Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 i
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Dasar Hukum Penyusunan ... 2
C.Hubungan Antar Dokumen ... 5
D.Sistematika Dokumen RKPD ... 5
E.Maksud dan Tujuan ... 7
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ... 9
A.Gambaran Umum Kondisi Daerah. ... 9
B.Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah ... 18
C.Lingkungan Strategis ... 75
D.Isu Strategis ... 80
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ... 85
A.Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... 85
B.Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... 101
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ... 111
A.Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah 111 B.Kebijakan Umum Pembangunan Daerah... 112
C.Sasaran Pembangunan Daerah ... 113
D.Prioritas Pembangunan Daerah ... 114
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ii
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2012 ... 137
A.Kewenangan Urusan Wajib ... 137
B.Kewenangan Urusan Pilihan... ... 171
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 iii DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2009 . 10 Tabel 2.2 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... 15 Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2010 ... 16 Tabel 2.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Tengah,
Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 - 2010 ... 19 Tabel 2.5 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat
dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010 ... 20 Tabel 2.6 Laju Inflasi Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat
dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010 ... 21
Tabel 2.7 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010 ... 22
Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Tengah Tahun 2008 – 2010 . 22
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010 ... 23
Tabel 2.10 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Tengah,
Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010 ... 23 Tabel 2.11 IPG dan IDG Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa
Timur Tahun 2008 – 2009 ... 24 Tabel 2.12 Kondisi Pendidikan di Jawa Tengah Tahun 2008 – 2010 ... 28 Tabel 2.13 Kondisi Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2008 – 2010 ... 30 Tabel 2.14 Capaian Produksi Komoditas Utama Pertanian Pada Tahun
2009 – 2010 ... 53 Tabel 2.15 Capaian Produksi Komoditas Utama Peternakan Pada Tahun
2009 – 2010 ... 54 Tabel 2.16 Capaian Produksi Komoditas Utama Perkebunan Pada Tahun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 iv
Tabel 2.17 Capaian Populasi komoditas Utama Peternakan Pada Tahun
2009 – 2010 ... 62 Tabel 3.1 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Berdasarkan Harga Berlaku
di Jawa Tengah ... 91 Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Makro Pembangunan Jawa Tengah
Tahun 2009 – 2011 ... 95 Tabel 3.3 Prediksi Indikator Makro Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2012**) 99 Tabel 3.4 Prediksi Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Tahun
2012 Berdasarkan Harga Berlaku ... 99 Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009 – 2013 (dalam Rp. 000) ... 102 Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2009 – 2011 (dalam Rp. 000) ... 106 Tabel 3.7 Prediksi Persentase Indikasi Anggaran Belanja Langsung
Berdasarkan Urusan Kewenangan Tahun 2012 ... 107 Tabel 3.8 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 v DAFTAR GAMBAR
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2013 dinyatakan bahwa tahun 2012-2013 merupakan tahap ketiga (terakhir) bagi upaya perwujudan “Masyarakat Jawa Tengah yang Semakin Sejahtera, Mandiri, Berkemampuan dan Berdaya Saing Tinggi”. Sebagai konsekuensi dari pentahapan tersebut, maka Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berisi upaya keras yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mengingat dalam pelaksanaan pembangunan sampai dengan akhir tahun 2010, masih terindikasi adanya indikator-indikator pembangunan yang belum sesuai dengan harapan (belum mencapai target yang telah ditetapkan).
Berdasarkan tuntutan adanya usaha keras untuk mencapai visi pembangunan pada tahun 2012-2013, maka RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 disusun dengan memperhatikan: (1) hasil evaluasi kinerja pembangunan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya; (2) capaian indikator masing-masing urusan; (3) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan kondisi lingkungan strategis; dan (4) capaian indikator amanat afirmatif seperti percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs), pencapaian kesepakatan Pendidikan Untuk Semua (education for all), dan implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selain itu penyusunan RKPD juga mempertimbangkan sinergitas pembangunan antar sektor dan antar wilayah, menampung aspirasi masyarakat dan dunia usaha, mengacu pada peningkatan keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan program/kegiatan yang pro poor, pro job, pro growth dan pro environment.
Proses penyusunan RKPD dilakukan dengan berpedoman pada tiga peraturan perundangan, yaitu: (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; (2) Peraturan
Lampiran I
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 2
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 di dalamnya mengatur RKPD sekurang-kurangnya memuat tentang kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun sumber-sumber lain. Sementara itu dalam PP Nomor 8 Tahun 2008, mengatur penyusunan RKPD sekurang-kurangnya berisi pendahuluan, evaluasi RKPD tahun 2010, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan dan rencana program serta kegiatan prioritas. Penyusunan RKPD telah diupayakan untuk memenuhi ketentuan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah memiliki 2 (dua) fungsi utama, yaitu: 1) acuan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RKPD; dan 2) pedoman penyusunan Renja SKPD, Kebijakan Umum APBD Provinsi Jawa Tengah (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
B. Dasar Hukum Penyusunan
Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 mendasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 3
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 4
18. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
22. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 5
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2005-2025;
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013;
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029.
C. Hubungan Antar Dokumen
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 merupakan dokumen perencanaan pembangunan sebagai penjabaran tahunan dari RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013, serta diselaraskan dengan RKP Tahun 2012, dokumen perencanaan sektoral, dokumen perencanaan lainnya antara lain Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (Perda Nomor 6 Tahun 2010), Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium/MDGs (Pergub Nomor 20 Tahun 2011), Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), Rencana Umum Penanaman Modal Daerah (RUPMD), Rencana Aksi Daerah Pengurangan Resiko Bencana (RAD PRB), Rencana Aksi Daerah Pendidikan Untuk Semua (RAD PUS), dan Rencana Aksi Daerah Pemberdayaan Perempuan (RAD PP).
Berdasarkan uraian di atas, maka RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan dokumen-dokumen perencanaan lain, baik di tingkat nasional maupun provinsi.
D. Sistematika Dokumen RKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 6
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Memuat kondisi eksisting wilayah Jawa Tengah berdasarkan aspek geografi dan demografi, Evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2010 dan pencapaian target RPJMD 2008-2013, lingkungan strategis serta isu strategis pembangunan daerah.
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah (berisi kondisi perekonomian nasional dan daerah tahun 2010 serta perkiraan tahun 2011) dan arah kebijakan keuangan daerah (berisi arah kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan belanja daerah, dan arah kebijakan pembiayaan daerah).
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2012 Memuat visi dan misi pembangunan daerah jangka menengah, tujuan pembangunan tahap ketiga RPJMD 2008-2013, kebijakan umum pembangunan daerah, sasaran, prioritas pembangunan daerah, prioritas program tahun 2012.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2012
Memuat Rencana Program dan fokus Kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, meliputi Kewenangan Urusan Wajib dan Kewenangan Urusan Pilihan.
BAB VI PENUTUP
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 7
E. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 adalah untuk :
a. Menjabarkan RPJMD 2008-2013 ke dalam rencana program kegiatan prioritas Jawa Tengah tahun 2012 dan mensinkronkan dengan sasaran dan program RPJMN 2010-2014 dan RKP Tahun 2012.
b. Menciptakan sinergi program dan kegiatan pembangunan antar wilayah, antar kewenangan urusan pembangunan dan antar tingkat pemerintahan. c. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya nasional
dan daerah dalam rangka pembangunan daerah.
Tujuan penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 adalah untuk menghasilkan pedoman dalam:
a. Penyusunan Rancangan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, baik Rancangan APBD maupun Rancangan APBD Perubahan yang didahului dengan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) ataupun KUA Perubahan (KUPA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri 21 Tahun 2011.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 8 BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
A. Gambaran Umum Kondisi Daerah
1. Aspek Geografi
a.Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa
yang terletak antara 5040’ dan 8030’ Lintang Selatan dan antara 108030’
dan 111030’ Bujur Timur. Provinsi Jawa Tengah di sebelah utara
berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah selatan berbatasan dengan
Samudera Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, di sebelah
barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat dan di sebelah Timur
berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Secara administratif Provinsi
Jawa Tengah terdiri dari 29 Kabupaten dan 6 Kota Wilayah Provinsi
Jawa Tengah seluas 3,25 juta hektar (25,04% dari luas Pulau Jawa
atau 1,70% dari luas Indonesia).
Dilihat dari topografi, Provinsi Jawa Tengah merupakan daratan
yang dilewati jajaran pegunungan Kendeng Utara dan didukung oleh
tata sungai yang cukup menguntungkan dalam mendukung sistem tata
air di provinsi ini. Kemiringan lahan di Provinsi Jawa Tengah relatif
bervariasi, yaitu sebesar 38% lahan dengan kemiringan 0-2%, 31%
lahan dengan kemiringan 2-15%, 19% lahan dengan kemiringan
15-40% dan sisanya 12% lahan dengan kemiringan lebih dari 15-40%.
Kondisi hidrologis Jawa Tengah dibentuk oleh beberapa aliran sungai,
dengan Sungai Bengawan Solo sebagai salah satu sungai terpanjang
dan merupakan sumber daya air terpenting. Terdapat pula sungai lain
yang bermuara di Laut Jawa di antaranya Kali Pemali, Kali Comal dan
Kali Bodri serta sungai yang bermuara di Samudera Hindia di antaranya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 9
Keadaan iklim di Provinsi Jawa Tengah termasuk dalam tropis
basah. Pada tahun 2009 suhu udara di provinsi ini berkisar antara
24,50C - 28,20C dan kelembaban udara rata-rata bervariasi antara
75%-83%. Curah hujan tertinggi adalah 3.590 mm dan hari hujan terbanyak
207 hari.
b.Penggunaan Lahan
Luas lahan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 3.254.412 Ha,
terbagi atas lahan sawah seluas 991.652 Ha (30,47%) dan bukan
sawah seluas 2.262.760 Ha (69,53%). Lahan sawah terdiri dari sawah
pengairan teknis, pengairan ½ teknis, pengairan sederhana, pengairan
desa/non PU, tadah hujan, pasang surut, lebak, polder dan lainnya.
Adapun lahan bukan sawah terdiri dari bangunan/pekarangan,
tegalan/kebun, ladang/huma, padang rumput, hutan negara, hutan
rakyat, perkebunan negara, rawa, tambak, kolam/empang, lahan kering
yang sementara tidak diusahakan dan lain-lain. Penggunaan lahan
selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.1
Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 – 2009
No. Penggunaan Lahan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 10 No. Penggunaan
Lahan
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Luas
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, 2010
c. Kawasan Rawan Bencana
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2010-2025, kawasan rawan bencana alam di Provinsi Jawa Tengah
terdiri atas kawasan rawan banjir, kawasan rawan tanah longsor,
kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 11
rawan kekeringan, kawasan rawan abrasi, kawasan rawan angin topan
dan kawasan rawan gas beracun, dengan uraian sebagai berikut :
1). Kawasan Rawan Banjir
Kawasan rawan bencana banjir di Provinsi Jawa Tengah
ditetapkan di 26 Kabupaten dan 4 Kota yaitu: Kabupaten Cilacap,
Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten
Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Magelang, Kabupaten
Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten
Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak,
Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang,
Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal,
Kabupaten Brebes, Kota Surakarta, Kota Semarang, Kota
Pekalongan dan Kota Tegal.
2). Kawasan Rawan Tanah Longsor
Kawasan rawan tanah longsor di Jawa Tengah ditetapkan di 27
Kabupaten dan 1 Kota yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten
Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara,
Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten
Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten
Klaten, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Grobogan, Kabupaten Sragen, Kabupaten Blora, Kabupaten
Rembang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara,
Kabupaten Semarang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten
Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten
Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes dan Kota
Semarang.
3). Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi
Kawasan rawan letusan gunung berapi berada di kawasan Gunung
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 12
Boyolalidan Kabupaten Klaten) dan kawasan Gunung Slamet
(meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga,
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes dan
Kota Tegal).
4). Kawasan Rawan Gempa Bumi
Kawasan rawan gempa bumi di Provinsi Jawa Tengah meliputi 5
(lima) kabupaten yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen,
Kabupaten Purworejo, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Wonogiri.
5). Kawasan Rawan Gelombang Pasang
Kawasan rawan gelombang pasang berada di Kota/Kabupaten
yang mempunyai pantai terutama pantai yang landai, antara lain
di Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo,
Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati,
Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal,
Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang,
Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Semarang, Kota
Pekalongan dan Kota Tegal.
6). Kawasan Rawan Tsunami
Kawasan rawan tsunami di Provinsi Jawa Tengah terletak di
wilayah pesisir selatan Pulau Jawa yang meliputi beberapa
kabupaten yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen,
Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonogiri.
7). Kawasan Rawan Bencana Kekeringan
Lokasi daerah rawan kekeringan di Jawa Tengah (dilihat dari
aspek ketersediaan air) adalah di Kabupaten Cilacap, Kabupaten
Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten
Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Grobogan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Blora,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 13
Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal
dan Kabupaten Brebes.
8). Kawasan Rawan Abrasi
Kawasan pantai yang rawan abrasi di Provinsi Jawa Tengah
terletak di beberapa kabupaten/kota yaitu Kabupaten Rembang,
Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten
Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten
Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Semarang,
Kota Pekalongan dan Kota Tegal.
9). Kawasan Rawan Angin Topan
Kawasan rawan angin topan berdasarkan RTRW Provinsi Jawa
Tengah 2009-2029 ditetapkan berada di Kabupaten Cilacap,
Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten
Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten
Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Blora, Kabupaten
Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak,
Kota Semarang dan Kota Pekalongan.
10). Kawasan Rawan Gas Beracun
Kawasan rawan gas beracun di Provinsi Jawa Tengah terletak di 2
(dua) kabupaten yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten
Wonosobo.
2. Aspek Demografi
a.Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah
Pertumbuhan jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah
cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Sensus
Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Jawa Tengah sebanyak
32.380.687 orang. Bila dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 14
penduduk Jawa Tengah sebesar 0,37% per tahun. Hal ini merupakan
laju pertumbuhan penduduk terendah Provinsi di Indonesia.
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk perempuan di
Provinsi Jawa Tengah sebanyak 16.299.547 jiwa dan jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 16.081.140 jiwa. Rasio jenis kelamin (rasio jumlah
penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan) sebesar
98,66 yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan di Jawa
Tengah lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.
Jumlah penduduk berdasarkan kabupaten/kota dapat diketahui
bahwa jumlah penduduk tertinggi berada di Kabupaten Brebes sebesar
1.732.719 jiwadan terendah berada di Kota Magelang sebesar 118.316
jiwa. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2
Penduduk Provinsi Jawa Tengah
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2010
No. Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Kab. Cilacap 823,394 817.637 1.641.031
2. Kab. Banyumas 777,568 776.334 1.553.902
3. Kab. Purbalingga 420,389 428.934 849.323
4. Kab. Banjarnegara 436,074 433.210 869.284
5. Kab. Kebumen 577,975 580.853 1.158.828
6. Kab. Purworejo 342,957 351.447 694.404 7. Kab. Wonosobo 383,232 371.466 754.698
8. Kab. Magelang 593,949 587.967 1.181.916
9. Kab. Boyolali 459.200 472.337 931.537
10. Kab. Klaten 554.715 575.147 1.129.862
11. Kab. Sukoharjo 408.424 415.376 823.800
12. Kab. Wonogiri 452.114 476.573 928.687
13. Kab. Karanganyar 402.530 410.629 813.159 14. Kab. Sragen 420.173 436.310 856.483
15. Kab. Grobogan 648.566 660.026 1.308.592
16. Kab. Blora 408.853 420.751 829.604
17. Kab. Rembang 295.236 296.381 591.617
18. Kab. Pati 578.046 612.775 1.190.821
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 15 No. Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah
20. Kab. Jepara 547.876 549.282 1.097.158
21. Kab. Demak 525.712 533.226 1.058.938
22. Kab. Semarang 457.987 473.054 931.041
23. Kab. Temanggung 355.568 352.541 708.109
24. Kab. Kendal 457.237 443.374 900.611
25. Kab. Batang 352.910 353.105 706.015 26. Kab. Pekalongan 417.012 421.242 838.254
27. Kab. Pemalang 625.642 636.371 1.262.013
28. Kab. Tegal 693.287 698.973 1.392.260
29. Kab. Brebes 872.135 860.584 1.732.719
30. Kota Magelang 58.334 59.982 118.316
31. Kota Surakarta 243.363 257.279 500.642 32. Kota Salatiga 83.721 87.346 171.067
33. Kota Semarang 762.621 791.157 1.553.778
34. Kota Pekalongan 141.339 140.798 282.137
35. Kota Tegal 119.368 122.759 242.127
Jumlah 2010 16.081.140 16.299.547 32.380.687
Sumber: Susenas, BPS Provinsi Jawa Tengah, 2010
b.Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 mencapai
994,97 orang per km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota
Surakarta, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di
Kabupaten Blora. Data kepadatan penduduk Jawa Tengah tahun 2010
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.3
Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 16 No Kabupaten/Kota Luas Daerah
(km2)
Jumlah 2010 32.544,12 32.380.687 994,97
2009 32.544,12 32.864.563 1.009,85
2008 32.544,12 32.626.390 1.002,53
Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, 2008 – 2009 dan Sensus Penduduk, BPS, 2010
c. Struktur Penduduk
Dilihat dari struktur penduduk, pada tahun 2009 penduduk Jawa
Tengah usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 21.598.118 jiwa,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 17
terdiri dari usia 0 – 14 th sebanyak 8.784.425 jiwa dan usia 64 tahun ke
atas sebanyak 2.482.020 jiwa. Berdasarkan data tersebut maka angka
dependency ratio pada tahun 2009 sebesar 52,16 lebih baik
dibandingkan tahun 2008 yaitu sebesar 52,29.
B. Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah
1. Evaluasi Agregatif Pembangunan Jawa Tengah
Target pembangunan Jawa Tengah selama 5 (lima) tahun telah
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Jawa Tengah dengan indikator agregat makro pembangunan,
yang dapat mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu
daerah.
a.Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indikator keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia
yang menjadi salah satu ukuran kinerja pembangunan daerah adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ukuran IPM dibentuk oleh 3
(tiga) parameter yaitu angka usia harapan hidup, pencapaian
pendidikan dengan komponen rata-rata lama sekolah dan angka melek
huruf serta pengeluaran riil per kapita. IPM Jawa Tengah pada tahun
2010 sebesar 72,9 meningkat dari tahun 2009 sebesar 72,1dan telah
melampaui target RPJMD tahun 2010 sebesar 72,6, tetapi masih di
bawah target akhir RPJMD sebesar 74,3.
Apabila dibandingkan dengan kedua provinsi di Pulau Jawa
yang situasi dan kondisinya hampir sama dengan Jawa Tengah yaitu
Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, terlihat IPM Jawa Barat sebesar
71,64 (2009) dan sebesar 72,08 (2010), sedangkan IPM Jawa Timur
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 18
Tabel 2.4
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Tengah, Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010
No Provinsi Tahun 2009 Tahun 2010
1 Jawa Tengah 72,10 72,9
2 Jawa Barat 71,64 72,08
3 Jawa Timur 71,06 71,55
Sumber : BPS Jateng, Jabardan Jatim (diolah)
b.Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Jawa Tengah selama kurun waktu 3 tahun
(2008–2010) mengalami pertumbuhan yang relatif baik. Pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2010 sebesar 5,8%, lebih tinggi dibandingkan
tahun 2009 sebesar 4,7%dan tahun 2008 sebesar 5,5%. Lapangan
usaha yang pertumbuhannya cukup tinggi yaitu sektor pertambangan
dan penggalian, meski kontribusi pertumbuhan masih disumbang tiga
sektor utama, yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahandan
sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Walaupun pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu 3 tahun
yang lalu mengalami peningkatan, namun jika dibandingkan dengan
target pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah sebesar 6,66%
(RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013) maka diperlukan
strategi dan upaya yang kuat, sebab kondisi pertumbuhan ekonomi
tahun 2010 baru mencapai 5,8%. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah
juga masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional
sebesar 6,1%.
Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa
Timur, terlihat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 4,19%
(2009) dan sebesar 6,09% (2010), sedangkan pertumbuhan ekonomi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 19
Tabel 2.5
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah, Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010
No Provinsi Tahun 2009 Tahun 2010
1 Jawa Tengah 4,7% 5,8%
2 Jawa Barat 4,19% 6,09%
3 Jawa Timur 5,01% 6,67%
Sumber : BPS Jateng, Jabardan Jatim (diolah)
c. Laju Inflasi
Besarnya laju inflasi Jawa Tengah selama kurun waktu 2008 –
2010 termasuk rendah, tidak melampaui angka dua digit. Besarnya
inflasi pada tahun 2010 sebesar 6,88%, lebih rendah dibandingkan
inflasi nasional yaitu sebesar 6,96%. Inflasi di Jawa Tengah terutama
disebabkan oleh inflasi volatile foods, terkait terbatasnya pasokan
beberapa komoditas pangan, seperti beras dan kelompok aneka bumbu
sehubungan dengan pola musimannya. Sejauh ini, tekanan inflasi dari
sisi eksternal antara lain disebabkan oleh kenaikan harga komoditas
internasional, seperti emas dan gula, yang dapat dikompensasi dengan
kecenderungan apresiasi nilai tukar Rupiah. Perkembangan inflasi dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.1
Tingkat Inflasi di Jawa Tengah Tahun 2008-2010 (%)
9,55
3,32
6,88
0 2 4 6 8 10 12
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 20
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2010
Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa
Timur, terlihat inflasi Jawa Barat sebesar 2,02% (2009) dan sebesar
6,62% (2010), sedangkan inflasi Jawa Timur sebesar 3,4% (2009) dan
sebesar 7,1% (2010).
Tabel 2.6
Laju Inflasi Provinsi Jawa Tengah,
Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010
No Provinsi Tahun 2009 Tahun 2010
1 Jawa Tengah 3,32% 6,88%
2 Jawa Barat 2,02% 6,62%
3 Jawa Timur 3,4% 7,1%
Sumber : BPS Jateng, Jabardan Jatim (diolah)
d.Indeks Gini dan Indeks Williamson
Indeks Gini di Jawa Tengah selama kurun waktu tahun 2008–
2009 menunjukkan penurunan dari sebesar 0,30 pada tahun 2008
menjadi 0,25 pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa
pemerataan hasil-hasil pembangunan di Jawa Tengah semakin baik.
Indeks Williamson Jawa Tengah selama kurun waktu dua tahun (2008
dan 2009) relatif tetap yaitu sebesar 0,66 artinya pemerataan
hasil-hasil pembangunan antar wilayah di Jawa Tengah cukup baik.
e.Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah untuk menunjukkan
kemampuan tukar barang-barang (produk pertanian) yang dihasilkan
petani dengan barang/jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah
tangga dan keperluan dalam memproduksi produk pertanian. Pada
tahun 2009, NTP Jawa Tengah sebesar 100,03 meningkat menjadi
103,12 pada tahun 2010.
Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 21
101,46 (2010), sedangkan NTP Jawa Timur sebesar 99,24 (2009) dan
sebesar 98,87 (2010).
Tabel 2.7
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010
No Provinsi Tahun 2009 Tahun 2010
1 Jawa Tengah 100,03 103,12
2 Jawa Barat 97,79 101,46
3 Jawa Timur 99,24 98,87
Sumber : BPS Jateng, Jabardan Jatim (diolah)
f. Penduduk Miskin dan Pengangguran
Persentase penduduk miskin di Jawa Tengah mengalami
penurunan yaitu 17,72% (2009) menjadi 16,56% (2010), sedangkan
target akhir RPJMD tahun 2013 sebesar 13,27%. Kondisi ini
menggambarkan bahwa penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah
menunjukkan kinerja yang semakin baik, terutama karena
meningkatnya program-program penanggulangan kemiskinan dan
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan.
Namun demikian perlu kerja keras untuk pencapaian target RPJMD.
Besarnya jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah, dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.8
Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Tengah Tahun 2008-2010
No Indikator 2008 2009 2010
∑ (ribu) % ∑ (ribu) % ∑ (ribu) % 1 Kota 2.556,5 16,34 2.420,9 15,41 2.258,9 14,33 2 Desa 3.633,1 21,96 3.304,7 19,89 3.110,2 18,66
3 Kota + Desa 6.189,6 19,23 5.725,7 17,72 5.369,2 16,56
Sumber data: BPS Provinsi Jawa Tengah (Susenas), 2010
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2009
sebanyak 1.252.267 orang (7,33%) dan tahun 2010 sebanyak
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 22
7,34%. Kondisi ini menunjukkan penyerapan tenaga kerja semakin
meningkat.
Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa
Timur, terlihat jumlah penduduk miskin di Jawa Barat pada tahun 2009
sebanyak 4.983 ribu (11,96%) dan tahun 2010 sebanyak 4.773 ribu
(11,27%), sedangkan jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada
tahun 2009 sebanyak 6.022 ribu (16,68%) dan tahun 2010 sebanyak
5.529 ribu (15,26%). Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
di Jawa Barat pada tahun 2009 sebanyak 2.079.830 orang (10,96%)
dan tahun 2010 sebanyak 1.951.391 orang (10,33%), sedangkan TPT
di Jawa Timur pada tahun 2009 sebanyak 1.033.512 orang (5,08%)
dan tahun 2010 sebanyak 828.943 orang (4,25%).
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah, Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010
No Provinsi 2009 2010
∑ (ribu) % ∑ (ribu) % 1 Jawa Tengah 5.725,7 17,72 5.369,2 16,56
2 Jawa Barat 4.983 11,96 4.773 11,27
3 Jawa Timur 6.022 16,68 5.529 15,26
Sumber : BPS Jateng, Jabardan Jatim (diolah)
Tabel 2.10
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Tengah, Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010
No Provinsi 2009 2010
Jumlah % Jumlah %
1 Jawa Tengah 1.252.267 7,33 1.046.883 6,21
2 Jawa Barat 2.079.830 10,96 1.951.391 10,33
3 Jawa Timur 1.033.512 5,08 828.943 4,25
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 23
g.IPG dan IDG
Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jawa Tengah tahun 2008
sebesar 64,66 dan tahun 2009 mencapai 65,03. Sedangkan Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG) tahun 2008 sebesar 59,76 dan tahun
2009 sebesar 59,96. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan IPG dan
IDG dari tahun 2008 ke 2009. Indeks Pembangunan Gender diukur dari
indikator komposit meliputi: 1) angka harapan hidup antara perempuan
dan laki-laki; 2) angka melek huruf perempuan dan laki-laki; 3)
rata-rata lama sekolah untuk perempuan dan laki-laki; dan 4) sumbangan
pendapatan. Kemudian untuk IDG diukur dari indikator komposit
meliputi: 1) keterlibatan perempuan di parlemen; 2) perempuan
sebagai tenaga manajer, profesional, administrasi, teknisi; dan
3) sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja.
Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa
Timur, terlihat IPG Jawa Barat sebesar 61,81 (2008) dan sebesar
61,84 (2009), sedangkan IPG Jawa Timur sebesar 62,97 (2008) dan
sebesar 63,48 (2009). Sementara IDG Jawa Barat sebesar 55,51
(2008) dan sebesar 55,77 (2009), sedangkan IDG Jawa Timur sebesar
59,81 (2008) dan sebesar 60,26 (2009).
Tabel 2.11
IPG dan IDG Provinsi Jawa Tengah, Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2008 – 2009
No Provinsi IPG IDG
2008 2009 2008 2009
1 Jawa Tengah 64,66 65,03 59,76 59,96
2 Jawa Barat 61,81 62,97 55,51 55,77
3 Jawa Timur 62,97 63,48 59,81 60,26
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 24
2. Evaluasi Kinerja Urusan Kewenangan Provinsi
a.Urusan Wajib
Evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan untuk urusan wajib
adalah sebagai berikut:
1). Pendidikan
Capaian kinerja pembangunan pendidikan, antara lain
ditunjukkan beberapa indikator sebagai berikut :
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); capaian APK PAUD tahun
2010 sebesar 68,41% sudah melampaui target akhir RPJMD
sebesar 65%. Dikaitkan dengan target Pendidikan Untuk Semua
(PUS) sebagaimana Deklarasi Dakar, APK PAUD perlu dipacu
untuk mencapai target 75% pada tahun 2015.
Pendidikan Dasar; APM SD/MI Tahun 2010 sebesar 97,08%,
namun masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 98%.
Dikaitkan dengan rangkaian pencapaian target MDGs, target
capaian APM SD/MI pada tahun 2011 sebesar 97,67% dan tahun
2012 sebesar 98,25%. Apabila trend tersebut dapat
dipertahankan, diharapkan APM SD/MI pada tahun 2015 dapat
mencapai 100. APK SMP/MTs tahun 2010 sebesar 99,40%.
Capaian tersebut telah melampaui target RPJMD sebesar 98%. Hal
yang perlu dilakukan adalah mempertahankan capaian indikator
untuk menuju Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun. Tingkat kelulusan
Ujian Nasional (UN) SD/MI Tahun 2009/2010 sebesar 94,85%.
Angka tersebut dibawah target RPJMD sebesar 98%. Untuk
SMP/MTs tahun 2010/2011 sebesar 99,05% (500.570 siswa dari
505.393 siswa) Angka tersebut diatas target RPJMD sebesar 93%.
Pendidikan Menengah; APK SMA/SMK/MA dan sederajat
sebesar 64,62%, masih di bawah target akhir RPJMD sebesar
70%. Rasio Siswa SMK : SMA tahun 2010 adalah 60,90 : 39,10.
Hal yang perlu dipacu untuk mendukung Program Provinsi Vokasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 25
70 : 30 pada tahun 2013. Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN)
SMA/SMK/MA tahun 2010/2011 sebesar 98,43% (303.056 siswa
dari 307.888 siswa).
Pendidikan Non formal dan Informal, indikator kinerja antara
lain : (1) Pengembangan Desa Vokasi, sampai dengan tahun 2010
jumlah Desa Vokasi sebanyak 140 Desa, dengan target pada
tahun 2013 sebanyak 245 Desa; (2) Pengembangan Taman
Bacaan Masyarakat (TBM), Desa/Kelurahan di Jawa Tengah
memiliki TBM sebesar 9,00% namun masih di bawah target akhir
RPJMD 15%; (3) Kelulusan Paket A sebesar 96,50%, di bawah
target akhir RPJMD sebesar 97%; (4) Kelulusan Paket B 90,00%,
di bawah target akhir RPJMD 95%; (5) Kelulusan Paket C sebesar
86,00%, di bawah target akhir RPJMD 90%; (6) Angka buta
aksara usia >45 thn pada tahun 2010 sebesar 1%, sesuai terget
RPJMD sebesar <1%.
Pendidikan Khusus; APK Pendidikan Khusus sebesar 37,00%,
masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 40%; Pendidikan
Khusus terakreditasi tahun 2010 sebesar 68,45%, di bawah target
akhir RPJMD sebesar 100%; Angka Naik Kelas sebesar 97%,
masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 98%;
Tenaga Pendidik/Tenaga Kependidikan; sampai dengan
Tahun Anggaran 2010 jumlah pendidik di Jawa Tengah yang
berkualifikasi S1/D4 sebanyak 164.081 orang (41,96%) dan yang
belum memenuhi kualifikasi sebanyak 226.933 orang (58,04%).
Sedangkan pendidik yang telah bersertifikat pendidik sebanyak
117.864 orang (30,14%), sehingga masih terdapat 273.150 orang
(69,86%) yang belum tersertifikasi. Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah bertekad pada tahun 2013 seluruh pendidik di Jawa
Tengah telah memenuhi kualifikasi S1/D4 dan telah bersertifikat
pendidik dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 26
berkualifikasi S1/D4 sampai dengan tahun 2010 pada PAUD
mencapai 18,83%, masih di bawah target RPJMD 30%; SD/SDLB
mencapai 34,11%, di bawah RPJMD 45%; SMP/SMPLB mencapai
76,03%; SMA /SMK/SMALB 89,83%, masih di bawah target akhir
RPJMD 93%.
Pendidikan Tinggi; kemitraan Perguruan Tinggi dengan
Pemda sebesar 18%, masih di bawah target akhir RPJMD sebesar
25%. Kemitraan tersebut akan ditingkatkan untuk mendukung
kualitas pembangunan pendidikan pada khususnya dan
pembangunan bidang lainnya (kesehatan, pertanian dan lainnya)
pada umumnya.
Manajemen Pelayanan Pendidikan dan Pendidikan
Berkelanjutan; Wawasan Kebangsaan melalui Fasilitasi Pembinaan
Nasionalisme Pendidikan sebesar 60%, masih di bawah target
akhir RPJMD sebesar 75%; Kearifan Lokal 100%, Sekolah di Jawa
Tengah melaksanakan kurikulum Bahasa Jawa sesuai target
RPJMD sebesar 100%.
Beberapa langkah konkrit yang perlu dilakukan guna
percepatan pencapaian target akhir RPJMD adalah perluasan
akses layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara
holistik-komprehensif, mempertahankan dan meningkatkan kualitas
layanan Pendidikan Dasar (DIKDAS), peningkatan mutu dan
relevansi Pendidikan Menengah (DIKMEN), pengembangan
layanan pendidikan inklusi, pengembangan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), akselerasi standarisasi (Akreditasi) satuan
pendidikan, peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik
secara berkelanjutan, peningkatan mutu layanan pendidikan, serta
pengembangan pendidikan berkarakter secara konsisten dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 27
Gambaran kondisi mengenai pendidikan Jawa Tengah
terdapat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.12
Kondisi Pendidikan di Jawa Tengah Tahun 2008-2010
No. Variabel Indikator 2008 2009 2010
a) Angka Melek Huruf (%) 96 99 99,99 b) Rata-rata lama sekolah 6,8 6,86 7,2*
c) APK SD/MI (%) 106,79 107,31 108,00
d) APK SMP/MTs (%) 92,63 96,93 99,40
e) APK SMA/SMK/MA (%) 53,51 54,87 64,62
f) APM SD (%) 90,99 95,82 97,08
g) APM SMP/MTs (%) 71,5 75,29 76,87
h) APM SMA/SMK/MA (%) 48,78 49,19 50,12
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, data diolah
*Susenas, BPS, Juli 2010
2). Kesehatan
Usia harapan hidup di Jawa Tengah pada tahun 2009 dan
2010 sebesar 72 tahun, masih di bawah target akhir RPJMD yaitu
73,8 tahun.
Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2009 yaitu 114 per
100.000 kelahiran hidup dan tahun 2010 yaitu 104,97 per 100.000
kelahiran hidup, masih di bawah target RPJMD yaitu 102 per
100.000 kelahiran hidup. Menurunnya AKI antara lain disebabkan
oleh meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal dan meningkatnya persalinan oleh tenaga
kesehatan. Masih perlu upaya serius terutama untuk
meningkatkan cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani.
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2009 yaitu 9,7 per
1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2010 yaitu 10,62 per 1.000
kelahiran hidup, masih di bawah target akhir RPJMD yaitu 9,8 per
1.000 kelahiran hidup. Hal yang perlu mendapat perhatian khusus
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 28
Kasus kekurangan gizi pada balita yang menyebabkan
terjadinya kelainan tinggi terhadap berat badan permanen (anak
pendek untuk umurnya/stunting) pada tahun 2007 (data riskesdas
2007) adalah 34,4 % dan Tahun 2010 sebesar 12,56%. Prevalensi
gizi buruk pada tahun 2009 sebesar 0,16% dan tahun 2010
sebesar 0,08% (data Riskesdas 2010), masih di bawah target
akhir RPJMD sebesar 0,82%. Untuk pencapaian target tersebut,
perlu peningkatan perbaikan gizi masyarakat terutama bagi
penduduk miskin melalui berbagai program lintas sektor.
Prioritas penanganan penyakit menular dititikberatkan pada
HIV/AIDS, TB Paru, Demam Berdarah, Malaria dan Kusta. Jumlah
kasus (penderita baru) HIV/AIDS tahun 2009 sebanyak 573 kasus
(72 orang meninggal), meningkat pada tahun 2010 sebanyak 874
kasus (160 orang meninggal). Meningkatnya penemuan jumlah
kasus penderita HIV/AIDS tersebut, dikarenakan semakin
efektifnya kegiatan sosialisasi pencegahan dan pendorongan
kelompok beresiko tinggi untuk melakukan pemeriksaan
(voluntary, concelling and testing).
Penemuan penderita baru penyakit Tubercolusis Paru (TB)
pada Tahun 2010 sebesar 53,72% meningkat dibanding tahun
2009 sebesar 48,5%, namun demikian masih di bawah target
akhir RPJMD yaitu 70%. Kondisi ini menunjukkan meningkatnya
aktivitas untuk penemuan penderita baru TB paru melalui
surveillance dan kegiatan pendamping minum obat.
Angka Kesakitan DBD pada tahun 2010 sebesar
59,5/100.000 penduduk dan angka kematian DBD sebesar 1%.
Target akhir RPJMD untuk Angka Kesakitan DBD adalah
<15/100.000 penduduk. Angka kematian karena DBD masih
belum mencapai target akhir RPJMD sebesar <1%. Peningkatan
angka kesakitan DBD antara lain disebabkan karena masih
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 29
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pemanasan global yang
berdampak pada penularan penyakit DBD secara trans ovarian.
Pada tahun 2009 Angka Kesakitan Malaria sebesar 0,047 per
1.000 penduduk dan tahun 2010 sebesar 0,101 per 1.000, telah
mencapai target akhir RPJMD sebesar 1 per 1.000. Daerah
endemis malaria di Jawa Tengah adalah Kabupaten Purbalingga,
Banjarnegara, Purworejo dan Banyumas dengan prevalensi
Malaria (API) paling tinggi adalah Kabupaten Purbalingga.
Penanganan penderita gangguan jiwa yang dipasung sampai
dengan bulan Juni 2011 sebanyak 144 orang dari 333 kasus di 16
Kabupaten/Kota. Pada tahun 2012 Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah bertekad untuk mewujudkan Jawa Tengah Bebas Pasung.
Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan penanganan penderita
gangguan jiwa yang dipasung.
Gambaran kondisi mengenai kesehatan Jawa Tengah
terdapat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.13
Kondisi Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2008-2010
No. Variabel Indikator 2008 2009 2010
1. Angka Harapan Hidup (tahun) 71,1 72 72
2. Angka Kematian Ibu ( per 100.000 KH) 117 114 104,97 3. Angka Kematian Bayi ( per 1000 KH) 9,88 9,7 10,62
Sumber data: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, data diolah
3). Pekerjaan Umum
Panjang jalan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010
adalah 26.368,792 km, terdiri dari jalan nasional 1.390,571 km,
jalan provinsi 2.565,621 km dan jalan kabupaten/kota 22.412,60
km.
Kinerja jalan provinsi dalam kondisi baik 85% (2009) menjadi
85,36% (2010); kondisi sedang 14,61% (2009) menjadi 14,29%
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 30
dengan target akhir RPJMD untuk kondisi jalan baik sebesar
86,54%. Sedangkan kinerja jalan Nasional tahun 2010 kondisi baik
sebesar 5,97%, kondisi sedang sebesar 65,71% dan kondisi rusak
sebesar 28,32%.
Panjang jembatan Provinsi adalah 25.335 m, dengan kondisi
baik pada tahun 2009 sebesar 75,46% dan tahun 2010 sebesar
76,35%, target RPJMD sebesar 79% di tahun 2013, sehingga
masih perlu dipacu untuk dapat mencapai target akhir RPJMD.
Pengadaan tanah untuk pembangunan Jaringan Jalan Lintas
Selatan (JJLS) di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2010
mencapai 97,66 km (46,51%), sedangkan untuk pembangunan
konstruksi baru sepanjang 27,09 km (12,76%). Melalui Regional
Road Development Project (RRDP) Tranche I (2011 – 2013),
target sampai akhir tahun 2013 sepanjang 102,89 km (48,48%
dari total panjang JJLS yaitu 212,25 km).
Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo sepanjang 75,67
km, sampai tahun 2010 pembangunan jalan tol Seksi I
(Semarang–Ungaran) sepanjang 14,1 km baru mencapai 93,34%
dikarenakan mundurnya waktu penyelesaian pembebasan tanah
pasca konsinyasi di Paket III (Penggaron-Beji), redesign
menyesuaikan kondisi struktur tanah pada lokasi STA 5 Paket
Gedawang-Penggaron di Dusun Karangpucung-Pudakpayung dan
terhambatnya pengeprasan bukit Ceper dan Cemorosewu karena
kondisi cuaca/intensitas hujan yang cukup tinggi. Selanjutnya
untuk Seksi II (Ungaran–Bawen) sepanjang 9 km, dalam tahap
pembebasan lahan (89,08%).
Hal-hal yang masih perlu mendapat perhatian adalah masih
banyaknya ruas jalan provinsi yang mempunyai kapasitas dan
kualitas struktur yang belum mantap, terutama di wilayah timur
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 31
Kabupaten/Kota, daerah rawan bencana dan kawasan
pengembangan perekonomian wilayah.
Pada tahun 2010, kondisi jaringan irigasi baik mencapai 49%
tetapi kondisi ini masih perlu didorong untuk mencapai target
RPJMD sebesar 72%. Kondisi DAS kritis yang telah tertangani
sampai tahun 2010 sebanyak 16 DAS dari 35 DAS kritis yang
harus ditangani sesuai target RPJMD. Selain itu, luas genangan
banjir di tahun 2010 sebesar 186.456 Ha, berkurang dari tahun
2009 seluas 192.942 Ha, sehingga masih perlu penanganan untuk
mencapai target RPJMD seluas 167.000 Ha. Pemenuhan
kebutuhan air baku sampai tahun 2010 telah mencapai 44%
masih sesuai target RPJMD, namun demikian untuk
mengantisipasi dampak perubahan iklim masih dibutuhkan
pembangunan sarana prasarana air baku terutama di daerah
kritis. Panjang pantai kritis di tahun 2010 sebesar 140 km,
menurun dari tahun 2009 sepanjang 157 km, namun masih perlu
didukung untuk mencapai target RPJMD sepanjang 130 km.
Cakupan pelayanan air bersih di Jawa Tengah pada tahun
2009 di kawasan perkotaan (37%) dan kawasan pedesaan (9%)
meningkat pada tahun 2010 di kawasan perkotaan (38,7%) dan
kawasan pedesaan (10,4%). Cakupan layanan sanitasi tahun 2009
sebesar 54,73% meningkat pada tahun 2010 sebesar 57,70%.
Capaian tersebut masih sesuai dengan target RPJMD, apabila
dibandingkan dengan target MDGs khususnya untuk cakupan air
bersih pedesaan masih perlu percepatan pencapaian.
4). Perumahan
Pada tahun 2010, backlog rumah di Jawa Tengah sebanyak
755.493 unit. Salah satu penyebab tingginya backlog rumah
adalah bencana alam sehingga banyak keluarga yang kehilangan
rumah. Selain itu masih terdapatnya rumah tidak layak
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 32
5% dari 2.300.000 rumah tangga yang dalam kondisi tidak layak
huni. Jumlah rumah tidak layak huni yang telah dipugar dari tahun
2008 sampai dengan tahun 2010 sebanyak 2.250 rumah.
Pada tahun 2009 jumlah rumah Rumah Tangga Miskin (RTM)
yang diperbaiki sebanyak 714 unitdan pada tahun 2010 sebanyak
591 unit, Bantuan Rumah Tangga Miskin pada tahun 2009
sebanyak 1.275 unit dan pada tahun 2010 sebanyak 575 unit,
serta Bantuan Rumah Panggung tahun 2009 sebanyak 40 unitdan
tahun 2010 sebanyak 50 unit.
Memperhatikan kondisi di atas, peran pemerintah provinsi
dalam pengembangan perumahan yang terbatas pada pemberian
stimulan perbaikan rumah dan peningkatan Prasarana dan Sarana
Dasar (PSD) masih perlu ditingkatkan dengan mendorong
swadaya masyarakat dan swasta yang secara tidak langsung akan
meningkatkan jumlah rumah layak huni.
5). Penataan Ruang
Sebagai pelaksanaan amanat UU No 26 Tahun 2007, Tahun
2010 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menetapkan Perda
No 6 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Tengah yang
berlaku sampai 20 tahun mendatang. Selain itu, juga telah
menyusun Rencana Rinci Tata Ruang sebagai penjabaran RTRW
sebanyak 2 buah, sosialisasi dan mitigasi kawasan rawan bencana.
Dalam fasilitasi penyusunan/penyesuaian Perda RTRW
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah telah
mengeluarkan rekomendasi terhadap 31 Raperda RTRW
Kabupaten/Kota yang difasilitasi oleh BKPRD Provinsi Jawa
Tengah.
Penetapan Perda RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota, secara
normatif terlambat, tetapi hal ini dikarenakan keterlambatan
terbitnya pedoman penyusunan Perda RTRW Provinsi,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 33
pada Provinsi Jawa Tengah (beserta kabupaten/kota di Jawa
Tengah), tetapi juga terjadi secara nasional. Secara nasional,
penetapan Perda RTRW Provinsi Jawa Tengah relatif lebih cepat,
yaitu merupakan urutan ke-6 secara nasional.
Berkenaan dengan telah tersusunnya perda-perda RTRW
provinsi maupun kabupaten/kota, maka perlu ditindaklanjuti
dengan upaya konsistensi pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
6). Perencanaan Pembangunan
Capaian kinerja perencanaan pembangunan sampai tahun
2010 adalah tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan
yaitu RKPD Tahun 2011 melalui forum-forum perencanaan
pembangunan seperti Musrenbangwil, Musrenbangprov, Rakortas
dan Musyawarah Regional. Di samping itu, dalam rangka
mendukung kebijakan dan strategi pembangunan daerah,
dilakukan melalui penyusunan dokumen-dokumen di bidang
ekonomi, kesejahteraan rakyat, bidang pemerintahan
kependudukan dan bidang sarana prasarana wilayah antara lain
berupa Potensi Ekonomi Daerah Kawasan Kedungsapur,
Perencanaan Pembangunan Lingkungan Pedesaan, Kelembagaan
dan Pengelolaan Sumberdaya Air Energi Alternatif Pedesaan,
Pengembangan Kawasan Agropolitan, Rancangan Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), Pelaksanaan
Program Kelangsungan Hidup Perkembangan Perlindungan Ibu
dan Anak (KHPPIA), Pelaksanaan Program Pendidikan Untuk
Semua (PUS), Rencana Umum Program TNI Manunggal
Membangun Desa (TMMD), Rencana Pengelolaan Bencana
(Disaster Management Plan), Rencana Aksi Daerah Pengurangan
Resiko Bencana (RAD-PRB).
Di samping itu untuk mendukung penyusunan perencanaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 34
bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, teknologi air bersih,
penangkapan ikan, pengembangan usaha dan pemerintahan.
Dalam rangka pengendalian dan konsistensi kebijakan
pembangunan daerah telah dilakukan fasilitasi penyusunan RPJPD
dan RPJMD Kabupaten/Kota serta evaluasi kinerja program
pembangunan baik yang bersumber dari APBD maupun APBN.
7). Perhubungan
Jumlah trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Jawa Tengah
tahun 2010 sebanyak 840 trayekdan jumlah trayek Antar Kota
Dalam Provinsi (AKDP) sebanyak 367 trayek, relatif tetap dengan
tahun sebelumnya. Jumlah bus pada tahun 2009 sebanyak 11.825
unit menurun di tahun 2010 sebanyak 10.174 unit. Hal ini
disebabkan masyarakat cenderung memilih menggunakan
angkutan pribadi (sepeda motor). Jumlah Mobil Penumpang
Umum (MPU) relatif tetap sejumlah 397.667 unit.
Jumlah rambu lalu lintas tahun 2009 sebanyak 9.238 buah,
meningkat pada tahun 2010 sebanyak 10.436 buah. Sedangkan
jumlah jembatan timbang di Jawa Tengah sampai dengan tahun
2009-2010 sebanyak 17 unit dengan sistem komputerisasi, terdiri
dari kapasitas 40 ton sebanyak 9 unit dan kapasitas 80 unit
sebanyak 8 unit.
Jumlah penumpang Kereta Api (KA) di Jawa Tengah pada
tahun 2009 sebanyak 2.147.859 orang menurun pada tahun 2010
sebanyak 1.854.806 orang. Jumlah barang yang diangkut pada
tahun 2009 sebesar 19.179,65 ton meningkat pada tahun 2010
sebesar 19.982 ton. Pada tahun 2010 telah disusun Rencana
Induk Perkeretapian Jawa Tengahdan DED perlintasan tidak
sebidang pada 5 lokasi (Kabupaten Sragen, Purworejo, Kebumen,
Brebes dan Sukoharjo).
Untuk pelayanan SDP, selama tahun 2009 KM. Muria yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 35
sebanyak 22.901 orang, menurun di tahun 2010 sebanyak 16.350
orang. Sedangkan untuk KM. Kartini yang melayani lintas
Semarang – Karimunjawa – Jepara PP selama tahun 2009
mengangkut penumpang sebanyak 13.257 orang meningkat di
tahun 2010 sebanyak 15.977 orang.
Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Tanjung Mas tahun
2009 sebanyak 1.398 Call atau 8.605.624 GT meningkat di tahun
2010 sebanyak 2.221 Call atau 12.556.730 GT. Jumlah cargo yang
diangkut tahun 2010 sebanyak 7.863.850 ton/m³/liter. Jumlah
container yang diangkut tahun 2009 sebesar 82.029 teus
meningkat di tahun 2010 sebesar 384.522 teus. Jumlah
penumpang domestik dan internasional tahun 2009 sebanyak
302.772 orang meningkat di tahun 2010 sebanyak 449.645 orang.
Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap
pada tahun 2009 sebanyak 2.326 Call menurun pada tahun 2010
sebanyak 1.249 Call atau 21.882.020 GT. Jumlah bongkar muat
barang dan migas 23.895.627 ton/m³/liter dan hewan 24.952
ekor.
Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Tegal tahun 2009
sebanyak 938 Call atau 295.668 GT meningkat pada tahun 2010
sebanyak 3.949 Call atau 426.768 GT. Jumlah bongkar muat
tahun 2009 sebesar 69.486 ton m³/liter menurun pada tahun
2010 sebesar 29.525 ton/m³/liter.
Jumlah penumpang domestik di Bandar Udara Ahmad Yani
Semarang selama tahun 2009 sebanyak 1.627.706 orang
meningkat selama tahun 2010 sebanyak 1.954.901 orang.
Sedangkan penumpang internasional pada tahun 2009 sebanyak
23.278 orang meningkat di tahun 2010 sebanyak 38.603
penumpang. Pergerakan pesawat sebanyak 16.328 penerbangan
domestik dan 508 penerbangan internasional. Barang yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 36
19.722.375 kg meningkat pada tahun 2010 sebesar 23.862.533
kg. Sedangkan barang yang diangkut dalam penerbangan
internasional tahun 2009 sebesar 456.709 kg meningkat ditahun
2010 sebesar 1.641.079 kg. Dalam rangka meningkatkan
pelayanan jasa transportasi udara telah dilakukan peningkatan
dan pengembangan sarana dan prasarana pada Bandar Udara
Ahmad Yani dengan dikembangkannya pembangunan terminal di
sisi utara tahun 2011 dan direncanakan selesai tahun 2013.
Jumlah Penumpang di Bandara Adi Soemarmo tahun 2009
sebanyak 686.410 orang meningkat pada tahun 2010 sebanyak
737.854 orang. Pergerakan pesawat domestik pada tahun 2009
sebanyak 4.646 meningkat di tahun 2010 sebanyak 5.106.
Sedangkan penerbangan internasional pada tahun 2009 sebanyak
1.056 menurun di tahun 2010 menjadi sebanyak 887.
Pengembangan Bandara Dewadaru Karimunjawa dengan
realisasi pembebasan tanah seluas 10.177 m² pada tahun 2010
dari total kebutuhan 155.831 m², sisanya diakomodir pada tahun
2011 sampai dengan tahun 2013.
Capaian urusan perhubungan secara umum sesuai dengan
tahapan yang direncanakan tetapi belum optimal yaitu kinerja
pelayanan untuk mendukung keselamatan lalu lintas,
pengembangan jalur kereta api regional dan pembangunan double
track, Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas melalui
pembangunan Terminal Kendal, Pengembangan Bandar Udara
Ahmad Yani serta Pengembangan Bandar Udara Dewadaru
Karimunjawa.
8). Lingkungan Hidup
Perlindungan dan konservasi sumber daya alam merupakan
salah satu program peningkatan fungsi kawasan lindung di luar
kawasan hutan dan daerah tangkapan air. Sampai dengan tahun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 37
hutan telah tertangani 1.525,5 Ha dari target 11.137,95 ha (5%
dari seluruh luas kawasan lindung 222.759 ha) dan pelaksanaan
konservasi tanaman langka 279 jenis tanaman dari target 360
jenis. Selain konservasi secara vegetatif, dilakukan konservasi
secara sipil teknis meliputi : Pembangunan 200 unit sumur
rombong, pembangunan 15 PAH (Penampungan Air Hujan) dan
28 sumur resapan.
Penanganan kerusakan pesisir akibat abrasi pantai sampai
dengan tahun 2010 dilakukan dengan pembangunan sabuk pantai
sepanjang 1.475,5 m dan penanaman mangrove sebanyak
336.529 btg (109 ha), jauh dari target RPJMD yakni 3.000 m
sabuk pantai dan mangrove 200 Ha.
Penyusunan kajian daya tampung dan penetapan kelas air
sungai baru dilakukan di 4 sungai dari 6 sungai yang ditargetkan
RPJMD, termasuk kajian daya dukung lingkungan ditargetkan di 6
DAS/Sub DAS yang sampai saat ini belum dapat terealisasi
dikarenakan menunggu panduan pusat terkait penyusunan daya
dukung lingkungan.
Upaya peningkatan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
10 Kabupaten diharapkan pada tahun 2013 dapat mencapai 20%,
dimana realisasi sampai tahun 2010 peningkatan kualitas RTH di 5
daerah baru seluas 80,16 Ha atau 0,26%, sehingga belum
mencapai target RPJMD yaitu 10 daerah.
Cadangan air tanah di Jawa Tengah diprediksi kurang lebih
sejumlah 12.168.523.000 m3, sedangkan sumur air tanah yang
berijin sampai Tahun 2010 jumlahnya mencapai 4.259 buah,
sumur P2AT 563 buah dan masih banyak lagi yang tidak
terdaftar. Pemanfaatan air tanah meningkat sehingga perlu
mendapat perhatian agar tidak terjadi krisis air.
Pada Tahun 2010 tercatat jumlah industri besar 764 buah,