20 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yang analisisnya dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitan inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikasi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar (Azwar, 2000).
[image:1.595.96.516.184.712.2]Penelitian ini menggunakan eksperimen dengan metode eksperimen kuasi tanpa kelompok kontrol, yaitu salah satu desain eksperimen yang dilakukan dengan jalan melakukan pengukuran atau observasi awal sebelum perlakuan diberikan setelah ada perlakuan pada kelompok eksperimen (Sugiyono, 2009).
Tabel. 3.1 Rancangan Penelitian
Group Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen Y1 X Y2
Keterangan :
Y1 : Pretest kecemasan meyusun skripsi kelompok eksperimen X : Pemberian terapi musik
Tes awal diberikan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan antara kelompok eksperimen. Kemudian pada kelompok eksperimen diberi perlakuan X ( variable bebas) untuk jangka waktu tertentu. Kemudian kelompok eksperimen tes akhir untuk mengukur variabel tergantung atau terikat (kecemasan menyusun skripsi) dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan menyusun skripsi setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan.
3.2 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana yang terdaftar sebagai mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dan memenuhi karakteristik menjadi subyek penelitian. Adapun karakteristik dari subyek penelitian adalah sebagai berikut:
a) Mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi pada bab 1, bab 2 atau bab 3. b) Mahasiswa tersebut juga telah mendapatkan dosen pembimbing skripsi. c) Mahasiswa tersebut mempunyai pendengaran yang baik.
d) Mahasiswa tersebut mau berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian
ini.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi, sedang variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009). Variabel bebas adalah terapi musik dan variabel terikat adalah kecemasan menyusun skripsi.
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian 1) Terapi Musik
2) Kecemasan Mahasiswa dalam Menyusun Skripsi
Kecemasan mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami mahasiswa, sebagai akibat dari perasaan khawatir berkaitan dengan proses penyusunan skripsi. Dimana dalam kecemasan terdapat tiga gejala, yaitu gejala fisiologis, gejala behavior, dan gejala psikologis.
3.5 Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua yaitu X (Penggunaan Musik Klasik) dan Y (inventori kecemasan menyusun skripsi). Y variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat, sedangkan X variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,1999). 1) Inventori kecemasan dalam mengerjakan skripsi akan disusun berdasarkan
teori kecemasan dari Jeffrey dkk (2005) dimana dalam kecemasan tersebut terdapat tiga gejala, yaitu gejala fisiologis, gejala behavior, dan gejala psikologis. Ketiga gejala ini yang akan dijadikan dasar untuk menyusun item-item kecemasan dalam mengerjakan skripsi. Item kecemasan dalam mengerjakan skripsi bersifat favorable dan unfavorable. Untuk item yang
pilihan sesuai diberi nilai dua, dan pilihan sangat sesuai diberi nilai satu. Inventori kecemasan menyusun skripsi memiliki empat (4) kemungkinan katagori jawaban yaitu :
SS : Jika pilihan adalah sangat sesuai S : Jika jawabannya adalah sesuai TS : Jika jawabannya tidak sesuai
STS: Jika jawabannya adalah sangat tidak sesuai
[image:5.595.101.508.205.749.2]Dengan nilai skor untuk item favorabel SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1 sedangkan untuk nilai skor item unfavorabel SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4
Tabel 3.2 Kisi – kisi Inventori Kecemasan Menyusun Skripsi
Aspek Indikator Item
favorabel
Item unfavorabel
Total
Fisiologis Kegelisahan, kegugupan, tangan
atau anggota tubuh bergetar atau gemetar, sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi,
kekencangan pada pori – pori
kulit perut atau dahi, banyak berkeringat, telapak tangan berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas pendek, jantung berdebar keras atau berdetak kencang, suara yang bergetar, jari – jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan terasa tersekat, leher atau
punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, merasa sensitif atau “mudah marah”.
1, 5, 6, 7, 9, 14, 15,
17, 18,
25, 26,
27, 29,
30, 33, 37
2, 13, 16, 19, 28, 34
Tabel 3.2 Kisi – kisi Inventori Kecemasan Menyusun Skripsi (lanjutan)
Aspek Indikator Item
favorabel
Item unfavorabel
Total
Behavior Perilaku menghindar, perilaku
melekat dan dependen, perilaku tergucang.
11, 35 10, 21, 32,
36, 38
7
Psikologis Khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan
ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi ketubuhan, sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan, merasa terancam oleh orang ataun peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan
kehilangan kontrol, ketakutan kan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan, berpkir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa
diatasi, khawatir terhadap hal –
hal sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama berulang
– ulang, berpikir bahwa harus bisa
kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa bercampur aduk atau
kebingungan, tidak mampu
menghilangkan pikiran – pikiran
terganggu, berpikir akan segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan ditinggal sendirian, sulit
berkonsentrasi atau memfokuskan fikiran.
3, 20, 22, 24,
4, 8, 12, 23, 31
9
2) Penggunaan Terapi Musik
[image:7.595.99.521.191.740.2]Dalam penelitian ini peneliti menggunakan musik anxiety reduction yang tedapat dalam CD Terapi musik produksi Pusat Riset Terapi Musik & Gelombang Otak www.terapimusik.com. Terapi musik meliputi beberapa tahap dalam pelaksanaannya seperti yang digambarkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Kisi – kisi Terapi Musik
No Keterangan Indikator
1. Pertemuan pertama 1. Penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan dilakukannya kegiatan.
2. Tanya jawab kesiapan anggota.
3. Penulis membahas masalah kecemasan anggota
4. Penulis berdiskusi bersama – sama dengan anggota membahas tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan.
5. Penulis menentukan terapi musik sebagai upaya mengurangi kecemasan.
2. Pertemuan kedua 1. Penulis menjelaskan kembali kegiatan yang akan dilakukan.
2. Penulis menjelaskan prosedur terapi musik.
3. Penulis memandu jalannya terapi musik. 4. Penulis menjelaskan kegiatan akan
diakhiri.
5. Anggota memberi kesan – kesan dan kemajuan yang dicapai masing - masing anggota.
6. Membahas kegiatan lanjutan. 3. Pertemuan ketiga 1. Penulis melakukan apersepsi
2. Penulis memandu jalannya terapi musik. 3. Penulis menjelaskan kegiatan akan
segera diakhiri.
4. Anggota memberi kesan-kesan dan kemajuan yang dicapai masing – masing anggota.
Tabel 3.3 Kisi – kisi Terapi Musik (lanjutan)
No Keterangan Indikator
4. Pertemuan keempat 1. Penulis melakukan apersepsi
2. Penulis memandu jalannya terapi musik.
3. Penulis menjelaskan kegiatan akan segera diakiri.
4. Anggota memberi kesan – kesan dan kemajuan yang dicapai masing – masing anggota.
5. Membahas kegiatan lanjutan.
5. Pertemuan kelima
1. Penulis menanyakan perkembangan anggota setelah terapi musik.
2. Anggota kelompok dipandu untuk melakukan terapi musik.
3. Anggota kelompok di minta untuk mengisi inventori kecemasan untuk
posttest
3.6 Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 11 November 2013 sampai 3 Desember 2013 pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang sedang menyusun skripsi. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas instrumen tersebut.
Kriteria yang digunakan penulis untuk menentukan tingkat validitas intrumen kecemasan menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Azwar (2006) yaitu suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien
Dari 36 item pernyataan, semua item menunjukkan corrected item to total correlation ≥ 0,2. Item – item tersebut memiliki koefisien corrected item to total correlation terendah 0,209 dan tertinggi 0,827.
Sedangkan untuk menentukan tingkat reliabilitas inventori kecemasan, menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Azwar (2000) untuk menguji menggukanan teknik alpha cronba ch, dikatakan reliabel jika besarnya korelasi α
≥ 0,70.
[image:9.595.99.510.211.622.2]Dari uji reliabilitas 36 item pernyataan dalam inventori kecemasan diperoleh angka koefisien Alpha = 0,948. Dengan demikian inventori kecemasan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Analisa Reliabilitas Uji Coba Inventori Kecemasan dengan 36 Item
3.7 Teknik Analisis Data
Setelah penulis melakukan pengumpulan data melalui pengisian instrumen yang berupa inventori kecemasan menyusun skripsi pada subyek penelitian, penulis segera memberikan skoring dan melakukan analisis data. Teknik yang digunakan untuk analisis data yaitu dengan menggunakan Wilcoxon dengan menggunakan program SPSS 16.00 for window. Dalam uji jenjang bertanda
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items