• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

SD Negeri Jurangombo 2 terletak di jalan Sunan Gunung Jati III/40 Kelurahan Jurangombo Utara, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.

Visi sekolah adalah Meningkat dalam prestasi dan

moralitas. Adapun misinya adalah (1) Meningkatnya

PBM dengan optimalisasi potensi yang ada (2) Menerapkan manajemen sekolah secara transparan dan partisipatif (3) Menumbuhkan minat baca dan pemberdayaan perpustakaan sekolah (4) Peningkatan potensi siswa dalam bidang olahraga dan seni (5) Meningkatkan pembinaan keagamaan dan budi pekerti (6) Menggalakkan gerakan disiplin nasional.

Tenaga pendidik dan kependidikan ada 6 orang PNS yaitu 1 kepala sekolah, 4 guru kelas, 1 guru penjaskes, sedangkan 3 orang wiyata bakti, terdiri dari 2 guru mapel dan 1 orang penjaga sekolah. Tenaga wiyata bakti diberdayakan untuk menjadi guru kelas dan guru Agama Islam. Sedangkan Guru Agama Katolik dan Guru Agama Kristen diampu oleh guru mata pelajaran dari sekolah lain.

Jumlah peserta didik seluruhnya 162 siswa terdiri dari 25 siswa kelas 1, 33 siswa kelas 2, 28 siswa kelas 3, 27 siswa kelas 4, 24 siswa kelas 5 dan 26 siswa kelas 6.

Sarana dan prasarana yang dimiliki SDN Jurangombo 2 kurang memadahi. Sekolah memiliki 1 ruang kepala sekolah,1 ruang guru, 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 rumah dinas kepala sekolah, 1 rumah dinas guru, 1 ruang UKS. Dari ketersediaan

(2)

sarana dan prasarana masih kurang karena belum memiliki ruang ibadah.

Prestasi yang pernah diraih yaitu Lomba MTQ, Lomba cerita berbahasa Inggris, Lomba taekwondo sedangkan untuk perpustakaan sekolah belum pernah meraih prestasi.

4.1.2 Masalah-masalah Layanan Perpustakaan

Sebagai Sumber belajar di SD Negeri

Jurangombo 2 Magelang

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru dan kepala sekolah diperoleh data bahwa

(1) Sekolah belum memiliki tenaga khusus yang mengelola perpustakaan.

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah

diperoleh data bahwa SD Negeri Jurangombo 2

Magelang belum memiliki tenaga khusus yang

mengelola perpustakaan. Hal ini disebabkan sekolah mengalami kekurangan guru. Sudah diupayakan untuk mengajukan perohonan tambahan guru tetapi belum ada hasilnya. Penyebabnya, di wilayah Kota Magelang kekurangan guru kelas. Rata-rata tiap sekolah hanya memiliki 4 guru kelas dengan status pegawai negeri. Sementara untuk merekrut tenaga honorer juga belum bisa mengingat sekolah sudah memiliki 3 tenaga honorer, sedangkan dana bos tidak mencukupi untuk sekolah merekrut tenaga honorer lagi.

(2)Pelayanan perpustakaan belum maksimal.

Tenaga yang melayani peminjaman buku perpustakaan kepada siswa adalah tenaga honorer yang mempunyai tugas utama sebagai guru kelas. Peminjaman buku dilakukan pada jam istirahat yang waktunya hanya 15 menit pada istirahat pertama dan 15 menit pada istirahat ke dua. Jenjang kelas yang meminjam sesuai dengan jadwal yang sudah tersusun yaitu:

(3)

Tabel 4.1 Jadwal Peminjaman Perpustakaan NO HARI KELAS 1 Senin 6 2 Selasa 5 3 Rabu 4 4 Kamis 3 5 Jumat 2 6 Sabtu 1

(3)Pengelolaan perpustakaan belum maksimal. Hal ini terlihat dari hasil observasi bahwa administrasi yang terkait dengan perpustakaan belum lengkap. Sekolah belum memiliki program layanan perpustakaan yang terinci. Layanan kepada peserta didik yang selama ini dilakukan dilaksanakan sesuai dengan jadwal kunjung yang sudah ada. Keadaan ini dikarenakan keterbatasan jumlah guru sehingga belum ada yang mengelolanya secara maksimal.

(4) Guru kelas belum maksimal dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan sebagai sumber belajar.

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data bahwa 5 guru kelas menjawab pernah, tetapi tidak selalu menggunakan koleksi perpustakaan sebagai sumber belajar. Hal ini disebabkan pengetahuan guru yang

masih kurang terhadap pentingnya koleksi

perpustakaan sebagai sumber belajar .

(6) Belum pernah menjadi juara dalam lomba perpustakaan

Lomba Perpustakaan SD diadakan setiap tahun oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Magelang. Sedangkan aspek penilaiaannya meliputi: organisasi, ruang, sarana dan prasarana, tenaga pengelola, koleksi, pengelolaan, layanan perpustakaan, promosi, kerjasama, anggaran, kebersihan. Penilai

(4)

perpustakaan, arsip dan dokumentasi beserta Pengawas Sekolah di Dinas Pendidikan Kota Magelang. Sampai tahun 2015, SDN Jurangombo 2 belum pernah menjadi juara.

(7) Guru kelas belum berperan aktif dalam kegiatan layanan perpustakaan sekolah.

Selama ini yang dilakukan guru kelas hanya

memberikan motivasi kepada siswa untuk meminjam buku perpustakaan. Guru kelas belum terlibat langsung dalam kegiatan layanan kepada siswa terutama di kelas yang diampunya. Menurut gurukelas,

hal ini disebabkan karena guru kelas sudah

mempunyai tugas banyak, apalagi ada yang mendapat tugas sampiran.

Setelah dilakukan analisa terhadap masalah-masalah yang ditemukan, maka peneliti berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk menentukan masalah mendesak yang harus segera dicarikan solusinya. Adapun masalah yang harus segera diatasi adalah

sekolah belum mempunyai program layanan

perpustakaan.

4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah.

Alternatif pemecahan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang akan segera diatasi antara lain (1) mengikutsertakan guru dalam seminar (2) mengadakan pelatihan bagi guru .

Setelah dilaksanakan diskusi dengan kepala sekolah dan guru SD Negeri Jurangombo 2 disepakati diadakan pelatihan bagi guru kelas untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun program layanan perpustakaan sebagai sumber belajar.

Pelatihan yang dilaksanakan menggunakan teknik komunikasi kelompok kecil. Pelatihan diikuti oleh 5

(5)

guru kelas, yaitu guru kelas 1, guru kelas 2, guru kelas 3, guru kelas 4, dan guru kelas 5.

Sedangkan nara sumber adalah pengawas sekolah dasar di Dinas Pendidikan Kota Magelang yang membidangi perpustakaan.

4.1.3.1 Siklus 1

a. Perencanaan siklus 1

Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan sarana

dan prasarana yang akan digunakan dalam

pelaksanaan pelatihan. Perencanaan dilakukan agar semua kegiatan terlaksana sesuai rencana dan dapat tercapai tujuan yang diharapkan. Adapun yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:

1) Menyusun Perencanakan program pelatihan.

Dalam program perencanaan pelatihan

dicantumkan sasaran kegiatan. Sasaran dalam kegiatan pelatihan adalah penyusunan program layanan perpustakaan sekolah.

Sesuai dengan program yang telah disusun pelatihan dilaksanakan pada tanggal 18 Bulan April 2015.

Tempat pelatihan di ruang kegiatan SD Negeri Jurangombo 2 Kota Magelang.

Nara sumber yang akan menyampaikan materi

adalah pengawas sekolah yang membidangi

manajemen dan pengembangan perpustakaan

sekolah.

2) Koordinasi dengan Kepala Sekolah terkait dengan akan dilaksanakannya pelatihan.

Menentukan kompetensi yang harus dikuasai peserta.

Kompetensi yang harus dikuasai peserta pelatihan adalah meningkatkan kemampuan guru dalam

(6)

penyusunan program perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

3) Menyiapkan materi pelatihan (terdapat dalam lampiran rencana program pelatihan)

Materi pelatihan yang akan disampaikan adalah tentang peningkatan layanan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar

4) Mengembangkan skenario pelatihan

Pelatihan disajikan dengan model komunikasi kelompok kecil. Nara sumber menyampaikan materi dengan tenik tutorial.

5) Menyiapkan kelengkapan pelatihan yaitu: jadwal pelatihan, daftar hadir peserta, daftar hadir nara

sumber, instrumen pengamatan pelaksanaan

pelatihan, instrumen pengamatan hasil pelatihan.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Tindakan siklus I adalah mengadakan pelatihan dan dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun. Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan meliputi:

(1) Absensi peserta pelatihan

Peserta pelatihan yang terdiri dari 6 guru kelas SDN Jurangombo 2 Kota Magelang melakukan absensi. Dari 6 peserta hadir semua untuk mengikuti pelatihan.

(2) Pembukaan oleh kepala sekolah

Kegiatan pelatihan diawali dengan pembukaan yang dikukan oleh kepala sekolah penyelenggara. Kepala sekolah menyampaikan maksud dan tujuan dari diadakannya pelatihan penyusunan programlayanan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

(7)

(3) Penyampaian materi oleh nara sumber.

Nara sumber menyampaikan materi tentang pentingnya perpustakaan sekolah bagi siswa. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan sebagai tempat menambah wawasan dan ilmu peengetahuan bagi siswa. Siswa dapat mengerjakan tugas dari guru dengan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Perpustakaan sekolah juga dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi dan sumber informasi bagi siswa. Hal ini sudah banyak disampaikan oleh para ahli dan tercantum dalam bab I

Manajemen perpustakaan.

Manajemen perpustakaan sekolah harus

dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan

buku panduan manajemen perpustakaan,

sehingga dapat bermanfaat bagi siswa secara maksimal. Manajemen perpustakaan meliputi

program, struktur organisasi, layanan,

penganggaran, dan pengawasan

(a) Layanan perpustakaan sekolah

Layanan perpustakaan sekolah diharapkan

mengutamakan kepentingan siswa. Jika di sekolah dasar waktu yang disediakan sangat sedikit, sekolah bisa melakukan pengintegrasian dengan kegiatan pembelajaran di kelas ataupun dengan kegiatan kurikuler.

(b) Pentingnya program layanan yang terintegrasi dengan pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

(c) Peran serta guru kelas dalam layanan perpustakaan sekolah. Sekolah dasar pada umumnya tidak memiliki tenaga khusus yang mengelola perpustakaan, sehingga diperlukan

(8)

peran serta guru kelas dalam melakukan layanan kepada siswa.

(4) Guru diberi tugas untuk menyusun program

kegiatan dalam melaksanakan layanan

perpustakaan sekolah. c. Observasi Siklus 1

Oservasi dilakukan terhadap keterlaksanaan

pelatihan penyusunan program layanan

perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. (lampiran 9)

Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan oleh angka 87. Ketepatan perencanaan dan pelaksanaan pelatihan, kesesuain materi dengan kebutuhan tugas guru, kegunaan materi pelatihan bagi guru, tugas latihan dalam pelatihan, dan waktu pelaksanaan mendapat nilai baik. Sedangkan ketersediaan pedoman pelatihan, materi untuk peserta, dan penggunaan media memperoleh nilai cukup. Setelah dihitung dengan rumus penilaian pelaksanaan pelatihan masuk dalam kategori baik. Berarti bahwa pelaksanaan pelatihan peningkatan layanan melalui penyusunan program program perpustakaan sudah terlaksana dengan baik.

Observasi atau pengamatan yang dilakukan

terhadap nara sumber dalam melakukan

pembinaan memperoleh 83 dengan kategori baik. (lampiran 10)

Hasil pengamatan terhadap program layanan

perpustakaan yang disusun oleh guru

menunjukkan angka 62,5. Dari komponen visi, tujuan, sasaran, jenis dan bentuk kegiatan mendapat nilai baik. Misi, waktu layanan, dan

(9)

fasilitas mendapat nilai cukup. Setelah dihitung memperoleh nilai 62,5. Ini berarti penyusunan program layanan perpustakaan yang tersusun masuk dalam kategori cukup (lampiran 11)

c. Refleksi siklus I

Pada program layanan perpustakaan yang telah disusun pada siklus 1 belum mencapai kriteria yang

telah ditetapkan. Dari hasil pelatihan yang

diperoleh pada siklus 1 diperoleh nilai 62,5 dengan kriteria cukup. Ini berarti baru mencapai 73,5% yang ditetapkan 100%. Setelah dilakukan analisis masih terdapat hal–hal yang perlu diperbaiki yaitu visi perlu adanya perbaikan karena kalimatnya belum efektif. Misi memperoleh nilai cukup sehingga perlu perbaikan, bentuk dan waktu layanan juga masih perlu pengembangan sehingga

pemanfaatan perpustakaan bisa ditingkatkan.

Setelah dilakukan diskusi dengan kepala sekolah dan nara sumber untuk membahas hasil pelatihan maka disetujui untuk dilaksanakan siklus 2 guna

memperoleh program layanan perpustakaan

sekolah yang idial. 4.1.3.2 Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Dalam kegiatan perencanaan yang disiapkan adalah (1) Merencanakan program pelatihan

Dalam perencanaan dilakukan kegiatan penentuan sasaran kegiatan. Sasaran dalam kegiatan pelatihan adalah guru kelas 1 sampai dengan kelas 5 SD Negeri Jurangombo 2 Magelang. Waktu pelaksanaan adalah tanggal 2 Bulan Mei 2015. Tempat pelatihan di SD Negeri Jurangombo 2 Magelang. Narasumber yang akan menyampaikan materi adalah pengawas

(10)

sekolah yang membidangi manajemen dan pengembangan perpustakaan sekolah. Koordinasi dengan Kepala Sekolah terkait dengan akan dilaksanakannya pelatihan siklus 2.

(2) Menentukan kompetensi yang harus dikuasai peserta. Kompetensi yang harus dikuasai peserta

pelatihan adalah menyempurnakan program

layanan perpustakaan sebagai sumber belajar yang telah disusun dalam siklus 1.

(3) Menyiapkan materi pelatihan

Materi pelatihan yang akan disampaikan adalah

penyusunan program layanan perpustakaan

sekolah. Materi yang disampaikan pada siklus II berbeda dengan materi yang disampaikan pada siklus I. Materi pelatihan terdapat dalam rencana program pelatihan.

(4) Mengembangkan skenario pelatihan

Pelatihan disajikan dengan model komunikasi kelompok kecil. Nara sumber menyampaikan materi dengan tenik tutorial.

(5) Menyiapkan kelengkapan pelatihan yaitu: jadwal pelatihan (lampiran 13), daftar hadir peserta (lampiran 15), daftar hadir nara sumber (lampiran 16), program pelatihan (lampiran 14), instrumen observasi terhadap hasil pelatihan (lampiran 19 ) b. Pelaksanaan tindakan siklus 2

(1) Absensi peserta pelatihan

(2) Pengarahan dari peneliti tentang pelatihan yang

akan dilaksanakan untuk menyempurnakan

program layan yang sudah tersusun.

(3) Penyampaian materi oleh nara sumber tentang program layanan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

(11)

(4) Secara kelompok, guru menyusun program layanan perpustakaan sekolah.

(5) Program kegiatan yang sudah disusun disampaikan dalam forum diskusi. Diskusi dilaksanakan untuk mendapatkan program yang sesuai dengan kondisi sekolah. Melalui tindakan siklus 2 dihasilkan program kegiatan layanan perpustakaan di SD Negeri Jurangombo 2.

c. Observasi

Observasi dilakukan terhadap keterlaksanaan kegiatan pelatihan. Hasil dari observasi adalah sebagai berikut:

Berdasakan hasil observasi dapat diketahui bahwa pelatihan mencapai nilai 91 dan termasuk kategori baik. Ini menunjukkan bahwa pelatihan sudah

terlaksana dengan baik, ada peningkatan dari

pelaksanaan siklus 1. Dari nilai yang didapat pada siklus I adalah 87 dengan kategori baik, sedangkan pada siklus II memperoleh nilai 91 dengan kategori baik. Sama-sama mendapat kategori baik tetapi terdapat peningkatan dalam perolehan nilai. Sedangkan Observasi yang dilakukan terhadap program layanan perpustakaan yang disusun memperoleh angka 84 dengan kriteria baik.

d. Refleksi

Pada tindakan siklus 2 guru kelas mendapat arahan dari nara sumber untuk menyempurnakan program layanan dengan memperbaiki visi, misi dan jadwal kegiatan yang terinci. Hasil dari tindakan siklus 2 tersusun program layanan perpustakaan yang sudah lebih baik dari siklus 1, ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan perolehan nilai dari 62,5 dengan capaian 73,5% menjadi nilai 85 dengan capaian 100% dengan

(12)

kriteria baik. Mengalami berbaikan pada jadwal dan kegiatan yang lebih terinci.

Dari refleksi siklus 2 guru kelas memberikan

respon baik dan menerima program layanan

perpustakaan yang sudah disusun. Komitmen guru akan berperan aktif dalam melaksanakan layanan agar perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar secara maksimal.

4.2 Pembahasan Penelitian

4.2.1. Program Layanan Perpustakaan SD Negeri Jurangombo 2 Kota Magelang

Hasil dari penelitian tindakan sekolah ini

menunjukkan bahwa melalui pelatihan komunikasi kelompok kecil dapat meningkatkan kompetensi guru di SD Negeri Jurangombo 2 Kota Magelang dalam menyusun program layanan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Dengan peran serta guru dalam penyususun program layanan perpustakaan

sekolah menunjukkan bahwa guru meningkat

kemampuannya dalam menyusun program layanan perpustakaan. Guru kelas berperan aktif dalam kegiatan layanan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini mendukung pendapat Mulyasa 2003 bahwa kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas keterampilan, sikap yang diperlukan untuk

menunjang keberhasilan. Dalam hal pelayanan

dilaksanakan oleh guru dikarenakan SD Negeri Jurangombo 2 Magelang tidak memiliki tenaga khusus yang mengelola perpustakaan.

Program layanan yang tersusun sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi SK dan Febriana Primasari, tahun 2013 di SDN Tunggulsari I Laweyan. Sekolah melakukan layanan sebaik-baiknya

(13)

kepada siswa. Peran guru kelas sangat dibutuhkan dalam kegiatan layanan karena sekolah tidak memiliki tenaga khusus yang mengelola perpustakaan. Terdapat

perbedaan antara hasil riset terdahulu dengan

penelitian ini. Pada simpulan riset terdahulu peran guru belum maksimal dalam mengarahkan siswa untuk

berkunjung ke perpustakaan. Sedangkan dalam

penelitian ini diperoleh hasil berupa program layanan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

Hasil penelitian ini hampir sama dengan jurnal penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Perpustakaan sekolah Sebagai Sumber Belajar Sejarah di MA NU Safinatul Huda Karimunjawa Kabupaten Jepara” oleh Anwar Mubarok (2014). Dalam jurnal penelitian ini

disampaikan bahwa dalam upaya peningkatan

pengetahuan dan keterampilan pengelola perpustakaan

perlu berbagai kegiatan pelatihan agar dapat

mengembangkan perpustakaan sekolah.

Hasil dari penelitian ini adalah program layanan perpustakaan sebagai sumber belajar. Program layanan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar yang tersusun dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan layanan perpustakaan bagi guru kelas. Meskipun sekolah tidak memiliki tenaga khusus yang mengelola perpustakaan, namun dengan adanya program layanan yang sudah terencana guru akan turut berperan dalam layanan perpustakaan dan pelaksanaannya dapat diintegrasikan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Semua ini sangat membutuhkan komitmen dari warga sekolah terutama guru kelas, untuk turut berperan dalam melaksanakan layanan perpustakaan bagi siswa. Dalam hal ini kepala sekolah

sebagai pelaksana manajemen harus selalu

(14)

program yang sudah disusun. Kedepannya sekolah dapat mengadakan pengembangan sekolah untuk

kebutuhan masa depan perpustakaan SDN

Jurangombo 2 Kota Magelang. Agar kegiatan layanan perpustakaan terlaksana dengan baik diperlukan program layanan yang direncanakan dengan sebaik-baiknya, serta melibatkan guru-guru di sekolah.

4.2.2. Pelatihan Komunikasi Kelompok Kecil Dalam

Peningkatan Kemampuan Penyusunan Program

Layanan Perpustakaan SD Negeri Jurangombo 2 Kota Magelang

Pelatihan dalam tindakan ini menggunakan teknik komunikasi kelompok kecil. Nara sumber atau pelatih memberikan materi pelatihan dengan cara tutorial. Selama pelatihan peserta bekerja kelompok untuk mengerjakan tugas dari pelatih yaitu untuk menyusun program layanan perpustakaan sekolah

sebagai sumber belajar. Pelatihan komunikasi

kelompok kecil dalam penyusunan program layanan perpustakaan sekolah di SDN Jurangombo 2 Kota Magelang bertujuan memberikan bantuan kepada guru kelas untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang tugasnya. Tugas guru sebagai agen pembelajaran, yaitu

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan

dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Agar dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah dengan baik diperlukan program layanan yang baik pula. Dalam hal ini program layanan yang terintegrasi dengan pembelajaran di kelas. Pelatihan

(15)

komunikasi kelompok kecil ini merujuk pada pendapat Oemar Hamalik bahwa pelatihan merupakan pelatihan merupakan bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja oleh tenaga kerja yang profesional dalam jangka

waktu tertentu dan bertujuan meningkatkan

Gambar

Tabel 4.1 Jadwal Peminjaman Perpustakaan  NO  HARI  KELAS  1  Senin  6  2  Selasa  5  3  Rabu  4  4  Kamis  3  5  Jumat  2  6  Sabtu  1

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum melakukan tindakan pada siklus 1, peneliti terlebih dahulu mengadakan observasi dari pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru kelas V SDN 1 Kedungrejo pada

Untuk mengatasi masalah penurunan laba tersebut, maka dalam menghitung besarnya tunjangan pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja sebesar pajak penghasilan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kontekstual (CTL) lebih tinggi dibandingkan

Guru dalam mengajar pada saat eksplorasi belum mengadakan apersepsi dengan baik, contohnya tidak menyampaikan tujuan pembelajaran serta lupa untuk memberi

61 Dengan demikian maka penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh keterampilan proses terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik

Been Rafanani, Rahasia Kekuatan Pikiran Dan Melatih Ingatan Setajam Silet, Yogyakarta, Araska, 2014,, hlm.. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kretifitas seorang guru untuk

KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil analisa tersebut diperoleh beberapa pemecahan masalah, sehingga penulis memberikan kesimpulan upaya penerapan prosedur keamanan kapal pada awak kapal

Kepuasan Informasi Mahasiswa berdasarkan Harapan Tabel 4.23 Item 6 Saya puas dengan adanya www.iainpare.ac.id masalah akademik teratasi Valid Alternatif Jawaban Frekuensi