• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5 HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Dari Penelitian Analitik observasional dengan rancangan cross sectional yang dilakukan di Sekolah Dasar Pelangi kasih, Sekolah Dasar Theresia, dan Sekolah Dasar Negeri Pegangsaan 01 yang bertempat di Jakarta pada bulan November 2008, dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan dental anak berdasarkan usia dan jenis kelamin. Sebanyak 234 anak tahun ajaran 2007-2008 usia 6 dan 9 tahun mengikuti penelitian ini dan yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan adalah 200 anak. Hasil penelitian diolah menggunakan analisis Chi square.

5.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun

Tabel 5.1. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun Terhadap Lingkungan Perawatan Dental

Tingkat Kecemasan Dental

Sangat rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Variabel

n n n n n

1. Disentuh orang asing 56 21 9 11 3

2. Dilihat orang lain 37 35 13 12 3

3. Membuka mulut 49 13 1 31 6 4. Mulutnya diperiksa orang lain 52 16 5 23 4 5. Dokter 64 19 6 6 5 6. Dokter gigi 56 26 8 5 5 7. Jarum suntik 28 24 16 20 12

8. Suara bor dokter gigi 64 11 11 11 3

9. Melihat dokter gigi mengebor

47 20 12 21 0

10. Dokter gigi mengebor 24 20 17 32 7

(2)

instrumen dalam mulutmu

12. Tersedak 35 40 17 5 3

13. Pergi ke rumah sakit 53 30 6 6 5

14. Orang berseragam putih 71 11 8 8 2 15. Suster membersihkan gigimu 62 17 12 6 3

(3)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 1. Disentuh orang asing

2. Dilihat orang lain 3. Membuka mulut 4. Mulutnya diperiksa orang

lain 5. Dokter 6. Dokter gigi 7. Jarum suntik 8. Suara bor dokter gigi 9. Melihat dokter gigi mengebor 10. Dokter gigi mengebor 11. Orang meletakkan instrumen dalam mulutmu

12. Tersedak 13. Pergi ke rumah sakit 14. Orang berseragam putih 15. Suster membersihkan

gigimu

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 5.1. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun Terhadap Lingkungan Perawatan Dental

(4)

Gambar 5.1. menunjukkan tingkat kecemasan dental anak usia 6 tahun terhadap 15 variabel. Persentase terbesar dari 15 variabel untuk tingkat kecemasan dental sangat tinggi terdapat pada variabel 7 (jarum suntik) dengan jumlah 12% (12 orang), kriteria kecemasan dental tinggi ialah variabel 10 (dokter gigi mengebor) dengan jumlah 32% (32 orang), kriteria sedang ialah variabel 10 (dokter gigi mengebor) dan variabel 12 (tersedak) dengan jumlah 17% (17 orang), kriteria kecemasan dental rendah ialah variabel 12 (tersedak) dengan jumlah 40% (40 orang) sedangkan persentase terbesar untuk tingkat kecemasan dental sangat rendah terdapat pada variabel 11 (orang meletakkan instrumen dalam mulutmu) dengan jumlah 74% (74 orang).

5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat kecemasan Dental Anak Usia 9 Tahun

Tabel 5.2. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 9 Tahun Terhadap Lingkungan Perawatan Dental

Tingkat Kecemasan Dental

Sangat rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Variabel

n n n n n

1. Disentuh orang asing 7 30 51 10 2

2. Dilihat orang lain 15 29 51 4 1

3. Membuka mulut 12 8 22 55 3 4. Mulutnya diperiksa orang lain 19 9 19 49 4 5. Dokter 33 41 14 8 4 6. Dokter gigi 47 34 9 7 3 7. Jarum suntik 37 24 14 15 10

8. Suara bor dokter gigi 47 34 9 6 4

9. Melihat dokter gigi mengebor

44 23 22 8 3

(5)

11. Orang meletakkan instrumen dalam mulutmu

81 8 4 4 3

12. Tersedak 15 67 10 6 2

13. Pergi ke rumah sakit 53 33 7 4 3

14. Orang berseragam putih 48 31 13 6 2 15. Suster membersihkan gigimu 80 8 7 5 0

(6)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 1. Disentuh orang asing

2. Dilihat orang lain 3. Membuka mulut 4. Mulutnya diperiksa orang lain 5. Dokter 6. Dokter gigi 7. Jarum suntik 8. Suara bor dokter gigi 9. Melihat dokter gigi mengebor 10. Dokter gigi mengebor 11. Orang meletakkan instrumen

dalam mulutmu 12. Tersedak 13. Pergi ke rumah sakit 14. Orang berseragam putih 15. Suster membersihkan gigimu

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 5.2. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 9 Tahun Terhadap Lingkungan Perawatan Dental

(7)

Gambar 5.2. menunjukkan tingkat kecemasan dental anak usia 9 tahun terhadap 15 variabel. Persentase terbesar dari 15 variabel untuk tingkat kecemasan dental sangat tinggi terdapat pada variabel 7 yaitu jarum suntik dengan jumlah 10% (10 orang), kriteria kecemasan dental tinggi ialah variabel 3 (membuka mulut) dengan jumlah 55% (55 orang), kriteria kecemasan dental sedang ialah variabel 1 (disentuh orang asing) dan variabel 2 (dilihat orang lain) dengan jumlah 51% (51 orang), kriteria rendah ialah variabel 12 (tersedak) dengan jumlah 67% (67 orang) sedangkan persentase terbesar untuk tingkat kecemasan dental sangat rendah terdapat pada variabel 11 (orang meletakkan instrumen dalam mulutmu) dengan jumlah 81% (81 orang).

5.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun dan 9 Tahun

Tabel 5.3. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun dan 9 Tahun

6 Tahun 9 Tahun

Tingkat Kecemasan

Dental (orang) % (orang) %

Rendah 83 83% 76 76%

Tinggi 17 17% 24 24%

(8)

83% 76% 17% 24% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 6 Tahun 9 Tahun Fr e k ue n s

Kecemasan Dental Rendah Kecemasan Dental Tinggi

Gambar 5.3. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun dan 9 Tahun

Pada gambar 5.3. dapat dilihat persentase anak usia 6 tahun yang memiliki tingkat kecemasan dental rendah 83% (83 orang), tingkat kecemasan dental tinggi 17% (17 orang). Sementara itu pada anak usia 9 tahun yang memiliki tingkat kecemasan dental rendah 76% (76 orang), tinggi 24% (24 orang).

5.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.4. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki - laki Perempuan

Tingkat Kecemasan

Dental (orang) % (orang) %

Rendah 38 93% 45 77%

Tinggi 3 7% 14 23%

(9)

93% 77% 7% 23% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Laki-laki Perempuan F reku en s

Kecemasan Dental Rendah Kecemasan Dental Tinggi

Gambar 5.4. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 5.4. menunjukkan tingkat kecemasan dental tinggi pada anak laki-laki usia 6 tahun ialah 7% (3 orang) dan kecemasan dental rendah 93% (38 orang). Sedangkan pada anak perempuan usia 6 tahun yang memiliki tingkat kecemasan dental tinggi ialah 23% (14 orang) dan kecemasan dental rendah 77% (45 orang).

5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 9 Tahun berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.5. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 9 Tahun berdasarkan Jenis Kelamin

Laki - laki Perempuan

Tingkat Kecemasan

Dental (orang) % (orang) %

Rendah 35 69% 41 84%

Tinggi 16 31% 8 16%

(10)

69% 84% 31% 16% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Laki-laki Perempuan F rekuen s

Kecemasan Dental Rendah Kecemasan Dental Tinggi

Gambar 5.5. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 9 Tahun berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 5.5. menunjukkan tingkat kecemasan dental tinggi pada anak laki-laki usia 9 tahun ialah 31% (16 orang) dan kecemasan dental rendah 69% (35 orang). Sedangkan pada anak perempuan usia 9 tahun yang memiliki tingkat kecemasan dental tinggi ialah 16% (8 orang) dan kecemasan dental rendah 84% (41 orang).

5.6Tingkat Kecemasan Dental Berdasarkan Usia

Tabel 5.6. Hasil Uji Chi-square Tingkat Kecemasan Dental Berdasarkan Usia

Tingkat Kecemasan Usia

(tahun) Rendah Tinggi χ² p

6 83 17

9 76 24 1,503 0,220

Dari tabel 5.6. didapat bahwa hasil analisis bivariat antara usia dengan tingkat kecemasan dental dengan menggunakan uji Chi-Square (α = 0,05 dan df =

(11)

1) adalah dengan nilai p > 0,05. Secara statistik dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat kecemasan dental antara anak usia 6 dan 9 tahun namun tidak bermakna.

5.7.Tingkat Kecemasan Dental Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.7. Hasil Uji Chi-square Tingkat Kecemasan Dental Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Usia 6 Tahun

Tingkat Kecemasan Usia

(tahun) Rendah Tinggi χ² p

Laki – laki 38 3

Perempuan 45 14 4.618 0,032

Dari tabel 5.7. didapat bahwa hasil analisis bivariat tingkat kecemasan dental antara anak laki – laki dan anak perempuan usia 6 tahun dengan menggunakan uji Chi-Square (α = 0,05 dan df = 1) dengan nilai p < 0,05. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara anak laki – laki dengan anak perempuan usia 6 tahun dalam tingkat kecemasan dentalnya. Hal ini menandakan pada usia 6 tahun, anak perempuan memiliki tingkat kecemasan dental yang lebih tinggi dibandingan anak laki – laki.

5.8.Tingkat Kecemasan Dental Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.8. Hasil Uji Chi-square Tingkat Kecemasan Dental Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Usia 9 Tahun

Tingkat Kecemasan Usia

(tahun) Rendah Tinggi χ² p

Laki – laki 35 16

(12)

Dari tabel 5.8. didapat bahwa hasil analisis bivariat tingkat kecemasan dental antara anak laki – laki dan anak perempuan usia 9 tahun dengan menggunakan uji Chi-Square (α = 0,05 dan df = 1) dengan nilai p > 0,05. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara tingkat kecemasan dental anak laki – laki dengan anak perempuan usia 9 tahun dimana anak laki – laki memiliki tingkat kecemasan dental yang lebih tinggi daripada anak perempuan namun perbedaanya tidak signifikan.

(13)

BAB 6

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan kriteria inklusi anak yang bersekolah. Hal ini bertujuan agar anak mampu memahami pertanyaan dengan lebih baik dibandingkan anak yang tidak bersekolah. Selain itu memudahkan peneliti dalam mengambil sampel penelitian serta mampu melakukan peninjauan ulang jika dibutuhkan. Peneliti juga memasukkan anak yang sudah pernah mendapat perawatan dental. Hal ini karena kuesioner dirancang untuk anak yang telah mendapatkan perawatan dan memungkinkan peneliti mendeteksi variabel - variabel kecemasan dental.

Dalam penelitian ini, peneliti memberi penjelasan langsung pada tiap anak menggunakan bantuan foto dan audiovisual tentang berbagai jenis perawatan dental untuk membantu anak mengingat kembali pengalamannya ke dokter gigi. Hal ini terutama dikhususkan untuk anak usia 6 tahun dimana kemampuan kognitifnya baru mulai mengalami perkembangan dan rentang perhatian yang masih terbatas.23 Selain itu, peneliti menggunakan teknik wawancara untuk memperoleh ketepatan tinggi atau menghindari bias seperti bila diisi sendiri anak dan orang tuanya. Hal ini disebabkan karena ada kemungkinan orang tua menjawab apa yang baik tentang anaknya bukan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, peneliti juga mampu menjelaskan bila ada hal – hal yang tidak dimengerti oleh anak. Hal yang terpenting ialah peneliti mengetahui bahwa anak sungguh-sungguh mengerti dan mengisi dengan benar. Peneliti mengambil sampel anak usia 6 tahun karena pada usia ini anak memasuki periode middle childhood dan awal dari mixed dentition. Kemudian usia 9 tahun karena anak memasuki tahap pra-remaja.9, 28 Peneliti berharap melihat apakah ada perbedaan dalam tingkat kecemasan dentalnya.

Penelitian ini menggunakan kuesioner CFSS-DS karena alat ini memiliki tingkat reliabilitas dan validitas yang tinggi dan telah teruji, sederhana dan mudah digunakan, mampu membedakan antara anak yang takut dan tidak takut terhadap dental, dan telah banyak digunakan dalam standar pengukuran Internasional.1, 5

(14)

Pada penelitian ini, digunakan kuesiner CFSS-DS yang telah dimodifikasi urutan dari 15 variabelnya. Hal ini bertujuan agar pertanyaan dimulai dari variabel umum baru kemudian masuk ke pertanyaan yang spesifik dalam lingkungan praktik dental. Sistematika pertanyaan yang runtun diharapkan dapat membimbing pola pikir anak dan memperlancar wawancara.

Dalam melakukan pengolahan data ini digunakan uji nonparametrik Chi Square dengan program statistik. Tujuan dari uji ini diharapkan dapat diketahui apakah terdapat perbedaan tingkat kecemasan dental yang bermakna antara usia 6 dan 9 tahun dan jenis kelamin. Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan uji Chi Square adalah memiliki 2 kelompok kategorik (nominal atau ordinal) tidak berpasangan, sebaran datanya tidak normal, dan sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel.34

Hal menarik yang terlihat, variabel yang paling ditakuti anak usia 6 dan 9 tahun sama yaitu variabel 7 (jarum suntik) sebesar 12% (12 orang) untuk anak 6 tahun dan 10% (10 orang) untuk anak 9 tahun. Hasil ini sesuai dengan literatur yang menyatakan disuntik merupakan prosedur invasif yang dapat menimbulkan rasa sakit sedangkan rasa sakit merupakan pencetus dari kecemasan dan ketakutan dental.6

Alasan ini didukung dengan pendapat yang menyatakan bahwa kecemasan dental yang tinggi secara signifikan terkait dengan prosedur dental yang invasif seperti jarum suntik. Hal ini diperjelas oleh Kleinknecht dan Lenz yang menyatakan bahwa perawatan invasif tersebut erat kaitannya dengan darah dan perasaan takut akan luka pada tubuh yang tipikal muncul pada anak – anak.7 Selain itu penelitian Locker, Lindell, Dempster, dan Shapiro (1999) menunjukkan bahwa 74,8% pasien dengan pengalaman dental menyakitkan erat kaitannya dengan kecemasan dental dan tentunya disuntik merupakan hal yang menyakitkan.7

Bila diamati, variabel yang paling tidak ditakuti anak usia 6 dan 9 tahun juga sama yaitu variabel 11 (orang meletakkan instrumen dalam mulutmu). Jumlah anak yang menjawab tidak takut sama sekali untuk variabel ini pada usia 6 tahun ialah 74% (74 orang) dan 81% (81 orang) untuk anak usia 9 tahun. Hal ini disebabkan karena variabel tersebut bukan merupakan prosedur yang invasif.

(15)

Kendati demikian terdapat keistimewaan yaitu perbedaan urutan kecemasan dental anak mulai dari kriteria sangat tinggi sampai sangat rendah. Pada anak usia 6 tahun yaitu jarum suntik, dokter gigi mengebor, dokter gigi mengebor dan tersedak, tersedak, dan orang meletakkan instrumen dalam mulutmu. Berbeda dengan anak usia 6 tahun, pada usia 9 tahun urutannya tingkat kecemasan dental dari sangat tinggi sampai sangat rendah yaitu jarum suntik, membuka mulut, disentuh orang asing dan dilihat orang lain, tersedak, orang meletakkan instrumen dalam mulutmu.

Berdasarkan kriteria tinggi dan rendah, prevalensi anak usia 6 tahun yang memiliki kecemasan dental tinggi adalah sebesar 17% (17orang), dan dengan kriteria kecemasan dental rendah adalah sebesar 83% (83 orang). Pada anak usia 9 tahun yang memiliki kecemasan dental tinggi adalah sebesar 24% (24 orang), dan dengan kriteria rendah yaitu 76% (76 orang).

Bila ditinjau dari aspek usia maka terlihat anak 9 tahun memiliki tingkat kecemasan dental yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak usia 6 tahun. Namun perbedaannya tidak signifikan yakni sebesar 7% (7 orang). Hal ini dapat terjadi karena pengaruh yang kuat dari tahap sosial emosional anak. Pada usia 9 tahun anak berada dalam periode integrasi emosional dimana beberapa sifat emosional dalam dirinya masih labil seperti memiliki tingkat kecemasan yang tinggi bila dibandingkan dengan usia lain. Semua tuntutan dan kebinggungan dari usia sebelumnya terintegrasi dalam usaha pencapaian jati diri yang stabil.29 Hal ini sejalan dengan pendapat Winner (1982) yang mengemukakan bahwa ada indikasi bertambahnya ketakutan dental anak seiring meningkatnya usia, khususnya setelah usia 7-8 tahun. Ia menyatakan hal ini berkaitan dengan perkembangan fisiologis dan psikologis. Penelitian yang dilakukan Ollendick, Matson, dan Helsel (1985) juga menemukan tingginya angka takut akan bahaya pada remaja dibandingkan anak yang lebih muda.18 Sementara literatur menyatakan bahwa anak usia 9 tahun merupakan tahap perubahan pra remaja.9 Oleh karena itu, tampak bahwa anak yang lebih tua merasakan dan memproses pengalaman dental berbeda dengan anak yang lebih muda.19 Situasi yang menyebabkan kecemasan biasanya hilang dengan cepat pada tahap akhir perkembangan.29 Hal ini juga didukung oleh penelitian Herbertt dan Innes yang menemukan anak umur 8-9

(16)

tahun paling banyak mengalami kecemasan dental dan paling tidak kooperatif selama perawatan dental.14

Bila dilihat dari aspek sosial, kita dapat melihat bahwa anak usia 9 tahun suka bergaul dalam kelompok, berdiskusi, dan memiliki perasaan empati yang kuat.29 Akibatnya kecemasan dental dari teman sebaya dan orang tua dapat cepat dirasakan olehnya. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan ketakutan dental didapatkan melalui pembelajaran sosial dari saudara kandung, kenalan, dan teman. Anak dapat belajar dari cerita teman sebayanya yang “dibesar - besarkan” serta juga merefleksikan kecemasan dental orang tuanya.17, 20.

Selain itu, seiring bertambahnya usia, anak yang lebih tua tentunya memiliki risiko yang lebih besar untuk menerima perawatan restoratif yang lebih ekstensif dibandingkan anak yang lebih muda.18 Hal ini juga salah satu hal yang dapat menyebabkan anak usia 9 tahun lebih cemas terhadap perawatan dental dibandingkan usia 6 tahun.

Klinberg dan Raadal menyebutkan kecenderungan dari temperamen ialah sifat malu, yang ditemukan pada 10% populasi anak. Sifat ini mengakibatkan anak sulit beradaptasi dalam situasi baru. Hal ini tampak jelas saat bertemu orang asing. Pada situasi ini, anak yang pemalu dihalangi atau bahkan canggung, dengan perasaan ketegangan dan sedih serta cenderung keluar dari interaksi sosial. Kecenderungan temprament lainnya ialah emosi negatif seperti menangis, takut, marah dan temper tantrum. Dua kecenderungan temperamen tesebut yaitu malu dan emosi negatif telah diasosiasikan dengan rasa cemas dan takut terhadap perawatan dental.17 Alasan ini sejalan dengan teori yang menyatakan anak usia 9 tahun memiliki karakteristik sensitif terhadap kritik dan mudah malu.29 Hal ini sesuai dengan penelitian Locker, Lindell, Dempster, dan Shapiro (1999) yang menyatakan bahwa populasi yang menderita kecemasan dental sebanyak 13,3% terkait dengan pengalaman yang memalukan.7 Sharma juga menyatakan bahwa secara neurologis, rongga mulut ialah salah satu regio yang paling sensitif dari tubuh manusia dan sumber perasaan aman. Hal ini disebabkan oleh banyaknya reseptor pengecapan rasa, sentuhan, temperatur dan persepsi sakit. Akibatnya seseorang mungkin malu dan takut menunjukkan status kesehatan mulutnya.21

(17)

Hasil penelitian memperlihatkan pada usia 6 tahun anak perempuan memiliki perbedaan tingkat kecemasan dental yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan anak laki –laki. Perbedaannya yang terjadi besar yakni sebesar 16%. Pendapat ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Liddell dan Murray bahwa tingkat kecemasan dental anak perempuan lebih besar dibandingkan anak laki – laki.18 Lindell dan Locker (1977) juga menyatakan bahwa perbedaan ini disebabkan karena persepsi bahwa perempuan memiliki kontrol yang lebih lemah dalam prosedur dental.35 Selain itu ada penelitian yang menyatakan bahwa perempuan memiliki rasa takut yang lebih besar pada stimuli yang spesifik seperti jarum suntik dan bur dibandingkan laki – laki sedangkan kita tahu jarum suntik dan bur adalah 2 hal yang erat kaitan dengan kerja dokter gigi. Penelitian juga menyatakan bahwa perempuan memiliki ambang rasa sakit yang lebih rendah dibandingkan laki – laki sehingga toleransi terhadap rasa sakit juga rendah. Penemuan Pierce dan Kirkpatrick (1992) yang diterbitkan dalam jurnal psikologi juga menambahkan bahwa wanita lebih terbuka dalam mengekspresikan ketakutan dibandingkan laki – laki.36

Uniknya hal ini terjadi bertentangan pada anak usia 9 tahun dimana tingkat kecemasan dental anak laki – laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Hal ini dapat dijelaskan oleh adanya perbedaan kematangan fisiologis dan emosional dari anak perempuan yang lebih tinggi dibandingkan anak laki – laki pada usia tersebut. Dimana anak laki – laki usia 9 tahun baru mulai belajar mandiri sehingga proses kemandirian itu anak banyak merasakan perasaan tidak aman.30 Kematangan emosional akan meningkatkan kemampuan mengevaluasi dan menangani ketakutan. Anak yang secara mentalnya bertumbuh memiliki kemampuan untuk konsentrasi pada tujuan, menahan sakit dan memotivasi dirinya sesuai tuntuan lingkungan.10

Adapun kelemahan – kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini ialah tidak mengikutsertakan pemeriksaan fisiologis untuk mendeteksi curah jantung, tekanan nadi, konduksi kulit, ketegangan otot, tekanan darah, saliva sekresi yang merupakan ciri – ciri meningkatnya kecemasan dental.

Gambar

Gambar 5.1. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun Terhadap Lingkungan Perawatan  Dental
Gambar 5.1. menunjukkan tingkat kecemasan dental anak usia 6 tahun  terhadap 15 variabel
Gambar 5.2. Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 9 Tahun Terhadap Lingkungan Perawatan    Dental
Gambar 5.2. menunjukkan tingkat kecemasan dental anak usia 9 tahun  terhadap 15 variabel
+5

Referensi

Dokumen terkait

Katup kontrol balik fungsi arah aliran/fungsi ATAU (shuttle valve) berfungsi untuk mengontrol arah aliran satu arah atau dua sumber tekanan yang masuk.. Gambar 1.2

Okelah kalau begitu…dalam teknik sentuhan hal yang harus pertama bisa kita sentuh adalah tangan si wanita bila kita berada di depannya dan pundak si wanita

•   Little is known of the level and type of care being provided by family in palliative care, including home

Ini adalah karya-karyanya yang berhubungan dengan perempuan, karya-karya Quraish Shihab secara keseluruhan akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya.... Mengenai persoalan asal

Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya Dengan Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Sahabat MQ/ Taman Pintar Yogyakarta optimis dapat memenuhi target jumlah pengunjung tahun 2009/ sejumlah 1 juta orang// Hal tersebut mengingat/ hingga kemarin sore/ jumlah

PENGERTIAN 1. Pelaporan kecelakaan kerja adalah kegiatan untuk melaporkan semua jenis kecelakaan kerja yang terjadi baik ringan, sedang maupun berat saat sedang melakukan

Strategi-strategi yang telah diterapkan oleh industri rumah tangga Oting Food yaitu menjaga kebersihan serta kahalalan proses produksi, tetap menggunakan bahan-bahan yang halal