IMPLEMENTSI PENDIDIKAN KARAKTER
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DI SMP NEGERI 1 KEC. KARANG BARU
KAB. ACEH TAMIANG
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
OLEH : ELHARIS PUTRA
Nim : 8116182005
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Elharis Putra, Implementasi Pendidikan Karakter melalui model pembelajaran Kooperatif di SMP Negeri 1 Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang. Tesis Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2015.
Tujuan Penelitian ini adalah : 1) Bagaimana program perencanaan guru SMP Negeri 1 Karang Baru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif pada pelajaran. 2) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru mengimplementasikan pendidikan karakter melaui pembelajaran kooperatif dalam pelajaran. 3). Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru mengevaluasi pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif dalam membentuk prilaku siswa. 4) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru melakukan refleksi setelah proses pembelajaran pendidikan karakter dilaksanakan.
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik angket, wawancara, observasi dan studi documenter. Dalam menganalisis data digunakan langkah-langkah Miles dan Hubermann dalam Sugiyono yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification, selanjutnya data diuji keabsahannya dengan mengacu kepada standar validasi (credibility, transferability, dependability, dan confirmability) selanjutnya pada masing-masing temuan dari hasil penelitian dikaitkan satu sama lain untuk membangun rangkaian yang jelas.
ABSTRACT
Elharis Putra, Implementation Character Education through Cooperative learning model in SMP Negeri 1 Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang. Thesis Medan : Graduate Program, State University of Medan in 2015.
The purpose of this research are: 1) How does a teacher planning program SMP Negeri 1 Karang Baru implement character education through cooperative learning methods in the subject. 2) How do teachers SMP Negeri 1 Karang Baru implement character education through cooperative learning in lessons. 3). How teachers SMP Negeri 1 Karang Baru evaluate character education through cooperative learning methods in shaping the behavior of students. 4) How do teachers SMP Negeri 1 Karang Baru reflection after the learning process implemented character education.
This study used qualitative methods. To collect the data the researchers used a technique questionnaires, interviews, observation and documentary studies. In analyzing the data used measures Miles and Hubermann in Sugiyono namely data reduction, the data display, and conclusion drawing / verification, then the data is tested its validity with reference to the validation standards (credibility, transferability, dependability, and confirmability) on each subsequent findings of the results associated with each other to build a series of clear.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karekter melalui Model
Pembelajaran Kooperatif di SMP Negeri 1 Kecamatan Karang Baru Kabupaten
Aceh Tamiang Provinsi Aceh.
Dalam proses penyelesaian tesis ini Saya banyak menemukan
kesulitan-kesulitan, karena keterbatasan kemampuan Saya baik penagalaman maupun
penegetahuan. Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya Saya dapat mengatasi
kesulitan yang ditemukan selama penulisan tesis penelitian ini. Oleh karena itu
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut
memabantu, semoga bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah
SWT.
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan
kepada :
1. YM Mursyida Abu H. Abdul Khalik Fadjuani SH Tharikat Naqsyabandiyah
Prof. Dr. Kadirun Yahya yang telah menghilangkan rasa waswas saya baik
dari kanan dan kiri, dari depan dan belakang dan dari atas dan bawah serta
selalu memberikat safaatnya dalam kehidupan saya dan termasuk dalam
penyelesaikan Tesis ini.
3. Bapak Prof. DR. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Derektur Pascasarjana
Universitas Negeri Medan
4. Bapak DR. Deny Setiawan, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Pendidikan
Dasar sekaligus sebagai pembimbing I.
5. Ibu DR. Anita Yus, M.Pd sebagai sekertaris Program Studi Pendidikan Dasar
sekaligus sebagai nara sumber dan penguji.
6. Bapak Prof. DR. Ibrahim Gultom, M.Pd selaku dosen pembimbing II
7. Bapak DR. Restu, M.Si dan DR Hidayat, M.Si sebagai nara sumber.
8. Bapak dan Ibu Dosen dilingkungan Program Studi Pendidikan Dasar, yang
telah banyak memberikan kepada penulis ilmu pengetahuan
9. Bang Chanamal Chan sebagai Ka. Seketarian Pascasarja Universitas Negeri
Medan dan Putra sebagai staf administrasi Pendidikan Dasar.
10.Bapak Drs. Abdul Hadi M.Pd selaku Kepala Sekolah dan Bapak / Ibu SMP
Negeri 1 Karang Baru Aceh Tamiang.
11.Bapak Drs. Junaidi selaku Kepala Sekolah dan rekan-rekan Guru dan staf di
Lingkungan SMA Negeri 2 Patranusa Manyak Payed yang tidak dapat
disebutkan satupersatu.
12.Kelarga besarku yang saya hormati terutama orang Tuaku Pardi/Misnah dan
Wiharti, dan seluruh keluarga yang ada di Aceh Tamiang, Langkat, Medan,
Bangko, Jakarta, dan di Jawa.
13.Istriku tercinta Prihatiningsih S.Pd dan anak-anakku tersayang Elpri
14.Seluruh Ikhwan TN Prof. DR Kadirun Yahya yang tidak mampu saya
sebutkan satu persatu.
15.Dan Seluruh Teman-teman di Prodi Dikdas khusus angkatan XX yang selalu
mensport.
Dengan rendah hati Saya sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu Saya mohon maaf pada hamba Allah dan minta ampun
kepada Allah. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan selanjutnya. Semoga tesis penelitian ini bermanfaat untuk pembaca
pada umumnya.
Medan, 6 April 2015 Penulis.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….…… i
KATAPENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ………...………... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Fokus Penelitian ... 10
1.3. Masalah ... 10
1.4. Tujuan Penelitian ... 11
1.5. Manfaat Penelitian ... 12
BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Karakter ... 14
2.1.1 Hakekat Pendidikan Karakter ... 19
2.1.2 Fungsi Pendidikan Karakter ... 21
2.1.3 Tujuan Pendidikan Karakter ... 23
2.1.4 Ciri Dasar Pendidikan Karakter ... 24
2.1.5 Nilai-nilai Pendidikan Karakter ... 25
2.1.6 Prinsif-prinsif Pendidikan Karakter ... 30
2.2.1 Guru ... 32
2.2.2 Karakteristik Guru ... 33
2.2.3 Peranan Guru ... 35
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 41
2.3.1 Konsep pembelajaran Kooperatif ... 42
2.3.2 Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 42
2.3.3 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 43
2.3.4 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 44
2.3.5 Strategi / tipe Pembelajaran Koopertif ... 44
2.3.6 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 45
BAB. III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 47
3.2 Lokasi Penelitian ... 51
3.3 Instrumen Penelitian ... 50
3.4 Sumber Data ... 52
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.6 Teknik Analisis Data ... 57
3.6.1 Reduksi Data ... 57
3.6.2 Display Data ... 58
3.6.3 Kesimpulan dan Verifikasi ... 59
4.1.1 Lokasi dan Gambaran Umum …….……… 60
4.1.2 Akreditas Sekolah ………..………. 61
4.1.3 Profil Sekolah ……….……… 61
4.1.4 Visi dan Misi Sekolah ……….……… 62
4.1.5 Data Guru ………..……….………. 63
4.1.6 Jumlah siswa SMP Negeri 1 Karang Baru ………….……… 69
4.2 Hasil Penelitian ………... 72
4.2.1 Program Perencanaan dalam Mengimplementasikan Pendidikan Karakter di Sekolah ……….……… 72
4.2.2 Implementasikan pendidikan karakter melalui pembelajaran kooperatif dalam pelajaran……… 76
4.2.3 Evaluasi Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Dalam Membentuk Prilaku Siswa .………..…... 85
4.2.4 Refleksi Proses Pembelajaran Pendidikan Karakter ……… 89
BABV SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………..……….. 92
5.2 Saran ………..………. 93
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa (sumber Balitbang Puskur 2010: 9-10) ……... 26
Tabel. 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ………..………. 45
Tabel 3.1 Teknik Dan Bahan Penelitian ……….…….……….. 55
Tabel 4.1 Data Guru SMP Negeri 1 Karang Baru ………..………..……. 63
Tabel. 4.2 Data Kualifikasi Jenjang Pendidikan Guru SMP Negeri 1 Karang Baru ……….……….. 66
Tabel 4.3 Ketersedian Guru Mata Pelajaran ……….. 67
Tabel 4.4 Kualifikasi Pendidikan ……….. 69
Tabel 4.5 Statistik Siswa SMP Negeri 1 Karang Baru Pada Tahun Pelajaran 2013/2014 ……… 70
GAMBAR
Gambar 4.1 Alamat Sekolah Alamat Sekolah ……… 60
Gambar 4.2 Gotong royong ……… 60
Gambar 4.3 Gemar Membaca ……… 88
Gambar. 4.4 Disiplin ……… 88
Gambar. 4.5 Refleksi perorangan ……… 90
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya
ditentukan oleh melimpahruahnya sumber daya alam, akan tetapi sangat
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan
bahwa bangsa yang besar dapat dilihat dari karakter bangsa (manusia) itu sendiri.
Memahami karakter sangat penting untuk memahami konteks bagaimana karakter
itu lahir, dan untuk apa karakter itu diperjuangkan. Merujuk kepada pendapat para
tokoh, pemimpin dan pakar pendidikan dunia yang menyepakati pembentukan
karakter sebagai tujuan pendidikan. Dalam UU No 20 tahun 2003 Bab II pasal 3
fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam rangka berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dalam tujuan itu menandakan bahwa praktek pendidikan bukan semata
berorientasi kepada aspek kognitif, melainkan secara terpadu menyangkut tiga
dimensi taksonomi pendidikan yakni kognitif, afektif, dan psikomotor serta
berbasis pendidikan karakter yang didefiniskan dengan berbagai indikator
sebagaimana tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan di atas.
Sementara praktek pendidikan dewasa ini yang masih
mengagung-agungkan ranah kognitif sangat bertentangan dengan kerangka yuridis pendidikan
akan mampu membangun generasi bangsa yang berkarakter. Sementara proses
pendidikan dan pembelajaran yang berlangsung di sekolah pada saat ini sering
mengabaikan unsur mendidik dan pendidikan. Inilah yang menjadi tantangan dan
tuntutan bagi para guru dewasa ini. Guru harus menjadi garda terdepan dalam
melaksanakan proses pendidikan yang secara holistik dan integralistik, pendidikan
yang memadukan ketiga ranah pendidikan serta berorientasi pada pembentukan
karakter anak bangsa yang kaffah (manusia utuh). Pendidikan semacam itulah
yang menjadi fokus dari konsep pendidikan karakter.
Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai
bentuk, hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. Hal itu tercermin dari
kesenjangan sosial-ekonomi-politik yang masih besar, kerusakan lingkungan yang
terjadi di berbagai pelosok negeri ini, masih terjadinya ketidakadilan hukum,
pergaulan bebas dan pornografi yang terjadi di kalangan remaja, kekerasan,
kerusuhan, korupsi yang merambah pada semua sektor kehidupan masyarakat.
Saat ini banyak dijumpai tindakan anarkis, konflik sosial, penuturan bahasa yang
buruk dan tidak santun, dan ketidaktaatan berlalu lintas, serta figur guru yang
masih rendah sebagai panutan siswa.
Sekolah yang seharusnya merupakan tempat terbaik untuk menanamkan
nilai-nilai karakter sebagai dasar siswa saat ia hidup dimasyarakat. Di sekolah
guru dan siswa membuat kesepakatan mana saja yang termasuk karakter baik dan
mana yang termasuk karakter buruk. Aplikasinya baru akan teruji manakala
nilai-nilai karakter positif yang dipegang sekolah, berbenturan dengan kepentingan lain
yang begitu kuat pengaruhnya atau bahkan memang dikendalikan oleh
Masyarakat berpendidikan yang terbiasa berperilaku santun, melaksanakan
musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah, serta bersikap toleran dan
gotong royong mulai cenderung berubah menjadi hegemoni kelompok-kelompok
yang saling mengalahkan dan berperilaku tidak jujur. Sementara di tingkat
sekolah perilaku-perilaku siswa sudah tidak mencerminkan perilaku-perilaku yang
berkarakter misalnya bahasa yang digunakan tidak ada lagi tata kesopansantunan,
kurangnya mencintai lingkungan sekolah yang baik seperti tulisan-tulisan pada
dinding sekolah dan pemeliharaan-pemeliharaan lingkungan sekolah, hal ini
semua kelihatannya hampir sudah pudar. Semua itu menegaskan bahwa terjadi
ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang bermuara pada 1) disorientasi
dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa;
2) keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi
Pancasila; 3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
4) memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; 5) ancaman
disintegrasi bangsa; dan 6) melemahnya kemandirian bangsa.
Fenomena yang terjadi di lapangan masih banyak guru yang belum
melaksanakan perannya sebagai pendidik, terlihat dari figur guru yang berkarakter
kurang baik yang bisa dicontoh oleh anak misalnya, keterlambatan masuk kelas,
berbicara kasar hal ini dipengaruhi oleh ketidakpahaman guru terhadap
pendidikan karakter itu sendiri.
Pada SMP Negeri 1 Karang Baru masih ada Guru melakukan hal serupa
seperti apa yang dilakukan banyak guru di daerah lain. Selain itu Guru SMP
Negeri 1 Karang Baru masih terfokus pada proses pembelajaran kognitif saja dan
yang kurang memiliki karakter yang baik hanya dilihat dari kesalahan siswa saja
dan bila siswa tidak melakukan perubahan karakter pada dirinya, siswa tersebut
akan dikeluarkan dari sekolah.
Alasan lain diungkapkan oleh Saripudin, (2010:2-7), sebagai berikut: 1)
karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara,
hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa; 2)
karakter berperan sebagai “kemudi” dan kekuatan sehingga bangsa ini tidak
terombang-ambing; 3) karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus
dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat.
Sejalan dengan alasan di atas, menurut Saepudin, (2010:521)
mengungkapkan bahwa pembangunan karakter bangsa secara fungsional memiliki
tiga fungsi sebagai berikut :
Pertama, fungsi pembentukan dan pengembangan potensi, yang bermakna bahwa pembangunan karakter bangsa berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikir baik, berhati baik, dan berprilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.
Kedua, fungsi perbaikan dan penguatan, yakni memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisifasi dan bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.
Ketiga, fungsi penyaring, yaitu fungsi memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan karakter-karakter budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Sasaran yang hendak dituju dalam pendidikan karakter adalah penanaman
nilai-nilai luhur ke dalam diri siswa. Berbagai metoda pendidikan dan pengajaran
yang digunakan dalam berbagai pendekatan lain dapat digunakan juga dalam
proses pendidikan dan pengajaran pendidikan karakter. Hal tersebut penting untuk
menarik dan tidak membosankan. Minimal terdapat empat faktor yang
mendukung pendidikan karakter dalam proses pembelajaran berdasarkan UU
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003:
Pertama, UUSPN No. 20 Tahun 2003 yang bercirikan desentralistik menunjukkan bahwa pengembangan nilai-nilai kemanusiaan terutama yang dikembangkan melalui demokratisasi pendidikan menjadi hal utama. Desentralisasi tidak hanya dimaknai sebagai pelimpahan wewenang pengelolaan pendidikan pada tingkat daerah atau sekolah, tetapi sebagai upaya pengembangan dan pemberdayaan nilai secara otonom bagi para pelaku pendidikan.
Kedua, tujuan pendidikan nasional yang utama menekankan pada aspek keimanan dan ketaqwaan. Ini mengisyaratkan bahwa core value pembangunan karakter moral bangsa bersumber dari keyakinan beragama. Artinya bahwa semua peroses pendidikan harus bermuara pada penguatan nilai-nilai ketuhanan sesuai dengan keyakinan agama yang diyakini.
Ketiga, disebutkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada USPN No. 20 Tahun 2003 menandakan bahwa nilai-nilai kehidupan siswa perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan belajar mereka. Kebutuhan dan kemampuan siswa hanya dapat dipenuhi kalau proses pembelajaran menjamin tumbuhnya perbedaan individu. Oleh karena itu, pendidikan dituntut mampu mengembangkan tindakan-tindakan edukatif yang deskriptif, kontekstual dan bermakna.
Keempat, perhatian UUSPN No. 20 Tahun 2003 terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki misi nilai yang amat penting bagi perkembangan anak. Walaupun persepsi nilai dalam pemah aman anak belum sedalam pemahaman orang dewasa, namun benih-benih untuk mempersepsi dan mengapresiasi dapat ditumbuhkan pada usia dini. Usia dini adalah masa pertumbuhan nilai yang amat penting karena usia dini merupakan golden age. Di usia ini anak perlu dilatih untuk melibatkan pikiran, perasaan, dan tindakan seperti menyanyi, bermain, menulis, dan menggambar agar pada diri mereka tumbuh nilai-nilai kejujuran, keadilan, kasih sayang, toleransi, keindahan, dan tanggung jawab dalam pemahaman nilai menurut kemampuan mereka.
Berdasarkan uraian di atas, terungkap betapa pentingnya pendidikan
karakter bagi siswa, sehingga bukan hanya dapat berprestasi di bidang pendidikan
akademik tetapi juga dapat membiasakan diri mengamalkan hasil ilmu yang
diperolehnya bagi dirinya, maupun bagi orang lain, bangsa dan negaranya.
merupakan pencerminan dari perilaku manusia yang ditampilan dalam kehidupan
sehari-hari. Perilaku tersebut dilakukan oleh anggota masyarakat sesuai dengan
norma-norma yang berlaku baik norma agama, norma hukum, norma budaya,
norma keilmuan, norma metafisis, dan norma kemanusiaan.
Khusus di dunia pendidikan, karakter tercermin dari gambaran perilaku
nyata para siswa dengan merujuk pada ketentuan yang berlaku di sekolah yang
tercantum dalam tata tertib sekolah. Oleh karenanya, para siswa dapat dikatakan
berkarakter apabila ia selalu berupaya taat dan disiplin terhadap peraturan yang
berlaku di sekolah yang bersangkutan. Perilaku taat dan disiplin terhadap
peraturan ini kiranya dapat diwujudkan dalam kehidupan keseharian di luar
lingkungan sekolah, yakni di lingkungan keluarga maupun di lingkungan
masyarakat.
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala
aspek kehidupan manusia, maka munculah tuntutan peningkatan kualitas proses
pendidikan guna menghasilkan manusia yang berkualitas atau peningkatan
sumber daya manusia (SDM), yakni manusia yang cerdas, terampil, sehat, dan
berbudi pekerti terpuji. Salah satu unsur penting dalam proses pendidikan itu
adalah guru. Guru memiliki makna yang sangat luas, tidak hanya sebagai orang
yang mengajar dihadapan kelas, namun guru dapat diartikan secara sempit dan
secara luas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kosasih (2007:14) bahwa :
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa guru tidak hanya sosok pendidik,
tetapi meliputi berbagai hal, pengalamanpun dapat menjadi guru, sebagaimana ada
istilah bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Guru adalah orang yang
bertugas mengajar, menyampaikan materi pelajaran dengan tugas akhir mentukan
penilaian berhasil tidaknya penyerapan hasil belajar siswa tersebut. Sedangkan
pengertian guru secara luas meliputi setiap hal yang mampu memberikan
pengalaman belajar pada siswa, berupa materil (kebendaan) maupun immaterial
seperti keadaan dan penglaman.
Proses pendidikan berlangsung dalam pergaulan, baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama dalam kelompok. Suatu pergaulan bersifat
mendidik, manakala ada unsur sadar (sengaja) untuk mempengaruhi anak didik,
sehingga anak didik berkembang menuju kedewasaan (formal dan non formal).
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal, merupakan tempat
berlangsungnya interaksi guru dan siswa yang memiliki latar belakang hidup yang
berbeda, namun mereka memiliki maksud yang sama yaitu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku serta mendapatkan pola-pola respon baru yang diperlukan
dalam interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan non
fisik (sosial).
Pendidikan karakter bukan hanya tugas guru agama dan pendidikan
kewarganegaraan, tetapi semua bidang studi memiliki tanggungjawab yang sama.
Dengan demikian semua guru mata pelajaran, merancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Semua guru
proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2006 tentang Standar Isi untuk pendidikan dasar dan menengah memuat
tentang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran, peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga negara Indonesia yang kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,
ketangguhan, kedemokratisan, nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir
logis-kritis-kreatif-dan inovatif, kepedulian (sosial dan lingkungan), keberanian
mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, kepatuhan terhadap aturan-aturan
sosial, dan kesantunan. Berdasarkan tuntutan permen tersebut sangat jelas bahwa
semua mata pelajaran tidak hanya berorientasi pengembangan intelektual, tetapi
juga sikap dan ketrampilan. Pertanyaannya, sudahkah semua mata pelajaran
sebagai salah satu pendidikan karakter telah menonjol dalam pembelajaran saat
ini? Bagaimana Guru mengimplementasikan pendidikan karakter dalam
membentuk prilaku siswa pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)?
Siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan
lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat belajar melalui media
cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya
ditengah-tengah masyarakat. Dengan pengajaran, diharapkan siswa dapat
memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan
bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi
Menurut Gunarsa (2009 : 46) telah merangkum beberapa karakteristik
remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
(1) Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. (2)
Ketidakstabilan emosi. (3) Adanya perasaan kosong akibat perombakan
pandangan dan petunjuk hidup.(4) Adanya sikap menentang dan menantang orang
tua. (5) Pertentangan didalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab
pertentangan-pertentang dengan orang tua. (6) Kegelisahan karena banyak hal
diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. (7) Senang
bereksperimentasi.(8) Senang bereksplorasi. (9) Mempunyai banyak fantasi,
khayalan, dan bualan. (10) Kecenderungan membentuk kelompok dan
kecenderungan kegiatan berkelompok.
Oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang
dapat membangkitkan siswa, memiliki kreatifitas yang tinggi dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas misalnya penggalan waktu belajar
tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah
pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.
Hasil penelitian yang terdahulu mengenai pelaksanaan pendidikan karkter
yang diterapkan di Sekolah Dasar (SD):
Zahra (2013:i) implementasi Pendidikan Karakter di SD, Tesis Magister Prodi
DIKDAS Pascasarjana Universitas Negeri Medan, menyimpulkan implementasi
pendidikan Karakter sudah terlaksana dengan baik. Hal ini telihat dari beberapa
program diantaranya adalah : (1) Program pelaksanaan meliputi : merancang
kondisi sekolah yang kondusif, merancang pendidikan Karakter secara eksplisit,
program pelaksanaan, diantaranya: kerjasama antar warga sekolah, menerapkan
ketauladana, mengembangkan budaya sekolah, pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler; (3) Program evaluasi diantaranya: kerjasama antara orang tua
peserta didik, kontrol terhadap pendidikan karakter siswa; (4) program partisifasi
warga sekolah dilaksanakan secara kolaboratif atas kerjasama dan mengikutkan
seluruh personil sekolah.
Berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar tergantung peran guru
yang terlibat atau kondisi yang mempengaruhinya, guru dituntut kecakapan dalam
melakasnakan proses belajar mengajar, serta mampu menjalin komunikasi
dengan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
1.2 Fokus Penelitian
Pendidikan Karakter di sekolah SMP Negeri 1 Karang Baru Aceh
Tamiang sudah dilaksanakan melalui program kurikulum, ini berarti pendidkan
karakter dijalankankan sesuia dengan kurikulum yang diterapkan. Dalam
pelaksanaan pendidikan karakter, Guru SMP negeri 1 Karang Baru Aceh Tamiang
hanya terfokus pada pencapaian target kurikulum berupa kognitif saja. Untuk
masalah karakter guru-guru kurang untuk menerapkannya, bahkan menganggap
pendidikan karakter hanya tugas guru matapelajaran tertentu saja.
Dengan demikian peranan guru sangat diperlukan dalam melaksanakan
kurikulum yang telah ditetapkan untuk membentuk kararekter siswa.
1.3 Masalah
Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian, masalah pokok
1) Bagaimana program perencanaan guru SMP Negeri 1 Karang Baru dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran
kooperatif pada pelajaran?
2) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru mengimplementasikan
pendidikan karakter melaui pembelajaran kooperatif dalam pelajaran?
3) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru mengevaluasi pendidikan
karakter melalui metode pembelajaran kooperatif dalam membentuk prilaku
siswa?
4) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru melakukan refleksi setelah
proses pembelajaran pendidikan karakter dilaksanakan?
1.4 Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh gambaran faktual mengenai :
1) Perencanaan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter
melalui metode pembelajaran kooperatif pada pelajaran.
2) Implementasi pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif
dalam pelajaran.
3) Mengevaluasi pendidikan karakter melalui metode pembelajaran
kooperatif dalam membentuk prilaku siswa.
4) Refleksi guru setelah proses pembelajaran pendidikan karakter
1.5 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi guru
SMP, Kepala Sekolah, bagi peneliti selanjutnya, dan umumnya bagi semua pihak
yang memerlukan hasil penelitian ini. Lebih rinci manfaat yang diharapkan
dijelaskan sebagai berikut;
1) Guru SMP
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam menambah
pengetahuan dan wawasan terutama mengenai :
a) Pengertian guru, karakteristik, dan peranan guru.
b) Pengertian, hakekat, fungsi, tujuan, ciri, nilai, prinsip dan lingkup
pendidikan karakter.
c) Pengertian, fungsi, dan jenis-jenis metode pembelajaran kooperatif
d) Tujuan, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran IPS berbasis karakter.
2) Kepala Sekolah
Dapat digunakan sebagai masukkan baik materi maupun bahan bagi
kepala sekolah untuk membina guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
dan profesionalisme guru terutama dalam pendidikan berbasis karakter.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Bisa memberikan kontribusi dalam mengembangkan pengetahuan,
terutama menemukan manfaat lain dari penggunaan pembelajaran berbasis
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 1.1. Simpulan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Sekolah SMP Negeri 1
Karang Baru Desa Bundar Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang
Provinsi Aceh, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang berkenaan dengan program perencanaan
pengajaran (RPP). Guru-guru mata pelajaran di SMP Negeri 1 Karang Baru
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, telah menyusun program
perencanaan pengajaran pendidikan karakter secara baik sesuai dengan
standar proses.
2. Dari hasil penelitian mengenai pemahaman guru tentang pendidikan karakter
dapat disimpulkan bahwa seluruh guru pada prinsifnya telah memahmai
pendidikan karaker. Tetapi masih ada guru yang masuk kekelas menjelaskan
dan siswa mengerjakan LKSnya masing-masing. Dan Pengimplentasian
pendidikan karakter kepada siswa guru hanya mengarahkan dan membimbing
siswa.
3. Masih adanya guru mata pelajaran melakukan evaluasi pendidikan karakter
melalui metode pembelajaran kooperatif hanya melalui observasi langsung
pada saat proses pembelajaran. Dan tidak ditemukannya evaluasi nilai
karakter pada program perancanaan pengajaran yang berupa instrument
penilaian pendidikan karakter. Evaluasi yang dilakukan pada program
4. Refleksi yang dilakukan oleh guru mata pelajara hanya sekitar ranah ranah
kogniti dan psikomotor. Untuk ranah afektif yang merupakan nilai-nilai
karakter hanya dilakukan pihak sekolah melalui guru Bimbingan dan
Penyuluhan.
1.2. Saran
1. Diharapkan kepada kepala sekolah yang telah mengembangkan
pendidikan karakter disekolah SMP Negeri 1 Karang Baru dan Kepala
Dinas Pendidikan Aceh Tamiang agar tetap memberikan perhatian dan
pengayoman serta bimbingan khususnya kepada guru-guru SMP Negeri 1
Karang Baru dan Guru-guru di Aceh Tamiang pada umumnya.
2. Perlu adanya pelatihan untuk membantu mengembangkan kemampuan
dalam menerapkan perencanaan, pengimplemntasian, evaluasi dan
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2009. Bangkit dengan Tujuh Budi Utama. Jakarta: PT Arga Publishing.
Badan Litbang Puskur (2010). Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi
Budimansyah, D (2010). Membangun Karater Bangsa di Tengah Arus Globalisasi dan Gerakan Demokratisasi : Reposisi Peran Pendidikan Kewargenaraan di Indonesia . Bandung: UPI
Dadang. Ahmad, ( 2006 ), Pernan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina Budi pekerti Siswa Tesis Magister UPi Bandung: tidak diterbitkan
Elibrahim Noor. Moh dan Solihin (2011), Menjadi Guru Sukses dan Profesional. Depok : CV Arya Duta
Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jskarta : PT. Bumi Aksara
Kosasih, Djahiri. (2007). Kapita Selekta Pembelajaran Pembaharuan Paradigma PKn-PIPS-PAI. Bandung: Laboratorium PKn UPI.
Majid, A dan Andayani , D ( 2010 ), Pendidikan Karakter dalam Presfektif Islam,
Bandung, Insan Cita Utama
Megawangi, R (2009) Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Jakarta : Indonesia Heritage Fundation.
Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karekter: Menjawab Tantangan Krisis Multidemensional, Jakarta : Bumi Aksara
Nana Syaodih, (2005) Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah / RAD. Bandung : Refika Aditama, Eresco
Nasution, (2003). Model Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito
Pemerintah RI (2010), Desain Induk : Pembangunan Karakter Bangsa Tahun
2010-2025
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas (2007). Nomor 74 tahun 2008 tentang tentang Guru
Permendiknas (2006) Nomor 22 tahun 2006, tentang Standar Isi
Saepudin, A ( 2010 ), Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran di
Sekolah , Bandung: UPI
Sardiman, A. M. (2006). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Rajawali Press.
Saripudin U.( 2010 ) , Implementasi Kebijakan Nasional Pembangan Karakter
Bangsa Melalui Pendidikan Karakter Makalah
Syamsudin , A ( 2005 ), Psikoligi Kependidikan , Bandung: Rosdakarya
Sapriya (2007), Perspektif Pemikiran Pakar tentang pendidikan
Kewarganegaraan dalam pembangunan Karakter Bangsa. Disertasi
Doktor Ilmu Kependidikan dalam Bidang Pendid ikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Bandung: tidak diterbitkan
Said Hamid Hasan,dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan budaya dan karakter
bangsa.:
Suprijono. Agus, (2009). Cooperatif Learning (Teori Aplikasi PAIKEM). Surabaya : PT. Pustaka Belajar.
Sugiyono, (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit ALFABETA
Syaepudin, U (2007) Metodologi Penelitian Bandung: UPI
Tim Pasca Sarjana UNIMED. (2010) Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis &
Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Medan.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
Undang-Undang No 14 Tahun 2005 , tentang Guru dan Dosen
Uzer Usman, Moh. (2002), Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya
Yoesoef, Anwar. (2010). Strategi Pembelajaran. Banda Aceh FKIP Unsyiah
Zahara Rita, (2013) Pendidikan Karakter Sebagai Wahana Sistematik Untuk Pembentukkan Moral Siswa. Universitas Negeri Medan, Program PascaSarjana.