PENGEMBANGAN MODUL INOVATIF PEMBELAJARAN RUMUS KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI
S E S U A I K U R I K U L U M 2 0 1 3 B E R B AS I S M O D E L P E M B E L AJ A RA N PROBLEM
BASED LEARNING (PBL)
Oleh :
Elsa Ginting NIM 4114131002
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Elsa Ginting lahir di Buluh Pancur, pada tanggal 08 Oktober 1987. Anak
ketiga dari 4 bersaudara dari pasangan Tiwa Ginting S.Pd dan Dra. Erna Br
Sembiring. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1994 di SD Timbul Jaya 2
Medan dan lulus jenjang pendidikan SD pada tahun 2000. Pada tahun 2000,
penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 41 Medan, lulus pada tahun 2003.
Tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Kristen 1 Medan. Pada
tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa D-III di Pendidikan Teknologi
Kimia Industri (PTKI) Medan, lulus pada tahun 2009 dan melanjutkan Program
Studi S-1 (Transfer) pada tahun 2011 di Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, dan
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkatNya, memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengembangan Modul Inovatif Pembelajaran Rumus Kimia,
Tata Nama Senyawa, dan Persamaan Reaksi Sesuai Kurikulum 2013 berbasis
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ”, disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak
Prof. Dr. Ramlan Silaban,M.Si pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, Dr. Ida Duma Riris, M.Si,
dan Dr. Mahmud M.Sc, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai
dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimaksih
disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si., selaku Dosen
Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang juga berperan dalam proses
penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada
guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat
memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru kimia Ibu Siti Darma dan Herlina Wati Aritonang) dan
siswa/i kelas XI IPA1 dan XI IPA8 SMA Negeri 2 Medan yang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya (Tiwa
Ginting S.Pd dan Dra. Erna Sembiring) sekaligus sebagai motivator dan inspirasi
v
dengan segala jerih payah kucuran keringat kalian berdua yang tak pernah kalian
perlihatkan di mata penulis hanya bisa penulis balas dengan senyuman dan doa
ketika saya bisa menyandang gelar sarjana. Semua ini adalah persembahan abadi
penulis kalian berdua ayah dan ibu penulis tercinta. Ucapan terima kasih kepada
Abang, kakak dan adik saya tercinta Renville Ginting A.md, Yeni Erista Ginting
S.Pd, Kannila Ginting yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis
selama ini dan keluarga besar penulis.
Teristimewa juga buat Budi Karo – karo A.md yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini juga kepada
sahabat-sahabat transfer 2011 saya : Arin Oktari, Ema Jenianti Tarigan, Estinar Silitonga,
Lysa Barina Rangkuti,Theresia Audrin. Saya juga ucapkan terimakasih buat
teman – teman sepelayanan PKMD terimakasih buat doa dan dukungannya
selama ini. Terima kasih kepada seluruh teman-teman yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan senyuman hangat dan dukungan
dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada teman-teman PPLT SMA Santa Maria
Kabanjahe dan teman – teman satu PS ( Agnes Sianturi, Joko Cahyono dan
Renata Hutagalung) terimakasih kerja sama dan motivasinya selama ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2014
Penulis,
ii
Pengembangan Modul Inovatif Pembelajaran Rumus Kimia, Tata
Nama Senyawa, dan Persamaan Reaksi Sesuai Kurikulum 2013
Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Elsa Ginting (NIM 4114131002) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh modul inovatif untuk SMA kelas X yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, populasi penelitian adalah (1) Guru – guru kimia SMA kelas X sebagai validasi modul (2) Seluruh siswa kelas X dari SMA Negeri 2 Medan. Sampel yang ditetapkan pada penelitian ini adalah (1) Guru – guru kimia yang ada di 3 sekolah yaitu : SMA Negeri 2 Medan, SMA Negeri 1 Kutalimbaru, SMA Yapim Sibiru – biru (2) Dua kelas Siswa kelas X dari SMA Negeri 2 Medan sekolah tempat penelitian yang dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberi perlakuan pengajaran menggunakan modul kimia inovatif sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan modul kimia inovatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Analisis data untuk buku teks dari guru guru kimia ini berada pada rerata 2,88. (2) Analisis data standar untuk modul dari guru – guru kimia berada rerata 3,3. Ini menunjukkan bahwa hasil analisis untuk modul kimia inovatif yang diajukan sudah valid dan tidak perlu direvisi kembali. (3) Hasil penelitian eksperimen menunjukkan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel , thitung (6,53) > ttabel (1,669). (4) Menurut penilaian respon siswa mengenai modul yang diajukan yang menyatakan sangat setuju berada berkisar 97,6 %. (5) setiap ranah kognitif berbeda baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol, rata – rata nilai C1, C2, dan C3 pada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran menggunakan modul kimia inovatif dengan model PBL hasilnya C1 lebih tinggi dibandingkan C2 dan C3 begitu juga dengan nilai pada siswa yang menggunakan tanpa modul kimia inovatif C1 lebih tinggi dibandingkan C2 dan C3. Dengan adanya peningkatan hasil belajar yang diketahui dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan modul kimia inovatif lebih baik dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan tanpa menggunakan modul kimia inovatif.
ii
THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING MODULE CHEMICAL FORMULA, NOMENCLATURE OF COMPOUNDS AND THE CORRESPONDING EQUATION MODEL OF CURRICULUM 2013
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Elsa Ginting (NIM 4114131002)
Abstract
The research aims to acquire innovative chemistry module for SMA class X to improve learning outcomes. The population in the research consisted of (1) All Chemistry teacher at three the school SMA class X (2) All Student class X from SMA Negeri 2 Medan. The sample of the research are (1) three school is SMA Negeri 1 Medan, SMA Negeri 1 Kutalimbaru, SMA Yapim Sibiru – biru (2) two class X at school SMA Negeri 2 Medan where research are uused as the control class and the experimental class. Treatment in the experimental class taught using innovative chemistry and control class without using innovative chemistry module. The results showed that (1) analysis of data for text book from chemistry teachers this at 2,88 (2) analysis of data standar module from chemistry teachers this at 3,3. It showed that the result of analysis for the proposed module are valid and do not need to be revised again. (3) result of experimental studies also showed an increase chemistry student learning aoutcomes as evidenced by the value of thitung > ttabel, thitung (6,53) > ttabel (1,669).(4) According to the response evaluation module put students on the state strongly agree is about 97.6%. (5) every different cognitive domains well in the class or classes of experimental control, the average - average value of C1, C2, and C3 of the students who learned expands by learning to use innovative chemical module with PBL model is higher than the result C1 C2 and C3 as well as the on students who use no chemicals innovative module C1 is higher than C2 and C3.
With improvement of learning outcomesthat are known from results of research indicate that learning outcomes chemistry of student taugh using innovative chemistry module better than learning outcomes chemistry of students taught without using innovative chemistry of students taught without using innovative chemistry module.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kompetensi inti dan kompetensi dasar kimia
Untuk SMA kelas X sesuai kurikulum 2013 16
Tabel 2.2 Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah 20 Tabel 2.3 Penamaan kation logam yang diikuti anion non logam 24 Tabel 2.4 Senyawa yang mengandung ion poliatom 25 Table 2.5 Penamaan kation logam diikuti anion poliatom 26 Table 2.6 Penamaan senyawa organic yang mengadung atom
C dan H dan diberi akhiran – ana 31
Table 3.1 Rancangan penelitian 43
Table 4.1 Hasil standarisasi kelayakan buku teks kelas X berdasarkan
Penilaian guru – guru kimia SMA kelas X 44
Table 4.3 Uji Normalitas Data 48
Table 4.4 Uji Homogenitas Sampel 49
Table 4.5 Uji Hipotesis 50
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Rumus kimia air 23
Gambar 3.1 Prosedur penelitian pada pengembangan dan standarisasi
Modul kimia si SMA 35
Gambar 3.2 Desain penelitian 37
Gambar 4.1 Grafik perbandingan buku teks dengan modul 45
Gambar 4.2 Grafik pengukuran respon siswaterhadap modul 51
Gambar 4.3 Grafik rata- rata aktivitas siswa 52
Gambar 4.4 Grafik peningkatan pertumbuhan aspek kognitif kelas
Ekperimen 53
Gambar 4.5 Grafik peningkatan pertumbuhan aspek kognitif kelas
Kontrol 54
Gambar 4.6 Grafik peningkatan pertumbuhan aspek kognitif kelas
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 62
Lampiran 2 Rancangan Program Pembelajaran (RPP) 66 Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum valid 93
Lampiran 4 Instrumen Tes Sebelum Valid 105
Lampiran 5 Kunci Jawaban Yang Belum Valid 113
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Tes Sesudah valid 114
Lampiran 7 Instrumen Tes Sesudah Valid 120
Lampiran 8 Kunci Jawaban Yang Valid 124
Lampiran 9 Tabel Validasi 125
Lampiran 10 Perhitungan Validasi 126
Lampiran 11 Tabel reliabilitas 128
Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas 129
Lampiran 13 Tabel daya beda 130
Lampiran 14 Perhitungan daya beda 131
Lampiran 15 Perhitungan tingkat kesukaran soal 133
Lampiran 16 Tabulasi nilai 135
Lampiran 17 Uji Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 137
Lampiran 18 Uji Normlitas 139
Lampiran 19 Uji Homogenitas 143
Lampiran 20 Uji Hipotesis 146
Lampiran 21 Lembar penilaian anket respon siswa 148
Lampiran 22 Ranah kognitif 149
Lampiran 23 Aktivitas hasil belajar 155
Lampiran 24 Angket penilaian guru kimia 159
Lampiran 25 Dokumentasi Penilaian guru kimia 160 Lampiran 26 Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment 162 Lampiran 27 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 163 Lampiran 28 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 164 Lampiran 29 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 165
Lampiran 30 Dokumentasi penelitian 168
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Meningkatkan kualitas pendidikan harus selalu dilakukan terus menerus
secara konvensional atau melalui inovasi. Inovasi pembelajaran sangat diperlukan
terutama untuk menghasilkan pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil
belajar lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju
pembaharuan. Agar pembelajaran optimal maka pembelajaran harus efektif dan
selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan didalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Pengembangan modul melalui inovasi pembelajaran diharapkan dapat
memudahkan guru dalam tanggungjawabnya untuk menghasilkan peserta didik
yang kompeten dalam hal ilmu pengetahuan (Simatupang, Situmorang, dan
Silaban, 2005 ). Kurikulum 2013 diberlakukan mulai tahun ajaran 2013 / 2014
dengan tujuan “untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia “.
Berdasarkan pra-survey yang dilakukan terhadap guru-guru dan
pembelajaran Ilmu Kimia oleh Ellizar, (2009) diperoleh kesan hasil belajar siswa
rendah. Data menunjukkan bahwa dari 9 kelas siswa yang belajar kimia, hanya 13
orang yang mencapai ketuntasan belajar dan 309 orang tidak tuntas. Dalam
pelaksanaan pembelajaran di lapangan, berdasarkan pengalaman guru, beberapa
kendala ditemui dalam mengajarkan Kimia.
Pembelajaran dengan menggunakan modul memungkinkan siswa mengeta
hui tingkat pemahamannya karena siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan
menggunakan kunci lembaran jawaban yang dapat diminta kepada guru. Sehingga
Menurut Ellizar (2009), bahwa menggunakan modul merupakan cara yang efektif
dalam pembelajaran Kimia. Dalam penelitian Ellizar (2009) ini menggunakan
2
Hasil belajar siswa sekolah biasa bahkan mampu menyamai hasil belajar
siswa sekolah favorit. Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa baik pada
sekolah favorit maupun pada sekolah biasa, dengan menggunakan modul sebagai
media pembelajaran ternyata sangat efektif untuk pembelajaran Kimia.
Menurut Dogiamas (1998) dalam penelitiannya Ellizar (2009) menyatakan
”I had some trouble with the self reverential nature of the material. Since the
subject is the ”meaning of meaning” at various levels, it’s easy to become
confused and fall into “black hole” where the text seems “meaningless”.
Berdasarkan pendapat Dogiamas ini pula dirancang modul pembelajaran Kimia
yang minimalis informasi verbal. Informasi verbal berupa kata-kata dirubah
menjadi bentuk yang lebih berarti yaitu berupa gambar dan bagan. Modul yang
dilengkapi dengan gambar dan bagan berwarna akan memudahkan siswa untuk
mengingat konsep yang dipelajarinya.
Penggunaan modul dalam pembelajaran telah terbukti memberikan hasil
yang baik dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Elnovreny (2012) tentang pengembangan modul
pembelajaran pada pengajaran hidrokarbon untuk RSBI dan SBI membuktikan
bahwa dengan menggunakan modul dapat meningkatkan prestasi siswa sebanyak
23,316 % pada kelompok tinggi dan untuk kelompok rendah adalah 48,662 % .
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hardilla (2012) tentang pengaruh
pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran konsep hidrolisis garam
melalui modul kimia untuk meningkatkan kelas XI prestasi siswa di mana hasil
post test di kelas eksperimen lebih tinggi daripada di kelas kontrol , sebanyak
79,17 % di kelas eksperimen dan kelas kontrol hanya 72,57 % dan juga persentase
kenaikan rata-rata siswa di kelas eksperimen adalah 74 % dan di kelas kontrol
adalah 61 %. Hal yang sama dikemukakan oleh hasil penelitian Naiborhu (2012)
tentang efektivitas pembelajaran modul untuk meningkatkan prestasi siswa pada
pengajaran Termokimia dimana persentase rata-rata kelompok atas menggunakan
modul 46,45 % lebih tinggi daripada menggunakan buku 44,59 % dan persentase
3
menggunakan buku 70.83 %. Jumlah persentase efektivitas menggunakan modul
98,46 % lebih tinggi dari 95,07 %.
Standarisasi modul pembelajaran kimia telah dinilai oleh dosen (3,52),
dinilai oleh guru kimia (3,47), dan total rata-rata (3,49), itu berarti bahwa modul
pembelajaran kimia adalah valid dan tidak perlu revisi. Demikian halnya dengan
hasil penelitian Ginting (2013) tentang pengaruh pengembangan modul kimia
interaktif terhadap prestasi siswa pada pengajaran kelarutan dan hasil kali
kelarutan di SMA dimana rata-rata persentase kenaikan prestasi siswa dikelas
eksprimen sebesar 79% dan dikelas kontrol sebesar 54%. Penelitian lain mengenai
model pembelajaran problem based learning yang dikemukakan oleh Faizah
(2013) yaitu pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah untuk
meningkatkan softskill dan pemahaman konsep menyimpulkan bahwa perangkat
pembelajaran berbasis masalah pada materi hidrolisis garam yang dikembangkan
memiliki peningkatan soft skill siswa sebesar 0,46, sebanyak 72,72% siswa
mencapai ketuntasan soft skill dengan kriteria tinggi, pemahaman konsep siswa
juga meningkat, dan sebanyak 84,85% siswa mencapai ketuntasan belajar dengan
KKM ≥ 76, serta siswa memberikan respon positif.
Merujuk pada penelitian diatas disertai adanya berbagai pendapat tentang
penggunaan Modul, penulis ingin mengembangkan modul pelajaran kimia kelas
X SMA sesuai kurikulum 2013 yang didalamnya di integrasikan inovasi
pembelajaran baik berupa media, metode, dan atau model pembelajaran, terhadap
hasil belajar dengan judul “Pengembangan Modul kimia Inovatif
4
1.2. Identifikasi Masalah
Secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah
modul pembelajaran Rumus kimia, Tata nama Senyawa dan Rumus kimia dapat
dikembangkan dengan inovasi – inovasi pembelajaran baik berupa media
maupun metode pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif,
efektif, dan menyenangkan sesuai dengan kurikulum 2013, serta membantu
peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal, Berdasarkan latar belakang
dapat diidentifikasi permasalahan berikut :
1. Buku teks sebagai bahan ajar yang umunya digunakan guru, masih
banyak yang kurang sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yang
mengembangkan tiga aspek yakni kognitif, psikomotorik dan afektif
siswa.
2. Modifikasi dalam penerapan metode pembelajaran masih jarang
dilakukan dalam pembelajaran kimia.
3. Penyajian materi yang diberikan kurang dimodifikasi, cenderung
monoton dan membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi
kurang menarik dan semakin sulit dipahami siswa. Hal ini menyebabkan
rendahnya prestasi belajar siswa
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka
masalah perlu dibatasi. Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada
materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi di SMAN 2
Medan, pada tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakan modul kimia inovatif
sesuai kurikulum 2013 berbasis model pembelajaran problem based learning
5
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukan
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pendapat guru tentang buku teks kimia untuk kelas X pada
materi Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi ?
2. Bagaimanakah modul kimia inovatif yang dikembangkan pada materi
Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi sesuai
Kurikulum 2013 ?
3. Bagaimanakah gambaran hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan modul kimia inovatif pada pembelajaran rumus
kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi yang disusun
dibandingkan dengan buku text yang ada ?
4. Bagaimana perkembangan ranah kognitif yang akan ditingkatkan dengan
menggunakan modul kimia inovatif pada materi Rumus Kimia, Tata Nama
Senyawa dan Persamaan Reaksi.
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :
1. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia atas materi rumus
kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi dalam buku – buku
kimia kelas X.
2. Memperoleh modul pembelajaran Rumus Kimia, Tata Nama
Senyawa dan Persamaan Reaksi sesuai Kurikulum 2013.
3. Mengetahui gambaran hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan modul pembelajaran kimia inovatif pada materi
Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi yang
disusun dibandingkan dengan buku text yang ada.
4. Mengetahui ranah kognitif apa yang dikembangkan dengan
6
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi guru : memberikan informasi untuk menggunakan sistem
pengajaran modul dalam pembelajaran kimia, khusunya pada materi
Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi
2. Bagi siswa : memberikan masukan dan membantu meningkatkan
prestasi belajar siswa dan meningkatkan kemandirian siswa
3. Bagi peneliti : untuk memperoleh pengalaman langsung dalam
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan modul dalam
pembelajaran kimia, khususnya pada materi Rumus Kimia, Tata
Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi
1.7 Defenisi Operasional
Modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis, atau cetak yang
disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan
pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian
kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri, dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam
modul tersebut.
Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah menyodorkan masalah
kepada peserta didik untuk dipecahkan secara individu atau kelompok, strategi ini
pada intinya melatih keterampilan kognitifnya peserta didik terbiasa dalam
pemecahan masalah, mengambil keputusan, menarik kesimpulan, mencari
informasi, membuat artefak sebagai laporan mereka.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada
bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil rerata yang diperoleh dari angket yang diberikan pada guru – guru
kimia dari 3 sekolah yang berbeda yaitu sekolah: (1) SMA Negeri 2 Medan
(2) SMA Negeri 1 Kutalimbaru (3) SMA Yapim Sibiru - biru untuk dianalisis
standar kelayakan berdasarkan angket BNSP untuk buku teks yang digunakan
sebesar 2,8 dan untuk angket modul kimia inovatif sebesar 3,3.
2. Berdasarkan hasil analisis data masing – masing kelas eksperimen dan kelas
kontrol menunjukkan nilai rata – rata kelas eksperimen 70,5 sedangkan kelas
kontrol nilai rata – rata 61 ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan
modul kimia inovatif memberikan hasil belajar kimia yang lebih baik kepada
siswa dibandingkan tanpa penggunaan modul kimia inovatif.
3. Berdasarkan uji peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan rumus
kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi yang diajarkan dengan
menggunakan modul kimia inovatif diketahui efektivitas hasil belajar untuk
siswa sebesar 11,76 %.
4. Untuk setiap ranah kognitif yang berkembang melalui pembelajaran dengan
menggunakan modul kimia inovatif pada kelas eksperimen dari C1
(pengetahuan) mempunyai nilai gain 0,57, C2 ( pemahaman) nilai gain
sebesar 0,44, dan C3 ( penerapan ) nilai gain sebesar 0,29. Dan kelas kontrol
Aspek kognitif dari C1 ( pengetahuan ) mempunyai nilai gain 0,56, C2
(pemahaman) nilai gain sebesar 0,42, dan C3 ( penerapan ) nilai gain sebesar
63
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan telah dikemukaan di atas, sesuai dengan hasil
penelitian yang didapatkan, maka peneliti dapat menyarankan :
1. Melihat pengunaan modul kimia inovatif ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, hendaknya guru kimia berusaha untuk membelajarkan siswa
dengan memanfaatkan modul kimia inovatif.
2. Bagi para peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan informasi dalam
mendesain penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan modul
kimia yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada
64
DAFTAR PUSTAKA
Chang Raymond,(2006), Kimia Dasar Edisi ketiga Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta
Ellizar, ( 2008), Model of teaching By Contructivism Approach With Module, Disertasi Pasca Sarjana, Universitas Negeri Padang
Elnovreny, Jane, (2012), The Development of Learning Module on the Teaching of Hydrocarbon for RSBI and SBI Students. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan
Faizah, S. S. Miswadi, S. Haryani., (2013), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Soft Skill dan Pemahaman Konsep, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2 (2) : 120-128
Ginting, (2013), The Influence of Interactive Chemistry Module Development Towards Student’s Achievement on The Teaching of Solubility and Solubility Product in Senior High School. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan
Hardilla, (2012), The Influence of Critical Teaching Development in Learning Salt Hydrolysis Concept through Chemistry Modules to Increase Student’s Achievement Grade XI. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan
Johari J.M.C dan Rahmawati, (2010), Kimia untuk SMA kelas X, Gelora Aksara Pratama. Jakarta
Mardapi, (2007), Badan Standart Nasional Pendidikan. Jakarta
Munthe, Siti Darma (2011), “Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP ,Tesis. Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan
Naiborhu, (2012), The Effectiveness of Learning Module to Increase Student’s Achievement on The Teaching of Thermochemistry. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan
Prasetyaningsih, B., (2010), Pengelolaan Pembelajaran Kimia, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Prastowo, (2010), Panduan Kreatif membuat bahan ajar inofatif. Uny press. Yogjakarta.
Ratno, (2013), Analisis Kreativitas dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Advance Organizer yang Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer dan Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga. Tesis. Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan
Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Kencana
65
Silitonga, P.M, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan
(2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan
Simatupang, (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk SMA/MA Kelas X Semester II. Tesis. Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan
Situmorang, (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian Unimed
Wayan, I, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Prestasi Belajar Kimia dan Konsep Diri Siswa Ditinjau Dari Gaya Kognitif. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Bali