Kode Kompetensi : 020.DKK.06 Durasi Pembelajaran : 38 x 45 menit
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU SUMER BELAJAR TM PS PI
6.1 Mengidentifika si alat-alat ukur
Measuring tools diidentifikasi dan digunakan sesuai dengan informasi manual jenis measuring tools
Benda kerja diukur menggunakan measuring tools yang sesuai dengan dimensi benda kerja yang diukur
Jenis dan fungsi measuring tools
Prinsip kerja Measuring Tools
Teknik penggunaan Measuring Tools
Penerapan penggunaan Measuring Tools
Memahami sistem satuan ukuran metric dan british melalui penggalian informasi
Mengidentifikasi jenis dan fungsi measuring tools melalui penggalian informasi
Memahami prinsip kerja Measuring Tools melalui penggalian informasi
Memahami prosedur
penggunaan Measuring Tools melalui penggalian informasi
Tes tertulis
Penugasan
Observasi
8 4
(8)
Modul dan buku referensi
6.2 Menggunakan alat-alat ukur mekanik
Alat ukur dipilih sesuai kebutuhan
Penggunaan teknik pengukuran yang sesuai dan hasilnya dicatat
Pengukuran dimensi dan variabel dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen yang akan diukur
Jenis dan fungsi alat ukur mekanik
Prinsip kerja alat ukur mekanik
Teknik penggunaan alat ukur mekanik
Penerapan penggunaan alat ukur mekanik
Memahami jenis alat-alat ukur mekanik
Memahami prosedur penggunaan alat-alat ukur mekanik
Memahami pengukuran permukaan bidang datar dengan alat-alat ukur mekanik
Memahami pengukuran diameter dalam dan luar benda kerja dengan alat-alat ukur mekanik
Memahami pengukuran kedalaman lubang benda
Tes tertulis
Penugasan
Observasi
8 8
(16)
Modul dan buku referensi
kelurusan poros dengan alat- alat ukur mekanik
Memahami pengukuran keolengan poros dengan alat- alat ukur mekanik
6.3 Menggunakan alat-alat ukur pneumatik
Alat ukur dipilih sesuai kebutuhan
Penggunaan teknik pengukuran yang sesuai dan hasilnya dicatat
Pengukuran dimensi dan variabel dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen yang akan diukur
Jenis dan fungsi alat ukur pneumatik
Prinsip kerja alat ukur pneumatik
Teknik penggunaan alat ukur mekanik
Penerapan penggunaan alat ukur pneumatik
Memahami jenis alat-alat ukur pneumatik
Memahami prosedur penggunaan alat-alat ukur pneumatik
Tes tertulis
Penugasan
Observasi
8 8
(16)
Modul dan buku referensi
6.4 Menggunakan alat-alat ukur elektrik/elektro nik
Alat ukur dipilih sesuai kebutuhan
Penggunaan teknik pengukuran yang sesuai dan hasilnya dicatat
Pengukuran dimensi dan variabel dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen yang akan diukur
Jenis dan fungsi alat ukur
elektrik/elektronik
Prinsip kerja alat ukur
elektrik/elektronik
Teknik penggunaan alat ukur
elektrik/elektronik
Penerapan penggunaan alat ukur
elektrik/elektronik
Memahami jenis alat-alat ukur elektrik/elektronik
Memahami prosedur penggunaan alat-alat ukur elektrik/elektronik
Tes tertulis
Penugasan
Observasi
8 8
(16)
Modul dan buku referensi
perawatan alat ukur Teknik perawatan Alat Ukur.
imformasi
Memahami prosedur perawatan alat ukur dengan cara menggali imformasi.
Merawat alat ukur sesuai prosedur dan petunjuk (SOP)
Observasi referensi
Mengetahui Bukittinggi, Januari 2016
Waka Kurikulum, Guru Bidang Studi
Rina, S.Si Roky Tri Satria, S.Pd
NKTAM : NKTAM :
dasarOtomotifmenggunakanAdobe Flash CS6di SMK TeknologiMuhammadiyahBukittinggi”olehTri TomiSatria, NIM:
2512.132,telahmemenuhisyaratilmiahdandisetujuiuntuksidangMunaqasah.
Bukittinggi, Juli 2016 Pembimbing I
Dr. WedraAprison, M. Ag NIP.197205242000031001
Pembimbing II
HariAntoniMusril, M.Kom NIP.198309072009121005
telah di uji dalam sidang Munaqasah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, hari Kamis Tanggal 01 September 2016 dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer.
Bukittinggi, 03 September 2016 Tim Penguji
Ketua
Dr. Wedra Aprison, M. Ag NIP.19720524 200003 1 001
Sekretaris
Merry Prima Dewi, M.Pd NIP. 19840315 201503 2 003 Anggota
Dr. Wedra Aprison, M. Ag NIP.19720524 200003 1 001
Hari Antoni Musril, M. Kom NIP.19830907 200912 1 005
Isnaniah, M.Pd
NIP. 19810810200801 2 021
Riri Okra, M.Kom
NIP.19791017 2011011 010
Mengetahui :
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi
Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc, M. Ag NIP. 19730510 200012 1 002
Tempat / Tanggal Lahir : Candung/ 15 September 1992
Fakultas / Jurusan : Tarbiyah danIlmuKeguruan/ Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Judul Skripsi : Pengembangan Media Pembelajaran Dasar-dasar Otomotif menggunakan Adobe Flash CS6 di SMK Teknologi Muhammadiyah Bukittinggi.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul di atas adalah benar karya penulis. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan karya penulis, maka penulis bersedia diproses sesuai hukum yang berlaku dan gelar kesarjanaan penulis dicopot sampai batas waktu yang ditentukan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bukittinggi, September 2016 Saya yang menyatakan
Tri Tomi Satria NIM. 2512.132
i
”,JurusanPendidikanTeknikInformatikadanKomputer,Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAINBukittinggi, 2016.
Perkembanganilmupengetahuandanteknologidariwaktukewaktumenuntutperub ahandariberbagaibidangkehidupan.Salahsatudarisekianbanyakperkembanganteknologi yang
sangatkitarasakanpadasaatsekaranginiadalahbidangkomputer.Komputersebagaicontoh perkembanganteknologimemilikibanyakmanfaatdankegunaandiantaranyadalampembu atanmediapembelajaran.Aplikasiuntukpembuatanmediapembelajaranyangpopularsaati
niadalahAdobe Flash.Media
pembelajaraninitelahbanyakdigunakandanmempunyaimanfaatyang besardalam prosespembelajaran.TerutamapadapembelajaranDasar-dasar
Otomotif.DalampembelajaranDasar-dasar
Otomotif,pesertadidikbelummengetahuisecara detailmengenaiproses Dasar-dasar Otomotiftersebut.
Kebanyakanpenyampaianmateridenganmenggunakanmediabuku,gambar-
gambaratauditerangkanolehpendidiksehinggapesertadidikcepatmerasabosan, sehingga nilai yang diperoleh siswa lebih rendah daripada Mata Pelajaran Otomotif lainnya.Berdasarkanlatarbelakangtersebutpenulisinginmerancangataumendesainsebua hmedia pembelajaranpadamatapelajaranDasar-dasar Otomotifpada siswaSMK Teknologi Muhammadiyah di Bukittinggi.
Metodeyangdigunakandalampenelitianiniadalahmetodepenelitiandanpengemb anganatauResearch and Development(R&D), yaitumetodeyang digunakanuntukmenciptakansuatuproduktertentu.Danmodel
pengembanganpenelitianyang digunakanyaitumodel pengembanganmultimedia 4-D versi Luther- Sutopo.Penelitianinidilaksanakandenganmenggunakanperangkat komputeruntukmelakukanperancangan,
pengujiandanpengoptimalanprodukyangtelahdihasilkan.Produk yang telahdikembangkantersebutkemudianakandilakukanujivaliditas, praktikalitas, danefektifitasdenganmenggunakan instrument berupaangket.
HasildaripenelitianiniyaituberupaMedia Pembelajaran Dasar-dasar Otomotifdalambentukfile *.exedenganukuran file 35,4 MB yang dapatdijalankan langsung tanpa menginstal Aplikasi Adobe Flash.Kemudiandarihasiluji validitas dari expert menunjukkan bahwa Media Pembelajaran Dasar-dasar Otomotif mendapatnilai92,7dengankriteria81-100dandinyatakansangat valid. Sementara darihasil uji praktikalitasoleh guru matapelajaran menunjukkan bahwa media yang
dirancang mendapatkannilai 93padakriteria 81-100
dandinyatakansangatpraktis.Kemudiandari hasil uji efektivitas oleh siswa
ii
ii
Dengan mengucapkan puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Dasar-dasar OtomotifmenggunakanAdobe Flash CS6di SMK TeknologiMuhammadiyahBukittinggi”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer pada Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Bukittinggi.Dalam menyelesaikan skripsiini, Penulis mendapat bantuan berharga dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. IbukrektordanBapak/IbukWarekbesertaDekan,
Bapak/IbukketuaJurusanPendidikanTeknikInformatikadan Komputer(PTIK)
IAIN Bukittinggi yang
telahmemberikanfasilitasdanpelayananuntukkepentinganperkuliahandariawa lhinggapenulismenyelesaikanstudi.
2. BapakDr. WedraAprison, M. Agselaku Dosen Pembimbing I dan BapakHariAntoniMusrilM. Komselaku Dosen Pembimbing IIyang telah banyak meluangkan waktunya, memberikan pengarahan, dorongan serta petunjuk-petunjuk yang sangat berharga dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
iii
telahbanyakmemberikanmasukandan saran kepadapenulis.
5. Bapak Sarwo Derta, S.S, M. Kom selaku validator yang telahbanyakmemberikanmasukandan saran kepadapenulis.
6. Ibu Zulfani Sesmiarni, M. Pd selaku validator yang telahbanyakmemberikanmasukandan saran kepadapenulis.
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan/ti IAIN Bukittinggi yang telah memberikan bekal ilmu dan pendidikan kepada penulis agar bermanfaat hendaknya di masa yang akan datang.
8. Bapak danIbu yang bertugas diAkamaIAINBukittinggiyang
telahmemberikanizinbesertainformasi yang
penulisbutuhkandalammenyelesaikanskripsiini.
9. Kepala Sekolah beserta Majelis guru dan Karyawan/ti di SMK TeknologiMuhammadiyahBukittinggi.
10. Rekan-rekan seperjuangan yaitu Annisa Dewi Shalihat, Yusmanelvi, Vrisni Annisa, Iswandy, dan Ade Satriayang telah banyak memberikansemangatdan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Semuapihak yang belumsempatpenulissebutkansatupersatu yang telah denganikhlasturutmembantudalampenulisan skripsi ini,baik secaralangsungmaupuntidaklangsung.
iv
banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan.Olehkarenaitupenulismengharapkankritikdan saran yang bersifatmembangundarisemuapihak.Semogaskripsiinimemberikontribusi yang positifbagipembacadalamrangkapengembangankhasanahilmupengetahuan.
Bukittinggi, September 2016 Penulis
Tri TomiSatria
v SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI...v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Peneltian ... 6
F. Manfaat Penelitian... 7
G. Penjelasan Judul ... 8
H. Sistematika Penulisan... ... 9
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Desain ...10
B. Media Pembelajaran ... 11
1. Pengertian Media Pembelajaran... ... 11
2. Jenis-jenis Media... ... 12
C. Dasar-dasar Otomotif ... 15
1. Pengertian Dasar-dasar Otomotif... ... 15
2. Materi Kelas X Semester 2... ... 15
D. Software yang Digunakan ... 31
1. Adobe Flash CS6 ... 31
2. Software Pendukung... 35
vi
D. Tahapan Penelitian ... 43
E. Uji Coba Produk ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Define ... 51
B. Deign ... 51
C. Development ... 52
D. Disseminate ... 75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 76
B. Saran ... 77 DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
vii
2.2 Bagian Jangka Sorong... 16
2.3 Posisi Pengukuran ... 17
2.4 Mikrometer... 18
2.5 Bagian Mikrometer... 19
2.6 Dial Gauge ... 20
2.7 Fuller Gauge... 21
2.8 Skala Jangka Sorong 0,02 mm ... 22
2.9 Skala Jangka Sorong 0,05mm... 23
2.10 skala jangka sorong 1/128 inch... 23
2.11 SKALA SLEEVE dan THIMBLE... 24
2.12 Mengukur Kerataan Sebuah Bidang ... 26
2.13 Mengukur Kebulatan Sebuah Poros... 26
2.14 jarum bergerak kekanan, apabila permukaan cembung atau diameter besar 27 2.15 Jarum bergerak ke kiri, apabila permukaan cekung atau diameter kecil ... 27
2.16 Pembacaan satu Plate ... 28
2.17 Pembacaan dua Plate... 28
2.18 cara pemakaian jangka sorong ... 29
2.19 Penggunaan Mikrometer ... 29
2.20 Pengunaan Dial Gauge ... 30
2.21 memeriksa kebengkokan... 30
2.22 pemakaian fuller gauge ... 31
3.1 Konsep 4D... 38
3.2 Tahapan Pengembangan Multimedia ... 41
viii
4.4 Struktur Navigasi Materi... 55
4.5 Struktur Navigasi Evaluasi... 56
4.6 Struktur Navigasi About ... 56
4.7 Struktur Navigasi Profil ... 57
4.8 Proses Pembuatan Background Intro ... 61
4.9 Proses Pembuatan Tombol pada Menu Utama ... 62
4.10 Tampilan Halaman Intro ... 65
4.11 Tampilan Halaman Menu Utama ... 66
4.12 Tampilan Halaman Menu Profil... 66
4.13 Tampilan Halaman Menu SK/KD... 67
4.14 Tampilan Halaman Menu Materi ... 67
4.15 Tampilan Halaman Menu Evaluasi ... 68
ix
3.1 Uji Validitas Produk... 47
3.2 Uji Praktikalitas Produk ... 48
3.3 Uji Efektivitas Produk... 50
4.1 Storyboard Ringkas... 57
4.2 Desain Interface ... 59
4.3 Identifikasi dan Rencana Pengujian ... 69
4.4 Pengujian Menu Intro ... 70
4.5 Pengujian Menu Profil ... 70
4.6 Pengujian Menu Utama... 70
4.7 Pengujian Menu SK/KD ... 71
4.8 Pengujian Menu Materi... 71
4.9 Pengujian Menu Evaluasi... 72
4.10 Pengujian Fungsionalitas ... 72
x
1. Storyboard Intro ... 78
2. Storyboard Menu Utama... 78
3. Storyboard Menu SK/ KD ... 79
4. Storyboard Materi ... 81
5. Storyboard Materi II ... 82
6. Storyboard Materi III ... 83
7. Storyboard Materi IV ... 84
8. Storyboard Materi V ... 85
9. Storyboard Materi VI... 86
10. Storyboard Materi VII... 86
11. Storyboard Materi VIII ... 88
12. Storyboard Materi IX ... 89
13. Storyboard Materi X ... 89
14. Storyboard Materi XI... 91
15. Storyboard Materi XII... 91
16. Storyboard Materi XIII ... 92
17. Storyboard Materi XIV ... 93
18. Storyboard Materi XV ... 94
19. Storyboard Materi XVI ... 95
20. Storyboard Materi XVII... 96
21. Storyboard Materi XVIII ... 97
22. Storyboard Materi XIX ... 98
23. Storyboard Materi XX ... 99
24. Storyboard Materi XXI ... 100
25. Storyboard Materi XXII... 101
26. Storyboard Materi XXIII ... 102
xi
31. Storyboard About II ... 109 32. Storyboard Keluar... 110 33. Storyboard Profil... 111 II(Uji Produk)
Surat-surat pendukung
1. Analisis Hasil Uji Validitas, Praktikalitas, Efektivitas 2. RPP
3. Silabus
4. Surat Izin Penelitian
5. Surat Persetujuan Penelitian
6. Surat Keterangan Penunjukan Dosen Pembimbing 7. Surat Keterangan Selesai Penelitian
8. Angket Uji Validitas, Praktikalitas, Efektivias 9. Kartu Kendali Bimbingan Skripsi Mahasiswa
1
Duniapendidikansemakinbanyakmenghadapimasalahyang
perlumendapatkanperhatianseriusdariberbagaipihaksepertipemerintah dan masyarakat.Tidakdapatdiragukanlagi,bahwasejakanakmanusiapertama
lahirkedunia,telahdiwajibkanuntukmenuntutilmu.Halinidapatkitalihat
dariusaha-usaha pemerintah menyediakan lembagapendidikan daritingkat TamanKanak-kanak sampaiPerguruan Tinggi.Disampingitu,masyarakat jugabanyak membantuusaha-usahapemerintahdenganmendirikanlembaga- lembagapendidikanswasta.
SeiringdengankemajuanTeknologiInformasidan Komunikasiyang semakin pesat, seluruhaspek kehidupan saatinitelah dimudahkan dengan kemajuanteknologi.Pada prinsipnyateknologiberkembanguntukmemenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, agar dalam kehidupannya lebihmudah untukmelakukansesuatuyangdiinginkan.
Perkembanganteknologiinformasidankomunikasi jugatelahmembawa perubahandalamduniapendidikan,dimanasaatini mekanismepembelajaran sudahmengarahkepadapenggunaanteknologiinformasidandigitalisasi.Hal inisesuaidenganfirmanAllahdalamsuratAI- Jaatsiyah[45]ayat131:
1Semarang, CV.AsySyifa',"Al-Qur'an danTerjemahnyaDepartemenAgamaRI",(2000)
“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
Ayat ini dijelaskan didalam tafsir yaitunya “seperti matahari, bulan, bintangdanbenda-
bendalangitlainnyabaikyangdiammaupunyangbergerak.Sepertibinatangmelata ,pepohonan,sungai,barangtambangyanglainnya,semuaitudiciptakanuntukmanf
aatdanmaslahatmanusia.Halinitentunyamengharuskanmerekabanyakbersyuku rkepadaAllahSWTatasnikmat-nikmatNyadanberusahamemikirkanayat- ayatNyadanhikmah-hikmahNya”.2
Dari ayat
ini,dijelaskanbahwaAllahmenciptakanlangitdanbumiadalahsebagairahmatuntu kmanusia,agarmanusiabiastahubetapaberkuasanyaAllahdanmempelajaridarise galayangtelahdiciptakantersebut.Adanyapotensi dan tersedianyalahanyangdiciptakanolehAllah,sertaketidakmampuanalamrayauntu ktidakmembantahsemuaperintahNya
(Allah),kesemuanyamengantarkanmanusia
berpotensiuntukmemanfaatkandanmempelajariyangditundukanAllahtersebut.
Hasil darimemanfaatkanalamitulah yang berbuahteknologi,dansalahsatu dari contoh teknologi itu adalah komputer.
Komputer juga merupakan
alatelektronikotomatisyangdapatmenghitungataumengeloladatasecaracermat
2http://tafsir.ayatalquran.netl2013/04/tafsir-aI-jaatsiyah-ayat-l-13/,diaksestanggaI 6 Maret 2016, jam 09.00
menurut yang diinstruksikan,danmemberikanhasilpengolahan,sertadapatmenjalankansystem mediapembelajaran.Komputertidakhanyadigunakandilingkunganperkantorans aja,tetapijugasudahdigunakandalamberbagaibidangsepertibidangkomunikasi,p erekonomian,
sosial,bahkandalambidangpendidikan.Dalambidangpendidikan,komputersuda
h menjadimediapembelajaran
yangsangatmembantudalamprosespembelajaran.
Secarakonsep,pembelajaranberbasiskomputeradalahbentukpenyajianbaha h-
bahanpembelajaran,keahliandanketerampilansehinggamudahdipelajaridandipa hamiolehsiswa.3Komputerbisamenjadimediayangsangatbergunadalamprosesp embelajaran,salahsatunyadalampembelajaranDasar-
dasarOtomotif.PelajaranDasar-
dasarOtomotiftermasukpelajaranyangsangatmembosankanbagisiswa,karenake biasaangurudalammenyampaikanmateripelajaranmenggunakanmetodecerama hdansekali-
kalimenggunakanmediaposter,sehinggamembuatsiswahanyabisamenghayalka nmateriyangdiberikanolehgurutersebut,padahalpendidikanDasar-
dasarOtomotifmenekankanpadapemberian
pengalamanlangsunguntukmengembangkankompetensiagarsiswamampumem pelajaridanmemahamiDasar-dasarOtomotifsecarailmiahdanrill.Sedangkan
3Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Jakarta:
DevisiBukuPerguruanTinggiPTRajaGrafindoPersada,2011),h.95
didalam Undang undang RI nomor 14 tahun 2005 dikatakan bahwa penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.
Pada materiDasar-
dasarOtomotif,seharusnyasiswadapatmempraktekkandanmencobalangsungba gaimana materiDasar-dasarOtomotiftersebut,tapidengan metodeceramahyang diterapkan olehgurusaatinidapatmengakibatkan pemahamanyangrancuolehparasiswa, sehingga nilai yang diperoleh siswa lebih rendah daripada Mata Pelajaran Otomotif lainnya.
Berdasarkanhasilobservasiawaldan wawancarapadatanggal 15 Februari 2016yangpenelitilakukandenganguruDasar-
dasarOtomotifdansiswakelasXdiSMKTeknologiMuhammadiyahBukittinggi.
MasihterlihatgurumenjelaskanmateripelajaranDasar-dasar
Otomotifdenganmenggunakan media
papantulisdanbukucetakyangbelumdimilikiolehsiswa,padahalsegalaperangkat pendukunguntukmediapembelajaransudah
ada.Siswaselalumemintakepadaguruapayangdisampaikanagardiulangkembali, itu menyebabkanwaktupelajaranmenjadisedikitdanjugasiswalebih tertarik ketika
adanyamediayangberbentukgambarsepertigambaranimasidanlainnya.Dandika renakansiswamerasabosansehinggabanyakdarisiswayang tidak
memperhatikangurusaatmenerangkanpelajarandansiswalebihbanyakberbicara
dengan temansebangkunyauntukmembahashal-
hallainyangtidakberhubungandenganpelajaranyangdijelaskanolehguru, siswaseringmenertawakangurujikagurumembuatkangambaranatau
sketsadipapantulis,karenagambaryangdibuatgurukurangjelasdan membuat siswapenuhdengankhayalandanberimajinasikarenamasihdimasa-
masaremajanya.
SedangkanAdobeFlashCS6bisadigunakanuntukpenunjang materi yangakandiajarkanguruagarsiswajuga biasmengerti danfahamdenganyangdisampaikangurukarenapada
AdobeFlashCS6inibiasdibuatanimasi
yangakanmemberikangambaranawaluntuksiswa dapatmemahamidengan yangdiajarkanguru.
Olehkarenaitu,darilatar belakangmasalahyangtelahdiuraikan, penulistertarikuntukmelakukansebuah penelitianyangberjudul
"PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARANDASAR-
DASAROTOMOTIFMENGGUNAKANADOBEFLASHCS6DI SMKTEKNOLOGI MUHAMMADIYAH BUKITTINGGI".
B. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan uraian latarbelakangmasalah diatasdapatdiidentifikasi masalah-masalahyangditemukandalampembelajaranDasar-dasar Otomotif tersebut,yaitu:
1. PelajaranDasar-dasarOtomotifmerupakanpelajaranyang
dianggap membosankan bagi siswa, karena guru mengajar hanya dengan metodeceramahdanmediapapantulis.
2. SiswamengalamikesulitandalammemahamipelajaranDasar- dasarOtomotif.
3. Kurangnyaperhatian siswadalamprosespembelajaran dikarenakangambaryangdijelaskanguruhanyamemakaigambarma nual.
C. BatasanMasalah
Mengingatketerbatasanwaktu,tenaga,dan kemampuanagarlebih terpusatnya penelitian ini, maka perlu diberi batasan masalah yang akan diteliti,yaitu:
1. Dalampenelitianinihanyadilakukan pada matapelajaran Dasar- dasarOtomotifkelasXsemester2denganTopik: "Menggunakan AlatUkur(MeasuringTools)".
2. MediainididesainuntukkelasXSMKTeknologiMuhammadiyahBukittin ggi.
3. Perancanganmediapembelajaranmenggunakansoftwareadobe flash CS6.
D. RumusanMasalah
Perumusanmasalahdalampenelitianiniadalah bagaimana kevalidan, kepraktisandan keefektifanrancanganmediapembelajarandengan menggunakan SoftwareAdobe Flash CS6padamata pelajaran Dasar-dasar OtomotifdiSMKTeknologiMuhammadiyahBukittinggi?
E. TujuanPenelitian
Tujuanpenelitianiniadalahuntukmerancangmedia pembelajaran Dasar- dasarOtomotifdenganmenggunakanSoftwareAdobeFlashCS6 yang menarik,sehinggadapat menarikperhatiansiswadalammengikutidan menerimamateripelajaranyangdiberikanoleh pendidiknyasertadapat memotivasisiswauntukmengembangkanlebihjauh lagi pengetahuannya sehinggadapatmeningkatkanmutupendidikan.
F. ManfaatPenelitian
Manfaatyangdiharapkandaripenelitian perancanganpembelajaranini adalah:
a. Bagipeneliti,dapat memperolehpengalamanlangsungdalam membuatdan
merancangsebuahaplikasimediapembelajaranmenggunakanAdobe
FlashCS6dan Sebagaisyaratuntuk
memperolehgelarkesarjanaanStrata1(Sl)
FakultasPendidikanTeknologilnformatikadanKomputer, IAINBukittinggi.
b. BagigurumatapelajaranDasar-dasarOtomotif,dapatdigunakan sebagaibahanmasukan khususnya bagigurukelasXtentang suatualternatif pembelajaranDasar-dasar Otomotif untukmeningkatkanaktivitasdanhasilbelajarsiswa.
c. Bagisiswa,diharapkandapatmemperolehpengalaman langsung belajardenganaktifmelaluimediapelajaran danuntuk meningkatkanaktivitasdanhasilbelajar.
G. PenjelasanJudul
Untukmemudahkandalampembahasanskripsiiniserta menghindari kekeliruandankesalahandalammemahaminya,makapenulismenjelaskan
beberapahalsecararincidarijudulyangdibahas.
1. Perancangan:Penggambaran/
pembuatan,perencanaandanpembuatansketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuanyangutuhdanberfungsi.Perancangansystemdapat dirancang dalam bentuk bagan alir sistem (systemflowchart), yang merupakanalat bentukgrafikyangdapatdigunakanuntukmenunjukan urutan-urutanprosesdarisystem.
2. Media Pembelajaran:Media Pembelajaran adalah suatu alat, metode dan teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, serta bertujuan untuk mengefektifkan proses pembelajaran.4
3. AdobeFlashCS6:AdobeFlashCS6merupakanperangkat lunak komputer yangmerupakanprodukunggulandari AdobeSystem.Adobe Flashmemilikikemampuanmembuatanimasimulaidari yang sederhana hingga yangkomplek danjuga digunakan untuk membuat gambar vector ataupunanimasi,dandapat juga menggabungkan gambar,suaraataupunvideokedalamanimasiyangdibuat.5
HasilkerjadariSoftwareini
memilikifileextension*.fla,dandapatdipublikasikansehinggamenghasi lkanfile*.swfInilahyang menjadifileakhiryangberisianimasi.
H. Sistematika Penulisan BABIPENDAHULUAN
Padababini berisitentangLatarBelakangMasalah,IdentifikasiMasalah,Batasan Masalah,Rumusan Masalah, TujuanPenelitian, ManfaatPenelitian, PenjelasanJudul,SistematikaPenulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
4Rohani ahmad, MedialnstruksionalEdukatif. (Jakarta:RhinekaCipta), hal.2
5Penerbit Andi, Beragam Desain Game Edukasi dengan Adobe Flash CS6, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2012), h. iii
Pada bab ini berisi tentang Pengertian Desain, Media Pembelajaran, Dasar- dasarOtomotif,SoftwareyangDigunakan, Software Pendukung.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang Waktu dan Tempat Penelitian, Metode Penelitian, ModelPengembangan Multimedia, TahapanPenelitian,UjiCoba Produk.
10
Kata desain sebenarnya diambil dari lingkungan teknologi, tidak heran bila didalam proses mendesain sesuatu, sedikit atau banyaknya selalu berkaitan dengan yang namanya teknologi. Pada dasarnya desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda, seperti baju, perabotan,bangunan dan lain-lain.
Istilah desain bermakna adanya keseluruhan struktur, kerangka atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan. Selainitu, kata desain juga dapat
diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematik yang dilakukan sebelum tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan1.
Desain adalah kerangka bentuk rancangan2. Dalam sebuah kalimat, kata desain bias digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata benda, desain digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk objek nyata. Sebagai kata kerja desain memiliki arti proses untuk membuat dan menciptakan objek baru.
1BennyA.Pribadi,ModelDesainSistemPembelajaran,(Jakarta:PT.DianRakyat,2009),cet.1, hal.58
2Hardaniwati, Dkk,KamusPelajar,(Jakarta:PusatBahasa,2003),cet.1,hal.133
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Santoso S. Hamijaya bahwa “Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide atau gagasan itu sampai pada penerima”.3
Sebagaimana dinyatakan oleh Blake and Haralsen “Media adalah medium yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan sesuatu kesan, dimana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikan”.4
Menurut Donald P. Ely dan Venon S. Gerlach “pengertian media ada dua bagian:
a. Arti sempit bahwa media berwujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi,
b. Arti luas yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.”5
Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat diketahui bahwa media pembelajaran adalah suatu alat, metode dan teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, serta bertujuan untuk mengefektifkan proses pembelajaran.
3Rohaniahmad,MediaInstruksional Edukatif.(Jakarta: Rhinekacipta),hal.2
4Rohaniahmad....
5Rohaniahmad, MediaInstruksional Edukatif.(Jakarta: Rhinekacipta),hal. 3
2. Jenis-Jenis Media a. Jenis Multimedia
Ada tiga jenis multimedia, yaitu:
1) Multimedia Interaktif
Pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemen-elemen multimedia akan dikirimkan atau ditampilkan.
2) Mulitmedia Hiperaktif
Multimedia jenis ini mempunyai suatu struktur dari elemen-elemen terkait dengan pengguna yang dapat mengarahkannya. Dapat dikatakan bahwa multimedia jenis ini mempunyai banyak tautan (link) yang menghubungkan elemen-elemen multimedia yang ada.
3) Multimedia Linear
Pengguna hanya.menjadi penonton dan menikmati produk multimedia yang disajikan dari awal hinga akhir.6
b. Komponen-komponen Multimedia
Multimedia terdiri dari beberapa komponen yaitu:7 1) Teks
Teks merupakan dasar dari pengelohan kata dan informasi yang berbasis multimedia. Dalam kenyataannya, multimedia menyajikan informasi kepada audiens dengan cepat, karena tidak diperlukan membaca secara rinci dan teliti.
6Iwan Binanto, Multimedia …, cet-1, hal. 2
7 Ariesto Hadi Sutopo, Analisis dan Desain Berorientasi Objek, (Yogyakarta: J&J Learning, 2002), h.218-221
2) Grafik
Secara umum grafik berarti gambar atau garis (line drawing). Gambar merupakan sarana yang sangat baik untuk menyajikan informasi. Oleh karena itu garfik merupakan komponen penting dalam multimedia.
3) Image
Secara umum image berarti gambar atau raster (halfone drawing), seperti foto. Basis data karyawan dengan atribut
seperti nama, alamat dan lainnya lebih efektif bila foto karyawan yang bersangkutan dapat ditampilkan. Demikian juga foto-foto seperti gedung dan lain-lain sangat memerlukan penyimpanan yang besar. Hal inilah yang menyebabkan aplikasi multimedia disimpan dalam penyimpanan yang cukup besar kapasitasnya seperti CD-Room.
4) Animasi
Animasi berasal dari bahasa Latin, yakni anima yang artinya jiwa, hidup, nyawa dan semangat. Dalam bahasa Inggris, animasi diambil dari kata animate (menjiwai atau menghidupkan) dan animation (semangat atau gelora). Animasi dapat didefinisikan dalam beberapa arti, salah satunya menurut bulletin Info Teknologi, Edisi September, Jakarta, Apkomindo, hal.30). Animasi adalah ilusi adanya gerakan yang dicapai dengan menampilkan sederetan gambar secara cepat yang
memiliki sedikit perbedaan antara yang satu dengan yang lain.8 Arsip animasi memerlukan penyimpanan yang jauh lebih besar dari pada satu gambar.
5) Suara
Suara dapat lebih memperjelas pengertian yang ditampilkan dalam teks dan video. Suara dapat memberikan lebih menjelaskan karakteristik suatu gambar, misalnya musik dan suara efek (soundeffect).
6) Interaktif Link
Sebagian dari multimedia adalah interaktif, dimana pengguna dapat menekan mouse atau objek pada screen seperti button atau teks dan menyebabkan program melakukan perintah tertentu.
Interaktif link diperlukan jika pengguna, menunjuk pada suatu objek atau button agar dapat mengakses program tertentu.
Interaktif link diperlukan untuk menggabungkan beberapa elemen multimedia sehingga menjadi informasi yang terpadu.
Cara pengaksesan informasi pada multimedia terdapat dua macam yaitu linier dan non-linier.
Irformasi linier adalah informasi yang ditampilkan secara sekuensial, yaitu dari atas ke bawah atau halaman demi
8 Aditya, Trik Dahsyat Menjadi Animator 3D Andal, (Yogyakarta: Andi Offset, 2009), cet-1, hal. 2
halaman. Sedangkan pada informasinon-linier informasi dapat ditampilkan langsung sesuai dengan kehendak pengguna.
C. Dasar-dasar Otomotif 1. Pengertian Otomotif
Otomotif adalah ilmu yang mempelajari tentang mesin kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor. Otomotif juga memiliki berbagai disiplin ilmu yang lebih spesifik tentang komponen dari system yang terkandung dalam kendaraan bermotor.
Dalam arti l ai n, juga ilmu mesin untuk kendaraan bermotor, seperti mobil dan sepeda motor. Terkait dengan dua utama seperti antara lain tentang Accu, baterai, ban, mesin, jok dan lain-lain. Ini akan menyenangkan jika kita bias mengendarai kendaraan dengan model yang kita sukai. Saat ini, ada berbagai model mobil yang bias menjadi pilihan konsumen. Konsumen dimanjakan dengan banyak pilihan yang tersedia9. 2. Materi Kelas X semester 2
a. Penjelasan materi penggunaan alat ukur (Measuring Tools).
1. Jenis dan Fungsi Alat Ukur.
a. Jangka Sorong( Vernier Caliper).
Gambar 2.1 jangka sorong
9http://otomotif-dhani.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-otomotif.html, diakses 20 Februari 2016, jam 13.30
halaman. Sedangkan pada informasinon-linier informasi dapat ditampilkan langsung sesuai dengan kehendak pengguna.
C. Dasar-dasar Otomotif 1. Pengertian Otomotif
Otomotif adalah ilmu yang mempelajari tentang mesin kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor. Otomotif juga memiliki berbagai disiplin ilmu yang lebih spesifik tentang komponen dari system yang terkandung dalam kendaraan bermotor.
Dalam arti l ai n, juga ilmu mesin untuk kendaraan bermotor, seperti mobil dan sepeda motor. Terkait dengan dua utama seperti antara lain tentang Accu, baterai, ban, mesin, jok dan lain-lain. Ini akan menyenangkan jika kita bias mengendarai kendaraan dengan model yang kita sukai. Saat ini, ada berbagai model mobil yang bias menjadi pilihan konsumen. Konsumen dimanjakan dengan banyak pilihan yang tersedia9. 2. Materi Kelas X semester 2
a. Penjelasan materi penggunaan alat ukur (Measuring Tools).
1. Jenis dan Fungsi Alat Ukur.
a. Jangka Sorong( Vernier Caliper).
Gambar 2.1 jangka sorong
9http://otomotif-dhani.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-otomotif.html, diakses 20 Februari 2016, jam 13.30
halaman. Sedangkan pada informasinon-linier informasi dapat ditampilkan langsung sesuai dengan kehendak pengguna.
C. Dasar-dasar Otomotif 1. Pengertian Otomotif
Otomotif adalah ilmu yang mempelajari tentang mesin kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor. Otomotif juga memiliki berbagai disiplin ilmu yang lebih spesifik tentang komponen dari system yang terkandung dalam kendaraan bermotor.
Dalam arti l ai n, juga ilmu mesin untuk kendaraan bermotor, seperti mobil dan sepeda motor. Terkait dengan dua utama seperti antara lain tentang Accu, baterai, ban, mesin, jok dan lain-lain. Ini akan menyenangkan jika kita bias mengendarai kendaraan dengan model yang kita sukai. Saat ini, ada berbagai model mobil yang bias menjadi pilihan konsumen. Konsumen dimanjakan dengan banyak pilihan yang tersedia9. 2. Materi Kelas X semester 2
a. Penjelasan materi penggunaan alat ukur (Measuring Tools).
1. Jenis dan Fungsi Alat Ukur.
a. Jangka Sorong( Vernier Caliper).
Gambar 2.1 jangka sorong
9http://otomotif-dhani.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-otomotif.html, diakses 20 Februari 2016, jam 13.30
Jangka sorong memiliki skala utama dan skala nonius. Dengan skala nonius, pengukuran dapat dilakukan secara lebih tepat (sampai dua atau tiga angka dibelakang koma).10
Bagian-bagian Jangka Sorong.
Gambar 2.2 bagian jangka sorong.
1. Out side jaws : mengukur bagian Luar.
2. In Side Jaws : mengukur bagian dalam.
3. Dept bar : mengukur kedalaman.
4. Step : mengukur ketinggian.
5. Skala Utama : skala diam menunjukkan nilai angka nominal.
6. Skala Vernier : skala geser menunjukkan angka desimal menambah ketelitian hasil ukur.
FUNGSI :
1. Mengukur benda kerja pada bagian luar, bentuk kubus, persegi panjang, bujursangkar atau bulat.
10Th. Katman, Heru Prihatmoko S. Si, Modul Pengembangan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Jakarta: ERLANGGA), cet-1, hal. 28
Jangka sorong memiliki skala utama dan skala nonius. Dengan skala nonius, pengukuran dapat dilakukan secara lebih tepat (sampai dua atau tiga angka dibelakang koma).10
Bagian-bagian Jangka Sorong.
Gambar 2.2 bagian jangka sorong.
1. Out side jaws : mengukur bagian Luar.
2. In Side Jaws : mengukur bagian dalam.
3. Dept bar : mengukur kedalaman.
4. Step : mengukur ketinggian.
5. Skala Utama : skala diam menunjukkan nilai angka nominal.
6. Skala Vernier : skala geser menunjukkan angka desimal menambah ketelitian hasil ukur.
FUNGSI :
1. Mengukur benda kerja pada bagian luar, bentuk kubus, persegi panjang, bujursangkar atau bulat.
10Th. Katman, Heru Prihatmoko S. Si, Modul Pengembangan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Jakarta: ERLANGGA), cet-1, hal. 28
Jangka sorong memiliki skala utama dan skala nonius. Dengan skala nonius, pengukuran dapat dilakukan secara lebih tepat (sampai dua atau tiga angka dibelakang koma).10
Bagian-bagian Jangka Sorong.
Gambar 2.2 bagian jangka sorong.
1. Out side jaws : mengukur bagian Luar.
2. In Side Jaws : mengukur bagian dalam.
3. Dept bar : mengukur kedalaman.
4. Step : mengukur ketinggian.
5. Skala Utama : skala diam menunjukkan nilai angka nominal.
6. Skala Vernier : skala geser menunjukkan angka desimal menambah ketelitian hasil ukur.
FUNGSI :
1. Mengukur benda kerja pada bagian luar, bentuk kubus, persegi panjang, bujursangkar atau bulat.
10Th. Katman, Heru Prihatmoko S. Si, Modul Pengembangan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Jakarta: ERLANGGA), cet-1, hal. 28
2. Mengukur benda kerja pada bagian dalam, bentuk pipa bulat, segi empat, dll.
3. Mengukur kedalaman lubang.
4. Mengukur ketinggian benda yang bertingkat.
JENIS JANGKA SORONG :
1. Ketelitian 0,02 mm: Skala vernier terbagi 40 ruas.
2. Ketelitian 0,05 mm: Skala vernier terbagi 20 ruas.
3. Ketelitian 1/128 inch: Skala vernier terbagi 8 ruas satuan yg dipakai inch (bagian atas).
POSISI PENGUKURAN
Gambar 2.3 posisi pengukuran
b. Micrometer.
Merupakan alat ukur yang memiliki kecermatan lebih tinggi dari pada jangka sorong. Alat ini juga dapat berfungsi untuk mengukur diameter luar dan dalam. Alat ini dapat mengukur dengan kecermatan 0,01 mm atau 0,001 inci.11Atau instrument pengukur presisi yang dipegang.12
Gambar 2.4 Micrometer
11Th. Katman, Heru Prihatmoko S. Si, Modul Pengembangan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Jakarta: ERLANGGA), cet-1, hal. 33
12 Muhammad Abdullah Nurhidayat, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Bandung: CV. ARVINO RAYA), cet-1, hal. 7
b. Micrometer.
Merupakan alat ukur yang memiliki kecermatan lebih tinggi dari pada jangka sorong. Alat ini juga dapat berfungsi untuk mengukur diameter luar dan dalam. Alat ini dapat mengukur dengan kecermatan 0,01 mm atau 0,001 inci.11Atau instrument pengukur presisi yang dipegang.12
Gambar 2.4 Micrometer
11Th. Katman, Heru Prihatmoko S. Si, Modul Pengembangan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Jakarta: ERLANGGA), cet-1, hal. 33
12 Muhammad Abdullah Nurhidayat, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Bandung: CV. ARVINO RAYA), cet-1, hal. 7
b. Micrometer.
Merupakan alat ukur yang memiliki kecermatan lebih tinggi dari pada jangka sorong. Alat ini juga dapat berfungsi untuk mengukur diameter luar dan dalam. Alat ini dapat mengukur dengan kecermatan 0,01 mm atau 0,001 inci.11Atau instrument pengukur presisi yang dipegang.12
Gambar 2.4 Micrometer
11Th. Katman, Heru Prihatmoko S. Si, Modul Pengembangan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Jakarta: ERLANGGA), cet-1, hal. 33
12 Muhammad Abdullah Nurhidayat, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Bandung: CV. ARVINO RAYA), cet-1, hal. 7
Bagian-bagian micrometer:
Gambar 2.5 bagian micrometer
Fungsi mikrometer:
1. Mengukur benda kerja pada bagian luar, bentuk kubus, persegi panjang, bujur sangkar atau bulat (Out Side Micrometer).
2. Mengukur benda kerja pada bagian dalam, bentuk pipa bulat, segi empat, dll (Inside Micrometer).
c. Dial Gauge.
Merupakan salah satu alat ukur tak langsung. Berarti alat ukur ini tidak dapat secara langsung memberikan ukuran benda yang sedang diukur, tetapi harus lebih teliti dahulu dibandingkan dengan satu standar ukuran lainnya.13
13 Muhammad Abdullah Nurhidayat, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Bandung: CV. ARVINO RAYA, cet-1, hal. 37
Bagian-bagian micrometer:
Gambar 2.5 bagian micrometer
Fungsi mikrometer:
1. Mengukur benda kerja pada bagian luar, bentuk kubus, persegi panjang, bujur sangkar atau bulat (Out Side Micrometer).
2. Mengukur benda kerja pada bagian dalam, bentuk pipa bulat, segi empat, dll (Inside Micrometer).
c. Dial Gauge.
Merupakan salah satu alat ukur tak langsung. Berarti alat ukur ini tidak dapat secara langsung memberikan ukuran benda yang sedang diukur, tetapi harus lebih teliti dahulu dibandingkan dengan satu standar ukuran lainnya.13
13 Muhammad Abdullah Nurhidayat, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Bandung: CV. ARVINO RAYA, cet-1, hal. 37
Bagian-bagian micrometer:
Gambar 2.5 bagian micrometer
Fungsi mikrometer:
1. Mengukur benda kerja pada bagian luar, bentuk kubus, persegi panjang, bujur sangkar atau bulat (Out Side Micrometer).
2. Mengukur benda kerja pada bagian dalam, bentuk pipa bulat, segi empat, dll (Inside Micrometer).
c. Dial Gauge.
Merupakan salah satu alat ukur tak langsung. Berarti alat ukur ini tidak dapat secara langsung memberikan ukuran benda yang sedang diukur, tetapi harus lebih teliti dahulu dibandingkan dengan satu standar ukuran lainnya.13
13 Muhammad Abdullah Nurhidayat, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur, (Bandung: CV. ARVINO RAYA, cet-1, hal. 37
BAGIAN-BAGIAN DIAL GAUGE:
1. Jarum panjang 2. Jarum Pendek
3. Tanda Batas Toleransi 4. Bidang sentuh
Gambar 2.6 Dial Gauge
Fungsi:
a. Mengukur permukaan bidang datar.
b. Mengukur kebulatan sebuah poros.
c. Mengukur kerataan dinding silinder.
Berdasarkan batas ukurnya:
a. Dial gauge ketelitian 0,01 mm → Batas ukur s/d = 10 mm.
b. Dial gauge ketelitian 0,001 mm → Batas ukur s/d = 1 mm.
c. Dial gauge ketelitian 0,0005 mm → Batas ukur s/d = 0,25 mm.
BAGIAN-BAGIAN DIAL GAUGE:
1. Jarum panjang 2. Jarum Pendek
3. Tanda Batas Toleransi 4. Bidang sentuh
Gambar 2.6 Dial Gauge
Fungsi:
a. Mengukur permukaan bidang datar.
b. Mengukur kebulatan sebuah poros.
c. Mengukur kerataan dinding silinder.
Berdasarkan batas ukurnya:
a. Dial gauge ketelitian 0,01 mm → Batas ukur s/d = 10 mm.
b. Dial gauge ketelitian 0,001 mm → Batas ukur s/d = 1 mm.
c. Dial gauge ketelitian 0,0005 mm → Batas ukur s/d = 0,25 mm.
BAGIAN-BAGIAN DIAL GAUGE:
1. Jarum panjang 2. Jarum Pendek
3. Tanda Batas Toleransi 4. Bidang sentuh
Gambar 2.6 Dial Gauge
Fungsi:
a. Mengukur permukaan bidang datar.
b. Mengukur kebulatan sebuah poros.
c. Mengukur kerataan dinding silinder.
Berdasarkan batas ukurnya:
a. Dial gauge ketelitian 0,01 mm → Batas ukur s/d = 10 mm.
b. Dial gauge ketelitian 0,001 mm → Batas ukur s/d = 1 mm.
c. Dial gauge ketelitian 0,0005 mm → Batas ukur s/d = 0,25 mm.
d. Fuller Gauge.
Adalah alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur celah. Terdiri dari satu set lembaran baja dengan ketebalan yang berbeda-beda antara 0,03 mm hingga 0,30mm.
Ukuran dari filler gauge ini sendiri adalah:
0,04 mm 0,05 mm 0,06 mm 0,07 mm 0,08 mm 0,10 mm 0,15 mm 0,20 mm 0,25 mm 0,30 mm 0,40 mm 0,50 mm 0,60 mm 0,70 mm 0,80 mm 0,90 mm 0,100 mm
Tabel 2.1 ukuran filler gauge
Gambar 2.7 Fuller Gauge d. Fuller Gauge.
Adalah alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur celah. Terdiri dari satu set lembaran baja dengan ketebalan yang berbeda-beda antara 0,03 mm hingga 0,30mm.
Ukuran dari filler gauge ini sendiri adalah:
0,04 mm 0,05 mm 0,06 mm 0,07 mm 0,08 mm 0,10 mm 0,15 mm 0,20 mm 0,25 mm 0,30 mm 0,40 mm 0,50 mm 0,60 mm 0,70 mm 0,80 mm 0,90 mm 0,100 mm
Tabel 2.1 ukuran filler gauge
Gambar 2.7 Fuller Gauge d. Fuller Gauge.
Adalah alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur celah. Terdiri dari satu set lembaran baja dengan ketebalan yang berbeda-beda antara 0,03 mm hingga 0,30mm.
Ukuran dari filler gauge ini sendiri adalah:
0,04 mm 0,05 mm 0,06 mm 0,07 mm 0,08 mm 0,10 mm 0,15 mm 0,20 mm 0,25 mm 0,30 mm 0,40 mm 0,50 mm 0,60 mm 0,70 mm 0,80 mm 0,90 mm 0,100 mm
Tabel 2.1 ukuran filler gauge
Gambar 2.7 Fuller Gauge
2. Prinsip Kerja Alat Ukur.
a. JANGKA SORONG
1. Baca skala utama dengan membaca garis angka nol skala vernier terletak pada ruas atau garis keberapa di skala utama.Ini akan menunjukkan “ANGKA NOMINAL”.
2. Baca skala VERNIER dengan membaca garis keberapa dari skala vernier yang paling lurus dengan garis skala utama.Ini akan menunjukkan “ANGKA DESIMAL”.
JANGKA SORONG KETELITIAN 0,02 mm
Gambar 2.8 skala jangka sorong 0,02 mm Hasil Pengukuran:
Skala Utama : = 9 mm
Skala Vernier : 13 X 0,02 mm = 0,26 mm
= 9,26 mm 2. Prinsip Kerja Alat Ukur.
a. JANGKA SORONG
1. Baca skala utama dengan membaca garis angka nol skala vernier terletak pada ruas atau garis keberapa di skala utama.Ini akan menunjukkan “ANGKA NOMINAL”.
2. Baca skala VERNIER dengan membaca garis keberapa dari skala vernier yang paling lurus dengan garis skala utama.Ini akan menunjukkan “ANGKA DESIMAL”.
JANGKA SORONG KETELITIAN 0,02 mm
Gambar 2.8 skala jangka sorong 0,02 mm Hasil Pengukuran:
Skala Utama : = 9 mm
Skala Vernier : 13 X 0,02 mm = 0,26 mm
= 9,26 mm 2. Prinsip Kerja Alat Ukur.
a. JANGKA SORONG
1. Baca skala utama dengan membaca garis angka nol skala vernier terletak pada ruas atau garis keberapa di skala utama.Ini akan menunjukkan “ANGKA NOMINAL”.
2. Baca skala VERNIER dengan membaca garis keberapa dari skala vernier yang paling lurus dengan garis skala utama.Ini akan menunjukkan “ANGKA DESIMAL”.
JANGKA SORONG KETELITIAN 0,02 mm
Gambar 2.8 skala jangka sorong 0,02 mm Hasil Pengukuran:
Skala Utama : = 9 mm
Skala Vernier : 13 X 0,02 mm = 0,26 mm
= 9,26 mm
JANGKA SORONG KETELITIAN 0,05 mm
Gambar 2.9 skala jangka sorong 0,05mm Hasil Pengukuran:
Skala Utama : = 16 mm
Skala Vernier :7 X 0,05 mm = 0,35 mm
= 16,35 mm
JANGKA SORONG KETELITIAN 1/128 inch
Gambar 2.10 skala jangka sorong 1/128 inch Nilai tiap ruas :
Skala Utama = 1/16 inch
JANGKA SORONG KETELITIAN 0,05 mm
Gambar 2.9 skala jangka sorong 0,05mm Hasil Pengukuran:
Skala Utama : = 16 mm
Skala Vernier :7 X 0,05 mm = 0,35 mm
= 16,35 mm
JANGKA SORONG KETELITIAN 1/128 inch
Gambar 2.10 skala jangka sorong 1/128 inch Nilai tiap ruas :
Skala Utama = 1/16 inch
JANGKA SORONG KETELITIAN 0,05 mm
Gambar 2.9 skala jangka sorong 0,05mm Hasil Pengukuran:
Skala Utama : = 16 mm
Skala Vernier :7 X 0,05 mm = 0,35 mm
= 16,35 mm
JANGKA SORONG KETELITIAN 1/128 inch
Gambar 2.10 skala jangka sorong 1/128 inch Nilai tiap ruas :
Skala Utama = 1/16 inch
Skala Vernier = 1/128 inch Hasil pengukuran :
Skala Utama : 1 + 6/16 = 176/128 inch Skala Vernier : 7 X 1/128 = 7/128 inch
= 183/128 inch = 1 55/128 b. Micrometer
Gambar 2.11 SKALA SLEEVE dan THIMBLE SKALA SLEEVE
Skala yang diam dengan nilai angka nominal:
a. Skala bagian atas nilai tiap ruasnya = 1 mm.
b. Skala bagian bawah dengan nilai tiap ruasnya = 0,5 mm.
SKALA THIMBLE
Skala yang berputar ke kiri dan ke kanan mengikuti gerakan proses pengukuran dengan nilai angka desimal :
a. Skala thimble terdiri 50 ruas.
b. Nilai tiap ruas = 0,01 mm.
c. Skala berputar 1 kali = 0,01 x 50 = 0,5 mm = bergeser satu ruas skala bagian bawah dari skala sleeve.
Skala Vernier = 1/128 inch Hasil pengukuran :
Skala Utama : 1 + 6/16 = 176/128 inch Skala Vernier : 7 X 1/128 = 7/128 inch
= 183/128 inch = 1 55/128 b. Micrometer
Gambar 2.11 SKALA SLEEVE dan THIMBLE SKALA SLEEVE
Skala yang diam dengan nilai angka nominal:
a. Skala bagian atas nilai tiap ruasnya = 1 mm.
b. Skala bagian bawah dengan nilai tiap ruasnya = 0,5 mm.
SKALA THIMBLE
Skala yang berputar ke kiri dan ke kanan mengikuti gerakan proses pengukuran dengan nilai angka desimal :
a. Skala thimble terdiri 50 ruas.
b. Nilai tiap ruas = 0,01 mm.
c. Skala berputar 1 kali = 0,01 x 50 = 0,5 mm = bergeser satu ruas skala bagian bawah dari skala sleeve.
Skala Vernier = 1/128 inch Hasil pengukuran :
Skala Utama : 1 + 6/16 = 176/128 inch Skala Vernier : 7 X 1/128 = 7/128 inch
= 183/128 inch = 1 55/128 b. Micrometer
Gambar 2.11 SKALA SLEEVE dan THIMBLE SKALA SLEEVE
Skala yang diam dengan nilai angka nominal:
a. Skala bagian atas nilai tiap ruasnya = 1 mm.
b. Skala bagian bawah dengan nilai tiap ruasnya = 0,5 mm.
SKALA THIMBLE
Skala yang berputar ke kiri dan ke kanan mengikuti gerakan proses pengukuran dengan nilai angka desimal :
a. Skala thimble terdiri 50 ruas.
b. Nilai tiap ruas = 0,01 mm.
c. Skala berputar 1 kali = 0,01 x 50 = 0,5 mm = bergeser satu ruas skala bagian bawah dari skala sleeve.
RACHET
Untuk mengontrol tekanan mikrometer saat menjepit benda kerja, sampai berbunyi klik (5 kali).
Contoh pengukuran micrometer:
Hasil pengukuran:
Skala Sleeve = 6 mm
Skala Thimble = 0,15 mm
= 6,15 mm
c. Dial Gauge.
Prinsip kerja masing-masing bagian:
1. Jarum Panjang.
Jarum panjang menunjukkan angka desimal.
Hasil ukur jarum panjang = nilai skala X bilangan ketelitian Misalkan:
RACHET
Untuk mengontrol tekanan mikrometer saat menjepit benda kerja, sampai berbunyi klik (5 kali).
Contoh pengukuran micrometer:
Hasil pengukuran:
Skala Sleeve = 6 mm
Skala Thimble = 0,15 mm
= 6,15 mm
c. Dial Gauge.
Prinsip kerja masing-masing bagian:
1. Jarum Panjang.
Jarum panjang menunjukkan angka desimal.
Hasil ukur jarum panjang = nilai skala X bilangan ketelitian Misalkan:
RACHET
Untuk mengontrol tekanan mikrometer saat menjepit benda kerja, sampai berbunyi klik (5 kali).
Contoh pengukuran micrometer:
Hasil pengukuran:
Skala Sleeve = 6 mm
Skala Thimble = 0,15 mm
= 6,15 mm
c. Dial Gauge.
Prinsip kerja masing-masing bagian:
1. Jarum Panjang.
Jarum panjang menunjukkan angka desimal.
Hasil ukur jarum panjang = nilai skala X bilangan ketelitian Misalkan:
Angka ketelitian 0,01 mm dan jarum bergerak 10 ruas skala.
Hasil Ukur = 0,01 mm X 10 = 0,1 mm.
Posisi angka nol sembarang tergantung yang kita kehendaki.
2. Jarum Pendek.
1 Ruas Jarum pendek = 1 putaran jarum panjang.
3. Batas toleransi.
Dua alat ini dapat digeser kekiri atau kanan sesuai keinginan kita untuk melihat batas pergerakan jarum panjang kekiri dan kekanan.
4. Bidang Sentuh.
Bagian ini akan bergerak naik turun sesuai permukaan bidang kerja.
Gambar 2.12 Mengukur Kerataan Sebuah Bidang
Gambar 2.13 Mengukur Kebulatan Sebuah Poros Angka ketelitian 0,01 mm dan jarum bergerak 10 ruas skala.
Hasil Ukur = 0,01 mm X 10 = 0,1 mm.
Posisi angka nol sembarang tergantung yang kita kehendaki.
2. Jarum Pendek.
1 Ruas Jarum pendek = 1 putaran jarum panjang.
3. Batas toleransi.
Dua alat ini dapat digeser kekiri atau kanan sesuai keinginan kita untuk melihat batas pergerakan jarum panjang kekiri dan kekanan.
4. Bidang Sentuh.
Bagian ini akan bergerak naik turun sesuai permukaan bidang kerja.
Gambar 2.12 Mengukur Kerataan Sebuah Bidang
Gambar 2.13 Mengukur Kebulatan Sebuah Poros Angka ketelitian 0,01 mm dan jarum bergerak 10 ruas skala.
Hasil Ukur = 0,01 mm X 10 = 0,1 mm.
Posisi angka nol sembarang tergantung yang kita kehendaki.
2. Jarum Pendek.
1 Ruas Jarum pendek = 1 putaran jarum panjang.
3. Batas toleransi.
Dua alat ini dapat digeser kekiri atau kanan sesuai keinginan kita untuk melihat batas pergerakan jarum panjang kekiri dan kekanan.
4. Bidang Sentuh.
Bagian ini akan bergerak naik turun sesuai permukaan bidang kerja.
Gambar 2.12 Mengukur Kerataan Sebuah Bidang
Gambar 2.13 Mengukur Kebulatan Sebuah Poros
Gambar 2.14 jarum bergerak kekanan, apabila permukaan cembung atau diameter besar.
Gambar 2.15 Jarum bergerak ke kiri, apabila permukaan cekung atau diameter kecil(aus).
d. Fuller Gauge.
Dipergunakan untuk mengukur kelonggaran/
clearence. Celah kelonggaran klep, Platina, Pinston Ring, dan lain-lain. Cara membacanya:
Gambar 2.14 jarum bergerak kekanan, apabila permukaan cembung atau diameter besar.
Gambar 2.15 Jarum bergerak ke kiri, apabila permukaan cekung atau diameter kecil(aus).
d. Fuller Gauge.
Dipergunakan untuk mengukur kelonggaran/
clearence. Celah kelonggaran klep, Platina, Pinston Ring, dan lain-lain. Cara membacanya:
Gambar 2.14 jarum bergerak kekanan, apabila permukaan cembung atau diameter besar.
Gambar 2.15 Jarum bergerak ke kiri, apabila permukaan cekung atau diameter kecil(aus).
d. Fuller Gauge.
Dipergunakan untuk mengukur kelonggaran/
clearence. Celah kelonggaran klep, Platina, Pinston Ring, dan lain-lain. Cara membacanya:
Satu plate
Gambar 2.16 Pembacaan satu Plate
Dua plate
Gambar 2.17 Pembacaan dua Plate
3. Teknik Penggunaan Alat Ukur.
a. Jangka Sorong.
Cara pemakaiannya sebagai berikut:
1. Gunakan bagian tipis dari rahangnya untuk mengukur permukaan yang sempit.
2. Untuk mengukur diameter dalam, pergunakan paruhnya yang sempit.
3. Luruskan posisi pengukuran.
Satu plate
Gambar 2.16 Pembacaan satu Plate
Dua plate
Gambar 2.17 Pembacaan dua Plate
3. Teknik Penggunaan Alat Ukur.
a. Jangka Sorong.
Cara pemakaiannya sebagai berikut:
1. Gunakan bagian tipis dari rahangnya untuk mengukur permukaan yang sempit.
2. Untuk mengukur diameter dalam, pergunakan paruhnya yang sempit.
3. Luruskan posisi pengukuran.
Satu plate
Gambar 2.16 Pembacaan satu Plate
Dua plate
Gambar 2.17 Pembacaan dua Plate
3. Teknik Penggunaan Alat Ukur.
a. Jangka Sorong.
Cara pemakaiannya sebagai berikut:
1. Gunakan bagian tipis dari rahangnya untuk mengukur permukaan yang sempit.
2. Untuk mengukur diameter dalam, pergunakan paruhnya yang sempit.
3. Luruskan posisi pengukuran.
Gambar 2.18 cara pemakaian jangka sorong b. Micrometer.
Teknik penggunaannya:
Gambar 2.19 penggunaan micrometer
1. Tempatkan posisi Anvil terhadap objek yang akan diukur dengan benar. Kemudian putar thimble hingga spindelnya mendekati objek. Putar rachet stop hingga spindle menempel di objek.
2. Pegang frame ditengahnya,jangan memegang spindle atau anvil.
Gambar 2.18 cara pemakaian jangka sorong b. Micrometer.
Teknik penggunaannya:
Gambar 2.19 penggunaan micrometer
1. Tempatkan posisi Anvil terhadap objek yang akan diukur dengan benar. Kemudian putar thimble hingga spindelnya mendekati objek. Putar rachet stop hingga spindle menempel di objek.
2. Pegang frame ditengahnya,jangan memegang spindle atau anvil.
Gambar 2.18 cara pemakaian jangka sorong b. Micrometer.
Teknik penggunaannya:
Gambar 2.19 penggunaan micrometer
1. Tempatkan posisi Anvil terhadap objek yang akan diukur dengan benar. Kemudian putar thimble hingga spindelnya mendekati objek. Putar rachet stop hingga spindle menempel di objek.
2. Pegang frame ditengahnya,jangan memegang spindle atau anvil.
c. Dial Gauge.
Teknik penggunaannya:
Gambar 2.20 penggunaan dial gauge Untuk pemakaian pasang dial gauge pada magnet stand.
Gambar 2.21 memeriksa kebengkokan
Putar Asnya, baca nilainya dengan melihat pergerakan jarum terhadap rangenya.
c. Dial Gauge.
Teknik penggunaannya:
Gambar 2.20 penggunaan dial gauge Untuk pemakaian pasang dial gauge pada magnet stand.
Gambar 2.21 memeriksa kebengkokan
Putar Asnya, baca nilainya dengan melihat pergerakan jarum terhadap rangenya.
c. Dial Gauge.
Teknik penggunaannya:
Gambar 2.20 penggunaan dial gauge Untuk pemakaian pasang dial gauge pada magnet stand.
Gambar 2.21 memeriksa kebengkokan
Putar Asnya, baca nilainya dengan melihat pergerakan jarum terhadap rangenya.
Saat pengukuran, atur posisi magnet stand dan tempatkan gaugenya pada posisi tengahnya.
d. Fuller Gauge.
Teknik penggunaan:
Masukkan fuller pada gap/ celah, dan lembaran fuller dengan ketebalan berapa dapat masuk kedalam celah, (masuk dalam kondisi dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari gapnya tanpa hambatan). Baca angka ketebalan Fuller dalam lembaran, maka akan terbaca kelonggaran celah tersebut.
Gambar 2.22 pemakaian fuller gauge
D. Software yang Digunakan.
1. Adobe Flash CS6
a. Pengertian Adobe Flash CS6
Adobe Flash CS6 (dahulu bernama macromedia flash) adalah hasil akuisi yang dilakukan oleh Adobe sebagai salah satu perangkat lunak, komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Sistems. Adobe flash memiliki kemampuan untuk membuat animasi mulai dari yang sederhana Saat pengukuran, atur posisi magnet stand dan tempatkan gaugenya pada posisi tengahnya.
d. Fuller Gauge.
Teknik penggunaan:
Masukkan fuller pada gap/ celah, dan lembaran fuller dengan ketebalan berapa dapat masuk kedalam celah, (masuk dalam kondisi dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari gapnya tanpa hambatan). Baca angka ketebalan Fuller dalam lembaran, maka akan terbaca kelonggaran celah tersebut.
Gambar 2.22 pemakaian fuller gauge
D. Software yang Digunakan.
1. Adobe Flash CS6
a. Pengertian Adobe Flash CS6
Adobe Flash CS6 (dahulu bernama macromedia flash) adalah hasil akuisi yang dilakukan oleh Adobe sebagai salah satu perangkat lunak, komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Sistems. Adobe flash memiliki kemampuan untuk membuat animasi mulai dari yang sederhana Saat pengukuran, atur posisi magnet stand dan tempatkan gaugenya pada posisi tengahnya.
d. Fuller Gauge.
Teknik penggunaan:
Masukkan fuller pada gap/ celah, dan lembaran fuller dengan ketebalan berapa dapat masuk kedalam celah, (masuk dalam kondisi dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari gapnya tanpa hambatan). Baca angka ketebalan Fuller dalam lembaran, maka akan terbaca kelonggaran celah tersebut.
Gambar 2.22 pemakaian fuller gauge
D. Software yang Digunakan.
1. Adobe Flash CS6
a. Pengertian Adobe Flash CS6
Adobe Flash CS6 (dahulu bernama macromedia flash) adalah hasil akuisi yang dilakukan oleh Adobe sebagai salah satu perangkat lunak, komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Sistems. Adobe flash memiliki kemampuan untuk membuat animasi mulai dari yang sederhana
hingga kompleks dan juga digunakan untuk membuat gambar vector maupun animasi garnbar tersebut, Adobe flash dapat rnenggabungkan gambar, suara, dan video kedalam animasi yang dibuat. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension .fla, file ini kemudian dapat dipublikasikan sehingga dihasilkan file .swf. File .swf inilah yang menjadi file final berisi animasi, File .swf harus dimainkan menggunakan softwere khusus, salah satunya flash player yang sudah terintegrasi pada saat instalasi program adobe flash CS6. Flash biasanya digunakan untuk membuat animasi,hiburan dan berbagai komponen web, diintegrasikan dengan video dalam halaman web sehingga dapat menjadi applikasi multimedia yang kaya (Rich Internet Application).14 Flash menggunakan bahasa pemograman "Action Script" yang muncul pertama kalinya pada Flash. Berkas yang dihasilkan oleh perangkat lunak ini memiliki file extension .swf (Shock Wave Flash), biasanya file yang berekstensi .swf dapat dijalankan melalui web atau browser yang telah dipasangi Adobe Flash Player.
b. Keuntungan Adobe Flash CS6
Kelebihan yang dimiliki oleh aplikasi Flash dibandingkan dengan software animasi lain yaitu15:
a. Hasil akhir file flash memiliki ukuran yang lebih kecil (setelah di publish).
14Andi sunyoto, adobe Flash + XML = Rich Multimedia Application,(Yogyakarta: Andi Offset, 2010) cet. 1, hal. 1
15Andi Pramono, Presentasi Multimedia dengan Macromedia Flash, (Yoguakarta: Andi Offset, 2006), cet-2, hal. 2