PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEJAR
PAKET B DITINJAU DARI PERSPEKTIF
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
(Studi Kasus pada Dua Kelompok Belajar Paket B
di Kotamadia Yogyakarta)
TESES
Diajukan kepada Panitia Ujian Tads Program Pascasarjana
Institut Kcguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung untuk Mamcnuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Pandidikan Luar Sakolah
Disusun oleh :
Sungkono
9332018/XXV-l 7
PROGRAM PASCASARJANA
TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH TIM PEMBIMBINQ
PROF, H. D. SUDJANA, M.ED. PH. D.
PEMBIMBINQ I
C RUSLI LUTAN
ABSTRAK
Masalah yang akan dikaji melalui penelitian ini yaitu
pengelolaan pembelajaran yang dilakukan tutor Kejar
Pa-ket B pada dua kelompok belajar di Kotamadia Yogyakarta
ditinjau dari perspektif pendidikan luar sekolah.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
mendapat-kan
gambaran yang jelas tentang pengelolaan
pembelajaran
yang dilakukan tutor, guna penyelenggaraan proses pembela
jaran Kejar Paket B yang efektif.
Teori dan prinsip pembelajaran yang mendukung peneli
tian ini yaitu teori andragogi, prinsip pembelajaran
hu-manis, dan konsep aliran tingkah laku.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni
kualitatif, dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
yaitu: 1) Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan tutor
Kejar Paket B tampak bersifat konvensional. 2) Interaksi
antara tutor dengan warga belajar dalam melakukan kegiatan
belajar membelajarkan, belum memperlihatkan interaksi yang
mampu menggugah motivasi warga belajar untuk aktif bela
jar. 3) Upaya yang dilakukan tutor dalam membantu
memecah-kan kesulitan belajar yang dihadapi warga belajar lebih
menekankan pada pendekatan kuratif, yaitu dengan cara
melakukan bimbingan. 4) Perbedaan pengelolaan pembelajaran
antara mata pelajaran bermodul, berjuklak, dan
Keterampil-an yaitu: (a) Pada tahap perencanaan, antara mata pelajar
an bermodul dan berjuklak tidak tampak adanya perbedaan.
Sedangkan mata pelajaran Keterampilan, untuk tahap ini
tampak adanya perbedaan dengan mata pelajaran bermodul dan
berjuklak. (b) Pada
tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk
mata
pelajaran bermodul dan berjuklak,
tampak
tidak
ada
perbedaan.
Akan tetapi mata pelajaran
tersebut
memiliki
perperbedaan
dengan mata pelajaran Keterampilan. (c)
Ke-giatan penilaian pembelajaran untuk mata pelajaran
bermo
dul, berjuklak, dan Keterampilan tampak adanya
perbedaan.
Namun
orientasi penilaian pembelajaran, pada ketiga
mata
pelajaran
tersebut
sama
yaitu
kepada
penilaian
hasil
belajar. 5) Pengelolaan
pembelajaran
pada
kelompok bel
ajar yang berkualifikasi baik dan kurang baik, dalam tahap
perencanaan
dan penilaian pembelajaran tampak
tidak
ada
perbedaan yang menyolok. Akan tetapi dalam tahap
pelaksa
naan
pembelajaran ditemukan adanya perbedaan
dalam
segi
curahan waktu belajar. 6) Faktor yang dapat mendukung
dan
menghambat
efektivitas
pengelolaan
pembelajaran
dapat
diidentifikasi sebagai berikut: (a) Faktor yang
mendukung
dilihat dari segi tutor; yaitu faktor yang sifatnya inter
nal;
dari segi warga belajar yaitu faktor
yang
sifatnya
internal
dan
eksternal; dan dari
segi
fasilitas
yakni
adanya
tempat belajar, pedoman tutor, alat
pembelajaran,
dan modul untuk warga belajar.
(b) Faktor yang
menghambat
dilihat
dari segi tutor; yaitu faktor yang sifatnya
eks
ternal,
seperti curahan waktu yang sedikit untuk melakukan
proses pembelajaran; dari segi warga belajar yaitu
banyak-nya warga belajar yang
izin dan
tidak masuk, dan kelelahan
setelah mereka seharian bekerja; dari segi fasilitas yakni
penyampaian modul kepada warga belajar terlambat, alat dan
media pembelajaran sangat terbatas.
Melalui penelitian ini direkomendasikan, khususnya
kepada tutor selaku pengelola pembelajaran hal-hal sebagai
berikut: 1) Perlu melakukan proses pembelajaran yang
mene-kankan pada pendekatan andragogi atau kontinum; 2) Perlu
komitmen terhadap tugas-tugasnya dan penguasaan kompetensi
selaku tutor, khususnya yang berkenaan dengan penyusunan
program
belajar;
3) Tutor dalam membantu mengatasi
kesu-litan
belajar yang dialami warga belajar sebaiknya
tidak
hanya
bersifat kuratif,
tetapi perlu
dilakukan
tindakan
preventif;
dan 4) Perlu komitmen terhadap
curahan
waktu
pembelajaran yang telah ditetapkan,
dan perlu adanya
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Pertanyaan Penelitian 7
D. Definisi Operasional 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 11
BAB II KONSEP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KE
JAR PAKET B 13
A. Konsep Pembelajaran pada Program Kejar
Paket B 13
B. Kurikulum Program Kejar Paket B 16
C. Komponen-komponen Proses Pembelajaran
Kej ar Paket B 19
D. Peranan dan Tugas Tutor dalam Proses Pem
belajaran 20
E. Interaksi Kegiatan Pembelajaran Program
Ke j ar Paket B 22
F. Hasil Penelitian yang Relevan 24
G. Rangkuman Kajian Teoritik dan Hasil Pene
litian yang Relevan serta Implikasinya
terhadap Penelitian ini 28
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 31
A. Unit Analisis dan Sumber Data Penelitian. 31
B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Pene
litian 34
C. Analisis Data 37
D. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian 39
E. Keabsahan Temuan Penelitian 41
BAB IV HASIL PENELITIAN 45
A. Deskripsi -Umum Kotamadia Yogyakarta 45
B. Deskripsi Lokasi Penelitian 47
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian 58
D. Interpretasi Hasil Penelitian 98
E. Pembahasan Hasil Penelitian 107
F. Proposisi 118
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 122
A. Kesimpulan 122
B. Rekomendasi 125
DAFTAR PUSTAKA 131
LAMPIRAN-LAMPIRAN 133
CURRICULUM VITAE 152
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Perbedaan dan Persamaan Pengelolaan Pembel
ajaran antara Kelompok Belajar NK dan M ... 114
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
1. Pedoman wawancara 133
2. Foto kegiatan belajar membelajarkan Kejar Pa
ket B 138
3. Surat-surat izin penelitian 141
4. Peta Kotamadia Yogyakarta, Kelurahan Giwangan
dan Kelurahan Bener 148
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik
an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se
cara terpadu dan serasi dengan pembangunan bidang lainnya
baik bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan Hankam.
Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993 menjelaskan bahwa:
Pendidikan nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antar berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan maupun antar sektor pendidikan dan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
Dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut, masalah
yang dihadapi saat ini antara lain bagaimana
menyelengga-rakan pendidikan bagi semua orang, meningkatkan pendidikan
penduduk setara sekolah lanjutan tingkat pertama dan
meng-arahkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembangun
an. Untuk itu penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
se-bagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indone
sia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10
yaitu dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidik
an sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pen
didikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan
ber-jenjang dan bersinambungan. Sedangkan jalur pendidikan
luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan
di
luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak
harus berjenjang dan bersinambungan.
Adapun satuan-satuan pendidikan yang dimiliki pendi
dikan luar sekolah yaitu kursus, kelompok belajar (yang
untuk selanjutnya disebut Kejar), kelompok bermain,
peni-tipan anak, padepokan pencak silat, panti/balai latihan,
dan bengkel/teater. Penyelenggara pendidikan luar sekolah
ini dapat terdiri atas pemerintah, badan, kelompok atau
perorangan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan jenis
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakannya. Dengan
demikian tanggung jawab pendidikan, khususnya pendidikan
luar sekolah, berada pada pihak masyarakat dan pemerintah.
Pendidikan luar sekolah sebagai subsistem pendidikan
nasional memiliki tiga tujuan sebagaimana dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 yaitu:
(1) melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan
berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya;
(2) membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri bekerja mencari nafkah atau melan jutkan ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan (3) memenuhi kebutuhan belajar yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.
Dari tujuan di atas, tampak upaya pendidikan luar
se-sekolah untuk membelajarkan semua orang dalam setiap
memenuhi
kebutuhan akan peningkatan
belajar
sebagaimana
yang
dilakukan pendidikan sekolah, seperti Program
Kejar
Paket A setingkat sekolah dasar, dan Program Kejar Paket B
setingkat SLTP.
Upaya dan tekad pemerintah untuk meningkatkan
pendi
dikan
bagi penduduknya, yaitu dengan dicanangkannya
Pro
gram
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 2 Mei 1994. Rintisan
pelak-sanaan program wajib belajar sembilan tahun telah dimulai
tahun
1989 melalui perluasan kesempatan mengikuti
pendi
dikan sampai sekolah lanjutan tingkat pertama dalam
jalur
pendidikan sekolah dan pembukaan Program Kejar Paket B da
lam jalur pendidikan luar sekolah.
Sehubungan dengan wajib belajar pendidikan dasar sem
bilan tahun Sutaryat (1993:23) mengemukakan: dilihat
dari
target populasinya saja yang perlu mendapat perhatian
khu-sus akan meliputi;
"'. .. anak yang melanjutkan ke SLTP pada
tahun 1988/1989 adalah 68% sehingga yang tidak melanjutkan
ke SLTP adalah 32%. Tetapi jika dilihat persentase keselu
ruhan
anak
usia SLTP yang tertampung adalah
53,59%
dan
yang
tidak tercatat sebagai siswa SLTP cukup besar
yaitu
46,41%."
Untuk mengatasi masalah anak yang tidak
tertam
pung atau memperoleh kesempatan memasuki
SLTP dalam jalur
pendidikan sekolah, maka pemerintah telah membuka
Program
Kejar Paket B melalui program belajar pendidikan luar
se
untuk
menunjang/mendukung
pelaksanaan
perintisan
wajib
belajar
pendidikan
dasar
sembilan
tahun.
Atau
dengan
perkataan lain program Kejar Paket B pada dasarnya merupa
kan bagian tak terpisahkan dari Pendidikan Dasar 9 Tahun
melalui jalur pendidikan luar sekolah. Dengan demikian
sa-saran utama dari program ini adalah lulusan Sekolah Dasar
atau sederajat, lulusan Program Kejar Paket A dan anak
pu-tus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Program Kejar khususnya Kejar Paket B sebagai salah
satu bentuk satuan pendidikan luar sekolah dikelola/
diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat, seperti
kursus Diklusemas, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Lembaga
Swadaya Masyarakat dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Penyelenggaraan Program Kejar Paket B ini ditujukan bagi
sekumpulan warga belajar untuk memperoleh pendidikan
(pengetahuan, keterampilan dan sikap) setara pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Program Kejar Paket B dalam proses pembelajarannya
nenggunakan kurikulum setara Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama, yang berarti jumlah mata pelajaran yang
dipel-ajari warga belajar sama dengan jumlah mata pelajaran yang
ada dalam kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama tahun
1994. Kurikulum ini terdiri atas Pendidikan Dasar Umum
yang meliputi mata pelajaran dengan modul dan juklak, dan
Proses
pembelajaran baik yang
penyampaian
bahannya
dalam bentuk modul maupun juklak/tidak bermodul perlu
di-kelola secara baik, sehingga dapat berlangsung sebagaimana
yang
diharapkan.
Untuk menjamin
keberlangsungan
proses
pembelajaran tersebut menurut Sutaryat (1993:30) perlu
di-persiapkan petunjuk
penyusunan
jadwal
pertemuan
secara
teratur antara tutor dengan warga belajar,
baik dalam pola
belajar kelompok maupun belajar mandiri. Frekuensi
perte
muan menurut waktu yang sesuai,
baik alokasinya yang cukup
untuk mempelajari bahan belajar maupun kesesuaian waktu
yang tersedia pada warga belajar.
Dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B ti
dak dapat terlepas dari peran tenaga pendidik atau
tutor,
walaupun
proses pembelajarannya
ditekankan pada
belajar
sendiri.
Peran
tutor
sangat penting dalam menunjang pro
ses
pembelajaran Kejar Paket B. Oleh karena
itu
seorang
tutor dituntut memiliki kemampuan atau kompetensi
profe-sional yang memadai sehingga mampu mengelola proses pembe
lajaran dengan baik. Kemampuan mengelola pembelajaran ini
antara lain dapat dicerminkan melalui penyusunan program
pembelajaran,
pelaksanaan program dan
evaluasi
terhadap
hasil pembelajaran.
Di samping faktor tutor, warga belajar itu sendiri
juga sangat mewarnai keberhasilan proses belajar
membela-jarkan, baik itu partisipasinya dalam proses belajar
muncul dari dirinya.
B. Rumusan Masalah
Dalam mempelajari mata pelajaran, baik yang
mengguna-kan modul maupun juklak pada Program Kejar Paket B,
dapat
dilakukan dengan cara:
1) belajar
sendiri (mandiri)
dengan bantuan sedikit dari
tenaga
kerja terdidik yang ada di sekitar warga
bela
jar;
2) saling belajar sesama warga belajar;
dan
3) belajar berkelompok dengan bantuan tutor dan
fasilita-tor.
Ketiga cara penyelenggaraan pembelajaran tersebut di atas,
akan dapat berlangsung dengan lancar bila ditunjang dengan
pengelolaan pembelajaran yang baik dari seorang tutor/
fa-silitator.
Tutor sebagai pengelola pembelajaran secara garis
be-sar
memiliki tiga tugas pokok yang
berkaitan dengan
ta-hap-tahap pembelajaran yaitu: (1) perencanaan pembelajar
an yang meliputi mendiagnosis kebutuhan belajar, menyusun
tujuan;
(2) pelaksanaan
kegiatan belajar
yang
meliputi
penggunaan metode, teknik, media, dan bahan pembelajaran;
dan (3) tahap penilaian hasil dan proses pembelajaran.
Atas dasar uraian tersebut di
atas masalah umum
yang
perlu
dikaji adalah sebagai berikut:
"Bagaimana
pengelo
belajar di Kotamadia Yogyakarta ditinjau dari perspektif
pendidikan luar sekolah?"
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka
dirumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai
ber-ikut:
1. Pengelolaan pembelajaran yang bagaimanakah yang dilaku
kan tutor dalam kegiatan pembelajaran Program Kejar Pa
ket B baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pe
nilaian pembelajaran?
2. Bagaimanakah interaksi antara tutor dengan warga bel
ajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B?
3. Upaya-upaya apakah yang dilakukan tutor dalam membantu
memecahkan kesulitan belajar yang dihadapi warga bel
ajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Paket B?
4. Adakah perbedaan pengelolaan pembelajaran antara
mata-pelajaran-mata pelajaran yang menggunakan modul dengan
yang menggunakan juklak/tidak bermodul baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran?
5. Adakah perbedaan pengelolaan pembelajaran antara kelom
pok belajar yang memiliki kualifikasi baik dan kurang
baik,
pada tahap perencanaan,
pelaksanaan,
dan penilai
an pembelajarannya?
6. Faktor-faktor
apakah
yang
mendukung
dan
menghambat
8
D. Definisi Operasional
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan
terdahulu, maka perlu dijelaskan secara operasional
bebe-rapa peristilahan yang digunakan dalam penelitian ini agar
tidak menimbulkan pengertian yang salah. Peristilahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan pembelajaran
Dalam penelitian ini, pengelolaan pembelajaran dibatasi
pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan tutor yang meli
puti kegiatan; mendiagnosis kebutuhan belajar,
merumus-kan tujuan, memilih dan menetapkan bahan, memilih dan
menggunakan metode, alat peraga/media, dan menilai ha
sil dan proses pembelajaran.
2. Interaksi
Dalam penelitian ini, interaksi dibatasi pada proses
komunikasi antara tutor dengan warga belajar dalam me
lakukan kegiatan belajar membelajarkan guna mencapai
tujuan belajar. Ditinjau dari segi kedudukan pihak yang
berinteraksi maka interaksi tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu; a) interaksi yang sejajar, di mana
orang pertama setingkat dengan kedudukan orang yang
kedua, dan b) interaksi yang tidak sejajar, di mana
kedudukan salah satu pihak lebih berkuasa dari pada
pihak lain. Dalam penelitian ini dibatasi pada interak
3. Tutor dan warga belajar
Tutor adalah orang yang ditunjuk sebagai tenaga
pembe-lajar/membantu proses belajar Program Kejar Paket B pa
da dua kelompok belajar di Kotamadia Yogyakarta.
Warga belajar adalah peserta didik yang sedang
meng-ikuti Program Kejar Paket B pada dua kelompok belajar
di Kotamadia Yogyakarta.
4. Modul
Modul adalah suatu bahan belajar yang terdiri dari
beberapa topik bahasan yang dicetak menjadi suatu buku.
Modul ini merupakan bahan belajar utama/pokok yang per
lu dipelajari warga belajar dalam mengikuti Program Ke
jar Paket B.
5. Juklak
Juklak (petunjuk pelaksanaan) yaitu petunjuk khusus
ba-gi warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar
mem-belajarkan.
6. Program Kejar Paket B
Program Kejar Paket B adalah suatu program belajar yang
disetarakan dengan pendidikan SLTP dan dilakukan seba
gai
rintisan wajib belajar sembilan tahun dalam
jalur
pendidikan luar sekolah.
7. Memecahkan kesulitan belajar
Memecahkan kesulitan belajar yang dimaksud dalam pene
litian ini yaitu mengatasi kesulitan-kesulitan belajar
ma-10
ta pelajaran tertentu. Kesulitan-kesulitan tersebut me
rupakan kesulitan yang sifatnya akademis.
8. Kelompok belajar kualifikasi baik dan kurang baik
Suatu kelompok belajar dikatakan baik antara lain
jika
dilihat dari proses pembelajaran/kegiatan belajar
mem-belajarkan
yang dilakukannya tidak sering kosong,
cu
rahan waktu belajar yang digunakan lebih optimal.
Dari segi tutor;
yaitu telah memiliki pengalaman
menja-di
tenaga
pendidik,
telah mengikuti penataran
menjadi
tutor
Paket B, aktif datang melakukan proses
pembela
jaran, memiliki kesediaan yang tulus untuk membantu
warga belajar. Dari segi tempat belajar; memiliki
tem-pat yang menetap untuk melakukan kegiatan belajar
mem-belajarkan, berada pada lokasi kecamatan intensif dalam
bidang Dikmas. Dari segi pengelola; memiliki perhatian
yang lebih terhadap jalannya kegiatan belajar
membela-jarkan. Sedangkan kelompok belajar yang kurang baik ya
itu kebalikan dari hal-hal yang telah diutarakan di
atas.
9. Efektivitas pengelolaan pembelajaran
Efektivitas pengelolaan pembelajaran yaitu kemampuan
tutor dalam melakukuan diagnosis kebutuhan belajar,
pe-rumusan tujuan, pemilihan dan penetapan bahan,
pemilih-an dan penggunaan metode, alat peraga/media, dan peni
laian hasil dan proses pembelajaran sehingga dapat
11
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
mendapat-kan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan pembelajaran
yang dilakukan tutor Program Kejar Paket B pada dua kelom
pok belajar di Kotamadia Yogyakarta, guna penyelenggaraan
proses pembelajaran yang efektif. Secara khusus penelitian
ini bertujuan:
1. Mendeskripsikan dan menganalisis tentang pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan tutor pada Program Kejar
Paket B, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran.
2. Menganalisis bentuk interaksi yang dilakukan tutor
dengan warga belajar pada proses pembelajaran Program
Kejar Paket B.
3. Menemukan bentuk upaya yang dilakukan tutor dalam mem
bantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapi warga
belajar dalam proses pembelajaran Program Kejar Pa
ket B.
4. Menganalisis perbedaan pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan tutor antara mata pelajaran-mata pelajaran
yang menggunakan modul dengan yang menggunakan juklak/
tidak bermodul.
5. Menganalisis perbedaan pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan tutor antara kelompok belajar yang memiliki
6. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan meng
hambat efektivitas pengelolaan pembelajaran Program Ke
jar Paket B.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari segi teoritis
Penelitian ini berusaha mengkaji secara mendalam
kegiatan pengelolaan pembelajaran Program Kejar Pa
ket B. Oleh karena itu temuan dari penelitian ini se
cara teoritis dapat dijadikan masukan dan kajian lebih
Ianjut bagi pengembangan proses pembelajaran dalam
rangka penyelenggaraan Program Kejar Paket B di Indone
sia.
2. Dari segi praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain:
a. Dapat dijadikan masukan bagi Pemerintah Kotamadia
Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Seksi Dikmas
untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penye
lenggaraan pembelajaran Program Kejar Paket B.
b. Dapat dijadikan sebagai acuan/referensi bagi para
tutor, fasilitator atau pengelola pembelajaran dalam
& S"SxW:
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Dalam
bab ini disajikan uraian tentang hal-hal
yang
berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu unit anali
sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik
pengum
pulan data, analisis data, tahap-tahap pelaksanaan peneli
tian, dan uji keabsahan temuan penelitian.
A. Unit Analisis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini memusatkan perhatian pada
pengelo
laan pembelajaran yang dilakukan tutor pada dua
kelom
pok belajar
Paket B
di Kotamadia
Yogyakarta. Melalui
penelitian ini pula akan diungkap pengelolaan
pembela
jaran yang dilakukan tutor baik dalam tahap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar
membelajar
kan
dan penilaian pembelajaran. Selanjutnya,
pengelo
laan
pembelajaran
ini
akan
dikaji
secara
mendalam
dengan memahami hal-hal lain seperti pengelolaan pembe
lajaran untuk mata pelajaran-mata pelajaran yang
meng
gunakan
modul dan juklak, kelompok belajar yang
memi
liki
kualifikasi baik dan kurang
baik,
faktor-faktor
yang
mendukung dan menghambat efektivitas
pengelolaan
pembelajaran.
Kemudian
juga
akan
diungkap
tentang
interaksi
antara
tutor
dengan
warga
belajar
dalam
proses pembelajaran,
dan upaya tutor dalam membantu
32
mecahkan kesulitan belajar yang dihadapi warga
belajar
dalam
proses pembelajaran. Untuk itu dalam
mengungkap
permasalahan
ini, peneliti menggunakan
situasi
nyata
sebagai sumber data langsung yaitu perkataan dan
perbu-atan
tutor dalam mengelola pembelajaran pada
kelompok
belajar Paket B.
Dengan demikian unit analisis
peneli
tian
ini
bersifat kelompok (group), dalam
arti
yang
menjadi fokus kajian yaitu kelompok belajar itu sendiri
bukan atas nama individu.
Untuk
memperoleh
data penelitian
ini
digunakan
dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber da
ta
sekunder.
Sumber data primer dalam
penelitian
ini
yaitu tutor dalam mengelola pembelajaran yang
meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan belajar dan pe
nilaian pembelajaran. Sedangkan sumber data sekunder
terdiri atas;
(1) penilik Dikmas,
berkenaan dengan
in-formasi tentang berbagai aktivitas tutor
yang berkait
an dengan pengelolaan pembelajaran;
(2)
aktivitas
ke
lompok belajar Paket B.
Data penelitian ini diambil dari para tutor
Kejar
Paket B yang menjadi
lokasi penelitian,
yakni
kelompok
belajar yang memiliki kualifikasi baik (kelompok Bela
jar
NK)
lima orang tutor dan
kelompok
belajar
yang
memiliki
kualifikasi kurang baik (Kelompok Belajar
M)
lima
orang tutor.
Dari masing-masing
lima orang
tutor
satu
orang
tutor dari mata pelajaran
berjuklak,
dan
satu orang tutor dari mata pelajaran keterampilan.
Pe-nentuan banyaknya responden tersebut dengan pertimbang
an
bahwa
untuk masing-masing
kelompok
belajar
yang
warga belajarnya empat puluh orang, tutor yang mendapat
Surat Keputusan hanya lima orang, walaupun dalam proses
pembelajaran tutornya bisa lebih dari
lima orang.
Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian di
dua
kelompok
belajar didasarkan pada
pengamatan
Pemimpin
Proyek Kejar Paket B dan
Pejabat pada Seksi Dikmas Ko
tamadia
Yogyakarta, di mana pada dua kelompok
belajar
tersebut memiliki kualifikasi yang berbeda yaitu kuali
fikasi baik dan kurang baik.
Kelompok belajar dikatakan
baik jika: proses pembelajaran/kegiatan belajar
membe
lajarkan yang dilakukannya tidak sering kosong,
curahan
waktu
belajar
yang digunakannya lebih
optimal;
Dari
segi
tutor
yaitu telah
memiliki
pengalaman
menjadi
tenaga
pendidik,
telah mengikuti
penataran
menjadi
tutor Paket B, aktif datang melakukan proses pembela
jaran, memiliki kesediaan yang tulus untuk membantu
warga belajar; Dari segi tempat belajar yaitu memiliki
tempat yang menetap untuk melakukan kegiatan belajar
membelajarkan, berada pada lokasi kecamatan intensif
dalam bidang Dikmas; Dari segi pengelola yaitu memiliki
perhatian yang lebih terhadap jalannya kegiatan belajar
baik yaitu kebalikan dari hal-hal yang telah diutarakan
di atas.
Atas dasar kriteria di atas, maka kelompok belajar
yang
memiliki kualifikasi baik yaitu kelompok
belajar
NK sedangkan yang memiliki kualifikasi kurang baik
ya
itu kelompok belajar M.
B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode "studi
kasus".
Metode
"studi kasus"
ini
menekankan
pada
satu aspek, baik mengenai individu, keluarga, dan
kelompok
secara mendalam/intensif dalam
kehidupan-nya.
Dalam penelitian ini yang dijadikan kasus pene
litian
adalah
kelompok
belajar,
di mana
kelompok
belajar tersebut memiliki kualifiikasi yang
berbeda
yaitu baik dan kurang baik.
Dalam pelaksanaan metode kasus ini agar
dipero-leh data yang objektif maka dilakukan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif berarti
menyeli-diki atau mempersoalkan kualitas suatu objek atau
kegiatan. Penelitian kualitatif tersebut digunakan
dalam penelitian ini dengan alasan bahwa penelitian
ini akan mengungkap kenyataan-kenyataan yang ada di
35
Atas dasar kenyataan-kenyataan yang ada, terma
suk
hal-hal yang ada di
balik
kenyataan-kenyataan
tersebut, kemudian dilakukan pemaknaan dan
penafsir-an data hasil penelitipenafsir-an dengpenafsir-an mempenafsir-anfaatkpenafsir-an
teori-teori yang ada sehingga pada akhirnya diperoleh
te-muan penelitian.
Penelitian kualitatif memiliki beberapa
karak
teristik.
Menurut Bogdan dan
Biklen
(1982:27-30)
karakteristik penelitian ini meliputi: (1) mempunyai
latar
alami dengan adanya sumber data langsung
dan
perisetnya
sebagai
instrumen utama,
(2)
bersifat
deskriptif,
(3) memperhatikan proses ketimbang
ha
sil, (4) analisis data secara induktif, dan (5)
meng-utamakan makna.
Karakteristik
yang lebih terinci dari
peneli
tian ini dikemukakan Nasution (1992:19) sebagai
ber-ikut:
1.
penelitian dilakukan dalam "natural setting"
2. peneliti sebagai "human instrumen"3. sangat deskriptif
4. mementingkan proses maupun produk
5. mencari makna
6. mengutamakan data "first hand"
7. melakukan "triangulasi"
8. menonjolkan konteks
9. peneliti
berkedudukan
sama dengan
orang
yang
diteliti
10. mengutamakan pandangan "emic"
11. mengadakan verifikasi,
antara lain melalui kasus
negatif
12. melakukan sampling purposif
13. melakukan "audit trail"
15. mengadakan analisis sejak awal
16. disain yang "emergent"
2. Teknik Pengumpulan Data
36
Sesuai
dengan
karakteristik
dari
penelitian
ini,
maka pengumpulan data dilakukan oleh
peneliti
sendiri. Peneliti langsung terjun ke lapangan
untuk
memperoleh sejumlah informasi yang diperlukan berke
naan dengan pengelolaan pembelajaran.
Hal
ini
dila
kukan agar dapat memahami kenyataan yang terjadi
di
lapangan sesuai dengan konteksnya.
Teknik
pengumpulan data yang
digunakan
dalam
penelitian ini yaitu wawancara dan observasi.
Wawan-cara digunakan untuk memperoleh informasi verbal
secara
langsung dari para tutor,
yaitu
mengungkap
keterangan tentang kegiatan yang dilakukan tutor dan
di balik kegiatan tersebut dalam mengelola
pembela
jaran.
Observasi digunakan untuk
mengamati
secara
langsung
kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
tutor
dalam
mengelola pembelajaran, dan juga untuk
meng
amati
interaksi antara tutor dengan
warga
belajar
dalam
proses pembelajaran.
Di samping itu juga
di-maksudkan untuk memperjelas hasil dari suatu wawan
cara.
Dalam mengumpulkan data, peneliti juga
menggu
nakan alat bantu berupa
perekam
suara (tape recor
der), sehingga data yang terkumpul dapat
lebih
..;. /
C. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari lapangan akan memi
liki makna yang berarti bila dilanjutkan dengan kegiat
an analisis data. Kegiatan ini dilakukan sepanjang pe
nelitian itu berlangsung. Hal ini dimaksudkan apabila
ada data yang kurang segera dapat dilengkapi, dapat
di-verifikasi dengan sumber lain.
Untuk
menganalisis data penelitian ini,
ditempuh
prosedur
yang
disarankan Nasution
(1992:129)
yaitu:
(1)
reduksi data,
(2) display data, dan (3)
mengambil
kesimpulan dan verifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan langkah awal dalam
menganalisis
data.
Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
memudahkan
pemahaman terhadap data yang
telah
ter
kumpul.
Reduksi
data dilakukan dengan cara
membuat
rangkuman
terhadap
aspek-aspek
permasalahan
yang
diteliti,
sehingga memudahkan peneliti dalam melaku
kan langkah-langkah analisis berikutnya.
Dalam penelitian ini aspek-aspek yang direduksi
yaitu
pengelolaan pembelajaran yang meliputi
tahap
perencanaan,
pelaksanaan,
penilaian
pembelajaran,
interaksi tutor dengan warga belajar, upaya tutor
38
belajar, dan faktor pendukung serta penghambat penge
lolaan pembelajaran Kejar Paket B.
2. Penyajian Data
Setelah dilakukan reduksi data, langkah
selan-jutnya yaitu menyajikan data secara jelas dan sing
kat. Penyajian data secara jelas dan singkat ini,
akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap
aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan
maupun bagian demi bagian. Penyajian data dalam pe
nelitian ini dilakukan berdasarkan pada aspek-aspek
yang diteliti dan disusun menurut kelompok belajar
yang menjadi lokasi penelitian. Penyajian data ini
selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk
menafsir-kan data sampai dengan pengambilan keputusan.
3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah terakhir dari kegiatan analisis data
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengambil
an kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam tahap
ini berarti memaknai terhadap data yang telah
ter-kumpul, dan kesimpulan ini dibuat dalam bentuk
per-nyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu
pada permasalahan-permasalahan yang diteliti.
Pengambilan kesimpulan pada tahap ini dilakukan
kesim-39
pulan sementara, dan setelah data bertambah dilaku
kan verifikasi.
Kegiatan verifikasi dilakukan dengan
cara
mempelajari data yeng telah
direduksi
maupun
data
yang telah disajikan.
Di samping itu
kegiatan
ini
dilakukan dengan cara meminta pertimbangan
ke
pada orang yang berkompeten misalnya penilik Dikmas.
Kesimpulan sementara
dan
verifikasi
ini perlu di
lakukan secara terus menerus hingga diperoleh kesim
pulan akhir.
D. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif secara
garis besar dapat dibedakan menjadi (1) tahap
orienta-si,
(2)
tahap eksplorasi dan (3)
tahap "member
check"
(Nasution, 1992:33-34). Untuk itu penelitian ini
menem-puh langkah-langkah seperti itu.
1. Tahap orientasi
Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
yang jelas dan lengkap tentang masalah yang akan di
teliti. Hal ini juga sekaligus untuk memantapkan
di-sain dan fokus penelitian berikut nara sumbernya.
Tahap orientasi ini dilaksanakan pada bulan
Ju-ni
1995.
Pada kegiatan orientasi tersebut
peneliti
mengadakan kunjungan informal ke Kanwil Depdikbud
40
Pendidikan Masyarakat, dan juga ke Seksi Dikmas Ko
tamadia Yogyakarta guna menjajagi lapangan dan
men-cari informasi awal untuk menentukan permasalahan
atau fokus penelitian. Selama itu pula peneliti
dengan pengarahan dan bantuan dari dosen pembimbing,
menyusun dan memantapkan disain penelitian untuk di
jadikan arahan kerja pada tahap selanjutnya.
2. Tahap eksplorasi
Tahap ini dapat dikatakan sebagai penelitian
yang
sesungguhnya, yaitu
mengumpulkan data
sesuai
dengan fokus dan tujuan penelitian.
Tahap ini
dila
kukan setelah peneliti memperoleh rekomendasi dari
instansi yang berwenang, yakni mulai dari tanggal 7
September 1995 sampai dengan 4 Desember 1995.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaku
kan melalui wawancara dengan sumber data yang
re-presentatif berlandaskan pada pedoman wawancara
sebagaimana terlampir. Hal ini dilakukan agar dalam
wawancara dapat lebih terarah dan tetap dalam
kon-teks
fokus penelitian.
Selain itu untuk
melengkapi
data yang diperoleh dan sekaligus sebagai
triangula-si dilakukan observatriangula-si, dan untuk dapat merekam data
atau informasi yang lengkap digunakan alat perekam/
41
Dalam tahap ini juga dilakukan analisis data
dengan cara mereduksi data atau informasi yang telah
diperoleh, yakni dengan cara menyeleksi catatan
lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang penting
secara sistematis agar ditemukan polanya dan memper
mudah peneliti untuk mempertajam gambaran tentang
fokus penelitian.
3. Tahap member check
Untuk mengecek kebenaran mengenai
informasi-informasi yang telah dikumpulkan, sehingga hasil
penelitian lebih dapat dipercaya maka perlu dilaku
kan member check. Pengecekan terhadap informasi ter
sebut dilakukan setiap kali peneliti selesai menga
dakan wawancara dengan sumber data dengan cara
mengkonfirmasikan kembali catatan hasil wawancara
tersebut dan setelah hasil wawancara diketik kemudi
an dimintakan kembali koreksi dari sumber data yang
bersangkutan. Dan untuk memantapkan lagi, kemudian
dilakukan observasi dan triangulasi kepada sumber
data dan pihak yang lebih berkompeten.
E. Keabsahan Temuan Penelitian
Keabsahan dan kebermaknaan proses dan hasil peneli
tian kualitatif sangat tergantung kepada beberapa hal.
tergantung kepada kredibilitas (validitas internal),
dependabilitas (realibilitas), transferabilitas (vali
ditas eksternal), dan konfirmabilitas (objektivitas).
1. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran
data yang dikumpulkan dan dapat menggambarkan konsep
peneliti dengan konsep yang ada pada sumber data.
Untuk mencapai hal tersebut, maka dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara antara lain:
a. Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan
membandingkannya dengan data dari sumber lain.
Sumber data dalam penelitian ini yakni tutor Ke
jar Paket B, maka untuk mengecek kebenaran infor
masi tersebut, dilakukan wawancara dengan penilik
Dikmas.
b. Penggunaan bahan referensi, yaitu menggunakan ta
pe recorder. Dengan cara ini peneliti dapat mem
peroleh informasi secara lengkap dari sumber data
dan kemungkinan kekeliruan dapat diperkecil.
c. Mengadakan member chek, yakni pada setiap akhir
wawancara dilakukan konfirmasi dengan sumber da
ta, sehingga bila ada kekurangan dapat dilengkapi
43
2. Transferabilitas
Transferabilitas berkaitan dengan generalisasi.
Dalam penelitian kualitatif transferabilitas tergan
tung pada si pemakai; artinya, hingga manakah hasil
penelitian itu dapat digunakan dalam situasi dan
konteks tertentu. Oleh karena itu transferabilitas
penelitian ini diserahkan kepada pemakai. Jika pema
kai melihat terdapat situasi yang sama dengan perma
salahan tentang pengelolaan pembelajaran pada kelom
pok belajar Paket B, maka pemakai dipersilahkan
menggunakan hasil penelitian ini.
3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Dependabilitas dimaksudkan untuk menguji apakah
penelitian ini dapat diulangi atau direplikasi
dengan hasil yang sama. Sedangkan konfirmabilitas
berkenaan dengan objektivitas hasil penelitian.
Mengingat situasi sosial pada hakekatnya bersi
fat unik dan tidak dapat direkontruksi sepenuhnya
seperti semula, maka sangat sulit untuk mengukur
konsistensi hasil penelitian ini. Namun, untuk
men-jaga kebenaran dan objektivitas hasil penelitian ini
dilakukan "audit trail", yaitu dengan melakukan
pe-meriksaan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang
44
dengan cara:
a. Mencatat dan merekam seteliti mungkin hasil
wawancara dan observasi sebagai data mentah untuk
kepentingan analisis selanjutnya.
b. Menyusun hasil analisis dengan cara menyeleksi
data mentah tersebut di atas, kemudian
menyusun-nya kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih
sistematis.
c. Membuat penafsiran sebagai hasil analisis data.
d. Melaporkan seluruh proses penelitian, mulai dari
pra survey sampai pengolahan data.
Demikian langkah-langkah yang ditempuh dalam
penelitian ini. Dengan demikian kebermaknaan data
yang terkumpul sudah selayaknya terbatas dalam pe
nelitian ini. Kebermaknaan tersebut berlaku pada
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi
hasil
penelitian.
Bagian kesimpulan mengemukakan
tentang
pengelolaan pembelajaran
pada tahap perencanaan,
pelaksa
naan, dan penilaian pembelajaran, interaksi antara tutor
dengan warga belajar dalam kegiatan belajar membelajarkan,
upaya-upaya tutor dalam memecahkan kesulitan belajar yang
dihadapi warga belajar, pengelolaan pembelajaran untuk ma
ta pelajaran bermodul,
berjuklak dan Keterampilan,
penge
lolaan pembelajaran antara kelompok belajar yang memiliki
kualifikasi
baik dan kurang baik,
dan
faktor-faktor
yang
mendukung dan menghambat efektivitas pengelolaan pembela
jaran. Bagian rekomendasi mengemukakan implikasi dan
sa-ran-saran kepada para pihak yang terkait dengan pengelo
laan pembelajaran Program Kejar Paket B.
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi, interpretasi dan pembahasan
data hasil penelitian sebagaimana telah diungkapkan terda
hulu, maka dapat diajukan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan tutor Program
Kejar Paket B tampak bersifat konvensional, dan belum
memperlihatkan pembelajaran yang telah dikelola menurut
konsep PLS secara utuh. Hal ini dapat dilihat dari
pa-123
da
kegiatan
perencanaan, pelaksanaan,
dan
penilaian
pembelajaran.
2. Interaksi
antara tutor dengan warga belajar dalam
ke
giatan belajar membelajarkan, belum memperlihatkan
in
teraksi
yang
mampu menggugah motivasi
warga
belajar
untuk melakukan kegiatan belajar. Interaksi yang terja
di lebih mencerminkan interaksi formal, sehingga suasa
na yang akrab belum begitu terasa.
3. Upaya yang dilakukan tutor dalam membantu mengatasi ke
sulitan
belajar yang dihadapi warga belajar lebih
me
nekankan pada pendekatan kuratif, yaitu dengan cara me
lakukan bimbingan belajar. Upaya-upaya tutor yang
meng-arah kepada tindakan mengantisipasi agar tidak
terjadi
kesulitan belajar, seperti membuat bahan penyerta,
dan
media pendukung belum dapat dilakukan secara optimal.
4. Perbedaan
pengelolaan pembelajaran antara
mata
pela
jaran bermodul, berjuklak dan Keterampilan, yaitu:
a. Pada tahap perencanaan, antara mata pelajaran bermo
dul dengan berjuklak tidak tampak adanya
perbedaan.
Berbeda
dengan
mata pelajaran
Keterampilan,
pada
tahap
perencanaan mata pelajaran ini tampak
adanya
perbedaan dengan mata pelajaran bermodul dan berjuk
lak.
b. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, untuk mata pel
ajaran bermodul dan berjuklak, tampak tidak ada per
memi-124
liki
perbedaan dengan mata pelajaran
Keterampilan.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam pemilihan ba
han pembelajaran dan pendekatan yang digunakannya.
c. Kegiatan penilaian pembelajaran untuk mata
pelajar
an bermodul, berjuklak, dan Keterampilan tampak ada
nya perbedaan.
Namun orientasi penilaian pembelajar
an,
pada ketiga mata pelajaran tersebut sama
yaitu
kepada penilaian hasil belajar.
5. Pengelolaan
pembelajaran
pada kelompok
belajar
yang
berkualifikasi baik dan kurang baik, dalam tahap peren
canaan
dan
penilaian pembelajaran
tampak
tidak
ada
perbedaan yang menyolok.
Akan tetapi dalam tahap pelak
sanaan pembelajaran ditemukan adanya perbedaan dalam
segi curahan waktu belajar.
6. Faktor yang dapat mendukung dan menghambat
efektivitas
pengelolaan
pembelajaran dapat diidentifikasi
sebagai
berikut:
a.
Faktor yang mendukung dilihat dari segi tutor; yaitu
faktor yang sifatnya internal, seperti kesediaan
untuk
membantu
warga belajar, dan
latar
belakang
pendidikan
dan
penataran yang sesuai
yang
pernah
diikutinya;
dari
segi warga belajar
yaitu
faktor
yang sifatnya internal dan eksternal. Faktor inter
nal seperti kemauan dan keinginan untuk meningkatkan
pengetahuaannya,
sedangkan faktor
eksternal
yaitu
125
yakni adanya tempat belajar, pedoman tutor, alat
pembelajaran, dan modul untuk warga belajar.
b. Faktor yang menghambat dilihat dari segi tutor;
yaitu faktor yang bersifat eksternal, seperti curah
an waktu yang sedikit untuk melakukan kegiatan
pembelajaran; dari segi warga belajar yaitu
banyak-nya warga belajar yang izin dan tidak masuk, dan
kelelahan setelah mereka seharian bekerja; dari segi
fasilitas yakni penyampaian modul kepada warga
belajar terlambat, alat dan media pembelajaran
sangat terbatas.
B. Rekomendasi
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, berikut
ini dikemukakan beberapa rekomendasi. Rekomendasi ini
diajukan kepada; pihak Tutor, pihak Penilik Pendidikan
Masyarakat, pihak Warga Belajar; dan bagi penelitian
selanjutnya.
1. Rekomendasi kepada pihak Tutor
Sesuai dengan hasil penelitian ini, diketahui
bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan tutor
tampak bersifat konvensional-paedagogis, ada di an
tara mereka dalam mengelola pembelajaran belum mem
buat perencanaan. Di samping itu ditemui pula bahwa
upaya tutor dalam membantu mengatasi kesulitan bel
126
kuratif, serta adanya hambatan yang ditemui tutor
dalam mengelola pembelajaran yakni curahan waktu
yang sedikit untuk melakukan proses pembelajaran,
sehingga kegiatan pengelolaan pembelajaran yang di
lakukannya belum optimal. Oleh karena itu
direkomen-dasikan kepada para tutor hal-hal sebagai berikut:
a. Perlu melakukan proses pembelajaran yang menekan
kan pada pendekatan andragogi atau kontinum. Hal
ini perlu dilakukan mengingat karakteristik dan
kebutuhan warga belajar Paket B yang
berbeda-beda.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
merealisir hal tersebut yakni:
1) Memberikan kesempatan yang lebih luas kepada
warga belajar untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran, seperti
mengikutserta-kan dalam kegiatan perencanaan pembelajaran.
2) Tutor perlu mengurangi dominasinya dalam
kegiatan belajar membelajarkan, seperti cera
mah yang terlalu lama.
b. Perlu komitmen terhadap tugas-tugasnya dan
pengu-asaan kompetensi selaku tutor, sebagaimana telah
diatur dalam Petunjuk Teknis Program Kejar Pa
ket B, khususnya tugas yang berkenaan dengan pe
nyusunan program belajar.
127
merealisir hal tersebut yakni:
1) Jangan merasa terbebani dan menganggap bahwa
penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan
pekerjaan yang memberatkan.
2) Perlu mencoba membuat perencanaan pembelajaran
sebelum melakukan kegiatan pembelajaran walau
pun tidak secara rinci.
c. Tutor dalam membantu mengatasi kesulitan belajar
yang dialami warga belajar sebaiknya tidak saja
bersifat kuratif, tetapi perlu dilakukan tindakan
yang sifatnya preventif.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan tutor untuk
merealisir hal tersebut yakni:
1) Menganalisis bahan-bahan pembelajaran yang
akan dipelajari warga belajar sehingga dapat
diketahui bahan pembelajaran yang dianggap
sulit oleh warga belajar. Kemudian bahan yang
dianggapnya sulit tersebut perlu dibahas se
cara intensif.
2) Mengusahakan fasilitas pelengkap, seperti alat
peraga/media, dan bahan penyerta, dalam proses
pembelajaran.
d. Perlu komitmen terhadap curahan waktu pembelajar
an yang telah ditetapkan, dan perlu adanya
prio-ritas tugas yang akan dilakukannya.
128
merealisir hal tersebut yakni:
1) Tugas-tugas yang berkenaan dengan kegiatan
belajar membelajarkan perlu lebih diutamakan,
mengingat tugas tersebut bagi tutor hanya
se-kali dalam tiap minggunya.
2) Jika tutor tidak dapat hadir karena kebetulan
memiliki tugas yang dianggapnya lebih penting,
maka tutor perlu memberi tahu kepada pengelo
la, sehingga bisa diganti dengan mata pelajar
an lain, atau bisa dengan cara memberi tugas
untuk dikerjakan warga belajar.
2. Rekomendasi kepada pihak Penilik Pendidikan Masyara
kat.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa ada
di antara tutor sebelum melakukan kegiatan belajar
membelajarkan belum membuat perencanaan pembelajar
an. Oleh karena itu direkomendasikan kepada Penilik
Pendidikan Masyarakat perlu meningkatkan pembinaan
kompetensi profesional dalam bidang pendidikan luar
sekolah bagi para tutor.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mereali
sir hal tersebut dapat ditempuh dengan cara:
a. Mengintensifkan kegiatan pembinaan terhadap men
tal dan kemampuan tutor dalam bekerja, misalnya
sebulan sekali.
tu-129
tor sewaktu mereka melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Rekomendasi bagi Warga Belajar
Sesuai hasil penelitian ini diketahui bahwa,
faktor yang menghambat efektivitas pengelolaan pem
belajaran antara lain karena banyaknya warga belajar
yang tidak masuk pada saat kegiatan belajar membela
jarkan berlangsung. Oleh karena itu direkomendasikan
kepada warga belajar untuk meningkatkan kembali
kehadiran, motivasi, dan kesadarannya demi
terlaksa-nanya kegiatan belajar membelajarkan secara optimal.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan warga belajar
untuk merealisir kegiatan tersebut yaitu:
a. Perlu memikirkan kembali betapa pentingnya menun
tut ilmu bagi kehidupan kita.
b. Jika jadual pembelajaran yang ada banyak
berben-turan dengan aktivitasnya, maka perlu disampaikan
dan dirundingkan kembali dengan pengelola, se
hingga dapat disusun jadual pelajaran yang dapat
memenuhi keinginan semua pihak.
4. Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
Penelitian ini dapat dikatakan masih memiliki
beberapa keterbatasan, karena baru mengkaji pengelo
laan pembelajaran yang meliputi: perencanaan, pelak
sanaan, dan penilaian pembelajaran; interaksi antara
tutor dengan warga belajar dalam proses pembelajar
130
mengatasi kesulitan yang dihadapi warga belajar
dalam proses pembelajaran, dan perbedaan pengelolaan
antara kelompok belajar yang berkualifikasi baik dan
kurang baik. Di samping itu melalui penelitian ini
ditemukan adanya permasalahan-permasalahan yang be
lum terbukti, seperti pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan tutor tampak konvensional, dan ada di an
tara mereka sebelum melakukan kegiatan belajar mem
belajarkan belum membuat perencanaan pembelajaran.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada pi
hak terkait untuk meneliti lebih lanjut permasalah
an-permasalahan seperti penerapan konsep andragogi,
kesesuaian materi modul dengan kebutuhan warga bel
ajar, dan pelaksanaan pendidikan nilai pada Program
Kejar Paket B ini. Untuk mengkaji hal tersebut dapat
•i '••& .#:# VSSSSftB:'.
':WS¥:
'•&. •:;.. «•: •»r
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, Ishak. (1993). Metodologi Pendidikan Orang Dewa sa. Bandung: PLS IKIP Bandung.
Arif, Zainudin. (1990). Andragogi. Bandung: Angkasa.
Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. (1982). Qualitative Research
for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
BPS Kodia Yogyakarta. (1994). Penduduk Kotamadia Daerah TK.II Yogyakarta. Yogyakarta: Kantor Statistik dengan Pemda Kodia Yogyakarta.
Davies, Ivor K. (1991). Pengelolaan Belajar (terj). Jakar ta: Rajawali.
Depdikbud. (1988). Psikologi Sosial dan Ruang Lingkupnya.
Jakarta: Universitas Terbuka.
. (1993). Program Kejar Paket B; Pedoman Umum, Pedo
man Penulisan Buku Paket B, Garis Besar Program Peng-ajaran. Jakarta: Mahkota.
. (1993/1994). Pelatihan Tutor Kejar Paket B. Ban
dung: Dikmas Depdikbud.
(1994). Petunjuk Teknis Program Kejar Paket B Se
tara SLTP. Jakarta: Direktorat Dikmas Depdikbud.
Gredler, Margaret E. Bell. (1991). Belajar dan Membelajar
kan. (terj.). Jakarta: Rajawali.
Idrus, Ali. (1995). Penampilan Tutor dalam Kegiatan Pembe lajaran Partisipatif pada Program Kejar Paket B di BPKB Jayagiri Lembang. Tesis. Bandung: PPS IKIP Bandung.
Knowles, Malcolm S. (1980). The Modern Practice of Adult
Education: From Pedagogy to Andragogy. Chicago: Follett Publishing Company.
Nasution, S. (1982). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung:
Jemmars.
. (1992).
Metode Penelitian Naturalistik
Kualitatif.
Bandung: Tarsito.
Pemerintah Kelurahan Bener. (1995). Data Monografi Semes
ter Satu. Yogyakarta: Kelurahan Bener.
132
Pemerintah Kelurahan Giwangan. (1995). Data Monografi Semester Satu. Yogyakarta: Kelurahan Giwangan.
Sudjana. D. (1991). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Se-jarah Perkembangan, Falsafah & Teori Pendukung, dan Azas. Bandung: Nusantara Press.
. (1993). Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Lu ar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.
Sudjana, Nana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Meng-ajar. Bandung: Sinar Baru.
Sulaeman, Darwis A. (1979). Pengantar ke Arah Teori dan Praktek Pengajaran. Semarang: IKIP Press.
Suryono, Yoyon. (1994/1995). Evaluasi Penyelenggaraan Pro gram Paket B di Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Kanwil Depdikbud dengan Ju-rusan PLS FIP IKIP Yogyakarta.
Suwarno, Nono. (1994). Efektivitas Pengelolaan Program Ke jar Paket B. Tesis. Bandung: PPS IKIP Bandung.
Tap. MPR RI No. II/MPR/1993 tentang GBHN. Surabaya: Apol lo.
Trisnamansyah, Sutaryat. (1993). Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Upaya Mempersiapkan Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Bandung: IKIP Bandung.
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.2 tahun 1989) dan Peraturan Pelaksanaannya. Jakar ta: Sinar Grafika.