122 BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan terapi musik bagi perkembangan anak autistik memberi pengaruh yang cukup positif. Hal ini terlihat di beberapa hal seperti berkurangnya/menghilangnya echolalia, rentang perhatian yang berlangsung lebih lama, kontak mata yang terjadi lebih sering, dan penggunaan bahasa tubuh yang digunakan saat berkomunikasi (kemampuan non-verbal). Gerakan-gerakan khas anak autistik juga dapat berkurang. Berdasarkan dari observasi, bila tahap intervention dilakukan lebih lama maka pengaruh positif tersebut di atas dapat bertahan lebih lama. Penyesuaian kemampuan masing-masing anak dengan lamanya masa intervention juga dirasa akan berpengaruh positif, mengingat kemampuan awal anak berbeda-beda.
123
pun dapat mengakibatkan partisipan mengamuk/marah-marah, bersifat menyakiti diri sendiri ataupun orang lain. Ruangan yang tidak pasti/berpindah-pindah juga mempengaruhi kenyamanan partisipan. Keterbatasan lainnya adalah jumlah partisipan yang sedikit, sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat di generalisasikan bagi seluruh anak autistik. Dapat terjadi bila terapi musik yang sama diberlakukan kepada anak autistik lainnya, hasilnya pun akan berbeda.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang ditunjukan pada penelitian ini, musik dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk pembelajaran anak-anak autistik. Hal ini dapat dilakukan baik oleh pengajar, terapis maupun orang tua anak dengan autisme. Orang tua dapat menggunakan lagu anak-anak yang sudah ada baik untuk menjalin komunikasi dengan anak, mengajarkan beberapa konsep (seperti warna, alfabet) ataupun hanya sekedar hiburan. Pengajar dapat menggunakan musik dalam metode pengajarannya untuk mendukung perkembangan kemampuan komunikasi anak dalam spektrum autisme dan juga menyokong pembelajaran yang berlangsung.
124
pada cakupan usia lain juga diperlukan untuk melihat bagaimana terapi musik berpengaruh terhadap penyandang autisme dengan usia lebih tua. Penelitian selanjutnya pun diharapkan juga dapat melihat perkembangan anak dalam waktu yang lebih lama dan penerapannya di luar sesi terapi musik, misalnya ketika anak masuk dalam ruang kelas ataupun saat bermain dengan teman sebaya. Penyandang autisme dalam tingkat yang lebih parah pun dapat menjadi pilihan penelitian.