• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penerimaa Pajak Daerah Kota Bandung : Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penerimaa Pajak Daerah Kota Bandung : Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Kota Bandung."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Tax is one of the tools to implement goverment policy in the areas of social and economic development of the country. Taxes consists of the central taxes and local taxes. The purpose of this research is to know the effect of inflation rate and economic growth on Bandung’s city local tax received in the periode 2008 – 2012. The research method used is the method of hypothesis testing. The analytical method used is multiple regression analysis. The results of this research that partially the inflation rate has no significant effect on Bandung’s city local tax received. Economic grow has significant effect on Bandung’s city local tax received. While simultaneously that inflation rate and economic growth have a significant effect on Bandung’s city local tax received.

(2)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pajak merupakan salah satu alat pemerintah untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi seperti pembangunan negara. Pajak itu sendiri terdiri dari pajak pusat dan pajak daerah. Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti mengenai pengaruh tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak daerah kota Bandung pada periode tahun 2008-2012. Metode penelitian yang dipakai adalah metode pengujian hipotesis kausal atau penjelas. Alat analisis yang dipakai adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah secara parsial tingkat inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pajak daerah kota Bandung. Pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pajak daerah kota Bandung. Sedangkan secara simultan. Tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pajak daerah kota Bandung. Faktor yang mempengaruhi tingkat inflasi adalah daya beli yang tinggi, biaya yang meningkat, dan kenaikan harga import. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah SDM, SDA, sumber daya modal, teknologi dan inovasi serta sistem ekonomi dan sikap masyarakat. Seluruh faktor tersebut mempengaruhi jumlah penerimaan pajak daerah kota Bandung.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR... iv

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS ...9

2.1Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Dasar-dasar Perpajakan... 9

2.1.1.1 Pengertian Pajak ... 9

2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 12

2.1.1.3 Pengelompokan Pajak ... 13

2.1.1.4 Kedudukan Hukum Pajak ... 16

2.1.1.5 Hukum Pajak Formal dan Hukum Pajak Materiil ... 16

2.1.1.6 Perlawanan Terhadap Pajak ... 17

2.1.1.7 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 18

2.1.1.8 Syarat Pemungutan Pajak ... 20

2.1.1.9 Tarif Pajak ... 21

(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.11 Timbulnya Utang Pajak ... 24

2.1.1.12 Berakhirnya Utang Pajak ... 24

2.1.2 Pajak Negara dan Restibusi Daerah... ...25

2.1.3 Sumber-sumber Penerimaan Daerah... 26

2.1.4 Pajak Daerah... 30

2.1.4.1 Pengertian Pajak Daerah ... 30

2.1.4.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah ... 31

2.1.4.3 Jenis dan Tarif Pajak Daerah ... 32

2.1.4.4 Cara Perhitungan Pajak Daerah ... 34

2.1.4.5 Sistem Pemungutan Pajak Daerah ... 35

2.1.5 Tingkat Inflasi... 35

2.1.5.1 Definisi Inflasi ... 35

2.1.5.2 Jenis Inflasi ... 36

2.1.5.3 Cara Mengukur Inflasi ... 37

2.1.5.4 Dampak Inflasi terhadap Perekonomian Indonesia ... 38

2.1.6 Pertumbuhan Ekonomi ...39

2.1.6.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi ... 39

2.1.6.2 Faktor-faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi ... 40

2.1.6.3 Teori yang Mendukung Pertumbuhan Ekonomi ... 42

2.1.6.4 Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung ... 45

2.2 Kerangka Pemikiran... 46

2.3 Pengembangan Hipotesis...47

BAB III METODE PENELITIAN ...48

3.1 Objek Penelitian...48

3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung...48

3.1.2 Visi Dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung...51

3.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung...52

3.1.4 Tujuan Dan Sasaran Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung...55

3.1.5 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung...58

3.2 Metode Penelitian...61

3.2.1 Definisi Operasionalisasi Variabel...61

3.2.2 Populasi Dan Sampel...63

(5)

3.3 Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis...64

3.3.1 Analisis Data...64

3.3.2 Alat Analisis...65

3.3.3 Pengujian Koefisiensi Regresi Secara Parsial...65

3.3.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan...66

3.4 Penetapan Tes Statistik Dan Pengujian Hasil Statistik...66

3.5 Uji Asumsi Klasik...67

3.5.1 Uji Normalitas...68

3.5.2 Uji Multikolinearitas...68

3.5.3 Uji Heterokedastisitas...69

3.5.4 Uji Autokorelasi...70

3.6 Persamaan Regresi Linear Berganda...70

3.6.1 Koefisien Determinasi Berganda...71

3.7 Pengujian Hipotesis...72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...73

4.1 Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung Secara Parsial...73

4.1.1 Uji Descriptive Data...73

4.1.2 Uji Asumsi Klasik...74

4.1.3 Persamaan Model Regresi...78

4.1.3.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial...80

4.2 Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung Secara Simultan...81

4.2.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan...81

4.2.2 Koefisien Determinasi...83

4.3 Tingkat Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Dapat Berpengaruh Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung...83

4.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Inflasi...83

4.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi...84

Bab V Simpulan Dan Saran...87

5.1 Simpulan...87

(6)

xi

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Jenis – Jenis Pajak Provinsi Dan Pajak Kabupaten/Kota ... 31

Tabel II Jenis Dan Tarif Pajak Daerah Untuk Tahun 2000 – Tahun 2009 ... 33

Tabel III Jenis Dan Tarif Pajak Daerah Untuk Tahun 2010 ... 33

Tabel IV Operasional Variabel ... 62

Tabel V Uji Descriptive Data ... 73

Tabel VI Uji Normalitas... 75

Tabel VII Uji Multikolinearitas ... 76

Tabel VIII Uji Heterokedastisitas ... 77

Tabel IX Uji Autokorelasi...78

Tabel X Koefisien Regresi...79

Tabel XI Uji F...82

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benua Eropa dan Amerika dimana rata-rata terdiri dari negara maju, sudah beberapa tahun belakangan ini tertimpa krisis ekonomi. Umumnya yang merasakan dampak krisis ini adalah kelas menengah dan bagi Benua Eropa dan Amerika kelas menengah ini adalah kelas yang paling banyak persentase dari jumlah penduduknya. Dampak dari krisis terhadap kelas menengah ini salah satunya kehilangan pekerjaan yang berakibat terhadap ketidakmampuan membayar baik terhadap kredit rumah, kendaraan bermotor maupun kartu kredit.

(http://dedelifepedia.blogspot.com/2013/04/makalah-analisis-penyebab-krisis-zona.html#)

Dampak krisis dirasakan pada menurunnya kuantitas ekspor ke negara-negara Eropa, dan koreksi terhadap terget pertumbuhan ekonomi dalam negeri dari 6,7% menjadi 6,5%. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, langkah pemerintah yang akan dilakukan, yakni menjaga pertumbuhan yang tinggi, menjaga fiskal tetap sehat, tetap dapat menjaga daya beli masyarakat, dan memaintain inflasi dalam angka yang rendah, sehingga bisa menjaga angka pertumbuhan pada yang kita harapkan.

(11)

2 Bab I Pendahuluan

Krisis ekonomi yang sedang dilanda Benua Eropa dan Amerika secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Warung-warung di pelosok Jakarta kini bertumbang ke jurang kebangkrutan. Itu sebagai bukti bahwa rakyat kebanyakan sudah tidak berbelanja lagi. Sementara lapisan atas justru berbelanja keperluan sehari-hari ke pasar-pasar modern milik perusahaan besar. Ini menyebabkan kefailitan raksasa bagi dunia bisnis. Saat ini dampak resesi ekonomi yang paling dirasakan adalah pada masyarakat menengah ke atas, terlebih mereka yang bermain saham, valuta asing, dan investasi emas. Semenjak BEJ melakukan suspend pada Jumat (10/10/11) harga bahan-bahan pangan mulai merangkak naik. Akibatnya masyarakat bawah menjadi korban utama yang merasakan dampaknya. (http://vanezintania.wordpress.com/2013/07/14/dampak-krisis-ekonomi-global-bagi-indonesia/)

Kondisi perekonomian Indonesia dinilai tidak menunjukkan kondisi positiif dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sejak tahun 2008 hingga 2013, neraca perdagangan Indonesia selalu dalam keadaan defisit. “Kondisi ekonomi Indonesia memburuk sejak 2008, dan paling parah tahun ini”, ujar Direktur Eksekutif Indoneisa Global Justice (IGJ) M Riza Damanik dalam media briefing ‘APEC dan potensi ancaman bagi kedaulatan Indonesia’ di Jakarta, Senin (23/9/13).

(http://www.merdeka.com/uang/potret-perekonomian-indonesia-memburuk-lima-tahun-terakhir.html)

(12)

3 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha (http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#Fungsi_pajak)

Salah satu fungsi pajak adalah fungsi mengatur (regulerend) dimana pemerintah dapat mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#Fungsi_pajak)

Fungsi yang juga terkait adalah fungsi stabilitas. Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak#Fungsi_pajak)

(13)

4 Bab I Pendahuluan

Indonesia tahun 1945 yang menetapkan perpajakan sebagai salah saru perwujudan kenegaraan, ditegaskan bahwa penetapan beban kepada rakyat, seperti pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dengan Undang-undang. Dengan demikian pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah harus didasarkan pada Undang-undang.

(http://www.bpkp.go.id)

Selama ini pungutan daerah yang berupa pajak dan retribusi diatur dengan Undang-undang No. 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 34 tahun 2000. Sesuai dengan Undang-undang tersebut, daerah diberi wewenang untuk memungut 11 (sebelas) jenis pajak yaitu 4 (empat) jenis pajak provinsi dan 7 (tujuh) jenis kabupaten/kota. Selain itu kabupaten/kota juga masih diberi kewenangan untuk menetapkan pajak lain sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam undang. Undang-undang tersebut juga mengatur tarif pajak maksimum untuk kesebelas jenis pajak tersebut. Terkait dengan retribusi, Undang-undang tersebut hanya mengatur prinsip-prinsip dalama menetapkan retribusi yang dapat dipungut daerah. Baik provinsi kabupaten/kota diberi kewenangan untuk menetapkan jenis retribusi selain yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Selanjutnya peraturan pemerintah menetapkan lebih rinci ketentuan mengenai objek, subjek dan dasar pengenaan dari 11 (sebelas) jenis pajak tersebut dan menetapkan 27 (dua puluh tujuh) jenis retribusi yang dapat dipungut oleh daerah serta menetapkan tarif pajak yang seragam terhadap seluruh jenis pajak provinsi.

(14)

5 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha Untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah, Pemerintah daerah diberi kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi. Berkaitan dengan diberi pemberian kewenangan tersebut sesuai dengan undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan Undang-undang no, 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah, perluasan kewenangan perpajakan dan retribusi tersebut dilakukan dengan memperluas basis pajak daerah dan memberikan kewenangan kepada daerah dalam penetapan tarif.

(http://www.bpkp.go.id)

Kota Bandung yang merupakan ibukota provinsi Jawa Barat juga ikut melaksanakan otonomi daerah mengenai perpajakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat provinsi Jawa Barat khususnya kota Bandung. Peraturan yang terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah diatur dalam beberapa peraturan daerah kabupaten Bandung seperti :

1. Nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Daerah (lembar daerah kabupaten Bandung tahun 2011 nomor 1).

2. Nomor 2 tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (lembar daerah kabupaten Bandung tahun 2007 nomor 2).

3. Peraturan daerah kabupaten Bandung nomor 17 tahun 2007 tentang Urusan Pemerintah Kabupaten Bandung (lembaran 1 daerah Kabupaten Bandung tahun 2007 nomor 17).

(15)

6 Bab I Pendahuluan

Sejalan dengan pemberian urusan kepada daerah termasuk sumber keuangannya, maka dalam bunyi pasal 79 Undang-undang nomor 22 tahun 1999 dicantumkan sumber-sumber pendapatan daerah yang terdiri dari :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) : a. Hasil pajak daerah

b. Hasil retribusi daerah

c. Hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

2. Dana perimbangan 3. Pinjaman daerah

4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

(http://bemfisipgaluhkomisariatpangandaran.wordpress.com/2011/10/26/sumber-sumber-penerimaan-daerah/)

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dengan judul : “Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung : Studi Kasus pada Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bandung.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan maka dalam penelitian ini akan dibahas beberapa pokok permasalahan, yaitu :

(16)

7 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap

penerimaan pajak daerah kota Bandung secara simultan?

3. Bagaimana tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi dapat berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah kota Bandung?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian merupakan tindak lanjut terhadap masalah yang telah diidentifikasikan. Jadi berdasarkan masalah yang telah diidentifikasikan di atas, maka maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak daerah kota Bandung secara parsial.

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak daerah kota Bandung secara simultan.

3. Untuk mengetahui bagaimana tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi penerimaan pajak daerah kota Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian yang dilakukan penulis, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, antara lain : 1. Bagi penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pajak-pajak daerah baik secara teori maupun praktik, khususnya mengenai kontribusi pajak terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung.

(17)

8 Bab I Pendahuluan

Penelitian ini dapat memberikan masukan atau saran dalam upaya meningkatkan dan memaksimalkan penerimaan pajak daerah kota Bandung dan menentukan kebijakan apa saja yang terkait dalam menyelesaikan permasalahan pajak daerah kota Bandung.

3. Bagi penelitian selanjutnya

(18)

87

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS ver. 20.0, yaitu dengan metode regresi berganda serta pembahasan yang telah dijabarkan di bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini.

1. Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi secara parsial terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung.

a. Berdasarkan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% (0,95) dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat inflasi secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pajak daerah kota Bandung dengan syarat tidak terjadi perubahaan pada variabel pertumbuhan ekonomi.

b. Berdasarkan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% (0,95) dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pajak daerah kota Bandung, dengan syarat tidak terjadi perubahan pada variabel tingkat inflasi.

2. Pengaruh tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara simultan terhadap penerimaan pajak daerah kota Bandung.

(19)

88

Bab V Simpulan dan Saran

3. Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penerimaan Pajak Daerah kota Bandung.

(20)

89

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha pajak harus tetap dilaksanakan mengingat sistem pemungutan pajak yang cukup baik dalam mengatasi hal-hal tersebut.

Namun berbeda hasilnya dengan variabel pertumbuhan ekonomi. Variabel ini menunjukkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pajak daerah kota bandung secara parsial. Seperti teori yang telah dipaparkan di bab sebelumnya bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal, teknologi dan inovasi, serta sistem sosial dan sikap masyarakat. Faktor-faktor di atas mempengaruhi penerimaan pajak daerah walaupun secara tidak langsung. Dengan adanya kemajuan tekonologi dan inovasi yang dapat mengolah sumber daya alam di kota Bandung dengan baik, akan menarik investor dalam negeri maupun luar negeri untuk berinvestasi. Hal ini akan menambah penerimaan pajak daerah kota bandung. Terlebih jika kota Bandung memiliki potensi sumber daya manusia yang baik, akan meningkatkan daya beli masyarakat yang akhirnya dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah kota Bandung.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan beberapa saran bagi beberapa pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi pemerintah kota Bandung

(21)

90

Bab V Simpulan dan Saran

a. Melakukan survey pajak secara berkala dan efektif agar semua wajib pajak yang belum memiliki NPWP dapat memilikinya dan dapat membayar kewajibannya dalam membayar pajak. Dengan semakin banyaknya sumber daya manusia yang berpotensi dalam membayar pajak, akan membantu meningkatkan penerimaan pajak daerah kota bandung.

b. Lebih gencar melakukan penyuluhan atau seminar-seminar kecil mengenai pentingnya membayar pajak dan tata cara dalam pembayaran pajak.

c. Peningkatan potensi aparat pajak yang dapat mengganti persepsi negatif masyarakat terhadap aparat pajak. Serta meningkatkan pengawasan pelaksanaan pajak baik secara internal maupun eksternal. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang enggan mempunyai NPWP dan membayar pajak karena tidak adanya kepercayaan pada aparat pajak yang dilatabelakangi dengan kasus tindak pidana yang dilakukan oleh aparat pajak.

2. Bagi penelitian selanjutnya

(22)

91

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Baiquni, Ahmad. (2013). Potret Perekonomian Indonesia Memburuk Lima Tahun Terakhir. http://www.merdeka.com/uang/potret-perekonomian-indonesia-memburuk-lima-tahun-terakhir.html diakses September 2013.

Brotodihardjo, Santoso. (1993). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Eresco. Bandung.

Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hartono, Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

http://www.bpkp.go.id diakses September 2013.

Intania, Vanez. (2009). Dampak Krisis Global Bagi Indonesia. http://vanezintania.wordpress.com/2013/07/14/dampak-krisis-ekonomi-global-bagi-indonesia/ diakses September 2013.

Kurniawan, Dede. (2013). Analisis Penyebab Krisis Zona Eropa dan Amerika. http://dedelifepedia.blogspot.com/2013/04/makalah-analisis-penyebab-krisis-zona.html# diakses September 2013.

Murni, Asfia. (2006). Ekonomika Makro. Refika Aditama. Bandung.

(23)

92

Puspowarsito. (2008). Metode Penelitian Organisasi. Humaniora. Bandung.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta.

Sari, Diana. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Refika Aditama. Bandung.

Suandy, Erly. (2011). Hukum Pajak. Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. (2007). Metodologi Penelitian. Edisi 2007. Grafindo, Jakarta.

Suhartono, Rudy dan Wirawan B. Ilyas. (2010). Salemba Empat. Jakarta.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Andi. Yogyakarta.

Sunjoyo, Rony. S, Verani. C, Nonie. M, dan Albert. K. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0). Alfabeta. Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4 merupakan Contoh hasil pengelompokkan topik-topik pembahasan kenaikan harga BBM. Terdapat enam topik terhangat pada kategori utama yang menjadi sorotan bagi

Salah satu kunjungan wisata di Sidoarjo adalah Kampung Tas Tanggulangin. INTAKO sebagai salah satu pelopor terbentuknya Kampung Tas telah berdiri sejak tahun 1929, dan menjadi

[r]

Berdasarkan data yang didapatkan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan kekerasan emosional dan fisik orang tua dengan konsep diri pada remaja

Manfaat bagi pemerintah dari segi pajak adalah agar pihak pajak atau Direktorat Jenderal Pajak lebih berhati-hati terhadap perusahaan publik yang pada umumnya

Bagi atlet pada umumnya dan siswa Usia 13-15 Tahun di sekolah Bulutangkis PB Taruna Kabupaten Sleman Tahun 2015, maka penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana

Berbagai dukungan sosial yang diterima tersebut membuat orangtua anak autis bisa menerima anaknya dengan baik yang ditandai dari komunikasi orangtua dengan anak,

Pengembangan: Sebagai Bahan Pertimbangan dalam Mernilih Komoditi Unggulan dan Wilayah Andalan Bagi Pengembangannya