• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK MODELLING UNTUK MENGATASI ONLINE SHOP ADDICT : STUDI KASUS SEORANG WARGA KELURAHAN MAGERSARI DI SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK MODELLING UNTUK MENGATASI ONLINE SHOP ADDICT : STUDI KASUS SEORANG WARGA KELURAHAN MAGERSARI DI SIDOARJO."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK MODELLING UNTUK MENGATASI ONLINE SHOP ADDICT

(Studi Kasus Seorang Warga Kelurahan Magersari di Sidoarjo)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

OLEH : Yuly Rahmayati

B03212026

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAKS

Yuly Rahmayati (B03212026) Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Modelling untuk mengatasi Online Shop Addict (kecanduan belanja online) studi kasus seorang warga kelurahan Magersari di Sidoarjo.

Dalam skripsi ini membahas mengenai permasalahan tentang : (1)bagaimana proses pelaksanaan dan (2)bagaimana hasil akhir pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan tehnik modelling untuk mengatasi online shop

addict(kecanduan berbelanja online).

Untuk membahas permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif mengupas studi kasus mengenai seorang warga kelurahan Magersari di Sidoarjo. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini menggunakan tehnik modelling dengan jenis live model (model langsung) dan untuk penguatannya ditambah dengan symbolic model untuk mengatasi kecanduan berbelanja online. Peneliti meminta seseorang yaitu teman konseli sebagai model agar konseli dapat meniru tingkah laku yang dicontohkan. Analisa data menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan teknik modeling sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan. Mengatasi kecanduannya terhadap berbelanjaonline.

Hasil penelitain ini menyimpulkan bahwa (1) Proses bimbingan dan konseling islam dengan tehnik modelling utuk mengatasi online shop addict maka konselor melakukan langkah-langkah bimbingan dan konseling islam yaitu identifikasi masalah, diagnosa, prognosis, teratment/terapi dengan tehnik modelling yaitu dengan cara konselor menunjuk model kemudian konseli mengadaptasi kebiasaan yang dilakukan oleh model. (2) Hasil bimbingan dan konseling islam dengan teknik

modellinguntuk mengatasi kecanduan berbelanjaonlinemengalami perubahan dalam

segi perilakunya yang termasuk gejala dalam berbelanja online. Kegelisahannya mulai berkurang, tanpa disadari membicarakan barang yang diiginkan menjadi seorang yang bijak dalam bertutur kata, rasa ketidakpuasan menjadi rasa bersyukur, yang awalnya tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik saat ini mengisi kegiatannya dengan positif.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Definisi konsep... 7

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ... 7

2. Teknikmodelling... 8

3. Online Shop ... 9

4. Kecanduan ... 10

F. Metode Penelitian... 11

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 11

2. Subjek dan Tempat Penelitian... 11

3. Tahap-Tahap Penelitian... 13

4. Jenis dan Sumber Data ... 17

5. Teknik Pengumpulan Data ... 18

6. Teknik Analisis Data ... 20

7. Teknik Keabsahan Data ... 21

(8)

BAB II : KAJIAN TEORITIK

A. Kajian Teoritik ... 25

1. Bimbingan dan Konseling Islam ... 25

a. Pengertian Bimbingan ... 25

b. Pengertian Konseling ... 26

c. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ... 27

d. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam ... 28

e. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam ... 39

2. Teknik Modelling... 30

a. Pengertian TeknikModelling... 30

b. Tujuan TeknikModelling... 33

c. Macam-macam TeknikModelling... 34

d. Prinsip-Prinsip TeknikModelling... 36

e. Unsur-unsur TeknikModelling... 37

f. Pengaruh TeknikModelling... 38

g. Langkah-Langkah... 39

3. Online Shop Addict(Kecanduan Belanja Online)... 41

a. PengertianOnline Shop... 41

b. Pengertian Kecanduan ... 44

c. Faktor PenyebabOnline Shop Addict... 45

d. Ciri-ciriOnline Shop Addict... 47

e. Tips dalam belanjaOnline... 51

4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 54

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 56

1. Kelurahan Magersari ... 56

2. Deskripsi Konselor dan Konseli ... 58

3. Deskripsi Masalah Konseli ... 64

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66

1. Deskripsi Proses Penelitian... 66

2. Hasil Penelitian ... 80

BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Proses Penelitian... 84

B. Analisis Hasil Penelitian... 89

BAB V : KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 92

(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(10)

DAFTAR TABEL

Jenis data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan data ... 19

Analisis kondisi konseli sebelum proses konseling ... 21

Data teori dan data lapangan ... 84

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin lama

semakin berkembang pesat. Dengan adanya kemajuan tersebut masyrakat tanpa

disadari ikut dalam perubahan modernisasi dalam bidang teknologi informasi dan

komunikasi. Seperti halnya dengan adanya internet memudahkan kita untuk

mendapatkan informasi yang ingin diketahui dan memudahkan untuk

berkomunikasi dengan siapapun tanpa ada batasan. Sehingga internet saat ini

menjadi salah satu kebutuhan bagi setiap orang.

Internet memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin berbelanja tanpa

harus pergi ke toko, pasar, swalayan dan pusat perbelanjaan atau mall. Caranya

pun mudah dengan mendownload situs online shop dari komputer, laptop, tablet

maupun handphone maka dengan mudah menemukan barang, makanan,

accessories, keperluan pribadi, properti, motor, mobil dan masih banyak yang

lainnya. Pada era yang modern ini online shop hadir sebagai pilihan lain

berbelanja dengan mudah.

Perkembanganonline shop di Indonesia baru populer sekitar tahun 2006.

Pada akhir tahun 2008 jumlah online shop di Indonesia meningkat puluhan

hingga ratusan persen dari tahun sebelumnya. Tentunya karena semakin

(12)

2

orang pada tahun 2000 menjadi 25.000.000 pengguna pada tahun 2008. Hal lain yang mendukung, karena semakin mudah dan murahnya koneksi internet di

Indonesia di dukung pula semakin banyak pendidikan dan pelatihan pembuatan

online shopdengan harga yang sangat terjangkau.1

Semakin lama semakin berkembang pula pilihan-pilihan website terbaru

mengenai online shop di Indonesia. Tidak hanya melalui website dari aplikasi

smartphone seseorang bisa berjualan melalui online shop ataupun bisa menjadi

konsumen tanpa proses yang rumit. Barang dagangan yang di jual online shop

didesain dengan sangat menarik dan konsumen bisa menemukan produk import

yang langka tanpa harus pergi ke luar negeri untuk membeli.

Masyarakat Indonesia cenderung memiliki sifat yang konsumtif. artinya

bahwa masyarakat sebagai konsumen aktif membeli untuk memenuhi segala

kebutuhan hidup. Namun, terkadang manusia selalu menginginkan rasa puas

dalam artian bahwa setiap individu memiliki keingingian untuk cenderung

memiliki. Sebuah kebanggaan tersendiri jika memiliki barang yang diinginkan.

Terlebih lagi mengikuti trend dan life style yang berkembang sehingga individu

memiliki keinginan untuk terus mengikuti arus tersebut.

Setiap barang yang dijual online shop menyajikan gambar atau foto

dagangan dengan desain yang unik, menarik, disertai foto model atau artis, dan

ada spesifikasi keterangan barang. Harganya pun bersaing bahkan lebih murah

1

(13)

3

atau lebih menarik dibanding membeli secara langsung. Bahkan juga ada promo

khusus atau diskon disetiap pembelian.Terlebih lagi di online shop terdapat

testimonial salah satu konsumen yang menjelaskan mengenai kepuasan barang

yang dibeli. Hal ini menjadikan daya tarik untuk individu membeli barang yang

ada dionline shop.

Banyak cara dari online shopuntuk menarik minat pembeli. Online shop

memudahkan konsumen atau pembeli yang memiliki keinginan atau belanja

namun tidak memiliki banyak waktu dan transportasi, dengan mereka bersantai

dirumah mereka bisa mendapatkan barang yang diinginkan. Namun, yang perlu

diketahui bahwa manusia sebaik-baiknya hidup tidak berlebihan. Dengan adanya

terobosan terbaru dari online shop maka sebaiknya kita membatasi keinginan

untuk terus berbelanja. Sebaliknya, jika individu selalu mengikuti nafsu untuk

memiliki maka pasti akan cenderung terus menerus ingin berbelanja sehingga

menimbulkan kecanduan untuk berbelanja khususnya melaluionline shop.

Setiap individu sekarang ini hampir seluruhnya memiliki gadget yang

canggih atau aplikasi yang lengkap. Dengan adanya gadget semua orang dapat

setiap saat melihat bagaimana model barang-barang, makanan atau accesories

yang sedang hits atau trend di masa kini. Nafsu manusia pun akan selalu ingin

memiliki. maka dengan cara yang cepat dan mudah adalah dengan membeli di

online shop, tanpa dirasakan hal ini akan terus berkelanjutan dan dapat

menimbulkan masalah di kemudian hari. Sebagaimana tertera dalam surat

(14)

4                                              Artinya :

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”(Qs. At-jatsiyah: 23)

Berdasarkan ayat diatas maka sebagai seorang konselor haruslah jeli dan

memahami seseorang yang mengikuti hawa nafsunya di era modern ini dengan

perantara berbelanja online shop. Mayoritas yang senang belanja adalah kaum

perempuan. Perempuan dimasa kini memiliki dorongan untuk selalu tampil

cantik dengan memakai barang-barang, accesoris, ataupun baju yang menunjang

penampilan. Tidak jarang bagi mereka yang sibuk karena pekerjaan, memiliki

sedikit waktu, atau tidak memiliki transportasi melalui berbelanja dengan media

Online Shopmerupakan pilihan terbaik bagi perempuan yang ingin berbelanja.

Konseli memiliki kecanduan dalam berbelanja online. Pada awalnya

konseli memiliki pikiran untuk berpenampilan stylish dan memiliki barang

branded. Dia senang sekali ketika berbelanja terutama mendapatkan barang yang

diinginkan karena konseli tidak memiliki transportasi terutama sepeda motor

maka dari itu memilih untuk berbelanja online. Selain itu waktunya digunakan

(15)

5

Ketika barang yang di pesan datang dan mengunakan barang itu. Konseli

merasa tidak puas dan menginginkan barang yang lebih dari itu. Seperti contoh

konseli membeli tas kemudian ada model terbaru yang lebih menarik lagi konseli

pun membeli lagi tas dengan model terbaru tersebut. Apabila konseli tidak

membeli maka akan merasa ketidaknyamanan dalam dirinya.

Sebagaimana telah dijelaskan jika terus menerus mengikuti hawa nafsu

akan membawa ke jalan kesesatan. Dengan hal ini konselor memilih kasus

kecanduan online shop sebagai salah satu fenomena yang terjadi di masa kini.

Selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat memberi pengetahuan dan wawasan

kepada konselor dan calon konselor yang nantinya dapat diaplikasikan untuk

menjalankan tugasnya dalam mengentaskan permasalahan yang dihadapi oleh

konseli.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan teknik modelling

untuk mengatasi online shop addict (Kecanduan Belanja Online) Seorang

warga kelurahan Magersari di Sidoarjo?

2. Bagaimana hasil akhir Bimbingan dan Konseling Islam dengan teknik

modelling untuk mengatasi online shop addict (Kecanduan Belanja

Online)Seorang warga kelurahan Magersari di Sidoarjo?

(16)

6

1. Untuk mendeskripsikan proses bimbingan dan konseling Islam dengan teknik

modelling untuk mengatasi online shop addict (Kecanduan Belanja Online)

Seorang warga kelurahan Magersari di Sidoarjo.

2. Untuk mendeskripsikan hasil akhir bimbingan dan konseling Islam dengan

teknik modelling untuk mengatasi online shop addict (Kecanduan Belanja

Online) Seorang warga kelurahan Magersari di Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna secara teoritis

sebagai berikut :

1. Sebagai sumber informasi dan refrensi bagi konselor maupun calon konselor

khususnya dan bagi semua kalangan pada umumnya tentang online shop

addict(Kecanduan Belanja Online).

2. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam bidang bimbingan

dan konseling Islam tentangonline shop addict(Kecanduan Belanja Online).

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna secara praktis

sebagai berikut :

1. Diharapkan hasil penelitian tentang teknik modelling untuk klien online shop

addict (Kecanduan Belanja Online) dalam proses Bimbingan dan Konseling

Islam ini dapat direalisasikan maupun diaplikasikan dalam kehidupan

(17)

7

2. Penelitian ini diharapkan dapat membantu konselor dalam kasus online shop

addict (Kecanduan Belanja Online) ketika memberikan bimbingan dan

konseling Islam pada klien.

E. Definisi Konsep

1. Bimbingan dan Konseling Islam

Pengertian bimbingan dan konseling islam adalah proses pemberian

bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai

makhluk Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan

petuniuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan di akhirat.

Bimbingan dan konseling islami adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk

Allah SWT sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di

akhirat. Tolak ukurnya bertumpu pada mampu hidup selaras dengan petunjuk

Allah SWT yang mana maksutnya sebagai berikut :

1) Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodrat yang

ditentukan Allah, sesuai dengan sunatulloh, sesuai dengan hakikatnya

sebagai makhluk Allah SWT.

2) Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman

(18)

8

3) Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari

eksistensi diri sebagai makhluk Allah yang diciptakan Allah SWT untuk

mengabdi kepadanya, mengabdi dalam arti seluas-luasnya.2

Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan

terarah, kontinue dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat

mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara

optimal dengan cara menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung didalam

Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup

selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.3 2. Teknik Modelling

Istilah modelling berasal dari bahasa inggris yang artinya mencontoh,

meniru, memperagakan, atau menteladani. Teknik ini klien dapat mengamati

seseorang yang dijadikan modelnya untuk berperilaku kemudian diperkuat

dengan mencontoh tingkah laku sang model. Dalam hal ini, konselor dapat

bertindak sebagai model yang akan ditiru oleh klien.4

Istilahmodelingmerupakan istilah umum untuk menunjukkan terjadinya

proses belajar melalui pengamatan dari orang lain dan perubahan yang terjadi

karenanya melalui peniruan. Maksudnya, pada proses belajar melalui

2

Muhammad Anas, Psycologi: Menuju Aplikasi Pendidikan(https://books.google.co.id/books, diakses 20 Maret 2016).

3

Samsul Munir,Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010) hal 23.

4

(19)

9

pengamatan menunjukkan terjadinya proses belajar setelah mengamati

perilaku pada orang lain.5

Tujuan penggunaan teknik modeling disesuaikan dengan kebutuhan

ataupun permasalahan klien, diantaranya yaitu: untuk perolehan tingkah laku

sosial yang lebih adaptif, agar konseli bisa belajar sendiri menunjukkan

perbuatan yang dikehendaki tanpa harus belajar lewat trial and error,

membantu konseli untuk merespon hal- hal yang baru, melaksanakan tekun

respon yang semula terhambat atau terhalang, dan mengatasi

respon-respon yang tidak layak.6 3. Online shop (Toko Online)

Online shop adalah berbelanja digital yang hanya bisa digunakankan

ketika perangkat terhubung dengan jaringan internet memungkinkan

penggunanya untuk dapat berhubungan dengan toko- toko yang menjual

berbagai kebutuhan mulai dari pakaian, sepatu, tas, buku, peralatan elektronik,

perlatan rumah tangga dan segala macam kebutuhan manusia dapat dengan

mudah ditemukan melalui situs situs belanja yang ada pada internet.7

Saat ini sudah sangat populer berjualan di media internet atau online

shopping. Pengertian online shopping sendiri adalah sebuah media yang

memungkinkan customer (pelanggan) membeli barang atau jasa secara

5

Singgih dan Gunarsah,Konseling dan Psikoterapi(Jakarta: Gunung Mulia, 2007), hal 220.

6

Lutfi Fauzan, “Teknik Modelling”, http://lutfifauzan.wordpress.com/20 09/12/23/tekni k-modeling, (diakses 20 Maret 2016)

7 Haning Dwi Pratiwi, “Online Shop Sebagai Cara Belanja Mahasiswa UNNES” (Skripsi,

(20)

10

langsung dari seller (penjual) dengan media internet menggunakan web

browser.8

4. Kecanduan /Addict

Kecanduan berasal dari kata candu yang artinya sesuatu yang membuat

seseorang ingin melakukannya secara terus menerus. Istilah kecanduan

awalnya digunakan terutama mengacu pada penggunaan obat-obatan dan

alkohol yang eksesif. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah tersebut meluas

sehingga orang secara umum menyebut kecanduan pada perilaku merokok,

makan, berbelanja, permainan internet, dan lain-lain.

Menurut Sarafino kecanduan sebagai kondisi yang dihasilkan dengan

mengkonsumsi zat alami atau zat sintesis yang berulang sehingga orang

menjadi tergantung secara fisik atau secara psikologis. Ketergantungan

psikologis berkembang melalui proses belajar dengan penggunaan yang

berulang-ulang. Ketergantungan secara psikologis adalah keadaan individu

yang merasa terdorong menggunakan sesuatu untuk mendapatkan efek

menyenangkan yang dihasilkannya.9 F. METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang digunakan sebagai berikut :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

8

Anang Tri Nugroho,sukses bisnis toko online, (jakarta : PT Gramedia Pustaka utama, 2010) hal 18.

9Trecy Whitny Santoso, “perilaku kecanduan permainan internet dan faktor penyebabnya pada

(21)

11

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Sedangkan, jenis

penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Penelitian kualitatif

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.10Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan ,dll.11 2. Subyek dan Tempat Penelitian

a) Subyek

Konseli yang bernama Bunga (Nama Samaran) adalah salah satu

warga kelurahan Magersari di Sidoarjo. Konseli dulunya bekerja sebagai

pramugari. Dunia penerbangan khususnya sebagai pramugari dituntut

untuk selalu berpenampilan stylish. Sebagaimana kehidupan seseorang

yang bekerja sebagai pramugari gaya atau style-nya haruslah

berpenampilan high class. Awal karir konseli setelah lulus lembaga

penerbangan kemudian bekerja sebagai pramugari magang dimaskapai

Garuda Indonesia tepatnya di Jakarta selama satu bulan. Karena

persaingan yang ketat konseli tidak bisa menjadi pramugari di maskapai

Garuda Indonesia. Akhirnya, konseli memilih sekolah lagi yaitu maskapai

Lion Air. Selama sekolah harus tinggal di asrama tepatnya di Jakarta.

10

Nasution,Metode Penulisan Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1988), hal. 18.

11

(22)

12

Selama di asrama konseli merasa minder karena tidak seperti

teman-temannya yang punya barang-barang mewah. Disamping itu jika

konseli ingin berbelanja dia kesulitan karena harus tetap di asrama.

Berdasarkan penuturan konseli bahwasannya dia melihat teman yang

gaya fashionnya high class dengan barang-barang mewahnya. Dia ingin

seperti temannya dengan membeli lewat media internet online shop

dengan uang saku yang di berikan ayahnya dia membeli barang yang

diinginkan.

Setelah itu, konseli mulai bekerja sebagai pramugari maskapai

Lion Air yang tepatnya berada di bandara Juanda-Surabaya. Keinginan

untuk memiliki barang yang diinginkan semakin memuncak. Dia

membeli tas dan sepatu dengan seluruh gaji yang dimilikinya. Sehingga

untuk uang pegangan sehari-hari konseli membohongi ayahnya dengan

alasan Atm hilang, uang dipinjam teman, ikut pelatihan, dll. Tidak hanya

itu konseli memilih laki-laki yang kaya untuk jadi pacarnya. Sehingga

kebutuhan yang diinginkan terpenuhi dan yang secara sukarela mau setiap

bulan mentransfer sejumlah uang untuk konseli. Konseli juga sering

berhutang kepada teman-temannya untuk membeli barang di online shop

karena dia sangat ingin berpenampilan up to date dan stylish layaknya

teman-teman pramugarinya. Pada bulan Juni 2016 konseli berhenti dari

pekerjaanya. Meskipun tidak bekerja kebiasaan berbelanja online tetap

(23)

13

Konseli merasa tidak adanya rasa puas ketika belum

mendapatkan barang yang diinginkan. Konseli berfikiran haruslah

mendapatkan barang secepat mungkin karena keinginan untuk segera

memiliki. Bukan terfikir membeli transportasi seperti motor atau mobil

untuk menunjang kebutuhannya sehari-hari tapi konseli malah membeli

barang-barangonline shopkarena menurutnya lebih menarik.

b) Tempat : Kediaman konseli di kelurahan Gajah Magersari RT 11

RW 04 kabupaten Sidoarjo.

3. Tahap-Tahap Penelitian

Tahapan-tahapan Penelitian Tahapan-tahapan penelitian ini ada tiga

tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir penelitian yaitu tahap penulisan

laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah :

a. Tahap pra lapangan

1. Menyusun Rancangan Penelitian.

Peneliti memahami mengenai Bimbingan dan Konseling

Islam dengan teknik modelling untuk mengatasi online shop addict

(kecanduan belanja online). Konseli adalah sahabat ketika kecil dan

ayah konseli bersahabat dengan ayah konselor. Kebetulan pula lokasi

rumah kami berbeda kecamatan namun dalam satu wilayah Sidoarjo.

Setelah mengetahui hal tersebut maka peneliti membuat latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi konsep dan

(24)

14

2. Memilih Lapangan Penelitian

Dalam hal ini peneliti memilih lapangan penelitian

dikediaman konseli disamping itu jaraknya tidak jauh dengan rumah

peneliti.

3. Mengurus Perizinan

Peneliti membuat surat perizinan yang diberikan kepada

konseli ataupun keluarganya sebagai bentuk bahwa tidak ada unsur

keterpaksaan dalam menjalankan proses konseling. Selain itu

mengurus perizinan pula dengan wilayah terkait yaitu kelurahan

Magersari.

4. Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan

Peneliti melakukan observasi diarea konseli kemudian

menyiapkan perlengkapan yang diperlukan. Kemudian peneliti mulai

untuk mengumpulkan data-data.

5. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang kasus

tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah konseli itu sendiri, Ayah

konseli, tetangga dekat konseli dan teman konseli.

6. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Peneliti menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, pedoman

(25)

15

perlengkapan fisik, izin penelitian, dan semua yang berhubungan

dengan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi data

lapangan.

7. Persoalan Etika Penelitian

Pada dasarnya etika memberikan pegangan bagi para peneliti

agar menghormati seluruh nilai dan norma yang ada dimasyarakat.

b. Tahap pekerjaan lapangan

1. Memahami Latar Penelitian

Sebelum peneliti memasuki lingkungan konseli, peneliti

perlu memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri baik

fisik maupun mental.

2. Memasuki Lapangan

Peneliti akan lebih menjalin hubungan baik dengan

konseli. Seperti halnya tetap menjalin silaturahmi dengan konseli.

Karena, hubungan akrab antara subjek dan peneliti yang dibina

dengan baik maka akan dapat bekerjasama dengan saling bertukar

informasi.

3. Berperan Serta dalam Mengumpulkan Data

Peneliti mulai memikirkan batas waktu, biaya yang

(26)

16

4. Analisis Data

Dalam analisis dipisahkan antara data terkait dan data

yang kurang terkait atau yang tidak terkait sama sekali dan tidak

ada kaitannya. Kemudian diurutkan atau dikategorikan. Yang

mana dalam proses pelaksanaannya menghasilkan tema dan

hipotesis yang sesuai kenyataan.

Setelah peneliti mendapatkan data dari lapangan,

mengatur, mengurutkan dan menyajikan data yang diperoleh

bertujuan untuk mengetahui gejala-gejala seseorang tersebut

online shop addict (kecanduan belanja online) dan bagaimana

pelaksaan dan hasil dari bimbingan dan konseling islam dengan

teknikmodelling.

4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan jenis data

sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber utama

atau sumber data primer. Sumber dara primer adalah subjek penelitian yang

dijadikan sebagai sumber informasi peneliti dengan menggunakan alat

pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang dikenal

dengan istilah interview atau wawancara. Sedangkan data sekunder yaitu

data yang di peroleh dari sumber lain yang ada kaitannya dengan objek

(27)

17

berhubungan secara langsung dengan objek penelitian, akan tetapi memiliki

informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.12

Dalam Penelitian ini yang menjadi sumber data primer yaitu konseli

sendiri yang berkeinginan untuk memiliki barang-barang yang menujang

penampilannya sehingga memilih berbelanja online karena terbatas pada

transportasi yang kemudian berlanjut terus menerus dan menimbulkanaddict

atau kecanduan hingga saat ini. Penggalian data juga diambil dari sumber

data sekunder yaitu literatur dan bacaan yang relevan serta dokumen lain

yang tidak menggambarkan permasalahan secara langsung namun masih

terkait seperti struk belanja atau mendapatkan data dari ayah konseli,

tetangga dekat konseli, dan teman konseli.

5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini melalui observasi,

wawancara dan dokumetansi yang dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai

berikut:

a) Observasi.

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,

sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gelaja psikis untuk

kemudian dilakukan pencatatan. Dalam hal ini peneliti mulai melakukan

pengamatan mulai dari pengamatan ke lingkungan rumah dan

pengamatan di lingkungan kerja konseli yang pada saat itu masih bekerja.

12

(28)

18

Ketika observasi diakukan pertama kali didapati hasil bahwa konseli

hampir setiap hari mendapatkan paket dari online shop dirumahnya.

Observasi kedua pada tanggal 25 Maret 2016 terlihat konseli bersama

rekan kerjanya membicarakan tas yang diinginkannya sudah terbeli.

b) Wawancara.

Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan. Dalam pelaksanaannya wawancara dapat dilakukan dengan

berhadapan langsung dengan responden atau dengan alat bantu seperti

telepon, internet dll. Peneliti melakukan pengamatan dan mengajukan

pertanyaan yang ditujukan kepada konseli. Dalam Hal ini memaparkan

secara jelas hasil penelitian mengenai Bimbingan dan Konseling Islam

dengan teknik modelling untuk mengatasi online shop addict (kecanduan

belanja online).

Konselor juga mengajukan pertanyaan kepada ayah konseli tentang

kegemarannya belanja secara online. Ayah konseli menjawab karena

keseringannya membeli tersebut sampai-sampai Ayahnya mengatakan

terkadang konseli terlihat gelisah ketika tidak membeli barang yang

diinginkan. Ayahnya juga mengatakan bahwa konseli ingin selalu

(29)

19

c) Studi dokumentasi.

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Studi dokumentasi ada yang

berupa tulisan, gambar dan karya yang berupa tulisan biasanya berupa

catatan harian, dan otobiografi atau biografi yang berupa gambar biasanya

mengenai foto-foto pribadi. Data seperti ini berhubungan dengan jadwal

kerja, aktivitas apa saja dalam pekerjaannya, daily activity atau jadwal

[image:29.612.137.531.193.673.2]

keseharian konseli.13

Tabel 1.1

Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber Data TPD

1. Gambaran tentang

lokasi penelitian dan

home visit

Informan +

Dokumentasi

O + W+ D

2. Deskripsi tentang

konseli dan masalah

konseli

Informan + Konselor

+ Konseli

W + D

3. Perilaku konseli

sebelum dan sesudah

proses konseling

Konselor + Konseli +

Informan

O + W

4. Proses konseling Konselor + Konseli +

Model

W + D

5. Hasil dari proses Konselor + Konseli O + W

13

(30)

20

konseling

Keterangan :

TPD : Teknik Pengumpulan Data

O : Observasi

W : Wawancara

D : Dokumentasi

6. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan

yang dapat dikelola, mencari, dan menentukan pola, menentukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari,dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain.

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu analisis

deskriptif komparatif, yakni membandingkan hasil pelaksanaan teknik

konseling dengan teori yang ada kemudian membandingkan kondisi awal

klien dan kondisi sesudah dilakukannya teknik konseling.14

14

(31)

[image:31.612.135.511.169.513.2]

21

Tabel 1.2

Analisis Kondisi konseli sebelum dan sesudah proses konseling

7. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan tingkat ketepatan antara data yang

terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan valid maka di

perlukan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yaitu pemeriksaan keabsahan

No. Sebelum Ya Tidak Sesudah Ya Tidak

1. Gelisah ketika tidak membeli

Gelisah ketika tidak membeli

2.

Selalu

membicarakan barang yang diinginkan

Selalu

membicarakan barang yang diinginkan

3.

Tidak ada rasa

puas ketika

tidak membeli

Tidak ada rasa

puas ketika

tidak membeli

4.

Tidak mampu membagi

waktu atau

mengisi waktu dengan baik

Tidak mampu membagi

waktu atau

(32)

22

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data yang di peroleh untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah di

peroleh. Untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data

yang diperoleh dengan wawancara lalu di cek dengan observasi dan

dokumentasi. Bila dengan kedua teknik pengujian kreadibilitas data tersebut

menghasilkan data yang berbeda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut

kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data

mana yang dianggap benar atau mungkin benar namun sudut pandangnya

yang berbeda-beda.15 G. Sistematika Pembahasan

Laporan penelitian ini dibahas dalam lima bab, yaitu sebagai berikut :

BAB I : Pendahluan

Bab satu merupakan pendahuluan yang berisi tentang gambaran umum yang

memuat pola dasar penulisan skripsi ini yaitu latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan metode

penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, subjek penelitian,

tahap-tahap penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data serta teknik keabsahan data, dan sistematika pembahasan.

BAB II : Kajian Teori

15

(33)

23

Bab dua membahas tentang kajian teoritik yang meliputi pengertian

Bimbingan dan Konseling Islam, tujuan Bimbingan dan Konseling Islam,

fungsi Bimbingan dan Konseling Islam, pengertian behavior terapy, tujuan

behavior terapi, pengertian teknikmodelling, tujuan teknikmodelling,

macam-macam teknik modelling, Langkah-langkah teknik modelling, pengertian

online shop, konsep online shop, pengertian addict (kecanduan) dan ciri-ciri

online shop addict(kecanduan belanja online)

BAB III : Penyajian Data

Bab tiga membahas tentang deskripsi umum pada subjek penelitian, yakni

seorang warga kelurahan magersari di Sidoarjo yang mana peneliti akan

mengulas tentang permasalahan online shop addict yang berdampak pada

kehidupannya, deskripsi umum objek penelitian, deskripsi konselor, deskripsi

klien, dan membahas deskripsi hasil penelitian.

BAB IV : Analisa Data

Bab empat mambahas Menjelaskan tentang analisis proses pelaksanaan

Bimbingan dan Konseling Islam dengan teknik modelling untuk mengatasi

online shop addict. Analisis data dimaksudkan untuk mengetahui hipotesis

yang telah dirumuskan pada bab satu.

BAB V : Penutup

Bab lima tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah

(34)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Bimbingan dan konseling Islam, Teknik Modelling, dan Online ShopAddict

(Kecanduan Belanja Online)

1. Bimbingan dan Konseling Islam

a. Bimbingan

Istilah bimbingan terjemahan dari bahasa inggiris “guidance”

dengan asal katanya “guide” yang diartikan sebagai menuntun,

mwmimpin, menunjukkan jalan, memberi petunjuk, mengatur,

mengarahkan, dan memberi nasehat.1

Konsep bimbingan berarti menolong individu agar dapat

memahami diri sendiri, sebagai suatu bentuk pendidikan, bimbingan

berarti pengalaman yang disediakan untuk dapat menolong individu agar

dapat memahami diri sendiri, sebagai suatu proses program bimbingan

mengikuti cara mengatur dan proses yang disusun untuk mencapai

beberapa tujuan pendidikan dan tujuan pribadi. Secara garis besar

bimbingan yaitu proses untuk menolong individu memahami diri mereka

serta dunia mereka.2

1

Shahudi Siradj, Pengantar bimbingan dan konseling, (Surabaya: PT Revka Petra Media) hal 4.

2

(35)

25

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik

anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat

mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.3 b. Konseling

Istilah Konseling terjemahan dari bahasa inggiris “counseling”

dengan asal katanya “counsel” yang diartikan sebagai pemberian nasehat,

pemberian anjuran untuk melakukan sesuatu atau mengadakan

pembicaraan dengan bertukar pikiran tentang sesuatu.4

Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan

bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui

wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara

guru atau konselor dengan konseli itu mampu memperoleh pemahaman

yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahakan masalah yang di

hadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan

3

Rayitno dan Erman Amti,Dasar-Dasar Bimbingan dan konseling ,(Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal 99.

4

(36)

26

potensi yang dimiliki secara optimal, sehingga ia dapat mencapai

kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.5

Menurut sukardi definisi konseling sebagai bantuan secara tatap

muka antara konselor dan konseli dengan usaha yang unik dan manusiawi

yang dilakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan norma-norma

yang berlaku pada konseli untuk memperoleh konsep diri dan

kepercayaan demi untuk memperbaiki tingkah laku pada saat ini dan

masa yang akan datang. Dengan demikian, aspek penting dalam suatu

konseling adalah konseling sebagai suatu proses bantuan hubungan

terapeutik, usaha bantuan, mengarahkan tercapainya tujuan, dan

mengarahkan kemandirian konseli.

c. Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan dan konseling islam adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk

Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petuniuk

Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di

akhirat.

Bimbingan dan konseling islami adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan

petunjuk Allah SWT sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia

5

(37)

27

dan di akhirat. Tolak ukurnya bertumpu pada mampu hidup selaras

dengan petunjuk Allah SWT yang mana maksutnya sebagai berikut :

1) Hidup selaras dengan ketentuan Allah SWT artinya sesuai dengan

kodrat yang ditentukan Allah SWT , sesuai dengan sunatulloh, sesuai

dengan hakikatnya sebagai makhluk Allah SWT.

2) Hidup selaras dengan petunjuk Allah SWT artinya sesuai dengan

pedoman yang telah ditentukan Allah SWT melalui rasulnya (ajaran

islam).

3) Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT berarti

menyadari eksistensi diri sebagai makhluk Allah SWTyang

diciptakan Allah SWT untuk mengabdi kepadanya, mengabdi dalam

arti seluas-luasnya.6

Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan

terarah, kontinue dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat

mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara

optimal dengan cara menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung

didalam Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia

dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.7

6

Muhammad Anas,Psycologi: Menuju Aplikasi Pendidikan(https://books.google.co.id/books, diakses 20 Maret 2016).

7

(38)

28

d. Tujuan Bimbingan dan konseling islam

Bimbingan dan konseling islam mempunyai tujuan jangka pendek

dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah membantu individu

memecahkan masalah kehiudpan keagamaannya. Misalnya konflik

pribadi pilihan agama, ragu terhadap kebenaran agama, keluar dari agama

yang dianut, tertib beribadah dan sebagainya.

Tujuan jangka panjang adalah individu mampu mentransfer

kemampuannya guna mengatasi masalah hidup yang dijumpainya serta

mampu menjaga dirinya dari maksiat dzahir dan batin. Menjaga diri dari

maksiat dzahir berarti selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT. Menjaga

diri dari dari maksiat batin berarti mampu membuang sifat dengki,

takabur, dan kagum diri. Menurut Faqih bahwa tujuan jangka panjang

meliputi :

1) Membantu individu untuk selalu menjaga fitrahnya.

2) Mengembangkan fitrahnya.

3) Membantu individu untuk menghayati ketentuan dan petunjuk Allah

SWT.8

e. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

Fungsi Bimbingan dan konseling islam diantaranya sebagai

berikut :

8

(39)

29

1) Fungsi pencegahan yaitu usaha untuk pencegahan terhadap

timbulnya masalah. bimbingan dan konseling islam berfungsi untuk

mencegah seseorang untuk melakukan hal hal yang dilarang oleh

syariat, dengan nasihat dan bimbingan yang diberikan oleh konselor

kepada konseli untuk mengontrol dirinya dalam setiap perbuatan.

2) Fungsi pemahaman yaitu bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu

dengan keperluan pengembangan konseli. Maksudnya, membantu

konseli untuk memahami pesan-pesan al quran dan as sunnah serta

Al Hikmah (metode menghayati rahasia kebaikan dibalik peristiwa)

secara mantap.

3) Fungsi perbaikan yaitu bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan

yang dihadapi konseli. Dalam hal ini membantu yaitu membantu

konseli menyadari eksistensinya sebagai makhluk allah yang harus

mengikuti ketentuan dan petunjuk allah, agar hidup bahagia artinya

konseli diajak kembali menelusuri petunjuk dan ketentuan allah.

4) Fungsi pengembangan yaitu membantu konseli untuk

mengembangkan keilmuan baik ilmu agama ataupun ilmu umum

yang dimiliki, mengembangkan potensi baik yang dimiliki oleh

(40)

30

pengetahuan agama yang dimiliki maka semakin kuat keimanan dan

ketaatan seseorang kepada Allah SWT.9 2. Teknik Modelling

a. Pengertian Teknik Modelling

Teknik modellingadalah bagian dari terapi behaviour. yang mana

teknik behaviour berfokus pada perilaku yang terlihat dan penyebab luar

yang menstimulasinya. Behaviour memandang manusia sangat

mekanistik, karena menganalogikan manusia seperti mesin. konsep

mekanistik menjelaskan mengenai stimulus respons seolah-olah

menyatakan bahwa manusia akan bergerak atau melakukan sesuatu

apabila ada stimulasi.10

Definisi teknik behavior adalah penerapan aneka ragam teknik dan

prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar. Behaviour

menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada

perubahan tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih adapif. Sehingga

memberikan inspirasi bagi upaya-upaya pengubahan perilaku,termasuk di

dalamnya melalui upaya konseling.11

Teori lain yang merupakan pengembangan dari teori behavioral

adalah teori belajar dengan mencontoh (observasional learning) yang

9

Zidayatul Fildza dan Ragwan Albaar, Bimbingan konseling islam dengan teknik modelling dalam mengatasi pola asuh otoriter orang tua, (jurnal bimbingan dan konseling islam, vol 01 Fakultas dakwah UIN sunan ampel surabaya, 2011)

10

Dede Rahmat Hidayat,Psikologi Kepribadian,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) hal 127.

11

(41)

31

dikemukakan oleh bandura. Perilaku manusia dapat terjadi dengan

mencontoh perilaku individu yang ada di lingkungannya. Perilaku

individu terbentuk karena berinteraksi dengan lingkungannya.12

Istilah modelling berasal dari bahasa inggris yang artinya

mencontoh, meniru, memperagakan, atau menteladani. Teknik ini konseli

dapat mengamati seseorang yang dijadikan modelnya untuk berperilaku

kemudian diperkuat dengan mencontoh tingkah laku sang model. Dalam

hal ini, konselor dapat bertindak sebagai model yang akan ditiru oleh

konseli.13

Istilah modeling merupakan istilah umum untuk menunjukkan

terjadinya proses belajar melalui pengamatan dari orang lain dan

perubahan yang terjadi karenanya melalui peniruan. Maksudnya, pada

proses belajar melalui pengamatan menunjukkan terjadinya proses belajar

setelah mengamati perilaku pada orang lain.14

Inti dari belajar melalui observasi adalah modelling. Peniruan atau

meniru sesungguhnya tidak tepat untuk mengganti kata modelling.

Karena modelling bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa yang

dilakukan seorang model (orang lain). Tetapi modelling melibatkan

penambahan atau pengurangan tingkahlaku yang teramati,

12

Faizah Noer Laela,Bimbingan Konseling Sosial,(Surabaya : UIN Sunan Ampel Press, 2014) hal 48.

13

Numora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011) hal 37.

14

(42)

32

menggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus melibatkan proses

kognitif.15

Umumnya manusia belajar atau mempelajari adat dan

kebiasaannya pada fase awal perkembangan hidupnya dari orang tua dan

juga saudara-saudaranya. dalam Al-Qur’an metode modelling ini tampak

dalam kisah Qabil yang mencoba mencontoh burung gagak dalam

memperlakukan mayat saudaranya (Habil) dan juga menguburkannya

setelah ia membunuhnya, sebagaimana firmannya dalam surat al maidah

ayat 31 yang berbunyi :16

















Artinya :

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia

seorang diantara orang-orang yang menyesal.“ (Qs. Al-Maidah : 31)

Dengan demikian Modelling sebagai proses belajar melalui

observasi dimana tingkah laku dari seorang individu atau kelompok,

15

Alwisol,Psikologi Kepribadian, (Malang, UMM Press, 2011), hal 292.

16

(43)

33

sebagai model, berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran,

sikap-sikap, atau tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain yang

mengobservasi model yang ditampilkan.

b. Tujuan Teknik Modelling

Tujuan penggunaan teknik modeling disesuaikan dengan

kebutuhan ataupun permasalahan konseli, diantaranya yaitu: untuk

perolehan tingkah laku sosial yang lebih adaptif, agar konseli bisa belajar

sendiri menunjukkan perbuatan yang dikehendaki tanpa harus belajar

lewat trial and error, membantu konseli untuk merespon hal- hal yang

baru, melaksanakan tekun respon- respon yang semula terhambat atau

terhalang, dan mengatasi respon- respon yang tidak layak.17

Selain itu perilaku model yang digunakan tentunya untuk

membentuk perilaku baru pada klien dan memperkuat perilaku yang

sudah terbentuk sebagaimana perilaku yang diharapkan. perilaku yang

berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari konselor.18

Jadi dapat disimpulkan tujuan teknik modelling dapat merubah

tingkah laku dengan mengamati model agar konseli memperkuat perilaku

yang sudah terbentuk.

17Lutfi Fauzan, “Teknik Modelling”, http://lutfifauzan.wordpress.com/20 09/12/23/teknik

-modeling, (diakses 20 Maret 2016)

18

(44)

34

c. Macam-Macam Teknik Modelling

Menurut bandura menyatakan bahwa jenis-jenis modeling

berdasarkan perilaku ada empat yaitu :

1) Modeling tingkah laku baru, melalui taknikmodelingini orang dapat

memperoleh tingkah laku baru. Ini dimungkinkan karena adanya

kemampuan kognitif. Stimulasi tinngkah laku model ditransformasi

menjadi gambaran mental dan symbol verbal yang dapat diingat

dikemudian hari. Ketrampilan kognitif simbolik ini membuat orang

mentransformasi apa yang didapat menjadi tingkah laku baru.

2) Modeling mengubah tingkah laku lama, ada dua macam dampak

modeling terhadap tingkah laku lama. Pertama tingkah laku model

yang diterima secara sosial memperkuat respon yang sudah dimiliki.

Kedua, tingkah laku model yang tidak diterima secara sosial dapat

memperkuat atau memperlemah tingkah laku yang tidak diterima itu.

Bila diberi suatu hadiah maka orang akan cenderung meniru tingkah

laku itu, bila dihukum maka respon tingkah laku akan melemah.

3) Modeling simbolik, modeling yang berbentuk simbolik biasanya

didapat dari model film atau televisi yang menyajikan contoh tingkah

laku yang dapat mempengaruhi pengamatnya.

4) Modeling kondisioning,modeling ini banyak dipakai untuk

mempelajari respon emosional. Pengamat mengobservasi model

(45)

35

emosional yang sama di dalam diri pengamat, dan respon itu

ditujukan ke obyek yang ada didekatnya saat dia mengamati model

itu, atau yang dianggap mempunyai hubungan dengan obyek yang

menjadi sasaran emosional model yang diamati

d. Prinsip-Prinsip Teknik Modelling

Menurut Gantika Komalasari prinsip- prinsip modeling adalah

sebagai berikut:

1) Belajar bisa memperoleh melalui pegalaman langsung maupun tidak

langsung dengan mengamati tingkah laku orang lain berikut

konsekuensinya.

2) Kecakapan sosial tertentu bisa diperoleh dengan mengamati den

mencontoh tingkah laku model yang ada.

3) Reaksi- reaksi emosional yang terganggu bisa dihapus dengan

mengamati orang lain yang mendekati obyek atau situasi yang

ditakuti tanpa mengalami akibat menakutkan dengan tindakan yang

dilakukannya.

4) Pengendalian diri dipelajari melalui pengamatan atas model yang

dikenai hukuman.

5) Status kehormatan sangat berarti.

6) Individu mengamati seorang model dan dikuatkan untuk

(46)

36

7) Modeling dapat dilakukan dengan model symbol melalui film dan

alat visual lainnya.

8) Pada konseling kelompok terjadi model ganda karena peserta bebas

meniru perilaku pemimpin kelompok atau peserta lain.

9) Prosedur modeling dapat menggunakan berbagai teknik dasar

modifikasi perilaku.19

e. Unsur Utama dalam Teknik Modelling

Menurut teori belajar sosial, perbuatan dilihat dengan menggunakan

gambaran kognitif dari tindakan, secara terperinci dasar kognitif dalam

proses belajar dapat diringkas dalam empat tahap berikut :

1. Perhatian(attention)

Subyek harus memperhatikan tingkah laku model untuk

mempelajarinya, subyek member perhatian pada nilai, harga diri,

sikap, dan lain-lain yang dimiliki model. Contohnya, seorang pemain

music yang tidak percaya diri akan meniru tingkah laku pemain music

terkenal. Akibatnya, ia tidak menunjukkan gayanya sendiri. Bandura &

Walters (1963) dalam buku mereka, Social Learning & Personality

Development menekankan bahwa hanya dengan memperhatikan orang

lain, pembelajaran dapat dipelajari.

19

(47)

37

2. Mengingat(retention)

Subyek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam

system ingatannya. Dengan cara ini, subyek dapat melakukan peristiwa

itu kelak apabila diperlukan atau diinginkan. Kemampuan untuk

menyimpan informasi juga merupakan bagian penting dari proses

belajar.

3. Reproduksi gerak(reproduction)

Setelah mengetahui atau mempelajari suatu tingkah laku, subyek

juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang

disimpan dalam bentuk tingkah laku. Contohnya, mengendarai mobil,

bermain tenis. Jadi, setelah subyek memperhatikan model dan

menyimpan informasi, saatnya untuk benar-benar melakukan perilaku

yang diamatinya. Praktik lebih lanjut dari perilaku yang dipelajari

mengarah pada kemajuan perbaikan dan keterampilan.

4. Motivasi

Motivasi juga penting dalam permodelan Albert Bandura karena

merupakan penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu. Jadi,

subyek harus termotivasi untuk meniru perilaku yang telah

dimodelkan.20

20

(48)

38

f. Pengaruh teknik modeling

pengaruh dari penokohan atau modelling menurut bandura ada tiga hal

yaitu :

1) Pengambilan respons atau keterampilan baru dan memperlihatkan

dalam perilakunya setelah memadukan apa yang di peroleh dari

pengamatannya dengan pola perilaku yang baru, contohnya :

keterampilan baru dalam olahraga, dalam hubungan sosial, bahasa

atau pada anak dengan penyimpangan perilaku yang tadinya tidak

mau berbicara, kemudian mau lebih banyak berbicara.

2) Hilangnya respons takut setelah melihat tokoh (sebagai model)

melakukan sesuatu yang si oleh pengamat menimbulkan perasaan

takut namun pada tokoh yang dilihatnya tidak berakibat apa-apa atau

akibatnya bahkan positif. contoh : tokoh yang bermain-main dengan

ular dan ternyata ia tidak digigit.

3) Pengambilan suatu respons dari respons-respons yang diperlihatkan

oleh tokoh yang memberikan jalan untuk ditiru. melalui pengamatan

terhadap tokoh, seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu yang

mungkin sudah diketahui atau atau di pelajari dan ternyata tidak ada

hambatan. contoh : remaja yang berbicara mengenai mode pakaian di

televisi.21

21

(49)

39

g. Langkah- langkah Modelling

Adapun prosedur melakukan teknikmodelingdiantaranya:

1) Meminta konseli untuk memperhatikan apa yang harus ia pelajari

sebelum model didemonstrasikan.

2) Memilih model yang serupa dengan konseli dan memilih siapa yang

bisa mendemonstrasikan tingkah laku yang menjadi tujuan dalam

bentuk tiruan.

3) Menyajikan demonstrasi model tersebut dalam urutan skenario yang

memperkecil stress bagi konseli. Konseli bisa terlibat dalam

demonstrasi perilaku ini, meminta konseli menyimpulkan apa yang ia

lihat setelah demonstrasi tersebut, dan adegan yang dilakukan bisa

jadi lebih dari satu.22

Langkah-langkah atau prosedur teknik modelling menurut gantika

komalasari sebagai berikut :

1) Menetapkan bentuk penokohan (live model, symbolic model,

multiple model).

2) Pada live model, pilih model yang bersahabat atau teman sebaya

yang memiliki kesamaan seperti: usia, status ekonomi, dan

penampilan fisik.

22 Ayu Sri Juniariasih, “Penerapan Konseling Behavioral Dengan Teknik Modeling Un

tuk Meningkatkan Emotional Intelligence Siswa Pada Kelas Xap1 Smk Negeri 1 Seririt Kabupaten

(50)

40

3) Bila mungkin gunakan lebih dari satu model.

4) Kompleksitas perilaku yang dimodelkan harus sesuai dengan

tingkat perilaku konseli.

5) Kombinasikan konseling dengan aturan, instruksi, behavior

rehearsal dan penguatan.

6) Pada saat konseli memperhatikan penampilan tokoh, berikan

penguatan alamiah.

7) Bila mungkin buat desain pelatihan untuk konseli menirukan model

secara tepat, sehingga akan mengarahkan konseli pada penguatan

alamiah. Bila ridak, maka buat perencanaan pemberian penguatan

utuk setiap peniruan tingkah laku yang tepat.

8) Bila perilaku bersifat kompleks, maka episode modeling dilakukan

mulai dari yang paling mudah ke yang lebih sukar.

9) Scenario modeling harus dibuat realistic.

10) Melakukan pemodelan dimana tokoh menunjukan perilaku yang

menimbulkan rasa takut bagi konseli.

Teknik modeling ini relevan untuk diterapkan pada konseli yang

mengalami gangguan-gangguan reaksi emosional atau pengendalian diri,

penderita ketergantungan, kecanduan obat-obatan atau alkohol, kurang

penyesuai diri dengan lingkungan, keterampilan wawancara pekerjaan,

ketegasan, dan juga mengatasi berbagai kecemasan dan rasa takut seperti

(51)

41

kompulsif. Teknik ini sesuai diterapkan pada konseli yang mempunyai

kesulitan untuk belajar tanpa contoh, sehingga dia memerlukan contoh

atau model perilaku secara konkret untuk dilihat ataupun diamati sebagai

pembelajaran pembentukan tingkah laku konseli.23

3. Online shop Addict(Kecanduan Belanja Online)

a. PengertianOnline shop

Online shop adalah berbelanja digital yang hanya bisa

digunakankan ketika perangkat terhubung dengan jaringan internet

memungkinkan penggunanya untuk dapat berhubungan dengan

toko-toko yang menjual berbagai kebutuhan mulai dari pakaian, sepatu, tas,

buku, peralatan elektronik, perlatan rumah tangga dan segala macam

kebutuhan manusia dapat dengan mudah di temukan melalui situs situs

belanja yang ada pada internet.24

Saat ini sudah sangat populer berjualan di media internet atau

online shopping. Pengertianonline shopping sendiri adalah sebuah media

yang memungkinkan customer (pelanggan) membeli barang atau jasa

secara langsung dariseller(penjual) dengan media internet menggunakan

web browser.25 Konsep online shop tentunya seperti halnya pembelian

23

Singgih dan Gunarsah,Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), hal. 222.

24

Haning Dwi Pratiwi, “Online Shop Sebagai Cara Belanja Mahasiswa UNNES” (Skripsi,

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2013), Hal 6.

25

(52)

42

langsung yaitu ada penjual dan pembeli. Adapun Penjelasannya yaitu

sebagai berikut :

1) Penjual

Seorang penjual membutuhkan web,blog dan media sosial

untuk memajang produknya. Dengan memaparkan rincian produk

serta harga yang jelas sehingga memudahkan konsumen dalam

berbelanja. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penjual adalah

desain dari web, blog dan media sosial yang digunakan. Desain

sangat berpengaruh karena pembeli cenderung menilai sesuatu dari

hal yang terlihat terlebih dahulu. Selain itu penjual perlu bekerjasama

dengan jasa pengiriman untuk memudahkan pendistribusian produk.

Pengiriman yang mengecewakan akan membuat pembeli enggan

belanja lagi. Seorang penjual bisa menjual produk sendiri atau

bekerjasama dengan produsen,supplierdan distributor.

2) Pembeli

Untuk pembelianonlinebiasanya kita mengikuti tata cara yang

telah ditetapkan penjual. Secara garis besar pembelian onlinedimulai

dari pembeli memilih barang atau jasa yang diinginkan. Kemudian

pembeli menghubungi penjual untuk memastikan ketersediaan

barang melalui kontak yang telah disediakan di web, blog dan media

sosial online shop tersebut. Setelah deal(setuju) maka pembeli akan

(53)

43

penjual mengirimkan barang yang dibeli melalui jasa pengiriman

yang telah disepakati.26pengirimannnya bisa melalui jasa pengiriman yang pembayarannya melalui transfer bank atau bertemu dengan

penjual secara langsung yaitu COD (cash on delivery) jika dirasa

cocok maka dilakukan transaksi pembayaran secara langsung pula.

Di Indonesia dapat di temui situs-situs online shop yang

terkenal diantaranya yaitu OLX, Lazada, Toko Pedia, Elevenia,

matahari, dan blibli. tidak hanya dari situs yang terkenal saja saat ini

online shop banyak diantaranya melalui media sosial facebook,

twitter, blackberry massanger atau bbm, path, dan instagram. hanya

melalui dunia maya pelanggan bisa langsung membeli dengan

berbagai macam barang yang ditawarkan.

b. Pengertian Kecanduan /Addict

Kecanduan berasal dari kata candu yang artinya sesuatu yang

membuat seseorang ingin melakukannya secara terus menerus. Istilah

kecanduan awalnya digunakan terutama mengacu pada penggunaan

obat-obatan dan alkohol. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah tersebut

meluas sehingga orang secara umum menyebut kecanduan pada perilaku

merokok, makan, berbelanja, permainan internet, dan lain-lain.

26Khilmiatun Nisa’i, “kepercayaan konsumen dan upaya membangun kepercayaan konsumen

pada pembelian produk syar’i secara online” (Skripsi, fakultas ekonomi dan bisnis islam, 2016), Hal

(54)

44

Menurut Sarafino kecanduan sebagai kondisi yang dihasilkan

dengan mengkonsumsi zat alami atau zat sintesis yang berulang sehingga

orang menjadi tergantung secara fisik atau secara psikologis.

Ketergantungan psikologis berkembang melalui proses belajar dengan

penggunaan yang berulang-ulang. Ketergantungan secara psikologis

adalah keadaan individu yang merasa terdorong menggunakan sesuatu

untuk mendapatkan efek menyenangkan yang dihasilkannya.

Para pakar psikologi dan masyarakat sekarang ini memaksudkan

kecanduan sebagai ketergantungan psikologis yang abnormal pada

beberapa hal berikut ini misalnya judi, makanan, seks,pornografi,

komputer, internet, kerja, olahraga, idola, TV atau video non-pornografi

tertentu, obsesi spiritual, melukai diri, dan belanja.27

Kecanduan merupakan kondisi terikat pada kebiasaan yang sangat

kuat dan tidak mampu lepas dari keadaan itu, individu kurang mampu

mengontrol dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu yang

disenangi. Seseorang yang kecanduan merasa terhukum apabila tak

memenuhi hasrat kebiasaannya.

Berdasarkan uraian di atas maka kecanduan dapat di artikan

sebagai suatu kondisi dimana individu merasakan ketergantungan

27

Trecy Whitny Santoso, “perilaku kecanduan permainan internet dan faktor penyebabnya pada siswa kelas viii di smp negeri 1 jatisrono kabupaten wonogiri (studi kasus pada siswa kelas viii

di smp negeri 1 jatisrono kabupaten wonogiri)”(Skripsi, FIP Universitas Negeri Semarang, 2013),

(55)

45

terhadap suatu hal yang disenangi pada berbagai kesempatan yang ada

akibat kurangnya kontrol terhadap perilaku sehingga merasa terhukum

apabila tidak memenuhi hasrat dan kebiasaannya.

c. Faktor penyebab seseorang kecanduan belanja

Belanja sebagai sebuah gambaran bahwasannya seseorang

memiliki perilaku konsumtif. Keinginan belanja seringkali mendorong

seseorang untuk membeli barang yang sesungguhnya tidak dibutuhkan

namun hanya keinginan untuk meniru orang lai atau lingkungan

sekitarnya. Alasan seseorang memiliki gaya hidup berbelanja yaitu :

1) Gaya hidup mewah

Seseorang yang memiliki emosi yang diaplikasikan berupa

kebutuhan yang tidak terpenuhi atau merasa kurang percaya diri dan

tidak dapat berpikir positif tentang dirinya sendiri pastilah

beranggapan bahwa belanja bisa membuat dirinya lebih baik.

2) Pengaruh trend

Saat ini banyak sekali seseorang yang mengikuti trend yang

sedang marak di masyarakat. Kecenderungan untuk memiliki

barang-barang baru merupakan ciri khas seseorang di masa kini. Kebanyakan

seseorang membeli barang-barang yang sedang booming bukan

Gambar

 Tabel 1.1
Tabel 1.2
 Tabel 4.1
Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi sosial ekonomi masyarakat menjadi salah satu hambatan dalam pelaksanaan program Pamsimas, karena program Pamsimas bersifat swadaya dan berbasis masyarakat,

1088/PID.B/2013/PN.MKS telah tepat, karena tindak pidana yang dilakukan Terdakwa telah memenuhi unsurunsur dari syarat pemidanaan atau telah memenuhi ketentuan

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka diusulkan untuk dibangun aplikasi untuk percetakan Zahra Books berbasis web, yang dapat mempermudah pihak pemesan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kalsium dalam darah sebelum menstruasi dan saat menstruasi pada mahasiswi dengan sindrom pramenstruasi di Jurusan

Adapun penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa dapat berasal dari siswa itu sendiri yaitu berkaitan dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa (prakonsepsi), tahap

Setelah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 diganti dengan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004, prinsip-prinsip pembentukan Perda ditentukan sebagai berikut: (1) Perda

Oleh karena itu, pengertian dari peraturan perundang-undangan ditentukan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Berdasarkan skala pada diagram pareto, prioritas perbaikan harus dilakukan pada 80% persentase kumulatif RPN, namun pada penelitian kali ini hanya akan diprioritaskan