• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Polres Metro Jakarta Barat

Polres Metro Jakarta Barat berdiri sejak tahun 1971, dengan Kapolres pertama yaitu LETKOL POL Subagyo. Polres Metro Jakarta Barat adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah kota Jakarta Barat yang berada dibawah naungan Polda Metro Jaya.

Polres Jakarta Barat tergolong aktif membentuk Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM). Saat ini jumlahnya sudah 36 FKPM dengan jumlah anggota 537 orang. Forum ini diarahkan untuk menciptakan keamanan dan ketertiban yang kondusif, dengan pola menciptakan kerjasama dan rasa persahabatan dengan masyarakat. Prinsif kemitraan yang dibangun Polres Jakarta Barat bersifat proaktif. patnership, dan pemecahan masalah. Target utamanya untuk memberantas peredaran narkoba, perjudian, dan premanisme bersama-sama masyarakat.

Dengan adanya FKPM ini jajaran Polres Jakarta Barat semakin mampu secara cepat merespon laporan masyarakat. Setelah terbentuknya sejumlah FKPM, ke depan Polres Jakarta Barat berencana membuat Polisi RW. Artinya di setiap RW akan ditempatkan satu petugas polisi sebagai ujung tombak petugas Polmas. Polisi RW diarahkan menjadi polisi sipil yang beradab.

(2)

Adapun Polsek Polsek Jajaran Polres Metro Jakarta Barat diantaranya :

1. POLSEK METRO TAMAN SARI

2. POLSEK METRO TAMBORA

3. POLSEK METRO TANJUNG DUREN

4. POLSEK METRO PALMERAH

5. POLSEK METRO CENGKARENG

6. POLSEK METRO KEBON JERUK

7. POLSEK METRO KALIDERES

8. POLSEK METRO KEMBANGAN

4.1.2 Visi dan Misi Polda Metro Jaya

4.1.2.1 Visi Polda Metro Jaya

Terwujudnya pelayanan Kamtibmas prima, tegaknya hukum dan keamanan di wilayah hukum Polda Metro Jaya yang mantap serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif.

4.1.2.2 Misi Polda Metro Jaya

1. Memperkuat dan meningkatkan kemampuan intelijen keamanan Polda Metro Jaya guna menjaring informasi untuk pencegahan gangguan keamanan dan pengungkapan kasus-kasus secara sistematis dan tuntas; 2. Mengembangkan pelayanan publik di setiap lini berbasis pelayanan prima

(3)

Manusia (HAM) dan responsif dalam rangka mengurangi tingkat keresahan masyarakat di wilayah hukum Polda Metro Jaya;

3. Menggelar Polisi berseragam secara optimal di tengah masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat; 4. Mengembangkan falsafah dan strategi Perpolisian Masyarakat (Polmas)

secara bertahap dan berlanjut guna membangun hubungan Polisi dengan masyarakat yang lebih dekat dan interaktif dalam upaya mewujudkan masyarakat patuh hukum;

5. Memberdayakan seluruh kekuatan dan kemampuan organisasi pengemban fungsi penyelidikan dan penyidikan baik sarana maupun prasarana dalam upaya mewujudkan Polri sebagai penegak hukum terdepan;

6. Meningkatkan kinerja Polri Polda Metro Jaya secara profesional transparan dan akuntabel guna mendukung pelaksanaan Kepolisian dalam memelihara Kamtibmas di wilayah hukum Polda Metro Jaya; dan

7. Membangun system sinergi polisional interdepartemen maupun komponen masyarakat dalam rangka membangun kemitraan dan jejaring kerja (Partnership Building / Networking).

4.1.3 Tugas Pokok Polres Metro Jakarta Barat

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kepolisisan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4)

1. Memelihara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat ( HARKAMTIBMAS )

2. Pelindung, Pengayom dan Pelayan Masyarakat 3. Aparatur Penegak Hukum

(5)

4.1.5 Tribrata POLRI

Makna logo Tribrata :

1. Perisai Pelindung rakyat dan Negara

2. Tiang dan nyala obor Penegasan tugas POLRI

3. Pancoran obor POLRI tak pernah lepas dari perjuangan bangsa dan Negara

4. Tangkai padi dan Kapas cita-cita bangsa menuju adil dan makmur 5. Tiga bintang diatas logo Tribrata adalah pedoman hidup POLRI 6. Warna hitam dan kuning Warna legendaris POLRI

7. Warna kuning keemasan Kebesaran dan Keagungan hati nurani segenap personil POLRI

(6)

4.1.6 Logo Divisi Humas POLRI

Makna Gambar, Tulisan dan Warna:

1. Lingkaran luar hitam

Melambangkan/membendung NKRI dari pemecah belahan propaganda lawan.

2. Tiga Bintang dengan Segi Limna berwarna Putih

Bintang Segi Lima menunjukan kelima sila “Pancasila: sebagai dasar NKRI, sedangkan Tga Bintang mencerminkan pedoman hidup POLRI “tribrata” yaitu tulus dan ikhlas.

3. Lingkaran dalam Merah Putih

Melambangkan wilayah Kesatuan Republik Indonesia

4. Garis tengah Hitam

Melambangkan garis khatulistiwa dimana NKRI berada

5. Tameng berwarna hitam

Melambangkan pengabdian Polri dalam memberikan

perlindungan,pengayom dan pelayanan terhadap masyarakat

(7)

Melambangkan memberikan penerangan,pemberian informasi secara opbyektif, benar, akurat dan seimbang kepada masyarakat.

7. Enam Berkas Sinar Api Kuning

Menunjukan kegiatan Humas POLRI dalam rangka membentuk opini untuk menciptakan Citra POLRI yang Baik.

8. Bola Dunia

Era Globalisasi mempengaruhi setiap manusia, dimana penyebaran informasi yang cepat tidak mengenal waktu dan ruang.

9. Hari Bhayangkara 1-7-1946 tergambar dalam bentuk: 1 = Obor

7 = Sinar Obor Orange 4 = Pegangan Obor

6 = Sinar Obor Warna Kuning.

4.1.7 Divisi Humas Polri

Berawal dari pertengahan Oktober 2002, berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisisan Negara Republik Indonesia No.Pol: Kep/53/X/2002, dikenal sebagai Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia. Divisi Hubungan Masyarakat adalah unsur pelaksana staff khusus Polri yang berada dibawah Kapolri. Divisi Hubungan Masyarakat bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi hubungan masyarakat dalam lingkungan POLRI. Dalam melaksanakan Tugasnya, maka Divisi Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

(8)

a. Pembinaan fungsi Humas bagi seluruh jajaran POLRI yang meliputi: 1. Perumusan atau pengembangan sistem dan metode termasuk

petunjuk-petunjuk pelaksanaan fungsi Divisi Humas.

2. Pemantauan dan supervisi staf termasuk pemberian arahan guna menjamin terlaksananya fungsi Humas.

3. Perencanaan kebutuhan personel dan anggaran termasuk pengajuan saran atau pertimbangan penempatan atau pembinaan karier personel pengemban.

4. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian secara statistik baik yang berkenaan denbgan sumber daya maupun hasil pelaksanaan tugas satuan organisasi pelaksanaan tugas satuan-satuan organisasi pengembangan fungsi Humas.

b. Perumusan, penyiapan dan penyelenggaraan kerja sama dengan mitra terkait dalam bidang hubungan masyarakat.

c. Penyelenggaraan penerangan umum untuk membentuk opini bagi kepentingan pelaksanaan tugas POLRI.

d. Penyelenggaraan penerangan satuan.

e. Penyelenggaraan produksi dan dokumentasi hubungan masyarakat.

Sasaran Prioritas Divisi Humas Polri

1. Pengembangan kekuatan Prsonel Humas POLRI dalam rangka mewakili Humas Polda yang belum terpenuhi.

2. Pengembangan kemampuan Personel Humas Polri melalui pendidikan dan pelatihan kehumasan.

(9)

3. Penataan kelembagaan Humas POLRI

4. Pembangunan Materil dan Fasilitas Humas Polri.

5. Pemberdayaan Perpolisian Masyarakat melalui kegiatan Kehumasan POLRI

6. Meningkatkan dan melaksanakan kegiatan Kehumasan dalam rangka pelaksanaan program Pembimbingan, pengayom dan perlindungan masyarakat.

7. Meningkatkan dan melaksanakan kegiatan kehumasan dalam rangka mendukung program pengaturan dan penertiban kegiatan masyarakat/Instansi.

8. Meningkatkan dan melaksanakan Kehumasan dalam rangka mendukung pelaksanaan penyelamatan masyarat dan pemulihan keamanan.

9. Meningkatkan kegiatan kehumasan dalam rangka mendukung pelaksanaan dukungan umum, antara lain mempublikasikan penegakan hukum dilingkungan POLRI dan pengawasan fungsional internal POLRI.

4.2 Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian mengenai peran-peran Humas yang dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Humas ,Wartawan Lampu Hijau, Wartawan Okezone.com dan Bapak Camat selaku Tokoh masyarakat yang berada di wilayah Jakarta Barat,dengan menggunakan tehnik wawancara mendalam untuk mengetahui apa yang melatar belakangi dibuatnya Program Aplikasi Whistle Blower System (wbs) dan Bagaimana peranan divisi Humas

(10)

Polres Metro Jakarta Barat dalam sosialisasi program aplikasi Whistle Blower System (WBS).

4.2.1 Latar Belakang Program Aplikasi Whistle Blower System(WBS)

Berdasarkan hasil wawancara bersama bapak Herru Julianto selaku Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Barat, beliau menuturkan bahwa yang melatar belakangi dibuatnya Program Aplikasi Whistle Blower System ini berawal sejak Polres Metro Jakarta Barat melihat mulai berkurangnya jumlah laporan masyarakat, bukan karena tidak ada kejadian yang harus dilaporkan melainkan banyak faktor lain seperti masyarakat terkadang malas, tidak ada waktu atau takut untuk melaporkan tindak kejahatan/kriminal yang terjadi dilingkungan mereka sehingga sulit untuk kepolisian membongkar kasus yang ada. Untuk itu Polres Metro Jakarta Barat mencarikan solusi untuk memudahkan masyarakat dalam menyampaikan informasi kepada polisi.

Bapak Herru juga mengatakan tujuan dibuatnya Program Aplikasi ini agar memudahkan masyarakat untuk memberikan laporan apabila ia menjadi korban, memudahkan masyarakat untuk memberikan informasi kepada polisi apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh polisi atau melihat adanya tindak kejahatan dilingkungannya. Intinya Humas Polres ingin memudahkan komunikasi dengan masyarakat.

“Kami ingin mempermudah masyarakat untuk melapor apabila ia menjadi korban, memudahkan masyarakat untuk memberikan informasi kepada polisi apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh polisi atau melihat adanya tidak kejahat di lingkungannya. Tujuan utamanya kami ingin memudahkan komunikasi dengan masyarakat.”

(11)

Semakin mudahnya akeses informasi antara masyarakat dengan kepolisian dengan begitu keamanan lingkungan tetap terjaga dan dapat terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan

Pendapat positif mengenai aplikasi ini pun muncul dari salah satu tokoh masyarakat yang ada diwilayah Jakarta Barat yaitu Bapak Zeri selaku Camat Palmerah, Bapak Zeri mengatakan bahwa;

“Program Aplikasi ini sangat bagus, Jadi sangat cepat dalam menangani suatu persoalan, mungkin karena luasnya wilayah Jakarta Barat ini membuat polisi sedikit sulit untuk mencakup tiap tiap daerah, namun dengan adanya aplikasi ini bisa memudahkan dan mempercepat penanganan dari pihak kepolisian mengenai tindak kejahatan yang terjadi” 1

Selaku tokoh masyarakat yang ada diwilayah Jakarta Barat bapak Zeri cukup merasa terbantu dengan kehadiran program aplikasi ini , karena dengan adanya aplikasi ini pihak kepolisian dapat dengan mudah dan cepat dalam menangani kejahatan yang berada diwilayah Jakarta Barat. Beliau pun berharap dengan adanya aplikasi ini lingkungannya dapat terbebas dari kejahatan dan selalu aman.

4.2.2 Peran Humas Polres Metro Jakarta Barat dalam Sosialisasi Program Aplikasi WBS

Peran Humas merupakan faktor penting yang harus dilaksanakan oleh Humas dalam kegiatannya menyampaikan informasi kepada publik. Hal ini diperlukan dalam mensosialisasikan suatu program yang baru saja diciptakan.

1

Wawancara Peneliti dengan Bapak Zeri selaku Camat Palmerah pada tanggal 1Agustus 2016 di Kantor Kecamatan Palmerah

(12)

Sehingga Program tersebut dapat di kenal atau diketahui publik dan dapat berfungsi sebagaimana fungsinya agar tidak menimbulkan ke sia-sia an dan Humas lah yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan Sosialisasi tersebut.

Dalam melakukan sosialisasi program aplikasi Whistle Blower System berikut adalah peran Public Relations yang dilakukan oleh divisi Humas :

4.2.2.1 Peran Humas Sebagai Tenaga Ahli (expert prescriber)

Peran humas sebagai penasehat ahli adalah humas Polres membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya.

Pada bagian ini peran humas Polres Metro Jakarta Barat belum begitu efektif dalam menjalankan tugasnya melakukan kegiatan komunikasi karena kurangnya keterampilan dan pengalaman dibidang komunikasi yang mereka miliki membuat mereka memilih untuk mengambil bantuan dari pihak eksternal untuk melancarkan kegiatan komunikasinya. contohnya seperti kegiatan Sosialisasi Program Aplikasi Whistle Blower System yang sempat dilakukan pada bulan Februari lalu, mereka tidak melakukan sosialisasi sendiri,artinya mereka dibantu oleh beberapa pihak terkait.

Seperti yang dikatakan Kepala Sub Bagian Humas Kompol Herru Julianto, “Sosialisasi yang telah kami lakukan terkait Aplikasi Whistle Blower System ini adalah launching, didalam launching tersebut kami mengundang beberapa tokoh masyarakat dan juga beberapa media. Karena mereka tentunya akan membantu memperluas sosialisasi ke masyarakat. Untuk Launchingnya sendiri kami bekerja sama dengan EO alasannya karena kami yakin mereka

(13)

lebih berpengalaman dalam hal ini. Selain launching kami juga membuat brosur yang kami bagikan kepada BINMAS lalu BINMAS yang melakukan sosialisasi secara langsung ke masyarakat”.2 Menurut Bapak herru kegiatan launching adalah bentuk sosialisasi yang telah mereka lakukan, beliau menganggap dengan melakukan launching, mengundang wartawan dan tokoh masyarakat itu sudah cukup untuk sosialisasi program aplikasi ini. Karena dengan mengundang wartawan tentunya mereka akan memberitakan mengenai aplikasi ini yang akan diterbitkan di medianya masing-masing baik itu media cetak maupun media online, dengan begitu masyarakat yang melihat beritanya akan mengetahui bahwa Polres telah memiliki program baru sebuah aplikasi Whistle Blower System yang dapat digunakan untuk melaporkan kejahatan/ tindak pidana yang dilakukan anggota polri atau kejahatan yang ada dilingkungannya.

berikut ini adalah salah salah satu berita online yang memberitakan launching program aplikasi Whistle Blower System:

2

Wawancara Peneliti dengan Kompol Herru Julianto selaku Kassubag Humas Polres Metro Jakarta Barat pada tanggan 1 Agustus 2016 di Kantor Polres Metro Jakarta Barat

(14)

Namun kegiatan launching ini tidak sepenuhnya diserahkan oleh Event Organization, menurut bapak Herru EO lebih profesional dan sudah biasa menangani acara sejenis ini sehingga pihak humas internal tidak perlu repot untuk menyiapkan kegiatan tersebut, dan untuk Sosialisasi yang dilakukan oleh BINMAS dengan melakukan kunjungan langsung ke masyarakat itu akan lebih efektif karena BINMAS atau Bina Masyarakat ini adalah anggota Polisi yang bertugas mengontrol lingkungan dimana ia ditugaskan tidak hanya mengontrol mereka juga sering memberikan pembinaan terhadap masyarakat atau mendengarkan keluh kesah atau laporan warga jadi BINMAS ini selalu melakukan komunikasi secara face to face dengan masyarakatnya. Selain itu Bapak Herru juga menambahkan;

(15)

“Target dari program aplikasi Whistle Blower System ini yaitu masyarakat yang ada dilingkup Polres Metro Jakarta Barat atau masyarakat yang berdomisili di wilayah Jakarta Barat”3

Jika dilihat dari target sosialisasinya yang tidak terlalu luas seharusnya Polres Metro Jakarta barat bisa menjangkau seluruh masyarakat yang ada diwilayah Jakarta Barat agar menjadi tahu akan keberadaan aplikasi ini dan menggunakan aplikasi ini sesuai dengan fungsinya. Namun selama peneliti melakukan penelitian, peneliti tidak melihat kesuksesan dari aplikasi ini, karena masih banyak sekali masyarakat yang belum mengetahui keberadaan dari aplikasi ini. Seperti pernyataan Bapak Zeri selaku Camat dari kecamatan Palmerah beliau menyatakan;

“Masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan keberadaan dari aplikasi ini, ketika saya melakukan tinjauan ke masyarakat beberapa dari mereka suka mengeluh dengan keamanan yang ada dilingkungannya, mungkin jika mereka mengetahui keberadaan aplikasi ini mereka tidak perlu lagi mengadu kepada saya karena mereka bisa langsung melapor ke Polres mengenai keaman yang ada dilikngkungannya melalui aplikasi ini. Lalu masih banyak juga masyarakat yang bingung menggunakan aplikasi ini contohnya seperti pegawai pegawai saya, terutama pegawai lama atau mereka yang tidak terbiasa menggunakan gadget. Mereka sering kali bingung menggunakannya, mungkin dalam hal ini Polres bisa lebih ditingkatkan sosialisasi untuk penggunaannya”4

4.2.2.2 Peran Humas Sebagai Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)

Peran humas sebagai fasilitator komunikasi adalah Humas Polres menjembatani komunikasi antara publik dengan instansi sebagai mediator atau

3

Wawancara Peneliti dengan Kompol Herru Julianto selaku Kassubag Humas Polres Metro Jakarta Barat pada tanggan 1 Agustus 2016 di Kantor Polres Metro Jakarta Barat

4

Wawancara Peneliti dengan Bapak Zeri selaku Camat Palmerah pada tanggal 1Agustus 2016 di Kantor Kecamatan Palmerah

(16)

penengah jika terjadi misscommunication. Seperti yang dikatakan Bapak Herru apabila ada masyarakat yang kurang mengerti/kurang puas dengan pelayanan yang diberikan Polres mereka bisa komunikasikan langsung dengan Humas . Contoh lain dari Humas Polres sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan instansi yaitu menurut saudari Lina sebagai Wartawan Okezone.com, dirinya merasa cukup terbantu dengan adanya humas yang mampu menghubungkan dirinya dengan narasumber yang ingin ditemuinya;

“Humas Polres Metro Jakarta Barat sebagai penolong ketika saya memerluka informasi, untuk menanyakan hal-hal seputar kasus yang ada di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Barat dan sebagai pihak penghubung ketika saya ingin menghadap/bertemu dengan orang yang ingin saya temui sebagai narasumber”5

menurut saudari Lina yang sudah hampir satu tahun bekerja sama dengan humas Polres , humas polres sangat welcome dengan siapa saja, mereka juga siap membantu siapapun yang membutuhkan informasi.

Pernyataan tersebut di dukung pula oleh pernyataan saudara Yogi sebagai wartawan Lampu Hijau terkait peran Humas sebagai Fasiliatator komunikasi, beliau mengatakan ;

“Humas Polres Metro Jakarta Barat cukup baik dan welcome apabila ada media yang ingin konfirmasi terkait kasus yang terjadi atau bila ingin bertemu dengan anggota polisi seperti Kapolres, Kasat dan lain lain maka pihak humas bersedia membantu”

Peran humas sebagai Fasilitator Komunikasi sangat berjalan dengan baik terutama dalam hal menjalin hubungan baik dengan para media, karena jika dilihat dari pernyataan yang mereka lontarkan terlihat bahwa mereka merasa

5

Wawancara Peneliti dengan Saudari Lina selaku Wartawan Okezone.com pada tanggal 4 Agustus 2016 di Balai Wartawan Polsek Palmerah

(17)

sangat terbantu dengan kesediaan Humas untuk memberikan informasi dan menjadi penghubung antara mereka sebagai wartawan dengan Polres Metro Jakarta Barat .

Pengertian Public Relations/ Humas sendiri telah banyak diartikan oleh pakar komunikasi dari sudut pandang yang berbeda-beda, meskipun pada intinya sama. Demikian juga pengertian Public Relations/Humas yang disampaikan oleh Bapak Herru Julianto Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Barat. Berikut adalah hasil kutipan dari Bapak Herru Julianto tentang pengertian Public Relations/Humas:

“Humas itu bagian dari instansi, bagian dari perusahaan yang tugasnya pertama mengumpulkan informasi yang ada di instansi/perusahaan, mendokumentasikan kegiatan yang ada instansi/diperusahaan, memberikan informasi kepada perorangan ,LSM ,media yang membutuhkan informasi dari perusahaan dan tidak kalah penting tugas utamanya mempublikasikan keberhasilan produk unggulan yang dilaksanakan oleh instansi.”6

Dari kutipan wawancara di atas dapat dipahami bahwa pengertian tentang Humas sendiri oleh Polres dipahami sebagai kegiatan menyampaikan informasi tentang kinerja Polres atau hal-hal yang dilakukan oleh Polres kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan biasanya lebih kepada kinerja yang dicapai oleh institusi Polres atau menyampaikan informasi kepada yang membutuhkan informasi seperti salah satunya adalah media/wartawan.

Sebagai seorang tokoh masyarakat yang ada diwilayah Jakarta Barat Bapak Zeri selaku Camat Palmerah memiliki pandangan tersendiri tantang Humas Polres Metro Jakarta Barat;

6

Wawancara Peneliti dengan Kompol Herru Julianto selaku Kassubag Humas Polres Metro Jakarta Barat pada tanggan 1 Agustus 2016 di Kantor Polres Metro Jakarta Barat

(18)

“ Saya mengenal Humas Polres cukup dekat karena setiap kegiatan yang kami adakan ditingkat kecamatan kami sering mengundang pihak Polres Metro Jakarta Barat dan memintanya melalui Humas dan humas selalu membantu kami dalam memenuhi undangan tersebut, begitupun sebaliknya ketika Polres mengadakan suatu kegiatan kami selaku kecamatan yang ada diwilayah Palmerah turut diikut sertakan.

Humas adalah Hubungan masyarakat yang menghubungkan antara masyarakat dengan Polres. Humas selalu memberikan infromasi kepada masyarakat tentang kejadian-kejadian yang ada di lingkup Polres Metro Jakarta Barat”7

Dilihat dari pernyataan Bapak Zeri diatas, menandakan bahwa Humas Polres betul-betul menjalankan perannya dengan baik sebagai fasilitator komunikasi, segala kebutuhan yang dibutuhkan publik, baik itu masyarakat, wartawan sampai tokoh masyarakat selalu dilayanin dengan baik oleh Humas Polres Metro Jakarta Barat.

4.2.2.3 Peran Humas Sebagai Fasilitator Proses Pemecahan Masalah

(Problem Solving Process Facilitator)

Humas Polres tidak ambil alih dalam mengatasi persoalan atau krisis yang dihadapi Polres. Menurut Bapak Herru, persoalan atau krisis yang ada di polres ini biasanya di selesaikan oleh divisi masing-masing namun apabila humas dibutuhkan, humas akan membantu mencarikan solusi atau memberikan masukan.

Peneliti melihat, Sebagai fasilitator proses pemecahan masalah Humas Polres belum mampu mencarikan solusi atau mengambil keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi. Seperti dalam permasalahan

7

Wawancara Peneliti dengan Bapak Zeri selaku Camat Palmerah pada tanggal 1Agustus 2016 di Kantor Kecamatan Palmerah

(19)

yang terjadi pada program aplikasi Whistle Blower System Bapak herru mengatakan;

“Kami memiliki kendala pada Program Aplikasi Whistle Blower System ini karena sistem pelaporannya secara online dimana semua orang yang memiliki aplikasi ini dapat menggunakannya dan sangat sulit bagi kami untuk menghindari orang-orang iseng yang membuat membuat laporan palsu atau ketika ada laporan yang kurang jelas. Biasanya jika keterangan yang diberikan kurang jelas kami akan hubungi kembali si pelapor tersebut namun banyak dari mereka yang sulit dihubungi kembali”8

dari permasalahan yang di katakan oleh bapak Herru di atas terlihat bahwa humas sendiri untuk saat ini belum bisa mengatasi permasalahan/kendala tersebut, humas belum bisa menememukan solusi untuk menghindari keisengan masyarakat. Seharusnya sebelum atau saat membuat suatu Program baru Humas sudah mengantisipasi masalah- masalah apa saja yang mungkin akan terjadi, sehingga solusi akan mudah didapatkan apabila permasalahan/problem tersebut muncul dikemudian hari.

4.2.2.4 Peran Humas sebagai Teknisi Komunikasi (Technician Communication)

Pada bagian ini peran teknisi komunikasi yang dilakukan Humas Polres Metro Jakarta Barat antara lain mengelola website resmi Polres yaitu Tribratanew.com ,

8

Wawancara Peneliti dengan Kompol Herru Julianto selaku Kassubag Humas Polr es Metro Jakarta Barat pada tanggan 1 Agustus 2016 di Kantor Polres Metro Jakarta Barat

(20)

Membuat Press Release untuk dibagikan kepada wartawan,

(21)

sebagai teknisi komunikasi , humas polres metro jakarta barat telah menjalankan perannya dengan baik begitu juga yang terlihat dari kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan dan masyarakat mulai mengetahui keberadaan dari aplikasi ini mulai terlihat adanya feedback dari masyarakat yang memang mengetahui keberadaan aplikasi ini, seperti yang dikatakan oleh saudari Lina selaku wartawan Okezone.com yang juga mengamati perkembangan dari aplikasi ini beliau mengatakan;

“Masyarakat sangat antusias dengan adanya aplikasi whistle Blower System . Masyarakat selalu melaporkan kejadian ataupun peristiwa yang ada dilingkungannya melalui aplikasi Whistle Blower System ini.”9

dari keterangan saudari Lina ,Feedback yang didapat sangat baik, masyarakat yang mengetahui keberadaan dari aplikasi ini mulai menggunakan aplikasi ini sesuai dengan fungsinya. Namun akan lebih baik lagi apabila seluruh masyarakat yang berdomisili diwilayah Jakarta Barat bisa mengetahui aplikasi ini dan dapat

9

Wawancara Peneliti dengan Saudari Lina selaku Wartawan Okezone.com pada tanggal 4 Agustus 2016 di Balai Wartawan Polsek Palmerah

(22)

memanfaatkan aplikasi ini sesuai dengan fungsinya serta tidak lagi kebingungan dengan cara penggunaannya.

Sosialisasi yang dilakukan oleh humas dirasakan kurang gencar , pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara bersama saudara Yogi sebagai wartawan Lampu Hijau mengenai sosialisasi Program Aplikasi Whistle Blower System (WBS) ini , Beliau menyatakan;

“Sosialisasi yang dilakukan oleh Humas masih belum maksimal, tak banyak masyarakat mengetahui bahwa ada aplikasi yang bisa mereka gunakan. Masih banyak masyarakat yang mengeluarkan keluh kesah mereka di akun sosial mereka sendiri, atau hanya jadi konsumsu pribadi dari lingkungan pertemanan yang lebih tertutup”10

Adapun pesan yang juga disampaikan oleh saudara Yogi mengenai aplikasi Whistle Blower System ini yaitu;

“Pesan saya untuk Humas Polres terkait aplikasi WBS ini, agar melakukan sosialisasi yang lebih kreatif lagi, dengan memanfaatkan media sosial, media kampanye luar ruangan atau memaksimalkan fungsi bhabinkamtibmas dalam memberikan informasi kepada masyarakat”

Sebagai Tokoh masyarakat yang ada diwilayah Jakarta Barat Bapak Zeri selaku Camat Palmerah juga ikut berpesan kepada humas Polres seperti kutipan wawancara dibawah ini;

“Pesan saya, pihak humas lebih giat lagi dalam melakukan sosialisasi karena seperti kami kami ini apalagi pegawai lama yang kurang mengerti dalam menggunakan aplikasi-aplikasi seperti itu perlu pembelajaran agar lebih mengerti. karena jujur saja sejauh ini memang saya belum melihat sosialisasinya selain dari launching yang dilakukan bulan februari lalu”.11

10

Wawancara Peneliti dengan Saudara Yogi selaku Wartawan Lampu Hijau pada tanggal 4 Agustus 2016 di Balai Wartawan Polsek Palmerah

11

Wawancara Peneliti dengan Bapak Zeri selaku Camat Palmerah pada tanggal 1Agustus 2016 di Kantor Kecamatan Palmerah

(23)

Dari semua hasil wawancara yang dilakukan oleh ke empat narasumber diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Sosialisasi yang dilakukan belum berhasil, dan dengan dilakukannya Launching sebagai bagian dari sosialisasi itu masih dianggap kurang untuk memperluas Informasi tentang keberadaan aplikasi Whistle Blower System. Seharusnya Humas bisa melakukan Sosialisasi dalam bentuk lain yang lebih mudah dalam menyampaikan maksud dan tujuannya sehingga keberadaan dari Program Aplikasi ini tidak Sia-sia dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Berikut adalah salah satu foto pada saat penyelenggaraan Launching Program Aplikasi Whistle Blower System (WBS) tanggal 27 Februari 2016 di Halaman Polres Metro Jakarat Barat yang dihadiri petinggi POLRI, beberapa rekan media dan juga Tokoh Masyarakat.

Foto Launching WBS

(24)

4.3 Pembahasan

Peran humas pemerintah adalah sebagai juru bicara lembaga, fasilitator, memberi pelayanan informasi kepada publik, menindak lanjuti pengaduan publik, menyediakan informasi tentang kebijakan program, produk dan jasa lembaga, menciptakan iklim, hubungan internal dan eksternal yang kondusif dan dinamis, serta menjadi penghubung lembaga pemangku kepentingan. Demikian strategisnya peran humas maka sumber daya manusia menjadi prioritas untuk dibekali pendidikan ilmu komunikasi karena mereka merupakan tulang punggung utama dan pertama diserambi depan di instansi atau lembaganya masing-masing dalam menebar informasi publik.

Dari hasil penelitian yang dijelaskan oleh peneliti dengan mewawancarai narasumber yaitu Kompol Herru Julianto,SH selaku Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Barat, Saudara Yogi selaku wartawan Lampu Hijau, Saudari Lina selaku waratawan OkeZone.com dan Bapak Zeri selaku tokoh masyarakat/Camat Palmerah yang hadir pada acara Launching aplikasi WBS. Setelah peneliti memperoleh data dari narasumber kemudian peneliti melakukan analisa untuk mencari hubungan teori dan konsep dengan hasil penelitian yang diperoleh mengenai Latar Belakang dibuatnya Program Aplikasi Whistle Blower System dan Peran Divisi Humas Polres Metro Jakarta Barat dalam Sosialisasi Program Aplikasi Whistle Blower System (WBS).

Berdasarkan Teori Peran Humas dalam buku Rosady Ruslan yang berjudul Manajemen Public Relations dan Media bahwa peranan Public Relations dibagi menjadi empat kategori antara lain; Tenaga Ahli (Expert Prescriber), Fasilitator

(25)

Komunikasi (Communication Fasilitator), Proses Fasilitator Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator), Tekhnisi Komunikasi (Communication Technician).

Peranan pertama yaitu sebagai Tenaga Ahli (Expert Prescriber). Dimana

sebagai Tenaga Ahli humas bertugas untuk mengidentifikasi problem, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya. Pada peran ini Humas Polres belum sepenuhnya menjalankan perannya sebagai Tenaga Ahli karena pada kenyataannya anggota Humas yang ada di Polres Metro Jakarta Barat tidak ada satu pun yang memiliki latar belakang pendidikan komunikasi atau Public Relations, selama ini mereka menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang diperintahkan atasan. Namun seiring berjalannya waktu mereka mulai mempelajari ilmu kehumasan seperti menjalankan beberapa kegiatan komunikasi antara lain; mengumpulkan informasi, mendokumentasikan kegiatan, memberikan juga mempublikasikan keberhasilan produk unggulan yang dilaksanakan oleh instansi. Dengan keterbatasan ilmu dan pengalaman yang humas Polres miliki salah satunya untuk mengelola suatu acara akhirnya mereka memilih untuk melakukan kerja sama dengan Event Organizer yang dianggap profesional untuk melakukan Sosialisasi Program Aplikasi Whistle Blower System dalam bentuk Launching dengan begitu acara dapat terlaksana dengan baik dan tujuan dari acara tersebut dapat tercapai seperti hasil yang telah dilihat dari pemberitaan yang diberitakan pada situs berita online Okezone.com sebagai salah satu media yang memberitakan launching program aplikasi tersebut.

(26)

Peranan kedua yaitu sebagai Fasilitator Komunikasi (Communication

Fasilitator). Pada peran ini humas bertindak sebagai sebagai sumber informasi, perantara, interpreter, dan mediator antara organisasi dan publiknya. Berbeda dengan peranan pertama pada peranan kedua ini Humas Polres menjalankan perananya dengan baik . Sebagai Fasilitator Komunikasi Humas Polres bertindak sebagai komunkator dengan menyampaikan informasi kepada pihak yang membutuhkan informasi atau menjadi mediator atau penghubung apabila ada wartwan ingin bertemu dengan pimpinan yang ada di Polres sebagai narasumber. Humas selalu terbuka terhadap siapa saja yang ingin mendapatkan informasi seputar kejadian-kejadi yang ada di Polres Metro Jakarta Barat. Tidak hanya itu sebagai fasilitator komunikasi Humas Polres mendapatkan penilaian yang baik dari Bapak Zeri selaku camat Palmerah Jakarta Barat, karena humas selalu membantu dalam memenuhi undangan yang beliau tujukan kepada Polres.

Peranan Ketiga yaitu sebagai Fasilitator Proses Pemecahan Masalah

(Problem Solving Process Fasilitator). Dalam menjalankan perannya sebagai Fasilitator Proses Pemecahan Masalah, Humas Polres bisa dikatakan belum menjalankan perannya dengan baik seperti dalam hal mengatasi persoalan yang terjadi pada aplikasi Whistle Blower System, Humas Polres belum bisa menemukan cara atau solusi agar aplikasi tersebut dapat terbebas dari kejahilan masyarakat yang tidak betanggung jawab. Seharusnya sebelum terjadi hal-hal seperti ini divisi Humas sudah terlebih dahulu membuat langkah antisipasi untuk kedepannya. Agar ketika ada permasalahan yang muncul dapat segera diatasi.

(27)

Peranan Ketiga yaitu sebagai Teknisi Komunikasi (Communication

Techician). Dalam menjalankan peran sebagai Teknisi Komunikasi peneliti melihat bahwa Humas Polres Kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam melakukan sosialisasi Program Aplikasi Whistle Blower System, terbukti dari banyakanya masyarakat yang justru belum mengetahui bahwa Polres memiliki suatu aplikasi yang dapat memudahkan masyarakat untuk menyampaikan informasi atau membuat laporan kepada polisi. Meskipun acara launching telah dilakukan dan beberapa media telah memberitakan seputar program aplikasi tersebut namun tetap saja hal itu belum mampu menjangkau seluruh masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal diwilayah Jakarta Barat.

Dari hasil penelitian maka terjawablah fokus dari penelitian ini, bahwa hal yang melatar belakangi dibuatnya program aplikasi Whistle Blower System adalah untuk meningkatkan kembali informasi dari masyarakat kepada kepolisian untuk meningkatkan rasa aman dilingkungan tempat tinggal berupa sebuah laporan sehingga dapat memudahkan pihak kepolisian menjalankan tugasnya.

Dari keempat peran humas; Penasihat Ahli (Expert Prescriber), Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator), Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solver Process Fasilitator), dan Teknisi Komunikasi (Communication Techinician) yang dijalankan oleh divisi Humas Polres dalam sosialisasi program aplikasi Whistle Blower System (WBS) Peran Humas yang dijalankan sepenuhnya dengan baik oleh Polres Metro Jakarta Barat yaitu sebagai Fasilitator komunikasi (Communication Fasilitator) karena sebagai Fasilitator Komunikasi Humas Polres mampu bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak

(28)

manajemen dalam hal mendengarkan apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya, sekaligus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi pada publiknya.Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut yang dilaksanakan oleh Humas dapat terciptanya saling pengertian, mempercayai , menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. Lalu sebagai Teknisi Komunikasi (Technician Communication) karena sebagai teknisi komunikasi Humas Polres mampu mengelola website resmi polres dengan baik, dalam setahun Humas Polres juga mengeluarkan beberapa edisi Majalah dan Humas Polres juga sangat aktif dalam melakukan komunikasi dengan wartawan dan mengadakan konfrensi pers.

Menurut Peneliti, Humas Polres Metro Jakarta Barat belum berhasil dalam melakukan sosialisasi pada program aplikasi Whistle Blower System (WBS) ini, seharusnya Humas Polres lebih kreatif dan gencar lagi dalam melakukan sosialisai, tidak hanya sampai pada launching dan penyebaran brosur saja. Karena sangat disayangkan apabila Program Aplikasi seperti ini tidak dimanfaat dengan baik atau tidak berjalan sebagaimana tujuan dibuatnya.

Gambar

Foto  Launching  WBS

Referensi

Dokumen terkait

Peran Humas PTBA yang dijalankan oleh divisi Hubungan Eksternal dan Corporate Communication adalah untuk melakukan komunikasi program-program perusahaan ke seluruh stakeholder

Terlebih dahulu peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar ahli diskusi kelompok asal dan kelompok ahli, soal kuis jigsaw siklus I serta

pernyataan ahli waris yang menunjuk salah satu ahli waris sebagai pemegang haknya, maka setelah pendaftaran peralihan hak tersebut selesai ke atas nama seluruh

Setelah peserta berkelompok, guru membagi lembar kerja ahli, Masing-masing siswa (anggota) mendapatkan 4 lembar kerja ahli. Setelah lembar kerja ahli dibagikan, masing-masing

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Pusat Diseminasi Iptek Nuklir dan Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam menjalankan tugasnya untuk mensosialisasikan

Maka berdasarkan hasil wawancara, peneliti menginterpretasikan bahwa Aktivitas Divisi Humas Mabes Polri dengan masyarakat mengenai informasi jadwal pelayanan

Mengenai pengetahuan personil humas mabes polri terhadap informasi publik yang dikecualikan polri yang dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu berdasarkan hasil

Aksi atau pelaksanaan yang dilakukan Humas BCA dalam mengelola majalah InfoBCA yaitu dengan melakukan informasi mengenai perkembangan perusahaan berupa produk,