• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INQUIRY DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN SISWA TENTANG POTENSI DAERAH KOTA BANJAR (Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INQUIRY DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN SISWA TENTANG POTENSI DAERAH KOTA BANJAR (Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

LUTFI HIKMAWAN 1204763

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Oleh

Lutfi Hikmawan S.Pd

S.Pd. UPI Bandung, 2005

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial

© Lutfi Hikmawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

ABSTRAK

Lutfi Hikmawan (2014). “PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INQUIRY DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN SISWA TENTANG POTENSI DAERAH KOTA BANJAR (Studi Quasi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar)”

Keterbatasan pengetahuan tentang Potensi daerah Kota Banjar selama ini merupakan kendala masyarakat Kota Banjar untuk membangun dan bangga akan Kotanya. Begitu pula dengan para siswa SMPN 2 Banjar. Metode alternatif yang dapat mengembangkan pemahaman siswa secara kontekstual adalah menggunakan metode Pembelajaran Group Investigation dan Inquiry. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan pemahaman dan peningkatan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar pada kelas yang menggunakan metode Pembelajaran Group Investigation dan Inquiry dengan kelas yang menggunakan metode ceramah di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar. penelitian Quasi Eksperimen dengan menggunakan Non Equivalent Control Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Banjar adapun sampelnya adalah siswa kelas VIIB, VIIC dan VIIF yang dipilih secara purposive sampling. Instrumen berupa tes kemampuan pemahaman siswa dan lembar observasi. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t dan uji-t’. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar yang signifikan antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode Pembelajaran Group Investigation dan Inquiry dengan siswa yang memperoleh pembelajaran ceramah. Selain itu juga terdapat peningkatan pemahaman yang lebih baik antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode Pembelajaran Group Investigation dan Inquiry dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Pembelajaran Group Investigation dan Inquiry sangat baik digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar.

(5)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

ABSTRACT

LUTFI HIKMAWAN (2014) : THE INFLUENCE OF LEARNING METHOD OF INQUIRY AND GROUP INVESTIGATION ON THE STUDENT’S COMPREHENSION ABOUT POTENTIAL OF BANJAR MUNICIPALITY (Study of Experimental Quasi at the 7th grade of SMPN 2 Banjar)

The limitation of knowledge about potential of Banjar municipality was one of the the students of SMPN 2 Banjar problem to built of their city. The alternative method that can develop student’s comprehension were Inquiry And Group Investigation. the aims of this research were to know the different about the comprehension and the increase comprehension about potential municipality to the class which use Learning Method Of Inquiry And Group Investigation with the class which use conventional method in the 7th grade of SMPN 2 Banjar. This research was experimental quasi by using Non equivalent Control Design. The population of this research was all of the student’s of class 7th of SMPN 2 Banjar and the sampel were class 7B, 7C and 7F its taken by purposive sampling. The instrument of this research were comprehension skill test and observation sheet. The data was analyzed by using t-test and t’ test. The result of this research show that there was a significant different between student’s who get the learning through Learning Method Of Inquiry And Group Investigation with student’ who get the learning through conventional method. Beside that, there was a better comprehension between the student’s who get learning through Learning Method Of Inquiry And Group Investigation and student’s who get the learning through conventional method. So it can conclude that Learning Method Of Inquiry And Group Investigation was very good to improve student’s comprehension about potential Banjar municipality.

(6)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ……… i

UCAPAN TERIMA KASIH ………... Ii DAFTAR ISI ………... Iii DAFTAR ………... V DAFTAR GAMBAR ……….. Vii DAFTAR LAMPIRAN ………... Viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1

B. Rumusan Masalah ………... 6

C. Tujuan Penelitian ……… 7

D. Manfaat Penelitian ……….. 8

E. Struktur Organisasi Tesis ……… 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kontekstual ……….. 12

B. Metode Pembelajaran Inkuiri ………. 15

C. Metode Pembelajaran Group Investigation ……… 20

D. Pemahaman siswa ………... 25

E. Potensi Daerah ……… 28

F. Penelitian –penelitian yang relevan ………... 30

G. Kerangka Pemikiran ………... 31

H. Hipotesis ………. 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……… 35

B. Subyek Penelitian ………... 36

C. Definisi Operasional ………... 39

D. Instrumen Penelitian ………... 40

E. Proses pengumpulan data ………... 58

F. Analisis data ………... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sekolah ………... 59

(7)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

C. Hasil Penelitian ………... 70

D. Pembahasan ……… 89

E. Keterbatasan Penelitian ……….. 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 98

B. Implikasi ………. 99

C. Saran ……… 100

(8)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Hal.

1.1 Nilai tes formatif Materi Letak Geografis dan administrative Kota Banjar ………...

5

2.1 Pemahaman siswa ……….. 27

3.1 Non Equivalent control design ………... 36 3.2 Rerata Nilai UTS IPS Kelas VII Semester Ganjil

Tahun Ajaran 2013/2014 ………...

38

3.3 Test of Normality ………... 38

3.4 Definisi Operasional ……….. 39

3.5 Pedoman Penilaian Pemahaman Siswa Tentang Potensi Dan Sumber Daya Air, Hutan Dan Tambang Daerah Kota Banjar …...

41

3.6 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ………... 50 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran ………. 51 3.8 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi (N-gain) ……….. 54 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru selama Pembelajaran IPS

dengan Model Project Based Learning Dengan metode Inquiry ...

63

4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru selama Pembelajaran IPS dengan Model Project Based Learning Dengan metode Group Investigation ………... ………...

66

4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa selama Pembelajaran IPS dengan Model Project Based Learning Dengan metode Inquiry dan Group Investigation ……….

76

4.4 Statistik Deskriptif Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah ………...

71

4.5 Rerata Skor Pretes, Postes, dan N-gain Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah ………...

73

4.6 Hasil Uji Normalitas Skor Pretes dan Postes Kemampuan

Pemahaman siswa tentang Potensi daerah ………...

74

4.7 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Pretes dan postes

Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah Antara kelas Inquiry dan Kelas Konvensional ………..

75

4.8 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Pretes dan postes Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah

(9)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

No. Tabel

Hal.

Antara kelas Inquiry dan Kelas Group investigation ……... 4.9 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Pretes dan postes Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah Antara Kelas Group investigation dan kelas Konvensional ………..

77

4.10 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Skor Pretes Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah kelas inquiry dengan

konvensional ………..

79

4.11 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Skor Pretes Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah kelas inquiry dengan Group Investigation ………...

79

4.12 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Skor Pretes Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah kelas Group

Investigation dengan Konvensional ………...

79

4.13 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Skor Postes Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah kelas inquiry dengan

konvensional ………..

81

4.14 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Skor Postes Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah kelas inquiry dengan Group Investigation ………...

81

4.15 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Skor Postes Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah kelas Group

Investigation dengan konvensional ………

82

4.16 Rerata dan Klasifikasi N-gain Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah ………...

83

4.17 Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan pemahaman siswa tentang Potensi daerah ……….

84

4.18 Hasil Uji Homogenitas Varians N-Gain Kemampuan

Pemahaman siswa tentang Potensi daerah Antara kelas Inquiry dan Kelas Konvensional ………

85

4.19 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor N-Gain Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah Antara kelas Inquiry dan Kelas Group investigation ………...

85

4.20 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor N-Gain

Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah

Antara Kelas Group investigation dan kelas Konvensional ……..

86

4.21 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Skor N-Gain Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah kelas inquiry dengan

konvensional ………..

87

4.22 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Skor N-Gain Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah kelas inquiry dengan

(10)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

No. Tabel

Hal.

Group Investigation ………... 4.23 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Skor N-Gain Kemampuan

Pemahaman siswa tentang Potensi daerah kelas Group

Investigation dengan konvensional ………

95

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

Hal. 2.1 Kerangka Operasional metode group investigation ……... 24 2.2 Kerangka penelitian ………... 33 4.1 Perbandingan Rerata Skor Pretes dan Postes Kemampuan

Pemahaman siswa tentang Potensi daerah ………

73

4.2 Perbandingan Rerata Skor N-gain Kemampuan Pemahaman siswa tentang Potensi daerah ……….

(11)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ………... 105

KRITERIA PENILAIAN ……… 133

KISI – KISI SOAL ……….. 139

LEMBAR OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN ………. 140

LEMBAR PENGAMATAN SISWA ……….. 143

SOAL PRE – TEST DAN POST TEST ……….. 144

HASIL UJI COBA INSTRUMEN DENGAN ANATES VER. 4.6.1 ……… 145

HASIL UJI NORMALITAS UTS IPS KELAS 7B, 7C DAN 7F ………... 150

(12)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan gerbang utama perubahan peradaban manusia. Setiap Negara di dunia memerlukan pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan kecerdasan warganya. Begitu pula dengan Indonesia yang menginginkan seluruh warganya memiliki kecerdasan yang utuh dan mampu mengatasi perkembangan jaman. Setiap upaya mencerdaskan bangsa tentunya tidak akan terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi. Jalal dan Supardi (2001: 61) menjelaskan bahwa :

Kendala-kendala yang dihadapi oleh dunia pendidikan Indonesia antara lain : 1. Mutu pendidikan yang masih rendah dan tingginya angka putus sekolah 2. Belum dimanfaatkannya secara maksimal ilmu dan teknologi bagi

kemajuan pendidikan akibat rendahnya kesadaran dan penguasaan teknologi para pelaku pendidikan;

3. Belum berkembangnya budaya belajar di kalangan masyarakat

4. Profesionalisme dan tingkat kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya yang masih belum sesuai dengan tantangan peningkatan mutu 5. Menurunnya status kesehatan dan gizi sebagian peserta didik sebagai

dampak krisis ekonomi yang mempengaruhi kesiapan mereka untuk belajar.

6. Terjadinya gejala umum menurunnya moral, budi pekerti dan rasa toleransi di kalangan peserta didik dan generasi muda.

(13)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa atau siswa dengan sumber belajar lain pada suatu lingkungan belajar tertentu, untuk mencapai sasaran tertentu”. Proses pembelajaran yang

terjadi di lapangan mengalami kegagalan dikarenakan kegagalan guru untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Media, metode dan pendekatan merupakan bentuk kegagalan guru untuk mencapai kompetensi yang diharapkan siswa. Pendekatan dualisme konsep yang diajarkan oleh guru merupakan bentuk kelemahan guru. Konsep ini mengajarkan bahwa setiap konsep akan berseberangan dengan konsep yang lainnya. Teori dengan praktek, abstrak dengan nyata. Sehingga siswa hanya diberikan informasi yang saling berseberangan

tersebut. Johnson (2012 : 48) menjelaskan bahwa :

“Para pendukung pendidikan tradisional bertujuan mengajari kepala bukan tubuh. Mereka mengajak para siswa untuk menyerap, tetapi tidak menggunakan ; mendengar tetapi tidak bertindak; berteori tetapi tidak mempraktikkan. Tugas para siswa adalah mengingat fakta dan gagasan, bukan mengalami gagasan itu di dalam tindakan “.

Konsep pembelajaran tradisional yang kaku mendorong siswa terhadap pemahaman kognitif dalam bentuk yang sederhana. Siswa diajarkan untuk menghafalkan gagasan atau fakta. Menurut Komalasari (2010 : 3) “belajar adalah aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan dalam diri seseorang, baik secara actual maupun potensial”. Sejalan dengan penjelasan Komalasari, belajar

(14)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3

Indonesia dan tidak terkecuali di Kota Banjar. Tujuan utama pembelajaran IPS.adalah :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Tujuan pembelajaran IPS diatas menjelaskan bahwa pembelajaran IPS seharusnya dapat mengaitkan antara teori dan konsep – konsep ilmu dengan kehidupannya masayarakat dan lingkungannya sehingga dengan terampil mampu memecahkan permasalahan social yang dihadapinya. Penggalian sumber belajar pada suatu lingkungan belajar oleh para siswa seharusnya dapat difasilitasi oleh guru. Namun pada kenyataan guru hanya menjejali siswa dengan materi yang terdapat pada

buku. Padahal Permendiknas jelas mengamanatkan adanya sinergi antara sumber belajar, guru dan siswa. Hal ini menunjukan bahwa proses belajar belum optimal dikarenakan pemanfaatan sumber belajar yang tidak optimal. Perubahan pendekatan pembelajaran diharapkan dapat menjawab permasalahan pembelajaran khususnya pembelajaran IPS terutama pada para siswa SMP di Kota Banjar.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengoptimalkan sumber belajar yang berada di sekitarnya adalah metode pembelajaran inquiry dan Group Investigation. Sanjaya (2008 : 196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang

menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri.

(15)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Begitu pula dengan metode pembelajaran Group Investigation. Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.

Sanjaya (2008 : 196) dan Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) menjelaskan bahwa metode pembelajaran inquiry dan Group Investigation dapat

menjembatani permasalahan pembelajaran IPS yang selama ini hanya berkutat di tataran konsep tanpa bisa menghubungkan dengan keadaan nyata di masyarakat. Prinsip yang dikemukakan di atas sangat selaras untuk menggali permasalahan utama yang terjadi pada para siswa di SMPN 2 Banjar. Selama ini para siswa dihadapkan kepada pendekatan pembelajaran guru yang bercirikan tradisonal. Dualisme konsep yang berbenturan terus dihadapi oleh siswa. Sehingga siswa tidak bisa membaca permasalahan dan keunggulan yang ada disekitar lingkungannya. Padahal kemampuan siswa dalam menggali potensi yang dimiliki wilayahnya merupakan salah satu modal berharga agar para siswa dapat

memanfaatkan keunggulan wilayahnya.

Potensi adalah segala sesuatu yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Sedangkan Wilayah menurut UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang adalah : “ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

(16)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5

dari pengertian di atas Potensi daerah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Potensi daerah Kota Banjar yang dapat dikembangkan jika melihat kepada data di atas tentunya memiliki bisa sangat beragam. Petanian, Perdagangan dan jasa bisa menjadi salah satu sektor unggul Kota Banjar untuk dikembangkan.

Potensi daerah Kota banjar yang begitu besar selama ini belum diketahui oleh masyarakat Kota Banjar sendiri. Kurangnya informasi yang berkaitan dengan wilayah Kota Banjar merupakan salah satu penyebab masyarakat tidak mengetahui potensi daerahnya. Pengetahuan yang minim tentang Kota Banjar

juga dapat terlihat pada para siswa. Dari hasil tes formatif kepada para siswa kelas 7C SMP Negeri 2 Banjar tentang materi letak geografis dan administratif Kota Banjar diketahui sebagai berikut :

Tabel 1.1

Nilai tes formatif Materi Letak Geografis dan administratif Kota Banjar

No Nilai Jumlah siswa Prosentase (%)

1 2 3

0 – 50 51 – 75 76 – 100

22 7 3

68,75 21,875

9,375

JUMLAH 32 100 %

(17)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6

tentang wilayah Kota Banjar. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator bahwa informasi yang berkaitan dengan potensi daerah Kota Banjar masih sangat sedikit yang dapat diketahui oleh siswa. Untuk itu perlu ada upaya untuk memahamkan para siswa tentang potensi daerah kota banjar ini melalui sebuah metode yang dapat mengembangkan kemandirian dan kerjasama siswa dengan semangat kreatifitas melalui pendekatan Kontekstual.

Metode alternatif yang dapat mengembangkan pemahaman siswa adalah metode pembelajaran inquiry dan Group Investigation. Berdasarkan hasil kajian Depdiknas (2003 : 7) metode pembelajaran inquiry dan Group Investigation merupakan pendekatan pembelajaran yang membutuhkan suatu pembelajaran

komperhensif dimana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi suatu materi pembelajaran dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Metode pembelajaran inquiry dan Group Investigation sebagai salah satu wahana yang memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar dan kinerja ilmiah siswa dan membantu para siswa untuk mengembangkan keterampilan belajar jangka panjang. Para siswa mengetahui bahwa mereka adalah mitra penuh dalam lingkungan pembelajaran ini dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. Selain itu, metode pembelajaran inquiry dan Group

Investigation juga dapat meningkatkan keyakinan diri para siswa, motivasi untuk

belajar, kemampuan kreatif, dan mengagumi diri sendiri. Metode pembelajaran inquiry dan Group Investigation merupakan integrasi dari pembelajaran berbasis sains dan teknologi.

(18)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7

pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar di SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar”

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan Utama dalam penelitian ini adalah “Apakah Metode

Pembelajaran Inquiry dan Group Investigation dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar di SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar ?”

Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan pertanyaan untuk penelitan ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar pada kelas yang menggunakan Metode Pembelajaran Inqury dengan kelas yang menggunakan metode ceramah berbasis multimedia di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar ?

2. Apakah terdapat perbedaan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar pada kelas yang menggunakan Metode Pembelajaran Group Investigation dengan kelas yang menggunakan metode ceramah berbasis

multimedia di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar ?

3. Apakah terdapat perbedaan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota

Banjar pada kelas yang menggunakan Metode pembelajaran Inquiry dengan kelas yang menggunakan Metode Group Investigation di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar ?

(19)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8

multimedia di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar ?

5. Apakah terdapat perbedaan peningkatan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar pada kelas yang menggunakan Metode Pembelajaran Group Investigation dengan kelas yang menggunakan metode ceramah

berbasis multimedia di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar ?

6. Apakah terdapat perbedaan peningkatan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar pada kelas yang menggunakan Metode pembelajaran Inquiry dengan kelas yang menggunakan Metode Group Investigation di

kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar pada kelas yang menggunakan Metode Pembelajaran Inqury dengan kelas yang menggunakan metode ceramah berbasis multimedia di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar.

2. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar pada kelas yang menggunakan Metode Pembelajaran Group Investigation dengan kelas yang menggunakan metode ceramah berbasis

multimedia di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar.

3. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar pada kelas yang menggunakan Metode pembelajaran Inquiry dengan kelas yang menggunakan model Group Investigation di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar.

(20)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9

Inqury dengan kelas yang menggunakan metode ceramah berbasis

multimedia di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar.

5. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar pada kelas yang menggunakan Metode Pembelajaran Group Investigation dengan kelas yang menggunakan metode ceramah

berbasis multimedia di kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar.

6. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar pada kelas yang menggunakan Metode pembelajaran Inquiry dengan kelas yang menggunakan Metode Group Investigation di

kelas 7 SMP Negeri 2 Banjar – Kota Banjar.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan metode pembelajaran IPS melalui Metode Pembelajaran Inquiry dan Group Investigation dalam pemahaman siswa tentang potensi suatu wilayah.

b. Diharapkan penelitian dapat menjadi pedoman untuk menindaklanjuti penelitian lain yang berhubungan dengan Metode Pembelajaran Inquiry

dan Group Investigation dan pemahaman siswa tentang potensi suatu wilayah dalam ruang lingkup yang lebih luas dan dalam.

2. Secara praktis a. Bagi Siswa

(21)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10

Kota Banjar. b. Bagi Guru

Penerapan Metode Pembelajaran Inquiry dan Group Investigation diharapkan dapat menjadi metode pembelajaran Alternatif pada mata pembelajaran IPS untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar.

c. Bagi Sekolah

Penerapan Metode Pembelajaran Inquiry dan Group Investigation diharapkan dapat menjadi cara bagi sekolah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang potensi daerah Kota Banjar.

E. STRUKTUR ORGANISASI TESIS

Tesis ini terdiri atas lima bab. Bab I merupakan pendahulan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi tesis.

Latar belakang masalah membahas mengenai alasan perlu ditelitinya masalah dalam tesis ini dan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut baik secara teoritis maupun empiris. Sedangkan Identifikasi dan perumusan masalah berisi mengenai rumusan dan analisis masalah yang sejalan

(22)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11

Bab II terdiri dari kajian pustaka. Kajian pustaka dalam tesis ini secara garis besar merupakan kajian teoritik yang menjelaskan mengenai pengertian pendekatan Contextual teaching and learning, Model Project based learning, Metode Inquiry, Metode Group Investigation, pemahaman siswa dan potensi daerah. Dalam bab ini diuraikan juga mengenai Penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Bab III berisi metode penelitian yang digunakan penulis, meliputi lokasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Lokasi dan sampel penelitian adalah lokasi/tempat

dilakukannnya penelitian. Definisi operasional adalah rumusan setiap variabel penelitian. Proses pengembangan instrumen meliputi : pengujian validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran. Analisis data berisi laporan secara rinci tahap-tahap analisis data, serta teknik yang digunakan dalam analisis data.

Bab IV memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Terdiri dari Deskripsi Sekolah yang diteliti, deskripsi kelas Eksperimen dan kelas control, analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan serta keterbatasan penelitian yang berfungsi untuk mengetahui kendala yang dihadapi

dalam penerapan metode yang teliti. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif.

(23)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12

(24)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 35

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan kuasi eksperimen sebagai dasar desain penelitian. Salah satu ciri penelitian dengan menggunakan desain eksperimen kuasi adalah adanya kelompok kontrol sebagai garis dasar unutuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Namun kelas kontrol tidak berfungsi untuk mengontrol variable luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Menurut Sugiyono (2008 ; 77) “ Desain quasi eksperimen

digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang

digunakan untuk penelitian.” Untuk mengetahui pemahaman siswa yang

dieksperimenkan dapat berjalan secara efektif perlu diadakan kelompok pembanding yang tidak menggunakan Metode Pembelajaran Inquiry dan Group Investigation. Sedangkan Bentuk desain kuasi eksperimen dalam penelitian ini,

yaitu nonequivalent control design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih tidak secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal dengan maksud adakah perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen yang dilakukan tanpa acak atau random. Hal ini dapat digambarkan

(25)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 36

Tabel 3.1

Non Equivalent Control Design

KELAS PRE-TEST TREATMENT POST TEST

Eksperimen I

(Metode Inquiry) O1 X O4

Eksperimen II

(Metode Group Investigation) O2 X O5

Kontrol O3 O6

Model desain penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh metode pembelajaran Inquiry dan Group Investigation terhadap pemahaman siswa dibandingkan dengan yang tidak diterapkan metode pembelajaran Inquiry dan Group Investigation.

B. SUBYEK PENELITIAN 1. Populasi

(26)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 37

SMP Negeri 2 Banjar merupakan SMP dengan jumlah Rombel yang terbanyak dari seluruh SMP di Kota Banjar. Pertimbangan lain penulis dalam pemilihan SMP Negeri 2 Banjar dalam pengambilan populasi adalah permasalahan pemahaman siswa potensi daerah yang rendah merupakan fenomena yang terjadi pada siswa di SMP Negeri 2 Banjar.

2. Sampel

Sampel adalah Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2005 : 56). Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Sampel dibagikan kedalam

dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Penelitian ini akan dilakukan di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar. Sesuai dengan desain penelitian yang menggunakan quasi experiment maka dibutuh tiga kelas. Kelas yang pertama merupakan kelas eksperimen I yang akan diberikan perlakukan khusus dengan penerepan Metode Inquiry. Kelas yang Kedua merupakan kelas eksperimen II yang akan diberikan perlakukan khusus dengan penerepan Metode Group Investigation. Sedangkan kelas ketiga bertindak sebagai kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan khusus artinya menggunakan metode ceramah berbasis multimedia. Adapun yang dimaksud metode Ceramah berbasis

(27)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 38

Alasan dipilihnya kelas VII dalam penelitian ini dikarenakan siswa kelas

VII menggunakan kurikulum 2013 dalam kurikulum baru terdapat materi Sumber

daya Indonesia yang dapat dikembangkan untuk menggali potensi sumber daya

Kota banjar secara lebih dalam. Tiga kelas akan dipilih sebagai sampel penelitian

dari delapan kelas VII yang tersedia yang berdasarkan pada kesetaraan

kemampuan IPS yang dimiliki. Cara untuk menentukannya dapat dilihat dari nilai

rerata UTS IPS pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Rerata Nilai UTS IPS Kelas VII Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014

VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H Rerata

UTS 61.81 53.38 53.41 47.20 56.18 53.88 46.30 48.23

Berdasarkan Tabel 3.1, terlihat bahwa kelas VII-B, VII-C dan VII-F

memiliki kemampuan yang hampir sama dan untuk memperkuat kesetaraan

tersebut, dilakukan uji statistik. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan

menggunakan SPSS versi 20.0 diketahui sebagai berikut :

Tabel 3.3

(28)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 39

Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

NILAI UTS 7B .114 32 .200*

NILAI UTS 7C .098 32 .200*

NILAI UTS 7F .096 32 .200*

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Hasil uji Normalitas menunjukan kelas 7B, 7C dan 7F memiliki nilai sig 0,200 > α dengan α = 0,05. Berarti Ho diterima. Ini menunjukan bahwa kelas 7B,

7C dan 7F berdistribusi Normal. Untuk mengetahui kemampuan pemahaman

siswa maka pengukuran dilanjutkan dengan uji Homogenitas dengan

menggunakan uji statistic Levene. Berdasarkan hasil uji statistic Levene kelas 7B dengan 7C menunjukan nilai sig 0,975 > α dengan α = 0,05. Berarti Ho diterima.

Ini menunjukan bahwa kelas 7B dan 7C memiliki kemampuan yang sama.

Berdasarkan hasil uji statistic Levene kelas 7B dengan 7F menunjukan nilai sig 0,161 > α dengan α = 0,05. Berarti Ho diterima. Ini menunjukan bahwa kelas 7B

dan 7F memiliki kemampuan yang sama. Berdasarkan hasil uji statistic Levene

kelas 7C dengan 7F menunjukan nilai sig 0,177 > α dengan α = 0,05. Berarti Ho

diterima. Ini menunjukan bahwa kelas 7C dan 7F memiliki kemampuan yang

sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas 7B, 7C dan 7F memiliki

(29)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 40

C. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi Operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.4

Definisi Operasional

Variabel Indikator Operasional

Pendekatan CTL dengan Metode inquiry dan Group

Investigation

 Membuat hubungan penuh makna

 Melakukan pekerjaan penting

 Belajar mengatur sendiri

 Kerja sama

 Berpikir kritis dan kreatif

 mampu Membuat hubungan penuh makna

 mampu Melakukan prioritas kerja

 mampu Belajar mandiri

 mampu bekerjasama

 mampu Berpikir kritis dan kreatif

Lanjutan Tabel 3.4 Definisi Operasional

Variabel Indikator Operasional

Pemahaman tentang Potensi

Interpreting

Examplifiying

 Siswa mampu menjelaskan Konsep Potensi daerah

(30)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 41

Variabel Indikator Operasional

daerah Kota Banjar

Clasification

Summarizing

Infering

Comparing

Explaning

menggambarkan secara spesifik potensi daerah Kota Banjar

 Siswa mampu Menentukan potensi daerah Kota Banjar berdasarkan

criteria tertentu dan

mengelompokannya sesuai dengan karakteristik yang diberikan

 Siswa mampu menggambarkan secara umum, inti dari potensi daerah Kota Banjar.

 Siswa mampu Membuat sebuah kesimpulan logis tentang potensi daerah Kota Banjar dari pengetahuan yang diberikan

 Siswa mampu Mendeteksi antara persamaan dan perbedaan potensi setiap wilayah di Kota Banjar

 Siswa mampu menjelaskan penyebab dan pengaruh perbedaan potensi setiap wilayah tersebut.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Sarana yang sangat penting untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah instrument. Instrument yang digunakan peneliti unutk mengumpulkan data dalam penelitian ini sebagai adalah :

1. Instrumen Tes (Pretest dan Posttest)

(31)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 42

Pretes dan postes terdiri dari soal-soal pemahaman siswa tentang potensi daerah. Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa tentang potensi daerah awal ketiga kelas, yaitu kelas Eksperimen inquiry, Kelas Eksperimen Group investigation dan ceramah berbasis multimedia (kontrol) yang dilakukan sebelum diberikan pembelajaran.

[image:31.595.80.531.480.655.2]

Selanjutnya, setelah pembelajaran postes diberikan kepada kedua kelas yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa tentang potensi daerah siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda. Bahan tes diambil dari materi pelajaran IPS SMP kelas VII semester ganjil dengan mengacu pada Kurikulum 2013 pada Sumber daya Indonesia. Kemampuan pemahaman siswa tentang potensi daerah siswa perlu dievaluasi dan untuk mengevaluasinya digunakan sebuah penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal. Sebagai berikut :

Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Pemahaman Siswa Tentang Potensi Dan Sumber Daya Air, Hutan Dan Tambang Daerah Kota Banjar

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor Menafsirkan Sangat

baik

Sangat mengetahui unsur-unsur potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah. sangat mampu menjelaskan konsep potensi dan sumber daya air, hutan dan

Sangat baik : siswa dapat menjelaskan konsep potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah dengan unsur – unsurnya dan mampu menjelaskan potensi dan sumber daya air, hutan

(32)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 43

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor tambang daerah

dengan tepat, sesuai fakta dengan kreatif tanpa terpaku dengan definisi yang ada.

dan tambang daerah yang ada disekitarnya berdasarkan konsep yang telah dikuasainya.

Lanjutan Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Pemahaman Siswa Tentang Potensi Dan Sumber Daya Air, Hutan Dan Tambang Daerah Kota Banjar

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor Baik mengetahui

unsur-unsur potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah. mampu menjelaskan konsep potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah tetapi sedikit mengutip dari definisi yang telah ada.

baik : siswa dapat menjelaskan konsep potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah dengan unsur – unsurnya dan kurang mampu menjelaskan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah yang ada disekitarnya berdasarkan konsep yang telah dikuasainya.

3

Sedang Pengetahuan tentang unsur-unsur potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah sangat terbatas; kurang lengkap; kurang kreatif;

Sedang : siswa hanya mampu menjelaskan unsur-unsur dan konsep potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah sesuai dengan definisi dibuku tanpa

(33)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 44

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor terpaku kepada

definisi yang ada.

mampu menerapkannya.

Kurang Tidak memahami unsur dan konsep potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah; tidak ada substansi; plagiat; tidak kreatif tidak cukup untuk dinilai.

Kurang : Siswa tidak memhami unsur dan konsep potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah. 1

Lanjutan Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Pemahaman Siswa Tentang Potensi Dan Sumber Daya Air, Hutan Dan Tambang Daerah Kota Banjar

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan Parameter Pemahaman siswa

Level skor Mencontohkan Sangat

baik

Sangat jelas dalam memberikan contoh – contoh potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah yang ada desanya dan Kota Banjar sesuai dengan unsur-unsur potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah,

Sangat baik : siswa dapat menyebutkan contoh – contoh potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah yang ada didesanya sesuai dengan unsur-unsur potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerahnya

(34)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 45

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan Parameter Pemahaman siswa

Level skor mampu menyebutkan

lokasi keberadaan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerahnya secara tepat. Baik Memberikan contoh –

contoh potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah yang ada didesanya dan Kota Banjar secara umum.

Baik : siswa dapat memerikan contoh – contoh potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah yang didesanya dan Kota Banjar secara umum tanpa mampu untuk menyebutkan lokasinya secara tepat.

3

Sedang Memberikan contoh – contoh potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah yang dingatnya saja.

Sedang : siswa hanya memberi contoh potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah yang dapat diingatnya saja.

2

Lanjutan Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Pemahaman Siswa Tentang Potensi Dan Sumber Daya Air, Hutan Dan Tambang Daerah Kota Banjar

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor Kurang Tidak dapat

memberikan contoh potensi dan sumber

Kurang : Siswa tidak mampu memberikan contoh dengan tepat

(35)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 46

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor daya air, hutan dan

tambang daerah Kota Banjar.

potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah.

Mengklasifikasik an

Sangat baik

dapat Menentukan dan memetakan dengan sangat baik potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar berdasarkan criteria

tertentu dan

mengelompokannya sesuai dengan karakteristik.

Sangat baik : siswa dapat Menentukan dengan sangat baik potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar berdasarkan criteria tertentu dan mengelompokannya

sesuai dengan

karakteristik.

4

Baik Dapat menentukan dan memetakan secara umum potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah

Kota Banjar

berdasarkan criteria

tertentu dan

mengelompokannya sesuai dengan karakteristik.

baik : siswa dapat

menentukan dan

memetakan secara umum potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar berdasarkan criteria

tertentu dan

mengelompokannya

sesuai dengan

karakteristik

(36)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 47

Lanjutan Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Pemahaman Siswa Tentang Potensi Dan Sumber Daya Air, Hutan Dan Tambang Daerah Kota Banjar

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor Sedang Kurang tepat dan

terkadang salah dalam menentukan dan memetakan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota banjar berdasarkan criteria

tertentu dan

mengelompokkannya sesuai karakteristik.

Sedang : siswa Kurang tepat dan terkadang salah dalam menentukan dan memetakan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota banjar berdasarkan criteria tertentu dan mengelompokkannya sesuai karakteristik.

2

Kurang Tidak dapat mengelompokkan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar.

Kurang : Siswa Tidak dapat mengelompokkan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar.

1

Merangkum Sangat baik

Dapat

menggambarkan keunggulan utama dan kelemahan terbesar setiap unsur potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar.

Sangat Baik : siswa Dapat menggambarkan keunggulan utama dan kelemahan terbesar setiap unsur potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar.

(37)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 48

Lanjutan Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Pemahaman Siswa Tentang Potensi Dan Sumber Daya Air, Hutan Dan Tambang Daerah Kota Banjar

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor Baik Dapat

menggambarkan keunggulan dan kelemahan secara umum setiap unsur potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar.

Baik : siswa Dapat menggambarkan

keunggulan dan

kelemahan secara umum setiap unsur potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar

3

Sedang Dapat

Menggambarkan keunggulan dan kelemahan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah secara umum

Sedang : siswa dapat Dapat Menggambarkan

keunggulan dan

kelemahan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah secara umum

2

Kurang tidak dapat Menggambarkan keunggulan dan kelemahan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang

Kurang : siswa tidak dapat Menggambarkan

keunggulan dan

kelemahan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah

(38)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 49

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor daerah Kota Banjar

Menyimpulkan Sangat baik

mampu Membuat sebuah kesimpulan logis sesuai fakta yang didapat tentang potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota

Banjar dari

pengetahuan yang diberikan

Sangat baik : Siswa mampu Membuat sebuah kesimpulan logis sesuai fakta yang didapat tentang potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar dari pengetahuan yang diberikan

4

Lanjutan Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Pemahaman Siswa Tentang Potensi Dan Sumber Daya Air, Hutan Dan Tambang Daerah Kota Banjar

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor Baik mampu Membuat

sebuah kesimpulan tentang potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar dari pengetahuan yang diberikan

Baik : SIswa dapat menyimpulkan secara umum potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah dari pengetahuan yang diberikan

3

Sedang mampu Membuat sebuah kesimpulan sederhana tentang potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota

Sedang : siswa mampu membuat kesimpulan sederhana tentang potensi wilayah Kota Banjar

(39)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 50

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor

Banjar dari

pengetahuan yang diberikan

Kurang Tidak mampu Membuat sebuah kesimpulan sederhana tentang potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar dari pengetahuan yang diberikan

Kurang : siswa tidak mampu Membuat sebuah kesimpulan sederhana tentang potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah Kota Banjar dari pengetahuan yang diberikan

1

membandingkan Sangat baik

mampu Mendeteksi dengan akurat dan terperinci antara persamaan dan perbedaan potensi setiap wilayah di Kota Banjar

Sangat Baik : Siswa mampu Mendeteksi dengan akurat dan terperinci antara

persamaan dan

perbedaan potensi setiap wilayah di Kota Banjar

4

Lanjutan Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Pemahaman Siswa Tentang Potensi Dan Sumber Daya Air, Hutan Dan Tambang Daerah Kota Banjar

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor Baik mampu Mendeteksi

secara umum antara persamaan dan perbedaan potensi setiap wilayah di Kota Banjar

Baik : siswa mampu Mendeteksi secara umum antara persamaan dan perbedaan potensi setiap wilayah di Kota Banjar

(40)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 51

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor Sedang dapat Mendeteksi

secara sederhana antara persamaan dan perbedaan potensi setiap wilayah di Kota Banjar

Sedang : siswa dapat Mendeteksi secara sederhana antara

persamaan dan

perbedaan potensi setiap wilayah di Kota Banjar

2

Kurang Tidak dapat mendeteksi persamaan dan perbedaan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah di Kota Banjar.

Kurang : siswa Tidak dapat mendeteksi

persamaan dan

perbedaan potensi dan sumber daya air, hutan dan tambang daerah di Kota Banjar.

1

Menjelaskan Sangat baik

mampu menjelaskan dengan logis

penyebab dan

pengaruh perbedaan potensi setiap wilayah tersebut.

Sangat baik : Siswa mampu menjelaskan dengan logis penyebab dan pengaruh perbedaan potensi setiap wilayah tersebut.

4

Baik mampu menjelaskan

secara umum

penyebab dan

pengaruh perbedaan potensi setiap wilayah tersebut.

baik : Siswa mampu menjelaskan secara umum penyebab dan pengaruh perbedaan potensi setiap wilayah tersebut.

3

Lanjutan Tabel 3.5

(41)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 52

Komponen pemahaman

siswa

Tingkat Indikator Kemampuan

Parameter Pemahaman siswa

Level skor Sedang mampu menjelaskan

secara sederhana

penyebab dan

pengaruh perbedaan potensi setiap wilayah tersebut.

sedang : Siswa mampu menjelaskan secara sederhana penyebab dan pengaruh perbedaan potensi setiap wilayah tersebut.

2

Kurang Tidak mampu menjelaskan penyebab

dan pengaruh

perbedaan potensi setiap wilayah tersebut.

Kurang : Tidak mampu menjelaskan penyebab dan pengaruh perbedaan potensi setiap wilayah tersebut.

1

Soal yang diberikan dalam pretes sama dengan soal yang diberikan dalam postes, yaitu berupa tes tertulis dalam bentuk uraian. Tes pemahaman siswa tentang potensi daerah yang diberikan terdiri dari 9 butir soal uraian, Soal pada pretes dan postes disesuaikan dengan indikator kemampuan pemahaman siswa tentang potensi daerah yang akan diukur dalam penelitian ini. Selengkapnya, hasil pretes dan postes kemampuan pemahaman siswa tentang potensi daerah dapat dilihat pada Lampiran.

Sebelum tes kemampuan pemahaman siswa tentang potensi daerah diberikan

(42)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53

melakukan uji coba. Soal tes kemampuan pemahaman siswa tentang potensi daerah diujicobakan pada siswa kelas IXA SMP Negeri 2 Banjar yang terdiri dari 34 orang. Banyaknya soal tes kemampuan pemahaman siswa tentang potensi daerah yang diujicobakan adalah 12 soal. Instrument dapat dikatakan memenuhi syarat jika telah dilakukan Pengujian Instrumen penelitian melalui Validitas dan Realibilitas. a. Pengujian Validitas Tes

Ruseffendi (2010) menyatakan bahwa suatu instrumen disebut valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur. Sejalan dengan hal tersebut, Suherman dan Kusumah (1990), menyatakan suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan

tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Instrumen atau alat evaluasi yang dimaksud dalam hal ini adalah soal-soal tes kemampuan pemahaman siswa tentang Potensi daerah. Pengujian validitas setiap butir soal dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Ruseffendi, 1993).

Selanjutnya, skor hasil uji coba tes kemampuan pemahaman siswa tentang Potensi daerah yang telah diperoleh dihitung nilai korelasinya dengan menggunakan software ANATES versi 4.0.7. Hasil perhitungan nilai korelasi

tersebut akan dibandingkan dengan nilai (nilai korelasi pada tabel

R). Jika maka item tes dikatakan valid, dengan pada dan n = 34.

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 3 soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 10, 11, dan 12 sehingga kedua soal tersebut tidak dipakai. Hasil

(43)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 54

b. Analisis Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau konsisten. Untuk mencari reliabilitas butir soal tes berbentuk uraian menggunakan rumus yang dikenal dengan rumus Alpha (Suherman, 2003).

Skor hasil uji coba tes kemampuan pemahaman siswa tentang Potensi daerah yang telah diperoleh dihitung nilai korelasinya menggunakan software ANATES ver 4.0.7. Hasil perhitungan nilai koefisien korelasi yang

diperoleh akan dibandingkan dengan nilai (nilai korelasi pada tabel R). Jika maka item tes dikatakan reliabel, dengan pada dan n = 34. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa

(reliabel). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. c. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara tes yang mengetahui jawaban benar dengan yang tidak dapat menjawab soal tersebut (Suherman dan Kusumah, 1990). Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik bila memang siswa yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, sedangkan siswa kelompok rendah tidak dapat menyelesaikan soal tersebut dengan baik. Suherman dan Kusumah (1990)

mengemukakan hasil perhitungan daya pembeda yang kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.6

(44)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 55

Besarnya DP Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 <DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 <DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 <DP ≤ 0,70 Baik 0,70 <DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Banyaknya sampel yang digunakan dalam uji coba tes kemampuan

pemahaman siswa tentang Potensi daerah adalah 34 siswa, maka pengambilan

sampel untuk analisis daya pembeda sebesar sebesar 27% siswa untuk kelompok

atas dan 27% siswa untuk kelompok bawah. Perhitungan daya pembeda dilakukan

dengan menggunakan software ANATES ver 4.0.7.

Hasil pengolahan data skor uji coba menunjukkan bahwa dari 12 soal yang

diujicobakan, terdapat empat soal yang memiliki daya pembeda dalam kategori

jelek , yaitu soal nomor 1, 3, 10 dan 11 sedangkan sisanya delapan soal memiliki

daya pembeda cukup yaitu soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 12. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

[image:44.595.196.428.111.217.2]

Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran butir soal pada Tabel 3.7 (Suherman dan Kusumah, 1990).

Tabel 3.7

(45)

Lutfi Hikmawan, 2014

Pengaruh metode pembelajaran inquiry dan group investigation terhadap pemahaman siswa tentang potensi Daerah Kota Banjar(Studi Quasi Eksperimen Di Kelas VII SMPN 2 Banjar – Kota Banjar)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 56

IK = 0,00 Terlalu sukar 0,00 <IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 <IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 <IK< 1,00 Mudah IK = 1,00 Terlalu Mudah

Hasil pengolahan data skor uji coba mengenai tingkat kesukaran tes

kemampuan pemahaman siswa tentang Potensi daerah diperoleh menggunakan software ANATES ver 4.0.7, yang menunjukkan bahwa seluruh soal (12 Soal)

berkategori sedang.

Setelah berdiskusi dengan pembimbing dan didasarkan pada hasil uji validitas empiris, soal yang digunakan sebagai instrumen tes kemampuan pemahaman siswa tentang Potensi daerah terdiri dari 9 soal. Hasil selengkapnya dapa

Gambar

Tabel
Tabel Antara kelas Inquiry dan Kelas Group investigation …….............
Tabel 1.1
Tabel 3.1 Non Equivalent Control Design
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis didapat informasi bahwa (1) Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran group investigation lebih baik daripada

Inayati Mahmudah /A410130094.EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca pemahaman menggunakan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diketahui bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pem- belajaran

Kesimpulan ini diambil ber- dasarkan hasil uji kesamaan rata-rata kemampuan pemahaman konsep ma- tematis siswa diperoleh bahwa tidak ada perbedaan kemampuan pema-

a. Pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikan kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajar menggunakan model Inquiry Based Learning pada kelas

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diketahui bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pem- belajaran