• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KECANDUAN GAME ONLINE PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KECANDUAN GAME ONLINE PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 PEKANBARU"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

MENGATASI KECANDUAN GAME ONLINE PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12

PEKANBARU

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana S1 pada Program Studi Manajemen Pendididikan Islam

Disusun Oleh:

WIKE NURFA NIM. 11710324578

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H / 2023 M

(2)

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KECANDUAN GAME ONLINE PADA

SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 PEKANBARU

Skripsi

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd)

Oleh:

WIKE NURFA NIM.

11710324578

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM KONSENTRASI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H / 2023 M

(3)
(4)
(5)
(6)

iv

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirabbil „alamin, tiada kata yang lebih indah untuk penulis ucapkan selain rasa syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis ucapkan kepada Nabiyullah, Habibullah Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam jahiliyah kepada alam yang penuh pengetahuan.

Dengan izin dan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Kecanduan Game Online Pada Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru” merupakan karya ilmiah yang disusun untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar sarjana pendidikan pada jurusan Manajeman Pendidikan Islam konsentrasi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Ucapan penghargaan dan terima kasih dari lubuk hati terdalam penulis haturkan kepada ayah dan ibu tercinta yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, serta menghantarkan penulis menempuh studi di UIN Suska Riau hingga meraih gelar sarjana Strata Satu (S1). Atas segala usaha dan perjuangannya yang tak mengenal lelah, penulis berdoa semoga Allah SWT.mencurahkan rahmat, ridho dan inayah-Nya kepada mereka. Semoga ayah dan ibu selalu dimudahkan urusannya serta mendapat lindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta‟ala.

Ucapan terima kasih penulis haturkan pada berbagai pihak yang telah berjasa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir dan merampungkan studi di Almameter tercinta UIN Suska Riau. Dukungan berupa moral maupun materil baik secara langsung maupun tidak langsung peneliti dapatkan dari pihak-pihak berikut, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada:

(7)

v

Erwan, S. Pt., M. Sc., Ph. D, Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, telah memfasilitasi penulis dalam proses perkuliahan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Bapak Dr. H Kadar, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, beserta Dr. H. Zarkasih, M.Ag., Wakil Dekan I, Dr. Zubaidah Amir, MZ, S.Pd, M.Pd, Wakil Dekan II, dan Dr. Amirah Diniaty, M.Pd, Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Dr. Hj. Yuliharti, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam dan Dr. Drs. Mudasir, M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Hasgimianti,. M.Pd Kons selaku dosen pembimbing yang telah sabar mengarakan penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini, menyediakan waktu, pikiran, materil dan moral penulis.

5. Umar Faruq,. M.Pd selaku Panasehat Akademik (PA) yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis dan bantuan menimba ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

6. Seluruh “Pahlawan Pendidikan” bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah berjuang dan memberikan pengetahuan dan bimbingan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berpendidikan dan berakhlakul karimah.

7. Ibu Alifiah Azahra Aini,. M.Psi, Salma Dangoran,. S.Pd, Sourdina Rambe,.

S.Pd. para staf guru, dan siswa di SMA Negeri 12 Pekanbaru yang telah meluangkan waktu, memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian dan memperoleh data guna membantu penelitian skripsi ini.

8. Teristimewa kedua orang tua ayahanda tercinta Wirmon dan ibunda tercinta Asna yang sudah sangat berjasa dalam mendidik, memotivasi, membimbing

(8)

vi

dan mendoakan yang tak henti-hentinya dipanjatkan, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Abang yang tersayang serta seluruh keluarga besar yang penulis cintai yang selalu memberikan motivasi dan do’a kepada penulis.

9. Sahabatku Dara Fahresi, Syafira Aulia dan Yogi Saputra yang selalu ada dalam suka maupun duka, tempat cerita, saling menguatkan, saling membantu serta menjadi penyemangat terbaik sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir.

10. Paras Novia Pratiwi, Siska Prolentina, Istiqomah, Devi Malitasari, Karmila, Fikriatunnisa dan Rani Antika yang menjadi teman dekat selama perkuliahan di Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, teman bergadang ketika menyelesaikan tugas di bangku perkuliahan, yang saling mendoakan, memberikan semangat, mengingatkan, dan tempat saling berbagi informasi terutama dalam hal perkuliahan.

11. Semua rekan-rekan mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam angkatan 2017 terkhusus untuk kelas A yang telah membersamai selama proses perkulihan.

Atas do’a, bimbingan dan dukungan dari semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan kepada penulis hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih, karena sekecil apapun dukungan dari mereka sangat membantu penulis secara moril, dan mohon maaf jika tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga Allah SWT terus menebarkan keberkahan kepada mereka semua.

Pekanbaru, 04 Januari 2023 Penulis,

Wike Nurfa NIM. 11710324578

(9)

vii

telah engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

(Q.S al-fatihah:6-7)

Alhamdulillahirabbil’alamin puji dan syukur kehadirat allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, penguasa langit yang langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk-Nya. Beserta Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW: Allahumma Sholli’Ala Sayyidina Muhammmad wa’ala ali sayyidina Muhammad.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang orang yang sangat kusayangi:

Kepada Papa dan mama tercinta sebagai tanda bukti berbakti dan rasa terima kasih yang tak terhingga kupersembahkan

karya sederhana ini kepada papa, mama dan kakak yang telah memberikan segala kebaikan cinta dan kasih saying serta dukungan yang tidak terhingga. Yang tiada mungkin dapat kubalas dengan selembar kertas persembahan ini.

Terimakasih papa & mama

“Dandelion salah satu bunga tanpa semerbak tumbuh dan beradaptasi dimanapun walau dalam keadaan terhempas angin akan terus terbang sendirinya sampai angin itu berhenti lalu dandelion menetap pada lingkungan yang baru dan bisa tumbuh menghasilkan kehidupan baru, tentang makna yang berani dan kuat untuk menjaga diri.”

(10)

viii

ABSTRAK

Wike Nurfa, (2022): Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kecanduan Game Online pada Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kecanduan game online pada siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru. 2) Faktor pendukung dan penghambat peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kecanduan game online pada siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun informan utamanya guru bimbingan dan konseling dan informan pendukungnya siswa . Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Teknik analisis data dengan menggunakan reduksi data, klasifikasi data, deskripsi data dan menyimpulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Peran guru Bimbingan dan Konseling sebagai motivator memberikan dorongan terkait dengan mengentaskan kecanduan game online, director terkait pengendalian diri terhadap keinginan bermain game online secara berlebihan, inisiator bagi siswa yang kecanduan game online untuk melakukan kegiatan positif yang lebih menyenangkan, fasilitator berupa konsultasi tanya jawab dalam menghadapi permasalahan siswa/siswi yang kecanduan game online, mediator yaitu penyedia kegiatan bimbingan konseling antara siswa yang kecanduan game online, evaluator dalam menentukan keberhasilan atau tidak terhadap siswa yang kecanduan game online, informator memberikan layanan informasi pada guru wali kelas maupun guru mata pelajaran terkait siswa yang kecanduan game online, organisator mengetahui proses jalannya kegiatan bimbingan belajar untuk siswa yang mengalami kecanduan game online. 2) Faktor pendukung dan penghambat adalah keberadaan guru bimbingan dan konseling yang selalu ingin menyelesaikan permasalahan siswa yang kecanduan game online, adanya kerjasama yang baik antara guru bimbingan dan konseling dengan wali kelas, ketelatenan yang dimiliki guru bimbingan dan konseling dalam mengendalikan permasalahan kecanduan game online. Sedangkan faktor penghambatnya adalah minimnya kesadaran siswa untuk berkonsultasi, kurangnya hubungan keakraban antara guru bimbingan dan konseling dengan siswa, perubahan sikap yang dialami oleh siswa yang masih rentan akan pengaruh teman.

Kata kunci: Peran, Guru Bimbingan dan Konseling, Kecanduan Game Online.

(11)
(12)

x

(13)

xi

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGHARGAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... 7

C. Permasalahan ... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis ... 13

1. Kecanduan Game Online ... 13

a. Pengertian Kecanduan Game Online ... 13

b. Jenis-Jenis Game Online ... 14

c. Faktor-Faktor Kecanduan Game Online ... 18

d. Gejala Kecanduan Game Online ... 19

e. Dampak Positif Dan Negatif Game Online ... 20

2. Peran Guru Bimbingan Konseling ... 23

a. Pengertian Bimbingan Konseling ... 23

b. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling ... 26

c. Tujuan Bimbingan Konseling ... 28

d. Fungsi Bimbingan Konseling ... 29

e. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling ... 30

f. Asas Bimbingan Konseling ... 32

(14)

xii

g. Bidang Bimbingan Konseling ... 33

B. Penelitian yang Relevan ... 42

C. Proposisi ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 48

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 48

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 49

D. Informan Penelitian ... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ... 50

F. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 53

1. Profil Sekolah ... 53

2. Sejarah Singkat SMA Negeri 12 Pekanbaru ... 53

3. Visi, Misi Dan Tujuan SMA 12 Pekanbaru ... 56

4. Struktur Organisasi ... 57

5. Keadaan Guru ... 59

6. Keadaan Siswa ... 60

7. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 60

8. Sarana dan Prasarana ... 61

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 61

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 79

B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xiii

Pekanbaru ... 4 Tabel IV.1 Nama Guru Sma Negeri 12 Pekanbaru ... 58 Tabel IV.2 Data Pendidik di SMA Negeri 12 Pekanbaru ... 60 Tabel IV.3 Data Tenaga Kependidikan di SMA Negeri 12 Pekanbaru ... 61 Tabel IV.4 Jadwal Pelaksanaan Wawancara ... 62

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Struktur Organisasi Sma Negeri 12 Pekanbaru... 57

(17)

xv Lampiran 2 : Transkip Wawancara Lampiran 3 : Foto Wawancara Lampiran 4 : Lembar Disposisi Lampiran 5 : Surat Izin Pra Riset

Lampiran 6 : Surat Balasan Pra Riset dari Sekolah Lampiran 7 : Surat Izin Melakukan Riset

Lampiran 8 : Surat Keteranan Pelaksanaan Riset Lampiran 9 : Blangko Pengesahan Proposal

Lampiran 10 : Blangko Kegiatan Bimbingan Skripsi Mahasiswa

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Game online merupakan sebuah hal yang tidak asing lagi yang sudah menjadi trending saat ini, memainkannya dengan menggunakan komputer maupun smartphone. Pada era digital seperti sekarang ini dimana perkembangan zaman semakin canggih, Game online sudah menjadi bagian dari gaya hidup mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Game Online menjadi idola bagi semua kalangan karena dapat dijadikan alternatif menghilangkan kejenuhan setelah lelah beraktivitas untuk refreshing. Tetapi bermain game online ini tidak semua orang dapat mengontrol dengan baik hingga menjadi ketagihan. Banyak dari penggunaan fasilitas seperti Game Online ini mengabaikan kewajibannya demi bermain game online.1

Neumann dan Morgenstern menjelaskan bahwa game online merupakan permainan terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kewenangan sendiri atau pun untuk meminimalkan kemenangan lawan. Peraturan-peraturan menentukan kemungkinan tindakan untuk setiap pemain.2

Kecanduan game online merupakan salah satu jenis bentuk kecanduan yang disebabkan oleh teknologi internet atau yang lebih dikenal dengan

1 Bodenheimer, B., Computer Animation And Simulation, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006) h. 129

2 Neuman, J. Von And Morgenstern, O, Theory Of Fun For Game Design Terjemahan, (USA: Paraglyph, 2011), h. 19

(19)

internet addictive disorder, Young menyatakan bahwa internet dapat menyebabkan kecanduan salah satunya computer game addiction (berlebihan dalam bermain game).3 Dari sini terlihat bahwa game online merupakan bagian dari internet yang sering dikunjungi dan sangat digemari dan bahkan bisa mengakibatkan kecanduan yang memiliki intensitas yang sangat tinggi.

Kecanduan addiction dalam kamus psikologi diartikan sebagai keadaan bergantung secara fisik pada suatu obat bius. pada umumnya, kecanduan tersebut menambah toleransi terhadap suatu obat bius, ketergantungan fisik dan psikologis, menambah gejala pengasingan diri dari masyarakat, apabila obat bius dihentikan.4

Kecanduan game online adalah perilaku yang bersifat kronis dan kompulsif untuk memuaskan diri pada permainan yang dimainkan dengan koneksi internet hingga menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Permasalahan yang timbul sifatnya merugikan diri sendiri, meskipun demikian tidak membuat pemain berusaha untuk menghentikan atau mengurangi aktivitas bermain game online karena merasa sulit untuk keluar atau berhenti memainkan game online. Jadi, bagi para pecandu game online akan sulit untuk mengontrol atau mengendalikan dirinya dan berhenti atau setidaknya mengurangi waktu dan kuantitas bermain game onlinenya.

Peneliti telah melakukan wawancara dengan dua guru bimbingan konseling di SMA Negeri 12 Pekanbaru pada tanggal 01 September 2022.

Ditemukan bahwa Guru Bimbingan dan Konseling sudah melakukan usaha seperti mengadakan bimbingan kelompok serta konseling individual kepada

3 Young Dan Freedman, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1I, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), h. 475.

4 Chaplin, J. P., Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 11.

(20)

3

siswa yang sering mencuri waktu untuk bermain game online. Harus melakukan pendekatan kepada siswa dan orang tua serta memberikan kegiatan untuk siswa yang positif ketika ada jam kosong, namun dari usaha yang telah dilakukan hasilnya belum maksimal. Perlu dicarikan solusinya agar perilaku kecanduan game online tersebut dapat tereduksi.5

Kebanyakan fenomena kecanduan game online terjadi kepada siswa kelas XI, dikarenakan siswa kelas X baru beradaptasi dengan sekolah sedangkan kelas XII mulai mempersiapkan diri untuk ujian akhir. Biasanya siswa yang di sebut kecanduan ini sering memain game online lebih dari 4 jam dalam sehari, kecanduan game online sering mengantuk di kelas ataupun bolos sekolah. Kecanduan game online ini menyebabkan dampak yang cukup serius seperti bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas dan menurunnya prestasi akademik siswa.yang termasuk kecanduan bermain game online ini yang bermainnya dalam sehari 4-7 jam.6

Untuk mengetahui jumlah siswa yang kecanduan game online di SMA Negeri 12 Pekanbaru para guru melakukan wawancara dengan siswa/siswi yang kecanduan game online, ini di ketahui dari laporan orangtua murid yang mengatakan bahwasannya anaknya ketika dirumah tidak belajar atau bahkan hanya bermain game saja. Guru walikelas dan guru mata pelajaran terkadang memberikan evaluasi kepada setiap murid dikelas, yang mana dari hasil evaluasi bisa disaring beberapa anak yang focus belajar dan beberapa anak yang asik bermain dengan game yang ada di hpnya, baik itu saat jam pelajaran

5 Salma Dangoran, (Guru BK SMA N 12 Pekanbaru)

6 Alifiah Zahratul Aini, (Guru BK SMA N 12 Pekanbaru)

(21)

atau saat jam istirahat sekolah. Berikut tabel jumlah siswa kecanduan game online di SMA Negeri 12 Pekanbaru:7

Tabel I.1

Jumlah Siswa Kecanduan Game Online di SMA Negeri 12 Pekanbaru

No. Kelas Jumlah Siswa Siswa Kecanduan Game Online

LK PR LK PR

1. X IPA 1 16 20 4 1

2. X IPA 2 15 18 3 0

3. X IPA 3 13 18 5 2

4. X IPA 4 18 21 4 1

5. X IPA 5 15 20 4 0

6. X IPA 6 16 18 4 0

7. X IPS 1 14 21 4 1

8. X IPS 2 16 22 5 0

9. X IPS 3 15 20 4 1

10. X IPS 4 18 22 4 2

11. X IPS 5 14 22 4 1

12. X IPS 6 15 21 4 1

13. XI IPA 1 16 22 5 0

14. XI IPA 2 15 21 4 0

15. XI IPA 3 15 21 6 2

16. XI IPA 4 14 22 6 0

17. XI IPA 5 16 22 5 1

18. XI IPA 6 16 21 5 0

19. XI IPS 1 15 21 8 2

20. XI IPS 2 16 21 6 2

21. XI IPS 3 13 22 5 2

22. XI IPS 4 12 21 9 1

23. XI IPS 5 15 21 7 0

24. XI IPS 6 14 20 8 2

25 XII IPA 1 15 25 2 1

26 XII IPA 2 16 24 2 0

27 XII IPA 3 14 25 3 0

28 XII IPA 4 15 24 2 1

29 XII IPA 5 15 23 1 1

30 XII IPA 6 14 23 2 0

31 XII IPS 1 15 22 3 2

32 XII IPS 2 15 21 2 1

33 XII IPS 3 14 20 1 0

34 XII IPS 4 14 21 3 1

35 XII IPS 5 14 20 2 1

36 XII IPS 6 14 21 2 0

Total 537 767 135 30

Sumber: Data SMA Negeri 12 Pekanbaru

7 Ibid.,

(22)

5

Bermain Game Online menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer dan jika pada malam hari masih sibuk di depan komputer maka waktu tidur juga akan berkurang, kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang manghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas. Selama ini kebanyakan dari para guru atau orang tua hanya memberikan teguran ataupun hukuman saat mereka membolos untuk bermain game online.

Menurut Daryanto dan Mochamad Farid, Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam menfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan prilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya.8 Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangan lingkungan.

Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (Konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri, atau proses

8 Daryanto Dan Muhammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Gava Media, 2015) h. 2

(23)

pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengunggkap maslah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.9

Dengan adanya pelayanan bimbingan konseling, siswa dapat memperoleh keuntungan. kegunaan, manfaat, keuntungan, atau jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan bimbingan konseling tersebut. Tujuan pelayanan bimbingan konseling pada intinya ialah supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar mengikuti pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri dan berani menanggung sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya.

Adapun gejala-gejala kecanduan game online pada siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru:

1. Ketika pembelajaran sedang berlansung siswa bermain handphone.

2. Kurangnya focus siswa karena ingin bermain handphone.

3. Masih ada siswa yang terlambat mengumpulkan tugas sehingga tidak mendapatkan nilai.

4. Masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.

5. Masih adanya siswa yang terlambat datang kesekolah.

9 Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 1

(24)

7

6. Guru Bimbingan dan Konseling menyerah terhadap beberapa siswa yang sudah kecanduan game online secara berlebihan.

7. Terdapat siswa yang harus terapi ke psikologi agar kecanduan game online nya berkurang.

Berdasarkan gejala-gejala diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kecanduan Game Online pada Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru”

B. Penegasan Istilah

1. Peran adalah aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.10

2. Guru BK juga dapat disebut dengan koordinator bimbingan dan penyuluhan, yang memiliki kedudukan sebagai tenaga bimbingan ahli yang diserahi tugas menyusun program bimbingan serta mengkoordinasi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.11

3. Kecanduan game online adalah permainan terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kewenangan sendiri atau pun untuk meminimalkan kemenangan lawan. Peraturan-peraturan menentukan kemungkinan

10 Soerjono Soekanto, Teori Peranan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 243

11 Ibid., h. 180

(25)

tindakan untuk setiap pemain, sejumlah keterangan diterima setiap pemain sebagai kemajuan bermain, dan kemenangan atau kekalahan dalam berbagai situasi.12

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, maka persoalan- persoalan yang terkait degan kajian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Guru Bimbingan dan Konseling menyerah terhadap beberapa siswa yang sudah kecanduan game online secara berlebihan.

b. Terdapat siswa yang harus terapi ke psikologi agar kecanduan game online nya berkurang.

c. Intensitas bermain game online yang berlebihan membuat siswa malas belajar dan berangkat sekolah

d. Seringnya siswa bermain Game Online yang menyebabkan siswa menjadi kecanduan Game Online.

e. Pengaruh dunia luar misalnya teman yang dapat menyebabkan siswa menjadi kecanduan dalam bermain Game Online.

f. Karena jenuh dan penatnya dalam belajar juga dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan remaja, siswa kemungkinan menjadi kecanduan Game Online.

12 Ibid., h. 19.

(26)

9

g. Akibat dari kecanduan Game Online pada siswa, maka kemungkinan akan mempengaruhi perkembangan siswa, diantaranya perilaku konsumtif.

h. Menghabiskan uang secara berlebihan atau disebut perilaku konsumtif akan berdampak pada perkembangan siswa.

Beberapa hal yang dapat dilakukan guru bimbingan dan konseling SMA Negeri 12 Pekanbaru untuk mengatasi anak dari kecanduan bermain game online, yaitu:13

a. Beri pengertian

Saat menjelaskan suatu materi pelajar kepada siswa, guru menyisipkan pesan tentang bahaya atau dampak buruk dari kegemaran game online.

b. Lakukan razia

Sekali-kali pihak guru atau pihak sekolah melaksanakan razia terhadap benda-benda yang tidak berkaitan dengan sekolah, khususnya game, PSP, dan Hp. online.

c. Kerja sama dengan orang tua anak

Untuk mencegah anak agar tidak semakin kecanduan game online, guru berekerja sama dengan orang tua anak tentang upaya- upaya yang akan dilakukan untuk mengawasai si anak.

13 Alifiah, (Guru BK SMA N 12 Pekanbaru)

(27)

d. Memberikan PR

Guru biasanya memberikan PR, tugas berkelompok sehingga anak dapat berinteraksi dengan teman, mengalihkan perhatian dari game online.

Guru bimbingan dan konseling menyediakan penanganan khusus bagi siswa yang kecanduan game online, diantaranya menggunakan fungsi pencegahan, fungsi pemahaman, fungsi pengentasan dan fungsi pengawasan (advokasi). Pada fungsi pencegahan, fungsi pemahaman dan fungsi pengentasan hanya guru bimbingan dan konseling dan personel sekolah yang menangani siswa tersebut. Apabila guru bimbingan dan konseling dan sekolah sudah mengalami kesulitan dalam penanganan siswa tersebut maka diberlakukan fungsi pengawasan yaitu pihak sekolah dibantu oleh pihak keluarga siswa dalam penanganan dan pengawasan siswa kecanduan game online.14

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kecanduan game online pada siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru dan faktor pendukung dan penghambat peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kecanduan game online pada siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru.

14 Salma Dangoran, (Guru BK SMA N 12 Pekanbaru)

(28)

11

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kecanduan game online pada siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru ? b. Apa faktor pendukung dan penghambat peran guru bimbingan dan

konseling dalam mengatasi kecanduan game online pada siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui peran guru bimbingan dan konseling mengatasi kecanduan game online pada siswa Di SMA Negeri 12 Pekanbaru b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat peran guru

bimbingan konseling dalam mengatasi kecanduan game online pada siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Peneliti, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Bimbingan Konseling (BK).

b. Guru Bimbingan dan Konseling, sebagai informasi dan pedoman dalam membina serta merencanakan program Bimbingan dan Konseling agar siswa terhindar dari kecanduan game online. Selain itu

(29)

sebagai pedoman dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling bagi siswa yang kecanduan game online.

c. Sekolah, sebagai informasi dan masukan bagi sekolah, sehingga dapat menentukan kebijaksanaan dalam merancang program ke depan terutama lebih meningkatkan pengawasan terhadap siswa yang kecanduan game online.

d. Bagi siswa, untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara mengatasi yang kecaegeriegerinduan pada game online.

e. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat dijadikan bahan acuan ataupun menambahkan kekurangan dari peneliti sebelumnya.

(30)

13 BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Teoritis

1. Kecanduan Game Online

a. Pengertian Kecanduan Game Online

Kecanduan Game Online merupakan sebuah aktifitas bermain game dengan menggunakan internet yang terus-menerus dan ada kepuasan tersendiri pada pemainnya. Game Online menjadi permainan modern yang sudah menjadi trend untuk masa sekarang dan peminatnya pun dimulai dari anak-anak sampai usia dewasa. Beberapa sebab yang membuat remaja kecanduan game online, salah satunya tantangan. Dalam setiap game ada tantangan, yang membuat pecandunya terus merasa tertantang, sehingga orang yang kecanduan game akan merasa ketergantungan terus menerus dan tidak bisa lepas dari game.

Game online adalah permainan terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kewenangan sendiri atau pun untuk meminimalkan kemenangan lawan. Peraturan-peraturan menentukan kemungkinan tindakan untuk setiap pemain, sejumlah keterangan diterima setiap pemain sebagai kemajuan bermain, dan kemenangan atau kekalahan dalam berbagai situasi.15

15 Ibid., h. 19.

(31)

Game merupakan permainan komputer yang dibuat dengan teknik dan metode animasi. Jika ingin mendakami pengunaan animasi haruslah memahami pembuatan game. Atau jika ingin membuat game, maka haruslah memahami teknik dan metode animasi, sebab keduanya saling berkaitan.16 Game online adalah salah satu perkembangan dari game komputer biasa yang merupakan salah satu produk penjual berbasis internet yaitu fasilitas penyedia jasa hiburan berupa permainan yang dapat diakses secara online dan tiap pemainnya dapat berkomunikasi secara langsung dan terhubung antara yang satu dan lainnya.17

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecanduan Game online yaitu suatu tingkah laku yang tidak dapat dikontrol dan ketidak mampuan untuk menghentikan suatu aktifitas yang telah membuat individu ketergantungan akan permainan yang dimainkanya sehingga membuat individu tidak memperdulikan keluarga, teman dan lingkungan di sekitarnya.

b. Jenis-Jenis Game Online

Games online mempunyai jenis yang bermacam-macam dengan mode yang berbeda-beda. Berikut ini adalah pembagian game berdasarkan genre/jenisnya:

1) Shooter Game

16 Agustinus Nilwan, Pemrograman Animasi dan Game Profesional, (Jakarta: Elex Media Permaina Komputondo, 2007), h. 75.

17 Saverin, Werner, J & Tankrad, James W., Teori Komunikasi Sejarah Metode dan Terapan di dalam Media Massa. (Jakarta: Kencana, 2005), h. 447.

(32)

15

Game ini dikonsepkan adalah game berjenis tembakmenembak. Game pada genre ini antara lain Counter Strike, PointBlank, Mercenery Ops, dll. Shooter game dulu dinominasi oleh FPS (first player shooter), tetapi setelah berkembang sekarang menjadi Thrid person shooter dan Mmo-FPS (multi massive online fps).

2) Adventure Game

Game pertualangan adalah game yang paling menarik dikembangka dan dimainkan. Game dengan konsep petualangan adalah jenis permainan awal yang kemudian berkembang. Game petualangan seperti Mario bross dan sonic adalah game yang terkenal pada tahun 90an.

3) Action Game

Game action mengandalkan teknik dan kecepatan tangan untuk menyelesaikan permainan. Game action pada perkembangannya sering digabungkan dengan adventure game dan menjadi genre baru action adventure game, game yang mengandalkan teknik dan kecepatan tangan juga mempunyai jalan cerita yang menarik untuk diselesaikan.

4) Role Playing Game

Game ini sangat cocok untuk dimainkan secara online konsep role playing game disini artinya setiap pemain yang memainkan game tersebut “bebas” melakukan apa saja yang

(33)

diinginkan pada game itu sendiri. Bebas maksudnya adalah bebas memilih fitur-fitur yang disediakan game tersebut. Game ini mempunyai banyak quest dan tingkatan level yang membuat para pemainnya tidak dapat meniinggalkan game ini.

5) Real time strategy

RTS pada dasarnya adalah permainan yang mengandalkan kemampuan para gamers dalam mengolah taktik dan strategi.

Pemainan ini memicu pemainnya untuk berpikir lebih cepat.

Menang tidaknya kita dalam game ini juga ditentukan oleh pegalaman kita dalam bermain game RTS. Game online RTS yang paling terkenal di Indonesia adalah defence of the ancient

6) Simulation

Permainan simulasi adalah permainan yang dikembangkan untuk menggambakan keadaan yang sesungguhnya dari sebuah obyek. Permainan simulasi tidak jauh beda dengan aslinya, bahkan sebagian perusahaan mengembangkan game simulasi sebagai test seperti simulasi pesawat terbang. Game simulasi dikembangkan untuk mengurangi resiko yang muncul jika menggunakan objek tersebut secara riil.

7) Society geme

Permainan sosial adalah permainan yang fokus kepada kehidupan sehari-hari. Permainan ini lebih kepada pengembang permainan tamagochi atau permainan Barbie. Permainan ini

(34)

17

bertujuan untuk membentuk karakter kita sesuai dengan yang kita inginkan di dunia game itu sendiri.

8) Browser game

Game browser adalah jenis permainan yang termasuk

“baru” dikalangan developer game. Permainan ini mulai dikenal ketika internet menyebar ke selurh dunia. Permainan ini mengedepankan “simple”, kita tinggal membuka browser dan dapat bermain tanpa ada syarat apapun. Permainan ini lebih cenderung dimainkan untuk mengisi waktu luang ketika bosan, misalnya game zynga.

9) Music/dance game

Permainan Musik/dance adalah jenis pengembangan baru di dunia game. Permainan ini menyajikan fitur yang mengedepankan musik dan tarian. Permainan ini bahkan cukup populer dimainkan dikeramaian seperti di mall. Permainan musik/dance di dunia online sanyat banyak, salah satunya ayodance, showtime, streetidol, dll.

10) Cross-platform game

Game ini mempunyai konsep permainan yang dapat dimainkan dimana saja. Cross-platform game adalah pengembangan satu jenis game yang dapat dimainkan di semua

(35)

perangkat game, seperti playstation, nintendo, PC, dll. 18 c. Faktor-Faktor Kecanduan Game Online

Ada beberapa faktor-faktor internal yang menyebabkan terjadinya kecanduan game online, yaitu sebagai berikut:

1) Keinginan yang kuat dari diri peserta didik untuk memperoleh nilai yang tinggi dalam game online, karena game online dirancang sedemikian rupa agar gamer semakin penasaran dan semakin ingin memperoleh nilai yang lebih tinggi

2) Ketidakmampuan mengatur prioritas untuk mengerjakan aktivitas penting lainnya juga menjadi penyebab timbulnya kecanduan terhadap game online

3) Rasa bosan yang dirasakan peserta didik ketika berada di rumah atau di sekolah. 19

Adapula faktor-faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya kecanduan game online pada peserta didik, yaitu sebagai berikut:

1) Lingkungan yang kurang terkontrol, karena melihat teman- temannya yang lain banyak yang bermain game online

2) Kurang memiliki hubungan sosial yang baik, sehingga peserta didik memilih alternatif bermain game sebagai aktivitas yang menyenangkan

3) Harapan orang tua yang melambung terhadap anaknya untuk mengikuti berbagai kegiatan seperti kursus atau les, sehingga kebutuhan primer anak, seperti kebersamaan, bermain dengan

18 Candra Zebeh Aji, Berburu Rupiah Dengan Game Online, (Yogyakarta: Bounabooks, 2012), h. 15-19

19 Sri Wahyuni Adiningtiyas, “Peran Guru Dalam Mengatasi Kecanduan Game Online” , Jurnal KOPASTA Universitas Riau Kepulauan Batam 4 (1) 2017, h. 34

(36)

19

keluarga menjadi terlupakan. 20 d. Gejala Kecanduan Game Online

Kecanduan bermain game online dapat dilihat dari beberapa gejala yang muncul. Pertama, peserta didik bermain game online seharian, dan sering bermain dalam jangka waktu lama atau lebih dari tiga jam. Kedua, peserta didik bermain game online untuk kesenangan, cenderung seperti tak kenal lelah dan mudah tersinggung saat dilarang.

Ketiga, mengorbankan kegiatan sosial, tidak menghiraukan aktivitas lain yang penting baginya, seperti makan, minum,berinteraksi dengan teman sebaya atau belajar. Dan keempat, ingin mengurangi ketergantungannya tapi tidak bisa. Tanda-tanda umum kecanduan game online, yaitu sebagai berikut:

1) Selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain game online

2) Jika tidak bermain game online, muncul gejala-gejala penarikan diri seperti kecemasan, gelisah, mudah tersinggung, hingga bermimpi mengenai game online

3) Mengakses game online lebih lama dari yang diniatkan

4) Mengurangi kewajiban dan tanggung-jawab, baik dalam studi dan social hanya untuk bermain game online

5) Game online digunakan untuk melarikan diri dari perasaan bersalah, tidak berdaya, kecemasan, atau depresi. 21

20 Ibid, h 34

21 Ibid., h 34

(37)

e. Dampak Positif dan Negatif Game Online Dampak Positif Game online:

2) Melatih ketajaman mata yang lebih cepat

Siswa yang sering memainkan Game online bernama Game action dalam kurun waktu yang cukup lama akan memberikan efek yang positif, yaitu dapat secara teratur memiliki ketajaman mata yang lebih cepat dari pada mereka yang tidak terbiasa bermain Game online.

3) Meningkatkan kinerja otak dan memacu otak

Setiap individu mempunyai kecendrungan untuk menggunkan salah satu belahan otak yang dominan dalam menyelesaikan masalah hidup dan pekerjaan. Setiap belahan otak saling mendominasi dalam aktivitas, namu keduanya terlibat dalam hampir semua pemikiran.

4) Meningkatkan kemampuan membaca

Game online bisa membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan baca mereka jadi keluhan soal bermain Game online yang dapat menurunkan budaya membaca tidaklah beralasan. Saat siswa yang mengemari Game online mereka akan disuguhkan dengan dialog-dialog yang terjadi dalam Game online tersebut dan cara-cara atau tips untuk dapat mengalahkan musuh-musuh mereka dalam permainan Game online yang bisa jadi satu cara untuk melatih siswa dalam membaca.

(38)

21

5) Membantu bersosialisasi

Dampak positif yang bisa diterima dari permainan Game online adalah siswa akan merasa senang jika bisa bermain dengan temantemanya, hal tersebut bisa dilihat dari kebanyakan siswa secara bergantian sering mengunjungi rumah teman-temanya untuk bermain Game online bersama hal tersebut merupakan cara bersosialisasi yang baik. Biasanya, dalam bermain Game online siswa dan teman-temanya selalu berinteraksi, membahas tentang strategi yang bagus untuk mengalahkan musuh atau untuk berbagi kegembiraan bersama.22

Dampak Negatif Game Online:

1) Merusak mata dan menimbulkan kelelahan

Biasanya jarak normal yang harus dilakukan oleh kebanyak orang dari depan televisi adalah sekitar 1m lebih, sedangkan siswa akan merasa tidak puas saat mereka sedang bermain Game online dengan jarak yang sama, apalagi saat bermain Game online siswa sampai melakukanya dalam waktu yang tidak sebentar, hal tersebut juga menimbulkan efek-efek negatif lainya, tidak hanya dapat merusak penglihatan, tetapi juga dapat membuat siswa terlena karena keasyikan, apalagi ada perasaan tanggung dalam diri siswa saat sudah terlanjur bermain Game online. Dengan begitu, mereka melupakan waktu untuk mandi, makan bahkan sampai lupa untuk

22Aqila Smart, Anak Cacat Bukan Kiamat Metode Pembelajaran Dan Terapi Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta, 2016), h. 45-48

(39)

mengerjakan tugas sekolahnya.

2) Membuat siswa malas belajar

Bermain adalah salah satu hal yang paling menyenangkan, terutama bagi siswa akan tetapi, jika siswa dibiarkan bermain Game online tanpa adanya batasan dan kesepakatan yang adil dari orang tua untuk membatasi kecanduan bermain Game online tentu saja hal tersebut akan menjadi bumerang bagi orang tua dan kehidupan siswa bila permaianan Game online dimainkan tanpa adanya kendali, tentu saja dalam hal ini siswa akan menjadi orang yang mulai malas untuk pergi ke sekolah dan belajar karena siswa kekurangan waktu dan berkonsentrasi penuh dalam belajar dengan baik.

3) Mengajarkan Kekerasan

Permainan Game online biasanya akan ada pilihan permaianan yang memiliki tingkat ketegangan yang tinggi seperti Game action dan sebagainya, yang bisa saja justru akan memberikan contoh dan dampak yang negatif pada diri siswa.

Siswa cenderung akan menirukan setiap kejadian dan tingkah laku dari aktor dalam Game online tersebut sehingga dapat membuat siswa akan melakukan kekerasan yang mungkin secara tidak sengaja dilakukan oleh siswa dan hal ini akan membuat pribadi yang keras.

(40)

23

4) Berpeluang mengajarkan judi

Biasanya saat “Nge-Game” tidak terlepas dari taruhan mulai dari taruhan yang kecil dan tidak menggunakan uang karena untuk mendapat “Sensasi” lain dari bermain Game online apa lagi, Game online tersebut merupakan salah satu Game online pertarungan antara si pemain Game online dan teman-temanya, mulai dari taruhan yang kecil tersebut jika dibiarkan terus-menerus tanpa adanya pengawasan dari orang tua akan berakibat buruk pada siswa karena hal tersebut bisa menjadi kebabablasan dengan perjudian besar.

2. Peran Guru Bimbingan Konseling a. Pengertian Bimbingan Konseling

Istilah bimbingan berasal dari bahasa Inggris “guidance”.

Dalam bukunya, K.K. Shrivastava menyatakan bahwa “guidance is the help given by one person to another in making choices and adjustments and in solving problems.23 Jadi bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat pilihan, pengertian dan dalam memecahkan masalah. Dimana menurut Stoop dan Walquist bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.24

23 K.K. Shrivastava, Principles of Guidance and Counselling, (New Delhi: Kanishka Publisher, 2011), h. 15.

24 Hallen, Bimbingan dan Konseling Cet.I, (Jakarta:Ciputat Pers 2002), h. 4.

(41)

Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. “bantuan”

disini tidak diartikan sebagai bantuan materiil (seperti uang, hadiah.

Sumbangan, dan lain-lain), melainkan bantuan yang sifatnya menunjang bagi pengembangan pribadi bagi individu yang dibimbing.

Bantuan ini diberikan kepada individu, baik perseorangan maupun kelompok. Menurut Crow & Crow menyatakan bahwa, “Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik lakilaki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseourang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri.”25

“Secara etimologis istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan secara istilah konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan peribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memcahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditunjuk pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memcahkan masalah-masalahnya sendiri.”26

25 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integritas), (Jakarta: Rajawali Pers, 2011)., 17.

26 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2018), h. 99-100

(42)

25

Pengertian konseling Wrenn konseling adalah relasi antar pribadi yang dinamis antara dua orang yang berusaha untuk memecahkan sebuah masalah dengan mempertimbangkannya secara bersama-sama, sehingga pada akhirnya orang lain lebih muda atau orang yang mempunyai kesulitan yang lebih banyak di antara keduanya dibantu oleh orang lain untuk memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan diri sendiri.27 Sedangkan menurut Mortensen mengatakan bahwa “konseling merupakan proses hubungan antarpribadi di mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan maslaah.”28

Sedangkan guru BK atau disebut juga guru bimbingnan dan konseling menurut W.S Winkel dan M.M Sri Hastuti adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluru waktunya pada layanan bimbingan (full-time guidance counselor). Tenaga ini memberikan layanan- layanan pada para siswa dan menjadi konsultan bagi staf sekolah dan orang tua.29 Selain disebut konselor, guru BK juga dapat disebut dengan koordinator bimbingan dan penyuluhan, yang memiliki kedudukan sebagai tenaga bimbingan ahli yang diserahi tugas menyusun program bimbingan serta mengkoordinasi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.30

27 Abu Ahmadi & Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, ( Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2007), h.23.

28 Ibid., h.22.

29 W.S. Winkel dan M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (yogyakarta: Media Abadi, 2012), h. 184

30 Ibid., h. 180

(43)

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan kita, mengingat bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa khususnya di sekolah.

Dengan demikian siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.31

Berdasarkan defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat pilihan dan penyesuaian- penyesuaian serta dalam mengatasi atau memecahkan masalah- masalah yang dihadapinya sehingga akhirnya yang dibimbing itu dapat memilih, menyesuaikan dan mengatasi atau memecahkan masalahnya sendiri.

b. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling

American School Counselor Assosiation (ASCA) mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yag bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya.32 Adapun macam-macam peran guru bimbingan dan konseling yaitu:

31 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Meretas Pendidikan Berkualitas dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2012), 223.

32 Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung: PT. Revika Aditama, 2009), h. 10.

(44)

27

1) Motivator

Guru harus mampu meransang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menubuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (krativitas) sehingga terjadi dinamika didalam prosss belajar mengajar.

2) Director

Guru dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

3) Inisiator

Guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar.

4) Fasilitator

Guru akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses pembelajaran.

5) Mediator

Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

6) Evaluator

Guru mempunyai otoritas untuk memilih prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didik berhasil atau tidak.

7) Informator

Guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informative, laboraturium, studi lapangan, dan suber informasi kegiatan akademik maupun umum.

(45)

8) Organisator

Guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.33

c. Tujuan Bimbingan Konseling

Tujuan pelayanan bimbingan konseling pada intinya ialah agar orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar mengikuti pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri dan berani menanggung sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Tujuan daripada bimbingan dan konseling yaitu terbagi pada dua bagian ialah tujuan umum dan tujuan khusus:34

1) Tujuan umum

Tujuan umum yaitu untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilkinya (misalnya kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (misalnya keluarga, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini tujuannya yaitu membantukan individu itu menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya. Karena insan seperti inilah adalah insan yang mandiri yang memiliki kemampuan untuk memahami diri sendiri

33 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 23.

34 Mochamad Nursalim, Pengembangan Profesi Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta:

Erlangga, 2015), h. 21-22

(46)

29

dan lingkungan dan ia juga menjadi insan yang mempunyai intelektual yang tinggi.

2) Tujuan khusus yaitu:

Tujuan khusus yaitu merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan konfleksitas permasalahannya itu. Karena masalah individu itu mempunyai banyak sekali macam ragam jenis, intensitas, dan sangkut pautnya dan masing-masing bersifat unik.

d. Fungsi Bimbingan Konseling Fungsi bimbingan konseling adalah:

1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman bagi peserta didik tentang diri dan lingkungannya 2) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi BK dalam upaya mencegah

peserta didik agar tidak menemui permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangan.

3) Fungsi pebaikan, yakni fungsi BK untuk menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah menjadi baik jangan sampai rusak kembali

4) Fungsi pengembangan, yaitu fungsi BK dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik.

(47)

5) Fungsi penyaluran, merupakan fungsi BK dalam membantu peserta didik menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.

6) Fungsi adaptasi, yaitu fungsi BK dalam membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan serta kebutuhan peserta didik. 35

e. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling

Prinsip-prinsip dalam bimbingan dan konseling adalah seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Menurut Peters Farweell mencatat 18 prinsip khusus bimbingan dilingkungan sekolah yaitu sebagai berikut:

1) Bimbingan ditujukan bagi siswa.

2) Bimbingan membantu perkembangan siswa ke arah kematangan.

3) Bimbingan merupakan proses layanan bantuan kepada siswa yang berkelanjutan dan terintegrasi.

4) Bimbingan menekankan berkembangnya potensi siswa secara maksimum.

5) Guru merupakan co-fungsionaris dalam proses bimbingan.

6) Konselor merupakan co-fungsionaris utama dalam proses bimbingan.

35 Ibid., h. 22-24

(48)

31

7) Administrator merupakan co-fungsionaris yang mendukung kelancaran proses bimbingan.

8) Bimbingan bertangung jawab untuk mengembangkan kesadaran siswa akan lingkungan (dunia di luar dirinya ) dan mempelajarinya secara efektif.

9) Untuk mengimplementasikan berbagai konsep bimbingan diperlukan program bimbingan yang terorganisasi dengan melibatkan pihak administrator, guru, dan konselor.

10) Bimbingan perkembangan membant siswa untuk

mengenal, memahami, menerima, dan mengembangkan dirinya sendiri.

11) Bimbingan perkembangan beroriontasi kepada tujuan.

12) Bimbingan perkembangan menekankan kepada pengambilan keputusan.

13) Bimbingan perkembangan beroriontasimasa depan.

14) Bimbingan perkembanga melakukan penilaian secara periodic terhadap perkembangan siswa sebagai seorang pribadi yang utuh.

a) Bimbingan perkembangan cenderung membantu perkembangan siswa secara langsung.

b) Bimbingan perkembangan difokuskan kepada individu dalam kaitanya dengan perubahan kehidupan sosial budaya yang terjadi.

(49)

c) Bimbingan perkembangan difokuskan kepada pengembangan kekuatan pribadi.

d) Bimbingan perkembangan difokuskan kepada proses pemberian dukungan.36

f. Asas Bimbingan Konseling

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, seharusnya ada suatu asas atau dasar yang melandasi dilakukannya kegiatan tersebut.

Demikian pula halnya dalam kegiatan bimbingan dan konseling harus ada asas yang dijadikan dasar pertimbangan kegiatan terebut. Asas- asas bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

1) Asas kerahasiaan.

2) Asas kesukarelaan.

3) Asas keterbukaan.

4) Asas kekinian.

5) Asas kemandirian.

6) Asas kegiatan.

7) Asas kedinamisan.

8) Asas keterpaduan.

9) Asas keahlian.

10) Asas kenormatifan.

11) Asas alih tangan.

12) Asas tut wuri handayani.37

36 Syamsu Yusuf & Juntika Nurishan, Landasan Bimbingan & Koseling Cet.II, (Bandung: Pt. Rosdakarya, 2006), h.19.

(50)

33

g. Bidang Bimbingan Konseling

Dilihat dari masalah individu, ada empat jenis bimbingan yaitu:

1) Bimbingan akademik

Bimbingan akademik yaitu bimbingan-bimbingan yang dirahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah akademik yaitu pengenalan kurikulum, cara belajar, penyelesaian tugas-sumber dan latihan, penggunaan sumber belajar.

2) Bimbingan sosial-pribadi

Bimbingan sosial pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah social pribadi. Yang termasuk dalam masalah-masalah sosial pribadi adalah, hubungan dengan sesama teman, pemahaman sifat dan kemampuan diri.

3) Bimbingan karir

Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah- masalah karir seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir.

4) Bimbingan keluarga

37 Prayitno & Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling Cet.II, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 2018), h. 114-120.

(51)

Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/

berpartisifasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia 38

h. Langkah-langkah dalam Bimbingan Konseling Langkah-langkah konseling tersebut sebagai berikut:

1) Langkah 1: membangun hubungan

Membangun hubungan dijadikan langkah pertama dalam konseling karena, klien dan konselor harus saling mengenal dan menjalin kedekatan emosional sebelum sampai pada pemecahan masalah.

2) Langkah 2: identifikasi dan penilaian masalah

Apabila hubungan konseling telah terjalin dengan baik, maka langkah selajutnya adalah mulai mendiskusikan saran-saran spesifik dan tingkah laku seperti apa yang menjadi ukuran keberhasilan konseling.

3) Langkah 3: memfasilitasi perubahan konseling

Langkah ini yaitu konselor mulai memikirkan alternatif pendekatan dan stategi yang digunakan agar sesuai dengan masalah

38 Ibid., h.11-12

(52)

35

klien. Harus dipertimbangkan pula bagaimana konsekuensinya dari alternatif dan strategi tersebut jangan sampai bertentangan dengan nilai-nilai yang terdapat pada diri klien, karena akan menyebabkana klien menarik dirinya dan menolak terlibat dalam konseling.

4) Langkah 4: Evaluasi dan terminasi

Evaluasi terhadap hasil konseling akan dilakukan secara keseluruhan. Yang menjadi ukuran keberhasilan konseling akan tampak kepada tingkah laku klien yang berkembang ke arah yang lebih positif.39

i. Komponen Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling

Komponen pelaksanaan layanan bimbingan dan kosneling terkait dengan keempat komponen program yang telah dijelaskan di atas. Komponen pelaksanaan bagi masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:

1) Komponen untuk Layanan Dasar Bimbingan a) Bimbingan Klasikal

Sebagaimana telah dikemukakan pada paparan di atas, bahwa layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan

39 Namora LumonggaLubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori & Praktik Cet.I, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2011), h.83-85.

(53)

layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.

b) Bimbingan Kelompok

Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok- kelompok kecil (5 sampai dengan 10

Referensi

Dokumen terkait

Ancaman Perubahan Iklim Global terhadap Ketahanan Pangan Indonesia (The Threats of Global Climate Change on Food Security in Indonesia). Eckersley, Environtmentalisme and

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penataan arsip dinamis aktif pada bagian tata usaha Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah berdasarkan jenis arsipnya

Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri..

dengan metode tafsir al-Qur’an seperti ini, menurut Hanafi, seorang Mufasir yang ingin mendekati makna al-Qur’an tidak saja mendeduksi makna dari teks, tapi

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kedisiplinan pengumpulan tugas dengan menggunakan aplikasi Google Classroom pada siswa kelas IVB SD

− Specific : mampu menyatakan sesuatu secara definitif (tidak normatif), tidak bermakna ganda, relevan dan khas/unik dalam menilai serta mendorong kinerja

Deskripsi strategi kesantunan positif terlihat pada tuturan A1 064 HKK, penutur dalam hal ini Hakim Ketua berusaha menghindari ketidakcocokan keinginan atau

Darah yang mengalir dari paru-paru akan menuju ke bagian jantung nomor : a.. Berkas pembuluh batang yang berfungsi mengangkut air dan mineral dari akar ke daun adalah :. a.