• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PAD1 DAN PERLUASAN AREAL TANAM DAN PENGEMBANGAN UBI KAYU (P3PATPU) DI LONG MIDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PAD1 DAN PERLUASAN AREAL TANAM DAN PENGEMBANGAN UBI KAYU (P3PATPU) DI LONG MIDANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PAD1 DAN

PERLUASAN AREAL TANAM DAN PENGEMBANGAN UBI

KAYU (P3PATPU) DI LONG MIDANG

Salah satu kegiatan penting dalam pelaksanaan program pengembangan masyarakat adalah melakukan evaluasi program. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah program yang dilakukan berhasil atau gaga!, mencapai sasaran atau tidak, sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau tidak, mampu memberikan manfaat atau tidak. Evaluasi program bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong tercapainya keberhasilan dan kendala yang menghambat pelaksanaannya, sehingga hasil evaluasi dapat menjadi masukan bagi pelaksanaan program.

Deskripsi Prograni Peningkatan Produktivitas Padi dan Perluasan Areal T a n a m d a n Pengembangan Ubi Kayu (P3PATPU)

Program P3PATPU merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Penyelenggaraan program di Kabupaten Nunukan adalah Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan di bawah Sub Dinas Bina Produksi dan Perlindungan Tanaman Pangan. Kegiatan ini dimulai akhir tahun 2004. Program ini dapat dibedakan tanaman ubi kayu hanya Kecamatan Nunukan dan Sebuku sedangkan peningkatan produktivitas padi dan perluasan areal tanarn padi untuk Kecamatan Krayan.

Kegiatan meningkatkan produktivitas padi melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian dipilih dengan pertimbangan bahwa masih tersedia lahan tidur yang belum dimanfaatkan. Pembukaan lahan persawahan yang baru dapat meningkatkan hasil produksi padi sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Nunukan mengupayakan agar ketahanan pangan di Kecamatan Krayan meningkat karena wilayah ini merupakan daerah yang masih rerisolir. Transportasi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat udara. Hal ini menyebabkan harga barang atau kebutuhan sangat tinggi. Kebutuhan

(2)

masyarakat Long Midang sering kali hams dipenuhi dari Malaysia karena harga iebih murah. Pengembangan tanaman ubi kayu tidak dilakukan di Kecamatan Krayan, karena ubi kayu bukan sebagai makanan pokok masyarakat suku Dayak Lundayeh. Hal ini seperti diungkapkan oleh Bapak Subandi (Kepala Sub Dinas Bina Produksi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Nunukan) yang mengatakan:

Ubi kuyu tidak dianjurkan di fanan1 di Krayan karena ubi kayu bukan n~akanan pokok masyarakaf sana. Ubi kuyu sebagai pemenuhan pangan allernatif bagi ma~yarakaf Kecamafan Sebuku ha[ ini karena makanan pokok penduduk Sebuku ferutama suka Dayak Tenggalan- Sen~antalun adalah ' iloi' yang dibuaf dari ubi kayu, selain itu ubi kayu

nierupakan bagian penling dari upacara adaf, yuiru upacara kema~ian.

Program P3PATPU merupakan upaya pemerintah Kabupaten Nunukan untuk meningkatkan produktivitas padi melalui pemberian bantuan permodalan secara bergulir. Bantuan permodalan diberikan kepada kelompok-kelompok tani di Kecamatan Krayan. Pendekatan yang digunakan adalah Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat (BPLM).

Dari 22 kelompok tani di Kecamatan Krayan yang memperoleh BPLM terdapat 5 kelompok tani yang berlokasi di Long Midang. Secara umum kegiatan ini didampingi oleh PPL pertanian dalam penyusunan rencana usulan kelompok. Syarat diberikannya dana bantuan yang diberikan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan diharuskan untuk membentuk kelompok yang setiap kelompok berjumlah 10 orang. Dalam ha1 ini setiap kelompok memperoleh dana bantuan sebesar Rp.20.000.000 yang penggunaannya disesuaikan dengan usulan rencana kelompok.

Kelompok tani yang disetujui untuk memperoleh BPLM diwajibkan membuka rekening dan mengajukan pennohonan kepada pimpinan proyek untuk menyalurkan dana pada rekening kelompok tani dan dilengkapi dengan beberapa persyaratan yang ditentukan. Setiap bulan kelompok tani harus membuat laporan tentang penerimaan dan pengeluaran bantuan. Pengembalian dana BPLM. dilakukan dalam waktu tiga tahun yang pembayarannnya telah ditentukan yaitu setahun sekali setiap kali panen. Selain diberikan bantuan berupa modal kelompok tani juga diberikan pembinaan tentang pengembangan kemitraan, pemupukan

(3)

organik yang seimbang. pertanian organik yang diikuti oleh penvakilan dari anggota kelompok tani.

Dalam pelaksanaan dilapangan, bantuan permodalan pada kelompok- kelompok tani tidak dilakukan sesuai dengan usulan kelompok yang diajukan. Penggunaan dana oleh kelompok dilakukan berdasarkan kesepakatan kelompok, sehingga pengembalian dana pinjaman tidak sesuai dengan perjanjian dengan pihak pemberi bantuan. Sampai saat ini ada kelompok tani yang masih belum mengembalikan dana sesuai dengan ketentuan seperti terlihat dari Tabel 5.

Tabel 5 pengembalian bantuan pinjaman langsung masyarakat

N a m a

Kelompok

Sehubungan program tersebut baru dilakukan pada musim tanam tahun 2005 maka pengembalian dana bantuan tersebut baru dilakukan satu kali angsuran.

Setiap tahun, kelompok tani mengembalikan dana pinjaman sebesar Rp. 6.500.000 sampai Rp.7.000.000. Dari lima kelompok, hanya dua kelompok tani yang mengembalikan dana bantuan sesuai dengan kesepakatan yaitu kelompok tani Maju Jaya dan Mandiri yang berlokasi di desa Pa'Rupai dan Buduk Kinangan. Kelompok tani lain belum dapat memenuhi plafon pengembalian bantuan dana sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan.

Bahwa dengan bantuan BPLM, anggota kelompok tani dapat meningkatkan produktivirtas padi dengan memperluas areal tanam. Perluasan areal tanam berpengaruh terhadap peningkatan hasil panen gabah. sehingga melebihi kebutuhan keluarga. Peningkatan produktivitas padi berdampak pada kemampuan anggota kelompok tani dalam mengembalikan pinjaman. Pengembalian pinjaman oleh anggota kelompok dapat b e ~ p a uang tunai atau padi. senilai besamya

Masa Mandiri Apa Kubilang Tunas Muda Maju Jaya Peruntukan Dana Besar Angsuran % I'adi sawah Padi sawah Mesin giling padi Padi sawah Padi sawah 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 4.650.000 6.500.0W 5.250.000 3.000.000 7.000.000

-

-

-

-

-

-

23.25 32.5 26.25 15 35

(4)

Tinjauan Program P3PATPU dalam Aspek Ekonomi d a n Sosial

Pembangunan Ekonomi Masyarakat

Pengembangan ekonomi dilakukan melalui perluasan areal persawahan dengan harapan dapat meningkatkan hasil produksi padi, sehingga dapat memelihara ketahanan pangan masyarakat setempat dan dapat dipasarkan di Negara Malaysia. Perkembangan perekonomian ini memerlukan kerjasama baik dalam bidang peraturan, kebijakan, ekonomi, sosial, serta hubungan kemitraan antara pemerintah lokal dengan masyarakat, sehingga mereka dapat menciptakan daya saing baik kompetitif niaupun komparatif atas potensi ekonomi lokal tersebut.

Dalam mengembangkan pembangunan ekonomi lokal, pemerintah bukan saja harus memperhatikan potensi yang ada di daerah, tetapi juga mencakup upaya memberdayakan masyarakat setempat. Pertumbuhan ekonomi lokal juga harus memperhatikan aspek lingkungan, serta dapat meningkatkan daya saing dan menumbuhkan partisipasi masyarakat.

P3PATPU di Kecamatan Krayan merupakan program strategis bagi pengembangan ekonomi masyarakat. Dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat, bantuan dana bergulir untuk peningkatan produktivitas padi dan perluasan areal tanam memberikan dukungan bagi keberlanjutan usaha tani. Melalui program ini, petani dapat memperoleh modal dan informasi tentang pengembangan usaha tani dalam rangka meningkatkan produktivitas padi. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan Kabupaten Nunukan.

Hambatan dalam pelaksanaan program P3PATPU adalah:

a. Kelompok tani yang ada di Long Midang merupakan bentukan Pemerintah. Hal ini terjadi karena dana BPLM dapat dicairkan jika sudah terbentuk kelompok tani dalam satu desa.

b. Kelompok tani selama ini belum dapat memanfaatkan potensi yang ada secara bijaksana karena keterbatasan dalam pengetahuan, teknologi pertanian. informasi dan belum adanya jaringan.

(5)

c. PPL sebagai pendamping kelompok tani kurang optimal dalam melaksanakan tugas.

d. Monitoring yang dilakukan pemerintah hanya merupakan formalitas.

e. Adanya kendala transportasi yang sulit dan mahal, sehingga menghambat dalam pemasaran hasil produksi.

f. Belum ada lembaga ekonomi lokal yang menangani perdagangan di daerah perbatasan, sehingga masyarakat mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil produksi dan berakibat pada rendahnya tingkat penghasilan.

Pengembangan Modal Sosial

Modal Sosial menurut Fukuyama (2000) diartikan sebagai seperangkat nilai - nilai internal atau norma-norma yang disebarkan d i antara anggota-anggota suatu kelompok yang mengijinkan mereka untuk bekerjasama antara satu dengan yang lainnya. la menambahkan bahwa prasarat penting untuk munculnya modal sosial adalah adanya kepercayaan, kejujuran dan timbal baik.

Selanjutnya Fukuyama juga mengatakan bahwa Modal sosial itu sendiri memiliki empat dimensi sosial, pertanla, adanya ikatan yang kuat antara anggota keluarga dan keluarga dengan tetangga sekitarnya yang didasari ikatan-ikatan kekerabatan, etnik, dan agama, k d u a adanya pertalian yaitu ikatan dengan komunitas lain di luar komunitas asal seperti terbentuknya jejaring atau asosiasi- asosiasi, ketiga adanya integritas organisasional yaitu keefektifan dan kemampuan institusi negara yang menjalankan fungsinya termasuk menciptakan kepastian hukum dan menegakkan peraturan, keen~pat adanya sinergi yaitu relasi antar pemimpin dan institusi pe~nerintahan dengan komunitas.

Berdasarkan petunjuk teknis yang ada bahwa petani penerima dana B P L M harus tergabung dalam wadah kelompok tani. Hal i n i menuntut patisipasi petani dalam kegiatan kelompok, patuh dengan aturan kelompok, berusaha bekerjasama mengembangkan usahataninya dalam kelompok. Partisipasi anggota dalam kelompok hanya tampak dalam proses perencanaan kegiatan kelompok. karena adanya tujuan untuk mendapatkan dana BP1.M.

D i Long Midang dari 95 KK. yang mendapat bantuan adalah 50 KK yang terbagi dalam 5 kelompok tani. Besarnya dana B P L M yang disalurkan pada

(6)

anggota kelompok rani tergantung dari kesepakatan kelompok. Besarnya dana yang disalurkan kepada anggota disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini dikarenakan ada anggota kelompok yang takut tidak dapat mengembalikan dana pinjaman. Tetapi ada juga anggota kelompok yang sampai saat penelitian berlangsung belum memerlukan dana bantuan tersebut.

Dalam kaitannya dengan kelompok tani Long Midang, keberadaan modal sosial dapat dilihat dari:

1. Adanya aturan yang mengikat serta terbentuknya jaringan antara anggota kelompok dengan warga masyarakat sehingga dapat mengembangkan produktivitas padi dengan baik.

2. Di dalam pelaksanaan program P3PATPU anggota kelompok tani mempunyai kerjasama yang baik, berinteraksi, berdasarkan kepercayaan.

3. Program P3PATPU merupakan program pengembangan ekonomi produktif

untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Kegiatan ini dapat menjembatani antara keinginan atau kebutuhan warga dengan program-program pemerintah sehingga dapat mengembangkan jejaring yang bersifat vertikal, yaitu kolaborasi antara masyarakat dengan pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait

Batu Bata Pinggir Rabat & Saluran ad.. Plesteran

Lebih lanjut, perdagangan Zona Euro meningkat menjadi EUR 25,79 miliar pada November 2020, dari EUR 20,15 miliar pada periode yang sama tahun lalu dan dibandingkan

Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti kepada remaja putri kelas XI IPA SMA Negeri 8 Denpasar pada bulan Desember 2015 terdapat 146

Hasil perhitungan kegagalan per satu juta kesempatan (DPMO) sebesar 79.375 sehingga diperoleh tingkat sigma sebesar 2,91 dan dapat disimpulkan bahwa kapasitas proses di CV

Perkembangan teknologi terkini membuat sistem komputer memiliki kemampuan komputasi tinggi untuk meningkatkan pengolahan data menjadi sebuah informasi yang dapat disimpan,

( 2 ) Atas permintaan pemegang hak dan dengan mengingat keperluan serta keadaan bangunan-bangunannya, jangka waktu tersebut dalam ayat ( 1 ) dapat diperpanjang dengan waktu

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I