PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI PO KO K PE NGUKURAN DI S MA NE GERI 2 RANT AUPRAPAT T .P 2013 /2014
Oleh : ASNIDAR 409121008
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penulisan skripsi ini
dapat selesai tepat pada waktunya.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pengukuran di
SMA Negeri 2 Rantauprapat T.A 2013 / 2014.” Adapun skripsi ini disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ridwan A. Sani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penulisan proposal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd, Ibu Rita Juliani, M.Si dan
Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si sebagai Dosen Penguji I, II, III yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Juniar Hutahaean, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Prof. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Syahrial S.Pd. M.Si selaku kepala sekolah SMA N 2 Rantauprapat, bapak M.
Nababan S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi
yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama
v
Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda tercinta Nasrun, serta
Ibunda tercinta Nuraini yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih
sayang yang tak pernah henti, dan kepada Almarhum abanganda tersayang Mhd.
Sofyan yang selalu dihati, serta kakak-kakak dan adik tercinta (abg Dani, Julimar,
Fitriani, Puspita, Nurhaida, dan Nita Maharani) yang cukup banyak berperan
dalam memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis dalam
menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat terdekat penulis, terutama
(Tika Andriyani, Lylis, Sartika, Tifah, Santi, Habibi, Suci, Maya), serta
sahabat-sahabat SMA (Dwi Kartika, Maria Ulfa, dan Rosmala Dewi), teman-teman PPL
SMA/SMK Al Ma’shum Kisaran, khususnya buat Poppy, juga kepada adik Fia
Artika yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. Teman –
teman Fisika : semua fisika dik B 09, yang memberikan semangat dan dorongan
serta membantu menyelesaikan skripsi ini. Serta sahabat-sahabat lainnya tak bisa
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Oktober 2013 Penulis,
Asnidar
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pengukuran
di SMA Negeri 2 Rantauprapat T.P 2013/2014 Asnidar ( NIM : 409121008 )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ,(1) Pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Pengukuran di SMA N 2 Rantauprapat T.P. 2013/2014, (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 2 Rantauprapat pada pokok bahasan Pengukuran tahun pelajaran 2013 / 2014 yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.dan (3) Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan Gaya Belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 2 Rantauprapat pada pokok bahasan Pengukuran tahun pelajaran 2013 / 2014.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Rantauprapat T.P 2013/2014. Jenis Penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2x2. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur pada signifikan = 0,05. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester ganjil yang terdiri dari 4 kelas berjumlah 160 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 4 kelas secara acak yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Kedua kelas berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket gaya belajar siswa sebanyak 20 soal dan tes hasil belajar yang berbentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal yang terlebih dahulu divalidasikan.
Dari data penelitian diperoleh nilai rata- rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 72,00 dan untuk kelas kontrol 65,00, pada taraf signifikan 5% diperoleh Fhitung =10,18 > Ftabel = 3.96. Pada gaya belajar kinestetik diperoleh rata
DAFTAR ISI
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Identifikasi Masalah 4
1.3Batasan Masalah 5
1.4Rumusan Masalah 5
1.5Tujuan Penelitian 6
1.6Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Kerangka Teoritis 7
2.1.1 Pengertian Belajar 7
2.1.2 Hasil Belajar 7
2.1.3 Model Pembelajaran Konvensional 8
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 9
2.3. Gaya belajar 13
2.4.4.1Ketidakpastian pengukuran tunggal 21
2.4.4.2Ketidakpastian pengukuran berulang 21
2.4.5 Besaran dan Satuan 22
2.4.5.1Besaran pokok 22
2.4.5.2Besaran turunan 22
2.4.5.3Sistem Satuan Internasional 22
2.4.6 Dimensi Besaran Fisika 23
2.5 Kerangka Konseptual 23
2.6 Hipotesis Penelitian 24
BAB III METODE PENELITIAN 25
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 25
3.2 Populasi dan Sampel 25
3.2.1 Populasi Penelitian 25
3.2.2 Sampel Penelitian 25
3.3 Variabel Penelitian 25
3.4.1 Jenis Penelitian 26
3.4.2 Desain Penelitian 26
3.5 Prosedur Penelitian 27
3.6 Teknik Pengumpulan Data 29
3.6.1 Pretest 29
3.8 Teknik Analisa Data 31
3.8.1 Uji Normalitas 31
3.8.2 Uji Homogenitas 32
3.8.3 Pengujian Hipotesis (Uji F) 33
BAB IV HASIL PENELITIAN 36
4. Hasil Penelitian 36
4.1 Data Hasil Penelitian 36
4.2 Validitas Instrumen 37
4.2.1 Validitas Isi 37
4.3 Data Test Hasil Belajar 37
4.3.1 Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model STAD dan
Konvensional 37
4.3.2 Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Gaya Belajar
Kinestetik dan Auditori 41
4.4 Pengujian Persyaratan Analisis 44
4.4.1 Uji Normalitas Data 44
4.4.2 Uji homogenitas Data 45
4.5 Pengujian Hipotesis 47
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian 50
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 52
5.1 Kesimpulan 52
5.2 Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 54
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fase-Fase pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 11
Tabel 2.2 Skor Perkembangan Individu 12
Tabel 2.3 Kategori Peringkat Skor Kelompok 13
Tabel 2.4 Macam-Macam Alat Ukur 16
Tabel 2.5 Besaran Pokok 22
Tabel 2.6 Besaran Turunan 22
Tabel 2.7 Sistem Satuan Internasional 23
Tabel 2.8 Dimensi Besaran 23
Tabel 3.1 Two Group Pretest-Postest Design 26
Tabel 3.2 ANAVA Dua Jalur 27
Tabel 3.3 Instrumen Tes Kisi Soal 30
Tabel 3.4 Tabel Statistik ANAVA 34
Tabel.4.1. Tabulasi Data Subjek yang Dilibatkan Dalam Analisis Statistik 36
Tabel 4.2. Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 37
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi,
dan Varians 38
Tabel 4.4. Data Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39
Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi,
dan Varians 40
Tabel 4.6. Data Nilai Pretest Gaya Belajar Kinetik dan Gaya Belajar 41 Auditori
Tabel 4.7. Data Nilai Postest Gaya Belajar Kinetik dan Gaya Belajar 43 Auditori
Tabel 4.9. Rangkuman Uji Homogenitas dengan Menggunakan 46 Uji F (Fisher)
Tabel 5.0. Data Statistik ANAVA 2 x 2 47
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Mistar 16
2.2 Jangka Sorong 17
2.3. Mikrometer Sekrup 17
2.4. Pengukuran Diameter Kawat Dengan Mikrometer Sekrup 18
2.5. Neraca Tiga Lengan 19
4.1. Diagram batang data pretest siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol 38
4.2. Diagram batang data postest siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol 40
4.3. Diagram batang data pretest siswa Gaya Belajar Kinetik
dan Gaya Belajar Auditori 42
4.4. Diagram batang data post test siswa Gaya Belajar Kinetik
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Wawancara Guru 55
Lampiran 2. Angket Siswa 56
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 57
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kinestetik 117
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Auditori 129
Lampiran 6. Lembar Kisi Soal 133
Lampiran 7. Instrumen Tes Hasil Belajar 147
Lampiran 8. Kuisioner Gaya Belajar 153
Lampiran 9. Data Hasil Kuisioner Gaya Belajar Siswa 157
Lampiran 10. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol 161
Lampiran 11. Tabulasi Hasil Belajar Kelas eksperimen 157
Lampiran 12. Tabulasi Hasil Belajar Kelas Kontrol 163
Lampiran 13. Prosedur Perhitungan Statistika Dasar 168
Lampiran 14. Uji Normalitas Data 170
Lampiran 15. Uji Homogenitas 176
Lampiran 16. Uji Hipotesis 178
Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian 182
Lampiran 18. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 186
Lampiran 19. Tabel Uji Normalitas 187
Lampiran 20. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 188
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan zaman maka perkembangn ilmu pengetahuan
dan teknologi memegang peranan yang besar. Abad 21 ditandai oleh pesatnya
perkembangan IPA dan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Carin dan Sund dalam Trianto (2007:100) mendefenisikan Ilmu pengetahuan Alam (IPA) sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Mata pelajaran fisika, baik yang di SMP maupun SMA adalah bagian dari mata pelajaran IPA yang dalam mempelajarinya diperlukan
pembuktian konsep dengan eksperimen dan mengaitkannya dengan kehidupan
nyata. Oleh sebab itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan
peserta didik untuk mampu berpikir logis, kritis, serta dapat berargumentasi
dengan benar. Untuk itu guru perlu melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
efisien untuk memahami setiap materi pelajaran.
Agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai, maka dalam proses
pembelajarannya dituntut agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran terutama
melalui kegiatan eksperimen, sedangkan guru yang semula bertindak sebagai
sumber belajar beralih fungsi menjadi seorang fasilitator kegiatan pembelajaran
yang berperan mengarahkan (membimbing) siswa untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi serta faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa dalam pelajaran fisika.
Penulis melakukan wawancara dengan Bapak M. Nababan S.Pd (guru
bidang studi Fisika di SMA Negeri 2 Rantauprapat ), bahwa nilai fisika masih
dibawah rata-rata yaitu dibawah angka 60, tentu nilai ini tidak seperti yang
diharapkan dari nilai Standar Kelulusan Minimal (70). Rendahnya hasil belajar
siswa disebabkan oleh kesulitan belajar yang dialami siswa pada setiap mata
fisika, kebanyakan siswa merasa terpaksa atau menjadi suatu kewajiban untuk
belajar fisika.
Peneliti menemukan penyebab lain dari rendahnya hasil belajar siswa
adalah pembelajaran konvensional yang diterapkan di sekolah ini. Dari hasil
wawancara dengan guru fisika ternyata metode konvensional yang diterapkan
guru yaitu dengan ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Siswa juga tidak
menyukai pelajaran fisika dengan alasan terlalu banyak rumus, sulit dan
membosankan. Arina Hayati(2010:2) mengatakan bahwa “pembelajaran fisika
kurang bervariasi. Dalam pembelajaran fisika lebih dominan menggunakan model
kovensional. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik
saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan
pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman.”
Materi Pengukuran dalam pembelajaran fisika memiliki karakteristik
berupa cara mengukur besaran fisika yang harus dipahami siswa yang
menggambarkan pemahaman secara konsep. Sedangkan dalam prosesnya sendiri,
pengajaran untuk materi ini dapat dilakukan melalui praktikum yang merupakan
pengetahuan procedural. Sementara itu untuk mengarahkan proses pembelajaran
pada pembelajaran praktik perlu disusun perangkat pembelajaran tercetak yang
menuntun pelaksanaan praktikum tersebut, sehingga mempermudah guru
mengelola pembelajaran serta memberikan panduan belajar bagi siswa untuk
belajar secara mandiri, kelompok maupun kelas. Untuk menyampaikan materi
teori pada umumnya para guru menggunakan buku–buku pegangan atau perangkat
pembelajaran lain, ini merupakan manfaat lain dari perangkat pembelajaran yaitu
untuk mengatasi keterbatasan frekuensi tatap muka antara siswa dengan pengajar.
Perangkat pembelajaran juga diharapkan dapat membantu mengatasi tingkat
kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam mencapai kompetensi yang
diharapkan.
Disamping itu, tidak kalah penting untuk menjadi pertimbangan guru
dalam proses pembelajaran yaitu memperhatikan gaya belajar siswa. Dick and
Carey (1996) menyatakan bahwa seorang guru hendaklah mampu mengenal dan
karakteristik siswa, guru akan dapat menyesuaikan metode pembelajaran yang
digunakannya yang tentunya sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar
siswa. Karakteristik dan kemampuan awal siswa sangat mempengaruhi cara
belajarnya dan juga mempengaruhi perhatiannya dalam pembelajaran. Informasi
tentang hal tersebut diperlukan oleh pengembang instruksional agar ia dapat
mengembangkan sistem instruksional yang sesuai dengan karakteristik siswa
tersebut. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran guru hendaknya mengetahui
hal tersebut agar dapat menerapkan cara penyampaian pembelajaran yang menarik
bagi siswa sehingga selanjutnya diharapkan akan meningkatkan hasil
pembelajaran.
Karakteristik siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah gaya
belajar. DePorter dan Hernacki (2000) menyatakan bahwa gaya belajar seseorang
adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi. Kemampuan menyerap informasi setiap siswa cenderung
berbeda berdasarkan modalitas belajarnya. Ada siswa memiliki kecendrungan
menyerap informasi lebih maksimal melalui indra penglihatan (visual), ada juga
yang maksimal menyerap informasi melalui indra pendengaran (auditorial),
sementara yang lain maksimal menyerap informasi melalui aktifitas fisik atau
tubuh (kinestetik atau belajar somatis). Upaya guru mengenali modalitas belajar
siswa (visual, auditorial, atau kinestetik) sangat diharapkan dalam membantu
memaksimalkan fungsi dominasi otak siswa sebagai bentuk kemampuan mengatur
dan mengelola informasi melalui berbagai aktifitas fisik dan mental. Gaya belajar
yang berbeda pada masing-masing siswa tentu mempengaruhi penyerapan
pelajaran demikian pula halnya dengan strategi pembelajaran yang diterapkan
guru. Dari hasil penelitian di SMA Negeri 2 Rantauprapat dikelas X dengan 40
orang siswa, yang diberikan kuisioner gaya belajar kepada siswa, maka didapatlah
hasil dengan gaya belajar visual 7 orang, reading 5 orang, audio 12 orang, dan
kinestetis 16 orang. Karena yang dominan adalah audio dan kinestetis maka gaya
Untuk itu guru harus menggunakan metode pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa bekerja secara gotong royong
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Slavin (dalam
Sanjaya, 2006) mengemukakan dua alasan: Pertama, beberapa hasil penelitian
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran koperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemapuan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat
meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan
kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Salah satu model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) adalah model pembelajaran yang memasangkan siswa secara
merata yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah dalam suatu kelompok
sebanyak 4 – 5 orang. Skor kelompok diberikan berdasarkan atas prestasi anggota
kelompoknya. Ciri-ciri yang penting dalam STAD adalah bahwa siswa dihargai
atas prestasi kelompok dan juga terhadap semangat kelompok untuk bekerjasama.
Hasil penelitian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang dilakukan
Wulandari (2010 : 47) diperoleh rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen
meningkat dari 50,13 menjadi 77,81. Hal ini memperlihatkan bahwa model
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD cukup efektif dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Pengukuran Di SMA Negeri 2 Rantauprapat T.A 2013 / 2014 ”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain :
2. Pembelajaran didominasi oleh aktivitas guru yaitu menggunakan metode
ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Siswa menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit, identik
dengan rumus, tidak menarik dan membosankan.
4. Sekolah SMA Negeri 2 Rantauprapat masih menggunakan perangkat
pembelajaran konvensional.
5. Model pembelajaran yang digunakan guru tidak disesuaikan dengan gaya
belajar siswa.
I.3 Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar.
2. Hasil belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran STAD serta
penggunaan gaya belajar.
3. Gaya belajar yang digunakan adalah Gaya belajar auditorial dan kinestetis.
1.4. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) dan
konvensional?
2. Apakah ada pengaruh Gaya Belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X
semester 1 di SMA Negeri 2 Rantauprapat pada pokok bahasan
Pengukuran tahun pelajaran 2013 / 2014?
3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif Tipe STAD
(Student Team Achievement Division) dan Gaya Belajar terhadap hasil
belajar siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 2 Rantauprapat pada
pokok bahasan Pengukuran tahun pelajaran 2013 / 2014?
4. Interaksi Gaya Belajar dengan model pembelajaran kooperatif Tipe
1.5. Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah maka selanjutnya pada penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 2
Rantauprapat pada pokok bahasan Pengukuran tahun pelajaran 2013 / 2014
yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Tipe STAD (Student Team Achievement Division).
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 2
Rantauprapat pada pokok bahasan Pengukuran tahun pelajaran 2013 / 2014
yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan Gaya
Belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X semester 1 di SMA Negeri 2
Rantauprapat pada pokok bahasan Pengukuran tahun pelajaran 2013 / 2014.
1.6Manfaat Penelitian
Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar terhadap pengaruh model Kooperatif
Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan gaya belajar.
Terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Pengukuran SMA kelas X
semester 1
2. Sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan guna kemajuuan
pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran fisika pada khususnya.
3. Sebagai rujukan untuk penelitian lanjutan.
4. Sebagai bahan masukan untuk peneliti sebagai calon guru fisika untuk
dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok siswa yang diberi
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan kelompok siswa yang diberi
dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMAN 2
Rantauprapat T.A 2013/2014, dimana Fhitung =10,18 > Ftabel = 3.96.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara siswa dengan gaya belajar
kinestetik dan siswa dengan gaya belajar auditori pada siswa kelas X
SMAN 2 Rantauprapat T.A 2013/2014 dimana Fhitung= 25,15 > Ftabel =
3.96
3. Tidak terdapat interaksi antara penerapan model pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD dan penerapan model konvensional dengan gaya belajar
kinestetik dan gaya belajar auditori terhadap hasil belajar fisika siswa
kelas X SMAN 2 Rantauprapat T.A 2013/2042 dimana Fhitung= 1,64 <
Ftabel = 3.96
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan
sebelumnya maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya dalam melaksanakan proses
pembelajaran tidak hanya memperhatikan aspek eksternal seperti
pemilihan metode, strategi, maupun model pembelajaran, melainkan juga
memperhatikan aspek internal yakni dari dalam diri siswa salah satunya
adalah memperhatikan gaya belajar siswa dalam proses pembelajaran agar
2. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin melakukan penelitian yang sama
sebaiknya memilih sampel yang jumlah siswanya tidak terlalu banyak.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih lanjut, disarankan untuk lebih
memperhatikan efisiensi waktu pada tahap pembagian kelompok, karena
tahap ini banyak memakan waktu
4. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa model pembelajaran
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa, dimana telah
dilakukan eksperimen bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD
memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar jika dibandingkan
dengan model pembelajaran konvensional. Untuk itu dalam proses
pembelajaran hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif
53
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2003), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara : Jakarta.
DePorter, B., (2010), Quantum Teaching, Kaifa, Bandung.
Djamarah, S. B., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Hayati, Arina., (2010). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional Pada Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Cahaya Kelas VIII SMP Swasta Budi Mulia Medan T.P 2010/2011. FMIPA UNIMED. Medan.
Riduwan., (2010), Dasar – Dasar Statistika, Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin., (2010).Cooperative Learning, Nusa Media, Bandung.
Sudjana., (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2005), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensido : Bandung.
Sunardi dan Etsa., 2007, Fisika Bilingual SMA, Bandung: Yrama Widya.
Trianto., (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,: Peta Konsep Dan Impelementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana, Jakarta.