PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 196-197
196
DISKUSI
Pertanyaan :
a. Sri Nugroho Marsoem (Fahutan UGM Yogyakarta)
- Untuk Pak Muslich, pengawetan produk untuk tujuan ekspor harus dilakukan
secara hati-hati. Apa tidak ada cara-cara pengawetan lain, tanpa kimiawi, semisal
untuk pencegahan blue stain yang kerap terjadi pada pinus ? dan bagaimana cara
mengatasi cacat kayu yang disebabkan karena terjadinya growth stress?
- Untuk Pak Abdurrahman, nilai MOE dan MOR untuk produk-produk yang
dituliskan di hal.5 supaya bisa dibandingkan dengan nilai-nilai MOE dan MOR
untuk produk kayu solidnya sehingga bisa terlihat perbedaannya.
b. Philip (CIFOR)
- Untuk kegiatan pengawetan kayu, sudah sejauh mana hasil penelitian tersebut
disosialisasikan ke masyarakat?
- Berapa besar nilai tambah yang dihasilkan dari kegiatan pengawetan tersebut
karena dengan adanya proses pengawetan tersebut jelas terjadi adanya kenaikan
biaya produksi?
Jawaban/Tanggapan :
a. M. Muslich (Pusat Litbang Hasil Hutan)
- Pengawetan kayu memang harus dilakukan dengan hati-hati dan telah diatur
sedemikian rupa untuk pelaksanaannya.
- Berbeda dengan bidang pertanian, proses pengawetan kayu sebenarnya
merupakan suatu tindakan pencegahan sedangkan dalam pertanian adalah
pemberantasan. Oleh karena itu, tidak akan ada orang yang mati karena proses
pengawetan tersebut.. Apalagi umumnya bahan pengawet yang dimasukkan,
seperti CCA, sudah terikat dengan selulosa kayu sehingga leachabilitynya
berkurang.
- Dengan pengawetan memang menambah nilai biaya produksi. Akan tetapi,
apabila dinilai secara kasar, rumah yang diawetkan dapat tahan sampai dengan 40
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 196-197
197
- Untuk pengawetan terhadap blue stain, ada cara lain yaitu dengan dikerjakan
secara langsung. Tapi, umumnya hal ini kurang bisa dilakukan sehingga bisa
dilakukan dengan upaya pengawetan propilaktik/sementara.
- Proses pengawetan yang dilakukan harus diketahui dulu untuk apa dan kapan
kayu tersebut mau dipakai, sehingga penebangan sebaiknya mendekati waktu
dimana kayu tersebut akan langsung dipakai.
- Cara pengawetan furfurilasi/polimerisasi memang biayanya mahal, akan tetapi
apabila diterapkan, misalnya pada patung kayu, bisa menambah daya tariknya.
Oleh karena itu, cara-cara pengawetan yang ada sebaiknya memang dapat
disosialisasikan.
Tambahan:
Sasa Abdurrahim (Pusat Litbang Hasil Hutan)
- Pencegahan blue stain dapat dilakukan tanpa kimiawi apabila kayu tersebut dapat
langsung diproses.
- Data mengenai nilai tambah proses pengawetan kayu telah dibuat, nanti akan
dihubungi kembali.
b. Abdurrahman (Pusat Litbang Hasil Hutan)
- Untuk saran perbandingan, sebetulnya nilai MOE dan MOR pembanding (kayu
solid) ada di halaman belakang, sebagai lampiran, pada makalah ini.
Tambahan :
- Barly (Pusat Litbang Hasil Hutan):
Data mengenai potensi hutan rakyat perlu dicermati lagi. Selain itu definisi mengenai
hutan rakyat pun perlu diperjelas kembali. ”Ada” nya hutan rakyat juga patut
dicermati kembali.
- Jamal Balfas (Pusat Litbang Hasil Hutan/Ketua sidang):
Angka mengenai hutan rakyat memang sebaiknya dicermati dan begitu pula fisiknya