• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 2 KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 2 KOTA BANDUNG."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

DI SMK NEGERI 2 KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh:

RISKA DWI GUSRIYANI

1002912

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 2 KOTA BANDUNG

Oleh Riska Dwi Gusriyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Riska Dwi Gusriyani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 10

1. Disiplin Guru ... 10

a) Konsep Disiplin ... 10

b) Konsep Guru ... 12

c) Konsep Disiplin Guru ... 13

d) Macam - Macam Disiplin ... 15

e) Fungsi Disiplin ... 17

f) Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... 18

g) Indikator Disiplin ... 20

(5)

a) Konsep Belajar ... 22

b) Konsep Pembelajaran ... 24

c) Konsep Efektivitas Pembelajaran ... 25

d) Ciri – Ciri Pembelajaran yang Efektif ... 27

e) Indikator Efektivitas Pembelajaran ... 28

3. Pengaruh Disiplin Guru terhadap Efektivitas Pembelajaran... 31

4. Penelitian Terdahulu ... 33

B. Kerangka Pemikiran ... 34

C. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 41

C. Metode Penelitian ... 44

D. Definisi Operasional ... 45

E. Instrumen Penelitian ... 47

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 50

G. Teknik Pengumpulan Data ... 56

H. Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 67

1. Hasil Pengolahan Data ... 67

a) Uji Homogenitas ... 67

b) Perhitungan Kecenderungan Umum ... 68

c) Pengolahan Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 77

d) Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Penelitian ... 80

e) Pengujian Hipotesis Penelitian ... 82

(1) Analisis Korelasi ... 82

(2) Uji Signifikansi ... 83

(6)

(4) Analisis Regresi ... 85

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 87

1. Disiplin Guru di SMK Negeri 2 Kota Bandung ... 88

2. Efektivitas Pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung ... 92

3. Pengaruh Disiplin Guru terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 105

(7)

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-Kisi instrumen ... 47

3.2 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Variabel X dan Y ... 50

3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 51

3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 53

3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 55

3.6 Rekapitulasi Jumlah Angket ... 57

3.7 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 60

3.8 Interpretasi Nilai Korelasi (r) ... 64

4.1 Uji Homogenitas Variabel X dan Y ... 67

4.2 Hasil Perhitungan Kecenderungan Skor Variabel X ... 68

4.3 Hasil Perhitungan Kecenderungan Skor Variabel Y ... 72

4.4 Skor Mentah Variabel X ... 78

4.5 Skor Baku Variabel X ... 78

4.6 Skor Mentah Variabel Y ... 79

4.7 Skor Baku Variabel Y ... 79

(8)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas ... 32

2.2 Kerangka Pemikiran ... 35

2.3 Hubungan Variabel X dan Y ... 38

3.1 Desain Penelitian ... 44

4.1 Distribusi Data Variabel X ... 81

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Administrasi Penelitian ... 108

Lampiran II Kisi-Kisi Instrumen dan Instrumen Penelitian ... 109

Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 110

Lampiran IV Analisis Hasil Perhitungan Ms. Excel ... 111

Lampiran V Daftar Tabel ... 112

(10)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Disiplin Guru terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung”. Permasalahan yang ingin dibahas dan dikaji yaitu: 1) Bagaimana disiplin guru di SMK Negeri 2 Kota Bandung; 2) Bagaimana efektivitas pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung; dan 3) Seberapa besar pengaruh disiplin guru terhadap efektivitas pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai pengaruh disiplin guru terhadap efektivitas pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, yang disebarkan kepada 50 orang guru sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus Weighted Means Score (WMS), diperoleh gambaran umum disiplin guru berada pada kategori sangat baik dengan skor rata-rata 4,43. Sementara gambaran umum Efektivitas Pembelajaran berada pada kategori sangat tinggi, dengan skor rata-rata 4,27. Hasil uji normalitas terhadap distribusi data menunjukkan bahwa disiplin guru dan efektivitas pembelajaran berdistribusi normal, selanjutnya analisis data menggunakan statistik parametrik, yaitu dengan analisis korelasi, uji koefisien determinasi, uji signifikansi, dan analisis regresi. Analisis korelasi disiplin guru dan efektivitas pembelajaran dengan menggunakan Pearson Product Moment memiliki hubungan yang signifikan. Hal tersebut dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,764 yang berada pada kategori kuat, dengan koefisien determinasi sebesar 58,3 %. Adapun hasil uji signifikansi dengan uji-t diperoleh thitung = 8,200 dan diketahui ttabel yaitu 2,021, artinya

(11)

ABSTRACK

The title of this research is “The Influence of Disciplinary Teachers

toward the Effectiveness of Learning at SMK Negeri 2 Bandung”. The problems that will discuss and review, those are: 1) How is the disciplinary of the teachers at SMK Negeri 2 Bandung; 2) How the effectiveness of learning at SMK Negeri 2 Bandung; 3) How much the influence of disciplinary teachers toward the learning effectiveness at SMK Negeri 2 Bandung. In general, the aim of this research is find out the obvious overviews relate with the influence of disciplinary teachers toward the effectiveness of learning at SMK Negeri 2 Bandung. The method that is used in this research is descriptive method with the quantitative approach. The technique of collecting data in this research uses enclosed questionnaire, which is distributed to 50 teachers as sample of the study. Based on the result calculating by Weighted Means Score (WMS) formula, that obtain general overview of Disciplinary Teachers are excellent category with the average score is 4,43. Meanwhile, the general overview on the effectiveness of learning is very high with the average score is 4,27. The result of normality test toward distribution of the data shows that disciplinary teachers and distribution of the learning effectiveness are normal. The analyzing of the data uses parametric statistics, with the correlation analysis, test coefficient of determination, the test of significance, and the analysis of regression. The analyses of correlation disciplinary teachers and leaning effectiveness by using Pearson Product Moment have the relation significantly. That can be seen from correlation of the result is 0,764 which in strong category, with the coefficient of determination is 58,3 %. The result of significance test with test-t obtainedtcount= 8,200 and unknownttable is 2,021, it means there is the positive influence and significance between the disciplinary teachers toward the effectiveness of learning. Also, the result of analysis of

regression obtained the equation, which is Ŷ = 9,819 + 0,802X, it means that

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi dan modernisasi, tuntutan akan pemenuhan kebutuhan

semakin berkembang. Hal ini didasarkan pada berkembangnya informasi,

komunikasi dan teknologi yang semakin pesat. Perkembangan ini menuntut

semua pihak untuk siap menghadapi perubahan dengan segala kemampuan yang

dimiliki. Dalam menghadapi segala perubahan, yang dibutuhkan yaitu sumber

daya manusia yang handal dan memiliki daya saing tinggi. Salah satu cara untuk

mendapatkan manusia yang handal dan memiliki daya saing tinggi ini adalah

melalui proses pendidikan. Pendidikan adalah segala pengalaman yang diperoleh

dari hasil interaksi dengan lingkungannya yang berlangsung sepanjang hayat dan

berpengaruh positif terhadap perkembangan individu.

Hal ini sejalan dengan harapan dari sistem pendidikan nasional terhadap anak

bangsa yang akan menjadi generasi penerus di masa yang akan datang, Seperti

yang tertera dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan diselenggarakannya

pendidikan adalah agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang

ada dalam dirinya. Berbagai potensi yang ada dalam diri peserta didik harus

dikembangkan sebagai upaya pembekalan agar peserta didik dapat menghadapi

berbagai macam persoalan baik di sekolah, maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu masalah pokok dalam dunia pendidikan nasional di negara kita

(13)

yang saling berkaitan. Berdasarkan data Education For All (EFA) Global

Monitoring Report, yang dikeluarkan oleh UNESCO tahun 2012, pendidikan

Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 120 negara. Pada tahun 2011, data

Education Development Index (EDI) Indonesia mencapai angka 0,93. Pencapaian

tersebut menempatkan Indonesia di posisi ke-64 dari 120 negara di dunia.

Kategori rendah EDI berada di bawah angka 0,80 sedangkan kategori medium

berada di atas 0,80. EDI dikatakan tinggi apabila mencapai angka 0,95 – 1.

Pendidikan Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang menduduki

peringkat ke-34 serta negara Jepang yang menduduki peringkat pertama dengan

pencapaian EDI sebesar 0,99.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan di

Indonesia masih rendah. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kualitas sumber

daya manusia melalui peningkatan prestasi belajar siswa sebagai output dari

proses pembelajaran yang efektif. Menurut Gagne Briggs (1979) dalam Bambang

Warsita (2008:266) mengemukakan bahwa:

Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal.

Dalam pengertian lain menurut Sadiman dkk (1986:7) dalam Bambang

Warsita (2008:85) mengatakan bahwa: “Pembelajaran adalah usaha-usaha yang

terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar

dalam diri peserta didik”. Dengan demikian, inti dari pembelajaran adalah segala

upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan

kepada anak didik di sekolah. Guru melakukan berbagai upaya agar siswa

mengalami proses belajar. Upaya tersebut dilakukan agar siswa dapat belajar

dengan mudah, menyenangkan, serta mencapai tujuan pembelajaran sesuai

(14)

3

mana interaksi langsung atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa

terjadi disini, karena pada dasarnya interaksi antara guru dan siswa merupakan

syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan yang diinginkan dapat tercapai

baik dari segi proses maupun segi hasil. Efektif merujuk pada perbandingan hasil

nyata dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Steers (1980) dalam Aan Komariah dan Cepi Triatna (2008:7) yang

menyatakan bahwa: “Keefektifan menekankan perhatian pada kesesuaian hasil

yang dicapai organisasi dengan tujuan yang akan dicapai”. Oleh karena itu,

efektivitas pembelajaran seringkali diukur dengan tercapainya tujuan

pembelajaran.

Pembelajaran yang efektif menurut Sutikno (2007) dalam Bambang Warsita

(2008:288) adalah “Suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk

dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan

pembelajaran sesuai dengan harapan”. Wotruba dan Wright (1975) dalam Putriwo

(2012) mengidentifikasi tujuh indikator yang dapat menunjukkan pembelajaran

yang efektif, yaitu : 1) Pengorganisasian materi yang baik, 2) Komunikasi secara

efektif, 3) Penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran, 4) Sikap positif

terhadap siswa, 5) Pemberian nilai yang adil, 6) Keluwesan dalam pendekatan

pembelajaran, dan 7) Hasil pembelajaran siswa yang baik.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan pihak

kurikulum bahwa pembelajaran pada umumnya berjalan dengan efektif. Namun

tidak dapat dipungkiri bahwa belum semua guru dapat menciptakan pembelajaran

yang efektif. Hal ini ditandai dengan pengaturan waktu yang belum optimal

dalam proses pembelajaran. Guru belum mampu merencanakan pembelajaran

dengan tepat sehingga dalam pelaksanaannya target waktu yang tercantum dalam

RPP terkadang tidak terealisasi dengan tepat. Selain itu, belum semua guru

(15)

variasi dalam menggunakan metode pembelajaran karena guru tidak bisa

melepaskan metode ceramah dalam setiap pembelajaran. Jika hal ini terus

dibiarkan tentunya akan menghasilkan pembelajaran yang kurang efektif karena

tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal, maka proses pencapaian tujuan

sekolahpun akan sulit tercapai.

Keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan oleh faktor disiplin, karena

efektivitas pembelajaran yang tinggi hanya akan dapat dicapai dengan adanya

disiplin yang tinggi. Dalam arti luas, disiplin mencakup perilaku seseorang yang

sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kedisiplinan bukan hanya indikasi adanya

semangat dan kegairahan kerja, melainkan dapat mempengaruhi efektivitas dan

efisiensi pencapaian tujuan (Nitisemito, 1996:118) dalam Eti Dwi Rahayu

(2006:3). Pada dasarnya, disiplin guru sangat diperlukan oleh seorang guru dalam

menjalankan tugasnya. Tanpa adanya disiplin yang baik akan sangat sulit bagi

guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Pasal 15

menyatakan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu”.

Pendidikan menengah kejuruan adalah suatu program pendidikan yang

menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja profesional, di mana lulusan

pendidikan menengah kejuruan dapat langsung berpartisipasi aktif dalam dunia

kerja karena telah dibekali dengan berbagai keahlian yang menunjang. Selain itu

siswa lulusan program pendidikan kejuruan juga disiapkan untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

SMK Negeri 2 Kota Bandung memfokuskan pada program studi keahlian

Teknik Mesin dan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terbagi dalam

beberapa kompetensi keahlian. Untuk program studi keahlian Teknik Mesin,

terdiri dari 4 kompetensi keahlian yaitu: Teknik Pemesinan, Teknik Pengelasan,

Teknik Fabrikasi Logam dan Teknik Gambar Mesin. Sedangkan untuk program

(16)

5

keahlian yaitu: Teknik Komputer dan Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak,

Multimedia, dan Animasi. SMK Negeri 2 Kota Bandung sebagai lembaga

pendidikan profesional memiliki tekad menghasilkan lulusan yang bertaqwa,

cerdas, kompeten, dan kompetitif. Untuk mewujudkan tekad tersebut sekolah

mengupayakan proses pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, guru dituntut

untuk memiliki kemampuan profesional dan disiplin dalam rangka pencapaian

tujuan tersebut. Disiplin seorang guru memiliki andil yang besar terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagaimana ditegaskan dalam GBHN

(1993:97) bahwa : “Salah satu ciri tenaga kerja yang berkualitas adalah disiplin”.

Hal ini berarti, setiap tenaga kerja termasuk guru-guru harus memiliki disiplin

yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

Disiplin guru adalah salah satu hal yang penting untuk menunjang proses

pembelajaran di sekolah. Keberhasilan proses belajar mengajar kemungkinan

besar dipengaruhi oleh kedisiplinan guru, karena kedisiplinan merupakan awal

dari peningkatan profesi guru menuju terbentuknya SDM yang berkualitas. Guru

dituntut untuk menjadi panutan bagi siswanya, dalam arti segala sikap dan

perilaku yang dilakukan akan dilihat, didengar, dan ditiru oleh siswa. Maka dari

itu, guru harus memberikan contoh yang baik sebagai cerminan bagi siswa untuk

berperilaku baik. Kedisiplinan guru juga seharusnya merupakan hal yang mutlak.

Karena guru yang berhubungan langsung dengan siswa dalam proses belajar

mengajar. Dengan disiplin yang dilakukan oleh guru, tujuan pembelajaran akan

dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Pembelajaran tidak akan efektif

apabila guru yang bersangkutan tidak disiplin dalam menerapkan peraturan dan

sesuka hati dalam melaksanakan tugasnya. Tingginya disiplin guru akan mampu

menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan

suatu penelitian dengan judul “Pengaruh disiplin guru terhadap efektivitas

(17)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penelitian ini memfokuskan

pada masalah pembelajaran yang kurang efektif. Masalah ini berhubungan dengan

efektivitas pembelajaran yang selanjutnya disebut dengan variabel Y. Efektivitas

pembelajaran merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

mengalami proses belajar dan mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan apa

yang diharapkan. Adapun variabel Y yang dimaksud mengacu pada mutu

pengajaran, kesesuaian tingkat pengajaran, insentif, dan waktu.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran, banyak faktor yang

mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas

pembelajaran yaitu terkait dengan kedisiplinan guru. Disiplin guru merupakan

variabel yang ingin diteliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel X. Peneliti

membatasinya dengan lebih terfokus kepada disiplin guru yang berhubungan

dengan frekuensi kehadiran, tingkat kewaspadaan, ketaatan pada standar kerja,

ketaatan pada peraturan kerja dan etika kerja.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan pihak

kurikulum bahwa, pembelajaran pada umumnya berjalan dengan efektif. Namun

tidak dapat dipungkiri bahwa belum semua guru dapat menciptakan pembelajaran

yang efektif. Hal ini ditandai dengan pengaturan waktu yang belum optimal

dalam proses pembelajaran. Guru belum mampu merencanakan pembelajaran

dengan tepat sehingga dalam pelaksanaannya target waktu yang tercantum dalam

RPP terkadang tidak terealisasi dengan tepat. Selain itu, belum semua guru

menggunakan media pembelajaran karena kurang menguasai IT, serta kurangnya

variasi dalam menggunakan metode pembelajaran karena guru tidak bisa

melepaskan metode ceramah dalam setiap pembelajaran. Hal ini tentunya terkait

(18)

7

Untuk memperjelas, membatasi dan menspesifikasi masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan permasalahan yang akan

diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana disiplin guru di SMK Negeri 2 Kota Bandung?

2. Bagaimana efektivitas pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh disiplin guru terhadap efektivitas pembelajaran di

SMK Negeri 2 Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dikategorikan

menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan secara umum adalah untuk memperoleh gambaran tentang

pengaruh disiplin guru terhadap efektivitas pembelajaran di SMK Negeri 2

Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran tentang disiplin guru di SMK Negeri 2 Kota

Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran tentang efektivitas pembelajaran di SMK

Negeri 2 Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin guru terhadap

efektivitas pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

(19)

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

terhadap keilmuan Administrasi Pendidikan, karena penelitian ini sesuai

dengan Disiplin Keilmuan Administrasi Pendidikan yaitu Manajemen

Pendidik dan Tenaga Kependidikan mengenai disiplin guru yang terkait

dengan efektivitas pembelajaran.

2. Segi Praktis

a) Bagi pihak lembaga

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan yang positif bagi tempat penelitian ini yaitu Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Kota Bandung, khususnya bagi guru akan pentingnya

kedisiplinan guru dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran.

b) Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan dan pengalaman yang berharga bagi peneliti, khususnya

dalam upaya memahami disiplin guru dan pengaruhnya terhadap

efektivitas pembelajaran. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi penelitian

sejenis.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi ditujukan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang

isi skripsi ini, peneliti sajikan uraian sistematika yang telah ditetapkan

berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor

4892/UN40/HK/2013 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di Universitas

Pendidikan Indonesia Tahun 2013, sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian awal dari skripsi yang didalamnya merupakan

(20)

9

didalamnya berupa Batasan Masalah dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

Pada bagian kedua peneliti sajikan didalamnya yaitu Kajian pustaka yang

mendukung teori pada variabel X yaitu Disiplin Guru dan variabel Y yaitu

Efektivitas Pembelajaran, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Pada bagian ketiga ini, peneliti sajikan didalamnya yaitu Lokasi dan Subjek

Populasi Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional,

Instrumen Penelitian yang didalamnya terdapat kisi-kisi dari instrument

penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, dan

Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan peneliti sajikan dalam bagian keempat yang

didalamnya yaitu Hasil Penelitian dari variabel x Disiplin Guru dan variabel y

Efektivitas Pembelajaran, Pembahasan Hasil Penelitian yang berisi mengenai

jawaban dari rumusan masalah yang diteliti.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bagian ini peneliti sajikan Kesimpulan yang berisi mengenai

kesimpulan dari hasil pembahasan penelitian yang menjawab rumusan masalah

dan Saran yang berisi masukan-masukan yang diberikan kepada guru, serta

peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

Daftar Pustaka

Pada bagian akhir ini, peneliti sajikan Daftar Pustaka yang memuat

referensi-referensi yang peneliti gunakan serta sumber-sumber yang mendukung

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Bandung yang

berlokasi di Jalan Ciliwung Nomor 4 Kota Bandung.

2. Populasi dan Sampel

Penelitian yang berkualitas memiliki kekuatan fakta yang dapat

dipertanggungjawabkan, salah satunya adalah dengan populasi. Populasi

dijadikan sebagai salah satu sumber data yang dapat menjawab permasalahan

penelitian dan kemudian disimpulkan. Menurut Sugiyono (2013:117) bahwa:

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sementara Riduwan

(2013:54) mengemukakan bahwa: “populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”.

Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMK Negeri 2 Kota Bandung.

Setelah dilakukan observasi, maka diketahui bahwa jumlah populasi adalah

sebanyak 101 orang.

Nawawi dalam Riduwan (2013:54) memberikan pengertian bahwa,

“populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu

mengenai sekumpulan objek yang lengkap”. Populasi merupakan pedoman dalam penentuan banyaknya sampel, sementara sampel merupakan bagian

dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang mewakili. Sebagaimana

(22)

40

(1976) dalam Sedarmayanti dan Syarifudin (2011:124) bahwa: “sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi”.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti. Berdasarkan penjelasan diatas, maka

teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah

Probability Sampling, sesuai yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013:120),

bahwa:

Teknik Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk menjadi anggota sampel, dan cara pengambilan sampling dengan cara Simple Random Sampling.

Simple Random Sampling yang berarti bahwa pengambilan anggota

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang

ada dalam populasi. Arifin (2011:224) mengemukakan bahwa dalam

pengambilan dan penentuan sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang

mutlak, tetapi sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:

a) Bila jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian.

b) Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka sampel dapat diambil 50-60% atau dapat juga menggunakan sampel total.

c) Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500, maka sampel dapat diambil 30-40%.

d) Jika jumlah anggota populasi berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat diambil 20-25%.

Selanjutnya, Surakhmad (1994:100) dalam Riduwan (2013:65)

berpendapat bahwa:

(23)

41

d = Presisi (persen kelonggaran ketidakefektifan karena kesalahan

penarikan sampel)

Selanjutnya, presisi yang diambil untuk penelitian ini sebesar 0,1 atau

10%, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak:

Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel dalam penelitian

ini sebanyak 50 orang guru dari keseluruhan jumlah populasi guru di SMK

Negeri 2 Kota Bandung.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci

hubungan-hubungan antara variabel dalam penelitian. Menurut Sedarmayanti dan Syarifudin

(2011:206) mengemukakan bahwa: “desain penelitian merupakan semua proses

yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

(24)

42

Desain penelitian berguna untuk memberikan garis besar dari setiap prosedur

penelitian, dari mulai masalah penelitian sampai dengan analisis data. Oleh

karena itu, desain penelitian sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan

penelitian yang baik, karena dengan adanya desain penelitian dapat mengarahkan

peneliti dalam setiap tahapan penelitiannya. Nazir dalam Sedarmayanti dan

Syarifudin (2011:206), mengemukakan bahwa desain penelitian mencakup

proses-proses sebagai berikut:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian

2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungannya dengan penelitian sebelumnya

3. Memformulasikan masalah penelitian, termasuk membuat spesifikasi tujuan, luas jangkau dan hipotesis untuk diuji

4. Membangun penyelidikan/percobaan

5. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel 6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan 7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data 8. Membuat coding, editing dan processing data

9. Menganalisa data, pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik

10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, interpretasi data, generalisasi, kekurangan dalam penemuan, menganjurkan saran dan kerja penelitian yang akan datang

Mengacu kepada pendapat di atas, maka peneliti mencoba memaparkan

desain dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Input

Pada bangian input, peneliti mengawali penelitian dengan melakukan

studi pendahuluan untuk mendapatkan masalah penelitian. Setelah melakukan

identifikasi masalah, kemudian peneliti merumuskan permasalahan ke dalam

latar belakang penelitian yang di dalamnya menggambarkan fenomena umum

dan khusus. Hal yang memiliki kedudukan penting pada bagian ini adalah

merumuskan masalah. Rumusan masalah dibuat dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian. Rumusan masalah kemudian

(25)

43

berdasarkan pada kerangka konseptual sesuai dengan variabel yang diteliti.

Asumsi-asumsi dasar peneliti akan melahirkan hipotesis awal yang

merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti. Hipotesis awal

inilah yang akan menentukan metode dan pendekatan apakah yang akan

digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

2. Proses

Bagian proses merupakan bagian yang berhubungan dengan pelaksanaan

penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan adalah menentukan variabel dan

sumber data, menentukan dan menyusun instrumen, menentukan alat

pengumpulan data, mengumpulkan data dan menganalisis data dengan

menggunakan perhitungan statistika. Keseluruhan kegiatan pada bagian ini

diarahkan kepada pengujian hipotesis penelitian dan menjawab rumusan

masalah yang telah dirumuskan.

3. Output

Bagian output merupakan hasil penelitian, didalmnya terdapat informasi

atas hasil pengujian hipotesis. Peneliti menarik kesimpulan dari hasil

pengolahan data yang kemudian dicocokkan dengan hipotesis yang telah

disusun. Apakah hipotesis sudah teruji dan dapat diterima, atau sebaliknya.

Selain kesimpulan, bagian ini juga melahirkan rekomendasi sebagai feedback

untuk berbagai pihak.

Setelah semua kegiatan penelitian dilaksanakan, kegiatan selanjutnya yang

harus dilakukan adalah menulis dan menyusun laporan penelitian. Bagian ini juga

merupakan bagian yang sangat penting karena melalui laporan penelitian tersebut,

hasil penelitian dapat dibaca oleh orang lain, mudah dipahami serta dapat

dijadikan sebagai alat dokumentasi untuk pengujian dan pengembangan penelitian

lebih lanjut. Adapun gambaran desain penelitian dapat dilihat pada gambar

(26)

44

C. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian, metode merupakan hal yang sangat

penting, karena metode dapat memudahkan proses kegiatan penelitian. Sugiyono

(2013:6) mengemukakan bahwa:

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

(27)

45

variabel. Selain itu, metode deskriptif juga merupakan suatu metode yang

menekankan pada suatu studi untuk memperoleh informasi pada saat penelitian

berlangsung. Muhamad Nazir (2003:54), mengemukakan bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dan tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membantu deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Sementara, yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan

penelitian yang menggunakan pengolahan data melalui hasil perhitungan

statistika untuk mendeskripsikan suatu objek atau variabel. Sugiyono (2013:14)

menjelaskan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

D. Definisi Operasional

Punaji Setyosari (2012:137) mengemukakan bahwa: “definisi operasional

artinya, batasan yang memiliki sifat memudahkan peneliti untuk melakukan

pengamatan (observasi) terhadap data yang dikumpulkan berdasarkan jenis

variabel tersebut”. Dari pengertian di atas, menjelaskan bahwa definisi operasional merupakan cara yang paling efektif bagi peneliti untuk melakukan

pengumpulan data penelitiannya. Definisi operasional menggambarkan indikator

dari setiap variabel yang didasarkan pada teori-teori yang relevan dengan variabel

yang diteliti. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam

(28)

46

1. Disiplin Guru

Disiplin merupakan suatu kondisi di mana seseorang berada dalam

keadaan patuh, tertib dan teratur sebagai bentuk pengendalian diri dalam

rangka pencapaian tujuan. Menurut Bedjo Siswanto (2005:291), menjelaskan

bahwa “disiplin adalah suatu sikap menghormati, menghargai patuh dan taat

terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak,

serta sanggup menjalankannya, serta tidak mengelak untuk menerima

sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya”.

Lebih lanjut Bedjo Siswanto (2005:291) mengemukakan bahwa baik tidaknya

disiplin dapat diketahui dari: (a) frekuensi kehadiran, (b) tingkat

kewaspadaan, (c) ketaatan pada standar kerja, (d) ketaatan pada peraturan

kerja, dan (e) etika kerja.

2. Efektivitas Pembelajaran

Pembelajaran merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar

terjadi proses belajar dalam diri siswa. Proses pembelajaran adalah proses

terpenting di mana interaksi langsung atau hubungan timbal balik antara guru

dengan siswa terjadi, karena pada dasarnya interaksi antara guru dan siswa

merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Pembelajaran yang efektif menurut Sutikno (2007) dalam Warsita (2008:288)

adalah “Suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat

belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran

sesuai dengan harapan”. Menurut Slavin (1994) dalam Supardi (2013:169-173) membagi empat unsur dalam pengajaran yang efektif, yaitu: (1) mutu

pengajaran, (2) kesesuaian tingkat pengajaran, (3) insentif, dan (4) waktu.

Keempat unsur tersebut yang akan dijadikan indikator dalam mengukur

ketercapaian efektivitas pembelajaran yang dilakukan di SMK Negeri 2 Kota

(29)

47

E. Instrumen Penelitian

Suatu penelitian akan memberikan nilai tinggi apabila digarap dengan

sistematis dan cermat, karena hasil penelitian sangat tergantung pada instrument

pengumpul datanya. Sugiyono (2013:148) mengemukakan bahwa: “instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati”. Instrumen merupakan suatu alat pengumpul data yang akan mempermudah peneliti dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian. Adapun langkah-langkah dalam menyusun instrumen dalam

penelitian ini, sebagai berikut:

1. Menentukan variabel penelitian, yaitu variabel X (Disiplin Guru) dan variabel

Y (Efektivitas Pembelajaran)

2. Setelah menentukan variabel, kemudian memberikan definisi operasional

untuk setiap variabel penelitian

3. Menentukan indikator, dan membuat kisi-kisi instrumen

4. Menjabarkan kisi-kisi instrumen kedalam butir-butir pernyataan dari setiap

variabel yang disertai dengan alternatif jawaban dan petunjuk pengisian

instrumen, dan;

5. Menetapkan skor dari setiap alternatif jawaban.

Dalam penelitian ini terdapat dua format kisi-kisi instrumen yaitu untuk

variabel X (Disiplin Guru) dan variabel Y (Efektivitas Pembelajaran), sebagai

berikut:

Variabel Indikator Sub Indikator Item Jumlah

(30)

48

(31)

49

d. Waktu (Time) a. Pengaturan waktu yang dilakukan oleh guru

23,24 2

Instrumen penelitian secara lengkap dapat dilihat pada bagian lampiran, untuk

menghasilkan data yang akurat maka setiap instrumen harus memiliki skala.

Maksud dari skala pengukuran ini adalah untuk mengklasifikasikan variabel yang

diukur agar tidak terjadi kesalahan dalam analisis data dan langkah penelitian.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Riduwan (2013:20) bahwa:

Dalam penyusunan instrumen penelitian harus mengetahui dan paham tentang jenis skala pengukuran yang digunakan dan tipe-tipe skala pengukuran agar instrumen bisa diukur sesuai apa yang hendak diukur dan bisa dipercaya serta reliable (konsisten) terhadap permasalahan instrumen penelitian.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skor penilaian yang

berkisar dari 1 sampai 5 untuk setiap item pada alternatif jawaban, dengan

(32)

50

F. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum melakukan pengumpulan data yang sebenarnya, peneliti melakukan

uji coba terhadap item-item pernyataan yang terdapat dalam angket. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari atau meminimalisir resiko kegagalan dalam

pengumpulan data. Oleh karena itu, angket sebagai alat pengumpulan data harus

melewati uji validitas dan realibilitas agar data yang diperoleh dapat dipercaya

dan shahih.

1. Uji Validitas

Validitas merupakan derajat kesesuaian antara satu item dengan item

lainnya dalam satu perangkat instrument. Uji validitas dilakukan dengan

tujuan untuk menunjukkan tingkat keshahihan instrumen yang akan

digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Adapun rumus yang

digunakan dalam uji validitas instrumen ini adalah Pearson Product Moment

(Riduwan, 2013:98):

Alternatif Jawaban Skor

Selalu 5

Sering 4

Kadang-Kadang 3

Hampir Tidak Pernah 2

Tidak Pernah 1

Keterangan :

= Koefisien korelasi

= Jumlah responden Tabel 3.2

(33)

51

Setelah diketahui hasil koefisien korelasi, maka selanjutnya diuji

signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Riduwan, 2013:98)

Keterangan

t = Nilai t.hitung

r = Koefisien korelasi hasil r.hitung

n = Jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah membuat keputusan dengan membandingkan

t hitung dengan t tabel. Distribusi (tabel t), dengan derajat kebebasan (dk = n – 2

= 15 – 2 = 13). Sehingga diketahui harga t tabel yaitu 1,771. Oleh karena itu,

untuk mengetahui apakah item pernyataan tersebut valid atau tidaknya, dilihat

dari kaidah keputusan sebagai berikut:

a) Jika thitung > ttabel maka item pernyataan dinyatakan valid.

b) Jika thitung < ttabel maka item pernyataan dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas rincian

(terlampir), dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2010 ditunjukan dalam

tabel dibawah ini.

(34)

52

t tabel Keterangan Keputusan

2 0.232 0.861 1.771 tidak valid dihilangkan

Hasil dari uji validitas terhadap variabel X, dapat disimpulkan bahwa dari

24 item yang diujikan, 14 item dinyatakan valid dan 10 item dinyatakan tidak

valid. Berdasarkan saran dari pembimbing, item-item pernyataan yang

dinyatakan tidak valid tersebut tetap digunakan dengan catatan perbaikan

redaksi dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti responden.

Terkecuali untuk item nomor 2, 11, 15 dan 22 penulis memutuskan untuk

menghilangkannya karena item pernyataan lainnya sudah mewakili indikator

(35)

53

Hasil dari uji validitas variabel Y, dapat disimpulkan bahwa dari 26 item

yang diujikan terdapat 11 item dinyatakan valid dan 15 item dinyatakan tidak

valid. Berdasarkan saran dari pembimbing, item-item yang tidak valid tetap

digunakan dengan catatan perbaikan redaksi dengan bahasa yang mudah

dimengerti responden. Terkecuali untuk item nomor 8 dan 14, penulis Tabel 3.4

(36)

54

memutuskan untuk menghilangkannya karena item lainnya sudah mewakili

indikator yang diteliti.

2. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas diperlukan untuk mengetahui ketetapan atau tingkat presisi

suatu ukuran atau alat ukur. Suatu alat ukur memiliki tingkat reliabilitas yang

tinggi apabila alat ukur tersebut dapat diandalkan, dalam arti alat ukur tersebut

berkali-kali akan menghasilkan yang serupa dan dapat dipercaya. Dalam

penelitian ini, pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan dengan

menggunakan metode Alpha. Agar lebih jelas dalam menguji reliabilitas

instrumen maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan:

Si = Varians skor tiap-tiap item ∑Xi = Jumlah kuadrat item Xi (∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

2) Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

∑Si = S1 + S2 + S3………. Sn

Keterangan:

∑Si = Jumlah varians semua item

S1 + S2 + S3 …….n = Varians item ke-1, 2, 3 …… n

3) Setelah varians semua item diketahui, langkah selanjutnya adalah

menghitung Varians Total dengan rumus:

(37)

55

Keterangan:

= Varians total

= Jumlah kuadrat X total

= Jumlah X total dikuadratkan N = Jumlah responden

4) Memasukkan nilai Alpha dengan rumus:

r₁₁ = Keterangan:

r₁₁ = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah Varians skor tiap-tiap item

St = Varians Total

k = Jumlah item

5) Langkah selanjutnya adalah mencari nilai rtabel dengan dk = N – 1 = 15 – 1 = 14, apabila diketahui signifikasi untuk α = 0,05 maka diperoleh rtabel

sebesar 0,532.

6) Setelah diketahui nilai r11 dan rtabel, kemudian membuat keputusan dengan

membandingkan r11 dan rtabel, dimana kaidah keputusannya sebagai

berikut:

Jika r11 > rtabel berarti Reliabel, dan

Jika r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas (terlampir) dengan menggunakan

langkah-langkah diatas, diperoleh hasil sebagai berikut:

Variabel r11 rtabel Keputusan

Variabel X (Disiplin Guru) 0.798 0,532 Reliabel

Variabel Y

(Efektivitas Pembelajaran)

0.772 0,532 Reliabel Tabel 3.5

(38)

56

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan upaya yang dilakukan untuk

mengumpulkan data atau informasi yang lengkap dan objektif. Sugiyono

(2013:308) mengemukakan bahwa: “Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan”. Apabila kualitas instrumen berkenaan dengan validitas dan reliabilitasnya, maka kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan

cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, dalam

suatu penelitian perlu memilih teknik pengumpul data yang relevan untuk

menjawab permasalahan atau hipotesis penelitian.

Dalam penelitian ini, alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data yaitu berupa instrumen. Instrumen tersebut

diwujudkan dalam bentuk angket atau kuesioner. Sugiyono (2013:199)

mengemukakan bahwa: “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya”. Tujuannya adalah untuk mencari informasi

yang lengkap mengenai suatu masalah dengan tanpa adanya kekhawatiran

terhadap jawaban yang diberikan responden, sebagaimana yang dikemukakan

oleh Riduwan (2013:71), yaitu:

Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup,

dimana responden diminta untuk memberikan tanda checklist (√) pada salah satu

alternatif jawaban yang telah disediakan. Jawaban responden harus sesuai dengan

pengalaman dan karakteristik dirinya sendiri. Alternatif jawaban yang disediakan

menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban SL (selalu), SR (sering), KD

(39)

57

H. Analisis Data

Salah satu bagian yang sangat penting dalam penelitian adalah analisis data.

Analisis data berkaitan dengan perhitungan menjawab rumusan masalah dan

hipotesis yang diajukan. Data-data yang sudah terkumpul merupakan data mentah

yang harus dianalisis sehingga dapat diperoleh kesimpulan atau generalisasi

tentang masalah penelitian.

1. Seleksi Angket

Angket merupakan salah satu alat pengumpulan data penelitian yang di

dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan dari tiap variabel yang diteliti.

Setelah angket terkumpul, maka langkah awal dalam pengolahan data

penelitian adalah melakukan seleksi angket. Maksud dari penyeleksian angket

ini adalah untuk memeriksa kelengkapan angket yang disebar. Selain itu juga

dimaksudkan untuk meyakinkan peneliti bahwa data yang sudah terkumpul

dapat diolah lebih lanjut. Sebelum disebar, angket-angket tersebut telah

melalui uji validitas dan reliabilitas. Angket yang telah disebarkan di SMK

Negeri 2 Kota Bandung yaitu sebanyak 50 buah, dengan 20 item pernyataan

untuk variabel X (Disiplin Guru) dan 24 pernyataan untuk variabel Y

(Efektivitas Pembelajaran). Secara lebih rinci berapa jumlah angket yang

tersebar, terkumpul, dan dapat diolah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Jumlah

Sampel

Jumlah Angket

Tersebar Terkumpul Dapat Diolah

50 50 50 50

2. Klasifikasi Data

Setelah melakukan seleksi angket, langkah selanjutnya adalah melakukan

klasifikasi data berdasarkan variabel penelitian, yaitu data disiplin guru dan Tabel 3.6

(40)

58

efektivitas pembelajaran sesuai dengan sampel penelitian. Hal ini dilakukan

untuk memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisis data.

Klasifikasi data merupakan kegiatan pemberian skor pada setiap alternatif

jawaban sesuai dengan skala yang ditentukan yaitu Skala Likert. Keseluruhan

jumlah skor yang diperoleh merupakan skor mentah yang digunakan sebagai

sumber untuk pengolahan data selanjutnya.

3. Pengolahan Data

a) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk meyakinkan bahwa

kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama.

Dengan kata lain bahwa uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui

bahwa sampel populasi homogen atau tidak. Tahapan untuk uji

homogenitas adalah sebagai berikut:

(1) Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada

tabel penolong

(2) Menghitung varians gabungan

(3) Menghitung Log S

(4) Menghitung nilai B = (Log S) x ∑( - 1)

(5) Menghitung nilai x² hitung

(6) Membandingkan x² hitung dengan x² tabel

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika x² hitung > x² tabel berarti Tidak Homogen

(41)

59

b) Uji Kecenderungan Umum Skor Responden Masing-masing Variabel

dengan Rumus Weight Means Scored (WMS)

Teknik WMS bertujuan untuk menghitung rata-rata variabel

penelitian. Selain itu, teknik ini juga bertujuan untuk menentukan

gambaran umum kecenderungan pada tiap variabel penelitian sesuai

dengan tolak ukur yang ditentukan. Rumus perhitungan WMS adalah

sebagai berikut:

̅

(Riduwan dan Sunarto, 2013:38)

Keterangan:

X = Mean

= Jumlah tiap data n = Jumlah data

Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan dari aplikasi

Ms. Excel. Langkah-langkah dalam pengolahan data menggunakan rumus

WMS, sebagai berikut:

(1) Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban

(2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih

(3) Menjumlahkan jawaban responden setiap item dan langsung dikalikan

dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri

(4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing

kolom

(5) Mengkonsultasikan total nilai skor rata-rata dengan cara mencocokkan

hasil perhitungan dari setiap variabel dengan tabel konsultasi

perhitungan WMS. Tujuannya adalah untuk menentukan kedudukan

(42)

60

Variabel X Disiplin Guru

Variabel Y

Efektivitas Pembelajaran Rentang Nilai Kriteria Rentang Nilai Kriteria

4,01 – 5,00 Sangat Baik 4,01 – 5,00 Sangat Tinggi

3,01 – 4,00 Baik 3,01 – 4,00 Tinggi

2,01 – 3,00 Cukup 2,01 – 3,00 Cukup

1,01 – 2,00 Rendah 1,01 – 2,00 Rendah

0,01 – 1,00 Sangat Rendah 0,01 – 1,00 Sangat Rendah

c) Mengubah Skor Mentah menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel

Skor mentah adalah nilai-nilai yang belum diproses dan dianalisis

secara statistik. Rumus yang digunakan untuk mengubah skor mentah

menjadi skor baku adalah sebagai berikut:

̅̅̅

(Riduwan, 2013:130)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengubah skor

mentah menjadi skor baku yaitu:

(1) Mencari skor terbesar dan terkecil

(2) Mencari nilai Rentangan (R)

R = Skor terbesar – Skor terkecil

(3) Mencari banyaknya kelas

BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)

(4) Mencari nilai panjang kelas (i)

(5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

(6) Mencari rata-rata (mean)

Tabel 3.7

(43)

61

̅

(7) Mencari simpangan baku (standar deviasi)

(8) Mengubah data ordinal menjadi data interval dengan rumus:

̅̅̅

d) Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas sampel adalah kegiatan pengujian terhadap normal

tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas dilakukan

terhadap setiap variabel yang akan diolah. Hasil uji normalitas juga

memberikan pengaruh terhadap teknik statistik yang akan digunakan

untuk pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal,

maka teknik yang digunakan adalah statistik parametrik, sedangkan untuk

data yang tidak normal maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik

statistik non parametrik. Pengujian normalitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Chi Kuadrat (X²)

Keterangan

= Kuadrat Chi yang dicari fo = Frekuensi hasil penelitian

fe = Frekuensi yang diharapkan

Tahapan yang dilakukan untuk melakukan pengujian normalitas

adalah sebagai berikut:

(44)

62

(2) Mencari nilai Rentangan (R)

R = Skor terbesar – Skor terkecil

(3) Mencari banyaknya kelas

BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)

(4) Mencari nilai panjang kelas (i)

(5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

(6) Mencari rata-rata (mean)

̅

(7) Mencari simpangan baku (standar deviasi)

(8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

 Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan

kelas interval ditambah 0,5

 Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval  Mencari luas O – Z dari tabel Kurve Normal

 Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka O – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris

kedua, angka baris kedua dikurangi ketiga dan begitu seterusnya,

kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah

ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya

Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden

(9) Mencari Chi Kuadrat hitung (x² hitung) dengan menjumlahkan dengan

(45)

63

(10) Membandingkan x² hitung dengan x² tabel

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika x² hitung > x² tabel berarti Tidak Normal

Jika x² hitung < x² tabel berarti Normal

4. Pengujian Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan tentang kebenaran mengenai hubungan dua

variabel atau lebih. Langkah-langkah dalam menguji hipotesis dalam

penelitian ini yaitu dengan analisis korelasi, uji koefisien determinasi, uji

tingkat signifikasi, dan analisis regresi sederhana.

a) Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara

variabel independen dan dependen. Teknik yang digunakan untuk uji

korelasi bergantung pada hasil uji normalitas data. Dalam penelitian ini,

teknik yang digunakan adalah teknik statistik parametrik yang

menggunakan data interval dengan rumus korelasi Person Product

Moment (Riduwan, 2013:138)

Langkah-langkah dalam menghitung korelasi adalah sebagai berikut: Keterangan :

= Koefisien korelasi

= Jumlah responden

= Jumlah perkalian X dan Y

= Jumlah skor item X

= Jumlah skor item Y

= Jumlah skor X yang dikuadratkan

(46)

64

(1) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin guru

terhadap efektivitas pembelajaran

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin

guru terhadap efektivitass pembelajaran

(2) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik

Ha: r ≠ 0

Ho: r = 0

(3) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi Pearson Product

Moment

(4) Mencari r hitung dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel

penolong dengan rumus:

(5) Mengkonsultasikan harga r dengan tabel interpretasi nilai r sebagai

berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80- 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

(Riduwan, 2013:138)

b) Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar sumbangan variabel X terhadap variabel Y. Rumus yang Tabel 3.8

(47)

65

digunakan untuk mencari nilai koefisien determinasi tersebut adalah

sebagai berikut:

(Riduwan, 2013:140)

Keterangan

KP = Nilai koefisien determinan

r = Nilai koefisien korelasi

c) Uji Tingkat Signifikansi

Uji signifiikansi dilakukan untuk mengetahui makna antara variabel

independen dan variabel dependen. Sugiyono (2013:257) mengemukakan

bahwa: “untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan

yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji

signifikansinya”. Rumus yang digunakan untuk menguji signifikansi korelasi product moment adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2013:139)

Keterangan

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Penafsiran terhadap makna hubungan variabel X terhadap variabel Y,

dilakukan dengan membandingkan harga t hitung terhadap t tabel. Tingkat

kesalahan yang digunakan adalah 5% pada taraf signifikansi 95% dengan

dk= n – 2. Kaidah pengujiannya yaitu:

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

(48)

66

d) Analisis Regresi Sederhana

Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara

sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan

datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar

kesalahannya dapat diperkecil. Sugiyono (2013:261) mengemukakan

mengenai analisis regresi bahwa: “persamaan regresi dapat digunakan

untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila

nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah)”. Rumus regresi

linear sederhana (Riduwan, 2013:148) yaitu:

Keterangan

Ŷ

= Subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan

nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Sebelum melakukan perhitungan analisis regresi, maka harga a dan b

dicari terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

( )

(49)

101 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dianalisis pada bab

sebelumnya, dengan judul “Pengaruh Disiplin Guru terhadap Efektivitas

Pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung”, diperoleh gambaran serta

keterkaitan antara kedua variabel sebagai berikut:

1. Gambaran Disiplin Guru di SMK Negeri 2 Kota Bandung

Secara umum dari hasil kecenderungan umum dengan teknik WMS,

diperoleh nilai rata-rata untuk Disiplin Guru berada dalam kategori sangat

baik. Dalam hal ini berarti bahwa disiplin guru dilaksanakan sebagai upaya

dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran, hal tersebut dapat

dilihat dari indikator-indikator disiplin guru yaitu frekuensi kehadiran, tingkat

kewaspadaan, ketaatan pada standar kerja, ketaatan pada peraturan kerja dan

etika kerja. Gambaran umum ini menunjukkan bahwa disiplin guru di SMK

Negeri 2 Kota Bandung sudah sangat baik.

2. Gambaran Efektivitas Pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung

Gambaran umum untuk Efektivitas Pembelajaran berdasarkan hasil

perhitungan WMS termasuk dalam kategori sangat tinggi. Efektivitas

pembelajaran sebagai tolak ukur ketercapaian antara perencanaan

pembelajaran dengan hasil yang didapat dengan mendayagunakan sumber

daya yang ada sehingga peserta didik dapat belajar dengan mudah dan

menyenangkan. Efektivitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini

diukur melalui empat indikator yaitu: mutu pengajaran, kesesuaian tingkat

pengajaran, insentif dan waktu. Secara umum, memberikan gambaran bahwa

(50)

102

3. Pengaruh Disiplin Guru terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMK Negeri 2

Kota Bandung

Hasil korelasi antara Disiplin Guru dan Efektivitas Pembelajaran berada

pada kriteria kuat, artinya disiplin guru memberi pengaruh yang kuat dan

signifikan terhadap efektivitas pembelajaran. Adapun hasil uji determinasi

menunjukkan nilai determinasi antara disiplin guru dan efektivitas

pembelajaran sebesar 58,3% sedangkan 41,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain menurut Syaiful Bahri (2011:177) yaitu:

a) Faktor Lingkungan

(1) Lingkungan Alami; (2) Lingkungan Sosial Budaya b) Faktor Instrumental

(1) Kurikulum; (2) Program; (3) Sarana dan Prasarana; (4) Guru c) Kondisi Fisiologis

(1) Kondisi Fisiologis; (2) Kondisi Panca Indra d) Kondisi Psikologis

(1) Minat; (2) Kecerdasan; (3) Bakat; (4) Motivasi (5) Kemampuan Kognitif

Berdasarkan data yang telah diolah, dianalisis, dan dilakukan pembahasan,

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, yaitu:

“Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara disiplin guru terhadap

efektivitas pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Bandung”.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang

mengacu kepada penelitian yang telah dilaksanakan. Saran yang peneliti ajukan

diharapkan dapat menjadi masukan, khususnya bagi guru SMK Negeri 2 Kota

Bandung, peneliti selanjutnya, serta pihak lain yang berkepentingan terhadap

penelitian ini. Adapun saran yang dimaksud yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Pada umumnya, disiplin guru di SMK Negeri 2 Kota Bandung berada

(51)

103

efektivitas pencapaian tujuan. Untuk itu, peneliti memberikan saran agar

pihak sekolah melaksanakan program pembinaan disiplin guru. Selain itu,

sekolah sebaiknya menjelaskan, menghimbau serta menegaskan mengenai

disiplin guru terutama guru PNS sebagaimana tercantum dalam PP No. 53

Tahun 2010, bahwa PP tersebut harus dipatuhi dan bersifat mutlak. Apabila

peraturan tersebut dilanggar, maka sanksi yang diberikan sesuai dengan

tingkat pelanggaran disiplin yang dilakukan.

Seiring dengan berkembangnya IPTEK, peneliti juga memberikan saran

yang berhubungan dengan pengisian daftar hadir guru. Peneliti mencoba

memberikan masukan agar untuk mengisi daftar kehadiran sebaiknya

menggunakan aplikasi absensi sidik jari. Hal ini dilakukan untuk

memudahkan manajemen data kehadiran sekaligus database sekolah, juga

untuk meminimalisir kecurangan pengisian absensi.

2. Bagi Guru

Terselenggaranya pendidikan yang bermutu sangat ditentukan oleh guru

itu sendiri. Guru adalah seorang tenaga pendidik. Sebagai tenaga pendidik,

guru akan melakukan berbagai upaya agar siswa dapat belajar dengan mudah

dan menyenangkan serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Sejauh yang

peneliti amati berdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran yang

dilakukan di SMK Negeri 2 Kota Bandung sudah berjalan dengan sangat

tinggi. Namun, hal tersebut hendaknya lebih dikembangkan agar

pembelajaran yang dilakukan bisa lebih efektif. Peneliti memberikan saran

yaitu terkait dengan pemanfaatan alat bantu dalam proses pembelajaran,

karena pemanfaatan alat bantu mengajar merupakan sub indikator yang

memperoleh skor terendah diantara sub indikator lainnya. Guru hendaknya

lebih mengoptimalkan penggunaan alat bantu mengajar karena dengan

bantuan alat berupa media, maka bahan pelajaran yang rumit akan lebih

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban
tabel dibawah ini.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

“ penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

“ Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan pada populasi atau sampel tertentu, teknik

40 Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel