• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budidaya Tanaman jarak pagar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Budidaya Tanaman jarak pagar"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

P

P

P

E

E

E

N

N

N

D

D

D

A

A

A

H

H

H

U

U

U

L

L

L

U

U

U

A

A

A

N

N

N

Selama ini I ndonesia dikenal sebagai negara yang mengalami ketergantungan terhadap minyak bumi. Menurut data Automotive Diesel Oil konsumsi bahan bakar minyak di I ndonesia sejak tahun 1995 telah

melebihi produksi dalam negeri. Seperti diketahui bahwa jumlah pasokan dan cadangan minyak bumi makin lama semakin berkurang, diperkirakan dalam kurun waktu 10 – 15 tahun ke depan cadangan minyak bumi I ndonesia akan habis. Dengan melonjaknya harga minyak bumi dunia, maka sudah saatnya kita harus mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan mengembangkan sumber energi alternatif antara lain yang berbahan baku campuran minyak jarak atau CPO (Crude Palm Oil) dengan solar atau disebut bio-fuel. Penggunaan bio-fuel ini merupakan solusi dalam menghadapi kelangkaan energi minyak bumi, di samping itu bio-fuel juga ramah lingkungan, dapat diperbaharui, dapat terurai, memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin, mampu mengeleminasi emisi gas buang dan efek rumah kaca, serta kontinuitas ketersediaan bahan baku terjamin.

(2)

pangan nasional. Program ini juga sesuai dengan visi ke depan dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian guna meningkatkan kesejahteraan petani serta sejalan dengan program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta Proyek Clean Development Mechanism (CDM, mekanisme pembangunan bersih) dalam rangka Protokol Kyoto.

Berbagai sumber minyak nabati yang sangat berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bio-fuel adalah kelapa sawit, kelapa dan biji jarak pagar (Jatropha curcas L.). Pemanfaatan tanaman jarak pagar sebagai bahan baku bio-fuel tidak mengganggu penyediaan kebutuhan minyak makan nasional, kebutuhan industri oleokimia, dan ekspor CPO, karena tidak termasuk sebagai minyak makan (edible oil). Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan yang tahan kekeringan dan dapat beradaptasi dengan lahan dan agroklimat di I ndonesia terutama I ndonesia

bagian Timur. Akan tetapi ada permasalahan yang dihadapi, yaitu belum adanya varietas unggul dan teknik budidaya yang memadai serta kemungkinan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan

(OPT). Biji jarak pagar

m

a

y

(3)

Banyak orang yang menganggap tanaman ini sebagai tanaman yang beracun dan mempunyai sifat fungisidal, sehingga tidak perlu mengkhawatirkan adanya serangan OPT, tetapi dari hasil laporan diketahui ada beberapa hama dan penyakit yang menimbulkan kerusakan secara ekonomi pada perkebunan jarak. Laporan tersebut harus dijadikan peringatan yang perlu menjadi perhatian kita, sebelum hal tersebut menimpa perkebunan jarak yang sedang dikembangkan.

(4)

B

B

B

I

I

I

O

O

O

L

L

L

O

O

O

G

G

G

I

I

I

T

T

T

A

A

A

N

N

N

A

A

A

M

M

M

A

A

A

N

N

N

J

J

J

A

A

A

R

R

R

A

A

A

K

K

K

P

P

P

A

A

A

G

G

G

A

A

A

R

R

R

Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah lama dikenal masyarakat I ndonesia, yaitu semasa penjajahan oleh bangsa Jepang pada tahun 1942. Pada masa itu masyarakat diperintahkan untuk menanam jarak pagar di pekarangannya untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan perang bangsa Jepang. Oleh karena itu tidak mustahil kalau tanaman jarak pagar memiliki beberapa nama daerah (lokal) antara lain

jarak budeg, jarak gundul, jarak cina (Jawa); baklawah, nawaih (NAD); dulang (Batak); jarak kosta (Sunda); jarak kare (Timor); peleng kaliki

(Bugis); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali); lulu mau, paku kase, jarak pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta, jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi); dan ai huwa kamala, balacai, kadoto (Maluku).

Tanaman jarak pagar termasuk perdu dengan tinggi 1 – 7 m, bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu, silindris dan bila terluka akan mengeluarkan getah. Klasifikasi tanaman jarak pagar yaitu:

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Euphorbiaceae Genus : Jatropha

(5)

Morfologi / Ciri- ciri tanaman jarak pagar

Daun

Tanaman jarak pagar berdaun tunggal, berlekuk dan bersudut 3 atau 5. Daun tersebar disepanjang batang. Permukaan daun atas dan bawah berwarna hijau, permukaan bawah warnanya lebih pucat dibanding permukaan atasnya. Daun lebar dan berbentuk jantung atau bulat

telur melebar dengan panjang antara 5 – 15 cm. Helai daun bertoreh, berlekuk dan ujungnya meruncing. Tulang daun menjari dengan jumlah 5 – 7 tulang daun utama. Daunnya dihubungkan dengan tangkai daun, panjang tangkai daun 4 – 15 cm.

Bunga

Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga majemuk berbentuk malai, berwarna kuning kehijauan, berkelamin tunggal dan berumah satu (putik dan benang sari dalam satu tanaman). Bunga betina 4 – 5 kali lebih banyak dari bunga jantan. Bunga

betina dan bunga jantan tersusun dalam Bunga jarak pagar

m

a

y

a

Daun jarak pagar

m

a

y

(6)

rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujang batang atau ketiak daun. Bunga memiliki 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang kurang lebih 4 mm. Benang sari mengumpul pada pangkal dan berwarna kuning. Tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya mempunyai 5 mahkota berwarna keunguan. Setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga. Tanaman jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya uniseksual. Kadangkala muncul hermaprodit yang berbentuk cawan berwarna hijau kekuningan.

Buah

Buah jarak pagar berupa buah kotak berbentuk bulat telur dengan diameter 2 – 4 cm. Panjang buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm. Buah berwarna hijau ketika muda serta abu-abu kecoklatan atau kehitaman ketika masak. Buah jarak terbagi menjadi 3-5 ruang, masing-masing berisi satu biji sehingga tiap buah terdapat 3-5

biji. Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat kehitaman. Biji inilah yang banyak mengandung minyak dengan rendemen mencapai 30% - 50% dan mengandung toksin sehingga tidak dapat dimakan.

m

a

y

a

(7)

Syarat Tumbuh

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai pada ketinggian 500 m dpl. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman jarak pagar adalah 625 mm/ th, namun masih dapat tumbuh pada kisaran curah hujan 300 mm – 2.380 mm/ tahun. Sedang kisaran suhu yang diperlukan adalah antara 20º C - 26º C, pada suhu ekstrim (dibawah 15º C atau diatas 35º C) akan menghambat pertumbuhan serta mengurangi kadar minyak dalam biji dan mengubah komposisinya.

Tanaman jarak pagar mempunyai sistem perakaran yang mampu menahan air dan tanah sehingga tahan terhadap kekeringan serta berfungsi menahan erosi. Jarak pagar dapat tumbuh pada berbagai ragam tekstur dan jenis tanah dan mampu beradaptasi pada tanah yang kurang subur atau tanah bergaram, memiliki drainase yang baik, tidak tergenang dan pH tanah 5,0-6,5.

m

a

y

a

(8)

P

P

P

E

E

E

N

N

N

G

G

G

E

E

E

N

N

N

A

A

A

L

L

L

A

A

A

N

N

N

O

O

O

P

P

P

T

T

T

J

J

J

A

A

A

R

R

R

A

A

A

K

K

K

P

P

P

A

A

A

G

G

G

A

A

A

R

R

R

Pada masa lalu serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tidak pernah diperhatikan, karena umumnya tanaman jarak pagar hanya ditanam sebagai tumpang sari dari tanaman lain. Tetapi dengan adanya pengembangan secara besar-besaran, kemungkinan tanaman akan ditanam dalam areal yang luas dan secara monokultur. Dengan demikian akan timbul masalah baru. OPT yang semula tidak menimbulkan masalah bisa menjadi masalah utama dan menimbulkan kerugian nyata.

Hama yang menyerang tanaman jarak pagar mulai dari perkecambahan sampai tanaman produktif antara lain : Spodoptera litura (ulat grayak),

Scarabaeid (lundi, uret), Valanga spp. (belalang), Empoasca sp. (wereng

daun), Tetranychus sp. (tungau), , Selenithrips rubrocinctus (Thrips) dan

Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih). Sedangkan hama yang menyerang hanya pada tanaman produktif yaitu Chrysocoris javanus

(kepik penghisap cairan buah). Penyakit yang menyerang tanaman jarak pagar adalah : Bercak daun Cercospora, Layu Fusarium, dan Bercak

(9)

Hama yang menyerang pada pembibitan, pertanaman muda dan

pertanaman produktif

Thrips (Famili Thripidae : Ordo Thysanoptera)

Pengenalan

Thrips (Selenithrips rubrocinctus Grd.) ditemukan hanya di daerah tropis dan suka sekali makan daun yang masih muda. Karateristik dari spesies ini adalah tiga segmen pertama dari abdomen nimfa berwarna merah. Di I ndonesia banyak ditemukan pada

tanaman mangga, salam dan jambu mete. Di I ndia banyak menyerang tanaman kakao (Kalshoven, 1981).

Gejala serangan

Karena serangga ini menghisap cairan daun yang masih muda, daun-daun jarak menjadi keriting dan berkerut. Lama-kelamaan daun menjadi kuning dan gugur.

z

a

in

a

l

m

a

h

m

u

d

Thrips pada tanaman jarak pagar Selenothrips rubricinctus

c

a

b

(10)

Tungau (Famili Eriophydae dan Famili Tarsonemidae : Ordo Acarina)

Pengenalan

Ada dua kelompok besar tungau yang ditemukan pada tanaman jarak yaitu tungau bertungkai 2 pasang dari famili Eriophydae dan tungau bertungkai 4 pasang dari famili Tarsonemidae. Kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis tungau ini sangat merugikan. Tungau Tarsonemidae, berwarna kuning hijau bening,

tungau jantan lebih ramping dari tungau betinanya. Tungkai belakang panjang dan kuat berfungsi untuk mengangkat dan memindahkan tungau betina. Tungau ini menyebabkan tepi daun lebih bergelombang dibandingkan tungau Eriophydae. Tungau Eriophydae berbentuk kecil memanjang, berwarna kuning pada tungau dewasa dan bening pada tungau pradewasa. Hidup pada permukaan bawah daun dan pucuk yang masih muda, yang menyebabkan penebalan pada daun.

Tungau adalah hama yang paling berbahaya pada masa vegetatif karena membawa virus dan serangannya kadang-kadang berat.

Gejala serangan

Gejala serangan daun menjadi berwarna kekuning-kuningan kemudian karat, kemudian daun mengeriput dan kemerah-merahan lalu gugur dan pada

n

u

ra

in

i

Gejala serangan tungau pada daun Tungau pada daun

(11)

akhirnya tanaman akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Daun yang terserang menjadi salah bentuk atau tidak normal (malformasi)

Kutu bertepung putih (

Ferrisia virgata

Cockerell)

(Famili Pseudococcidae : Ordo Homoptera)

Pengenalan

Kutu F. virgata ini mempunyai panjang hingga 4 mm, berbentuk oval, agak pipih, beberapa dengan benjolan – benjolan pendek di sepanjang sisi tubuh badannya. Metamorfosa sederhana yaitu telur – nimfa – dewasa. Kutu ini

menghasilkan sekresi lilin berwarna putih dalam tepung yang berguna untuk perlindungan diri. Kutu bergerak cukup aktif. Penyebarannya sangat dibantu oleh angin, hujan dan hewan lain seperti semut. Nimfa dan kutu dewasa menghisap cairan pada bagian tanaman yang muda dan

z

a

in

a

l

m

a

h

m

u

d

Gejala serangan tungau pada pucuk tanaman jarak pagar

c

a

b

i

(12)

memproduksi embun madu yang disukai semut. Kutu dapat berfungsi sebagai penyebar dan penularan virus tanaman.

Kutu N. viridis bersifat polifag. Nimfa betina dapat dibedakan dengan melihat lapisan lilin di bagian dorsal berjumlah enam dan di bagian abdomen berjumlah lima. Badan kutu berwarna ungu kegelapan. Nimfa dan dewasa mengisap cairan pada bagian tanaman yang muda.

Gejala serangan

Jenis kutu menimbulkan kerusakan dengan gejala awal keriputnya bagian tanaman. Kemudian bagian tanaman yang terserang tersebut menjadi kering dan daunnya gugur. Kutu ini juga berfungsi sebagai vektor virus sehingga bagian tanaman juga dapat menjadi keriting karena terserang virus.

m

a

y

a

(13)

Wereng daun (

Empoasca

sp.)

(Famili : Cicadellidae dan Ordo : Homoptera)

Pengenalan

Merupakan salah satu hama utama di daerah tropis dan sub tropis. Di lapangan serangga ditemukan sepanjang tahun, tetapi sangat berbahaya bila menyerang lahan pembibitan. Betina meletakkan telur dalam jaringan daun, dekat dengan tulang daun di permukaan bawah.

Gejala Serangan

Nimfa dan imago mengisap cairan dari permukaan bawah sehingga daun berubah warna menjadi merah atau coklat, seringkali daun mengering dan mati atau daun menggulung/ mengeriting di bagian ujung.

c

a

b

i

(14)

Ulat grayak (

Spodoptera litura

)

(Famili : Noctuidae dan Ordo : Lepidoptera)

Pengenalan

Larva memiliki warna hitam terang dengan garis kuning pada abdomennya. Telur diletakkan berkelompok dalam berbagai ragam bentuk dan ukuran kurang lebih sebanyak 350 butir dan ditutup dengan bulu halus. Larva menetas setelah 3 – 5 hari dan hidup secara berkelompok dan merusak permukaan daun. Larva dewasa dalam waktu 2 minggu dapat mencapai panjang 50 mm. Pada siang hari larva bersembunyi di tempat teduh, sedang malam hari mereka menyerang tanaman muda. Pupa berada di dalam tanah. Kupu-kupu hidupnya pendek dan bertelur dalam 2 – 6 hari sebanyak 2.000 – 3.000 butir

Gejala Serangan

Penyebaran serangga ini termasuk sangat luas (kosmopolitan) terutama di negara Asia, Pasifik dan Australia. Serangga termasuk polifag pada berbagai jenis tanaman. Larva memakan daun tanaman, baik tanaman muda maupun tanaman dewasa dan meninggalkan bekas gigitan, pada serangan berat daun hanya tersisa tulang daunnya saja, bahkan terkadang tanaman menjadi gundul.

Ngengat Spodoptera Telur Spodoptera Larva Spodoptera

c

a

b

(15)

Belalang Daun (Famili Acrididae : Ordo Orthoptera)

Pengenalan

Belalang Valanga nigricornis berantena pendek, pronotum tidak memanjang ke belakang, tarsi beruas tiga buah, femur kaki belakang membesar, ovipositor pendek. Metamorfosa sederhana yaitu telur – nimfa – dewasa. I nduk meletakkan telur di tanah. Setelah menetas, nimfa mulai merusak tanaman, biasanya menggigit daun dari tepi atau bagian tengah. Kerusakan berat dapat terjadi jika belalang menyerang tanaman yang masih muda.

Gejala serangan

Adanya bekas gerekan belalang pada daun atau bagian tanaman muda. Selain itu juga terdapat kotoran belalang di sekitar tanaman.

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

m

a

y

a

(16)

16

Uret ( Famili Scarabaeidae : Ordo Coleoptera)

Pengenalan

Siklus hidup hama uret ini 9 – 11 bulan. Lama hidup imago 10 – 15 hari. I mago betina membuat lubang di dalam tanah saat akan bertelur. Telur diletakkan secara berkelompok, seekor betina dapat bertelur 15 – 60 butir selama hidupnya. Telur akan menetas setelah 6 – 14 hari. Larva yang baru keluar berwarna putih kebiruan. Larva instar ketiga berwarna kuning tua dengan bentuk tubuh seperti huruf C. Pada instar akhir larva hampir tidak berpindah tempat. Panjang instar akhir dapat mencapai 45–50 mm. Stadia larva sekitar 172 – 224 hari. Stadia pupa terbentuk setelah melewati masa prapupa selama 2–3 hari. Panjang pupa 25–35 mm dan diketemukan pada kedalaman 20–30 cm atau lebih. Lama stadia pupa 21–24 hari.

z a in a l m a h m u d c a b i

I mago uret

(17)

Gejala serangan

Stadia larva sangat berbahaya karena memakan akar tumbuhan inang dan mematikan tumbuhan tersebut. Larva memakan akar tanaman sehingga tanaman tampak layu seperti kekurangan air, daun berwarna kuning, mengering dan akhirnya mati.

Hama yang hanya menyerang pada pertanaman produktif

Kepik Lembing (

Chrysochoris javanus

Westw )

(Famili Pentatomidae : Ordo Hemiptera)

Pengenalan

Kepik mempunyai panjang badan sekitar 20 mm. Antena beruas tiga, lebih panjang dari kepala, berbentuk perisai yang khas. Scutellum berkembang dengan baik. Tubuh berwarna jingga kemerahan dan terdapat garis-garis hitam yang jelas. Metamorfosa sederhana yaitu telur – nimfa – dewasa. Siklus hidup berkisar 60 – 80 hari. Nimfa dan kepik dewasa gerakakannya lambat. Kepik lembing menyerang pada saat pembungaan, menjelang pembentukan buah dan menghisap buah, sehingga menimbulkan kerusakan pada kapsul buah yang sedang berkembang.

(18)

Adanya bekas tusukan kepik pada bunga atau buah yang diserang. Bunga atau buah menjadi coklat kehitaman. Bunga tidak bisa menjadi buah, sedangkan pada buah menjadi rusak tidak bisa dipanen.

Kepik Lembing pada buah jarak pagar

z

a

in

a

l

m

a

h

m

u

(19)

Penyakit yang menyerang mulai dari pembibitan hingga

pertanaman

Penyakit Bercak Daun Coklat

Penyebab penyakit Cercospora ricinella.

Gejala serangan

Gejala serangan pada daun ditandai dengan adanya titik hitam kecil atau titik coklat yang dikelilingi cincin berwarna hijau pucat berbentuk bulat atau agak bulat pada daun (berdiameter 1 – 3 mm). Sejumlah bercak muncul secara sporadis di permukaan daun. Ketika bercak membesar bagian tengah berwarna coklat pucat yang dikelilingi warna coklat tua. Bercak-bercak yang sudah tua berubah warna menjadi hijau keabu-abuan dengan kumpulan masa konidia di tengahnya. Beberapa bercak bergabung menjadi bercak yang tidak beraturan, pada serangan lanjut daun menjadi kering dan mudah jatuh.

m

a

y

a

(20)

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

m

a

y

a

Gejala serangan penyakit bercak Penyakit layu Fusarium.

Penyebab penyakit Fusarium oxysporum.

Gejala serangan

Bagian tanaman yang diserang yaitu daun. Serangan dapat terjadi pada bibit dan tanaman di lapangan. Serangan pada bibit menyebabkan daun-daun berwarna hijau pudar dan layu akhirnya mati. Serangan di lapangan menyebabkan daun-daun di bagian bawah rontok dan hanya menyisakan daun-daun di bagian atas saja.

Penyakit Bercak Daun Bakteri

(21)

Gejala serangan

Gejala yang ditimbulkan adalah berupa bercak bulat dan tidak beraturan berwarna coklat gelap. Bakteri tumbuh dengan baik pada temperatur 31º C. Gejala pada daun yaitu tampak bercak berwarna coklat kehitaman dan agak basah. Apabila daun yang terserang tidak segera dipetik, bercak akan menjalar ke batang dan dapat mematikan tanaman.

Gulma

Beberapa jenis gulma yang ditemui di pertanaman jarak pagar.

Suket grinting (Cynodon dactylon) Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Jaringan ketul (Bidens pilosa) Pembesaran dari gambar sebelah kiri

(22)

Jebungan (Cyperus difformis) Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Bayam eri (Amaranthus spinosus) Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Babandotan (Ageratum conyzaiodes) Pembesaran dari gambar sebelah kiri

c

a

b

i

c

a

b

i

m

a

y

a

m

a

y

a

m

a

y

a

m

a

y

(23)

P

P

P

E

E

E

N

N

N

G

G

G

A

A

A

M

M

M

A

A

A

T

T

T

A

A

A

N

N

N

O

O

O

P

P

P

T

T

T

J

J

J

A

A

A

R

R

R

A

A

A

K

K

K

P

P

P

A

A

A

G

G

G

A

A

A

R

R

R

Pengamatan adalah kegiatan pengumpulan informasi tentang keadaan populasi atau tingkat serangan OPT dan faktor yang mempengaruhi, pada waktu dan tempat tertentu.

Pengamatan dilaksanakan oleh petani/ petugas di lokasi yang dipilih untuk mewakili areal tertentu, dengan menggunakan metode tertentu agar menghasilkan data yang representatif.

Pengamatan dilakukan secara berkala, sekali seminggu atau sekali sebulan sesuai dengan fase rentan tanaman / saat mulai munculnya OPT sebaran.

(24)

Aspek- aspek dalam kegiatan pengamatan :

Sasaran pengamatan

Sasaran pengamatan pada pohon contoh tanaman jarak pagar dibedakan menurut organ tanaman, yaitu

a) akar

b) daun dan pucuk c) buah

Jenis OPT yang diamati pada bagian akar adalah jenis Scarabaeid (lundi, uret). Jenis OPT yang diamati pada bagian daun dan pucuk yaitu

Spodoptera litura (ulat grayak), Valanga spp. (belalang), Empoasca sp.

(wereng daun), Tetranychus sp. (tungau), Selenithrips rubrocinctus

(Thrips) dan Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih). Jenis OPT yang diamati pada bagian buah adalah Chrysochoris javanus (kepik lembing).

Pengambilan contoh

(25)

dengan luas kepemilikan kebun yang terbatas sebaiknya pengamatan dilaksanakan pada seluruh tanamannya.

Hasil pengamatan

Hasil pengamatan adalah populasi OPT sasaran atau tingkat serangannya. Hasil pengamatan dicatat pada tabel seperti terdapat pada Lampiran 1. Untuk kemanfaatan hasil pengamatan, sebaiknya pengamatan difokuskan pada OPT utama di pertanaman jarak pagar setempat, misalnya

Chrysochoris javanus (kepik lembing) dan penyakit Layu Fusarium.

(26)

P

P

P

E

E

E

N

N

N

G

G

G

E

E

E

N

N

N

D

D

D

A

A

A

L

L

L

I

I

I

A

A

A

N

N

N

O

O

O

P

P

P

T

T

T

J

J

J

A

A

A

R

R

R

A

A

A

K

K

K

P

P

P

A

A

A

G

G

G

A

A

A

R

R

R

Prioritas pengendalian OPT tanaman jarak pagar diutamakan pada tindakan pencegahan yang dimulai dari pemilihan klon unggul dan tahan terhadap OPT sasaran, menjaga kesehatan tanaman dengan mengatur kelembaban kebun, sanitasi, pemupukan yang bijaksana. Jika tindakan tersebut tidak berhasil menekan atau mempertahankan peningkatan infestasi OPT sasaran, dapat dilaksanakan tindakan berikut :

Uret (Famili Scarabaeidae : Ordo Coleoptera)

Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif cypermethrin, profenofos dan karbofuran. Pengendalian secara mekanis dengan mengumpulkan uret dan memusnahkannya. Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan aplikasi cendawan Beauveria bassiana.

Thrips (Famili Thripidae : Ordo Thysanoptera)

(27)

Tungau (Famili Eriophydae dan famili Tarsonemidae : Ordo Acarina)

Pengendalian secara kimiawi menggunakan akarisida berbahan aktif propargit dan amitras. Sanitasi di areal pertanaman dengan cara mengumpulkan daun terserang kemudian dibakar.

Kutu bertepung putih (

Ferrisia virgata

Cockerell)

(Famili Pseudococcidae : Ordo Homoptera)

Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif MI PC. Penggunaan insektisida masih kurang efektif karena telur, nimfa dan kutu dewasa ditutupi lapisan lilin sehingga cairan insektisida sulit menembus. Musuh alami kedua kutu ini antara lain : predator Curinus coerulus dan Coccinella repanda. Sanitasi kebun dilakukan dengan

membuang dan membakar bagian tanaman yang terserang.

Wereng daun (

Empoasca

sp.)

(Famili : Cicadellidae dan Ordo : Homoptera)

(28)

Ulat grayak (

Spodoptera litura

)

(Famili : Noctuidae dan Ordo : Lepidoptera)

Untuk mengatasi ulat grayak ini agak sulit karena seringkali serangan terjadi secara mendadak dan tidak diduga sebelumnya. Namun pengendalian dengan memadukan berbagai cara pengendalian, antara lain pengendalian secara mekanis dengan mengumpulkan kelompok telur dan larva instar awal, kemudian dimusnahkan; musuh alami yang ada di lapangan, misalnya parasit telur Telenomus spodopterae, parasit larva

Microplitis manilae, predator dari Carabidae, pathogen NPV dan

Borrelinavirus ; I nsektisida nabati dari serbuk biji nimba (SBM); bila

populasi tinggi dapat digunakan bio-pestisida yang berbahan aktif Bacillus thuringiensis atau virus Spodoptera litura-NPV; atau insektisida sistemik

yang direkomendasikan.

Belalang Daun (Famili Acrididae : Ordo Orthoptera)

Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif MI PC dan BPMC. Pengendalian secara hayati menggunakan cendawan

Metarhizium sp. atau Beauveria bassiana. Pengendalian secara mekanis

(29)

Kepik Lembing (

Chrysochoris javanus

Westw )

(Famili Pentatomidae : Ordo Hemiptera)

Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif imidachlorpid dan MI PC. Pengendalian dengan pestisida nabati dapat menggunakan ekstrak mimba. Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan mengumpulkan telur, nimfa dan imago kemudian dimusnahkan. Pengendalian secara kultur teknis dengan tidak menanam tanaman inang lain seperti padi, jagung, kacang-kacangan, jenis solanaceae di sekitar areal pertanaman.

Penyakit Bercak Daun Coklat.

Menggunakan varietas tahan dan toleran. Pengendalian penyakit dapat menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim atau mankozeb. Sering melakukan sanitasi kebun dengan membuang dan memusnahkan bagian tanaman terserang penyakit.

Penyakit layu Fusarium.

(30)

Untuk pengendalian di lapangan pengendalian dapat menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim. Sanitasi kebun dilakukan dengan cara membersihkan gulma, membuang dan membakar bagian tanaman yang sakit.

Penyakit Bercak Daun Bakteri

Dikendalikan dengan sanitasi, perlakuan biji yang akan digunakan sebagai bibit dan insektisida.

Gulma

Bibit jarak pagar peka terhadap persaingan dengan gulma selama awal pertumbuhannya. Oleh karena itu pengendalian gulma baik secara mekanis atau dengan herbisida dianjurkan selama fase awal penanaman. Gulma yang berada dalam polybag perlu dibersihkan / dicabut dengan interval 2 minggu sekali agar tidak mengganggu perakaran dan pertumbuhan bibit.

Seperti halnya di pembibitan, tanaman jarak pagar yang masih muda sangat peka terhadap pengaruh gulma di sekitar perakarannya. Untuk itu penyiangan gulma perlu dilakukan pada 20 hari setelah tanam, selanjutnya dilakukan sekali dalam 3-4 bulan.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat mengakses Login Sistem Informasi Masjid (SIMAS) dapat mengklik menu login pada halaman portal atau bila menu login tidak muncul pada menu diatas, anda dapat juga

Terutama untuk pendeteksian pipa tertanam yang tidak mampu dilakuk an oleh Side Scan Sonar dan Multibeam Echosounder, dapat mengandalkan Sub-Bottom Profiler yang memiliki

pencarian yang memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta, dari data- data tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan

Berdasarkan hasil penelitian dapat penulis simpulkan, bahwa Motivasi kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan KJKS BMT Mandiri

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa tema yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi ditinjau dari fungsi media adalah kondisi pendidikan di Pulau Belitung yang

Secondbagus merupakan perusahaan pertama yang menggabungkan konsep antara jual beli dan sedekah berbasis web, secondbagus bisa berkembang karena secondbagus adalah perusahaan

Daftar hadir masing-masing lembaga terlampir, dan telah sepakat serta menyetui Pemekaran Nagari Malalak menjadi empat Nagari yaitu Malalak Utara, Malalak Timur,

Namun demikian, kriteria yang ditetapkan gereja juga tidak boleh menjadi penghalang bagi seseorang untuk terlibat pelayanan; gereja perlu menyadari bahwa tidak ada