• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEJAR PAKET B DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH: Studi Kasus pada Dua Kelompok Belajar Paket B di Kotamadia Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEJAR PAKET B DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH: Studi Kasus pada Dua Kelompok Belajar Paket B di Kotamadia Yogyakarta."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEJAR

PAKET B DITINJAU DARI PERSPEKTIF

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

(Studi Kasus pada Dua Kelompok Belajar Paket B

di Kotamadia Yogyakarta)

TESES

Diajukan kepada Panitia Ujian Tads Program Pascasarjana

Institut Kcguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung untuk Mamcnuhi

Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Bidang Studi Pandidikan Luar Sakolah

Disusun oleh :

Sungkono

9332018/XXV-l 7

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN

OLEH TIM PEMBIMBINQ

PROF, H. D. SUDJANA, M.ED. PH. D.

PEMBIMBINQ I

C RUSLI LUTAN

(3)

ABSTRAK

Masalah yang akan dikaji melalui penelitian ini yaitu

pengelolaan pembelajaran yang dilakukan tutor Kejar

Pa-ket B pada dua kelompok belajar di Kotamadia Yogyakarta

ditinjau dari perspektif pendidikan luar sekolah.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk

mendapat-kan

gambaran yang jelas tentang pengelolaan

pembelajaran

yang dilakukan tutor, guna penyelenggaraan proses pembela

jaran Kejar Paket B yang efektif.

Teori dan prinsip pembelajaran yang mendukung peneli

tian ini yaitu teori andragogi, prinsip pembelajaran

hu-manis, dan konsep aliran tingkah laku.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni

kualitatif, dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan

data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini

yaitu: 1) Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan tutor

Kejar Paket B tampak bersifat konvensional. 2) Interaksi

antara tutor dengan warga belajar dalam melakukan kegiatan

belajar membelajarkan, belum memperlihatkan interaksi yang

mampu menggugah motivasi warga belajar untuk aktif bela

jar. 3) Upaya yang dilakukan tutor dalam membantu

memecah-kan kesulitan belajar yang dihadapi warga belajar lebih

menekankan pada pendekatan kuratif, yaitu dengan cara

melakukan bimbingan. 4) Perbedaan pengelolaan pembelajaran

antara mata pelajaran bermodul, berjuklak, dan

Keterampil-an yaitu: (a) Pada tahap perencanaan, antara mata pelajar

an bermodul dan berjuklak tidak tampak adanya perbedaan.

Sedangkan mata pelajaran Keterampilan, untuk tahap ini

(4)

tampak adanya perbedaan dengan mata pelajaran bermodul dan

berjuklak. (b) Pada

tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk

mata

pelajaran bermodul dan berjuklak,

tampak

tidak

ada

perbedaan.

Akan tetapi mata pelajaran

tersebut

memiliki

perperbedaan

dengan mata pelajaran Keterampilan. (c)

Ke-giatan penilaian pembelajaran untuk mata pelajaran

bermo

dul, berjuklak, dan Keterampilan tampak adanya

perbedaan.

Namun

orientasi penilaian pembelajaran, pada ketiga

mata

pelajaran

tersebut

sama

yaitu

kepada

penilaian

hasil

belajar. 5) Pengelolaan

pembelajaran

pada

kelompok bel

ajar yang berkualifikasi baik dan kurang baik, dalam tahap

perencanaan

dan penilaian pembelajaran tampak

tidak

ada

perbedaan yang menyolok. Akan tetapi dalam tahap

pelaksa

naan

pembelajaran ditemukan adanya perbedaan

dalam

segi

curahan waktu belajar. 6) Faktor yang dapat mendukung

dan

menghambat

efektivitas

pengelolaan

pembelajaran

dapat

diidentifikasi sebagai berikut: (a) Faktor yang

mendukung

dilihat dari segi tutor; yaitu faktor yang sifatnya inter

nal;

dari segi warga belajar yaitu faktor

yang

sifatnya

internal

dan

eksternal; dan dari

segi

fasilitas

yakni

adanya

tempat belajar, pedoman tutor, alat

pembelajaran,

dan modul untuk warga belajar.

(b) Faktor yang

menghambat

dilihat

dari segi tutor; yaitu faktor yang sifatnya

eks

ternal,

seperti curahan waktu yang sedikit untuk melakukan

proses pembelajaran; dari segi warga belajar yaitu

banyak-nya warga belajar yang

izin dan

tidak masuk, dan kelelahan

setelah mereka seharian bekerja; dari segi fasilitas yakni

penyampaian modul kepada warga belajar terlambat, alat dan

media pembelajaran sangat terbatas.

(5)

Melalui penelitian ini direkomendasikan, khususnya

kepada tutor selaku pengelola pembelajaran hal-hal sebagai

berikut: 1) Perlu melakukan proses pembelajaran yang

mene-kankan pada pendekatan andragogi atau kontinum; 2) Perlu

komitmen terhadap tugas-tugasnya dan penguasaan kompetensi

selaku tutor, khususnya yang berkenaan dengan penyusunan

program

belajar;

3) Tutor dalam membantu mengatasi

kesu-litan

belajar yang dialami warga belajar sebaiknya

tidak

hanya

bersifat kuratif,

tetapi perlu

dilakukan

tindakan

preventif;

dan 4) Perlu komitmen terhadap

curahan

waktu

pembelajaran yang telah ditetapkan,

dan perlu adanya

(6)

DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Pertanyaan Penelitian 7

D. Definisi Operasional 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 11

BAB II KONSEP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KE

JAR PAKET B 13

A. Konsep Pembelajaran pada Program Kejar

Paket B 13

B. Kurikulum Program Kejar Paket B 16

C. Komponen-komponen Proses Pembelajaran

Kej ar Paket B 19

D. Peranan dan Tugas Tutor dalam Proses Pem

belajaran 20

E. Interaksi Kegiatan Pembelajaran Program

Ke j ar Paket B 22

F. Hasil Penelitian yang Relevan 24

G. Rangkuman Kajian Teoritik dan Hasil Pene

litian yang Relevan serta Implikasinya

terhadap Penelitian ini 28

(7)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 31

A. Unit Analisis dan Sumber Data Penelitian. 31

B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Pene

litian 34

C. Analisis Data 37

D. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian 39

E. Keabsahan Temuan Penelitian 41

BAB IV HASIL PENELITIAN 45

A. Deskripsi -Umum Kotamadia Yogyakarta 45

B. Deskripsi Lokasi Penelitian 47

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian 58

D. Interpretasi Hasil Penelitian 98

E. Pembahasan Hasil Penelitian 107

F. Proposisi 118

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 122

A. Kesimpulan 122

B. Rekomendasi 125

DAFTAR PUSTAKA 131

LAMPIRAN-LAMPIRAN 133

CURRICULUM VITAE 152

(8)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Perbedaan dan Persamaan Pengelolaan Pembel

ajaran antara Kelompok Belajar NK dan M ... 114

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Pedoman wawancara 133

2. Foto kegiatan belajar membelajarkan Kejar Pa

ket B 138

3. Surat-surat izin penelitian 141

4. Peta Kotamadia Yogyakarta, Kelurahan Giwangan

dan Kelurahan Bener 148

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik

an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se

cara terpadu dan serasi dengan pembangunan bidang lainnya

baik bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan Hankam.

Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993 menjelaskan bahwa:

Pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antar berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan maupun antar sektor pendidikan dan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.

Dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut, masalah

yang dihadapi saat ini antara lain bagaimana

menyelengga-rakan pendidikan bagi semua orang, meningkatkan pendidikan

penduduk setara sekolah lanjutan tingkat pertama dan

meng-arahkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembangun

an. Untuk itu penyelenggaraan pendidikan di Indonesia

se-bagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indone

sia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10

yaitu dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidik

an sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pen

didikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan

(11)

ber-jenjang dan bersinambungan. Sedangkan jalur pendidikan

luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan

di

luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak

harus berjenjang dan bersinambungan.

Adapun satuan-satuan pendidikan yang dimiliki pendi

dikan luar sekolah yaitu kursus, kelompok belajar (yang

untuk selanjutnya disebut Kejar), kelompok bermain,

peni-tipan anak, padepokan pencak silat, panti/balai latihan,

dan bengkel/teater. Penyelenggara pendidikan luar sekolah

ini dapat terdiri atas pemerintah, badan, kelompok atau

perorangan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan jenis

pendidikan luar sekolah yang diselenggarakannya. Dengan

demikian tanggung jawab pendidikan, khususnya pendidikan

luar sekolah, berada pada pihak masyarakat dan pemerintah.

Pendidikan luar sekolah sebagai subsistem pendidikan

nasional memiliki tiga tujuan sebagaimana dijelaskan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 yaitu:

(1) melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan

berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya;

(2) membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri bekerja mencari nafkah atau melan jutkan ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan (3) memenuhi kebutuhan belajar yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.

Dari tujuan di atas, tampak upaya pendidikan luar

se-sekolah untuk membelajarkan semua orang dalam setiap

(12)

memenuhi

kebutuhan akan peningkatan

belajar

sebagaimana

yang

dilakukan pendidikan sekolah, seperti Program

Kejar

Paket A setingkat sekolah dasar, dan Program Kejar Paket B

setingkat SLTP.

Upaya dan tekad pemerintah untuk meningkatkan

pendi

dikan

bagi penduduknya, yaitu dengan dicanangkannya

Pro

gram

Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

oleh

Presiden Soeharto pada tanggal 2 Mei 1994. Rintisan

pelak-sanaan program wajib belajar sembilan tahun telah dimulai

tahun

1989 melalui perluasan kesempatan mengikuti

pendi

dikan sampai sekolah lanjutan tingkat pertama dalam

jalur

pendidikan sekolah dan pembukaan Program Kejar Paket B da

lam jalur pendidikan luar sekolah.

Sehubungan dengan wajib belajar pendidikan dasar sem

bilan tahun Sutaryat (1993:23) mengemukakan: dilihat

dari

target populasinya saja yang perlu mendapat perhatian

khu-sus akan meliputi;

"'. .. anak yang melanjutkan ke SLTP pada

tahun 1988/1989 adalah 68% sehingga yang tidak melanjutkan

ke SLTP adalah 32%. Tetapi jika dilihat persentase keselu

ruhan

anak

usia SLTP yang tertampung adalah

53,59%

dan

yang

tidak tercatat sebagai siswa SLTP cukup besar

yaitu

46,41%."

Untuk mengatasi masalah anak yang tidak

tertam

pung atau memperoleh kesempatan memasuki

SLTP dalam jalur

pendidikan sekolah, maka pemerintah telah membuka

Program

Kejar Paket B melalui program belajar pendidikan luar

se

(13)

untuk

menunjang/mendukung

pelaksanaan

perintisan

wajib

belajar

pendidikan

dasar

sembilan

tahun.

Atau

dengan

perkataan lain program Kejar Paket B pada dasarnya merupa

kan bagian tak terpisahkan dari Pendidikan Dasar 9 Tahun

melalui jalur pendidikan luar sekolah. Dengan demikian

sa-saran utama dari program ini adalah lulusan Sekolah Dasar

atau sederajat, lulusan Program Kejar Paket A dan anak

pu-tus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Program Kejar khususnya Kejar Paket B sebagai salah

satu bentuk satuan pendidikan luar sekolah dikelola/

diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat, seperti

kursus Diklusemas, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Lembaga

Swadaya Masyarakat dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

Penyelenggaraan Program Kejar Paket B ini ditujukan bagi

sekumpulan warga belajar untuk memperoleh pendidikan

(pengetahuan, keterampilan dan sikap) setara pendidikan

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Program Kejar Paket B dalam proses pembelajarannya

nenggunakan kurikulum setara Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama, yang berarti jumlah mata pelajaran yang

dipel-ajari warga belajar sama dengan jumlah mata pelajaran yang

ada dalam kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama tahun

1994. Kurikulum ini terdiri atas Pendidikan Dasar Umum

yang meliputi mata pelajaran dengan modul dan juklak, dan

(14)

Proses

pembelajaran baik yang

penyampaian

bahannya

dalam bentuk modul maupun juklak/tidak bermodul perlu

di-kelola secara baik, sehingga dapat berlangsung sebagaimana

yang

diharapkan.

Untuk menjamin

keberlangsungan

proses

pembelajaran tersebut menurut Sutaryat (1993:30) perlu

di-persiapkan petunjuk

penyusunan

jadwal

pertemuan

secara

teratur antara tutor dengan warga belajar,

baik dalam pola

belajar kelompok maupun belajar mandiri. Frekuensi

perte

muan menurut waktu yang sesuai,

baik alokasinya yang cukup

untuk mempelajari bahan belajar maupun kesesuaian waktu

yang tersedia pada warga belajar.

Dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B ti

dak dapat terlepas dari peran tenaga pendidik atau

tutor,

walaupun

proses pembelajarannya

ditekankan pada

belajar

sendiri.

Peran

tutor

sangat penting dalam menunjang pro

ses

pembelajaran Kejar Paket B. Oleh karena

itu

seorang

tutor dituntut memiliki kemampuan atau kompetensi

profe-sional yang memadai sehingga mampu mengelola proses pembe

lajaran dengan baik. Kemampuan mengelola pembelajaran ini

antara lain dapat dicerminkan melalui penyusunan program

pembelajaran,

pelaksanaan program dan

evaluasi

terhadap

hasil pembelajaran.

Di samping faktor tutor, warga belajar itu sendiri

juga sangat mewarnai keberhasilan proses belajar

membela-jarkan, baik itu partisipasinya dalam proses belajar

(15)

muncul dari dirinya.

B. Rumusan Masalah

Dalam mempelajari mata pelajaran, baik yang

mengguna-kan modul maupun juklak pada Program Kejar Paket B,

dapat

dilakukan dengan cara:

1) belajar

sendiri (mandiri)

dengan bantuan sedikit dari

tenaga

kerja terdidik yang ada di sekitar warga

bela

jar;

2) saling belajar sesama warga belajar;

dan

3) belajar berkelompok dengan bantuan tutor dan

fasilita-tor.

Ketiga cara penyelenggaraan pembelajaran tersebut di atas,

akan dapat berlangsung dengan lancar bila ditunjang dengan

pengelolaan pembelajaran yang baik dari seorang tutor/

fa-silitator.

Tutor sebagai pengelola pembelajaran secara garis

be-sar

memiliki tiga tugas pokok yang

berkaitan dengan

ta-hap-tahap pembelajaran yaitu: (1) perencanaan pembelajar

an yang meliputi mendiagnosis kebutuhan belajar, menyusun

tujuan;

(2) pelaksanaan

kegiatan belajar

yang

meliputi

penggunaan metode, teknik, media, dan bahan pembelajaran;

dan (3) tahap penilaian hasil dan proses pembelajaran.

Atas dasar uraian tersebut di

atas masalah umum

yang

perlu

dikaji adalah sebagai berikut:

"Bagaimana

pengelo

(16)

belajar di Kotamadia Yogyakarta ditinjau dari perspektif

pendidikan luar sekolah?"

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka

dirumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai

ber-ikut:

1. Pengelolaan pembelajaran yang bagaimanakah yang dilaku

kan tutor dalam kegiatan pembelajaran Program Kejar Pa

ket B baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pe

nilaian pembelajaran?

2. Bagaimanakah interaksi antara tutor dengan warga bel

ajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B?

3. Upaya-upaya apakah yang dilakukan tutor dalam membantu

memecahkan kesulitan belajar yang dihadapi warga bel

ajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B?

4. Adakah perbedaan pengelolaan pembelajaran antara

mata-pelajaran-mata pelajaran yang menggunakan modul dengan

yang menggunakan juklak/tidak bermodul baik dalam tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran?

5. Adakah perbedaan pengelolaan pembelajaran antara kelom

pok belajar yang memiliki kualifikasi baik dan kurang

baik,

pada tahap perencanaan,

pelaksanaan,

dan penilai

an pembelajarannya?

6. Faktor-faktor

apakah

yang

mendukung

dan

menghambat

(17)

8

D. Definisi Operasional

Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan

terdahulu, maka perlu dijelaskan secara operasional

bebe-rapa peristilahan yang digunakan dalam penelitian ini agar

tidak menimbulkan pengertian yang salah. Peristilahan yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan pembelajaran

Dalam penelitian ini, pengelolaan pembelajaran dibatasi

pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan tutor yang meli

puti kegiatan; mendiagnosis kebutuhan belajar,

merumus-kan tujuan, memilih dan menetapkan bahan, memilih dan

menggunakan metode, alat peraga/media, dan menilai ha

sil dan proses pembelajaran.

2. Interaksi

Dalam penelitian ini, interaksi dibatasi pada proses

komunikasi antara tutor dengan warga belajar dalam me

lakukan kegiatan belajar membelajarkan guna mencapai

tujuan belajar. Ditinjau dari segi kedudukan pihak yang

berinteraksi maka interaksi tersebut dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu; a) interaksi yang sejajar, di mana

orang pertama setingkat dengan kedudukan orang yang

kedua, dan b) interaksi yang tidak sejajar, di mana

kedudukan salah satu pihak lebih berkuasa dari pada

pihak lain. Dalam penelitian ini dibatasi pada interak

(18)

3. Tutor dan warga belajar

Tutor adalah orang yang ditunjuk sebagai tenaga

pembe-lajar/membantu proses belajar Program Kejar Paket B pa

da dua kelompok belajar di Kotamadia Yogyakarta.

Warga belajar adalah peserta didik yang sedang

meng-ikuti Program Kejar Paket B pada dua kelompok belajar

di Kotamadia Yogyakarta.

4. Modul

Modul adalah suatu bahan belajar yang terdiri dari

beberapa topik bahasan yang dicetak menjadi suatu buku.

Modul ini merupakan bahan belajar utama/pokok yang per

lu dipelajari warga belajar dalam mengikuti Program Ke

jar Paket B.

5. Juklak

Juklak (petunjuk pelaksanaan) yaitu petunjuk khusus

ba-gi warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar

mem-belajarkan.

6. Program Kejar Paket B

Program Kejar Paket B adalah suatu program belajar yang

disetarakan dengan pendidikan SLTP dan dilakukan seba

gai

rintisan wajib belajar sembilan tahun dalam

jalur

pendidikan luar sekolah.

7. Memecahkan kesulitan belajar

Memecahkan kesulitan belajar yang dimaksud dalam pene

litian ini yaitu mengatasi kesulitan-kesulitan belajar

(19)

ma-10

ta pelajaran tertentu. Kesulitan-kesulitan tersebut me

rupakan kesulitan yang sifatnya akademis.

8. Kelompok belajar kualifikasi baik dan kurang baik

Suatu kelompok belajar dikatakan baik antara lain

jika

dilihat dari proses pembelajaran/kegiatan belajar

mem-belajarkan

yang dilakukannya tidak sering kosong,

cu

rahan waktu belajar yang digunakan lebih optimal.

Dari segi tutor;

yaitu telah memiliki pengalaman

menja-di

tenaga

pendidik,

telah mengikuti penataran

menjadi

tutor

Paket B, aktif datang melakukan proses

pembela

jaran, memiliki kesediaan yang tulus untuk membantu

warga belajar. Dari segi tempat belajar; memiliki

tem-pat yang menetap untuk melakukan kegiatan belajar

mem-belajarkan, berada pada lokasi kecamatan intensif dalam

bidang Dikmas. Dari segi pengelola; memiliki perhatian

yang lebih terhadap jalannya kegiatan belajar

membela-jarkan. Sedangkan kelompok belajar yang kurang baik ya

itu kebalikan dari hal-hal yang telah diutarakan di

atas.

9. Efektivitas pengelolaan pembelajaran

Efektivitas pengelolaan pembelajaran yaitu kemampuan

tutor dalam melakukuan diagnosis kebutuhan belajar,

pe-rumusan tujuan, pemilihan dan penetapan bahan,

pemilih-an dan penggunaan metode, alat peraga/media, dan peni

laian hasil dan proses pembelajaran sehingga dapat

(20)

11

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk

mendapat-kan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan pembelajaran

yang dilakukan tutor Program Kejar Paket B pada dua kelom

pok belajar di Kotamadia Yogyakarta, guna penyelenggaraan

proses pembelajaran yang efektif. Secara khusus penelitian

ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis tentang pengelolaan

pembelajaran yang dilakukan tutor pada Program Kejar

Paket B, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian pembelajaran.

2. Menganalisis bentuk interaksi yang dilakukan tutor

dengan warga belajar pada proses pembelajaran Program

Kejar Paket B.

3. Menemukan bentuk upaya yang dilakukan tutor dalam mem

bantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapi warga

belajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Pa

ket B.

4. Menganalisis perbedaan pengelolaan pembelajaran yang

dilakukan tutor antara mata pelajaran-mata pelajaran

yang menggunakan modul dengan yang menggunakan juklak/

tidak bermodul.

5. Menganalisis perbedaan pengelolaan pembelajaran yang

dilakukan tutor antara kelompok belajar yang memiliki

(21)

6. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan meng

hambat efektivitas pengelolaan pembelajaran Program Ke

jar Paket B.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dari segi teoritis

Penelitian ini berusaha mengkaji secara mendalam

kegiatan pengelolaan pembelajaran Program Kejar Pa

ket B. Oleh karena itu temuan dari penelitian ini se

cara teoritis dapat dijadikan masukan dan kajian lebih

Ianjut bagi pengembangan proses pembelajaran dalam

rangka penyelenggaraan Program Kejar Paket B di Indone

sia.

2. Dari segi praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain:

a. Dapat dijadikan masukan bagi Pemerintah Kotamadia

Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Seksi Dikmas

untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penye

lenggaraan pembelajaran Program Kejar Paket B.

b. Dapat dijadikan sebagai acuan/referensi bagi para

tutor, fasilitator atau pengelola pembelajaran dalam

(22)

& S"SxW:

(23)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Dalam

bab ini disajikan uraian tentang hal-hal

yang

berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu unit anali

sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik

pengum

pulan data, analisis data, tahap-tahap pelaksanaan peneli

tian, dan uji keabsahan temuan penelitian.

A. Unit Analisis dan Sumber Data Penelitian

Penelitian ini memusatkan perhatian pada

pengelo

laan pembelajaran yang dilakukan tutor pada dua

kelom

pok belajar

Paket B

di Kotamadia

Yogyakarta. Melalui

penelitian ini pula akan diungkap pengelolaan

pembela

jaran yang dilakukan tutor baik dalam tahap perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar

membelajar

kan

dan penilaian pembelajaran. Selanjutnya,

pengelo

laan

pembelajaran

ini

akan

dikaji

secara

mendalam

dengan memahami hal-hal lain seperti pengelolaan pembe

lajaran untuk mata pelajaran-mata pelajaran yang

meng

gunakan

modul dan juklak, kelompok belajar yang

memi

liki

kualifikasi baik dan kurang

baik,

faktor-faktor

yang

mendukung dan menghambat efektivitas

pengelolaan

pembelajaran.

Kemudian

juga

akan

diungkap

tentang

interaksi

antara

tutor

dengan

warga

belajar

dalam

proses pembelajaran,

dan upaya tutor dalam membantu

(24)

32

mecahkan kesulitan belajar yang dihadapi warga

belajar

dalam

proses pembelajaran. Untuk itu dalam

mengungkap

permasalahan

ini, peneliti menggunakan

situasi

nyata

sebagai sumber data langsung yaitu perkataan dan

perbu-atan

tutor dalam mengelola pembelajaran pada

kelompok

belajar Paket B.

Dengan demikian unit analisis

peneli

tian

ini

bersifat kelompok (group), dalam

arti

yang

menjadi fokus kajian yaitu kelompok belajar itu sendiri

bukan atas nama individu.

Untuk

memperoleh

data penelitian

ini

digunakan

dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber da

ta

sekunder.

Sumber data primer dalam

penelitian

ini

yaitu tutor dalam mengelola pembelajaran yang

meliputi

tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan belajar dan pe

nilaian pembelajaran. Sedangkan sumber data sekunder

terdiri atas;

(1) penilik Dikmas,

berkenaan dengan

in-formasi tentang berbagai aktivitas tutor

yang berkait

an dengan pengelolaan pembelajaran;

(2)

aktivitas

ke

lompok belajar Paket B.

Data penelitian ini diambil dari para tutor

Kejar

Paket B yang menjadi

lokasi penelitian,

yakni

kelompok

belajar yang memiliki kualifikasi baik (kelompok Bela

jar

NK)

lima orang tutor dan

kelompok

belajar

yang

memiliki

kualifikasi kurang baik (Kelompok Belajar

M)

lima

orang tutor.

Dari masing-masing

lima orang

tutor

(25)

satu

orang

tutor dari mata pelajaran

berjuklak,

dan

satu orang tutor dari mata pelajaran keterampilan.

Pe-nentuan banyaknya responden tersebut dengan pertimbang

an

bahwa

untuk masing-masing

kelompok

belajar

yang

warga belajarnya empat puluh orang, tutor yang mendapat

Surat Keputusan hanya lima orang, walaupun dalam proses

pembelajaran tutornya bisa lebih dari

lima orang.

Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian di

dua

kelompok

belajar didasarkan pada

pengamatan

Pemimpin

Proyek Kejar Paket B dan

Pejabat pada Seksi Dikmas Ko

tamadia

Yogyakarta, di mana pada dua kelompok

belajar

tersebut memiliki kualifikasi yang berbeda yaitu kuali

fikasi baik dan kurang baik.

Kelompok belajar dikatakan

baik jika: proses pembelajaran/kegiatan belajar

membe

lajarkan yang dilakukannya tidak sering kosong,

curahan

waktu

belajar

yang digunakannya lebih

optimal;

Dari

segi

tutor

yaitu telah

memiliki

pengalaman

menjadi

tenaga

pendidik,

telah mengikuti

penataran

menjadi

tutor Paket B, aktif datang melakukan proses pembela

jaran, memiliki kesediaan yang tulus untuk membantu

warga belajar; Dari segi tempat belajar yaitu memiliki

tempat yang menetap untuk melakukan kegiatan belajar

membelajarkan, berada pada lokasi kecamatan intensif

dalam bidang Dikmas; Dari segi pengelola yaitu memiliki

perhatian yang lebih terhadap jalannya kegiatan belajar

(26)

baik yaitu kebalikan dari hal-hal yang telah diutarakan

di atas.

Atas dasar kriteria di atas, maka kelompok belajar

yang

memiliki kualifikasi baik yaitu kelompok

belajar

NK sedangkan yang memiliki kualifikasi kurang baik

ya

itu kelompok belajar M.

B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode "studi

kasus".

Metode

"studi kasus"

ini

menekankan

pada

satu aspek, baik mengenai individu, keluarga, dan

kelompok

secara mendalam/intensif dalam

kehidupan-nya.

Dalam penelitian ini yang dijadikan kasus pene

litian

adalah

kelompok

belajar,

di mana

kelompok

belajar tersebut memiliki kualifiikasi yang

berbeda

yaitu baik dan kurang baik.

Dalam pelaksanaan metode kasus ini agar

dipero-leh data yang objektif maka dilakukan pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif berarti

menyeli-diki atau mempersoalkan kualitas suatu objek atau

kegiatan. Penelitian kualitatif tersebut digunakan

dalam penelitian ini dengan alasan bahwa penelitian

ini akan mengungkap kenyataan-kenyataan yang ada di

(27)

35

Atas dasar kenyataan-kenyataan yang ada, terma

suk

hal-hal yang ada di

balik

kenyataan-kenyataan

tersebut, kemudian dilakukan pemaknaan dan

penafsir-an data hasil penelitipenafsir-an dengpenafsir-an mempenafsir-anfaatkpenafsir-an

teori-teori yang ada sehingga pada akhirnya diperoleh

te-muan penelitian.

Penelitian kualitatif memiliki beberapa

karak

teristik.

Menurut Bogdan dan

Biklen

(1982:27-30)

karakteristik penelitian ini meliputi: (1) mempunyai

latar

alami dengan adanya sumber data langsung

dan

perisetnya

sebagai

instrumen utama,

(2)

bersifat

deskriptif,

(3) memperhatikan proses ketimbang

ha

sil, (4) analisis data secara induktif, dan (5)

meng-utamakan makna.

Karakteristik

yang lebih terinci dari

peneli

tian ini dikemukakan Nasution (1992:19) sebagai

ber-ikut:

1.

penelitian dilakukan dalam "natural setting"

2. peneliti sebagai "human instrumen"

3. sangat deskriptif

4. mementingkan proses maupun produk

5. mencari makna

6. mengutamakan data "first hand"

7. melakukan "triangulasi"

8. menonjolkan konteks

9. peneliti

berkedudukan

sama dengan

orang

yang

diteliti

10. mengutamakan pandangan "emic"

11. mengadakan verifikasi,

antara lain melalui kasus

negatif

12. melakukan sampling purposif

13. melakukan "audit trail"

(28)

15. mengadakan analisis sejak awal

16. disain yang "emergent"

2. Teknik Pengumpulan Data

36

Sesuai

dengan

karakteristik

dari

penelitian

ini,

maka pengumpulan data dilakukan oleh

peneliti

sendiri. Peneliti langsung terjun ke lapangan

untuk

memperoleh sejumlah informasi yang diperlukan berke

naan dengan pengelolaan pembelajaran.

Hal

ini

dila

kukan agar dapat memahami kenyataan yang terjadi

di

lapangan sesuai dengan konteksnya.

Teknik

pengumpulan data yang

digunakan

dalam

penelitian ini yaitu wawancara dan observasi.

Wawan-cara digunakan untuk memperoleh informasi verbal

secara

langsung dari para tutor,

yaitu

mengungkap

keterangan tentang kegiatan yang dilakukan tutor dan

di balik kegiatan tersebut dalam mengelola

pembela

jaran.

Observasi digunakan untuk

mengamati

secara

langsung

kegiatan-kegiatan

yang

dilakukan

tutor

dalam

mengelola pembelajaran, dan juga untuk

meng

amati

interaksi antara tutor dengan

warga

belajar

dalam

proses pembelajaran.

Di samping itu juga

di-maksudkan untuk memperjelas hasil dari suatu wawan

cara.

Dalam mengumpulkan data, peneliti juga

menggu

nakan alat bantu berupa

perekam

suara (tape recor

der), sehingga data yang terkumpul dapat

lebih

(29)

..;. /

C. Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari lapangan akan memi

liki makna yang berarti bila dilanjutkan dengan kegiat

an analisis data. Kegiatan ini dilakukan sepanjang pe

nelitian itu berlangsung. Hal ini dimaksudkan apabila

ada data yang kurang segera dapat dilengkapi, dapat

di-verifikasi dengan sumber lain.

Untuk

menganalisis data penelitian ini,

ditempuh

prosedur

yang

disarankan Nasution

(1992:129)

yaitu:

(1)

reduksi data,

(2) display data, dan (3)

mengambil

kesimpulan dan verifikasi.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan langkah awal dalam

menganalisis

data.

Kegiatan

ini

bertujuan

untuk

memudahkan

pemahaman terhadap data yang

telah

ter

kumpul.

Reduksi

data dilakukan dengan cara

membuat

rangkuman

terhadap

aspek-aspek

permasalahan

yang

diteliti,

sehingga memudahkan peneliti dalam melaku

kan langkah-langkah analisis berikutnya.

Dalam penelitian ini aspek-aspek yang direduksi

yaitu

pengelolaan pembelajaran yang meliputi

tahap

perencanaan,

pelaksanaan,

penilaian

pembelajaran,

interaksi tutor dengan warga belajar, upaya tutor

(30)

38

belajar, dan faktor pendukung serta penghambat penge

lolaan pembelajaran Kejar Paket B.

2. Penyajian Data

Setelah dilakukan reduksi data, langkah

selan-jutnya yaitu menyajikan data secara jelas dan sing

kat. Penyajian data secara jelas dan singkat ini,

akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap

aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan

maupun bagian demi bagian. Penyajian data dalam pe

nelitian ini dilakukan berdasarkan pada aspek-aspek

yang diteliti dan disusun menurut kelompok belajar

yang menjadi lokasi penelitian. Penyajian data ini

selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk

menafsir-kan data sampai dengan pengambilan keputusan.

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah terakhir dari kegiatan analisis data

yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengambil

an kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam tahap

ini berarti memaknai terhadap data yang telah

ter-kumpul, dan kesimpulan ini dibuat dalam bentuk

per-nyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu

pada permasalahan-permasalahan yang diteliti.

Pengambilan kesimpulan pada tahap ini dilakukan

(31)

kesim-39

pulan sementara, dan setelah data bertambah dilaku

kan verifikasi.

Kegiatan verifikasi dilakukan dengan

cara

mempelajari data yeng telah

direduksi

maupun

data

yang telah disajikan.

Di samping itu

kegiatan

ini

dilakukan dengan cara meminta pertimbangan

ke

pada orang yang berkompeten misalnya penilik Dikmas.

Kesimpulan sementara

dan

verifikasi

ini perlu di

lakukan secara terus menerus hingga diperoleh kesim

pulan akhir.

D. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif secara

garis besar dapat dibedakan menjadi (1) tahap

orienta-si,

(2)

tahap eksplorasi dan (3)

tahap "member

check"

(Nasution, 1992:33-34). Untuk itu penelitian ini

menem-puh langkah-langkah seperti itu.

1. Tahap orientasi

Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

yang jelas dan lengkap tentang masalah yang akan di

teliti. Hal ini juga sekaligus untuk memantapkan

di-sain dan fokus penelitian berikut nara sumbernya.

Tahap orientasi ini dilaksanakan pada bulan

Ju-ni

1995.

Pada kegiatan orientasi tersebut

peneliti

mengadakan kunjungan informal ke Kanwil Depdikbud

(32)

40

Pendidikan Masyarakat, dan juga ke Seksi Dikmas Ko

tamadia Yogyakarta guna menjajagi lapangan dan

men-cari informasi awal untuk menentukan permasalahan

atau fokus penelitian. Selama itu pula peneliti

dengan pengarahan dan bantuan dari dosen pembimbing,

menyusun dan memantapkan disain penelitian untuk di

jadikan arahan kerja pada tahap selanjutnya.

2. Tahap eksplorasi

Tahap ini dapat dikatakan sebagai penelitian

yang

sesungguhnya, yaitu

mengumpulkan data

sesuai

dengan fokus dan tujuan penelitian.

Tahap ini

dila

kukan setelah peneliti memperoleh rekomendasi dari

instansi yang berwenang, yakni mulai dari tanggal 7

September 1995 sampai dengan 4 Desember 1995.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaku

kan melalui wawancara dengan sumber data yang

re-presentatif berlandaskan pada pedoman wawancara

sebagaimana terlampir. Hal ini dilakukan agar dalam

wawancara dapat lebih terarah dan tetap dalam

kon-teks

fokus penelitian.

Selain itu untuk

melengkapi

data yang diperoleh dan sekaligus sebagai

triangula-si dilakukan observatriangula-si, dan untuk dapat merekam data

atau informasi yang lengkap digunakan alat perekam/

(33)

41

Dalam tahap ini juga dilakukan analisis data

dengan cara mereduksi data atau informasi yang telah

diperoleh, yakni dengan cara menyeleksi catatan

lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang penting

secara sistematis agar ditemukan polanya dan memper

mudah peneliti untuk mempertajam gambaran tentang

fokus penelitian.

3. Tahap member check

Untuk mengecek kebenaran mengenai

informasi-informasi yang telah dikumpulkan, sehingga hasil

penelitian lebih dapat dipercaya maka perlu dilaku

kan member check. Pengecekan terhadap informasi ter

sebut dilakukan setiap kali peneliti selesai menga

dakan wawancara dengan sumber data dengan cara

mengkonfirmasikan kembali catatan hasil wawancara

tersebut dan setelah hasil wawancara diketik kemudi

an dimintakan kembali koreksi dari sumber data yang

bersangkutan. Dan untuk memantapkan lagi, kemudian

dilakukan observasi dan triangulasi kepada sumber

data dan pihak yang lebih berkompeten.

E. Keabsahan Temuan Penelitian

Keabsahan dan kebermaknaan proses dan hasil peneli

tian kualitatif sangat tergantung kepada beberapa hal.

(34)

tergantung kepada kredibilitas (validitas internal),

dependabilitas (realibilitas), transferabilitas (vali

ditas eksternal), dan konfirmabilitas (objektivitas).

1. Kredibilitas

Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran

data yang dikumpulkan dan dapat menggambarkan konsep

peneliti dengan konsep yang ada pada sumber data.

Untuk mencapai hal tersebut, maka dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara antara lain:

a. Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan

membandingkannya dengan data dari sumber lain.

Sumber data dalam penelitian ini yakni tutor Ke

jar Paket B, maka untuk mengecek kebenaran infor

masi tersebut, dilakukan wawancara dengan penilik

Dikmas.

b. Penggunaan bahan referensi, yaitu menggunakan ta

pe recorder. Dengan cara ini peneliti dapat mem

peroleh informasi secara lengkap dari sumber data

dan kemungkinan kekeliruan dapat diperkecil.

c. Mengadakan member chek, yakni pada setiap akhir

wawancara dilakukan konfirmasi dengan sumber da

ta, sehingga bila ada kekurangan dapat dilengkapi

(35)

43

2. Transferabilitas

Transferabilitas berkaitan dengan generalisasi.

Dalam penelitian kualitatif transferabilitas tergan

tung pada si pemakai; artinya, hingga manakah hasil

penelitian itu dapat digunakan dalam situasi dan

konteks tertentu. Oleh karena itu transferabilitas

penelitian ini diserahkan kepada pemakai. Jika pema

kai melihat terdapat situasi yang sama dengan perma

salahan tentang pengelolaan pembelajaran pada kelom

pok belajar Paket B, maka pemakai dipersilahkan

menggunakan hasil penelitian ini.

3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Dependabilitas dimaksudkan untuk menguji apakah

penelitian ini dapat diulangi atau direplikasi

dengan hasil yang sama. Sedangkan konfirmabilitas

berkenaan dengan objektivitas hasil penelitian.

Mengingat situasi sosial pada hakekatnya bersi

fat unik dan tidak dapat direkontruksi sepenuhnya

seperti semula, maka sangat sulit untuk mengukur

konsistensi hasil penelitian ini. Namun, untuk

men-jaga kebenaran dan objektivitas hasil penelitian ini

dilakukan "audit trail", yaitu dengan melakukan

pe-meriksaan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang

(36)

44

dengan cara:

a. Mencatat dan merekam seteliti mungkin hasil

wawancara dan observasi sebagai data mentah untuk

kepentingan analisis selanjutnya.

b. Menyusun hasil analisis dengan cara menyeleksi

data mentah tersebut di atas, kemudian

menyusun-nya kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih

sistematis.

c. Membuat penafsiran sebagai hasil analisis data.

d. Melaporkan seluruh proses penelitian, mulai dari

pra survey sampai pengolahan data.

Demikian langkah-langkah yang ditempuh dalam

penelitian ini. Dengan demikian kebermaknaan data

yang terkumpul sudah selayaknya terbatas dalam pe

nelitian ini. Kebermaknaan tersebut berlaku pada

(37)
(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

hasil

penelitian.

Bagian kesimpulan mengemukakan

tentang

pengelolaan pembelajaran

pada tahap perencanaan,

pelaksa

naan, dan penilaian pembelajaran, interaksi antara tutor

dengan warga belajar dalam kegiatan belajar membelajarkan,

upaya-upaya tutor dalam memecahkan kesulitan belajar yang

dihadapi warga belajar, pengelolaan pembelajaran untuk ma

ta pelajaran bermodul,

berjuklak dan Keterampilan,

penge

lolaan pembelajaran antara kelompok belajar yang memiliki

kualifikasi

baik dan kurang baik,

dan

faktor-faktor

yang

mendukung dan menghambat efektivitas pengelolaan pembela

jaran. Bagian rekomendasi mengemukakan implikasi dan

sa-ran-saran kepada para pihak yang terkait dengan pengelo

laan pembelajaran Program Kejar Paket B.

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi, interpretasi dan pembahasan

data hasil penelitian sebagaimana telah diungkapkan terda

hulu, maka dapat diajukan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan tutor Program

Kejar Paket B tampak bersifat konvensional, dan belum

memperlihatkan pembelajaran yang telah dikelola menurut

konsep PLS secara utuh. Hal ini dapat dilihat dari

(39)

pa-123

da

kegiatan

perencanaan, pelaksanaan,

dan

penilaian

pembelajaran.

2. Interaksi

antara tutor dengan warga belajar dalam

ke

giatan belajar membelajarkan, belum memperlihatkan

in

teraksi

yang

mampu menggugah motivasi

warga

belajar

untuk melakukan kegiatan belajar. Interaksi yang terja

di lebih mencerminkan interaksi formal, sehingga suasa

na yang akrab belum begitu terasa.

3. Upaya yang dilakukan tutor dalam membantu mengatasi ke

sulitan

belajar yang dihadapi warga belajar lebih

me

nekankan pada pendekatan kuratif, yaitu dengan cara me

lakukan bimbingan belajar. Upaya-upaya tutor yang

meng-arah kepada tindakan mengantisipasi agar tidak

terjadi

kesulitan belajar, seperti membuat bahan penyerta,

dan

media pendukung belum dapat dilakukan secara optimal.

4. Perbedaan

pengelolaan pembelajaran antara

mata

pela

jaran bermodul, berjuklak dan Keterampilan, yaitu:

a. Pada tahap perencanaan, antara mata pelajaran bermo

dul dengan berjuklak tidak tampak adanya

perbedaan.

Berbeda

dengan

mata pelajaran

Keterampilan,

pada

tahap

perencanaan mata pelajaran ini tampak

adanya

perbedaan dengan mata pelajaran bermodul dan berjuk

lak.

b. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk mata pel

ajaran bermodul dan berjuklak, tampak tidak ada per

(40)

memi-124

liki

perbedaan dengan mata pelajaran

Keterampilan.

Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam pemilihan ba

han pembelajaran dan pendekatan yang digunakannya.

c. Kegiatan penilaian pembelajaran untuk mata

pelajar

an bermodul, berjuklak, dan Keterampilan tampak ada

nya perbedaan.

Namun orientasi penilaian pembelajar

an,

pada ketiga mata pelajaran tersebut sama

yaitu

kepada penilaian hasil belajar.

5. Pengelolaan

pembelajaran

pada kelompok

belajar

yang

berkualifikasi baik dan kurang baik, dalam tahap peren

canaan

dan

penilaian pembelajaran

tampak

tidak

ada

perbedaan yang menyolok.

Akan tetapi dalam tahap pelak

sanaan pembelajaran ditemukan adanya perbedaan dalam

segi curahan waktu belajar.

6. Faktor yang dapat mendukung dan menghambat

efektivitas

pengelolaan

pembelajaran dapat diidentifikasi

sebagai

berikut:

a.

Faktor yang mendukung dilihat dari segi tutor; yaitu

faktor yang sifatnya internal, seperti kesediaan

untuk

membantu

warga belajar, dan

latar

belakang

pendidikan

dan

penataran yang sesuai

yang

pernah

diikutinya;

dari

segi warga belajar

yaitu

faktor

yang sifatnya internal dan eksternal. Faktor inter

nal seperti kemauan dan keinginan untuk meningkatkan

pengetahuaannya,

sedangkan faktor

eksternal

yaitu

(41)

125

yakni adanya tempat belajar, pedoman tutor, alat

pembelajaran, dan modul untuk warga belajar.

b. Faktor yang menghambat dilihat dari segi tutor;

yaitu faktor yang bersifat eksternal, seperti curah

an waktu yang sedikit untuk melakukan kegiatan

pembelajaran; dari segi warga belajar yaitu

banyak-nya warga belajar yang izin dan tidak masuk, dan

kelelahan setelah mereka seharian bekerja; dari segi

fasilitas yakni penyampaian modul kepada warga

belajar terlambat, alat dan media pembelajaran

sangat terbatas.

B. Rekomendasi

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, berikut

ini dikemukakan beberapa rekomendasi. Rekomendasi ini

diajukan kepada; pihak Tutor, pihak Penilik Pendidikan

Masyarakat, pihak Warga Belajar; dan bagi penelitian

selanjutnya.

1. Rekomendasi kepada pihak Tutor

Sesuai dengan hasil penelitian ini, diketahui

bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan tutor

tampak bersifat konvensional-paedagogis, ada di an

tara mereka dalam mengelola pembelajaran belum mem

buat perencanaan. Di samping itu ditemui pula bahwa

upaya tutor dalam membantu mengatasi kesulitan bel

(42)

126

kuratif, serta adanya hambatan yang ditemui tutor

dalam mengelola pembelajaran yakni curahan waktu

yang sedikit untuk melakukan proses pembelajaran,

sehingga kegiatan pengelolaan pembelajaran yang di

lakukannya belum optimal. Oleh karena itu

direkomen-dasikan kepada para tutor hal-hal sebagai berikut:

a. Perlu melakukan proses pembelajaran yang menekan

kan pada pendekatan andragogi atau kontinum. Hal

ini perlu dilakukan mengingat karakteristik dan

kebutuhan warga belajar Paket B yang

berbeda-beda.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk

merealisir hal tersebut yakni:

1) Memberikan kesempatan yang lebih luas kepada

warga belajar untuk ikut berpartisipasi dalam

kegiatan pembelajaran, seperti

mengikutserta-kan dalam kegiatan perencanaan pembelajaran.

2) Tutor perlu mengurangi dominasinya dalam

kegiatan belajar membelajarkan, seperti cera

mah yang terlalu lama.

b. Perlu komitmen terhadap tugas-tugasnya dan

pengu-asaan kompetensi selaku tutor, sebagaimana telah

diatur dalam Petunjuk Teknis Program Kejar Pa

ket B, khususnya tugas yang berkenaan dengan pe

nyusunan program belajar.

(43)

127

merealisir hal tersebut yakni:

1) Jangan merasa terbebani dan menganggap bahwa

penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan

pekerjaan yang memberatkan.

2) Perlu mencoba membuat perencanaan pembelajaran

sebelum melakukan kegiatan pembelajaran walau

pun tidak secara rinci.

c. Tutor dalam membantu mengatasi kesulitan belajar

yang dialami warga belajar sebaiknya tidak saja

bersifat kuratif, tetapi perlu dilakukan tindakan

yang sifatnya preventif.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk

merealisir hal tersebut yakni:

1) Menganalisis bahan-bahan pembelajaran yang

akan dipelajari warga belajar sehingga dapat

diketahui bahan pembelajaran yang dianggap

sulit oleh warga belajar. Kemudian bahan yang

dianggapnya sulit tersebut perlu dibahas se

cara intensif.

2) Mengusahakan fasilitas pelengkap, seperti alat

peraga/media, dan bahan penyerta, dalam proses

pembelajaran.

d. Perlu komitmen terhadap curahan waktu pembelajar

an yang telah ditetapkan, dan perlu adanya

prio-ritas tugas yang akan dilakukannya.

(44)

128

merealisir hal tersebut yakni:

1) Tugas-tugas yang berkenaan dengan kegiatan

belajar membelajarkan perlu lebih diutamakan,

mengingat tugas tersebut bagi tutor hanya

se-kali dalam tiap minggunya.

2) Jika tutor tidak dapat hadir karena kebetulan

memiliki tugas yang dianggapnya lebih penting,

maka tutor perlu memberi tahu kepada pengelo

la, sehingga bisa diganti dengan mata pelajar

an lain, atau bisa dengan cara memberi tugas

untuk dikerjakan warga belajar.

2. Rekomendasi kepada pihak Penilik Pendidikan Masyara

kat.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa ada

di antara tutor sebelum melakukan kegiatan belajar

membelajarkan belum membuat perencanaan pembelajar

an. Oleh karena itu direkomendasikan kepada Penilik

Pendidikan Masyarakat perlu meningkatkan pembinaan

kompetensi profesional dalam bidang pendidikan luar

sekolah bagi para tutor.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mereali

sir hal tersebut dapat ditempuh dengan cara:

a. Mengintensifkan kegiatan pembinaan terhadap men

tal dan kemampuan tutor dalam bekerja, misalnya

sebulan sekali.

(45)

tu-129

tor sewaktu mereka melaksanakan tugas-tugasnya.

3. Rekomendasi bagi Warga Belajar

Sesuai hasil penelitian ini diketahui bahwa,

faktor yang menghambat efektivitas pengelolaan pem

belajaran antara lain karena banyaknya warga belajar

yang tidak masuk pada saat kegiatan belajar membela

jarkan berlangsung. Oleh karena itu direkomendasikan

kepada warga belajar untuk meningkatkan kembali

kehadiran, motivasi, dan kesadarannya demi

terlaksa-nanya kegiatan belajar membelajarkan secara optimal.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan warga belajar

untuk merealisir kegiatan tersebut yaitu:

a. Perlu memikirkan kembali betapa pentingnya menun

tut ilmu bagi kehidupan kita.

b. Jika jadual pembelajaran yang ada banyak

berben-turan dengan aktivitasnya, maka perlu disampaikan

dan dirundingkan kembali dengan pengelola, se

hingga dapat disusun jadual pelajaran yang dapat

memenuhi keinginan semua pihak.

4. Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.

Penelitian ini dapat dikatakan masih memiliki

beberapa keterbatasan, karena baru mengkaji pengelo

laan pembelajaran yang meliputi: perencanaan, pelak

sanaan, dan penilaian pembelajaran; interaksi antara

tutor dengan warga belajar dalam proses pembelajar

(46)

130

mengatasi kesulitan yang dihadapi warga belajar

dalam proses pembelajaran, dan perbedaan pengelolaan

antara kelompok belajar yang berkualifikasi baik dan

kurang baik. Di samping itu melalui penelitian ini

ditemukan adanya permasalahan-permasalahan yang be

lum terbukti, seperti pengelolaan pembelajaran yang

dilakukan tutor tampak konvensional, dan ada di an

tara mereka sebelum melakukan kegiatan belajar mem

belajarkan belum membuat perencanaan pembelajaran.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada pi

hak terkait untuk meneliti lebih lanjut permasalah

an-permasalahan seperti penerapan konsep andragogi,

kesesuaian materi modul dengan kebutuhan warga bel

ajar, dan pelaksanaan pendidikan nilai pada Program

Kejar Paket B ini. Untuk mengkaji hal tersebut dapat

(47)

•i '••& .#:# VSSSSftB:'.

':WS¥:

'•&. •:;.. «•: •»r

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak. (1993). Metodologi Pendidikan Orang Dewa sa. Bandung: PLS IKIP Bandung.

Arif, Zainudin. (1990). Andragogi. Bandung: Angkasa.

Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. (1982). Qualitative Research

for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

BPS Kodia Yogyakarta. (1994). Penduduk Kotamadia Daerah TK.II Yogyakarta. Yogyakarta: Kantor Statistik dengan Pemda Kodia Yogyakarta.

Davies, Ivor K. (1991). Pengelolaan Belajar (terj). Jakar ta: Rajawali.

Depdikbud. (1988). Psikologi Sosial dan Ruang Lingkupnya.

Jakarta: Universitas Terbuka.

. (1993). Program Kejar Paket B; Pedoman Umum, Pedo

man Penulisan Buku Paket B, Garis Besar Program Peng-ajaran. Jakarta: Mahkota.

. (1993/1994). Pelatihan Tutor Kejar Paket B. Ban

dung: Dikmas Depdikbud.

(1994). Petunjuk Teknis Program Kejar Paket B Se

tara SLTP. Jakarta: Direktorat Dikmas Depdikbud.

Gredler, Margaret E. Bell. (1991). Belajar dan Membelajar

kan. (terj.). Jakarta: Rajawali.

Idrus, Ali. (1995). Penampilan Tutor dalam Kegiatan Pembe lajaran Partisipatif pada Program Kejar Paket B di BPKB Jayagiri Lembang. Tesis. Bandung: PPS IKIP Bandung.

Knowles, Malcolm S. (1980). The Modern Practice of Adult

Education: From Pedagogy to Andragogy. Chicago: Follett Publishing Company.

Nasution, S. (1982). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung:

Jemmars.

. (1992).

Metode Penelitian Naturalistik

Kualitatif.

Bandung: Tarsito.

Pemerintah Kelurahan Bener. (1995). Data Monografi Semes

ter Satu. Yogyakarta: Kelurahan Bener.

(49)

132

Pemerintah Kelurahan Giwangan. (1995). Data Monografi Semester Satu. Yogyakarta: Kelurahan Giwangan.

Sudjana. D. (1991). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Se-jarah Perkembangan, Falsafah & Teori Pendukung, dan Azas. Bandung: Nusantara Press.

. (1993). Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Lu ar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Meng-ajar. Bandung: Sinar Baru.

Sulaeman, Darwis A. (1979). Pengantar ke Arah Teori dan Praktek Pengajaran. Semarang: IKIP Press.

Suryono, Yoyon. (1994/1995). Evaluasi Penyelenggaraan Pro gram Paket B di Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Kanwil Depdikbud dengan Ju-rusan PLS FIP IKIP Yogyakarta.

Suwarno, Nono. (1994). Efektivitas Pengelolaan Program Ke jar Paket B. Tesis. Bandung: PPS IKIP Bandung.

Tap. MPR RI No. II/MPR/1993 tentang GBHN. Surabaya: Apol lo.

Trisnamansyah, Sutaryat. (1993). Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Upaya Mempersiapkan Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Bandung: IKIP Bandung.

Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.2 tahun 1989) dan Peraturan Pelaksanaannya. Jakar ta: Sinar Grafika.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti tertarik dan merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “ Pembentukan Status Identitas Vokasional Remaja (Studi Kasus

Agus Salim merupakan simpang4 takbersinyal,maka dari itu perlu adanya evaluasi kinerja pada simpang tersebut salah satunya dengan mendesain sinyal tersebut menjadi simpang

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila di kemudian hari saya terbukti memberikan pernyataan palsu/mengingkari pernyataan ini, maka saya bersedia

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan atas Keputusan Direktur

Melakukan analisa yuridis dan analisa kasus untuk mengetahui adanya tindak pidana KI dan/atau undang-undang lainnya dan/atau pelanggaran tindakan karantina dan/atau tidak

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh dan dilalui oleh setiap mahasiswa S1 Kependidikan sebagai calon guru , yang

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lembaga kursus dan pelatihan adalah salah satu bentuk satuan pendidikan nonformal yang

Selanjutnya pergerakan Partai Golkar dan PDIP dalam menjalin koalisi membuahkan hasil yang cukup baik, hasil akhir dari penjajakan koalisi tersebut yaitu bahwa