LAPORAN TAHUNAN
2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG.
Negara Indonesia dengan keragaman kekayaan sumber daya alam hayati hewani dan nabati merupakan modal dasar pembangunan nasional, meskipun kesemuanya ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan kemampuan sumber daya manusia pengelola yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara maju.
Pengelolaan sumber daya hayati hewani dan nabati yang dianalogikan dengan pembangunan sektor pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, perolehan devisa melalui ekspor dan penekanan inflasi, maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergi dengan sektor lain.
Sumbangan besar sektor pertanian terhadap pembangunan nasional perlu dipertahankan, melalui upaya semua pihak untuk mempertahankan keberhasilan-keberhasilan yang dicapai seperti PDB, peningkatan pendapatan masyarakat dan perolehan devisa ekspor.
Salah satu kendala dalam rangka melaksanakan upaya ini adalah serangan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang dilaporkan dapat menurunkan produksi pertanian pada aspek kuantitas maupun kualitas yang berdampak pada nilai perolehan devisa ekspor karena komoditi kita dikenakan pemotongan harga secara otomatis atau mutu barang yang tidak sesuai dengan keinginan negara pengimpor.
Badan Karantina Pertanian merupakan unit eselon I Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab dalam rangka penyelenggaraan perkarantinaan pertanian sebagai upaya mencegah masuknya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari luar negeri dan penyebaran HPHK/OPTK dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Hingga kini Indonesia dinyatakan masih bebas dari beberapa HPHK dan OPTK yang telah endemis di negara lain, demikian pula halnya beberapa HPHK dan OPTK yang dilaporkan keberadaannya masih terbatas pada wilayah tertentu di Indonesia.
Pada tataran operasional Badan Karantina Pertanian membawahi beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah, antara lain Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dengan wilayah kerja layanan meliputi 3 (tiga) kabupaten / kota administratif yakni Kabupaten Merauke, Kabupaten Boven
Digoel dan Kabupaten Mappi, yang kesemuanya merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Merauke.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan /OT.140/3/2014 tanggal 22 Maret 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina 2015 menetapkan 3 (tiga) tempat pemasukan yaitu Bandara Mopah, Pelabuhan Laut Merauke, dan Pos Lintas Batas Sota (RI-PNG); 4 (empat) tempat pengeluaran yaitu Bandara Mopah, Pelabuhan Laut Merauke, Pelabuhan Sungai Asiki (Boven Digoel), dan Pos Lintas Batas Sota (RI-PNG); serta 5 (lima) tempat pemasukan dan pengeluaran antar area meliputi Bandara Mopah, Pelabuhan Laut Merauke, Kantor Pos Merauke, Pelabuhan Sungai Asiki (Kab. Boven Digoel), dan Pelabuhan Sungai Bade (Kabupaten Mappi).
Sampai dengan tahun 2017 wilayah kerja yang efektif melaksanakan kegiatan operasional ada 4 (empat) wilayah kerja yaitu wilker Pelabuhan Laut Merauke, Bandara Mopah Merauke, wilayah kerja Pos Lintas Batas Sota dan Kantor Pos Merauke, sementara untuk tempat pemasukan dan pengeluaran di Pelabuhan Sungai Asiki (Kabupaten Boven Digoel) dan Bade (Kabupaten Mappi) belum ditetapkan sebagai wilayah kerja karena keterbatasan sumberdaya manusia, jarak tempuh yang sangat jauh dan sarana transportasi yang hanya dapat ditempuh dengan pesawat, dan kapal laut sehingga
penetapan petugas di wilayah kerja dengan pemberdayaan SDM yang sangat terbatas sangat tidak memungkinkan dan membutuhkan biaya atau anggaran yang sangat tinggi.
Masih adanya tempat pemasukan dan pengeluaran yang tidak dijaga di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dibarengi dengan meningkatnya frekuensi lalu lintas media pembawa HPHK/OPTK serta didukung dengan moda transportasi yang beragam dan frekuensi kedatangan dan keberangkatan yang relatif tinggi, merupakan peluang besar masuk dan tersebarnya penyakit hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan pengawasan dan pemeriksaan lalulintas media pembawa HPHK dan OPTK.
Ancaman terhadap penyakit rabies masih menjadi perhatian yang besar dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dan Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke mengingat banyaknya tempat pemasukan dan pengeluaran yang belum terjaga oleh petugas karantina. Untuk lebih mempertegas peraturan tentang lalu lintas Hewan Penular Rabies (HPR) maka telah disyahkan Peraturan Daerah Kabupaten Merauke Nomor 7 Tahun 2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang Larangan Pemasukan Hewan Penular Rabies ke wilayah Kabupaten Merauke. Peraturan ini merupakan dukungan dari Pemerintah Daerah Merauke dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi karantina dalam upaya mempertahankan Kabupaten Merauke bebas dari penyakit Rabies.
Sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke, tahun 2017 melaksanakan kegiatan/program yaitu Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati.
Indikator kinerja utama program adalah sebagai berikut :
a. Efektifitas pengendalian risiko masuk dan menyebarnya HPHK dan OPTK, serta pangan yang tidak sesuai standar keamanan pangan; b. Efektifitas pelayanan ekspor komoditas pertanian dan produk tertentu; c. Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.
Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke senantiasa melakukan pembenahan secara internal maupun eksternal seperti kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka optimalisasi tugas pokok dan fungsi. Adapun jenis kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati meliputi :
a. Sertifikasi karantina hewan dan pengawasan keamanan hayati hewani; b. Sertifikasi karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati
nabati;
c. Pemantauan penyebaran dan Koleksi HPHK/OPTK;
e. Operasional perkantoran.
Dalam rangka evaluasi kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke tahun anggaran 2017, maka disusunlah Laporan Tahunan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Tahun 2017 dengan subtansi penyajian berbagai keragaman capaian kinerja kegiatan dan permasalahan-permasalahan / kendala yang dihadapi selama tahun anggaran 2017.
1.2. TUJUAN.
Penyajian Laporan Tahunan ini bertujuan untuk memberikan gambaran capaian kinerja Unit Pelaksana Teknis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke, permasalahan dan solusi yang telah dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi karantina pertanian selama tahun 2017.
1.3. STRUKTUR ORGANISASI.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, berada dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.
Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 yang meliputi tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang tersebar di 3 (tiga) Kabupaten/kota yakni Kabupaten Merauke, Kabupaten Boven Digoel, dan Kabupaten Mappi.
Berikut Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dapat dilihat pada gambar 1.
KEPALA STASIUN
MUHAMMAD MUSDAR,S.IP.,MM
KAUR TATA USAHA SAUMUR HI SYUKUR, S.SOS KA.SUB.SIE YAN OPS
IRIANCA JALIL
JAB FUNGSIONAL KH DAN KT
Gambar 1. Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Stasiun Karantina Petanian Kelas I Merauke masih mengalami kendala dan tantangan. Kendala yang dihadapi pada umumnya masih bersifat klasik yaitu keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) secara kualitatif maupun kuantitatif, sehingga penyelenggaraan kegiatan perkarantinaan pertanian belum optimal. Beberapa kendala antara lain tenaga fungsional belum memadai, penempatan petugas belum optimal dalam arti bahwa masih banyak tempat-tempat pemasukan/pengeluaran yang belum ada petugasnya karena keterbatasan sumberdaya manusia, namun demikian Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke berupaya terus menerus untuk meningkatkan pelayanan yang optimal kepada masyarakat khususnya pengguna jasa dengan membangun gedung baru sebagai wilayah kerja baru di Bade Distrik Edera Kabupaten Mappi
Untuk lebih jelasnya berikut peta wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke pada gambar 2.
Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke
BAB II Wilker Pel.Laut Merauke
Wilker Bandara Mopah Wilker PPLB Sota
VISI, MISI, MOTO
DAN JANJI LAYANAN SERTA NILAI BUDAYA KERJA 2.1. VISI
Visi merupakan gambaran tentang masa depan realistik yang dipilih dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi merupakan kondisi ideal tentang masa depan, terjangkau, dipercaya, meyakinkan dan mengandung daya tarik, sekaligus merupakan refleksi keadaan internal dan potensi kemampuan inti serta fleksibilitas suatu organisasi dalam menghadapi hambatan dan tantangan masa depan. Oleh karena itu sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian, Visi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yaitu “Terwujudnya Operasional Karantina Pertanian yang Tangguh dan Terpercaya”.
2.2. MISI
Misi adalah pernyataan apa yang harus dikerjakan oleh organisasi dalam hal ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke untuk mewujudkan visi. Misi organisasi bertujuan dan memiliki alasan mengapa organisasi itu ada. Dengan adanya misi akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke mengemban misi :
1. Melindungi dan menyelamatkan kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) di wilayah kerja Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke Provinsi Papua;
2. Mempertahankan bebasnya wilayah Kabupaten Merauke dari HPHK dan OPTK tertentu.
3. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di wilayah kerja layanan Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke Provinsi Papua;
4. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas Pertanian di wilayah kerja Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke Provinsi Papua;
5. Memperkecil peluang penyimpangan terhadap implementasi peraturan perundang-undangan dalam bekerja dan pemborosan keuangan melalui peningkatan pemahaman peraturan perundang-undangan yang berlaku serta penegakan hukum;
6. Membangun sarana dan prasarana pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke sesuai standar sarana yang ditetapkan oleh Badan Karantina Pertanian;
7. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik di wilayah kerja layanan Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke Provinsi Papua; dan
8. Membangun koordinasi, kerjasama dan komunikasi yang baik antara Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dengan Instansi Terkait, Badan Karantina Pertanian, dan Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.
2.3. MOTO
Moto merupakan aktualisasi diri serta cermin dari target sasaran atau tujuan pokok organisasi / lembaga. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Tahun 2017 menetapkan moto ” Izakod Bekai Izakod
Kai”, ”Bersama Anda Melindungi Negeri “ dan moto ini adalah moto
yang seiring dan sejalan sejalan dengan Badan Karantina Pertanian yang dipadukan dengan moto Kabupaten Merauke yang artinya “Satu Hati Satu Tujuan”. Moto atau semboyan tersebut melandasi sikap dan perilaku pelayanan yang diemban oleh setiap petugas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi hingga berjalan secara efektif dan tepat sasaran.
2.4. JANJI / MAKLUMAT PELAYANAN.
Maklumat pelayanan merupakan bentuk legalitas yang memberikan hak kepada masyarakat pengguna layanan untuk mendapatkan akses pelayanan publik yang sesuai dengan harapan dan kebutuhannya, perlindungan atau pengayoman, kepastian biaya dan waktu penyelesaian, mengajukan keluhan,
pengaduan dan melakukan pengawasan. Sebuah maklumat pelayanan membawa konsekuensi besar.
Maklumat pelayanan adalah salah satu bukti kesungguhan pemberi layanan publik untuk menerapkan prinsip - prinsip good governance (transparansi, akuntabilitas, keterbukaan dan keadilan) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatnya. Masyarakat harus mengetahui maklumat tersebut dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menyalurkan keinginan dan sarannya serta melakukan pengawasan dan komplain bila ada ketidaksesuaian antara yang dijanjikan dengan praktek pelaksanaannya.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dan khususnya pengguna jasa mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, yang di dalamnya ada 10 (sepuluh) prinsip dasar pelayanan umum yaitu : 1. Kesederhanaan prosedur. 2. Kejelasan. 3. Kepastian waktu. 4. Akurasi (ketepatan). 5. Keamanan. 6. Tanggungjawab.
8. Kemudahan akses.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. 10. Kenyamanan.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke sebagai pemberi layanan publik tidak bisa dilepaskan, harus menerapkan prinsip - prinsip tersebut. Dengan kalimat maklumat pelayanan yang berbunyi “Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Berkomitmen Mewujudkan Pelayanan Yang Cepat, Tepat dan Tidak Berbelit-belit ”.
Maklumat tersebut merupakan janji seluruh pegawai dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Sebuah maklumat pelayanan harus diartikan sebagai sebuah tanggungjawab besar yang disandarkan pada seluruh pegawai dari para pengguna layanan.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke selain mengacu pada Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 juga mengemban amanat Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan juga memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa sertifikasi komoditas wajib periksa karantina demi tercegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
dari/ke wilayah Negara Republik Indonesia.Terkait hal tersebut, pelayanan prima menjadi poin perhatian utama yang harus senantiasa dijaga agar terjalin
komunikasi yang efektif dan informatif terkait prosedur, persyaratan yang diketahui secara jelas dan transparan oleh pengguna jasa atau pemangku kepentingan lainnya.
2.5. NILAI BUDAYA KERJA.
Budaya kerja merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan diyakini oleh seluruh pegawai Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke sebagai landasan dan acuan untuk mencapai tujuan. Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke mendefinisikan budaya kerja dalam 29 (duapuluh sembilan) variabel pokok dan dari 29 (duapuluh sembilan) variabel pokok tersebut, disarikan/dikerucutkan menjadi 5 (lima) komponen nilai budaya kerja yang meresap kedalam segenap perilaku pegawai yaitu :
1. Komitmen.
Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita. Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya, sebagai sikap yang sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri seseorang.
Komitmen indikatornya adalah :
a. Mentaati peraturan/kesepakatan;
c. Menyamakan persepsi dalam langkah kerja;
d. Konsisten dan loyal terhadap pelaksanaan tugas; e. Menepati janji;
f. Menggunakan produk lokal.
2. Keteladanan.
Keteladanan adalah sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tentang perbuatan, kelakuan, sifat dan sebagainya).
Keteladanan indikatornya adalah :
a. Berperan aktif meningkatkan kinerja; b. Membangun keterbukaan dan komunikasi; c. Menghargai pendapat orang lain;
d. Bersikap tegas dan berani; e. Bersikap peduli.
3. Profesionalisme.
Profesionalisme adalah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional.
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang tugasnya;
b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensinya;
c. Melaksanakan tugas sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP);
d. Menyelesaikan pekerjaan sesuai target kinerja;
e. Melaksanakan pelayanan prima.
4. Integritas.
Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan atau suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang.
Integritas indikatornya adalah : a. Bersikap jujur;
b. Bertanggungjawab;
c. Bertindak sesuai nilai dan norma yang berlaku; d. Berinisiatif melaporkan penyimpangan;
e. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Disiplin adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
Disiplin indikatornya adalah : a. Mentaati ketentuan jam kerja;
b. Pemakaian seragam dan atribut kerja sesuai peraturan; c. Mengikuti upacara;
d. Menggunakan fasilitas kantor sesuai peraturan.
2.6. TUJUAN.
Tujuan merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yaitu melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, maka hasil yang dapat digambarkan adalah tingkat efektifitas penyelenggaraannya. Sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian, tujuan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke 2012 – 2017 adalah :
a. Melaksanakan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati dan hewani;
b. Meningkatkan kualitas sumber daya dan implementasi prinsip tata pemerintahan yang baik.
2.7. SASARAN.
Sasaran strategis Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian terbagi dalam 2 (dua) kelompok utama yaitu sasaran prioritas misi berorientasi pada proses internal utama yang berkaitan dengan tugas pokok yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, dan strategi pengembangan sumber daya berkaitan dengan dukungan manajemen yang mendukung langsung pencapaian sasaran prioritas misi.
2.7.1.SASARAN PRIORITAS MISI.
Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Sasaran merupakan bagian integral dari proses perencanaan strategis dan ditetapkan untuk dapat menjamin suksesnya pelaksanaan jangka menengah maupun jangka panjang yang bersifat menyeluruh, serta untuk memudahkan pengendalian dan pemantauan kinerja organisasi.
1. Melaksanakan kebijakan teknis operasional karantina pertanian berbasis kelestarian sumberdaya alam hayati dengan mempertimbangkan kepentingan perekonomian dan ketentuan internasional;
2. Meningkatkan kemampuan deteksi masuknya ancaman resiko melalui teknik dan metoda yang berbasis ilmu pengetahuan dan harmonis dengan kebijakan perekonomian nasional serta standar internasional; 3. Meningkatkan koordinasi, kerjasama dengan instansi terkait dalam
rangka peningkatan efektifitas operasional pelayanan dan pengawasan; 4. Meningkatkan sosialisasi, monitoring dan penegakan hukum dalam
rangka menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab pengguna jasa karantina dan masyarakat pada umumnya;
5. Melaksanakan dan meningkatkan kualitas operasional pelayanan dan pengawasan dengan tetap konsisten terhadap kebijakan dan prosedur.
2.7.2. SASARAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA.
1. Penyediaan sumberdaya manusia yang berkualitas dan kompeten dalam jumlah memadai;
2. Penyediaan sarana operasional yang optimal serta teknologi dan sistem informasi yang handal dan terintegrasi;
3. Meningkatkan daya guna teknologi dan informasi dalam manajemen administrasi dan operasional pelayanan;
4. Meningkatkan efektifitas pengendalian internal.
2.8. PROGRAM.
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran maka ditetapkan 7 (tujuh) program kerja Badan Karantina Pertanian sebagai pilar pembangunan, maka Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian melaksanakan program tersebut sebagai berikut :
1. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). 2. Pengembangan Kelembagaan.
3. Pengembangan Peraturan dan Sistem Perkarantinaan. 4. Pengembangan Kerjasama dan Public Awareness. 5. Pengembangan Teknologi Informasi.
6. Pengembangan Infrastruktur.
BAB III
CAPAIAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 3.1. DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI.
Dalam rangka mendukung tugas pokok Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke yaitu untuk mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPT maka kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia perlu mendapat perhatian Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke didukung oleh 21 (dua puluh satu) pegawai. Penyelenggaraan kegiatan kepegawaian pada Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke dalam melaksanakan tugas perkarantinaan dan fungsi kepegawaian pada Tahun Anggaran 2017 terdapat 21 (dua puluh satu) pegawai organik dengan rincian berdasarkan jabatan berikut pada tabel 1.
Tabel 1. Daftar Nominatif Pegawai Stasiun Karantina Pertaian Kelas I Merauke Berdasarkan Jabatan Tahun 2017 (TMT 31 Desember 2017).
NO. JABATAN JUMLAH (ORANG) 1. Struktural 3 2. POPT Pertama 3 3. Medik Veteriner 3 4. Paramedik Veteriner 3 5. POPT Terampil 4 6. Administrasi Umum 5 Jumlah 21
Berdasarkan golongan kepangkatan pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dengan komposisi golongan IV sebanyak 1 (satu) orang, golongan III sebanyak 12 (dua belas) orang, golongan II sebanyak 8 (delapan) orang, berikut pada tabel 2.
Tabel 2. Daftar Nominatif Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Berdasarkan Golongan Kepangkatan Tahun 2017 (TMT 31 Desember 2017). NO. GOLONGAN KEPANGKATAN JUMLAH (ORANG)
1 Golongan IV/a 1 2 Golongan III/d 2 3 Golongan III/c 2 4 Golongan III/b 4 5 Golongan III/a 3 6 Golongan II/d 2 7 Golongan II/c 6 9 Golongan II/a 1 JUMLAH 21
Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke terdiri dari lulusan Pasca Sarjana (S-2) sebanyak 4 (empat) orang, Strata Satu ( S-1) sebanyak 6 (enam) orang , Diploma III (D3) 1 (satu) orang, Diploma II (D2) Karantina Pertanian 2 (dua) orang, dan SLTA sebanyak 7 (tujuh) orang. Berikut daftar nominatif berdasarkan tingkat pendidikan terkakhir pada tabel 3.
Tabel 3. Daftar Nominatif Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tahun 2017 (TMT. 31 Desember 2017).
NO. PENDIDIKAN TERAKHIR PRODI /JURUSAN JUMLAH (orang)
1 2 3 4
1. Pasca Sarjana (S2) Manajemen 1
2. Sarjana (S2) Kedokteran Hewan 3
3. Pertanian/Agronomi 1
Pertanian HPT 1
Biologi 2
Sosial 2
4. Diploma (D3) Teknis Usaha Ternak Perah
2
5. Diploma (D2) Karantina Pertanian 2
6. SLTA SPP/Peternakan 1
SMT/Perkebunan 1
SMK/Budidaya Tanaman 1
MAN/ IPS 1
SMK/Sekretaris 1
JUMLAH 21 orang
Untuk lebih jelasnya Daftar Nominatif Pegawai Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 99.
3.2. KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI.
Pada tahun 2017 ada 5 (lima) orang pegawai Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke yang diusulkan untuk mendapatkan Kenaikan Pangkat pada periode April ada 2 (dua) pegawai teknis (paramedik veteriner) dan periode Oktober 2017 ada 3 (tiga) pegawai yang terdiri dari 1 (satu) pegawai struktural (Kepala Urusan Tata dan Usaha) dan 2 (dua) pegawai fungsional umum. Lima (5) orang pegawai tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Daftar Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Mengalami Kenaikan Pangkat Tahun 2017.
No Nama / NIP Pangkat / Gol Gaji Lama Gaji Baru TMT 1. Hervy Damayanti,A.Md
198611142008012001 Penata Muda/Tk.I/III.b 2.613.800 2.810.200 1/04/2017 2. Muhamad Irfandi,A.Ma
198409272009101001 Pengatur/ II.c 2.456.000 2.559.900 1/04/2017 3 Saumur Hi Syukur,S.Sos
4 Martina Tulak
198605042009102001 Pengatur / II.c 2.481.800 2.559.900 1/10/2017 5 Maria Magdalena Taliak
197304202009102001 Pengatur / II.c 2.481.800 2.559.900 1/10/2017 3.3. KENAIKAN GAJI BERKALA.
Selama tahun anggaran 2017 ada 2 (dua) pegawai Stasiun Karatina Pertanian Kelas I Merauke yang diusulkan dan telah menerima kenaikan gaji berkala. Para pegawai tersebut menerima kenaikan gaji karena telah memenuhi persyaratan yaitu terpenuhinya masa kerja dari pegawai-pegawai tersebut. Dua (2) pegawai yang menerima kenaikan gaji berkala dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Daftar Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang Menerima KGB Tahun 2017.
No Nama / NIP Pangkat / Gol LamaGaji Gaji Baru TMT 1. Muhammad Musdar,S.IP.,MM 196209071983031001 Pembina / IV.a 3.071.000 4.294.000 1/09/2017 2. Samijan 197405282005011001 Pengatur Tk.I 2.586.700 2.668.200 1/09/2017
3.4. MUTASI ALIH TUGAS PEGAWAI.
Pada bulan Oktober tahun 2017 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke, ada 1 (satu) pegawai teknis Paramedik Veteriner pelaksana yang mengalami mutasi alih tugas fungsi dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke ke Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura. Berikut nama pegawai yang mengalami mutasi alih tugas dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 Daftar Nama Pegawai yang Mutasi ke BKP Kelas I Jayapura.
No Nama Pangkat/Gol Jabatan TMT
1 Roby Irfan Lobo, A.Md NIP.197406062009011001
Pengatur Tk.I
/ II.d ParamedikVeteriner 01/10/2017
3.5. TUGAS BELAJAR PEGAWAI PROGRAM STRATA DUA (S2).
Dalam upaya memperoleh sumberdaya manusia pertanian yang berkualitas, unggul dan mampu mendukung tugas pokok dan fungsi pegawai pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke, untuk itu Kepala Stasiun Karantina Pertanian memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para pegawai untuk mengikuti program tugas belajar tahun 2017 yang ditawarkan oleh Kementerian Pertanian melalui anggaran Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP), yang ditujukan kepada Eselon I dalam hal ini Badan Karantina Pertanian, yang kemudian ditindaklanjuti ke masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) baik pusat maupun daerah.
Berdasarkan surat Kepala Pusat Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian Nomor 379/TU.220/I.3/01/2017 tanggal 23 Januari 2017 tentang Permintaan calon peserta tugas belajar baik dalam maupun luar negeri dan Surat Sekretaris Badan Karantina Pertanian Nomor 764/TU.220/K.1/1/2017 tanggal 25 Januari 2017 hal Permintaan data calon peserta tugas belajar Program Strata 2 ( Magister) dan Strata 3 (Doktor) baik dalam maupun luar negeri. Berdasarkan surat tersebut di atas, ada 5 (lima) orang pegawai
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke berminat dan mendaftar untuk mengikuti tes sesuai lokasi yang ditentukan oleh Pusat Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian yaitu di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang pada tanggal 24 sampai dengan 25 Februari 2017.
Beberapa tahapan yang harus dilalui calon peserta tugas belajar yaitu diantaranya seleksi administrasi, seleksi Tes Kemampuan Akademik (TPA) dan Psiko Tes / tes wawancara yang dilakukan di Jakarta. Adapun pegawai yang mendaftar dan mengikuti tes Program Tugas Belajar Strata 2 dan Strata 3 dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7 Daftar Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang mengikuti Tes Program Tugas Belajar S2 dan S3 Di STPP Malang.
No Nama / NIP Pangkat /Gol BelakangLatar
Pendidikan IPK
Program Studi yang Diusulkan sesuai kebutuhan 1. drh.Retno Setyaningsih
199003312014032002 Penata Muda/Tk.I/III.b KedokteranHewan 3,65 Mikrobiologi Medik 2. drh. Haris Prayitno.
198808272014031001 Penata Muda/Tk.I/III.b KedokteranHewan 3,40 Mikrobiologi Medik 3 Abdul Rasyid, SP.
198302282014031001 Penata Muda/III.a Ilmu Hamadan Penyakit Tumbuhan
3,23 Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
4 Aji Purnomo,S.SI.
198512232014031001 Penata Muda/III.a Biologi 2,84 Entomologi 5 Buntas C. Sasongko, S.Si
198410242014031001 Penata Muda/III.a Biologi 3,16 Entomologi
Berdasarkan data tersebut di atas dari ke 5 (lima) pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang ikut tes, terdapat 1 (satu) pegawai atas nama drh Retno Setyaningsih dinyatakan lulus dan diterima di Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor (IPB) dengan Program Studi Mikrobiologik Medik (MKM) Tahun Akademik 2017/2018.
Program tugas belajar tersebut ditempuh selama 2 (dua) tahun dalam (empat) semester yang anggarannya dibiayai oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), selama melaksanakan tugas belajar yang bersangkutan dibebaskan dari kewajiban sehari-hari tanpa mengurangi hak-hak kepegawaian yang diperolehnya sehubungan dengan tugas kedinasan yang menjadi tanggung jawab Pegawai Negeri Sipil. Selama menjalankan tugas belajar yang bersangkutan wajib melaporkan perkembangan pendidikan setiap semester kepada pimpinan unit kerja masing-masing.
3.6. PENYERAHAN KEMBALI TUGAS BELAJAR STRATA DUA (S2).
Berdasarkan surat Sekretaris Badan Karantina Pertanian Nomor 7064/KP.320/L.1/8/2015 tanggal 11 Agustus 2015 Tentang Tugas Belajar Tahun Anggaran 2015, yang ditujukan kepada Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke, maka atas nama drh.Yunetta Putri Arios diterima sebagai peserta tugas belajar Program Magister (S2) di Institut Pertanian Bogor (IPB) Tahun Akademik 2015/2016 dengan mengambil bidang studi Mikrobiologi Medik (MKM) Fakultas Kedokteran Hewan dengan minat studi penyakit hewan.
Berdasarkan surat keterangan kelulusan Dekan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) Nomor 13955/IT3.10/PP/2017 tentang Kelulusan , bahwa atas nama drh.Yunetta Putri Arios, M.Si, telah memenuhi persyaratan
akademik dan administrasi sehingga yang bersangkutan dinyatakan Lulus Program Magister Sains (S2) pada tanggal 26 September 2017 dengan nomor pokok B253150144 dan nomor ijazah 2010171117, yang bersangkutan diserahkan kembali kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam hal ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke.
3.7. UJI KOMPETENSI MEDIK DAN PARAMEDIK VETERINER.
Berdasarkan surat Sekretaris Badan Karantina Pertanian Nomor 4433/KP.350/L.1/4/2017 tanggal 28 April 2017 tentang Panggilan Pelaksanaan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner yang ditujukan kepada 35 (tiga puluh lima) Kepala UPT, untuk menugaskan pegawai pada kegiatan Uji Kompetensi di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP) Rawa Banteng – Bekasi selama 4 (empat) hari dari tanggal 22 sampai dengan 25 Mei 2017.
Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang memperoleh panggilan untuk mengikuti Uji Kompetensi adalah drh.Retno Setyaningsih (Medik Veteriner Pertama) dan yang bersangkutan dinyatakan lulus Uji Kompetensi dengan surat keterangan Nomor
6958.1/KP.350/K/05/2017 tanggal 29 Mei 2017, untuk kenaikan jenjang jabatann setingkat lebih tinggi pada jabatan fungsional Medik Veteriner Muda.
3.8. PENGAJUAN DUPAK DAN MENERIMA HAPAK/PAK.
Pada tahun 2017 ada 6 (enam) pegawai teknis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang mengajukan Daftar Usulan Pengajuan Angka Kredit (DUPAK) untuk Periode I dengan Masa Penilaian Desember 2016 sampai dengan 31 Mei 2017 ke Kepala Sub.Bagian Kepegawaian Badan Karantia Pertanian dan telah menerima Hasil Penilaian Angka Kredit (HAPAK) pada bulan September 2017 dari Tim Penilai Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, POPT Ahli maupun Terampil Badan Karantina Pertanian. Daftar nama yang mengajukan Usulan Pengajuan Angka Kredit dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Daftar Nama Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang Mengajukan DUPAK Tahun 2017.
No. Nama/NIP Pangkat/Golongan Jabatan Tgl,Bln,TahunPengajuan 1. drh. Haris Prayitno.
198808272014031001 Penata Muda Tk.I/III.b Medik VeterinerPertama 6/01/2017 2. Abdul Rasyid, SP.
198302282014031001 Penata Muda /III.a POPT Pertama 6/01/2017 3. Aji Purnomo,S.SI.
198512232014031001 Penata Muda /III.a POPT Pertama 6/01/2017 4. Buntas C. Sasongko, S.Si
198410242014031001 Penata Muda /III.a POPT Pertama 6/01/2017 5. Samijan
197405282005011001 Pengatur Tk.I/II.d POPT Pelaksana 6/01/2017 6. Karsono
Pada kurun waktu tahun 2017 terdapat 6 (enam) orang pegawai yang telah menerima Hasil Penilaian Angka Kredit (HAPAK) dari Tim Penilai Angka Kredit Badan Karantina Pertanian, ke 6 (enam) pegawai tersebut terdiri dari : POPT Ahli Pertama sebanyak 3 (tiga) orang, POPT Terampil sebanyak 2 (dua) orang dan Medik Veteriner 1 (satu) orang. Daftar nama pegawai yang menerima Hasil Penilaian Angka Kredit dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9 Daftar Nama Pegawai SKP Kelas I Merauke yang Menerima Hasil Penilaian Angka Kredit (PAK).
No. Nama/NIP Pangkat/Golongan Jabatan Tgl,Bln,TahunPengajuan 1. drh. Haris Prayitno.
198808272014031001 Penata Muda Tk.I/III.b MedikVeteriner 27/09/2017 2. Abdul Rasyid, SP.
198302282014031001 Penata Muda /III.a POPT Pertama 27/09/2017 3. Aji Purnomo,S.SI.
198512232014031001 Penata Muda /III.a POPT Pertama 27/09/2017 4. Buntas C. Sasongko, S.Si
198410242014031001 Penata Muda /III.a POPT Pertama 27/09/2017 5. Samijan
197405282005011001 Pengatur Tk.I / II.d POPT Terampil 27/09/2017 6. Rosalyn Ruth Pasalli
3.9. PELATIHAN TEKNIS.
Untuk meningkatkan kualitas dan keahlian Sumber Daya Manusia dalam mendukung terlaksananya tugas pokok dan fungsi karantina, maka perlu diberikan pemahaman dan keterampilan kepada petugas karantina. Pada tahun 2017 kegiatan pelatihan teknis yang diikuti oleh para pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10 Daftar Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang Mengikuti Pelatih Teknis T.A. 2017.
No. Nama/NIP Kegiatan Tanggal Tempat
1. drh. Haris Prayitno
198808272014an031001 Bimtek danDesiminasi Tindakan Karantina Terhadap HPR dan Pemantauan HPHK 05 - 12/2/ 2017 MKP -BUTT Bekasi Bimtek Aplikasi Penetapan Instalasi KH dan Tindakan Karantina Terhadap Kuda 20 - 27/8/ 2017 MKP -BUTT Bekasi 2. Karsono
198903072015031004 Diklat Teknis DasarCalon POPT Terampil Tahun 2017
12/2
-13/6/2017 MKP -BUTT Bekasi 3. Haddad Hi Luth
197607032007011001 Pelatihan CalonBendahara Penerimaan Angkatan III Lingkup Kementerian Pertanian
18 - 23 /3/
2017 Bogor
3.10. CUTI PEGAWAI.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil pasal 1 menyatakan bahwa cuti Pegawai Negeri Sipil
yang disingkat dengan cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.
Pada tahun 2017 jumlah pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang mengambil cuti ada 13 (tiga belas) orang, berikut daftar nominatif pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang mengambil cuti tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11 Daftar Nominatif Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang Mengambil Cuti Tahun 2017.
No. Nama / NIP Pangkat /
Gol Jenis Cuti Lamanya Cuti 1 Muhammad Musdar,S.IP.,MM
196209071983031001 Pembina /IV.a TahunanCuti 29/6 – 7/7/2017 31/7 – 2/8/2017 2 Ning Tulasih, S.Sos
19670420200122001 Tk.I/III.dPenata TahunanCuti 26/1-12/2/2017 Cuti Alasan Penting 13-28/4/2017 2 – 5/5/2017 3 Drh.Retno Setyaningsih 199003312014031001 Muda Tk. IPenata / III.b Cuti Tahunan 18-26/4/2017 4 Hervy Damayanti, A.Md
198611142008012001 Muda /Penata III.a Cuti Tahunan 06-13/4/2017 5 Abdul Rasyid, S.P 198302282014031001 Muda /Penata III.a Cuti Tahunan 15-19/5/2017 6 Buntas Cahyo Sasongko, S.Si
198410242014031001 Muda /Penata III.a Cuti Tahunan 2-5/5/2017 7 Aji Purnomo,S.SI 198512232014031001 Muda /Penata III.a Cuti Tahunan 18-26/4/2017 8 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Pengatur /II.c TahunanCuti 16-20/10/20179-13/10/2017 9 Drh.Yunetta Putri Arios, M.Si
3.11. WORKSHOP, PELATIHAN LAIN DAN MAGANG.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia untuk mendukung terlaksananya tugas pokok dan fungsi karantina, maka perlu diberikan pemahaman dan pengetahuan baik latihan teknis maupun administrasi kepada para pegawai untuk menjawab adanya perubahan peraturan dan kebijakan baru, berikut nama pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke yang telah mengikuti workshop, pelatihan lain dan magang tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12 Daftar Pegawai yang Mengikuti Workshop, Raker, Sosialisasi, Desiminasi, dan Magang Tahun Anggaran 2017.
No. Nama/NIP Kegiatan Waktu Tempat
1. Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Rakernas Tahun 2017 4-9/01/ 2017 Bekasi
2 Irianca Jalil
1971032319994031001 Rakernas Tahun 2017 4-9/01/ 2017 Bekasi 3 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Workshop RekonsiliasiLaporan Keuangan Periode Lap Tahunan 2016
9-18 /1/2017 Balikpapan
4 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Rekonsiliasi BMNSemester II T.A. 2016 /1/201718-20 Jayapura 5 Haddad Hi. Luth
197607032007011001 Penyusunan Target danPagu Penggunaan Sebagian Dana PNBP Dalam Rangka Penyusunan Pagu Indikatif RAPBN Tahun 2018
10-13/01/
2017 Bogor
6 Haddad Hi. Luth
197607032007011001 Workshop RekonsiliasiLaporan Keuangan Periode Laporan Tahunan
14-18
/1/2017 Balikpapan
7 Maria M.Taliak
197304202009102001 Workshop RekonsiliasiLaporan Keuangan Periode Laporan Tahunan
11-18
/1/2017 Balikpapan 8 Irianca Jalil
1971032319994031001 Temu Koordinasi NasionalIntelejen Barantan 17 - 21/01/2017 Bekasi 9 Irianca Jalil
1971032319994031001 Temu Koordinasi NasionalPPNSBarantan 26 - 30/01/2017 Bekasi 10 Aji Purnomo,S.Si Magang Teknis Karantina 29/1 – Yogyakarta
198512232014031001 Tumbuhan 4/2/2017 11 Gustaf
P.I.Fenetiruma,A.Ma 198403112006041007
Magang Teknis Karantina
Tumbuhan 4/2/201729/1 – Yogyakarta 12 Muhammad
Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Rakor Pembebasan
Penyakit Hewan Menular I 29/1 s.d 2/2/2017 Manado 13 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Workshop KonsolidasiPenyusunan Laporan Keuangan BA 018 T.A.2016 Lingkup Kementan 30/1 – 3/2/2017 Jayapura 14 Maria M.Taliak
197304202009102001 Workshop KonsolidasiPenyusunan Laporan Keuangan BA 018 T.A.2016 Lingkup Kementan
30/1 –
3/2/2017 Jayapura
15 Buntas Cahyo S.S.Si
198410242014031001 Magang Teknis KarantinaTumbuhan 5-11 /2/2017 BBUSKPJakarta 16 Samijan
197405282005011001 Magang Teknis KarantinaTumbuhan 5-11 /2/2017 BBUSKPJakarta 17 Abdul Rasyid, SP
198302282014031001 Pertemuan EvaluasiKehumasan Karantina Pertanian T.A. 2017
8-12/2/2017 Bogor
18 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Seminar Tinjauan Aspek Hukum Pada Layanan Profrsi Dokter Hewan Yang Bebas Punglidan
Gratifikasi
10-12/2/
2017 Bogor
19 Hervy Damayanti,A.Md
198611142008012001 Magang Teknis KarantianaHewan 12-18/2/2017 Surabaya 20 Roby Irfan Lobo,A.Md
197406062009011008 Magang Teknis KarantianaHewan 12-18/2/2017 Surabaya 21 Saumur Hi. Syukur, S.Sos
196403141997031001 Apresiasi Pejabat PengelolaKeuangan Lingkup Barantan
20-25/02/
2017 Bogor 22 Martina Tulak
198605042009102001 Apresiasi Pengelola PejabatKeuangan Lingkup Barantan
20-25/02/
2017 Bogor 23 Edy Suhendro,SP
197803202006041018 Pelantikan danPengambilan Sumpah PPNS 19-22 /2/2017 Jakarta 24 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001 Pembekalan Pejabat Pengelola Keuangan Lingkup Kementerian Pertanian 22-25/2/ 2017 Jakarta
199003312014032002 Lingkup Barantan 2016 26 Abdul Rasyid, SP
198302282014031001 Temu Teknis LaboratoriumLingkup Barantan 22– 25/02/2016 Bogor 27 drh.Retno Setyningsih
199003312014032002 Magang Teknis KarantinaHewan 4/3/201726/2 – BBUSKP 28 Mohamad Irfandi,A.Ma
198409272009101001 Magang Teknis KarantinaHewan 4/3/201726/2 – BBUSKP 29 Irianca Jalil
1971032319994031001 Rakor TindaklanjutMempertahankan Papua Bebas Rabies dan HPAI/Flu Burung 29/1 -31/3/ 2017 Jayapura 30 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Rakor Penyusunan Rencana Kegiatan T.A. 2018
Wilayah Timur
6-11/3/ 2017 Padang Sumbar 31 Saumur Hi. Syukur, S.Sos
196403141997031001 Rakor Penyusunan RencanaKegiatan T.A. 2018 Wilayah Timur
6-11/3/ 2017 Padang Sumbar 32 Edy Suhendro,SP
197803202006041018 Rakor Penyusunan RencanaKegiatan T.A. 2018 Wilayah Timur
6-11/3/ 2017 Padang Sumbar 33 Edy Suhendro,SP
197803202006041018 Workshop PenyusunanE-Proposal Barantan T.A.2017 15-18/3/ 2017 SurakartaJateng 34 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001 Rakor PHM Laboratorium Se Wilayah Kerja BBV Maros 20-23/3/ 2017 Makassar 35 drh.Haris Prayitno
19880827 201403 1001 Temu Koordinasi PejabatFungsional Medik Veteriner dan Paramedik Vet. Lingkup Barantan
28/3
-1/4/2017 Bogor
36 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Workshop Pedoman Rehab Gedung Bangunan Lingkup Barantan
28/3
-1/4/2017 Yogyakarta 37 Edy Suhendro,SP
197803202006041018 Workshop Pedoman RehabGedung Bangunan Lingkup Barantan 28/3 -1/4/2017 Yogyakarta 38 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Forum Koordinasi UPT Dalam Mencapai Swasembada Pangan 2-6/4/2017 Bekasi 39 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001 Akreditasi Laboratorium
Lingkup Barantan 5-6/4/2017 BBUSKPJakarta 40 Saumur Hi. Syukur, S.Sos
196403141997031001 Rakornas KepolisianKhusus Lingkup Barantan 10-14/4/2017 BUTTMKPBekasi 41 Maria M.Taliak
T.A.2017 42 Muhammad
Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Indikatif
T.A.2018 Wilayah Timur
1-6/5/2017 Palu
43 Saumur Hi. Syukur, S.Sos
196403141997031001 Penyusunan Rencana KerjaAnggaran Indikatif T.A.2018 Wilayah Timur
1-6/5/2017 Palu
44 Edy Suhendro,SP
197803202006041018 Penyusunan Rencana KerjaAnggaran Indikatif T.A.2018 Wilayah Timur
1-6/5/2017 Palu
45 Abdul Rasyid, SP
198302282014031001 Uji Konfirmasi SeranggaGudang 7-13/2/2017 YagyakartaUGM 46 Aji Purnomo,S.Si
198512232014031001 Rakor Pejabat PengelolaInformasi dan Dokumentasi (PPID)
17
-20/5/2017 Bogor 47 Drh.Retno Setyaningsih
199003312014032002 Uji Kompetensi PejabatFungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner
21-26/5/2017 Bekasi
48 Irianca Jalil
1971032319994031001 Sosialisasi PelayananKarantina Pertanian yang Bebas Pungli.
22-24/5/
2017 Parepare
49 drh. Haris Prayitno
19880827 201403 1 001 Seminar Regional Papua –Papua Barat Hasil Pemantauan HPHK T.A. 2017
6-8/6/2017 Jayapura
50 Saumur Hi.Syukur, S.Sos
196403141997031001 Inhouse Training Kearsipan 1-3/6/2017 Ternate 51 Muhammad
Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Rakor Perpanjangan II PKS
Barantan – TNI AD 18 - 20 /6/2017 Jakarta 52 Muhammad
Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Konsultasi Dinas di
Barantan 20 - 22 /6/2017 Jakarta 53 Ning Tulasih, S.Sos
196704202001122001 Sosialisasi PengelolaanSistem Informasi Jabatan Fungsional Medik dan Paramedik Veteriner
5-9/6/2017 Yogyakarta
54 drh. Haris Prayitno
19880827 201403 1 001 Sosialisasi PengelolaanSistem Informasi Jabatan Fungsional Medik dan Paramedik Veteriner
5-9/6/2017 Yogyakarta
55 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Workshop Aplikasi Sistem Informasi Rancang
Anggaran (SIM-RA)
20 - 22 /6/
2017 Yogyakarta 56 Edy Suhendro,SP Workshop Aplikasi Sistem 20 - 22 /6/ Yogyakarta
Anggaran (SIM-RA) 57 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Rekonsiliasi Barang MilikNegara Semester I T.A.2017
7 – 8/6/ 2016 Jayapura
58 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Workshop RekonsiliasiPenyusunan Laporan Keuangan Barantan Periode Semester I Tahun 2017
9 – 18/7/
2016 PadangSumbar
59 Maria M.Taliak
197304202009102001 Workshop RekonsiliasiPenyusunan Laporan Keuangan Barantan Periode Semester I Tahun 2017
9 – 18/7/
2016 PadangSumbar
60 Samijan
19740528 200501 1 001 Sosialisasi PengelolaSistem Informasi Jabatan Fungsional POPT
16-19/4/2017 Bogor
61 drh.Retno Setyningsih
199003312014032002 Workshop NasionalPengamatan HPHK dan Tindakan KH Tahun 2017
17
-22/7/2017 Yogyakarta 62 drh. Haris Prayitno
19880827 201403 1 001 Workshop NasionalPengamatan HPHK dan Tindakan KH Tahun 2017 17 -22/7/2017 Yogyakarta 63 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001 Sosialisasi Program
KORPRI, BPJS dan Taspen 18 – 20/7/2017 Jayapura 64 Martina Tulak
198605042009102001 Sosialisasi ProgramKORPRI, BPJS dan Taspen 18 – 20/7/2017 Jayapura 65 Saumur Hi.Syukur, S.Sos
196403141997031001 Workshop SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
1-3/6/2017 Bali
65 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Rekon Ulang ke KPKNLUntuk Laporan SIMAK-BMN Periode Laporan Semester I Tahun 2017
25 – 26/7/
2016 Jayapura
66 Maria M.Taliak
197304202009102001 Monitoring danRekonsiliasi Aplikasi Monev SMART (PMK 249/2011) 26 – 28/7/ 2017 Makassar 67 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001 Internalisasi Reformasi
Birokrasi Lingkup Barantan 17 – 21/8/2017 Yogyakarta 68 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Rekonsiliasi Barang MilikNegara Semester I T.Aplikasi Terkait BMN dan Evaluasi Laporan Keuangan Terkait Implementasi Aplikasi
22 – 26/8/
E-Rakon T.A.2017 69 drh.Retno Setyaningsih
19900331 201403 2 002 Pembekalan Calon PesertaTugas Belajar Program S2 dan S3
24-25/8/2017 Jakarta
70 drh.Retno Setyaningsih
19900331 201403 2 002 Pembekalan Calon PesertaTugas Belajar Program S2 dan S3
28-31/8/2017 Jakarta
71 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Sosialisasi Aplikasi TerkaitTerkait BMN dan Evaluasi Laporan Keuangan Terkait T.A.2017
23 – 25/8/
2017 Bali
72 Maria M.Taliak
197304202009102001 Sosialisasi Aplikasi TerkaitTerkait BMN dan Evaluasi Laporan Keuangan Terkait T.A.2017
23 – 25/8/
2017 Bali
73 Haddad Hi. Luth
197607032007011001 Koordinasi danSinkronisasi Penatausahaan PNBP T.A. 2017
28-31
/8/2017 Makassar 74 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Workshop PenyusunanRKBMN T.A. 2019 4 – 8/9/ 2017 Surakarta
75 Rosalyn Ruth Pasalli
197705142006042029 Pembinaan dan ArahanTerkait Penyusunan Laporan Keuangan
12 – 14/9/
2017 Jayapura 76 Maria M.Taliak
197304202009102001 Pembinaan dan ArahanTerkait Penyusunan Laporan Keuangan
12 – 14/9/
2017 Jayapura 77 Samijan
197405282005011001 Sosialisasi PeraturanPerkarantinaan Tumbuhan 17-21/9/2017 YogyakartaSleman 78 Muhammad
Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Rapat Evaluasi Nasional Lingkup Barantan T.A. 2017
25 - 30/9/
2017 BUTTMKPBekasi 79 Hervy Damayanti,A.Md
198611142008012001 Sosialisasi PembaharuanAplikasi Inhouse Sistem TI Barantan
17-21/09/
2017 Yogyakarta 80 Aji Purnomo,S.Si
198512232014031001 Sosialisasi PembaharuanAplikasi Inhouse Sistem TI Barantan
17-21/09/
2017 Yogyakarta 81 Drh.Yunetta Putri Arios,
M.Si
198606122011012019
Apresiasi Penyelesaian
Kasus Pelayanan Publik 31/10 – 4/11/2017 Solo 82 Martina Tulak
198605042009102001 Koordinasi danSinkronisasi Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Bendahara Pengeluaran
24 – 28
/10/2017 Yogyakarta
196209071983031001 Pemasukan dan
Pengeluaran MP HPHK dan OPTK
84 Hervy Damayanti,A.Md
198611142008012001 Sosialisasi PembaharuanAplikasi Inhouse Sistem TI Barantan
21-25/11/
2017 Banten 85 Aji Purnomo,S.Si
198512232014031001 Sosialisasi PembaharuanAplikasi Inhouse Sistem TI Barantan
21-25/11/
2017 Banten 86 drh. Haris Prayitno
198808272014031001 Temu Teknis LaboratoriumPeserta Uji Profesiensi 7-9/11/2017 Bogor 87 Abdul Rasyid, SP
198302282014031001 Magang ruang LingkupAkreditasi Laboratorium dan Kegiatan Uji Kon firmasi/Rujukan
7-11/11/2017 BBUSKP
88 Buntas Cahyo S,S.Si
198410242014031001 Magang ruang LingkupAkreditasi Laboratorium dan Kegiatan Uji Kon firmasi/Rujukan 7-11/11/2017 BBUSKP 89 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001 Sosialisasi Peratura KH 9 – 12/11/ 2017 Banten 90 Edy Suhendro,SP
197803202006041018 Revisi DIPA SKP Kelas IMerauke T.A.2017 13 - 15/11/2017 Jayapura 91 Irianca Jalil
1971032319994031001 Koordinasi OperasionalAntar Unit UPT. 23 - 26/11/2017 BBKPSurabaya 92 Muhammad
Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Rapat Sinkronisasi dan Konsultasi Peraturan Perkarantinaan
28 –
30/11/2017 Bogor 93 Saumur Hi.Syukur, S.Sos
196403141997031001 Konsultasi PenghapusanBMN ke KPKLN Jayapura 30/11/201729- Jayapura 94 Ning Tulasih, S.Sos
196704202001122001 Magang AdministrasiKepegawaian dan Kearsipan
19-22/12/2017 Surabaya 95 Satiyem, S.Sos
THL Magang AdministrasiKepegawaian dan Kearsipan 19-22/12/2017 Surabaya 96 Muhammad Musdar,SIP.MM 196209071983031001 Rapim Kementerian Pertanian /12/201712 –14 Jakarta 97 Irianca Jalil
1971032319994031001 Workshop InovasiPelayanan Publik Barantan 10 - 14/12/2017 Bogor 98 Muhammad
Musdar,SIP.MM 196209071983031001
Rapat Sinkronisasi dan Konsultasi Peraturan Perkarantinaan
27/11 –
BAB IV
CAPAIAN PENGUATAN PERATURAN DAN SISTEM PERKARANTINAAN SERTA
KINERJA OPERASIONAL
Kegiatan operasional karantina pertanian berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2000 terkait tindakan karantina hewan dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2002 untuk pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan. Keduanya adalah tindak lanjut pelaksanaan Undang Undang nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.
Capaian kinerja operasional dalam rangka pencegahan OPTK/HPHK dan pengawasan keamanan hayati Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke tahun 2017 meliputi pelayanan pemeriksaan terhadap komoditas pertanian (hewan dan tumbuhan) atas pemasukan (impor),pengeluaran (ekspor) dan antar area (domestik masuk/domestik keluar).
Berdasarkan data operasional frekuensi kegiatan tindakan karantina pertanian tahun 2017 didominasi oleh tindakan pemeriksaan karantina antar area untuk komoditas Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan, Benda Lain maupun Tanaman Hidup dan Benih, Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih, Hasil Tanaman Mati yang Telah Diolah/Tidak Diolah yaitu Domestik Keluar 3.091 kali, Domestik Masuk 62 kali, Impor Nihil dan Ekspor Nihil untuk
komoditas karantina hewan dan Domestik Keluar 1.307 kali, Domestik Masuk 428 kali, Impor Nihil dan Ekspor 76 kali untuk komoditas karantina tumbuhan.
Terkait dengan kegiatan operasional di wilayah kerja Sota (Pos Lintas Batas) antara RI-PNG hanya belum dapat dilaksanakan secara maksimal. karena media pembawa masih merupakan barang tentengan yang bersifat barter komoditi untuk keperluan konsumsi masyarakat setempat dan sangat tradisional. Untuk sementara Petugas Karantina hanya melakukan pencatatan jenis komoditi, jumlah dan frekuensi yang dibawa oleh pelintas batas baik dari PNG ke Indonesia dan sebaliknya.
Aktifitas pelintas batas tidak didukung infrastruktur kedua belah pihak meskipun pihak Republik Indonesia sudah melengkapi kantor Samsat, CIQS ( custom, Immigration, Quarantine dan Security) namun dipihak Papua New Guine (PNG) tidak dilengkapi sama sekali karena masih berupa hutan dengan sarana jalan setapak yang hanya dapat dilewati dengan sepeda ontel atau sepeda motor.
Adapun komoditi yang dibawa pelintas batas seperti Beras, Daging Rusa, buah Pinang dengan skala kecil untuk konsumsi.Sebagai gambaran, berikut dalam bentuk grafik frekuensi kegiatan tindakan karantina hewan/tumbuhan atas impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar tahun anggaran 2017 pada gambar 3.
Gambar 3. Trend Pelaksanaan Tindakan Karantina Berdasarkan Frekuensi 2017
Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap kegiatan operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke selama tahun 2017, maka berikut ini dapat diuraikan masing-masing kegiatan sebagai berikut :
4.1. KARANTINA HEWAN.
4.1.1. IMPOR.
Kinerja operasional tindakan karantina hewan 3 (tiga) tahun terakhir yakni 2015 sampai dengan 2017 untuk Impor adalah NIHIL
4.1.2. EKSPOR.
Kinerja operasional tindakan karantina hewan 3 tahun terakhir yakni 2014 sampai dengan 2017 untuk Ekspor adalah Nihil.
4.1.3. DOMESTIK MASUK.
Kegiatan operasional untuk pemeriksaan komoditas domestik masuk (DOMAS) selama tahun 2017 sebanyak 832. 677 ekor untuk Hewan, 2.266.750 kg BAH, 37 427 kg HBAH dan 456.533 kg untuk Benda Lain dengan total frekuensi 863 kali, yang terdiri dari 622 kali untuk hewan, 195 kali untuk BAH, 10 kali untuk HBAH, serta 36 kali untuk benda lain.
Data menunjukkan bahwa apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya ada peningkatan volume sebesar 0, 93 % dari 824.986 ekor pada tahun 2016 menjadi 832.677 ekor pada tahun 2017 dengan penurunan frekuensi 5,33 % dari 657 kali pada tahun 2016 menjadi 622 kali pada tahun 2017 untuk Hewan, peningkatan volume sebesar 13,57 % dari 2.242.336 kg pada tahun 2016 menjadi 2.266.750 Kg pada tahun 2017 dengan kenaikan frekuensi sebesar 2,09 % dari 191 kali 2016 menjadi 195 kali pada tahun 2017 untuk jenis BAH, kenaikan sebesar 65,10 % dari 22.669 kg pada tahun 2016 menjadi kg pada tahun 37.427 Kg pada tahun 2017 dengan peningkatan frekuensi 42, 86 % dari 7 kali pada tahun 2016 menjadi 10 kali pada tahun 2017 untuk HBAH dan penurunan volume sebesar 1971,48 % dari 22.039 kg pada tahun 2016 menjadi 456.533 Kg pada tahun 2017 serta kenaikan frekuensi sebesar 71, 43 % dari 21 kali pada tahun 2016 menjadi 36 kali pada tahun 2017.
tahun 2017 kegiatan tindakan karantina hewan domestik masuk yang paling dominan dengan volume terbesar adalah DOC (Total 832.676 ekor / frekuensi 621 kali ) daerah asal kota Makassar dengan frekuensi 384 kali dan volume 479.034 ekor untuk Hewan; Daging Ayam Beku ( Total volume 2.224.100 kg/ frekuensi 181 kali) daerah asal Jombang 863.500 Kg dengan frekuensi 72 kali untuk Bahan Asal Hewan; Daging Ayam olahan ( Total volume 37.413 kg/ 6 kali) daerah asal Mojokerto dengan volume 17.483 Kg dan frekuensi 3 kali untuk golongan Hasil Bahan Asal Hewan; dan Pakan Ternak ( Total 456.500 kg / 16 kali ) daerah asal Sidoarjo dengan volume 237.500 Kg dan frekuensi 9 kali untuk media pembawa golongan Benda Lain. Untuk lebih jelasnya Rekapitulasi Kegiatan Operasional Domestik Masuk (DOMAS) Karantina Hewan Tahun 2017 pada lampiran 2 halaman 102.
Sebagai gambaran perkembangan trend kegiatan operasional tindakan karantina hewan terhadap media pembawa domestik masuk (DOMAS), dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13 Trend Kegiatan Operasional TKH Terhadap MP - HPHK Domestik Masuk 2014 – 2017.
NO TAHUN JUMLAH FRE
HEWAN BAH HBAH B.LAIN
1 2014 508.527 ekor 1.756.543 kg 34,500 kg 2.779.366 kg 38 kemasan 705 x 2 2015 648.251 ekor 1.974.331 kg 24.155 kg 2.184.000 kg 51 kemasan 870 x 3 2016 824.986 ekor 2.242.300 kg 22.669 kg 22.039 kg 876 x 4 2017 832.667 ekor 2.266.750 kg 37.427 kg 456.553 kg 863 x
Gambar 4. Diagram Kegiatan Operasional TKH Terhadap MP - HPHK DOMAS 2014 - 2017
4.1.4. DOMESTIK KELUAR.
Kegiatan operasional untuk pemeriksaan komoditas domestik keluar (DOKEL) selama tahun 2017 sebanyak 5.952 ekor untuk Hewan, 367.968 kg untuk BAH, 277.590 kg HBAH dan 15 kg untuk golongan Benda Lain dengan total frekuensi domestik masuk secara keseluruhan yakni 3.000 kali.
Data menunjukkan bahwa apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya ada kenaikan volume sebesar 4 % dari 5.713 ekor pada tahun 2016 menjadi 5.952 ekor pada tahun 2017, penurunan frekuensi 19,9 % dari
302 kali pada tahun 2016 menjadi 242 kali pada tahun 2017 untuk Hewan, penurunan volume 20,2 % dari 461.144 kg pada tahun 2016 menjadi 367.968 kg pada tahun 2017 untuk media pembawa golongan BAH dan peningkatan frekuensi 3,1 % dari 1.598 kali pada tahun 2016 menjadi 1.647 pada tahun 2017 untuk jenis BAH, penurunan volume sebesar 0,8 % dari 279.702 kg pada tahun 2016 menjadi 277.590 kg pada tahun 2017 dengan peningkatan frekuensi 5,4 % dari 1042 kali pada tahun 2016 menjadi 1.098 kali pada tahun 2017 untuk HBAH, serta adanya peningkatan volume dari “Nihil” pada tahun 2016 menjadi 15 kg pada tahun 2017 dan peningkatan frekuensi dari “Nihil” pada tahun 2016 menjadi 13 kali pada tahun 2017
Berdasarkan jenis komoditas dan media pembawa HPHK, selama tahun 2017 kegiatan tindakan karantina hewan domestik keluar (DOKEL) yang paling dominan dengan volume terbesar adalah media pembawa HPHK jenis Reptil dengan volume 58 kali / 3705 ekor, disusul dengan DOD (day old duck) 5 kali/750 ekor untuk Hewan, sementara untuk Bahan Asal Hewan adalah Daging Sapi 1.170 kali/218.885kg disusul dengan Tanduk Rusa 105 kali/41.915 kg. Hasil Bahan Asal Hewan didominasi bakso sejumlah 1093 kali /276.353 Kg. Untuk lebih jelasnya Rekapitulasi Kegiatan Operasional Domestik Keluar (DOKEL) Karantina Hewan Tahun 2017 pada lampiran 3 halaman 104.
Sebagai gambaran trend kegiatan operasional tindakan karantina hewan terhadap komoditas Domestik Keluar (DOKEL), dapat dilihat pada tabel 12, dan Rekapitulasi pelaksanaan tindakan karantina (8P) terhadap media
pembawa HPHK pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Tahun 2017 pada lampiran 6 halaman 113.
Tabel 14 Tren Kegiatan Operasional TKH Terhadap Media Pembawa HPHK Domestik Keluar 2014-2017
No. Tahun Jumlah
Hewan BAH HBAH Benda Lain Frekuensi 1 2014 5.385 ekor 290.379 kg4.194 lbr 177.565 kg 7.500 kg 2.255 2 2015 8.031 ekor 399.603 kg 204.456 kg - 2.297 3 2016 5.713 ekor 461.144 kg 279.702 kg - 2.942 4 2017 5.952 ekor 367.968 kg 277.590 kg 15 3000
4.2. KARANTINA TUMBUHAN. 4.2.1. IMPOR.
Pelayanan pemeriksaan terhadap komoditas impor dari luar negeri pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Tahun 2017 adalah Nihil.
4.2.2. EKSPOR.
Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa OPTK yang dilakukan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke adalah kayu lapis (plywood) dengan negara tujuan Oman. Dibandingkan dengan data operasional tahun 2017, menunjukkan bahwa volume pemeriksaan komoditas ekspor mengalami penurunan baik volume maupun frekuensinya yaitu 95,1 % dari volume 35.329.461 M³ (frekuensi 49 kali) pada tahun 2016, sementara pada tahun 2017 Volume 1.7311.138,511 M³ (frekueansi 31 kali). Penurunan persentase kegiatan sertifikasi ekspor ini disebabkan karena pada tahun 2017 negara tujuan ekspor khususnya Uni Emirat Arab, dan Qatar tidak mempersyaratkan lagi phytosanitari certificate dari negara asal sehingga
phytosanitari certificate hanya dikeluarkan untuk negara tujuan Oman,
sedangkan pada tahun 2016 kedua negara tersebut masih menjadi negara tujuan ekspor yang mempersyaratkan phytosanitari certificate untuk media pembawa kayu lapis (plywood. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15 Kegiatan Operasional TKT Terhadap Media Pembawa POTK-Ekspor Tahun 2017.
No Komoditi Volume Negara Tujuan Frek
Kg Btg M³/Sat. Lain
1 Kayu Lapis - - 1731138,511 Oman 31
Jumlah 1731138,511 31
Berikut trend Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Media Pembawa OPTK Ekspor dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16. Data Perkembangan Operasional TKT Terhadap Media Pembawa OPTK - EKSPOR 2013 – 2017.
No. TAHUN
JUMLAH Tanaman Hidup &
Benih Hasil Tanamannon-Benih Hasil Hasil Tanaman Matitelah diolah/tidak olah d Frek. 1 2013 - - 24.594.59 M³ 54 x 2 2014 - - 43.139.49 M³ 76 x 3 2015 - - 18.450.46 M³ 37 x 4 2016 - - 35.329.461 M³ 49 x 5 2017 - - 1.731.138,511M³ 31 x 4.2.3. DOMESTIK MASUK.
kegiatan tindakan karantina tumbuhan Domestik Masuk (DOMAS) berdasarkan data operasional sampai dengan 31 Desember 2017, sebanyak 115 kali dengan volume kegiatan mencapai 12.320 btg/ 4.617 kg untuk jenis media pembawa berupa Tanaman Hidup dan Benih; 288.023 kg untuk Hasil Tanaman Hidup Non-Benih; sedangkan kegiatan domestik masuk Hasil
Tanaman Mati yang Telah Diolah/Tidak Diolah nihil. Frekuensi tertinggi lalulintas domestik masuk dari jenis Tanaman Hidup Bukan Benih adalah Bawang Merah dengan frekuensi mencapai 24 kali (183.930 kg), berasal dari daerah Makassar, Surabaya, Makassar dan Bima, sedangkan untuk jenis tanaman hidup dan benih media pembawa paling sering adalah benih Kelapa Sawit dengan frekuensi pemasukan sebanyak 15 kali (4.497 kg) daerah asal Medan dan Jakarta.
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi penurunan persentase sebesar 99 % untuk hasil tanaman hidup dan benih dalam bentuk batang dimana pada tahun 2016 tercatat 825.075 btg sedangkan pada tahun 2017 hanya mencapai 12.320 btg, namun dalam bentuk kilogram meningkat menjadi 100% karena pada tahun 2016 pemasukan media pembawa dalam bentuk kilogram “nihil”, sedangkan pada Tahun 2017 media pembawa yang masuk dalam bentuk kilogram tercatat 4.617 Kg. Untuk jenis Tanaman Hidup Non-Benih pada tahun 2016 sebanyak 42.126 Kg sedangkan pada tahun 2017 mencapai 288.023 Kg mengalami peningkatan sebesar 85 %. Peningkatan ini terjadi disebabkan karena sebagaian besar media pembawa yang didatangkan dari luar Papua untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Merauke semakin meningkat pula, sehingga ini juga berdampak pada kegiatan sertifikasi karantina domestik masuk.
Selengkapnya Rekapitulasi Kegiatan Operasional Domestik Masuk (DOMAS) Karantina Tumbuhan Tahun 2017 padalampiran 4 halaman 108.
Berikut trend pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap media pembawa OPTK Antar Area Domestik Masuk pada tabel 17.
Tabel 17 Data Perkembangan Operasional TKT Terhadap Media Pembawa Domestik Masuk 2013 – 2017.
Tahun Tanaman Hidup & Jumlah
Benih Hasil Tanaman non-Benih Ha Hasil Tanaman Mati telahdiolah/tdk diolah Frek 2013 99.530 btg 1.389.571 kg 34.549 kg 1.070 2014 41.342 btg 479.029 kg 16.164 kg 428 2015 41.342 btg 479.029 kg 16.164 kg 444 2016 825.075 btg 42.125 kg 23.734 kg 751 2017 12.320 btg 4.617 Kg 288.023 kg - 115 4.2.4. DOMESTIK KELUAR.
Tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa OPTK Domestik Keluar untuk operasional tahun 2017 pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke meliputi Tanaman Hidup dan Benih, Hasil Tanaman Hidup non-Benih, dan Hasil Tanaman Mati Yang Telah Diolah/Belum Diolah. Berdasarkan data operasional sampai dengan 31 Desember 2017, kegiatan tindakan karantina tumbuhan Domestik Keluar (DOKEL) yang dilaksakanakan sebanyak 2571 kali dengan volume kegiatan mencapai 3.727 btg/ 5.388 kg untuk jenis media pembawa berupa Tanaman Hidup dan Benih; 754.206 kg untuk Hasil Tanaman Hidup Non-Benih dan 7.103.133 kg untuk Hasil Tanaman Mati yang Telah Diolah/Tidak Diolah dengan frekuensi tertinggi adalah Beras
(5.509.209 Kg /18 Kali) daerah tujuan Jayapura, Jakarta dan Aceh. untuk jenis Tanaman Hidup bukan Benih, buah Cabe merupakan media pembawa tertinggi yang dilalulintaskan (1.580 kali/362.257 kg) daerah tujuan Jayapura,Timika, Jakarta dan Nabire. Hasil Tanaman Hidup dan Benih sebanyak 152 kali (3.727 btg/ 5.388 kg) dengan kegiatan sertifikasi paling sering adalah jenis media pembawa berupa benih padi mencapai 3.130 kg dengan daerah tujuan Jayapura, Makassar, Nabire, dan Asmat. Selengkapnya Rekapitulasi Kegiatan Operasional Domestik Keluar (DOKEL) Karantina Tumbuhan Tahun 2017 pada lampiran 5 halaman 111.
Berikut trend pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap media pembawa OPTK antararea Domestik Keluar (DOKEL) pada tabel 18, Rekapitulasi pelaksanaan tindakan karantina (8P) terhadap media pembawa OPTK pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke Tahun 2017 pada lampiran 7 halaman 114.
Tabel 18 . Perkembangan Operasional TKT Terhadap Media Pembawa Domestik Keluar 2013 – 2017.
Tahun
Jumlah
Frek Tanaman
Hidup & Benih Hasil Tanaman NonBenih Hasil TanamanMati telah diolah/tidak diolah 2013 6.075 btg 4.280 kg 170.922 kg 1.826.378 kg 5000 btg 212M³ 836 x 2014 4.678 btg 11.383.60 kg 187.983 kg 5.834.026 kg 1.307 x 2015 8.141 btg 13.109 kg 14.522.686 kg 2.294.55 kg 1.303 x 2016 13.021.221 kg 11.200.123 kg 10.591.178 kg 1.912 x 2017 3.727 btg 5.388 kg 754.206 kg 7.103.133 kg 2517 x
4.2.5.PENGGUNAAN FORMULIR KARANTINA (Form KH / Form KT).
Penggunaan formulir utama untuk kegiatan Karantina Hewan selama periode Januari sampai dengan Desember 2017 berjumlah 291 lembar KH-9, 2030 lembar KH-10, dan 885 lembar KH-12. Adapun formulir yang rusak tercatat sebanyak 2 lembar KH-9, 2 lembar KH-10, dan 1 lembar KH-12. Kerusakan dokumen dapat berupa basah, kesalahan pengetikan atau pencetakan, kesalahan tanda tangan, sobek dan lainnya.
Penggunaan formulir utama untuk kegiatan Karantina Tumbuhan selama periode Januari sampai dengan Desember 2017 berjumlah 125 lembar KT- 9, 41 lembar KT-10, dan 2.591 lembar KT-12. Adapun formulir yang rusak tercatat sebanyak 1 lembar KT-9, 4 lembar KT-10, dan 20 lembar KT-12. Kerusakan dokumen antara lain basah, kesalahan pengetikan atau pencetakan.
4.3. PEMANTAUAN DAERAH SEBAR HPHK/OPTK.
4.3.1. PEMANTAUAN DAERAH SEBAR HPHK.
Pemantauan daerah sebar HPHK pada tahun 2017 berpedoman Nomor. 1531/Kpts /KR.110/10/2016 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar HPHK Tahun 2017 menyatakan cakupan informasi yang diamati sebagai data sekunder yakni Data Temuan Gejala Klinis, Data Hasil Uji Laboratorium Pasif,
Data Surveilens, dan Data hasil Penelitian. Dimana dalam pedomannya tertuang bahwa berdasarkan Pasal 11 PP Nomor 82 Tahun 2000 bahwa selain pengamatan dilakukan di tempat pemasukan selama media pembawa diasingkan untuk mengamati timbulnya gejala Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), pengamatan juga memiliki makna mengamati situasi hama penyakit hewan karantina pada suatu negara, area, atau tempat.
Pengamatan terhadap situasi HPHK dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu secara langsung dan/atau secara tidak langsung. Pengamatan secara langsung dilakukan di tempat pemasukan, tempat pengeluaran, instalasi karantina, tempat transit, dan diatas alat angkut.Pengamatan secara tidak langsung dilakukan ditempat lainnya dengan melibatkan atau memperoleh informasi dari pihak yang berwenangdalam kegiatan tersebut.
Berdasarkan Permentan Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, maka UPTKP menyelenggarakan fungsi yaitu Pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar HPHK. Fungsi pemantauan UPTKP tersebut selanjutnya dilaksanakan dengan melakukan pengamatan status dan situasi HPHK pada area dimana UPTKP berada. Pengamatan status dan situasi HPHK dilakukan secara tidak langsung, dengan memperoleh informasi dari instansi berwenang yaitu Balai Besar Veteriner/Balai Veteriner, dan Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di Provinsi, Kabupaten dan/atau Kota mulai dari tahun 2014, 2015 , 2016 dan 2017. Dengan dilaksanakannya kegiatan pengamatan ini, maka kegiatan
pemantauan daerah sebar HPHK dengan metode pengambilan sampel tidak dilakukan.
Pengamatan Status dan Situasi HPHK dilaksanakan di 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Merauke, Kabupaten Mappi dan Kabupaten Boven Digoel yang merupakan wilayah kerja SKP Kelas 1 Merauke. Pelaksanaan kegiatan dari bulan Februari dan Maret 2017. Materi yang digunakan dalam kegiatan kemantauan ini yaitu berupa format matriks kuisioner yang berisi penyakit HPHK Golongan I dan II, sedangkan pengumpulan informasi penyakit HPHK dilakukan dengan memberikan format matriks kuisioner serta perjalanan dinas ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, Dinas Peternakan Kabupaten Boven Digoel dan Dinas Pertanian Kabupaten Mappi. Karena keterbatasan anggaran, data penyakit hewan pada Balai Besar Veteriner Maros, diperoleh dengan cara menyurat format matriks kuisioner. Informasi data yang diperoleh kemudian diolah oleh tim pemantauan malalui tabulasi, verifikasi dan analisis kualitatif terhadap data informasi status dan situasi HPHK tersebut. Sampai laporan dibuat, tercatat ketiga kabupaten tersebut telah menyampaikan kuesioner dan telah diperoleh data pendukung juga dari Balai Besar Veteriner Maros dan hasil pemantauan yang telah dilakukan SKP Kelas I Merauke selama ini.
Berdasarkan data penyakit hewan (selama tahun 2016) yang diperoleh dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, Balai Besar Veteriner Maros, maupun Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua, didapatkan data
kompilasi status dan situasi HPHK di wilayah kerja SKP Kelas I Merauke yang
dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel.19 . Data Penyakit Hewan di Wilayah kerja SKP Kelas I Merauke
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 1531/Kpts /KR.110/10/2016 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar HPHK Tahun 2017 menyatakan cakupan informasi yang diamati sebagai data sekunder yakni Data Temuan Gejala Klinis, Data Hasil Uji Laboratorium Pasif, Data Surveilens, dan Data hasil Penelitian. Data gejala klinis dan data hasil penelitian dijadikan sebagai acuan “Kewaspadaaan Dini (early warning)”, sedangkan data hasil uji laboratorium pasif dan data surveilens sebagai No. HPHKJenis
Informasi Status dan Situasi HPHK
Ket. Lokasi Data Data Gejala Klinis (GK) Data Uji Lab Pasif Data HasilSurveilans
Ditemukan DitemukanTidak Jenis Uji &Jumlah Positif Jenis Uji & Jumlah Negatif Jenis Uji & Jumlah Positif Jenis Uji & Jumlah Negatif 1 New Castle’s Disease (ND) √ - - - - -Distrik Merauke,Distri k Kepi, Distrik Emete, Distrik Obaa Distrik dan Distrik Boven Digoel 2 Bovine Viral Diarrhea (BVD)