• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

UD. M Irfan Shoes didirikan oleh Bapak Zul sejak tahun 1998. Pada mulanya bapak Zul hanyalah seorang karyawan biasa yang bekerja membuat sepatu di perusahaan orang lain. Sejak tahun 1996 bapak Zul telah menjadi pengrajin sepatu, dan selama kurang lebih 2 tahun bekerja menjadi pengrajin sepatu di perusahaan orang lain. Namun atas dasar keinginan yang kuat untuk mengolah perusahaan sendiri bapak zul mencoba untuk memulai bisnis ini sendiri pada tahun 1998 hingga saat ini. Bapak zul merintis usaha pembuatan sepatu ini melalui modal sendiri kurang lebih sekitar Rp 6.000.000,- dan mengambil bahan- bahan untuk pembuatan sepatu di grosir bahan sepatu.

Awalnya UD M Irfan Shoes terletak di Jalan Besar Bromo kemudian berpindah tempat di Pusat Industri Kecil (PIK) Jalan Menteng mengingat tempat baru ini merupakan wilayah para pengarajin kecil berkumpul. Saat ini UD M Irfan Shoes telah banyak mendapat pesanan pembuatan sepatu, produk yang dihasilkan

didistribusikan ke wilayah Sumatera seperti Aceh, Pekan Baru dan Batam. UD. M Irfan Shoes dalam sehari dapat menghasilkan produk jadi siap jual sebanyak 6 – 12 lusin.

(2)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

UD M Irfan Shoes memproduksi jenis sepatu pansus atau apache dengan berbagai ukuran sepatu dan berbagai jenis model. Sistem produksinya adalah make-to-stock dimana Setiap harinya usaha ini dapat menghasilkan 6 – 12 lusin

sepatu yang siap pakai dan dapat diambil oleh seorang sales untuk didistribusikan ke berbagai daeraha di Sumatera antara lain Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Pekan Baru, hingga Batam. Bahan-bahan untuk pembuatan sepatu semua dibeli di pusat grosir bahan dan peralatan pembuatan sepatu yang berada di kota Medan.

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu. Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan, dari siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab.

UD. M Irfan Shoes merupakan industri berskala kecil dan menengah tak jarang bentuk struktur organisasi yang ada kurang jelas kita lihat pada jenis usaha seperti ini, namun perintah tugas dan deskripsi pekerjaan dapat kita lihat dengan baik. UD. M Irfan Shoes memiliki struktur organisasi berbentuk sederahana (simple structure) yaitu bentuk struktur organisasi yang ditunjukkan dengan

(3)

adanya aliran perintah secara langsung dari pimpinan ke karyawan. Adapun struktur organisasi UD. M Irfan Shoes dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UD. M Irfan Shoes

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas pada UD. M Irfan Shoes dibagi menurut fungsi yang telah ditetapkan. Uraian tugas dan tanggung jawab di UD. M Irfan Shoes adalah sebagai berikut :

1. Pimpinan (Pemilik)

Pimpinan usaha melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap seluruh kegiatan operasional di UD. M Irfan Shoes. Pimpinan juga yang melakukan kegiatan pembelian bahan baku pembuatan sepatu dan melakukan transaksi dengan pihak luar dan pelanggan serta mempunyai wewenang dalam merencanakan, mengarahkan, menganalisis dan mengevaluasi serta menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan.

Pimpinan/pemilik

Karyawan Bagian Upper

Karyawan Bagian Layer

(4)

2. Karyawan Bagian Upper

Uraian tugas dan tanggung jawab karyawan bagian Upper adalah sebagai berikut :

a. Membuat/menggambar pola dasar model sepatu menjadi mal pola b. Mencetak pola dan menggunting pola

c. Merekatkan bahan pola ke lupin sepatu

d. Menjahit/menyatukan model yang telah digunting 3. Karyawan Bagian Layer

Uraian tugas dan tanggung jawab karyawan bagian Layer adalah sebagai berikut :

a. Membuat pola texon

b. Memotong dan menggunting pola yang terbentuk c. Merekatkan puring

d. Memakukan pola ke acuan sepatu dan meratakan sisa potongan e. Merakit Upper sepatu dengan Layer sepatu

f. Memasang sol sepatu

g. Mengoleskan cairan pengkilat sepatu

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja pada UD. M Irfan Shoes saat ini adalah 8 orang dan semuanya merupakan karyawan tetap. Perincian jumlah tenaga kerja dibagi atas dua bagian pekerjaan yaitu 4 orang pekerja Upper dan 4 orang pekerja Layer.

(5)

Hari kerja di UD. M Irfan Shoes dimulai sejak hari Senin – Sabtu dengan jam kerja perhari adalah 12 jam yaitu mulai dari pukul 10.00 WIB – 22.00 WIB dengan waktu istirahat selama 2 jam yaitu pada pukul 13.30 WIB – 14.30 WIB dan pada pukul 18.00 WIB – 19.00 WIB. Penambahan jam kerja juga dilakukan jika jumlah pesanan tinggi dan terdapat pesanan yang belum selesai dikerjakan.

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas

Pengupahan karyawan dibayar dengan sistem mingguan berupa upah pokok dan dilakukan penambahan upah jika ada lembur kerja. Jumlah upah yang diterima akan disesuaikan dengan jumlah output yang dapat dikerjakan operator dimana dalam 1 lusin sepatu seorang pekerja diupah sebesar Rp 50.000,-.

Karyawan juga diberikan failitas berupa penginapan atau tempat tinggal dan makan yang ditanggung oleh pemilik usaha.

2.4. Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu proses transformasi (mengalami perubahan bentuk secara fisik dan kimia) yang mengubah input yang berupa bahan baku, mesin, peralatan, modal, energi, tenaga kerja menjadi output sehingga memiliki nilai tambah.

UD. M Irfan Shoes menggunakan teknologi produksi yang manual dan semi otomatis hal dapat terlihat dari cara kerja sertapealatan yang digunakan untuk melakukan proses produksi hampir semuanya dilakukan secara manual.

(6)

2.4.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam suatu proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimia yang langsung ikut di dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi.

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pembuatan sepatu di UD. M Irfan Shoes adalah sebagai berikut :

1. Andalas, yaitu bahan sintesis untuk lapisan luar sepatu 2. Lupin, yaitu bahan pelapis andalas yang bersifat lebih lentur

3. Texon, yaitu bahan yang bersifat keras seperti kardus digunakan sebagai pembentuk pola layer sepatu

4. Sol sepatu, yaitu bahan dari terbuat dari karet dan campuran sintesis digunakan sebagai tapak sepatu.

2.4.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam produk jadi sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas secara lebih baik. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pengkilat sepatu, yaitu cairan yang diberikan pada finishing untuk menambah kesan yang lebih bagus pada produk akhir.

2. Merek/label sepatu 3. Kemasan atau kotak sepat

(7)

2.4.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dapat menunjang proses produksi yang tidak nampak pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Lem sepatu, yaitu cairan untuk merekatkan bahan-bahan sepatu

2. Benang nilon, digunakan untuk menjahit bagian sepatu yang akan disatukan

2.4.4. Uraian Proses Produksi

Uraian proses produksi pembuatan sepatu terbagi atas dua bagian besar yaitu pembuatan upper dan layer, berikut adalah uraian proses produksi :

1. Pembutan bagian Upper a. Pembuatan pola sepatu

Pada tahap ini pola yang telah pola sepatu yang telah ada dijadikan sebagai mal cetakan yang digambarkan sesuai pola ke bahan andalas dan lupin menggunakan pena secara manual.

b. Pengguntingan Pola

Setelah pola digambar pada bahan dasar maka selanjutnya pola-pola ini akan digunting sesuai dengan gambar dasar yang ada pada bahan menggunakan gunting dan dilakukan secara manual.

c. Perekatan bahan

Setelah bahan di gunting kemudian bahan yang telah berbentuk pola-pola ini disatukan yaitu bahan andalas dan lupin tersebut menggunakan lem sepatu dan dilakukan menggunakan kuas secara manual.

(8)

d. Menyesep

Proses menyesep adalah proses meratakan atau menipiskan bagian dari pola sepatu yang nantinya akan dilipat sehingga harus ditipikan terlebih dahulu agar lebih mudah dalam pengerjaannya nanti. Proses ini dilakukan menggunakan mesin sesep.

e. Menyatukan Pola

Tahap terakhir pada pembuatan upper adalah menyatukan semua pola yang telah siap dikerjakan dengan cara dijahit menggunakan mesin jahit sehingga pola dari sepatu bagian atas telah selesai dikerjakan.

2. Pembutan bagian Layer a. Pembuatan pola

Pada proses ini bahan dasar layer yaitu texon dibentuk dengan mal sesuai dengan pola ukuran sepatu yang akan dibuat. Penggambaran pola sepatu diatas texon dilakukan dengan menggunakan mal dan pena secara manual.

b. Pemotongan Pola

Pada proses ini pola yang telah digambar pada bahan texon kemudian di potong secara kasar tidak mengikuti pola yang ada satu persatu-satu setiap gambaran pola menggunakan pisau potong secara manual.

c. Pengeleman puring

Pada proses ini pola yang sudah dipotong kemudian diratakan dengan lem pada bagian depan pola kemudian direkatkan puring pada pola yang diberikan lem tersebut.

(9)

d. Perataan pola

Pola texon yang telah dipotong secara kasar kemudian di pakukan ke acuan sepatu sesuai ukuran, kemudian dengan menggunakan pisau potong operator meratakan pinggiran pola sesuai dengan bentuk acauan sepatu.

e. Pengolesan lem sepatu

Pada proses ini pola sepatu yang telah disatukan dengan acuan diolesi lem sepatu dengan menggunakan kuas secara manual hal ini dilakukan untuk menyatukan pola texon dengan upper sepatu.

f. Penarikan upper

Pada proses ini upper dipasangkan ke acuan sepatu dan ditarik pinggiran- pinggirannya dan direkatkan pada pola texon dibagian bawah acuan sepatu menggunakan tang kakak tua sampai merata dan membantuk badan sepatu secara utuh.

g. Pemasangan sol sepatu

Proses ini dilakukan setelah penarikan upper dilakukan kemudian bagian bawah sepatu di olesi dengan lem sepatu menggunakan kuas begitu juga bagian sol sepatu, setelah itu sol direkatkan pada bagian bawah sepatu dan ditokok-tokok pinggirannya agar kuat menggunakan tang kakatua.

h. Pelepasan acuan sepatu

Proses ini dilakukan setelah menunggu sepatu sudah benar-benar dapat dilepas dari acuan sepatu sekitar 4-5 jam dari proses pemasanagn sol sepatu. Acuan di lepaskan dengan cara menarik acuan sepatu menggunakan besi pengkait secara manual

(10)

i. Pengolesan cairan pengkilat

Tahap terakhir pada proses pembuatan sepatu adalah pemberian cairan pengkilat sepatu. Cairan sepatu diolesi dengan menggunakan busa ke seluruh bagian luar sepatu hal ini dilakukan untuk menambah nilai dari produk yang dihasilkan.

j. Pengemasan

Sepatu yang telah selesai dikerjakan kemudian di masukkan kedalam plastik dan disusun sesuai pasangan sepatu sebanyak 12 pasang dalam 1 lusin.

2.4.5. Mesin dan Peralatan

Dalam melaksanakan pekerjaan proses produksi pembuatan sepatu dilakukan dengan menggunakan beberapa mesin dan peralatan. Adapun mesin dan peralatan yang digunakan di UD. M Irfan Shoes dapat dilihat dari Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Mesin dan Peralatan Produksi

Nama Fungsi Jumlah

(Unit) Mesin Jahit Menggabungkan pola-pola bahan upper menjadi satu

sesuaii model sepatu

1

Mesin Sesep Menghaluskan dan menipiskan lapisan pola upper yang akan dilipat

1

Gunting Memotong pola sesuai gambar mal 4

Pisau Memotong dan meratakan pola texon sesuai gambar mal

4

(11)

Tabel 2.1. Mesin dan Peralatan Produksi (Lanjutan)

Nama Fungsi Jumlah

(Unit) Tang Kakak tua Menarik upper ke bagian bawah pola acuan 4 Besi penarik

acuan

Menarik acuan sepatu dari cetakan sepatu yang dibuat

1

Jarum jahit Menjahit pola-pola upper 1 set

Kuas Mengolesi lem 4

Mal pola Cetakan pola yang akan dibuat 5

Pena Menanda bahan sesuai pola yang akan dibuat 2 Busa Pengoles cairan pengkilat pada sepatu 1 Acuan sepatu Acuan dalam pembatan sepatu sesuai dengan

ukuran kaki

100

Sumber : UD. M. Irfan Shoes

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat beberapa opsi pilihan ketika menolak ajakan atau undangan dari orang lain, hal tersebut tergantung kepada individu masing-masing bagaimana memilih ungkapan

Karena nilai tersebut diperoleh dari tabel distribusi normal untuk pengujian satu sisi, sementara belum dapat diduga kelompok sampel mana yang memberikan skor yang lebih

Dengan adanya prototipe Simpeg online ini, jika terjadi kekurangan berkas usulan KP fungsional, apakah pengelola kepegawaian perlu menginformasikan kekurangan berkas usulan

Penyebab kegagalan pengeleman tidak merata pada sepatu running merk A adalah lem menggumpal pada kuas, garis mal yang kurang jelas, tidak ada pemeriksaan lebih

Usulan perbaikan pada cacat lem terlihat pada bagian sepatu yaitu digunakannya alat berupa kuas untuk mempermudah operator dalam bekerja, melakukan pemeriksaan setelah

Pada proses moulding menyatukan upper yang telah diberi sol dalam dengan sol bawah sepatu, untuk sol bawah sepatu masih berupa lembaran karet yang nantinya akan dicetak sesuai

Dari penjelasan yang ada di latar belakang masalah di atas penulis merumuskan rumusan yaitu bagaimana membuat dashboard sosial media twitter yang bisa

Setelah semua perencanaan produk yang akan diproduksi, dilakukan pembuatan pola, pada tahap ini dilakukan pemolaan sesuai dengan desain atau model sepatu pada bahan dasar