• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI KAPAL

Penulis melakukan penelitian selama melaksanakan praktek laut diatas kapal MV. MARINA STAR 1dengan bendera INDONESIA isi kotor :10,012 Tons. Pemilik kapal : PT. MERATUS LINE yang dioperasikan di NCV.

Berikut data – data kapal MV. MARINA STAR 1 yang didapat dari Ship Particular :

Ship’s Name : MV. MARINA STAR 1

Previous Name : MV. QC HONOUR Ex ACTUARIA

Call Sign : Y E M Y

Flag / Port of Registry : Indonesia / Jakarta Registration Mark : 2006 Pst No.4387/L

Owner : PT. Mandiri Bahari Line

Operator : -

I M O Number : 811 560 5

Classification : BKI

Class Reg. No : Provisional (KI)

MMSI Number : 525 025 037

Inmarsat – C ID : 452 501 846 & 452 500 815

AAIC : IA-25

(2)

Keel Laid : Januari1982

Delivery Date : -

Builder : Shanghai Shipyard China, Hull no:119 Kind of Ship : Container Ship

L. O. A : 147.50 M

L. B. P : 138.52 M

Breadth (Moulded) : 22.20 M Depth ( Moulded ) : 10.90 M Tropical Draft : 8.25 M Light Ship Draft : 2.70 M Highest Point From Keel (Air Draft) : 38.70 M

Gross Tonnage : 10,012 T

Net Tonnage : 4,447 T Summer Deadweight : 13,193.4 T

Summer Displacement : 18,667.2 T

Light Ship Weight : 5,473.8 T Fresh Water Allowance (FWA) : 0.175 M

Main Engine : 2 Stroke Diesel Engine B & W 5 L 55GFACA

7480 BHP at 155 RPM (Maximum)

Service Speed : 13.0 Knots

Propeller : Fixed Pitch Propeller, Right Handed, 4 Blades

(3)

Cargo Crane : 2 X 36 T SWL, Hagglund Container Capacity : 846 TEUs or 366 FEUs Ballast Water Capacity : 4,668.3 M3

Fresh Water Capacity : 218.4 M3 (100%)

Fuel Oil Capacity : 967.4 M3 (100%), Heavy Fuel (180 Cst) Gas Oil Capacity : 303.8 M3 (100%)

Container Stacking Load : Main Deck : 80 T for TEUs Buoyance Deck : 45 T for TEUs Main Deck : 120 T for FEUs Buoyance Deck : 60 T for FEUs General Permissible : Main Deck : 7.5 T/sqm

Bouyance Deck : 7.5 T/sqm

Reefer Plug : 50 Plugs; 1500 Volt

B. HASIL PENELITIAN 1. PENYAJIAN DATA

Keselamatan dan keamanan merupakan faktor penting dalam pengoperasian kapal. Keamanan bagi kapal-kapal terhadap ancaman dan gangguan dari luar di pelabuhan sangat penting, karena sangat mendukung terciptanya keamanan pelabuhan yang akan disinggahi oleh kapal-kapal.

IMO telah merumuskan suatu aturan baru untuk menganggulangi masalah keamanan di pelabuhan, kapal maupun perusahaan.

(4)

Selama penulis melaksanakan praktek diatas kapal, penulis memperoleh deskripsi data yang berkaitan dengan penerapan sistem diatas kapal sebagai berikut :

a. Kurangnya Pengontrolan pada Mualim Jaga dan ABK Jaga pada saat Kapal Sandar Di Pelabuhan.

Pada tanggal 22 Juli 2019 saat kapal sandar di pelabuhan Cilegon, ketika itu ada 3 ABK yang berdinas jaga jam 06.00–18.00 Wib ABK yang berdinas jaga yaitu : satu Juru Mudi, satu kadet dan Mualim 3. Juru Mudi berdinas jaga di Main Deck, kadet di Poop Deck dan Mualim 3 berdinas jaga di Poop Deck.. Pada jam 11.00 siang hari Nakhoda mengecek ke Deck untuk melihat situasi dan kondisi disekitar kapal, apakah dalam keadaan terkendali atau tidak. Nakhoda melihat di Gangway tidak ada yang menjaga, kemudian Nakhoda memanggil Mualim jaga. Pada saat itu Mualim yang berdinas jaga adalah Mualim 3 untuk menanyakan siapa yang bertugas menjaga gangway di Deck.

Setelah di panggil Mualim yang jaga tidak kunjung datang, kemudian Nakhoda mencari Mualim dan abk yang berdinas jaga setelah di cari oleh Nakhoda ternyata Mualim 3 sedang makan di salon perwira dan 1 Juru mudi sedang menyaksikan acara Televisi di Crew Mess room dan Kadet sedang makan di salon ABK. Nakhoda menegur kepada mereka, kenapa tidak menjaga gangway, mereka berpendapat bahwa keadaan Gangway masih aman karena ada stevendor yang mengawasi jalanya bongkar muat.

Mendengar jawaban mereka, Nakhoda menegur dan menyuruh mereka

(5)

untuk mengecek keadaan di Deck dan di dalam akomodasi, merekapun bergegas pergi ke Deck dan kedalam Akomodasi setelah di cek olehnya, ternyata tidak sengaja satu Juru Mudi yang sedang berdinas jaga melihat masinis III yang baru pulang membeli ransum bersama koki melihat kedalam kamarnya sudah berantakan dan mendapati handpone nya sudah tidak ada, kemudian juru mudi tersebut melaporkan kejadian tersebut kepada mualim jaga dan kepada Nakhoda, adapun berita acara terlampir.

Gambar 4.1 Kondisi Kamar Masinis III Setelah Kejadian

Sumber : Kapal MV.MARINA STAR 1 : 2019.

b. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab Awak Kapal Saat Berdinas Jaga.

Tanggal 24 Juli 2019 voyage 43 JA saat kapal sandar di pelabuhan kade 102 tanjung priok Jakarta. Mualim 1 mengecek ABK jaga dan mendapati pos jaga hanya ada cadet jaga dan tentara, dan tidak mendapati juru mudi jaga, kemudian Mualim 1 menanyakan kepada cadet jaga, dimana juru mudi jaga dan perwira jaga, cadetpun memberi tahu mualim 1 bahwa juru mudi jaga belum kelihatan dan perwira jaga sedang melaksankan ibadah sholat isya, kemudian mualim 1 mencari juru mudi jaga untuk memastikan keberadaannya. Mualim 1 kemudian mencari juru

(6)

mudi jaga dan di temukan dikamarnya sedang melaksanakan sholat, mualim 1 menungggu juru mudi jaga selesai sholat dan menanyakan kepada juru mudi jaga kenapa meninggalkan pos tidak memberi tahu cadet jaga ataupun perwira jaga, juru mudi jaga mejawab bahwasanya di pos ada tentara dan cadet yang menjaga di pos. Mendengar jawaban itu Mualim 1 pun menegur juru mudi jaga, untuk memberi tahu bila meninggalkan pos jaga kepada perwira jaga dan cadet jaga dan tidak mengandalkan tentara yang berjaga di pos agar kejadian seperti voyage kemarin tidak terulang lagi.

c. Penerapan Dinas Jaga Sesuai Aturan ISPS Code

Serta pada tanggal 5 agustus 2019 saat kapal sandar di pelabuhan amamapare pukul 19.00. Yang sedang bertugas dinas jaga merupakan mualim 3, di saat Mualim 3 sedang berdinas jaga ada pengunjung kapal yang ingin memasuki akomodasi kapal, namun mualim 3 menanyakan terlebih dahulu keperluan dan tujuan pengunjung datang ke kapal Mv.

Marina star 1. Tujuan pengunjung datang ke Mv. Marina star 1 adalah ingin bertemu dengan nakhoda karena ditugaskan oleh pencharter.

Kemudian Mualim 3 melaksanakan pengecekan terlebih dahulu terhadap pengunjung dan melalukan pengenalan tempat mana saja yang boleh di lalui oleh pengunjung sesuai arahan dari Mualim 1 setelah melaksanakan safety meeting sesuai aturan MSM Pt. Meratus dan pemberian Id card bagi pengunjung kapal Mv. Marina star 1 agar tercapai suasana kondusif sesuai ISPS code di atas kapal Mv. Marina star 1.

(7)

Gambar 4.2 Pengecekan Pegunjung Oleh Mualim III

Sumber : Kapal MV. MARINA STAR 1 : 2019

2. ANALISIS DATA

Berdasarkan deskripsi data yang telah dijelaskan, maka dapat dianalisa bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan diatas adalah : a. Perbandigan Analisis Data

Tabel 4.4 Analisis Data Kondisi Diatas Kapal Peraturan Sesuai SOP

Perusahaan PT. Meratus Line

Peraturan Sesuai ISPS CODE

1. Perwira jaga tidak ada yang menjaga di gangway sehingga mengakibtkan

hilangnya handphone masinis III

Meratus Ship Management-PRO- ORG.02 Shipboard organization and responsibility (R0-10072015).

No. 7.3.5. Mualim III (3/O) Point;

7. Mempertahankan jaga muatan/

pelabuhan, seperti yang

ISPS CODE PART A NO.7 SHIP SECURITY (NO. 7.2 At security level 1) POINT;

untuk mengidentifikasi dan mengambil tindakan

pencegahan terhadap insiden

(8)

diperintahkan oleh C/O. 8.

Melakukan tugas lain, seperti yang diperintahkan oleh Nakhoda. 9.

Bekerja dengan mengutamakan keselamatan, kesehatan dan

perlindungan lingkungan setiap saat untuk mencegah terjadinya

kecelakaan dan pencemaran lingkungan. 10. Setiap tugas lainnya, seperti yang diperintahkan oleh Mualim I selama Operasional Muatan

keamanan:

.1 memastikan kinerja semua tugas keamanan kapal;

.2 mengendalikan akses ke kapal;

.3 mengendalikan embarkasi orang dan dampaknya;

.4 memantau area terlarang untuk memastikan bahwa hanya orang yang berwenang yang memiliki akses;

.5 pemantauan area geladak dan area di sekitar kapal;

.6 mengawasi penanganan kargo dan toko kapal; dan .7 memastikan bahwa komunikasi keamanan tersedia.

2. Abk meninggalkan pos jaga tanpa

memberitahu perwira

Meratus Ship Management -PRO- ORG.02 Shipboard organization and responsibility (R0-10072015).

ISPS CODE PART A NO.7 SHIP SECURITY (NO. 7.2 At security level 1) POINT;

(9)

jaga No. 7.3.7. Juru Mudi. Point; 1.

Melaksanakan pekerjaan perawatan dan tugas tugas operasional

lainnya. 2. Membantu dalam operasi mooring yang diperlukan.

3. Mengadopsi praktek kerja yang aman. 4. Melakukan ronda

Keselamatan & Keamanan seperti yang diperintahkan oleh Serang/

Mualim Jaga. 5. Bertanggung jawab kepada Perwira Dek untuk mempertahankan jaga dek yang aman dan memastikan kapal tetap aman tertambat

untuk mengidentifikasi dan mengambil tindakan

pencegahan terhadap insiden keamanan:

.1 memastikan kinerja semua tugas keamanan kapal;

.2 mengendalikan akses ke kapal;

.3 mengendalikan embarkasi orang dan dampaknya;

.4 memantau area terlarang untuk memastikan bahwa hanya orang yang berwenang yang memiliki akses;

.5 pemantauan area geladak dan area di sekitar kapal;

.6 mengawasi penanganan kargo dan toko kapal; dan .7 memastikan bahwa komunikasi keamanan tersedia.

(10)

3. Perwira keamanan atau SSO tidak

melaksanakan safety meeting sebelum memasuki daerah tersebut sehingga mengakibatkan

hilagnya HP masinis 3

Meratus Ship Management -PRO- ORG.02 Shipboard organization and responsibility (R0-10072015).

No. 7.3.2. Perwira Keamanan Kapal (SSO). Point;. 10.

Memastikan pelaksanaan training keamanan dilakukan sesuai periode tertentu diatas kapal secara benar.

11. Bekerja dengan mengutamakan keselamatan, kesehatan dan

perlindungan lingkungan setiap saat untuk mencegah terjadinya

kecelakaan dan pencemaran lingkungan.

ISPS CODE PART A NO. 12 SHIP SECURITY OFFICER POINT : 6 meningkatkan kesadaran keamanan dan kewaspadaan di kapal;

.7 memastikan bahwa pelatihan yang memadai telah diberikan kepada personel kapal, sebagaimana diperlukan;

.8 melaporkan semua insiden keamanan;

.9 mengoordinasikan implementasi rencana keamanan kapal dengan

petugas keamanan

perusahaan dan petugas keamanan fasilitas pelabuhan terkait

4. Pengecekan pengunjung oleh Mualim 3 dan

Meratus Ship Management -PRO- ORG.02 Shipboard organization and responsibility (R0-10072015).

ISPS CODE PART B NO.

16.17 At security level 1 POINT : .2 memeriksa

(11)

pengenalan derah mana saja yang boleh dilalui pengunjung dan penulisan identitas pengunjung di log book, sesuai perintah dari SSO.

No. 7.3.2. Perwira Keamanan Kapal (SSO). Point;

1.Melaksanakan pemeriksaan dan melaporkan secara tertulis

keamanan kapal secara reguler pada laporan ronda untuk menjamin tindakan keamanan dikendalikan. 2.

Mengendalikan dan mengawasi penerapan SSP termasuk perubahannya.

identitas semua orang yang ingin masuk ke fasilitas pelabuhan sehubungan dengan sebuah kapal, termasuk penumpang, personel kapal dan

pengunjung dan

mengonfirmasi alasan mereka untuk melakukannya dengan memeriksa, misalnya, mengikuti instruksi, tiket penumpang, boarding pass, perintah kerja , dll; .3 memeriksa kendaraan yang digunakan oleh mereka yang mencari masuk ke fasilitas pelabuhan sehubungan dengan kapal; .4 verifikasi identitas personel fasilitas pelabuhan dan mereka yang dipekerjakan dalam fasilitas pelabuhan dan kendaraan

(12)

mereka; .5 membatasi akses untuk mengecualikan mereka yang tidak dipekerjakan oleh fasilitas pelabuhan atau bekerja di dalamnya, jika mereka tidak dapat menetapkan identitas mereka;

b. Analisis Hasil Wawancara

Dalam pengumpulan data wawancara ini yang menjadi responden adalah Nakhoda di MV. Marina Star 1.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai penerapan ISPS Code di atas MV. Marina star 1, ABK yang akan bekerja di MV. Marina star 1 akan melaksanakan training atau familiarissi selama periode tiga hari, dua minggu dan satu bulan di atas Mv. Marina star 1 agar para ABK mengetahui tugas dan tanggung jawab di atas Mv. Marina star 1 dan agar meminimalisir terjadinya kasus pencurian atau pun kasus perompakan di atas kapal. Dan setiap minimal tiga bualan sekali diadakan safety meeting di atas kapal Mv. Marina Star 1. Namun selama safety meeting ada beberapa awak kapal yang ketika diberikan pengarahan oleh Nakhoda ataupun Mualim satu selaku perwira (SSO) tidak memperhatikan, mereka asik mengobrol. Mereka menyepelekan dan menganggap bahwa hanya

(13)

sekedar latihan semata. Dan hasilnya ketika terjadi kasus pencurian mereka bingung apa yang harus dikerjakan.

Menurut Nakhoda MV. Marina star 1 instruksi mengenai penerapan tugas dan implementasi ISPS code masih kurang tegas dan masih kurang jelas. Pada MSM Pt. Meratus line sudah di jelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab namun masih kurang terperinci tugas dari ABK jaga dan kesadaran dari ABK Jaga sendiri masih kurang sehingga bisa mengakibatkan kerugian dan keselamatan ABK yang lain.

c. Analisis Hasil Kuisioner

Dalam pengumpulan data kuisioner ini yang menjadi responden adalah Mualim 1 di Mv. Marina Star 1.

Penulis menanyakan berbagai hal yang berhubungan dengan ISPS CODE kepada Mualim 1 sebagai narasumber yang tugasnya adalah sebagai perwira keamanan (SSO) di atas kapal Mv. Marina Star 1.

Mualim 1 mampu mayakinkan bahwa semua pertanyaan sudah di lakukan sesuai dengan SOP perusahaan. Seperti pengenalan areal terbatas pada pengunjung, pengawasan kepada pengunjung, pengecekan identitas pengunjung, berkoordinasi dengan fasilitas pelabuhan, menugaskan personil tambahan dan lain sebagainya. Hingga mualim 1 pernah memfoto mualim 3 sedang mengecek pengunjung sesuai arahan dari Mualim 1 selaku perwira SSO dan sering melihat abk jaga melakukan tugas jaga sesuai arahan dari mualim 1.

(14)

Namun berbeda dengan keadaan bila tidak ada Mualim 1 ataupun Nakhoda yang mengawasi, beberapa abk jaga tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab jaga sesuai dengan instruksi mualim 1, sehingga mengakibatkan kejadian seperti yang di atas dan dapat mengakibatkan kerugian kepada awak kapal.

C. PEMBAHASAN

Adapun Alternatif Pemecahan Masalah :

a. Peningkatan Pengawasan Oleh Nakhoda ataupun Perwira SSO :

Nakhoda ataupun Mualim 1 selaku Perwira Keamanan Kapal harus sering mengawasi ataupun mengecek keadaan Mualim jaga dan ABK untuk memastikan kinerja ABK dalam berdinas jaga yang baik untuk menjamin keselamatan dan keamanan kapal pada saat kapal berlabuh jangkar maupun pada saat kapal sandar di pelabuhan.. Dengan adanya jaga keamanan keliling dari Mualim 1 selaku Perwira Keamanan Kapal, maka para personil jaga akan lebih disiplin dalam berdinas jaga karena merasa di awasi oleh pimpinan mereka dan membuat personil jaga menjadi lebih respect akan tanggung jawabnya dan pesonil jaga bisa menerapkan prosedur keamanan kapal sesuai SOP dari perusahaan.

b. Pemberian Reward, Peringatan, dan Punishment

Bagi ABK kapal yang melaksanakan penjagaan atau melaksanakan dinas jaga secara maksimal dan dengan penuh kedisiplinan, dapat di berikan hadiah khusus dengan cara penilaian yang

(15)

sesuai ataupun diberikan berupa intensif di saat pelaksanaan Safety Meeting. Hal ini dapat memotifasi ABK yang lain dalam melakukan dinas jaga terutama dalam penjagaaan akses keamanan di kapal. Pemberian hadiah insentif adalah pemberian hadiah dengan cara memberi para ABK yang berdinas jaga dengan penuh rasa tanggung jawab dan menunjukkan kedisiplinannya dengan sebuah barang, uang ,atau hadiah lainnya yang berupa benda. Sedangkan bagi Crew kapal yang melakukan kelalaian dan kecerobohan dalam melakukan dinas jaga terutama dalam akses keamanan di kapal dapat di beri peringatan dan hukuman berupa :

1. Peringatan lisan (verbal warning), setiap ABK yang melakukan pelanggaran kecil menerima peringatan lisan dari Nakhoda atau Mualim Idan memberitahukan tentang kesalahannya. JikaABK masih melakukan kesalahan yang sama dalam waktu tertentu, mereka akan diberi hukuman yang lebih berat.

2. Peringatan tertulis (written warning), ABK yang melakukan pelanggaran serupa dalam waktu tertentu, akan dikenakan peringatan tertulis dari Nakhoda. Peringatan ini dicatat dalam buku catatan ABK. ABK diperingati agar jangan mengulangi kesalahannya dalam jangka waktu tertentu. Jika masih melakukan pelanggaran akan dikenakan hukuman yang lebih berat.

3. Penskoran (suspension), ABKyang masih melakukan kesalahan mendapat peringatan. Daftar catatan ABK tersebut akan dikirimkan

(16)

keperusahaan dimana Nakhoda mengusulkan agar ABKtersebut diturunkan jika masih melakukan kesalahan tersebut.

4. Pemberhentian, ABK yang melakukan pelanggaran peraturan lebih dari satu kali dalam jangka waktu tertentu akan diturunkan atau(sign off)

c. Koordinasi Nakhoda dengan Perwira SSO untuk Melaksanakan Pelatihan ISPS CODE .

1) Nakhoda berkordinasi dengan perwira SSO untuk melaksanakan Safety Meeting secara berkala dan terkoordinir.

Yang dimaksud dari Safety Meeting disini adalah rapat yang dilakukan oleh para perwira senior seperti : Nakhoda, Mualim 1, KKM, dan Masinis 1 dan para ABK untuk membahas tentang kegiatan-kegiatan keselamatan. Didalam safety meeting ini juga membahas tentang bagaimana sewaktu terjadi keadaan darurat, pembagian tugas, posisi, kelompok dan siapa yang menjadi komandan regu. Dalam safety meeting inilah biasanya efektif untuk awak kapal dalam memahami apa yang disampaikan karena disini semua crew dapat berkumpul dan melihat secara langsung bagaimana materi itu ditujukan dan dapat dipraktekan secara langsung.Agar perwira jaga yang berdinas jaga mau melaksanakan tugasnya dengan baik maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

(17)

a) Nahkoda memberikan pengarahan kepada seluruh ABK terutama perwira tentang pentingnya pelaksanaan tanggung jawab masing- masing ABK khususnya perwira yang berdinas jaga.

b) Penerapan disiplin yang ketat dari Nahkoda kepada bawahannya dimana Nahkoda ikut hadir dalam pengawasan kinerja ABK.

c) Pengontrolan dari Mualim I kepada jajarannya dimana mualim I sering melakukan evaluasi dan pengawasan kinerja anggotanya dan Mualim Isebagai penanggung jawab muatan yang diangkut oleh kapal tersebut.

d) Nahkoda melakukan evaluasi terhadap kinerja ABK pada saat Safety meeting dan hal-hal apa saja yang perlu dipebaiki.

e) Mengangkat dan membahas masalah kedisiplinan ABK pada saat Safety meeting.

2) Melakukan Pelatihan Diatas Kapal (On Board Training) yang dilaksanakan 1 bulan sekali oleh Mualim 2 dan Mualim 3.

Dengan melakukan pelatihan pengetahuan dan keterampilan akan meningkat, misalnya dalam hal pelaksanaan tindakan anti bajak laut. Pelatihan dapat dilaksanakan dengan melaksanakan ceramah atau diskusi, dalam ceramah ini dijelaskan mengenai berbagai macam prosedur penindakan anti bajak laut sesuai dengan ISPS Code edisi 2003. Pelatihan diatas kapal dapat juga dengan cara melalui film atau poster – poster yang berhubungan dengan tindakan anti bajak laut dapat dengan mudah dipahami karena memberikan penjelasan melalui

(18)

gambar dan pemberian tanda tanda seperti tulisan security level di gangway dan pintu masuk menuju akses kapal. Dengan cara ini pengetahuan, keterampilan, dan kekompakkan kerja dari ABK akan terlihat.

Kesadaran dari masing-masing perwira dengan tanggung jawab yang diembannya juga merupakan hal yang penting dalam hal ini hendaknya perusahaan pelayaran melakukan seleksi yang baik terhadap calon Crew yang akan bekerja dikapal mereka untuk mendapatkan ABK yang berkompeten dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Dilaksanakannya ketika kapal dalam perjalanan dan tidak mengganggu kegiatan bongkar muat, dapat dilaksanakan pada saat hari kerja dan libur.

(19)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisa tersebut diperoleh beberapa pemecahan masalah, sehingga penulis memberikan kesimpulan upaya penerapan prosedur keamanan kapal pada awak kapal pada saat dinas jaga, komitmen Nakhoda ataupun Mualim 1 selaku Perwira Keamanan Kapal konsisten mengawasi ataupun mengecek keadaan Mualim jaga dan ABK untuk memastikan kinerja ABK dalam berdinas jaga yang baik, untuk menjamin keselamatan dan keamanan kapal pada saat kapal berlabuh jangkar maupun pada saat kapal sandar di pelabuhan. Dengan adanya jaga keamanan keliling dari Mualim 1 selaku Perwira Keamanan Kapal, maka para personil jaga akan lebih disiplin dalam berdinas jaga karena merasa di awasi oleh pimpinan mereka dan membuat personil jaga menjadi lebih respect akan tanggung jawabnya dan pesonil jaga bisa menerapkan prosedur keamanan kapal sesuai SOP dari perusahaan.

B. SARAN

Setelah penulis mengambil kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapasaran, yaitu:

(20)

1. Saran untuk Nakhoda dan perwira SSO untuk kurangnya pengontrolan pada mualim jaga dan ABK pada saat kapal sandar di pelabuhan adalah Lebih meningkatkan keamanan dan pengontrolan kepada mualim jaga dalam berdinas jaga agar bisa menimbulkanlah rasa peduli terhadap keamanan kapal dan menciptakan suasana yang kondusif

2. Saran untuk Nakhoda selalu melaksanakan Safety Meeting secara berkala diatas kapal adalah Dapat menjadi sebuah pembelajaran untuk Mualim jaga dan ABK dimana sebuah peraturan yang seharusnya ada untuk di ikuti dan dilaksanakan demi terciptanya sebuah keamanan dan terciptanya sebuah pelaksanaan perencanaan kemanan kapal yang baik dan sesuai prosedur ISPS Code dan SSP.

3. Saran untuk mualim jaga dan abk jaga agar menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri masing masing agar tercapainya keamanan awak kapal , kapal , maupun muatan diatas kapal.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil observasi/pengamatan mengenai penerapan pendekatan auditory intellectually repetition (AIR) dalam meningkatkan kemampuan pemahaman dan analisa siswa pada mata

Ada juga beberapa paparan dari nelayan kapal Asia Makmur yaitu oleh Bapak Bagas selaku salah satu nelayan kapal Asia Makmur di Desa Bendar Kecamatan Juwana

61 Dengan demikian maka penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh keterampilan proses terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik

Dikyasa berperan langsung dalam menjaga hubungan baik dengan para stakeholders, mengemban tugas dalam memberikan informasi tentang masalah lalu lintas dan

Alternatif pemecahan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang akan segera diatasi antara lain (1) mengikutsertakan guru dalam seminar (2)

Berdasarkan uraian analisa tentang penyebab tidak berfungsinya smoke detector diatas kapal maka dapat penulis simpulkan penyebab smoke detector itu sangat perlu dilakukan pembersihan

DLN Oasis berpendapat tentang bagaimana cara penerapan MARPOL Annex VI di atas kapal adalah dengan selalu memperhatikan gas buang mesin yang keluar dari cerobong dan selalu melakukan

Otomatisasi dalam menghidupkan sebuah generator di atas kapal dengan penerapan PLC merupakan salah satu realisasi dari perkembangan teknologi dan merupakan satu-satunya alternatif yang