapa yang
bisa mendemonstrasikan tingkah laku yang menjadi tujuan dalam
bentuk tiruan.
3) Menyajikan demonstrasi model tersebut dalam urutan skenario yang
memperkecil stress bagi konseli. Konseli bisa terlibat dalam
demonstrasi perilaku ini, meminta konseli menyimpulkan apa yang ia
lihat setelah demonstrasi tersebut, dan adegan yang dilakukan bisa
jadi lebih dari satu.22
Langkah-langkah atau prosedur teknik modelling menurut gantika
komalasari sebagai berikut :
1) Menetapkan bentuk penokohan (live model, symbolic model,
multiple model).
2) Pada live model, pilih model yang bersahabat atau teman sebaya
yang memiliki kesamaan seperti: usia, status ekonomi, dan
penampilan fisik.
22 Ayu Sri Juniariasih, “Penerapan Konseling Behavioral Dengan Teknik Modeling Un
tuk Meningkatkan Emotional Intelligence Siswa Pada Kelas Xap1 Smk Negeri 1 Seririt Kabupaten
40
3) Bila mungkin gunakan lebih dari satu model.
4) Kompleksitas perilaku yang dimodelkan harus sesuai dengan
tingkat perilaku konseli.
5) Kombinasikan konseling dengan aturan, instruksi, behavior
rehearsal dan penguatan.
6) Pada saat konseli memperhatikan penampilan tokoh, berikan
penguatan alamiah.
7) Bila mungkin buat desain pelatihan untuk konseli menirukan model
secara tepat, sehingga akan mengarahkan konseli pada penguatan
alamiah. Bila ridak, maka buat perencanaan pemberian penguatan
utuk setiap peniruan tingkah laku yang tepat.
8) Bila perilaku bersifat kompleks, maka episode modeling dilakukan
mulai dari yang paling mudah ke yang lebih sukar.
9) Scenario modeling harus dibuat realistic.
10) Melakukan pemodelan dimana tokoh menunjukan perilaku yang
menimbulkan rasa takut bagi konseli.
Teknik modeling ini relevan untuk diterapkan pada konseli yang
mengalami gangguan-gangguan reaksi emosional atau pengendalian diri,
penderita ketergantungan, kecanduan obat-obatan atau alkohol, kurang
penyesuai diri dengan lingkungan, keterampilan wawancara pekerjaan,
ketegasan, dan juga mengatasi berbagai kecemasan dan rasa takut seperti
41
kompulsif. Teknik ini sesuai diterapkan pada konseli yang mempunyai
kesulitan untuk belajar tanpa contoh, sehingga dia memerlukan contoh
atau model perilaku secara konkret untuk dilihat ataupun diamati sebagai
pembelajaran pembentukan tingkah laku konseli.23
3. Online shop Addict(Kecanduan Belanja Online)
a. PengertianOnline shop
Online shop adalah berbelanja digital yang hanya bisa
digunakankan ketika perangkat terhubung dengan jaringan internet
memungkinkan penggunanya untuk dapat berhubungan dengan
toko-toko yang menjual berbagai kebutuhan mulai dari pakaian, sepatu, tas,
buku, peralatan elektronik, perlatan rumah tangga dan segala macam
kebutuhan manusia dapat dengan mudah di temukan melalui situs situs
belanja yang ada pada internet.24
Saat ini sudah sangat populer berjualan di media internet atau
online shopping. Pengertianonline shopping sendiri adalah sebuah media
yang memungkinkan customer (pelanggan) membeli barang atau jasa
secara langsung dariseller(penjual) dengan media internet menggunakan
web browser.25 Konsep online shop tentunya seperti halnya pembelian
23
Singgih dan Gunarsah,Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), hal. 222.
24
Haning Dwi Pratiwi, “Online Shop Sebagai Cara Belanja Mahasiswa UNNES” (Skripsi,
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2013), Hal 6.
25
42
langsung yaitu ada penjual dan pembeli. Adapun Penjelasannya yaitu
sebagai berikut :
1) Penjual
Seorang penjual membutuhkan web,blog dan media sosial
untuk memajang produknya. Dengan memaparkan rincian produk
serta harga yang jelas sehingga memudahkan konsumen dalam
berbelanja. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penjual adalah
desain dari web, blog dan media sosial yang digunakan. Desain
sangat berpengaruh karena pembeli cenderung menilai sesuatu dari
hal yang terlihat terlebih dahulu. Selain itu penjual perlu bekerjasama
dengan jasa pengiriman untuk memudahkan pendistribusian produk.
Pengiriman yang mengecewakan akan membuat pembeli enggan
belanja lagi. Seorang penjual bisa menjual produk sendiri atau
bekerjasama dengan produsen,supplierdan distributor.
2) Pembeli
Untuk pembelianonlinebiasanya kita mengikuti tata cara yang
telah ditetapkan penjual. Secara garis besar pembelian onlinedimulai
dari pembeli memilih barang atau jasa yang diinginkan. Kemudian
pembeli menghubungi penjual untuk memastikan ketersediaan
barang melalui kontak yang telah disediakan di web, blog dan media
sosial online shop tersebut. Setelah deal(setuju) maka pembeli akan
43
penjual mengirimkan barang yang dibeli melalui jasa pengiriman
yang telah disepakati.26pengirimannnya bisa melalui jasa pengiriman yang pembayarannya melalui transfer bank atau bertemu dengan
penjual secara langsung yaitu COD (cash on delivery) jika dirasa
cocok maka dilakukan transaksi pembayaran secara langsung pula.
Di Indonesia dapat di temui situs-situs online shop yang
terkenal diantaranya yaitu OLX, Lazada, Toko Pedia, Elevenia,
matahari, dan blibli. tidak hanya dari situs yang terkenal saja saat ini
online shop banyak diantaranya melalui media sosial facebook,
twitter, blackberry massanger atau bbm, path, dan instagram. hanya
melalui dunia maya pelanggan bisa langsung membeli dengan
berbagai macam barang yang ditawarkan.
b. Pengertian Kecanduan /Addict
Kecanduan berasal dari kata candu yang artinya sesuatu yang
membuat seseorang ingin melakukannya secara terus menerus. Istilah
kecanduan awalnya digunakan terutama mengacu pada penggunaan
obat-obatan dan alkohol. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah tersebut
meluas sehingga orang secara umum menyebut kecanduan pada perilaku
merokok, makan, berbelanja, permainan internet, dan lain-lain.
26Khilmiatun Nisa’i, “kepercayaan konsumen dan upaya membangun kepercayaan konsumen
pada pembelian produk syar’i secara online” (Skripsi, fakultas ekonomi dan bisnis islam, 2016), Hal
44
Menurut Sarafino kecanduan sebagai kondisi yang dihasilkan
dengan mengkonsumsi zat alami atau zat sintesis yang berulang sehingga
orang menjadi tergantung secara fisik atau secara psikologis.
Ketergantungan psikologis berkembang melalui proses belajar dengan
penggunaan yang berulang-ulang. Ketergantungan secara psikologis
adalah keadaan individu yang merasa terdorong menggunakan sesuatu
untuk mendapatkan efek menyenangkan yang dihasilkannya.
Para pakar psikologi dan masyarakat sekarang ini memaksudkan
kecanduan sebagai ketergantungan psikologis yang abnormal pada
beberapa hal berikut ini misalnya judi, makanan, seks,pornografi,
komputer, internet, kerja, olahraga, idola, TV atau video non-pornografi
tertentu, obsesi spiritual, melukai diri, dan belanja.27
Kecanduan merupakan kondisi terikat pada kebiasaan yang sangat
kuat dan tidak mampu lepas dari keadaan itu, individu kurang mampu
mengontrol dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu yang
disenangi. Seseorang yang kecanduan merasa terhukum apabila tak
memenuhi hasrat kebiasaannya.
Berdasarkan uraian di atas maka kecanduan dapat di artikan
sebagai suatu kondisi dimana individu merasakan ketergantungan
27
Trecy Whitny Santoso, “perilaku kecanduan permainan internet dan faktor penyebabnya pada siswa kelas viii di smp negeri 1 jatisrono kabupaten wonogiri (studi kasus pada siswa kelas viii
di smp negeri 1 jatisrono kabupaten wonogiri)”(Skripsi, FIP Universitas Negeri Semarang, 2013),
45
terhadap suatu hal yang disenangi pada berbagai kesempatan yang ada
akibat kurangnya kontrol terhadap perilaku sehingga merasa terhukum
apabila tidak memenuhi hasrat dan kebiasaannya.
c. Faktor penyebab seseorang kecanduan belanja
Belanja sebagai sebuah gambaran bahwasannya seseorang
memiliki perilaku konsumtif. Keinginan belanja seringkali mendorong
seseorang untuk membeli barang yang sesungguhnya tidak dibutuhkan
namun hanya keinginan untuk meniru orang lai atau lingkungan
sekitarnya. Alasan seseorang memiliki gaya hidup berbelanja yaitu :
1) Gaya hidup mewah
Seseorang yang memiliki emosi yang diaplikasikan berupa
kebutuhan yang tidak terpenuhi atau merasa kurang percaya diri dan
tidak dapat berpikir positif tentang dirinya sendiri pastilah
beranggapan bahwa belanja bisa membuat dirinya lebih baik.
2) Pengaruh trend
Saat ini banyak sekali seseorang yang mengikuti trend yang
sedang marak di masyarakat. Kecenderungan untuk memiliki
barang-barang baru merupakan ciri khas seseorang di masa kini. Kebanyakan
seseorang membeli barang-barang yang sedang booming bukan