• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penurunan Kecemasan Melalui Terapi Musik pada Siswa Kelas X Pemasaran SMK Negeri 1 Salatiga Sebelum Menghadapi Ujian Kenaikan Kelas T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penurunan Kecemasan Melalui Terapi Musik pada Siswa Kelas X Pemasaran SMK Negeri 1 Salatiga Sebelum Menghadapi Ujian Kenaikan Kelas T1 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan meningkatkan kualitas serta mengembangkan potensi

dari Sumber Daya Manusia. Sekolah merupakan salah satu tempat untuk

memperoleh pendidikan. Selain tempat untuk memperoleh pendidikan,

sekolah juga menjadi sumber masalah bagi siswa yang memicu stress pada

anak (Fimian dan Cross, dalam Desmita, 2009). Para siswa dihadapkan pada

banyak tuntutan dan perubahan yang cepat, sehingga membuat siswa

mengalami masa-masa yang penuh stress. Salah satu faktor yang membuat

siswa menjadi stress adalah ujian.

Selama proses pendidikan di sekolah sering diadakan ujian. Ujian

tersebut dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar atau kecakapan baru

yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran di sekolah

(Permanasari, 2013). Tersedia beberapa ujian untuk mengukur hasil belajar,

yaitu ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian

kenaikan kelas dan ujian nasional. Ujian tersebut membuat siswa merasa

cemas. Penelitian yang dilakukan oleh Gusniarti (2002) menunjukan bahwa

lebih dari 50% siswa merasa cemas menghadapi ujian semester. Penelitian

lain menunjukan bahwa 24 dari dari 39 (61,54%) siswa salah satu SMP di

Banjarnegara mengalami kecemasan dalam menghadapi ulangan harian

(2)

Corey (2005) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan

yang memotivasi individu untuk berbuat sesuatu. Fungsinya adalah untuk

memperingatkan adanya ancaman bahaya, yakni sinyal dari ego yang akan

terus meningkat jika tindakan-tindakan yang layak untuk mengatasi

ancaman tidak diambil. Apabila tidak bisa mengendalikan kecemasan

melalui cara-cara rasional dan cara-cara langsung, maka ego akan

mengandalkan cara-cara yang tidak realistik, yakni tingkah laku yang

berorientasi pada pertahanan ego atau defence mechanism. Menurut

Sumadinata (dalam Bunda Erine dan Sri Hastuti, 2016) kecemasan secara

umum adalah ketika seseorang merasa khawatir karena menghadapi situasi

yang tidak bisa memberikan jawaban yang jelas, tidak bisa mengharapkan

suatu pertolongan, dan tidak ada harapan yang jelas akan mendapatkan

hasil.

Begitu juga masalah yang ada ketika siswa akan menghadapi ujian

kenaikan kelas, kecemasan siswa dalam mengerjakan soal ujian kenaikan

kelas adalah apakah hasil ujian yang dikerjakan dan hasil ujian siswa dapat

menentukan bisa naik kelas atau tidak. Siswa merasa cemas karena ujian

kenaikan kelas adalah suatu yang bisa menjadi beban untuk siswa.

Berdasarkan penyebaran inventory pada 36 siswa kelas X pemasaran

SMK Negeri 1 Salatiga yang akan menghadapi ujian kenaikan kelas, 7

siswa tersebut merasakan kecemasan yang tinggi dari indikator (>108)

dalam menghadapi ujian kenaikan kelas sehingga kecemasan tersebut dapat

(3)

lemas dan tidak bisa tenang karena khawatir tidak bisa mengerjakan soal

ujian. Gejala psikisnya yaitu perasaan takut, perasaan beban dan tertekan

jika tidak bisa mengerjakan soal ujian dan mendapatkan hasil yang buruk

sehingga tidak bisa naik kelas.

Tabel 1.1 Data Inventori Kecemasan Siswa Kelas X Pemasaran (PM) SMK Negeri 1 Salatiga sebelum Ujian Kenaikan Kelas

Kategori Rentang Frekuensi Persentase

Rendah 36 – 71 2 5%

Sedang 72 – 107 27 78%

Tinggi 108 - 144 7 17%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan tabel 1.1 sebagian besar siswa (78%) memiliki

kecemasan pada kategori sedang. Siswa yang mempunyai kecemasan dalam

katagori rendah ada sebanyak 7%. Siswa yang memiliki kecemasan pada

katagori tinggi sebanyak 17%.

Menurut Djohan (2006), terapi musik terdiri dari dua suku kata,

yaitu terapi dan musik. Kata terapi berkaitan dengan serangkaian upaya

yang dirancang untuk membantu atau menolong orang. Biasanya kata

tersebut digunakan dalam konteks masalah fisik atau mental. Kata musik

dalam terapi musik digunakan untuk menjelaskan media yang digunakan

secara kusus dalam rangkaian terapi. Berbeda dengan berbagai terapi dalam

lingkup psikologi yang mendorong klien untuk bercerita tentang

(4)

nonverbal. Dengan bantuan musik, pikiran klien dibiarkan untuk

mengembara, baik untuk mengenang hal – hal yang membahagiakan atau

membayangkan ketakutan – ketakutan yang dirasakan, mengangankan hal –

hal yang diimpikan dan dicita – citakan, atau langsung mencoba

menguraikan permasalahan yang klien hadapi.

Musik dikaitkan sebagai media penyembuhan dalam peningkatan

kualitas individu/kelompok. Hal ini dapat memberikan gambaran adanya

hubungan antara musik dengan respon seseorang yang sebenarnya tidak jauh

dari hubungan emosi antar musik dan pendengar (Djohan, 2006). Oleh

karena itu, pendengar dapat merasakan ketenangan maupun kedamaian

dengan mendengarkan musik secara tiba – tiba.

Devi dan Faridah (2011) menyatakan bahwa musik juga dapat

mempengaruhi penurunan depresi pada mahasiswa. Hal ini dibuktikan oleh

Lerik dan Prawitasari (2005) yang meneliti sekelompok mahasiswa yang

mengalami depresi. Hasilnya, musik sebagai media terapi mampu

menurunkan tingkat depresi setelah pelaksanaan satu bulan. Musik yang

dipakaipun dalam menurunkan gangguan neurotik, salah satunya

kecemasan, dapat bermacam – macam. Musik yang dapat memberikan

ketenangan dan kedamaian adalah musik dengan tempo yang lebih lambat

(Rachmawati, 2005).

Menurut Djohan (2005), selama setengah abad lebih, berbagai

penelitian menunjukkan bahwa terapi musik terbukti lebih efektif dalam

(5)

menjalani perawatan, memberikan dorongan emosional untuk klien dan

keluarga, mengekspresikan perasaan dan dalam berbagai proses psikoterapi.

Karena itu terapi musik terus berkembang, baik di rumah sakit, klinik,

lembaga kesehatan, sekolah – sekolah, pusat kesehatan mental dan lembaga

rehabilitasi ketergantungan obat, serta tempat – tempat perawatan lainnya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan

penelitian mengenai penggunaan terapi musik untuk menurunkan

kecemasan siswa SMK Negeri 1 dalam menghadapi ujian kenaikan kelas.

Terapi musik yang digunakan adalah musik instrumental Anxiety Reduction

seperti: Theta State Induction, Binaural Beat dan Isochronic.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah penggunaan

terapi musik dapat secara signifikan menurunkan kecemasan siswi kelas X

Pemasaran SMK Negeri 1 Salatiga dalam menghadapi ujian kenaikan kelas

?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi penurunan

kecemasan siswi kelas X Pemasaran SMK Negeri 1 Salatiga dalam

menghadapi ujian kenaikan kelas menggunakan terapi musik.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

(6)

pengembangan ilmu pendidikan khususnya bidang bimbingan dan

konseling. Menguji teori Djohan (2006) yang menyatakan bahwa terapi

musik dapat menurunkan kecemasan.

2. Manfaat praktis

a. Diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi Guru BK untuk

mengembangkan mental psikologis dan meningkatkan potensi –

potensi siswa SMK Negeri 1 Salatiga.

b. Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi Guru

BK untuk menggunakan terapi musik dalam menurunkan kecemasan

siswa sebelum menghadapi ujian kenaikan kelas.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan pijakan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Meliputi Latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini diuraikan tentang kecemasan siswa dalam menghadapi ujian

kenaikan kelas, terapi musik, temuan penelitian yang relevan, dan

hipotesis.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel,

(7)

penelitian dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi pembahasan hasil penelitian hasil rancangan Bab III beserta kaitan

teori pada Bab II dan menjawab tujuan pada Bab I. Hasil penelitian

merupakan hasil eksplanasi empiris dari studi lapangan dan pengolahan

data-data secara desrkiptif kuantitatif.

Bab V Penutup

Berisi kesimpulan hasil penelitian serta saran implikatif yang berkaitan

Gambar

Tabel 1.1 Data Inventori Kecemasan Siswa Kelas X Pemasaran (PM)

Referensi

Dokumen terkait

Agar mahasiswa mengetahui dan memahami Sejarah Peradaban Islam periode klasik : masa Nabi Muhammad SAW, Khulafa al-Rasyidin, Umayyah Timur dan

Kesesuaian (compatibility) adalah kesesuaian dalam pemilihan suatu produk baru atau inovasi yang dianggap berkesinambungan dengan sistem sosial mereka, norma-norma,

Salah satu contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya %

Mubarokah, Amin, Pembinaan Agama Islam di Pondok Pesantren Kanak-kanak Alqur’an Sunan Giri Ngunut Tulungagung , tidak diterbitkan, Yogyakarta:

Kelompok-kelompok perusahaan dalam negeri dengan susunan khusus, bidang usaha dan jalur hubungan sendiri dengan penguasa politik, muncul dan dibentuk

Jatuhnya Kota Baghdad pada tahun 1258 M, ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah, tapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam,

Berbagai dosis pupuk organik cair urin kelinci tidak memberikan pengaruh yang nyata pada terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, bobot basah dan

[r]